VOLUME. 1 No. 1 - MARET 2015 PENGARUH MACAM PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BROCCOLI (Brassiea cleracea Var. botrytis L suvar. Cimosa Lam) SEBAGAI TANAMAN LORONG DI DATARAN RENDAH Oleh: RI".Narwastu Dwi Rita Dosen Fakultas llmu Kehutanan UNTB ABSTRAK Penelitian ini mempunyai tujuan adalah untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik terhadap perturnbuhan dan basil broccoli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan (Randomized di lapangan. Rancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok Complete Block Design) yang terdiri atas empat macarn perlakuan pupuk termasuk control yaitu : A = Kontrol (N,P,K), B N,P,K + Kompos azola. = N,P,K + Pupuk kandang ayam, C = N,P,K + Pupuk kandang sapi, D = Tiap perlakuan diulang 4 kali sehingga diperolah 16 petak percobaan. Dari basil pengamatan dianalisis dengan anal isis keragaman pada taraf nyata 5 %. Apabila antara perlakuan ada beda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun tanaman, umur saat berbunga, umur saat panen dan berat kepala bunga pertanaman. Sedangkan data tambahan adalah suhu dan kelembaban udara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang ayam dapat menghasilkan pertumbuhan dan basil broccoli terbaik ini terlihat dari kepala bunga yang terberat yang dihasilkan pada saar panen baik perpetak, pertanaman diametemya, diikuti dengan penambahan dan kompos azolla kemudian pupuk kandang sapi dan hasilkan kepaJa bunga yang paling terkecil adalah perlakuan control yaitu hanya menggunakan pupuk N, P, dan K. JURNAL SANGKAREANG MATARAM 65 VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015 PENDAHULUAN adalah Dalam Bahasa Indonesia, kata Agroforestry dikenal dengan istilah wanatani atau agroforestri memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah memegang air, meningkatkan yang arti sederhananya adaIah pepohonan di lahan pertanian. perkembangan Menurut agroforestri De Foresta menanam dan Michon dapat dikelompokkan sistem, yaitu sistem agroforestri (1997), menjadi dua sederhana dan sistem agroforestri kompleks. Sistem agroforestri meningkatkan pori-pori tanah, kesuburan dan tanah, memperbaiki mikroba tanah. media T anah berkadar bahan organik rendah berarti kemampuan tanah mendukung produktivitas tanaman rendah. Hasil dekomposisi bahan organik berupa hara makro (N, P, dan K), makro sekunder (Ca, Mg, dan S) sederhana adalah suatu sistem pertanian di mana serta pepohonan ditanam secara tumpang-sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim. kesuburan tanaman. Ha.sil dekomposisi juga dapat Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar hara mikro yang dapat berupa asam organik yang dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman (Kusno, 2009) Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh macam pupuk mengelilingi petak lahan tanaman pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain untuk misalnya organik terhadap pertumbuhan berbaris membentuk dalam larikan sehingga dan basil broccoli. loronglpagar. Pada lorong tersebut dapat ditanami tanaman METOUE PENELITIAN semusim antara lain adalah sayuran, Pelungkun dan Budiarti ( 1993) mengatakan bahwa salah satu Metode penelitian metode eksperimental komoditi sayuran yang mempunyai nilai ekonomi lapangan. Rancangan cukup Rancangan tinggi adalah broccoli, karena harga perkilogramnya yang mahal. Selain mempunyai nilai ekonomi yanh cukup tinggi juga mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi pula, dalam 100 gram bahan segar brokoccoli terkandung 80 gram 0,3 gram lemak, air, 4 gram protein, 6 gram 1,5 gram serat, 150 mg Ca, 325 mg karbohidrat, K. 800 mg carotene dan 100 mg vitamin (Siemonsma dan Piluek, 1994). Penanaman yang hanya mengandalkan buatan meningkatkan dan terus-menerus C dengan pemberian pupuk kimia atau Complete Block Design) yang terdiri atas empat rnacam perlakuan pupuk termasuk control yaitu : A = Kontrol (N,P,K) B = N,P,K + Pupuk kandang ayam C = N,P ,K + Pupuk kandang sapi D Tiap = N,P,K + Kornpos perlakuan diulang azola 4 kali sehingga diperolah 16 petak percobaan. Dari hasil pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5 %. Apabila antara perlakuan ada beda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda terangkut oleh sisa tanaman dapat mengabaikan turunnya tingkat kesuburan tanah dan Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Param.eter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun tanaman, tanaman, unsur-unsur percobaan yang digunakan Acak Lengkap Berblok (Randomized yang produktivitas mengabaikan yang digunakan adalah dengan percobaan di untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan penambahan bahan organik umur saat berbunga, ke dalam 1991). Bahan kepala bunga pertanaman. Sedangkan data tambahan adalah suhu dan kelembaban udara, tanah (Mulyani dkk, organik merupakan limbah tumbuhan, hewan, dan manusia. Limbah tumbuhan yang ada di lapangan adalah jerami padi, sisa tanaman jagung, umur saat panen dan berat Percobaan dilaksanakan di Gandari Lembuak Kecamatan kampung Narmada kedelai, kacang tanah, sayuran, guIma, kakao, dan kelapa sawit, tanaman peneduh seperti gamal, m dari permukaan laut, di mulai bulan Juli sampai lamtoro, September 2014. dan kaliandra. Limbah hewan berupa ternak kotoran sapi, ayam, kambing, kerbau, dan kuda (Kasno, 2009) Bahan organik berperan penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan 66 tanaman. Peran JURNAL SANGKAREANG MATARAM bahan organik Kabupaten Lombok Barat dengan ketinggian 150 PeIaksanaso Percobaao : Persiapan pupuk, pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk kandang ayam buras, pupuk kandang sapi, Azolla VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015 mierophylla dan Urea, TSP, Kel. Pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi yang digunakan adalah yang sudah jadi, Azolla dikomposkan dengan cara dibuatkan lubang 7,2 kg/petak, C pupuk kandang sapi 20 ton/ha setara dengan 14,4 kg/petak, D kompos azolla 6 ton/ha detara dengan 4,32 kg/petak. Sedangkan N, P, K diberikan sehari sebelum dengan ukuran lm X 1m X 0,7m dan Azolla tanam yaitu 80 kg Niha (66,6 % dari dosis dimasukkan di dalam lubang pengomposan, yang kemudian ditutup Urea/petak, 150 kg Piha setara dengan 326,1 g TSP/petak dan 100 kg KIha setara dengan seianjutnya minggu. Persiapan dengan dikomposkan tanah dan selama dua dianjurkan) setara dengan 128 g 166,7 g/petak KCL diberikan sesuai dengan benih, benih yang dipergunakan adalah benih Broccoli varietas Green King dosis anjuran. Pupuk urea diberikan yaitu sehari sebelum tanam dan kebutuhan 2 kali dengan setengah Persemaian dengan membuat bedengan ukuran 2m X 1m dan tanah persemaian diolah cara di benamkan .ke dalam lubang. Pemupukan kedua pada umur dua minggu. sedalam 2S cm. bedengan Sedangkan TSP dan KCL seluruhnya sebagai pupuk dasar. diberikan pupuk kandang sapi 20 tonlha atau setara dengan 2 kg permeter persegi disebar dan dicampur secara merata dengan tanah bedengan. Tempat persemaian dibuatkan atap miring Penanaman bibit dilakukan terdapat 24 tanaman. sebelah barat 80 em, kemudian bedengan di buat lubang sedalam 2 cm denganjarak 5 em Penyiraman X 5 em, benih dimasukkan satu persatu setiap lubang. menggunakan Pengendalian Penyiraman penyemprotan sehari menggunakan dilakukan satu kali sprayer hand push, dan untuk pengendalian guIma pencabutan dengan tangan, Penyapihan dilakukan pada dilakukan saat bibit dengan diberikan pada saat umur 15 hari setelah persemaian atau setelah berdaun 4 - 6 helai. Sehingga dalam 1 petak dengan tinggi tiang sebelah timur 120 cm dan persemaian tanaman dosis (Fl Hybrid) yang diperoleh di Malang. dilakuan tergantung dengan pagi kondisi gembor. hama pengendalian penyakit dengan Diazinon mill 2 hari dengan dilakukan insektisida konsentrasi dan sore laban 60 EC air digunakan dan Dhitane M-45 dengan konsentrasi 1 gram/l air. Penyemprotan dilakukan pada umur 10 hari berumur 10 hari dari persemaian ke polybag dan 17 hari setelah tanam dan selanjutnya yang berukuran 19 em X 11 em. media penyapihan adalah eampuran tanah dan tidak dilakukan karena tidak menunjukkan gejala terserang harna penyakit. pupuk kandang Pemanenan dilakukan pada saat kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga dengan sapi (2 : 1) dan ditambah 1 gram TSP dan I gram Furadan untuk 1 kg campuran, dimasukkan Media ini kemudian dua pertiga bagian ke dalam polybag, kemudian bibit dipindahkan satu persatu. Pengolahan tanah dilakukan dua. minggu sebelum tanam dengan kedalaman 30-40 em menggunakan eangkul kemudian digaru dan masih kompak (padat). Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tangkai kepala bunga broccoli dengan menggunakan Pengamatan Penentuan tanaman kater. sampeJ sebesar 50 % dari jumlah ditetapkan populasi dengan dibersihkan dan sisa tanaman serta rumputdi buat dengan ukuran 300 em X 240 em. jarak antar petak teknik random rumputan, Petak pereobaan tanaman pinggir, sehingga diperoleh tanaman sampel pada tiap petaknya. dalam 1 blok 30 ern, jarak antar blok 50 em Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman dilakukan saat tanaman berumur 10, dan tinggi bedengan 30 em. Pemupukan diberikan tanam dengan I minggu sebelum eara di sebar pada masing- masing petak yaitu : perlakuan B diberikan pupuk kandang ayam 10 tonlha setara dengan sampling dan mengahaikan 4 20, 30 dan 40 hari setelah tanam, jumlah daun, umur saat berbunga saat tanaman berumur dilakukan 10 setelah pada tanam sampai saat berbunga dengan interval waktu JURNAL SANGKAREANG MATARAM 67 VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015 Hasil 10 hari, umur saat berbunga dilakukan pada saat bunga pertama kali munculdihitung 50 % dari populasi tiap petak, berat kepala bunga dilakukan dengan eara menimbang tiap kepala bunga pertanaman sampel setelah analisis beragam macam organik terhadap semua parameter pupuk yang diamati berbeda nyata,kecuali parameter tinggi tanaman umur 10 hari, jumlah daun tanaman pada umur 10 hari, umur saat berbunga dan saat umur panen. panen, berat kepala bunga perpetak dilakukan setelah panen dengan eara meninbang kepala bunga tiap petak, diameter kepala bunga dilakukan dengan eara mengukur diameter Parameter tinggi tanaman Rata-rata tinggi tanaman pada umur 10, 20, 30 dan 40 hari disajikan dalam tabel2. kepala bunga yang terpanjang dan terpendek kemudian hasilnya dirata-ratakan pada tanarnan dilakukan sarnpel setelah tanam, umur tanam saat panen dilakukan dengan eara menghitung umr tanaman sejak penanaman sampai criteria untuk panen yaitu HASIL Pengaruh macam pupuk organik terhadap parameter yang diarnati terdapat pada Tabell, umur tanaman (hst) 40 30 Perlakuan 10 20 3,00 3,16 3,03 3,09 5,45 6,85 4,84 6,13 saat kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga masih kompak. Panen dihitung 50 % dari populasi tiap petak. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Rata -rata tinggi tanaman pada umur 10, 20, 30 dan 40 hari setelah tanam A B C D ab* e a be 9,30 a 12,01 c 9,95 ab 10,54 be 12,25 a 14,37 e 12,75 ab 13,38 b Keterangan : *= angka yang diikuti oleh huruf yang sama pa kolom yang sama menunjukkan Berbeda nyata Tabel 1. hasil analisis keragaman macam pupuk organic pada semua parameter yang diamati No. Parameter Tinggi tanaman pada umur 20 hari memperlihatkan perlakuan A (N, P, K) berbeda Perlakuan Macampupuk organik 1. Tinggi tanaman (ern) Umur 10 hst Umur 20 hst Umur 30 hst Umur40 hst 2. Jumlah daun Umur 10 hst Umur20 hst Umur30 hst Umur40hst 3. Umur saat berbunga 4. Umur saat panen 5. Berat kepala bungan perpetak 6. Berat kepala bunga pertanaman 7. Diameter kepala bunga pertanaman nyata NS S S S NS S S S NS NS S S S : S NS = Non Signifikan Parameter jumlah daun Tabel 3. Rata-rata jumlah daun tanaman pada umur 10, 20, 30 dan 40 hari setelah tanam Umur tanaman (hst) Perlakuan D 10 20 30 40 4.80 4,60 4,60 4,30 6,94 a* 8,75 e 7,38 ab 8,OOb 11,5 a 13,56c 11,63 ab 12,OOb 13,25 a 14,81 e 13,56 ab 14,18 be Keterangan : *= Angka yang diikuti oJeh huruf yang sarna kolom yang berbeda tidak nyata. JURNAL SANGKAREANG MATARAM C terhadap perlakuan C berbeda tidak nyata. pada 68 Kandang perlakuan D, tetapi perlakuan A dan perlakuan D C = Signifikan B (pupuk A terhadap perlakuan setelah tanam menunjukkan bahwa perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B dan terhadap B hst = hari setelah tanam perlakuan (pupuk kandang sapi) dan terhadap perlakuan D (kompos azoUa) serta perlakuan B dan perJakuan D berbeda tidak nyata. Umur 30 dan 40 hari A Keterangan terhadap ayam), tetapi perlakuan sarna menunjukkan VOLUME. 1 No.l-MARET201S Jumlah daun tanaman pada umur 20 dan 30 hari menunjukkan perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B dan terhadap perlakuan D, Tetapi perlakuan A dan perlakuan D terhadap perlakuan C menunjukkan Pada umur 40 hari jurnlah berbeda tidak nyata. N,P dan K yang diberikan dalam jumlah yang sarna untuk semua perlakuan. Pupuk organik yang berbeda tidak ini memberikan nyata terhadap pengaruh parameter daun tanaman pada umur 10 tinggi dan. jumlah pada bari setelah tanam, umur saat berbunga dan umur perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B dan perlakuan D, tetapi perlakuan A terhadap bari member basil yang tidak berbeda nyata , hal daun tanaman perlakuan C dan perlakuan B terhadap perlakuan D serta perlakuan C terhadap perlakuan D berbeda nyata, saat panen. Tinggi danjumlah daun pada umur 10 ini disebabkan karena tanaman yang masih muda, dengan system perakaran yang yang belum aktif dalam menyerap unsure hara serta serta tanaman masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan, Tabel 4. Rata-rata berat kepala bunga perpetak, berat kepala bunga pertanaman dan Diameter sehingga kepala bunga pertanaman. Perlakuan Diameter (em) Bunga per bungaper kepala bungs Petak (gram) tanaman (gram pertanaman 21,35 a A B 7347,50 a* 323,13 a 9325,00 c 477,81 c 25,45 c C 7517,50 ab 420.00ab 21,75 ab D 8653,75 be 438,00 be 22,20 b BNJ5% 1377,20 53,85 1,452 kolom yang sama menunjukkan Berbeda tidak nyata. untuk berat kepala bunga perpetak perlakuan A terhadap perlakuan B dan D berbeda nyata, tetapi perlakuan A terhadap perlakuan C dan B terhadap C serta perlakuan B terhadap perlakuan nyata, Berat bahwa kepala perlakuan D menunjukkan berbeda tidak organik pupuk sebagai dibandingkan dengan perlakuan control. Kecuali tinggi tanaman pada perlakuan dengan penambahan pupuk kandang sapi umur 20 hari tinggi tanaman yang sebagai pupuk tambahan unsure ham N belum yang menyediakan dibutuhkan untuk tinggi tanaman. Pada saat tanaman berumur 30 dan 40 hari setelah tanam menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam yang diberikan sebagai pupuk tambahan mampu memacu pertumbuhan tinggi maupun jumlah daun tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan kompos azolla dan pupuk kandang sapi, menurut Lingga (1991) kandungan hara dari pupuk kandang segar pada kotoran ayam bunga A pertanarnan berbeda nyata perlakuan B, C dan D tetapi perlakuan terlihat terhadap B dan C berbeda tidak nyata terhadap perlakuan D. Diameter kepaJa bunga menunjukkan bahwa antar perlakuan berbeda nyata, dimana perlakuan A berbeda pupuk 3 dimana pertumbuhan baik tinggi maupun jumlah daun tanaman lebih baik pertumbuhannya pertambahan Hasil analisis uji beda nyata jujur pada taraf 5% belum lebih rendah dari perlakuan control. Hal ini dikarenakan pupuk kandang sapi yang diberikan Keterangan : menunjukkan, organik tambahan dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar setelah tanam menunjukkan *= Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada nyata pupuk pengaruh yang nyata. Pengaruh Berat Kepala Berat Kepala penambahan menunjukkan nyata terhadap perlakuan B dan D, begitu pula dengan perlakuan B terhadap perlakuan C, tetapi perlakuan A dan D berbeda tidak nyata terhadap perlakuan C. mengandung N lebih besar dibanding yang lainnya, Dan menurut Widowati et al (2005) mengatakan dari beberapa basil penelitian pupuk kandang ayarn seJalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim tanam pertama hal ini terjadi karena .pupuk kandang ayam relative lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup dibandingkan dengan jumlah pupuk unit yang sama dengan kandang lainnya Pada pengujian Widowati et al. (2004), pemberian PEMBAHASAN Perlakuan pupuk organik pada pada tanaman broccoli adalah merupakan pupuk tambahan dari produksi pada pukan ayam menghasilkan tertinggi pada tanaman sayuran selada tanah Andisol Cisarua optimum ± 25 t ha-L penelitian Suastika et dengan Demikian at. (2005), takaran pula hasil diperoleh hasil JURNAL SANGKAREANG MATARAM 69 VOLUME. 1 No. 1 - MARET 2015 yang sarna dirnana pernberian pukan ayarn takaran bahwa pencahayaan 1 t ha-l yang dikornbinasikan tanaman dengan fosfat alam penuh dapat menghasilkan yang lebih baik dan hasil yang lebih Tunisia sebesar 1 t ha-l pada tanah Oxisol Pleihari menghasilkan 4,21 t ha-l jagung sedangkan yang tinggi. Dipertegas lagi oleh Heather et al (1992) mengatakan bahwa tingkat cahaya yang tinggi menggunakan dapat bunga yang lebih besar dan lebih berat. pukan sapi dengan takaran dan fosfat alam Tunisia yang sama hanya diperoleh Menurut Baharsyah (1989) bahwa fotosintat pada 2,96 t ha-l. daun akan ditranslokasikan keseluruh bagian daun sehingga berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Rinsema (1993) mengatakan unsur hara N merupakan ~ure yang sangat penting dalam pembentukan vegetatif. Unsur hara yang Selanjutnya Hardjadi terkandung dalam pup uk kandang ditentukan oleh fase bahan makanan organ generatif yang diberikan. Disamping itu generatif, berpendapat (1984) fotosintat pada ditranslokasikan seperti bunga, sehingga ke bunga unsure hara P dan K pada pupuk organik tersebut yang terbentuk akan lebih besar dan lebih padat. tersedia dalam jumlah yang cukup mernadai, sehingga berpengaruh terhadap perbaikan sifat- Penambahan pupuk ,kandang ayam dapat menhasilkan kepala bunga yang terberat yaitu sifat tanah seperti 9,33 kglpetak, 477,81g/tanaman dengan diameter 25,45 em, diikuti dengan penambahan kompos tanah menjadi gembur subur. Dengan dernikian akar tanaman akan lebih leluasa tumbuh., dan broccoli bergerak dan mengambil hara dari dalam tanah (Hakim et ai, azolla yang menghasilkan bunga 8,65 kg/petak, 1986). Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan 438 g!tanarnan dan diameter 22,2 em, kemudian pupuk kandang sapi menghasilkan berat kepala tinggi maupun pertambahan jumIah daun tanaman bunga 7,72 kg/petak dan 420 g/tanaman yang diikuti dengan pembentukan bungan yang lebih besar dan lebih padat. Hasan (1988) diameter 21,75 em, sedangkan perlakuan control mengatakan bahwa peningkatan sejalan dengan meningkatnya produksi akan pertumbuhan hanya menghasilkan berat kg/petak, 323,23 g!tanaman baik setelah pupuk kandang ayam. Hal ini kepala bunga 7,35 dan diameter 21,35 cm. tanaman. Kompos azolla memberikan hasil yang lebih dengan pada Menurut Pracaya (1993), broccoli dipanen saat kuntum bunga belum mekar dan berwarna hijau, berdiameter bunga 5 - 25 cm dan disebabkan karena. azolla dikomposkan selama dua minggu dimana struktumya masih kasar. berat kepala bunga 400 gram. Dengan demikian berat kepala bunga pertanaman yang dihasilkan bahwa sernakin dalam penelitian ini sangat baik, ditandai dengan Murbandono halus (1993) rnengatakan bahan -yang dikomposkan, rnaka peruraiannya akan berlangsung sernakin cepat sehingga unsur hara lebih cepat tersedia bagi semakin beratnya kepala bungan serta diikuti dengan diameter kepala bunga yang semakin besarpula. tanaman. Pupuk kandang sapi yang sebagai pupuk tambahan memberikan hasil yang baik setelah pupuk kandang ayam dan kompos azolla, tetapi pertumbuhan dan hasilnya lebih baik daripada kontrol. Menurut Yulius et al (1985) pupuk organik sebagai pupuk tambahan dalam memacu pertumbuhan Tinggi tanaman sangat penting tanaman broccoli. dipengaruhi oleh penambahanjumlah daun tanaman. Swiader et al ( 1992) berpendapat, penambahan jumlah daun tanaman sejalan dengan bertambahnya tinggi tanaman yang diikuti oleh pembentukan bunga. Dengan jumlah daun tanaman yang semakin banyak, fotosintesis apabila didukung memadai. 70 William akan berjalan dengan lebih pencahayaan et al (1991) JURNAL SANGKAREANG MATARAM baik yang mengatakan KESIMPULAN Penambahan pupuk kandang ayam dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil broccoli terbaik ini terlihat dan kepala bunga yang terberat yang dihasilkan pertanaman dan pada saat panen baik perpetak, diameternya, diikuti dengan penambahan kompos azolla kemudian pupuk kandang sapi dan hasilkan kepala bunga yang yang paling terkecil adalah perlakuan control yaitu hanya menggunakan pupuk N, P, dan K. 1 NO.1· MARET 2015 VOLUME. DAFT AR PUS TAKA Typic Hapludox Baharsyah, 1. S., Didi Suardi dan Irsal-Las, 1985, Kalimantan Hubungan Kedelai,Dalam dan Prosiding Seminar Nasional lnovasi Teknologi Sumber Daya Tanah dan Iklim. dengan Pertumbuhan Kedelai. Bahan Penelitian Pengembangan Tanaman Buku Il, Bogor, Pangan, Bogor. De F orestaH and Michon G, 1997. The agroforest alternative to .Irnperata grasslands: when smallholder agriculture and forestry reach sustainability. Agroforestry Systems dan Pengembangan dan Agroklimat, Bogor. 2004. Tanah Inc. Danvile. U.S.A. 626 h. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A., M. Lubis, S.G.N., Widowati, Sayuran Universitas Lampung. Hardjadi, S.S. 1984. Pengantar Gramedia, Jakarta Laporan Proyek dan and Widowati, L.R., Sri Widati, U. Jaenudin, dan W. Agronomi. 1992. Heat Tolerance Organik. Penelitian Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian Tanah, TA 2004 (Tidak dipublikasikan) 179h. D.W., 1.B. Sieska, M.H. Dikson dan D. Setyorini. L.R., Sri Widati, 2004. Karakterisasi, Pupuk Organik dan Pupuk Hayati yang Efektifuntuk Budidaya M.R. Sool, M.H. Diha, Go Bang Hong dan H.H Bailey. 1986. Dasa-dasar Ilmu Tanah. Wolfe, D.W., 14-15 September PusatPenelitian Swiader, John M., Ware, George W. and McCollum, J. P. 1992. Production Vegetable Crop. 4th ed Interstate Publisher 36:105-120. Heather, dan Plintic Kandiudults. Selatan. him. 191-201. Dalam Holding Ability In Brocolli, Departemen Hartatik. 2005. Pengaruh Kompos Pupuk of Fruit and Vegetable University Ithaca. Mineral danPupuk Kasno, A. 2009. Pengetahuan Science. lnformasi Padi Organik Cornell Ringkas Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan ANTANAN. Bogor(Tidak Pupuk dan cara pemupukan. 1990. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 177 h. Mulyani., Abubakar, B., Sutriona, Yasin, 1,. dan Supriadi. 1991. Penyuluhan Tentang Upaya Pelestarian Kesuburan Tanah Melalui Pemanfaatan Desa Pemenang Tanjung Lombok Sifat- Penelitian Agribisnis, Lingga Pinus. 1991. Jenis dan Kandungan Swadaya(P4S) Bahan Balai Penelitian Tanah .. dipublikasikan). Mulyani, M.S. dan A. G. Kartasapoetra. dengan Hayati terhadap sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik. Laporan Proyek Bank Indonesia. yang Diperkaya Bahan Organik Program Pengembangan Balai Penelitian Tanah, TA 2005 (Tidak dipublikasikan). William C.N., J. O.danPeregrine, W. T. H.1991. Vegetable Production In The Tropics. Yulius, Longmun Group Lik. Limited. A. K. P., J. L. Nanere, Arifin, S. S., Samosir, R., Tungkaisari, J. R., LoLolopua, B. Ibrahim dan H. Asmadi. 1985. Dasar-dasar I1mu Tanah. Badan Ketjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. di Timur Kecamatan Barat. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. 17 h. Pelungkun, R. dan Budiarti, A. 1993. Membuat Kompos. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. 44h. Siemonsma, J. S. and Kasern Piluek (Editor), 1994. Plant Resources of South East Asia 8 Vegetable. Procea, Bogor Indonesia h. Suastika, I.W., M.T. Sutriadi, 111 dan A Kasno. 2005. Pengaruh pupuk kandang dan fosfat alarn terhadap produktivitas jagung di JURNAL SANGKAREANG MATARAM 71