PENGARUH MACAM PUPUK ORGANIK TERHADAP

advertisement
VOLUME. 1 No. 1 - MARET 2015
PENGARUH MACAM PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL BROCCOLI (Brassiea cleracea Var. botrytis L suvar. Cimosa Lam)
SEBAGAI TANAMAN LORONG DI DATARAN RENDAH
Oleh:
RI".Narwastu Dwi Rita
Dosen Fakultas llmu Kehutanan UNTB
ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan adalah untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik terhadap
perturnbuhan dan basil broccoli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan
percobaan
(Randomized
di lapangan.
Rancangan
percobaan
yang digunakan
Rancangan
Acak
Lengkap
Berblok
Complete Block Design) yang terdiri atas empat macarn perlakuan pupuk termasuk control
yaitu : A = Kontrol (N,P,K), B
N,P,K + Kompos azola.
= N,P,K + Pupuk
kandang ayam, C
= N,P,K + Pupuk
kandang sapi, D
=
Tiap perlakuan diulang 4 kali sehingga diperolah 16 petak percobaan. Dari basil pengamatan dianalisis
dengan anal isis keragaman pada taraf nyata 5 %. Apabila antara perlakuan ada beda nyata maka dilanjutkan
dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Parameter yang diamati dalam penelitian ini
adalah tinggi tanaman, jumlah daun tanaman, umur saat berbunga, umur saat panen dan berat kepala bunga
pertanaman. Sedangkan data tambahan adalah suhu dan kelembaban udara. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penambahan pupuk kandang ayam dapat menghasilkan pertumbuhan dan basil broccoli terbaik ini
terlihat dari kepala bunga yang terberat yang dihasilkan pada saar panen baik perpetak, pertanaman
diametemya,
diikuti dengan penambahan
dan
kompos azolla kemudian pupuk kandang sapi dan hasilkan kepaJa
bunga yang paling terkecil adalah perlakuan control yaitu hanya menggunakan
pupuk N, P, dan K.
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
65
VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015
PENDAHULUAN
adalah
Dalam Bahasa Indonesia, kata Agroforestry
dikenal dengan istilah wanatani atau agroforestri
memperbaiki
struktur
tanah,
meningkatkan
kemampuan tanah memegang air, meningkatkan
yang
arti
sederhananya
adaIah
pepohonan di lahan pertanian.
perkembangan
Menurut
agroforestri
De Foresta
menanam
dan Michon
dapat dikelompokkan
sistem, yaitu sistem agroforestri
(1997),
menjadi
dua
sederhana
dan
sistem agroforestri kompleks. Sistem agroforestri
meningkatkan
pori-pori
tanah,
kesuburan
dan
tanah,
memperbaiki
mikroba
tanah.
media
T anah berkadar
bahan organik rendah berarti kemampuan tanah
mendukung produktivitas tanaman rendah. Hasil
dekomposisi
bahan organik berupa hara makro
(N, P, dan K), makro sekunder (Ca, Mg, dan S)
sederhana adalah suatu sistem pertanian di mana
serta
pepohonan ditanam secara tumpang-sari dengan
satu atau
lebih jenis
tanaman
semusim.
kesuburan tanaman. Ha.sil dekomposisi juga dapat
Pepohonan
bisa
ditanam
sebagai
pagar
hara
mikro
yang
dapat
berupa asam organik yang dapat meningkatkan
ketersediaan hara bagi tanaman (Kusno, 2009)
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui
pengaruh
macam
pupuk
mengelilingi petak lahan tanaman pangan, secara
acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain
untuk
misalnya
organik terhadap pertumbuhan
berbaris
membentuk
dalam
larikan
sehingga
dan basil broccoli.
loronglpagar.
Pada lorong tersebut dapat ditanami tanaman
METOUE
PENELITIAN
semusim antara lain adalah sayuran, Pelungkun
dan Budiarti ( 1993) mengatakan bahwa salah satu
Metode penelitian
metode eksperimental
komoditi sayuran yang mempunyai nilai ekonomi
lapangan. Rancangan
cukup
Rancangan
tinggi
adalah
broccoli,
karena
harga
perkilogramnya yang mahal. Selain mempunyai
nilai ekonomi yanh cukup tinggi juga mempunyai
kandungan gizi yang cukup tinggi pula, dalam 100
gram bahan segar brokoccoli terkandung 80 gram
0,3 gram lemak,
air, 4 gram protein,
6 gram
1,5 gram serat, 150 mg Ca, 325 mg
karbohidrat,
K.
800 mg carotene dan 100 mg vitamin
(Siemonsma dan Piluek, 1994).
Penanaman
yang
hanya mengandalkan
buatan
meningkatkan
dan
terus-menerus
C
dengan
pemberian pupuk kimia atau
Complete Block Design) yang terdiri atas empat
rnacam perlakuan pupuk termasuk control yaitu :
A = Kontrol (N,P,K)
B = N,P,K + Pupuk kandang ayam
C = N,P ,K + Pupuk kandang sapi
D
Tiap
= N,P,K + Kornpos
perlakuan
diulang
azola
4 kali
sehingga
diperolah
16 petak percobaan.
Dari hasil
pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman
pada taraf nyata 5 %. Apabila antara perlakuan
ada beda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda
terangkut oleh sisa tanaman dapat mengabaikan
turunnya
tingkat
kesuburan
tanah
dan
Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%.
Param.eter yang diamati dalam penelitian ini
adalah tinggi tanaman, jumlah daun tanaman,
tanaman,
unsur-unsur
percobaan yang digunakan
Acak Lengkap Berblok (Randomized
yang
produktivitas
mengabaikan
yang digunakan adalah
dengan percobaan
di
untuk mengatasi
hal ini
maka perlu dilakukan penambahan
bahan organik
umur saat berbunga,
ke dalam
1991). Bahan
kepala
bunga pertanaman.
Sedangkan
data
tambahan adalah suhu dan kelembaban udara,
tanah
(Mulyani
dkk,
organik merupakan limbah tumbuhan, hewan, dan
manusia. Limbah tumbuhan yang ada di lapangan
adalah jerami
padi, sisa tanaman
jagung,
umur saat panen dan berat
Percobaan
dilaksanakan
di
Gandari
Lembuak
Kecamatan
kampung
Narmada
kedelai, kacang tanah, sayuran, guIma, kakao, dan
kelapa sawit, tanaman peneduh seperti gamal,
m dari permukaan laut, di mulai bulan Juli sampai
lamtoro,
September 2014.
dan kaliandra.
Limbah
hewan berupa
ternak kotoran sapi, ayam, kambing, kerbau, dan
kuda (Kasno, 2009)
Bahan
organik
berperan
penting
dalam
menentukan kemampuan tanah untuk mendukung
pertumbuhan
66
tanaman.
Peran
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
bahan
organik
Kabupaten Lombok Barat dengan ketinggian
150
PeIaksanaso Percobaao :
Persiapan
pupuk,
pupuk
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah pupuk kandang
ayam buras, pupuk kandang sapi, Azolla
VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015
mierophylla
dan
Urea,
TSP,
Kel.
Pupuk
kandang ayam dan pupuk kandang sapi yang
digunakan adalah yang sudah jadi, Azolla
dikomposkan
dengan cara dibuatkan
lubang
7,2 kg/petak, C pupuk kandang sapi 20 ton/ha
setara
dengan
14,4 kg/petak,
D kompos
azolla 6 ton/ha detara dengan 4,32 kg/petak.
Sedangkan N, P, K diberikan sehari sebelum
dengan ukuran lm X 1m X 0,7m dan Azolla
tanam yaitu 80 kg Niha (66,6 % dari dosis
dimasukkan
di dalam lubang pengomposan,
yang
kemudian
ditutup
Urea/petak, 150 kg Piha setara dengan 326,1
g TSP/petak dan 100 kg KIha setara dengan
seianjutnya
minggu.
Persiapan
dengan
dikomposkan
tanah
dan
selama
dua
dianjurkan)
setara
dengan
128
g
166,7 g/petak KCL diberikan sesuai dengan
benih, benih yang dipergunakan
adalah benih Broccoli
varietas Green King
dosis anjuran. Pupuk urea diberikan
yaitu
sehari
sebelum
tanam
dan kebutuhan
2 kali
dengan
setengah
Persemaian
dengan
membuat
bedengan
ukuran 2m X 1m dan tanah persemaian diolah
cara di benamkan .ke dalam
lubang.
Pemupukan kedua pada umur dua minggu.
sedalam 2S cm. bedengan
Sedangkan
TSP
dan
KCL
seluruhnya sebagai pupuk dasar.
diberikan
pupuk
kandang sapi 20 tonlha atau setara dengan 2
kg permeter persegi disebar dan dicampur
secara merata dengan tanah bedengan.
Tempat
persemaian
dibuatkan
atap miring
Penanaman
bibit dilakukan
terdapat 24 tanaman.
sebelah barat 80 em, kemudian bedengan di
buat lubang sedalam 2 cm denganjarak 5 em
Penyiraman
X 5 em, benih dimasukkan satu persatu setiap
lubang.
menggunakan
Pengendalian
Penyiraman
penyemprotan
sehari menggunakan
dilakukan
satu kali
sprayer hand push, dan
untuk
pengendalian
guIma
pencabutan dengan tangan,
Penyapihan
dilakukan
pada
dilakukan
saat
bibit
dengan
diberikan
pada saat umur
15 hari setelah persemaian
atau setelah
berdaun 4 - 6 helai. Sehingga dalam 1 petak
dengan tinggi tiang sebelah timur 120 cm dan
persemaian
tanaman
dosis
(Fl Hybrid) yang diperoleh di Malang.
dilakuan
tergantung
dengan
pagi
kondisi
gembor.
hama
pengendalian
penyakit
dengan
Diazinon
mill
2
hari
dengan
dilakukan
insektisida
konsentrasi
dan sore
laban
60 EC
air
digunakan
dan
Dhitane
M-45 dengan konsentrasi
1 gram/l air.
Penyemprotan dilakukan pada umur 10 hari
berumur 10 hari dari persemaian ke polybag
dan 17 hari setelah tanam dan selanjutnya
yang berukuran 19 em X 11 em. media
penyapihan
adalah eampuran
tanah dan
tidak dilakukan karena tidak menunjukkan
gejala terserang harna penyakit.
pupuk kandang
Pemanenan
dilakukan pada saat kuntum
bunga belum membuka dan kepala bunga
dengan
sapi (2 : 1) dan ditambah
1 gram TSP dan I gram Furadan
untuk 1 kg campuran,
dimasukkan
Media ini kemudian
dua pertiga
bagian
ke dalam
polybag, kemudian bibit dipindahkan satu
persatu.
Pengolahan
tanah dilakukan dua. minggu
sebelum tanam dengan kedalaman 30-40 em
menggunakan eangkul kemudian digaru dan
masih kompak (padat). Pemanenan dilakukan
dengan cara memotong tangkai kepala bunga
broccoli dengan menggunakan
Pengamatan
Penentuan
tanaman
kater.
sampeJ
sebesar 50 % dari jumlah
ditetapkan
populasi dengan
dibersihkan
dan sisa tanaman serta rumputdi buat dengan
ukuran 300 em X 240 em. jarak antar petak
teknik random
rumputan, Petak pereobaan
tanaman
pinggir,
sehingga
diperoleh
tanaman sampel pada tiap petaknya.
dalam 1 blok 30 ern, jarak antar blok 50 em
Parameter
yang diamati
adalah
tinggi
tanaman dilakukan saat tanaman berumur 10,
dan tinggi bedengan 30 em.
Pemupukan
diberikan
tanam dengan
I minggu
sebelum
eara di sebar pada masing-
masing petak yaitu : perlakuan
B diberikan
pupuk kandang ayam 10 tonlha setara dengan
sampling
dan mengahaikan
4
20, 30 dan 40 hari setelah tanam, jumlah
daun, umur saat berbunga
saat tanaman
berumur
dilakukan
10 setelah
pada
tanam
sampai saat berbunga dengan interval waktu
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
67
VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015
Hasil
10 hari, umur saat berbunga dilakukan pada
saat bunga pertama kali munculdihitung
50
% dari populasi tiap petak, berat kepala
bunga dilakukan
dengan
eara menimbang
tiap kepala bunga pertanaman
sampel setelah
analisis
beragam
macam
organik terhadap semua parameter
pupuk
yang diamati
berbeda nyata,kecuali parameter tinggi tanaman
umur 10 hari, jumlah daun tanaman pada umur 10
hari, umur saat berbunga dan saat umur panen.
panen, berat kepala bunga perpetak dilakukan
setelah panen dengan eara meninbang kepala
bunga tiap petak, diameter kepala bunga
dilakukan dengan eara mengukur diameter
Parameter tinggi tanaman
Rata-rata tinggi tanaman pada umur 10, 20,
30 dan 40 hari disajikan dalam tabel2.
kepala bunga yang terpanjang dan terpendek
kemudian
hasilnya dirata-ratakan
pada tanarnan
dilakukan
sarnpel setelah tanam, umur
tanam saat panen dilakukan dengan eara
menghitung umr tanaman sejak penanaman
sampai
criteria
untuk
panen
yaitu
HASIL
Pengaruh macam pupuk organik terhadap
parameter yang diarnati terdapat pada Tabell,
umur tanaman (hst)
40
30
Perlakuan
10
20
3,00
3,16
3,03
3,09
5,45
6,85
4,84
6,13
saat
kuntum bunga belum membuka dan kepala
bunga masih kompak. Panen dihitung 50 %
dari populasi tiap petak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Rata -rata tinggi tanaman pada umur 10,
20, 30 dan 40 hari setelah tanam
A
B
C
D
ab*
e
a
be
9,30 a
12,01 c
9,95 ab
10,54 be
12,25 a
14,37 e
12,75 ab
13,38 b
Keterangan :
*= angka yang diikuti oleh huruf yang sama pa
kolom
yang
sama
menunjukkan
Berbeda
nyata
Tabel 1. hasil analisis keragaman macam pupuk
organic pada semua parameter yang diamati
No.
Parameter
Tinggi
tanaman
pada
umur
20
hari
memperlihatkan perlakuan A (N, P, K) berbeda
Perlakuan
Macampupuk
organik
1. Tinggi tanaman (ern)
Umur 10 hst
Umur 20 hst Umur 30 hst
Umur40 hst
2. Jumlah daun
Umur 10 hst
Umur20 hst
Umur30 hst
Umur40hst
3. Umur saat berbunga
4. Umur saat panen
5. Berat kepala bungan perpetak
6. Berat kepala bunga pertanaman
7. Diameter kepala bunga pertanaman
nyata
NS
S
S
S
NS
S
S
S
NS
NS
S
S
S
:
S
NS
= Non Signifikan
Parameter jumlah daun
Tabel 3. Rata-rata jumlah
daun tanaman
pada
umur 10, 20, 30 dan 40 hari setelah tanam
Umur tanaman (hst)
Perlakuan
D
10
20
30
40
4.80
4,60
4,60
4,30
6,94 a*
8,75 e
7,38 ab
8,OOb
11,5 a
13,56c
11,63 ab
12,OOb
13,25 a
14,81 e
13,56 ab
14,18 be
Keterangan
:
*= Angka yang diikuti oJeh huruf yang sarna
kolom
yang
berbeda tidak nyata.
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
C
terhadap perlakuan C berbeda tidak nyata.
pada
68
Kandang
perlakuan D, tetapi perlakuan A dan perlakuan D
C
= Signifikan
B (pupuk
A terhadap perlakuan
setelah tanam menunjukkan bahwa perlakuan A
berbeda nyata terhadap perlakuan B dan terhadap
B
hst = hari setelah tanam
perlakuan
(pupuk kandang sapi) dan terhadap perlakuan D
(kompos azoUa) serta perlakuan B dan perJakuan
D berbeda tidak nyata. Umur 30 dan 40 hari
A
Keterangan
terhadap
ayam), tetapi perlakuan
sarna
menunjukkan
VOLUME. 1 No.l-MARET201S
Jumlah daun tanaman pada umur 20 dan 30
hari menunjukkan perlakuan A berbeda nyata
terhadap perlakuan B dan terhadap perlakuan D,
Tetapi perlakuan A dan perlakuan D terhadap
perlakuan
C menunjukkan
Pada umur 40 hari jurnlah
berbeda tidak nyata.
N,P dan K yang diberikan
dalam jumlah
yang
sarna untuk semua perlakuan.
Pupuk organik
yang berbeda tidak
ini memberikan
nyata terhadap
pengaruh
parameter
daun tanaman pada umur 10
tinggi dan. jumlah
pada
bari setelah tanam, umur saat berbunga dan umur
perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B
dan perlakuan D, tetapi perlakuan A terhadap
bari member basil yang tidak berbeda nyata , hal
daun tanaman
perlakuan C dan perlakuan B terhadap perlakuan
D serta perlakuan C terhadap perlakuan D berbeda
nyata,
saat panen. Tinggi danjumlah
daun pada umur 10
ini disebabkan karena tanaman yang masih muda,
dengan system perakaran yang yang belum aktif
dalam menyerap unsure hara serta serta tanaman
masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan,
Tabel 4. Rata-rata berat kepala bunga perpetak,
berat kepala bunga pertanaman dan Diameter
sehingga
kepala bunga pertanaman.
Perlakuan
Diameter
(em)
Bunga per
bungaper
kepala bungs
Petak (gram)
tanaman (gram
pertanaman
21,35 a
A
B
7347,50
a*
323,13 a
9325,00
c
477,81 c
25,45 c
C
7517,50
ab
420.00ab
21,75 ab
D
8653,75
be
438,00 be
22,20 b
BNJ5%
1377,20
53,85
1,452
kolom yang sama menunjukkan
Berbeda tidak
nyata.
untuk
berat kepala
bunga
perpetak
perlakuan A terhadap perlakuan B
dan D berbeda nyata, tetapi perlakuan A terhadap
perlakuan C dan B terhadap C serta perlakuan B
terhadap perlakuan
nyata,
Berat
bahwa
kepala
perlakuan
D menunjukkan berbeda tidak
organik
pupuk
sebagai
dibandingkan
dengan perlakuan
control. Kecuali
tinggi
tanaman
pada
perlakuan
dengan
penambahan pupuk kandang sapi umur 20 hari
tinggi tanaman yang
sebagai
pupuk
tambahan
unsure
ham
N
belum
yang
menyediakan
dibutuhkan
untuk
tinggi tanaman.
Pada saat tanaman berumur 30 dan 40 hari
setelah
tanam menunjukkan
bahwa
pupuk
kandang
ayam
yang diberikan
sebagai
pupuk
tambahan mampu memacu pertumbuhan tinggi
maupun jumlah daun tanaman yang lebih baik
dibandingkan
dengan kompos azolla dan pupuk
kandang sapi, menurut Lingga (1991) kandungan
hara dari pupuk kandang segar pada kotoran ayam
bunga
A
pertanarnan
berbeda
nyata
perlakuan B, C dan D tetapi perlakuan
terlihat
terhadap
B dan C
berbeda tidak nyata terhadap perlakuan D.
Diameter kepaJa bunga menunjukkan bahwa
antar perlakuan berbeda nyata, dimana perlakuan
A berbeda
pupuk
3 dimana pertumbuhan baik tinggi maupun
jumlah daun tanaman lebih baik pertumbuhannya
pertambahan
Hasil analisis uji beda nyata jujur pada taraf
5%
belum
lebih rendah dari perlakuan control. Hal ini
dikarenakan pupuk kandang sapi yang diberikan
Keterangan :
menunjukkan,
organik
tambahan dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar
setelah tanam menunjukkan
*= Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada
nyata
pupuk
pengaruh yang nyata.
Pengaruh
Berat Kepala
Berat Kepala
penambahan
menunjukkan
nyata terhadap
perlakuan
B dan D,
begitu pula dengan perlakuan
B terhadap
perlakuan C, tetapi perlakuan A dan D berbeda
tidak nyata terhadap perlakuan C.
mengandung
N lebih besar dibanding yang
lainnya, Dan menurut Widowati et al (2005)
mengatakan dari beberapa basil penelitian pupuk
kandang
ayarn seJalu memberikan
respon
tanaman yang terbaik pada musim tanam pertama
hal ini terjadi
karena .pupuk
kandang
ayam
relative
lebih
cepat
terdekomposisi
serta
mempunyai kadar hara yang cukup dibandingkan
dengan jumlah
pupuk
unit yang sama dengan
kandang lainnya Pada pengujian Widowati et al.
(2004), pemberian
PEMBAHASAN
Perlakuan pupuk organik pada pada tanaman
broccoli adalah merupakan pupuk tambahan dari
produksi
pada
pukan ayam menghasilkan
tertinggi pada tanaman sayuran selada
tanah Andisol
Cisarua
optimum
± 25 t ha-L
penelitian
Suastika et
dengan
Demikian
at. (2005),
takaran
pula
hasil
diperoleh hasil
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
69
VOLUME. 1 No. 1 - MARET 2015
yang sarna dirnana pernberian pukan ayarn takaran
bahwa pencahayaan
1 t ha-l yang dikornbinasikan
tanaman
dengan fosfat alam
penuh dapat menghasilkan
yang lebih baik dan hasil yang lebih
Tunisia sebesar 1 t ha-l pada tanah Oxisol Pleihari
menghasilkan 4,21 t ha-l jagung sedangkan yang
tinggi. Dipertegas lagi oleh Heather et al (1992)
mengatakan bahwa tingkat cahaya yang tinggi
menggunakan
dapat bunga yang lebih besar dan lebih berat.
pukan
sapi dengan
takaran
dan
fosfat alam Tunisia yang sama hanya diperoleh
Menurut Baharsyah (1989) bahwa fotosintat pada
2,96 t ha-l.
daun akan ditranslokasikan keseluruh bagian daun
sehingga berpengaruh terhadap tinggi tanaman.
Rinsema
(1993) mengatakan
unsur
hara N merupakan ~ure
yang sangat penting
dalam pembentukan
vegetatif. Unsur hara yang
Selanjutnya
Hardjadi
terkandung dalam pup uk kandang ditentukan oleh
fase
bahan makanan
organ generatif
yang diberikan.
Disamping
itu
generatif,
berpendapat
(1984)
fotosintat
pada
ditranslokasikan
seperti bunga,
sehingga
ke
bunga
unsure hara P dan K pada pupuk organik tersebut
yang terbentuk akan lebih besar dan lebih padat.
tersedia dalam jumlah yang cukup mernadai,
sehingga berpengaruh terhadap perbaikan sifat-
Penambahan pupuk ,kandang ayam dapat
menhasilkan kepala bunga yang terberat yaitu
sifat tanah seperti
9,33 kglpetak, 477,81g/tanaman dengan diameter
25,45 em, diikuti dengan penambahan kompos
tanah menjadi
gembur
subur. Dengan dernikian akar tanaman
akan
lebih
leluasa
tumbuh.,
dan
broccoli
bergerak
dan
mengambil hara dari dalam tanah (Hakim et ai,
azolla yang menghasilkan
bunga 8,65 kg/petak,
1986). Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan
438 g!tanarnan dan diameter 22,2 em, kemudian
pupuk kandang sapi menghasilkan berat kepala
tinggi maupun pertambahan jumIah daun tanaman
bunga 7,72 kg/petak dan 420 g/tanaman
yang diikuti dengan pembentukan bungan yang
lebih besar dan lebih padat. Hasan (1988)
diameter 21,75 em, sedangkan perlakuan control
mengatakan bahwa peningkatan
sejalan
dengan
meningkatnya
produksi akan
pertumbuhan
hanya menghasilkan berat
kg/petak, 323,23 g!tanaman
baik
setelah
pupuk
kandang
ayam.
Hal
ini
kepala bunga 7,35
dan diameter 21,35
cm.
tanaman.
Kompos azolla memberikan hasil yang lebih
dengan
pada
Menurut Pracaya (1993), broccoli dipanen
saat kuntum bunga belum mekar dan
berwarna hijau, berdiameter
bunga 5 - 25 cm dan
disebabkan karena. azolla dikomposkan selama
dua minggu dimana struktumya masih kasar.
berat kepala bunga 400 gram. Dengan demikian
berat kepala bunga pertanaman yang dihasilkan
bahwa sernakin
dalam penelitian ini sangat baik, ditandai dengan
Murbandono
halus
(1993) rnengatakan
bahan
-yang
dikomposkan,
rnaka
peruraiannya akan berlangsung sernakin cepat
sehingga unsur hara lebih cepat tersedia bagi
semakin beratnya kepala bungan serta diikuti
dengan diameter kepala bunga yang semakin
besarpula.
tanaman.
Pupuk kandang
sapi yang sebagai
pupuk
tambahan memberikan hasil yang baik setelah
pupuk kandang ayam dan kompos azolla, tetapi
pertumbuhan dan hasilnya lebih baik daripada
kontrol. Menurut Yulius et al (1985) pupuk
organik sebagai pupuk tambahan
dalam memacu pertumbuhan
Tinggi
tanaman
sangat penting
tanaman broccoli.
dipengaruhi
oleh
penambahanjumlah
daun tanaman. Swiader et al
( 1992) berpendapat, penambahan jumlah daun
tanaman
sejalan
dengan
bertambahnya
tinggi
tanaman yang diikuti oleh pembentukan bunga.
Dengan jumlah daun tanaman yang semakin
banyak,
fotosintesis
apabila
didukung
memadai.
70
William
akan berjalan
dengan
lebih
pencahayaan
et al (1991)
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
baik
yang
mengatakan
KESIMPULAN
Penambahan
pupuk
kandang
ayam
dapat
menghasilkan
pertumbuhan
dan hasil broccoli
terbaik ini terlihat dan kepala bunga yang terberat
yang dihasilkan
pertanaman
dan
pada saat panen baik perpetak,
diameternya,
diikuti
dengan
penambahan
kompos azolla kemudian pupuk
kandang sapi dan hasilkan kepala bunga yang
yang paling terkecil adalah perlakuan control
yaitu hanya menggunakan pupuk N, P, dan K.
1 NO.1· MARET 2015
VOLUME.
DAFT AR PUS TAKA
Typic Hapludox
Baharsyah, 1. S., Didi Suardi dan Irsal-Las, 1985,
Kalimantan
Hubungan
Kedelai,Dalam
dan
Prosiding
Seminar
Nasional
lnovasi
Teknologi Sumber Daya Tanah dan Iklim.
dengan
Pertumbuhan
Kedelai. Bahan Penelitian
Pengembangan
Tanaman
Buku Il, Bogor,
Pangan,
Bogor.
De F orestaH and Michon G, 1997. The agroforest
alternative to .Irnperata grasslands: when
smallholder
agriculture and forestry reach
sustainability.
Agroforestry
Systems
dan Pengembangan
dan Agroklimat,
Bogor.
2004.
Tanah
Inc. Danvile. U.S.A. 626 h.
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A., M. Lubis, S.G.N.,
Widowati,
Sayuran
Universitas Lampung.
Hardjadi,
S.S. 1984. Pengantar
Gramedia, Jakarta
Laporan
Proyek
dan
and
Widowati, L.R., Sri Widati, U. Jaenudin, dan W.
Agronomi.
1992. Heat Tolerance
Organik.
Penelitian Program Pengembangan
Agribisnis, Balai Penelitian Tanah, TA 2004
(Tidak dipublikasikan)
179h.
D.W., 1.B. Sieska, M.H. Dikson
dan D. Setyorini.
L.R., Sri Widati,
2004. Karakterisasi, Pupuk Organik dan
Pupuk Hayati yang Efektifuntuk Budidaya
M.R. Sool, M.H. Diha, Go Bang Hong dan
H.H Bailey. 1986. Dasa-dasar Ilmu Tanah.
Wolfe, D.W.,
14-15 September
PusatPenelitian
Swiader, John M., Ware, George W. and
McCollum,
J. P.
1992. Production
Vegetable Crop. 4th ed Interstate Publisher
36:105-120.
Heather,
dan Plintic Kandiudults.
Selatan. him. 191-201. Dalam
Holding Ability In Brocolli, Departemen
Hartatik. 2005. Pengaruh Kompos Pupuk
of Fruit and Vegetable
University Ithaca.
Mineral danPupuk
Kasno,
A.
2009.
Pengetahuan
Science.
lnformasi
Padi
Organik
Cornell
Ringkas
Hara
pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat
Pelatihan
Pertanian
dan
Pedesaan
ANTANAN. Bogor(Tidak
Pupuk dan cara pemupukan.
1990.
PT. Rineka
Cipta. Jakarta. 177 h.
Mulyani., Abubakar, B., Sutriona, Yasin, 1,. dan
Supriadi.
1991. Penyuluhan
Tentang
Upaya
Pelestarian
Kesuburan
Tanah
Melalui
Pemanfaatan
Desa
Pemenang
Tanjung
Lombok
Sifat-
Penelitian
Agribisnis,
Lingga Pinus. 1991. Jenis dan Kandungan
Swadaya(P4S)
Bahan
Balai
Penelitian Tanah ..
dipublikasikan).
Mulyani, M.S. dan A. G. Kartasapoetra.
dengan
Hayati terhadap
sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi
Sayuran
Organik.
Laporan
Proyek
Bank
Indonesia.
yang Diperkaya
Bahan Organik
Program
Pengembangan
Balai Penelitian Tanah, TA
2005 (Tidak dipublikasikan).
William C.N., J. O.danPeregrine,
W. T. H.1991.
Vegetable Production In The Tropics.
Yulius,
Longmun Group Lik. Limited.
A. K. P., J. L. Nanere, Arifin, S. S.,
Samosir,
R.,
Tungkaisari,
J.
R.,
LoLolopua, B. Ibrahim dan H. Asmadi.
1985. Dasar-dasar I1mu Tanah. Badan
Ketjasama
Perguruan
Tinggi
Negeri
Indonesia Bagian Timur.
di
Timur
Kecamatan
Barat.
Fakultas
Pertanian Universitas Mataram. 17 h.
Pelungkun, R. dan Budiarti, A. 1993. Membuat
Kompos. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
44h.
Siemonsma,
J. S. and Kasern Piluek
(Editor),
1994. Plant Resources of South East Asia
8 Vegetable. Procea, Bogor Indonesia
h.
Suastika,
I.W., M.T.
Sutriadi,
111
dan A Kasno.
2005. Pengaruh pupuk kandang dan fosfat
alarn
terhadap
produktivitas
jagung
di
JURNAL SANGKAREANG
MATARAM
71
Download