MODUL PERKULIAHAN Perilaku dan Proses Mental Psikologi Positif dan kesehatan mental Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 15 Kode MK Disusun Oleh 61093 (A21616AA) Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Abstract Kompetensi Penjelasan tentang Psikologi positif dan kesehatan mental Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengkomunikasikan tentang pengertian psikologi positif dan kesehatan mental beserta paham dengan teori-teori terkait. Kesehatan Mental Seseorang bisa dikatakan sehat apabila secara raga dan jiwanya sehat, jika raga seseorang sehat tapi jiwanya tidak, sama saja seperti orang yang sakit. Jiwa yang dimaksudkan disini adalah psikis seseorang, termasuk mentalnya. Itu mengapa adanya kesehatan mental. Karena untuk menjadi sehat secara utuh diperlukan tidak hanya sehat fisik tapi juga sehat mental..Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Mental hygiene merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan pencegahan dari kemungkinan timbulnya kerusakan mental atau malajudjusment. Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk melihat sisi jiwa manusia. Aspek Psikis Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Pengalaman awal Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.Kebutuhan Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki. Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri. Gangguan dan penyakit jiwa 1. Psikosomatik Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan. 2. Kelainan kepribadian 2016 2 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya. 3. Retardasi mental Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang. Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama. 4. Rasionalisasi Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang. 5. Neurosis Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang lain. Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan. Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri. 6. Psikosis Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya. Psikologi Positif Psikologi positif adalah cabang ilmu baru psikologi yang makin berkembang di mana menurut pandangannya hidup itu harus memiliki suatu kebermaknaan (meaningfulness). Aliran ini lahir dari ketidakpuasan terhadap kajian utama psikologi yang tenggelam dalam kenegatifan. Aliran ini memandang bahwa tidak seharusnya konsep dalam psikologi hanya sekadar mengembalikan berbagai keadaan negatif menjadi normal atau kembali pada titik nol. Namun dalam hidup manusia juga harus dapat menikmati dan merasakan prestasi, kesuksesan dan kebahagiaan demi dapat mencapai suatu kondisi yang positif. Oleh karena itu, studi psikologi positif yang dilakukan orang agar tepat dan bagaimana mereka berhasil melakukannya, termasuk apa yang mereka lakukan sendiri, untuk keluarga mereka, dan untuk komunitas mereka. Selain itu, psikologi positif membantu orang mengembangkan kualitas-kualitas yang mengarah pada pemenuhan yang lebih besar bagi dirinya dan bagi orang lain. Sheldon, Frederickson, Rathunde, Csikszentmihalyi, dan 2016 3 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Haidt (2000) memberikan definisi lain: mereka mendefinisikan psikologi positif sebagai "studi ilmiah tentang fungsi manusia yang optimal. Hal ini bertujuan untuk menemukan dan mempromosikan faktor yang memungkinkan individu, komunitas, dan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang." (dalam Buku Introduction to Positive Psychology,William C. Compton). Dalam jurnal penelitian yang dituis oleh Alex Linley, dkk, definisi psikologi positif terbagi menjadi dua, yaitu ditinjau melalui level metadefinitif dan level metadefinitif, level pragmatis. Dalam tujuan besar dari psikologi positif untuk mengoptimalisasi fungsi psikologis manusia dalam mencapai kondisi yang jauh lebih baik, yang Wiliam James menyebutnya health-mindedness, Abraham Maslow menyebutnya self-actualization, atau fully-functioning person pada konsep milik Carl Rogers, sebenarnya menyiratkan adanya pengabaian (neglected) pada kondisi negatif manusia. Seakan- akan, psikologi positif hanya merupakan milik mereka yang normal, mereka yang tidak mengalami gangguan tertentu. Namun dalam titik ini, penulis jurnal berpendapat untuk melihat aspek positif pada kondisi psikologis dari mereka yang sedang mengalami suatu masalah tertentu. Sehingga dalam level meta-definitif, psikologi positif adalah kemampuan seseorang untuk dapat memaknai kejadian baik maupun buruk di dalam hidupnya secara positif . Sedangkan, jika psikologi positif ditinjau menurut level pragmatis, penulis berpendapat bahwa setiap apa yang dialami manusia akan melewati sebuah sejarah, atau sebab-sebab yang mendahului proses hingga kemudian menghasilkan suatu hasil tertentu. Dalam level pragmatis, penulis jurnal menyebutkan apa yang disebut sebagai definisi psikologi positif, yaitu pemahaman manusia yang melibatkan aspek kesadaran penuh dan mental aktif manusia untuk memahami aspek apa yang menyebabkan sesuatu dapat terjadi di dalam dirinya, menyenangkan; baik peristiwa kemudian menyenangkan memahami proses maupun terjadinya, peristiwa mencakup yang tidak bagaimana dinamikanya, dan bagaimana respon perilaku serta perasaan yang dihasilkan. Sehingga dengan demikian, mereka yang memiliki paradigma positif adalah mereka yang mengenali dirinya secara utuh. Ruang Lingkup Psikologi Positif Positif subjektif, mencakup pikiran konstruktif tentang diri dan masa depan, seperti optimisme dan harapan. Positif subjektif juga dapat mencakup perasaan energi, vitalitas, dan keyakinan, atau efek positif emosi seperti tawa. 2016 4 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada tingkat individu, psikologi positif berfokus pada ciri-ciri individu positif, atau yang lebih lama dan persisten pola perilaku yang terlihat pada orang setiap waktu. Penelitian ini mungkin termasuk sifat-sifat individu seperti keberanian, ketekunan, kejujuran, atau kebijaksanaan. Artinya, psikologi positif termasuk studi tentang perilaku positif dan sifat-sifat yang secara historis telah digunakan untuk mendefinisikan "kekuatan karakter" atau kebajikan. Hal ini juga dapat mencakup kemampuan untuk mengembangkan estetika sensibilitas atau tekan menjadi kreatif potensi dan dorongan untuk mengejar keunggulan. Tingkat kelompok atau masyarakat, psikologi positif berfokus pada pengembangan, pembuatan, dan pemeliharaan lembaga positif. Dalam psikologi, area positif diaalamatkan pada isu-isu seperti pembangunan dari nilai-nilai sipil, penciptaan keluarga sehat, studi lingkungan kerja yang sehat, dan masyarakat yang positif. Psikologi positif juga mungkin terlibat dalam investigasi yang melihat bagaimana lembaga-lembaga dapat bekerja lebih baik untuk mendukung dan memelihara semua warga negara mereka mempengaruhi. (Seligman & Csikszentmihalyi, 2000) (W, 2005) Awal Mula Kemunculan Psikologi Positif Psikologi positif ini mulai muncul dan berkembang pasca perang dunia kedua, dimana pasca perang tersebut psikologi positif lebih memfokuskan pada penyakit mental korban perang. Yang membantu para korban untuk mengembalikan kesejahteraan hidupannya yang lebih bermakna dan kearah yang lebih posistif Terdapat tiga pokok tujuan psikologi, sebelum perang dunia ke-2 menurut Seligman (2000) yaitu menyembuhkan penyakit mental, mengembangkan potensi individu, dan membuat kehidupan normal yang bermakna (Compton, 2005). Kemudian setelah selesainya perang dunia kedua tersebut, terjadi pergeseran prioritas tujuan dimana psikologi lebih memfokuskan terhadap penyembuhan penyakit mental karena pada perang tersebut banyak sekali korban yang meninggal ataupun yang mengalami trauma. Sehingga latar belakang inilah yang menyebabkan munculnya Psikologi Positif untuk mengembalikan tiga tujuan utama yang tidak semata-mata hanya untuk penyembuhan penyakit mental saja tetapi juga mengembangkan potensi dan membuat kehidupan manusia lebih bermakna, terutama pasca perang mengembangkan, kedua. Psikologi menciptakan, dan positif juga menemukan berfokus suatu pada situasi bagaimana yang positif dimana lebih ke arah lingkungan yang dapat menciptakan sebuah kekuatan bagi individu itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan setiap manusia berbeda-beda, mulai dari 2016 5 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kebutuhan individual atau kelompok, dan kebutuhan tersebut berbeda-beda. Contohnya untuk saat ini psikologi positif dapat diwujudkan dengan konseling yang sudah merambah dimana-mana, untuk membantu mengarahkan individu kearah yang positif dari lingkungannya maupun dari dalam diri individu itu sendiri. Sebab dengan berpikir positif dan memiliki emosi yang positif, maka manusia dapat terhindar dari emosi negatif yang membawa dampak tidak baik bagi fisik maupun psikologis. Mungkin dulu konseling hanya pada setting klinis dan social yaitu membantu korban yang mengalami trauma pasca perang kedua, tapi kini hal tersebut bisa terlibat dalam setting klinis, social, pendidikan, dan industri organisasi. Tokoh-tokoh psikologi Positif dan Sejarah Lahirnya Psikologi Positif Seperti yang kita ketahui bahwa Psikologi Positif adalah sebuah gerakan baru dalam Ilmu Psikologi yang lebih menekankan pada eksplorasi potensi-potensi produktif dalam diri manusia. Psikologi Positif mempelajari tentang kekuatan dan kebajikan yang bisa membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil (dalam hidup atau meraih tujuan hidupnya), dan oleh karenanya ia menjadi bahagia. Salah satu pusat perhatian utama dari cabang psikologi ini adalah pencarian, pengembangan kemampuan, bakat individu atau kelompok masyarakat, dan kemudian membantunya untuk mencapai peningkatan kualitas hidup (dari normal menjadi lebih baik, lebih berarti, lebih bahagia). Pendiri gerakan psikologi positif adalah Martin Seligman pada tahun 1998, yang pada saat itu juga menjadi Presiden dari American Psychological Association (APA). Pada saat pelantikannya sebagai Presiden American Psychological Association tahun 1997, Seligman menyampaikan sebuah pidato yang dianggap sebagai tonggak lahirnya gerakan Psikologi Positif di dunia. Dalam pidatonya, ia menyebutkan bahwa sebelum Perang Dunia II, sebenarnya ada tiga misi utama psikologi; menyembuhkan penyakit mental, membuat hidup lebih bahagia, dan mengidentifikasi dan membina bakat mulia dan kegeniusan. Setelah Perang Dunia II, dua misi yang terakhir diabaikan sama sekali. Berdasarkan tiga misi inilah, ditegakkan tiga prinsip psikologi positif: (1) studi tentang emosi positif (optimisme, kebahagiaan, kasih sayang, dsb.), (2) studi tentang sifat-sifat positif (kebajikan, kreativitas, kegigihan, keberanian, cinta, dsb.), dan (3) studi tentang lembaga-lembaga positif yang mendukung kebajikan. Seligman menggunakan kesempatannya menjadi Presiden APA untuk memulai pergeseran fokus psikologi terhadap psikologi yang lebih positif. Inisiatif presiden Seligman yang dikatalisis oleh serangkaian pertemuan di Akumal, Meksiko, Sarjana dan orang terpelajar yang bisa menginformasikan konseptualisasi dan pengembangan awal dari 2016 6 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id psikologi positif, dan Seligman mengusung pembentukan Komite Sistem Psikologi Positif yang di dalamnya ada Mihaly Csikszentmihalyi, Ed Diener, Kathleen Balai Jamieson, Chris Peterson, dan George Vaillant. Dari sini diikuti oleh jaringan Positif Psikologi, kemudian menjadi Pusat Psikologi Positif di University of Pennsylvania, puncak Psikologi Positif pertama di Washington DC. Selanjutnya, dalam 7 tahun sejak pidato presiden Seligman, ada banyak buku positif psikologi, jurnal isu-isu khusus, dan pembentukan jaringan psikologi positif regional yang menjangkau dunia. Pada tahun 2005 seligman menghabiskan waktunya untuk melakukan segenap kegiatan Psikologi Positif. Sekarang, pada tahun 2006, terbit jurnal pertama tentang Psikologi Positif, The Journal of Positive Psychology. Sebagai penganjur terkemuka dari psikologi positif, dalam gerakannya Seligman telah sangat sukses mempercepat dan menyatukan upaya dari banyak ilmuwan terkemuka yang telah menjadi beberapa pemain kunci dalam Psikologi Positif. Termasuk Komite Sistem Positif Psikologi. Tokoh terkenal lainnya termasuk CR (Rick) Snyder, yang mengedit edisi khusus Journal of Social and Clinical Psychology (2000) dan Influental Handbook of Positive Psychology (2002); Chris Peterson, yang memimpin proyek nilai didalam tindakan yang menyebabkan VIA mengklasifikasikan kekuatan dan kebajikan (Peterson & Seligman, 2004). Faktor lain yang penting dalam keberhasilan banyak inisiatif ini adalah dukungan keuangan yang membuat mereka dapat melakukan kegiatan ini, yang disediakan oleh donor seperti Templeton Foundation, The Gallup Organization, Mayerson Foundation, Annenberg Foundation Trust di Sunnylands, dan filantropis Atlantik. Dan mengingat ketidakseimbangan penelitian antara psikopatologi dan penyakit, relatif terhadap kekuatan manusia dan kesejahteraan, psikologi positif juga menawarkan kesempatan yang sangat baik untuk kemajuan ilmiah yang cepat, hanya karena banyak topik sebagian besar telah diabaikan (Gable & Haidt, 2005). Dengan demikian, perkembangan psikologi positif jelas dibentuk dengan energi dan upaya besar dari Seligman dan pemain utama lainnya di lapangan. Namun, juga sungguh jelas dari pemeriksaan sepintas dari literatur penelitian yang psikologi positif tidak dimulai pada tahun 1997, atau 1998, atau 1999, atau 2000 (McCullough & Snyder, 2000). Psikologi Positif berakar pada mazhab atau aliran Psikologi Humanistik. Abraham Maslow, Carl Rogers dan Erich Fromm, adalah para tokoh psikologi humanis yang telah dengan gemilang mengembangkan penelitian, praktek dan teori tentang kebahagiaan atau kehidupan individu yang positif. Upaya ini kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh para ahli dan praktisi Psikologi Positif untuk terus mencari fakta empirik dan fenomena baru untuk mengukuhkan hasil kerja para psikolog humanis. Salah satu teori yang dikemukakan oleh Psikologi Positif adalah Self-determination Theory. 2016 7 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pentingnya Psikologi Positif Poin penting dari psikologi positif adalah fokus pembahasannya yaitu bagaimana memandang manusia sebagai sosok yang positif, sehingga melihat manusia tidak hanya melulu permasalahan psikologis yang dihadapinya,namun terdapat fokus yang dinilai lebih penting yaitu aspek positif misalnya well-being , fully functioning, dan kesehatan mental (P. Alex Linley, 2006). Sebagai ilmu yang mempelajari aktifitas mental manusia, psikologi tidak hanya memiliki mental,namun peranan juga penting diupayakan untuk mendalami untuk dapat permasalahan atau mempromosikan penyakit kesehatan mental,menyebarkan upaya preventif dan memaknai positif akan semua aspek kehidupan manusia. Sejak dicetuskan secara resmi oleh Seligman tahun 1998,positive psychology kemudian berkembang pesat diseluruh dunia. Terbukti dengan semakin meningkatnya publikasi penelitian atau aplikasi psikologi positif. Hal tersebut kemudian memberi bukti bahwa psikologi positif memberikan peranan penting dalam kehidupan. Pada saat awal kemunculannya, psikologi positif seperti angin segar diantara sebagian besar pandangan psikologi. Manusia tidak dipandang melalui keadaan tidak sadarnya, stimulusrespon yang diterima,atau bahkan sekedar hidup karena untuk sebatas memenuhi kebutuhannya saja,namun manusia akan lebih hidup dan berkembang jika diperhatikan potensi-potensi lain yang dimilikinya. Keunikan dari psikologi positif inilah yang kemudian membuat banyak peneliti sadar bahwa akan ada efek baik yang lebih besar jika diterapkan. Bentuk-bentuk dari psikologi positif antara lain berupa perilaku preventif dan apresiatif. Perilaku pencegahan atau perilaku preventif dinilai menjadi perilaku yang lebih efisien dibandingkan dengan treatment. Gangguan atau kesalahan akan dapat dihindarkan dengan cara dilakukan kegiatan preventif. Selain itu jika dilengkapi dengan bentuk yang lain yaitu apresiasi dan pengembangan atas potensi dimiliki tentu akan mendapatkan hasil yang berbeda dikemudian hari dengan yang tidak mendapat perlakuan dari bentuk-bentuk psikologi positif (P. Alex Linley, 2006). Tujuan utama dari psikologi positif tidak hanya untuk memperbaiki namun juga membangun kembali kualitas dengan positif kemudian dirasa penting dan sangat aplikatif untuk digunakan disegala konteks professional psikologi. Dalam konteks professional klinis,prinsip psikologi potif yang sangat dapat diterapkan adalah kegiatan preventif dapat berupa kegiatan psikoedukasi kepada masyarakat awam tentang gangguan psikologis dan penanganannya serta prinsip apresiatif dan pengembangan potensi pada klien yang mengalami gangguan sehingga diharapkan akan meningkatkan motivasi. Saat kedua kegiatan itu dapat diterapkan dengan baik,maka 2016 8 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id bukan tidak dimungkin mencapai hasil yang berupa berkembangnya potensi klien yang mengalami gangguan untuk menjadi lebih baik dan menurunnya potensi “menuju gangguan” karena sudah dilakukan kegiatan pencegahan. Jika kita kaitkan dengan konteks industry dan organisasi,tentu sangat dibutuhkan prinsip psikologi positif. Dalam sebuah industry atau organisasi,tentu saja akan ada permasalahan yang ingin dihindari,hal tersebut dapat dicegah dengan menerapkan prinsip psikologi positif jika masalahnya berkaitan dengan manusia. Namun untuk masalah yang telah terlanjur terjadi,seperti yang marak dalam industry organisasi adalah menurunnya produktifitas,komitmen dan sikap kerja karyawan,dapat diterapkan metode lain,yaitu diadakan training atau evaluasi yang mengadaptasi nilai-nilai psikologi positif. Didalam kegiatannya dapat disisipkan perekonstruksian kembali persepsi dan kebermaknaan potensi masing-masing anggota organisasi agar menumbuhkan semangat kerjanya kembali. Selain itu ada pula konteks yang lain dalam professional psikologi,yaitu bidang pendidikan. Anak-anak dan murid yang menjadi subjek dalam dunia pendidikan sangat dapat dan sangat membutuhkan praktik langsung nilai-nilai psikologi positif. Motivasi yang dimiliki oleh anak-anak terutama,akan mudah dinaikkan jika menggunakan cara-cara yang positif. Saat proses menaikkan motivasi belajar menggunakan cara yang positif,maka hasil prestasi yang didapat tentu saja akan memuaskan bagi lingkungan ataupun subjek itu sendiri. 2016 9 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Atkinson & Hilgard’s, 2009, Introduction to Psychology, Cengage Learning, UK Robert E. Slavin, Psikologi pendidikan teori dan praktik, (Jakarta:PT Indeks, 2011) Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, edisi keenam, jilid 1, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 2008) 2016 10 Perilaku dan Proses Mental Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id