PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI MagisterMAGISTER AKUNTANI MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI DAN HUKUM BISNIS Pokok Bahasan HUKUM DAN ETIKA BISNIS Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi dan MAGISTER AKUNTANSI TatapMuka 07 Kode MK DisusunOleh Dr. Achmad Jamil HUKUM DAN ETIKA BISNIS Kegitan bisnis meliputi berbagai bidang usaha dan melibatkan berbagai pelaku usaha. Bisnis juga mempengaruhi perekonomian sebuah Negara. Menciptakan lingkungan bisnis yang sehat merupakan hal penting dalam rangka melindungi setiap kepentingan bisnis, menjamin persaingan yang sehat serta memastikan tercipta keteraturan proses sehingga para pelaku bisnis dapat memperoleh keuntungan maksimum. Hukum dan Etika merupakan perangkatperangkat yang dapat membantu terciptanya kondisi bisnis yang sehat. 1. HUKUM BISNIS Beberapa Ahli telah memberikan pendapat mereka mengenai pengerian hukum. Melalui sumber (http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/20-pengertian-hukum- menurut-para-ahli.html), berikut adalah beberapa pendapat hukum yang dapat kami tuliskan: Plato : Hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun dengan baik baik dan teratur dan bersifat mengikat hakim dan masyarakat Immanuel Kant : Hukum adalah segala keseluruhan syarat dimana seseorang memiliki kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain dan menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan. Achmad Ali : Hukum merupakan seperangkat norma mengenai apa yang benar dan salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah, baik yang tertuang dalam aturan tertulis maupun yang tidak, terikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh, dan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan norma itu. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja : Hukum adalah keseluruhan kaidah serta semua asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat. Aristoteles : Mengatakan bahwa hukum hanyalah sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat tetapi juga hakim bagi masyarakat. Dimana undang-undanglah yang mengawasi hakim dalam melaksanakan tugasnya untuk menghukum orangorang yang bersalah atau para pelanggar hukum 2016 2 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Menurut kamus bahasa Indonesia, hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Beberapa produk hukum adalah undang-undang atau peraturan untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat, patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa tertentu, keputusan yang ditetapkan oleh hakim melalui proses pengadilan dan juga vonis. Hukum terbentuk untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang tertib dan adil. Agar tujuan hukum dapat tercipta maka hukum yang terbentuk seharusnya dapat memenuhi fungsinya sebagai pedoman atau pengarahan, pengawasan atau pengendalian sosial (social control), penyelesaian sengketa (dispute settlement) dan rekayasa sosial (social engineering). Berikut adalah beberapa bentuk pengelompokan hukum: 1) Menurut sumbernya : a. Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan. b. Hukum adat, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan. c. Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu dalam perjanjian Negara. d. Hukum jurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena putusan hakim. e. Hukum doktrin, yaitu hukum yang terbentuk dari pendapat seseorang atau beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hukum. 2) Menurut bentuknya : a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan pada berbagai perundangan b. Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan. 3) Menurut tempat berlakunya : a. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu Negara. b. Hukum internasional, yaitu yang mengatur hubungan hubungan hukum dalam dunia internasional. 4) Menurut waktu berlakunya : a. Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. b. Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang. 2016 3 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c. Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia. 5) Menurut cara mempertahankannya : a. Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan. b. Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana cara melaksanakan hukum material 6) Menurut sifatnya : a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun mempunyai paksaan mutlak. b. Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri. 7) Menurut wujudnya : a. Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu Negara berlaku umum. b. Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku pada orang tertentu atau lebih. Disebut juga hak. 8) Menurut isinya : a. Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan. b. Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat kelengkapannya ata hubungan antara Negara dengan warganegara. Pelaku bisnis adalah berbagai pihak baik sebagai perseorangan maupun sebagai badan usaha. Bisnis merupakan kegiatan usaha yang meliputi industri, perdagangan, jasa, agraris, ekstratif dan maritime dan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Bisnis juga mempengaruhi perekonomian dan perekonomian pada akhirnya berkaitan dengan Negara dan masyarakat. Dengan demikian, kegiatan bisnis menghubungkan berbagai macam pihak dengan berbagai macam kepentingan. Oleh sebab itu hukum bisnis menjadi kebutuhan mutlak untuk mewujudkan kondisi bisnis yang sehat. Hukum bisnis diharapkan dapat melindungi pelaku bisnis karena hukum akan menghubungkan berbagai pelaku bisnis dalam perjanjian resmi. Hukum bisnis juga memberikan manfaat bagi para pelaku bisnis yaitu adanya jaminan untuk dapat melakukan upaya hukum apabila salah satu pihak pelaku bisnis tidak memenuhi kewajiban atau 2016 4 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id melanggar perjanjian yang telah disepakati. Tujuan dan manfaat hukum bisnis dapat terpenuhi bila hukum dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut: Menjadi sumber informasi yang benar bagi pelaku bisnis. Memberikan kejelasan hak dan kewajiban bagi pelaku bisnis dalam praktik bisnis. Memberikan adanya kepastian pedoman untuk mengatur kegiatan bisnis Sumber dari hukum bisnis dapat berupa perjanjian resmi dari pelaku bisnis, perundang-undangan antara lain Hukum Perdata, Hukum Publik dan Hukum Dagang serta peraturan perundang-undangan. Beberapa bidang yang sudah termasuk ke dalam hukum bisnis adalah sebagai berikut: Kontrak bisnis Bentuk badan usaha (PT, Firma, CV) Pasar modal dan perusahaan go publik Kegiatan jual beli oleh perusahaan Investasi atau penanaman modal Likuidasi dan pailit Merger, akuisisi dan konsolidasi Pembiayaan dan perkreditan Jaminan hutang Surat-surat berharga Ketenagakerjaan Hak Kekayaan Intelektual Industri Persaingan usaha tidak sehat dan larangan monopoli Perlindungan terhadap konsumen Distribusi dan agen Perpajakan Asuransi Sengketa bisnis Bisnis Internasional Hukum pengangkutan baik melalui darat, laut, maupun udara Perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi pengguna teknologi dan pemilik teknologi 2016 Hukum perindustrian atau industri pengolahan. 5 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hukum Kegiatan perusahan multinasional yang meliputi kegiatan ekspor dan import Hukum Kegiatan Pertambangan Hukum Perbankan dan surat-surat berharga Hukum Real estate, bangunan dan perumahan Hukum perdagangan internasional atau perjanjian internasional Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang 2. . ETIKA BISNIS 2.1 Etika dan Etiket Etika Etika berasal dari bahasa Yunani “ethikos” yang berarti berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Berdasarkan pengertian yang diatur dalam Kamus Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk serta mengenai apa yang menjadi hak dan kewajiban moral. Dari sudut pandang Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the performanceindex or reference for our control system" yang artinya disiplin yang dapat bertindak sebagai acuan atau indeks capaian untuk sistem kendali kita/kami. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak Menurut Moore (1958 ), menyampaikan filsafatnya dalam bukunya yang berjudul Principia Ethica, ya menjelaskan bahwa ‘Baik” menunjukan suatu konsep sederhana yang bersifat abstrak dan secara intuitif kita sadari bersama. Moore menolak filsafat immanuel Kant yang menyatakan bahwa Etika bertumpu pada alasan. Moore juga menolak pandangan Utilitarianisme ( misalnya, J.S. Mill ) yang memandang bahwa beberapa ciri alami dapat diidentifikasikan sebagai “baik” secara etika berdasarkan pada penilaian subyektif yang berbeda dan bebas dari pikiran seperti fakta fakta materi biasa. Veronica Komalawati dalam bukunya Hukum dan Etika dalam Praktek Dokter menyebutkan bahwa, yang dimaksud dengan etika adalah pedoman, patokan, ukuran untuk 2016 6 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menilai perilaku manusia yang baik atau buruk yang berlaku secara umum dalam kehidupan bersama. Berkaitan dengan hubungan manusia sebagai pribadi (Subyek), kita mengenal adanya etika pribadi. Etika peribadi berkaitan dengan konsep nilai moral, yaitu harapan atas nilai-nilai yang diterima dalam sebuah masyarakat. Berikut adalah beberapa prinsip etika pribadi yang diterima sebagai nilai-nilai kebajikan adalah: Perhatian dan hormat terhadap orang lain Jujur dan taat terhadap hukum yang berlaku Adil dan tidak mengambil keuntungan dari orang lain Bijaksana dan tidak menyakiti makhluk hidup. Prinsip-prinsip etika tersebut telah memotivasi manusia untuk dapat menjadi manusia yang beretika. Berikut adalah beberapa alasan yang mendorong manusia menerapkan etika dalam kehidupannya: Banyak orang ingin tetap memiliki kesadaran dan ingin bertindak etis dalam keadaan normal Wajar bila manusia memiliki keyakinan bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan menyakiti orang lain baik secara mental maupun secara fisik. Manusia wajib mentaati peraturan yang berlaku. Kesejahteraan bergantung kepada prilaku etika seseorang dalam lingkungan sosial. Selain sebagai etika pibadi, etika juga berkembang dalam dunia profesionalisme. Dalam dunia profesionalisme, etika yang dimaksud mencakup beberapa prinsip dasar sebagai berikut: Tidak berpihak: obyektif Keterbukaan: pengungkapan secara lengkap. Kerahasiaan: kepercayaan. Kehati-hatian/ tanggung jawab. Kesetiaan kepada tanggung jawab professional dan Mencegah konflik Etiket 2016 7 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia, etiket berarti tata cara (adat sopan santun, dsb) dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusia. Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi. Etika dan Etiket Persamaan etika dan etiket adalah sebagai berikut: Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan. Sementara itu, perbedaan etika dan etiket adalah sebagai berikut: Etika o Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika member norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. o Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. o Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar. Etiket o Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu 2016 8 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id o Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. o Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja Etika Bisnis Pengertian Etika Bisnis Menurut Dr. H. Budi Untung adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi atau sosial. Penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan dalam bisnis. Dalam penerapan etika bisnis, maka bisnis mesti mempertimbangkan unsur norma dan moralitas yang berlaku di dalam masyarakat. Di samping itu etika bisnis dapat digerakkan dan dimunculkan dalam perusahaan sendiri karena memiliki relevansi yang kuat dengan profesionalisme bisnis. Etika bisnis menurut para ahli adalah sebagai berikut: (http://superazlansyah.blogspot.com/2014/10/pengertian-etika-bisnis.html) Menurut Velasques (2002), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yangbenar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi dan perilaku bisnis. Menurut Hill dan Jones (1998), menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpinperusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkaitdengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang salah, kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan resiko kehidupan yang lain.”). Menurut Steade et al (1984 : 701), dalam bukunya ”Business, Its Natura and Environment An Introduction” Etika bisnis adalah standar etika yangberkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.” 2.2 Teori Etika Teori Teleologi 2016 9 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Berasal dari kata Yunani, telos = tujuan -> Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Contoh: seorang anak kecil yang mencuri demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit (tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Kalau tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik). Atas dasar ini, dapat dikatakan bahwa etika teleologi lebih situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu. Adapun Alirannya adalah: Egoisme Etis Inti pandangan egoisme -> tindakan setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoisme akan menjadi persoalan yang serius ketika cenderung menjadi hedonistis ( ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar) Utilitarianisme Berasal dari bahasa latin “utilis” -> Bermanfaat. Menurut teori ini, suatu tindakan atau perbuatan dikatakan baik jika membawa manfaat, tidak hanya 1 atau 2 orang saja melainkan bermanfaat untuk masyarakat. Dalam rangka pemikirannya, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu tindakan atau perbuatan adalah kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam : o Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism) o Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism) Teori Deontologi Berasal dari kata Yunani “deon” -> kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’. Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi : Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk 2016 10 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal Teori Hak Pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori Keutamaan Teori yang memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.Contoh keutamaan: Kebijaksanaan, Keadilan, Suka bekerja keras, Hidup yang baik. Teori Normatif Etika merupakan pelajaran normative, sebuah usaha penelitian untuk dapat mengetahui kesimpulan normative mengenai benar/ salah dan baik/ buruk. Dalam aplikasinya terhadap kegiatan bisnis, teori etika dikempokkan menjadi bagian konsekuensialis dan nonkonsekuensialis. Konsekuensialis Dalam konsekuensialis teori etika mencakup pengertian egoism dan utilitarinisme. Dari sisi egoisme, etika dilihat sebagai teori etika dan juga sebagai bagian dari teori psikologis. Dari sisi utilitarinisme, teori etika dipahami bahwa tindakan moral yang benar adalah memberikan kebaikan bagi sebagian besar pihak-pihak yang berkepentingan Non Konsekuensialis 2016 11 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam non - konsekuensialis teori etika mencakup pengertian teori etika Kant’s yang menekankan terhadap motivasi moral dan hormat kepada manusia dan beberapa prinsip normative seperti kewajiban, moral yang benar dan prinsip prima. Teori Stockholder Teori Stockholder adalah teori mengenai adanya pemisahan pihak antara pemilik dan pengelola (manajemen). Berkaitan dengan teori ini maka pengelola merupakan pihak yang diberikan kuasa untuk mengelola dan mengusahakan kegiatan bisnis sebagaimana yang diperintahkan oleh Pemilik. Dengan demikian Pengelola (Manajemen) akan melakukan kegiatan usaha dengan prinsip etika yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan Pemilik dan berusaha semata-mata untuk memenuhi kehendak Pemilik. Teori ini mendapatkan banyak kritis karena etika dari sudut pandang Teori Stockholder akan membawa Pengelola tidak perlu memenuhi tanggung jawab sosial kepada pihak-pihak yang bukan merupakan Pemilik. Pengelola akan dihadapkan pada kondisi mengabaikan nilai-nilai moral pada saat menjalankan kegiatan bisnisnya demi dapat memenuhi keinginan Pemilik. Teori ini juga dapat berbenturan terhadap kepentingan yang lebih besar dari pada Pemilik seperti kepentingan Pemerintah. Hal ini disebabkan karena Pemerintah memiliki tujuan menciptakan kesejahteraan rakyat antara lain melalui kebijakan pajak. Dengan teori stockholder, aka nada kemungkinan Pengelola terdorong untuk melawan peraturan Pemerintah Teori Stakeholder Pihak-pihak yang berkaitan dalam kegiatan bisnis berdasarkan teori Stakeholder telah berkembang. Adapun stakeholder yang dimaksud adalah pemilik, manajemen, karyawan, Supplier, Kreditor, Pelanggan, Pemerintah, Media, Pesaing, Badan Hukum, Komunitas, Lingkungan dan sebagainya. Pada teori ini, etika menjadi kombinasi dari ilmu ekonomi, prilaku, etika bisnis dan konsep stakeholder. Pelaku bisnis diarahkan dengan dasar sudut pandang normatif seperti perhatian, delegasi/ wewenang, kontrak sosial, hak kepemilikan, teori stakeholder, etika komuniats, etika kritik dan lain-lainnya. 2016 12 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada pelaksanaanya, etika berdasarkan teori stakeholder sering menimbulkan ketidakjelasan karena begitu banyak nya teori etika yang saling bercampur satu sama lainnya. Selain itu, para pelaku kegiatan bisnis juga harus dihadapkan pada tingkat kepentingan stakeholder dalam kegiatan bisnis mereka. Teori Kontrak Sosial Pada teori kontrak sosial, etika menekankan pada etika bisnis yang mengarahkan kegiatan bisnis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memebuhi 3 hal berikut ini: Memberikan manfaat kepada pelanggan sehingga pelanggan mendapatkan kepuasan maksimum. Memberikan manfaat kepada karyawan sehingga karyawan mendapatkan penghasilan dan manfaat fasilitas yang baik. Turut serta untuk menjaga kelestarian lingkungan. 2.3 Peran Etika dalam Bisnis Etika bisnis dibangun atas dasar suatu maksud dan tujuan tertentu dalam dunia bisnis. Tujuan etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan rangakaian kegiatan bisnis yang adil serta menyesuaikan hukum dan norma yang sudah disusun. Dalam penerapan etika bisnis tentu akan memiliki nilai lebih atau keuntungan bagi sebuah perusahaan, baik untuk jangka waktu yang panjang maupun menengah. Maka adapun fungsi etika bisnis diantaranya adalah dapat mengurangi dana tak terduga yang diakibatkan oleh kemungkinan terjadinya friksi atau perpecahan, baik pada dalam perusahaan itu sendiri maupun pihak luar. Etika bisnis dalam penerapannya juga berfungsi untuk membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat meciptakan keunggulan dalam bersaing. Secara umum, suatu tindakan perusahaan yang kurang etis akan membuat konsumen menjadi terpancing dan pada akhirnya muncullah sebuah tindakan pembalasan. Seperti contoh adanya larang beredarnya suatu produk, gerakan pemboikotan, dan yang sejenisnya, maka yang terjadi adalah penurunan nilai jual dan juga perusahaan. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa pada dasarnya di dalam menjalankan kegiatan bisnis diperlukan etika, yaitu: 2016 13 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit melainkan perlu mempertimbangkan nilainilai manusiawi, kalau tidak akan mengorbankan hidup banyak orang, sehingga masyarakat pun berkepentingan agar bisnis dilaksanakan secara etis; Bisnis dilakukan di antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan erientasi bagi keputusan, kegiatan, dan tindak tanduk manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan yang lainnya; Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat. Orang bisnis yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim bisnis yang semakin profesional justru akan menang; Legalitas dan moralitas berkaitan akan tetapi berbeda satu dengan lainnya, karena suatu kegiatan yang diterima secara legal, belum tentu dapat diterima secara etis; Etika harus dibedakan dari ilmu empiris, yang mendasarkan pada suatu gejala atau fakta berulang terus-menerus dan terjadi di mana-mana akan melahirkan suatu hukum ilmish yang berlaku universal; Situasi khusus yang menyebabkan pengecualian terhadap etika tidak dapat dijadikan alasan untuk menilai bahwa bisnis tidak mengenal etika; Aksi protes yang terjadi di mana-mana menunjukkan bahwa masih banyak orang serta kelompok masyarakat yang menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan mengindahkan norma etika (Johannes Ibrahim dan Lindawati Sewu 2004: 30). Richard De George menyatakan bahwa perusahaan yang ingin mencatat sukses dalam bisnis membutuhkan tiga hal pokok , yaitu: produk yang baik, menejemen yang mulus, dan etika. Produk yang baik dan manajemen yang mulus merupakan hal yang dapat dicapai dengan memanfaatkan seluruh perangkat ilmu dan teknologi modern, serta memakai ilmu ekonomi dan teori manajemen, sedangkan perhatian terhadap etika dalam bisnis masih minim atau dapat dikatakan kurang mendapatkan perhatian serius. Bisnis tidak selalu berurusan dengan naiknya angka penjualan, terdapatnya keuntungan yang cukup signifikan namun juga tidak terlepas dari segi-segi moral. Bisnis harus berlaku etis didasarkan pada: Tuhan adalah hakim manusia; Kontrak sosial, hidup dalam masyarakat berarti mengikat diri untuk berpegang pada nilai-nilai moral yang berlaku dalam masyarakat yang telah disepakati bersama, oleh karena 2016 14 itu moralitas mengikat Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil serta mempersatukan Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id orang bisnis. Moralitas merupakan syarat mutlak yang harus diakui oleh semua orang jika ingin terjun dalam kegiatan bisnis; Keutamaan, merupakan penyempurnaan tertinggi dari kodrat manusia . orang bisnis yang berterminologi modern harus mempunyai integritas (Johannes Ibrahim dan Lindawati Sewu 2004: 36). Pernyataan yang menyatakan bahwa tidak perlunya nilai etis dalam menjalankan bisnis saat ini sudah mulai ditinggalkan, karena para pelaku bisnis saat ini menyadari bahwa untuk tetap mempertahankan kegiatan bisnisnya maka terdapat semboyan baru seperti: Ethics pay, Good business is ethical business, Corporate ethics: a prime business asset. Akan tetapi, tidak berarti bahwa etika adalah segalanya, dan dengan menjunjung tinggi nilai etika maka bisnis akan berjalan dengan lancar. Suatu hal yang perlu diperhatikan agar kegiatan bisnis berjalan baik, yakni: Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial; Etika bisnis menjamin bergulirnya kegiatan bisnis dalam jangka panjang, tidak terfokus pada keuntungan jangka pendek saja; Etika bisnis akan meningkatkan kepuasan pegawai yang merupakan stake holders yang penting untuk diperhatikan; Etika bisnis membawa pelaku bisnis untuk masuk dalam bisnis internasional. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa apabila seseorang terjun sebagai pelaku bisnis pada zaman modern ini harus memperhatikan serta menjunjung tinggi nilai etis agar dapat bertahan. 2.4 Prinsip – Prinsip Etika Bisnis Dari berbagai sumber yang kami kumpulkan http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-dan-prinsip-etika-bisnis.html, mencatat beberapa prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut: 1) Prinsip Otonomi dalam Etika Bisnis 2016 15 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id melalui kami Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain. Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak eksternal. Dalam pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis. Dua perusahaan atau lebih sama-sama berkomitmen dalam menjalankan etika bisnis, namun masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbedabeda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan memiliki kondisi karakter internal dan pendekatan yang berbeda dalam mencapai tujuan, misi dan strategi meskipun dihadapkan pada kondisi dan karakter eksternal yang sama. Namun masing-masing perusahaan memiliki otoritas dan otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis. Oleh karena itu konklusinya dapat diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis yang berwawasan etika bisnis ini meliputi tindakan manajerial yang terdiri atas : (a) dalam pengambilan keputusan bisnis, (b) dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri, para pihak yang terkait dan pihak-pihak masyarakat dalam arti luas. 2) Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis 2016 16 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait. 3) Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder. Oleh karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain. 4) Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung. 2016 17 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Segala aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam perusahaan, senantiasa diorientasikan untuk memberikan respek kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dengan demikian, pasti para pihak ini akan memberikan respek yang sama terhadap perusahaan. Sebagai contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis : manajemen perusahaan dengan team wornya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan para pelanggan akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga, jika para manajemennya berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya terhadap perusahaan. 2016 18 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DAFTAR PUSTAKA 1. A.C. Fernando, Business Ethics and Corporate Governance, Pearson (2012) 2. Manuel G. Velasquez, Business Ethics (Concepts and Cases), Pearson (2012) 3. Ibrahim J. dan Sewu L. (2004) Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern, Refika Aditama, Bandung 4. Longenecker JG (2001) Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil, Salemba Empat, Jakarta 5. Yuana ,Kumara Ari (2010) The Greatest Philosophers- 100 Tokoh Filsuf Barat Abad 6 SM – Abad 21 yang Menginspirasi Dunia Bisnis, Penerbit Andi , Jakarta 6. Richard T de George, Business Ethics, 4th, New Jersey ( 1994 )``````````` 2016 19 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id