Modul Perilaku dan Proses Mental

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Perilaku dan
Proses Mental
Psikologi Positif dan kesehatan
mental
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
15
Kode MK
Disusun Oleh
61093
(A21616AA)
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Abstract
Kompetensi
Penjelasan tentang Psikologi positif
dan kesehatan mental
Mahasiswa dapat menjelaskan dan
mengkomunikasikan tentang pengertian
psikologi positif dan kesehatan mental
beserta paham dengan teori-teori
terkait.
Kesehatan Mental
Seseorang bisa dikatakan sehat apabila secara raga dan jiwanya sehat, jika raga
seseorang sehat tapi jiwanya tidak, sama saja seperti orang yang sakit. Jiwa yang
dimaksudkan disini adalah psikis seseorang, termasuk mentalnya. Itu mengapa adanya
kesehatan mental. Karena untuk menjadi sehat secara utuh diperlukan tidak hanya sehat
fisik tapi juga sehat mental..Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene,
kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas
latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Mental hygiene merujuk pada pengembangan
dan aplikasi seperangkat prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan
pemeliharaan unsur psikologis dan pencegahan dari kemungkinan timbulnya kerusakan
mental atau malajudjusment. Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu
kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek
psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek
psikis tidak dapat dipisahkan untuk melihat sisi jiwa manusia.
Aspek Psikis Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Pengalaman awal Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman
yang terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini
adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental
individu di kemudian hari.Kebutuhan Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan
mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang
mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan
mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.Dalam
berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental,
disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan
yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki. Kebutuhan
biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri,
pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Gangguan dan penyakit jiwa
1. Psikosomatik
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya
yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan
perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang
nafsu makan, makan berlebihan.
2. Kelainan kepribadian
2016
2
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka
meledak emosinya.
3. Retardasi mental
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang. Contoh
dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-kata baru,
cara pemahamannya terlalu lama.
4.
Rasionalisasi
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego
individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang
mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
5. Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui
ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap
orang lain. Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan,
kerusakan aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan. Seseorang yang
terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan
gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
6. Psikosis
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudah
menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Psikologi Positif
Psikologi positif adalah cabang ilmu baru psikologi yang makin berkembang di mana
menurut pandangannya hidup itu harus memiliki suatu kebermaknaan (meaningfulness).
Aliran ini lahir dari ketidakpuasan terhadap kajian utama psikologi yang tenggelam dalam
kenegatifan. Aliran ini memandang bahwa tidak seharusnya konsep dalam psikologi hanya
sekadar mengembalikan berbagai keadaan negatif menjadi normal atau kembali pada titik
nol. Namun dalam hidup manusia juga harus dapat menikmati dan merasakan prestasi,
kesuksesan dan kebahagiaan demi dapat mencapai suatu kondisi yang positif.
Oleh karena itu, studi psikologi positif yang dilakukan orang agar tepat dan
bagaimana mereka berhasil melakukannya, termasuk apa yang mereka lakukan sendiri,
untuk keluarga mereka, dan untuk komunitas mereka. Selain itu, psikologi positif membantu
orang mengembangkan kualitas-kualitas yang mengarah pada pemenuhan yang lebih besar
bagi dirinya dan bagi orang lain. Sheldon, Frederickson, Rathunde, Csikszentmihalyi, dan
2016
3
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Haidt (2000) memberikan definisi lain: mereka mendefinisikan psikologi positif sebagai "studi
ilmiah tentang fungsi manusia yang optimal. Hal ini bertujuan untuk menemukan dan
mempromosikan faktor yang memungkinkan individu, komunitas, dan masyarakat untuk
tumbuh dan berkembang." (dalam Buku Introduction to Positive Psychology,William C.
Compton).
Dalam jurnal penelitian yang dituis oleh Alex Linley, dkk, definisi psikologi positif
terbagi menjadi dua, yaitu ditinjau melalui level metadefinitif dan
level metadefinitif,
level
pragmatis. Dalam
tujuan besar dari psikologi positif untuk mengoptimalisasi fungsi
psikologis manusia dalam mencapai kondisi yang jauh lebih baik, yang Wiliam James
menyebutnya health-mindedness, Abraham Maslow menyebutnya self-actualization, atau
fully-functioning person pada konsep milik Carl Rogers, sebenarnya menyiratkan adanya
pengabaian (neglected) pada kondisi negatif manusia. Seakan- akan, psikologi positif hanya
merupakan milik mereka yang normal, mereka yang tidak mengalami gangguan tertentu.
Namun dalam titik ini, penulis jurnal berpendapat untuk melihat aspek positif pada kondisi
psikologis dari mereka yang sedang mengalami suatu masalah tertentu. Sehingga dalam
level meta-definitif, psikologi positif adalah kemampuan seseorang untuk dapat memaknai
kejadian baik maupun buruk di dalam hidupnya secara positif .
Sedangkan, jika psikologi positif ditinjau menurut level pragmatis, penulis
berpendapat bahwa setiap apa yang dialami manusia akan melewati sebuah sejarah, atau
sebab-sebab yang mendahului proses hingga kemudian menghasilkan suatu hasil tertentu.
Dalam level pragmatis, penulis jurnal menyebutkan apa yang disebut sebagai definisi
psikologi positif, yaitu pemahaman manusia yang melibatkan aspek kesadaran penuh dan
mental aktif manusia untuk memahami aspek apa yang menyebabkan sesuatu dapat terjadi
di
dalam
dirinya,
menyenangkan;
baik
peristiwa
kemudian
menyenangkan
memahami
proses
maupun
terjadinya,
peristiwa
mencakup
yang
tidak
bagaimana
dinamikanya, dan bagaimana respon perilaku serta perasaan yang dihasilkan. Sehingga
dengan demikian, mereka yang memiliki paradigma positif adalah mereka yang mengenali
dirinya secara utuh.
Ruang Lingkup Psikologi Positif

Positif subjektif, mencakup pikiran konstruktif tentang diri dan masa depan, seperti
optimisme dan harapan. Positif subjektif juga dapat mencakup perasaan energi,
vitalitas, dan keyakinan, atau efek positif emosi seperti tawa.
2016
4
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Pada tingkat individu, psikologi positif berfokus pada ciri-ciri individu positif, atau
yang lebih lama dan persisten pola perilaku yang terlihat pada orang setiap waktu.
Penelitian ini mungkin termasuk sifat-sifat individu seperti keberanian, ketekunan,
kejujuran, atau kebijaksanaan. Artinya, psikologi positif termasuk studi tentang
perilaku positif dan sifat-sifat yang secara historis telah digunakan untuk
mendefinisikan "kekuatan karakter" atau kebajikan. Hal ini juga dapat mencakup
kemampuan untuk mengembangkan estetika sensibilitas atau tekan menjadi kreatif
potensi dan dorongan untuk mengejar keunggulan.

Tingkat kelompok atau masyarakat, psikologi positif berfokus pada pengembangan,
pembuatan, dan pemeliharaan lembaga positif. Dalam psikologi, area positif
diaalamatkan pada isu-isu seperti pembangunan dari nilai-nilai sipil, penciptaan
keluarga sehat, studi lingkungan kerja yang sehat, dan masyarakat yang positif.
Psikologi positif juga mungkin terlibat dalam investigasi yang melihat bagaimana
lembaga-lembaga dapat bekerja lebih baik untuk mendukung dan memelihara
semua warga negara mereka mempengaruhi. (Seligman & Csikszentmihalyi, 2000)
(W, 2005)
Awal Mula Kemunculan Psikologi Positif
Psikologi positif ini mulai muncul dan berkembang pasca perang dunia kedua,
dimana pasca perang tersebut psikologi positif lebih memfokuskan pada penyakit mental
korban perang. Yang membantu para korban untuk mengembalikan kesejahteraan
hidupannya yang lebih bermakna dan kearah yang lebih posistif
Terdapat
tiga
pokok
tujuan
psikologi,
sebelum
perang
dunia
ke-2
menurut Seligman (2000) yaitu menyembuhkan penyakit mental, mengembangkan
potensi individu, dan membuat kehidupan normal yang bermakna (Compton, 2005).
Kemudian setelah selesainya perang dunia kedua tersebut, terjadi pergeseran prioritas
tujuan dimana psikologi lebih memfokuskan terhadap penyembuhan penyakit mental
karena pada perang tersebut banyak sekali korban yang meninggal ataupun yang
mengalami trauma. Sehingga latar belakang inilah yang menyebabkan munculnya Psikologi
Positif untuk mengembalikan tiga tujuan utama yang tidak semata-mata hanya untuk
penyembuhan
penyakit
mental
saja
tetapi
juga
mengembangkan potensi dan membuat kehidupan manusia lebih bermakna, terutama
pasca
perang
mengembangkan,
kedua.
Psikologi
menciptakan,
dan
positif
juga
menemukan
berfokus
suatu
pada
situasi
bagaimana
yang
positif
dimana lebih ke arah lingkungan yang dapat menciptakan sebuah kekuatan bagi individu
itu sendiri. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan setiap manusia berbeda-beda, mulai dari
2016
5
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kebutuhan individual atau kelompok, dan kebutuhan tersebut berbeda-beda. Contohnya
untuk saat ini psikologi positif dapat diwujudkan dengan konseling yang sudah merambah
dimana-mana,
untuk
membantu
mengarahkan
individu
kearah
yang
positif
dari
lingkungannya maupun dari dalam diri individu itu sendiri. Sebab dengan berpikir positif dan
memiliki emosi yang positif, maka manusia dapat terhindar dari emosi negatif yang
membawa dampak tidak baik bagi fisik maupun psikologis. Mungkin dulu konseling hanya
pada setting klinis dan social yaitu membantu korban yang mengalami trauma pasca perang
kedua, tapi kini hal tersebut bisa terlibat dalam setting klinis, social, pendidikan, dan industri
organisasi.
Tokoh-tokoh psikologi Positif dan Sejarah Lahirnya Psikologi Positif
Seperti yang kita ketahui bahwa Psikologi Positif adalah sebuah gerakan baru dalam
Ilmu Psikologi yang lebih menekankan pada eksplorasi potensi-potensi produktif dalam diri
manusia. Psikologi Positif mempelajari tentang kekuatan dan kebajikan yang bisa membuat
seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil (dalam hidup atau meraih tujuan
hidupnya), dan oleh karenanya ia menjadi bahagia. Salah satu pusat perhatian utama dari
cabang psikologi ini adalah pencarian, pengembangan kemampuan, bakat individu atau
kelompok masyarakat, dan kemudian membantunya untuk mencapai peningkatan kualitas
hidup (dari normal menjadi lebih baik, lebih berarti, lebih bahagia). Pendiri gerakan psikologi
positif adalah Martin Seligman pada tahun 1998, yang pada saat itu juga menjadi Presiden
dari American
Psychological
Association (APA).
Pada
saat
pelantikannya
sebagai
Presiden American Psychological Association tahun 1997, Seligman menyampaikan sebuah
pidato yang dianggap sebagai tonggak lahirnya gerakan Psikologi Positif di dunia. Dalam
pidatonya, ia menyebutkan bahwa sebelum Perang Dunia II, sebenarnya ada tiga misi
utama psikologi; menyembuhkan penyakit mental, membuat hidup lebih bahagia, dan
mengidentifikasi dan membina bakat mulia dan kegeniusan. Setelah Perang Dunia II, dua
misi yang terakhir diabaikan sama sekali. Berdasarkan tiga misi inilah, ditegakkan tiga
prinsip psikologi positif: (1) studi tentang emosi positif (optimisme, kebahagiaan, kasih
sayang, dsb.), (2) studi tentang sifat-sifat positif (kebajikan, kreativitas, kegigihan,
keberanian, cinta, dsb.), dan (3) studi tentang lembaga-lembaga positif yang mendukung
kebajikan.
Seligman menggunakan kesempatannya menjadi Presiden APA untuk memulai
pergeseran fokus psikologi terhadap psikologi yang lebih positif. Inisiatif presiden Seligman
yang dikatalisis oleh serangkaian pertemuan di Akumal, Meksiko, Sarjana dan orang
terpelajar yang bisa menginformasikan konseptualisasi dan pengembangan awal dari
2016
6
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
psikologi positif, dan Seligman mengusung pembentukan Komite Sistem Psikologi
Positif yang di dalamnya ada Mihaly Csikszentmihalyi, Ed Diener, Kathleen Balai Jamieson,
Chris Peterson, dan George Vaillant. Dari sini diikuti oleh jaringan Positif Psikologi,
kemudian menjadi Pusat Psikologi Positif di University of Pennsylvania, puncak Psikologi
Positif pertama di Washington DC. Selanjutnya, dalam 7 tahun sejak pidato presiden
Seligman, ada banyak buku positif psikologi, jurnal isu-isu khusus, dan pembentukan
jaringan psikologi positif regional yang menjangkau dunia. Pada tahun 2005 seligman
menghabiskan waktunya untuk melakukan segenap kegiatan Psikologi Positif. Sekarang,
pada tahun 2006, terbit jurnal pertama tentang Psikologi Positif, The Journal of Positive
Psychology. Sebagai penganjur terkemuka dari psikologi positif, dalam gerakannya
Seligman telah sangat sukses mempercepat dan menyatukan upaya dari banyak ilmuwan
terkemuka yang telah menjadi beberapa pemain kunci dalam Psikologi Positif. Termasuk
Komite Sistem Positif Psikologi. Tokoh terkenal lainnya termasuk CR (Rick) Snyder, yang
mengedit edisi khusus Journal of Social and Clinical Psychology (2000) dan Influental
Handbook of Positive Psychology (2002); Chris Peterson, yang memimpin proyek nilai
didalam tindakan yang menyebabkan VIA mengklasifikasikan kekuatan dan kebajikan
(Peterson & Seligman, 2004). Faktor lain yang penting dalam keberhasilan banyak inisiatif
ini adalah dukungan keuangan yang membuat mereka dapat melakukan kegiatan ini, yang
disediakan oleh donor seperti Templeton Foundation, The Gallup Organization, Mayerson
Foundation, Annenberg Foundation Trust di Sunnylands, dan filantropis Atlantik. Dan
mengingat ketidakseimbangan penelitian antara psikopatologi dan penyakit, relatif terhadap
kekuatan manusia dan kesejahteraan, psikologi positif juga menawarkan kesempatan yang
sangat baik untuk kemajuan ilmiah yang cepat, hanya karena banyak topik sebagian besar
telah diabaikan (Gable & Haidt, 2005). Dengan demikian, perkembangan psikologi positif
jelas dibentuk dengan energi dan upaya besar dari Seligman dan pemain utama lainnya di
lapangan.
Namun, juga sungguh jelas dari pemeriksaan sepintas dari literatur penelitian yang
psikologi positif tidak dimulai pada tahun 1997, atau 1998, atau 1999, atau 2000
(McCullough & Snyder, 2000). Psikologi Positif berakar pada mazhab atau aliran Psikologi
Humanistik. Abraham Maslow, Carl Rogers dan Erich Fromm, adalah para tokoh psikologi
humanis yang telah dengan gemilang mengembangkan penelitian, praktek dan teori tentang
kebahagiaan atau kehidupan individu yang positif. Upaya ini kemudian diteruskan dan
dikembangkan oleh para ahli dan praktisi Psikologi Positif untuk terus mencari fakta empirik
dan fenomena baru untuk mengukuhkan hasil kerja para psikolog humanis. Salah satu teori
yang dikemukakan oleh Psikologi Positif adalah Self-determination Theory.
2016
7
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pentingnya Psikologi Positif
Poin penting dari psikologi positif adalah fokus pembahasannya yaitu bagaimana
memandang manusia sebagai sosok yang positif, sehingga melihat manusia tidak hanya
melulu permasalahan psikologis yang dihadapinya,namun terdapat fokus yang dinilai lebih
penting yaitu aspek positif misalnya well-being , fully functioning, dan kesehatan mental (P.
Alex Linley, 2006). Sebagai ilmu yang mempelajari aktifitas mental manusia, psikologi tidak
hanya
memiliki
mental,namun
peranan
juga
penting
diupayakan
untuk
mendalami
untuk
dapat
permasalahan
atau
mempromosikan
penyakit
kesehatan
mental,menyebarkan upaya preventif dan memaknai positif akan semua aspek kehidupan
manusia.
Sejak
dicetuskan
secara
resmi
oleh
Seligman
tahun
1998,positive
psychology kemudian berkembang pesat diseluruh dunia. Terbukti dengan semakin
meningkatnya publikasi penelitian atau aplikasi psikologi positif. Hal tersebut kemudian
memberi bukti bahwa psikologi positif memberikan peranan penting dalam kehidupan. Pada
saat awal kemunculannya, psikologi positif seperti angin segar diantara sebagian besar
pandangan psikologi. Manusia tidak dipandang melalui keadaan tidak sadarnya, stimulusrespon yang diterima,atau bahkan sekedar hidup karena untuk sebatas memenuhi
kebutuhannya saja,namun manusia akan lebih hidup dan berkembang jika diperhatikan
potensi-potensi lain yang dimilikinya. Keunikan dari psikologi positif inilah yang kemudian
membuat banyak peneliti sadar bahwa akan ada efek baik yang lebih besar jika diterapkan.
Bentuk-bentuk dari psikologi positif antara lain berupa perilaku preventif dan
apresiatif. Perilaku pencegahan atau perilaku preventif dinilai menjadi perilaku yang lebih
efisien dibandingkan dengan treatment. Gangguan atau kesalahan akan dapat dihindarkan
dengan cara dilakukan kegiatan preventif. Selain itu jika dilengkapi dengan bentuk yang lain
yaitu apresiasi dan pengembangan atas potensi dimiliki tentu akan mendapatkan hasil yang
berbeda dikemudian hari dengan yang tidak mendapat perlakuan dari bentuk-bentuk
psikologi positif (P. Alex Linley, 2006).
Tujuan utama dari psikologi positif tidak hanya untuk memperbaiki namun juga
membangun kembali kualitas dengan positif kemudian dirasa penting dan sangat aplikatif
untuk digunakan disegala konteks professional psikologi.
Dalam konteks professional klinis,prinsip psikologi potif yang sangat dapat
diterapkan adalah kegiatan preventif dapat berupa kegiatan psikoedukasi kepada
masyarakat awam tentang gangguan psikologis dan penanganannya serta prinsip apresiatif
dan pengembangan potensi pada klien yang mengalami gangguan sehingga diharapkan
akan meningkatkan motivasi. Saat kedua kegiatan itu dapat diterapkan dengan baik,maka
2016
8
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bukan tidak dimungkin mencapai hasil yang berupa berkembangnya potensi klien yang
mengalami gangguan untuk menjadi lebih baik dan menurunnya potensi “menuju gangguan”
karena sudah dilakukan kegiatan pencegahan.
Jika kita kaitkan dengan konteks industry dan organisasi,tentu sangat dibutuhkan
prinsip psikologi positif. Dalam sebuah industry atau organisasi,tentu saja akan ada
permasalahan yang ingin dihindari,hal tersebut dapat dicegah dengan menerapkan prinsip
psikologi positif jika masalahnya berkaitan dengan manusia. Namun untuk masalah yang
telah terlanjur terjadi,seperti yang marak dalam industry organisasi adalah menurunnya
produktifitas,komitmen dan sikap kerja karyawan,dapat diterapkan metode lain,yaitu
diadakan training atau evaluasi yang mengadaptasi nilai-nilai psikologi positif. Didalam
kegiatannya dapat disisipkan perekonstruksian kembali persepsi dan kebermaknaan potensi
masing-masing anggota organisasi agar menumbuhkan semangat kerjanya kembali.
Selain itu ada pula konteks yang lain dalam professional psikologi,yaitu bidang
pendidikan. Anak-anak dan murid yang menjadi subjek dalam dunia pendidikan sangat
dapat dan sangat membutuhkan praktik langsung nilai-nilai psikologi positif. Motivasi yang
dimiliki oleh anak-anak terutama,akan mudah dinaikkan jika menggunakan cara-cara yang
positif. Saat proses menaikkan motivasi belajar menggunakan cara yang positif,maka hasil
prestasi yang didapat tentu saja akan memuaskan bagi lingkungan ataupun subjek itu
sendiri.
2016
9
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Atkinson & Hilgard’s, 2009, Introduction to Psychology, Cengage Learning, UK
Robert E. Slavin, Psikologi pendidikan teori dan praktik, (Jakarta:PT Indeks, 2011)
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, edisi keenam, jilid 1, (Jakarta:Penerbit Erlangga,
2008)
2016
10
Perilaku dan Proses Mental
Popi Avati.,S.Psi.,M.Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download