MODUL PERKULIAHAN Account Management Mind Mapping Analysis Fakultas Program Studi Tatap Muka Fakultas Ilmu Komunikasi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran 04 Kode MK Disusun Oleh MK 43028 Suhendra, S.E., M.Ikom Abstract Kompetensi Mind Mapping untuk Analysis ; Analisis Competitive Advantage Analisis Lingkungan Pemasaran, SWOT dan PEST. Analisis Perilaku Konsumen Mahasiswa dapat memahami dan konsep Mind Mapping dan menerapkannya dalam Analisis Pemasaran. 1. Analisis Competitive Advantage Di era teknologi yang semakin canggih dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, mengharuskan perusahaan untuk melakukan inovasi dan melakukan difrensiasi produk, yaitu barang dan jasa yang mereka jual, agar bisa memenangkan persaingan yang semakin kompetitif ini. Perusahaan-perusahaan kini menghadapi persaingan sengit. Agar berhasil dalam pasar yang kompetitif, maka perusahaan harus beralih dari filosofi produk-dan-menjual menjadi filosofi pelanggan-dan-pemasaran. Kotler (2006:269) menegaskan untuk memenangkan pasar yang kompetitif saat ini, perusahaan harus piawai tidak hanya dalam mengelola produk, tetapi juga mengelola hubungan pelanggan (customer relationship management) untuk menghadapi persaingan yang ada. Membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan dan meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) memerlukan penghantaran nilai dan kepuasan lebih kepada konsumen dibandingkan yang dilakukan pesaing (competitor). Keberhasilan Washington Mutual, sebuah Bank di Washington berasal dari dedikasi tinggi pada strategi pemasaran kompetitif sederhana: operational advantage (keunggulan operasional). Beberapa perusahaan seperti Ritz-Carlton, menciptakan nilai melalui customer intimacy (keintiman dengan pelanggan). Perusahaan lain, microsoft dan Intel menciptakan nilai melalui kepemimpinan produk -- menawarkan produk canggih yang berkelanjutan (Kottler, 2006:267). Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk mengembangkan strategi sukses berdasarkan nilai untuk membangun dan mempertahankan hubungan pelanggan yang menguntungkan, yaitu dengan melakukan ; a) Analisis pesaing (competitor analysis), yaitu proses mengidentifikasi, menilai dan memilih pesaing kunci. b) Mengembangkan strategi pemasaran kompetitif (competitive marketing strategies) yang memposisikan perusahaan secara kuat untuk menghadapi pesainnng dan memberikan keunggulan kompetitif yang paling besar. a) Analisis Pesaing (competitor analysis) Untuk merencanakan strategi pemasaran efektif, perusahaan harus mencari tahu tentang pesain. Perusahaan harus terus membandingkan strategi pemasaran, produk, harga, saluran, dan promosi dengan pesaing terdekat. Dengan cara seperti ini perusahaan dapat menemukan keunggulan dan kelemahan kompetitif. 2016 2 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id i. Mengidentifikasi Pesaing Mengidentifikasi pesaing adalah mengidentifikasi perusahaan lain yang menawarkan produk dan layanan yang sama kepada pelanggan yang sama pada harga yang sama atau nyaris sama. Pada skala yang lebih besar perusahaan mengidentifikasi pesainnya sebagai semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama. ii. Menilai Pesaing Setelah mengidentifikasi pesaing utama, manajemen pemasaran kini menganalisa : apa tujuan pesaing - apa yang dicari masing-masing pesaing di pasar? Apa strategi masing-masing pesaing? Bagaimana kekuatan dan kelemahan beragam pesaing? serta bagaimana pesaing bereaksi terhadap tindakan yang diambil perusahaan? Mari kita bahas satu persatu ; Menentukan Tujuan Pesaing Dengan mengetahui bauran tujuan pesaing, kepuasan pesaing atas situasi saat ini dan bagaiaman pesaing bereaksi terhadap tindakan kompetitif yang berbeda akan terungkap. Contohnya perusahaan yang mengejar kepemimpinan biaya harga rendah akan bereaksi jauh lebih kuat terhadap gebrakan proses manufaktur yang lebih murah dari pesaing, dibandingkan terhadap peningkatan iklan pesaing tersebut. Mengidentifikasi Strategi Pesaing Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan perusashaan lain, maka semakin tajam persaingan antara kedua perusahaan itu. Perusahaan harus memahami bagaimana masing-masing pesaing menghantarkan nilai kepada pelanggannya. Perusahaan harus mengetahui kualitas produk pesaing, fitur dan baurannya, layanan pelanggan, kebijakan penetapan harga, cakupan distribusi, serta iklan dan program promosi penjualan. Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing Pemasar juga harus menilai masing-masing kekuatan dan kelemahan pesaing secara cermat. Memperkirakan Reaksi Pesaing Masing-masing pesaing mempunyai beragam reaksi. Beberapa pesaing tidak bereaksi dengan cepat atau kuat terhadap gerakan pesaing lain, tapi ada juga yang bereaksi cepat dan kuat terhadap tindakan apa pun. 2016 3 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contohnya perusahaan P & G tidak akan membiarkan perusahaan detergent baru masuk dengan mudah di pasar. Banyak perusahaan yang menghindari persaingan langsung dengan P & G, karena P & G akan bereaksi keras jika ditantang. iii. Memilih Pesaing yang Diserang dan Dihindari Perusahaan sudah memilih pesaing utamanya secara luas melalui keputusan awal tentang sasaran pelanggan, saluran distribusi, dan strategi bauran pemasaran. Tugas berikutnya adalah memutuskan pesaing mana yang harus dihadapi secara kuat. Pesaing Kuat atau Lemah Perusahaan dapat memusatkan pada salah satu dari beberapa kelas pesaing. Sebagian besar perusahaan lebiih senang bewrsaing dengan pesaing lemah. Pesaing Dekat atau Jauh Sebaigian perusahaan akan bersaing dengan pesaing dekat, yaitu pesaing yang paling mirip denganperusahaan, daripada dengan pesaing jauh. b) Strategi Kompetitif (Competitive Strategies) Setelah mengidentifikasi dan mengevaluasi pesaing utama, perusahaan harus merancang strategi pemasaran kompetitif yang lebih luas di mana perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif melalui nilai pelanggan yang unggul. i. Pendekatan Strategi Pemasaran Tidak ada satu strategi terbaik untuk semua perusahaan. Setiap perusahaan harus menentukan apa uyang paling masuk akal dalam posisinya di industri serta tujuan, peluang dan sumber daya perusahaan. ii. Strategi Kompetitif Dasar Michael Porter dikutip Kottler (2006:278) menyarankan empat strategi positioning kompetitif dasar yang dapat diikuti perushaan; Kepemimpinan biaya keseluruhan ; Perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribu terendah. Biaya rendah memungkinkan perusahaan menetapkan harga yang lebih rendah daripada pesaingnya dan memenangkan pasar yang besar. Contoh Dell, Wall-Mart. 2016 4 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Difrensiasi ; Perusahaan berkonsentrasi untuk menciptakan lini produk dan program pemasaran yang sangat terdifrensiasi sehingga perusahaan dapat menyamai pemimpin kelas dalam industri. Contoh IBM dan Carterpillar. Fokus ; Perusahaan memfokuskan usahanya untuk melayani beberapa segmen pasar dengan baik dan tidak mengejar seluruh segmen pasar. Contohny Ritz-Carlton memfokuskan diri hanya pada 5% pelancong perusahaan dan wisatawan teratas. Perusahaan yang mempunyai strategi yang jelas akan mempunyai kinerja yang baik. iii. Posisi Kompetitif Strategi kompetitif berdasarkan peran yang dimainkan perusahaan di pasar sasaran, yaitu sebagai pemimpin, penantang, pengikut, atau penceruk pasar. iv. Strategi Pemimpin Pasar Agar tetap menjadi nomor satu, perusahaan pemimpin pasar dapat mengambil tiga tindakan, yaitu ; Memperluas Total Pasar Pemasar bisa memperluas pasar dengan menemukan dan mempromosikan pengguna baru untuk produk. Perusahaan dapat mendorong lebih banyak penggunaan dengan meyakinkan konsumen untuk lebih sering menggunakan produk itu atau menggunakan lebih banyak produk pada saat tertentu. Melindungi Pangsa Pasar Untuk melindungi pangsa pasar perusahaan haru smencegah atau memperbaiki kelemahan yang memberikan peluang bagi pesaing. Harg harus tetap konsisten dengan kualitas yang bisa dipertahankan. Pemimpin pasar harus mempertahankan hubungan yang kuat dengan pelanggan berharga. Pemimpin pasar harus menutup lubang sehingga pesaing tidak dapt masuk. Memperluas Pangsa Pasar Pemimpin pasar juga bisa tumbuh dengan meningkatkan pangsa pasar mereka lebih jauh. v. 2016 5 Strategi Penantang Pasar Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Strategi in digunakan perusahaan diurutan kedua ketiga atau lebih rendah untuk menantang pemimpin pasar. Dengan resiko besar, keuntungan besar pun akan diraih jika mampu merebut pasar dari pemimpin pasar. vi. Strategi Pengikut Pasar Tidak semu aperusahaan nomor dua ingin menantang pasar. Misalnya karenapemimpin pasar yang sangat kuat, maka diputuskan untuk mengikuti pasar. Seperti yang dilakukan Unilever terhadap P & G. P & G maraup 55 dan 57 % pangsa pasar detergen cair dan bubuk, sedangkan unilever hanya meraup 15 & 17 %. Pengikut bisa mendapatkan banyak manfaat. Pengikut dan meniru dan memperbaiki produk dan program pemimpin, dengan investasi yang jauh lebih kecil (Kotler, 2006:288). vii. Strategi Penceruk Pasar Hampir semua industri meliputi perusahaan yang mngkhususkan diri untuk melayani ceruk pasar. Penceruk adalah berupa perusahaan kecil dengan sumber daya terbatas. Penceruk mengetahui kelompok pelanggan sasaran. Penceruk berusaha menemukan satu atau lebih ceruk pasar yang aman dan menguntungkan. COntoh Logitech telah menjadi kisah sukses golal senilai $1.5 Milyar dengan memfokuskan diri pada peralatan interface manusia, yaitu mouse komputer, keyboard, kamera video PC, dll yang lebih spesifik daripada memproduksi PC dan harus bersaing dengan para pemimpin pasar. 2. Analisis Lingkungan Pemasaran, SWOT & PEST Abad new media ini, kecenderungan orientasi bisnis telah berubah. Dengan semakin berkembangnya teknologi internet, sudah tidak memiliki batas ruang dan waktu lagi. Persaingan semakin ketat, perubahan teknologi yang semakin canggih, perubahan kondisi demografi, yang mengakibatkan berubahnya selera konsumen secara cepat. Untuk memenuhi tantangan tersebut, perusahaan membutuhkan analisis perencanaan strategis. Tujuannya adalah untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut; a) Bagaimana kekuatan inti pasar dan produk suatu perusahaan? b) Bisnis atau produk apa yang harus dimasuki perusahaan? c) Apakah suatu perusahaan harus tetap mempertahankan lini produknya atau tidak? d) Bisnis atau produk apa yang harus ditarik atau ditinjau kembali positioning-nya? 2016 6 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id e) Bagaimana caranya mencapai posisi memimpin? f) Bagaimana semua sumber daya dapat dialokasikan untuk menciptakan keunggulan bersaing? Jawaban-jawaban itulah yang dapat dipakai sebagai landasan untuk menyusun perencanaan strategis. 2.1. ANALISIS SWOT SEBAGAI ALAT FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT menurut Rangkuti (1997:19) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan atau produk. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths), dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Perencana strategis (Strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (SWOT) dalam kondisi yang ada saat ini. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strengths), dan kelemahan (Weaknesses). Contoh analisis SWOT Nike Inc. Strengths (KEKUATAN) 2016 7 Merek terkemuka di dunia untuk sepatu dan pakaian olahraga. Tiga kali masuk “100 best companies to work for” oleh majalah Fortune. Masuk dalam daftar 50 perusahaan yang paling inovatif. Berhasil melakukan difrensiasi dengan membuat produk-produk inovatif yang diakui secara global. Hubungan bisnis yang efektif secara global. Banyak meluncurkan produk lainnya yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan misalnya meluncurkan music player, jam tangan, dll. Iklan yang inovatif dan telah melekatkan branding image Nike pada konsumen Toko eksklusif di seluruh dunia. Peringkat ketiga sebagai perusahaan yang ramah lingkungan. Memimpin delegasi dalam dengan mensponsori tim olahraga internasional, pemain dan event lainnya. Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Weaknesses (KELEMAHAN) Di Vietnam perusahaan menghadapi tuduhan hukum mengenai perburuhan dan upah karyawan. Di Kamboja dan Pakistan ada dugaan mempekerjakan anak dibawah umur dan kondisi kerja yang buruk. Opportunities (PELUANG) Ekspansi Produk dengan konsentrasi pada kacamata hitam, pakaian olahraga, dll. yang memberikan keuntungan yang tinggi. Meningkatkan visibilitas merek dengan membuka akademi olahraga di seluruh dunia untuk mengembangkan bakat olah raga. Threats (ANCAMAN) Pasar alas kaki sangat kompetitif, peaing utama dari merek lain. Sebagai merek internasional, maka fluktuasi mata uang asing mempengaruhi bisnis. Imitasi dan replika sering menimbulkan masalah. Adaptasi dari teknik baru dan inovasi dengan merek lain. Kompetitor : 1) Reebok 2) Adidas 3) Puma 4) Converse 5) Fila 2.2. ANALISIS PEST (POLITICAL, ECONOMIC, SOCIAL, and TECHNOLOGY) Analisis PEST Menurut Ward dan Peppard (2002:70-72) adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis, yaitu meliputi bidang politik (Political), ekonomi (Economic), sosial (Social) dan teknologi (Technology). Dengan melakukan analisis PEST maka perusahaan dapat menilai strategi, posisi dan rencana pemasarannya. Analisis ini dapat dijadikan acuan sebagai suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan. a) Political (Politik) Menganalisa faktor-faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatan. Contoh : kebijakan pajak, peraturan ketenaga kerjaan, peraturan perdagangan, stabilitas politik dan peraturan daerah. 2016 8 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b) Economic (Ekonomi) Menganalisa faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat dan mempengaruhi iklim bisnis suatu perusahaan. Contoh : pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, standar nilai tukar, dan tingkat inflasi. c) Social (Sosial) Menganalisa faktor-faktor sosial, meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi pangsa pasar yang ada. Contoh : tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial, kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan kesejahteraan sosial. d) Technological (Teknologi) Menganalisa faktor-faktor teknologi, meliputi semua hal yang dapat membantu menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisinsi proses bisnis. Contoh : aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi, kecepatan transfer teknologi. CONTOH ANALISIS PEST NIKE Inc. Political (Politik) Pemerintah harus membuat kebijakan ekonomi yang akan mendorong pertumbuhan bisnis. Nike, beruntuuntung telah dibantu oleh kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang memungkinkan untuk memajukan produk-produknya. Dukungan yang diberikan kepada Nike oleh pemerintah AS, khususnya dalam stabilitas umum ekonomi makro, suku bunga rendah, kondisi mata uang yang stabil dan daya saing internasional dari sistem pajak, membentuk fondasi penting bagi pertumbuhan Nike. Economic (Ekonomi) Dalam perekonomian, ancaman terbesar bagi Nike akan resesi ekonomi. Selama resesi, pertumbuhan Nike akan terpengaruh. Ekonomi AS saat ini mengalami penurunan. Pembelian konsumen melambat. Saat ini, Nike mulai merasakan resesi ekonomi. Krisis ekonomi Asia juga mempengaruhi Nike sejak barang yang diproduksi di Asia. Biaya tenaga kerja dan harga material naik. Pertumbuhan Nike tidak hanya dipengaruhi oleh ekonomi lokal tetapi juga dalam ekonomi internasional. Nilai Euro lemah dan resesi Asia bisa berarti penjualan lemah untuk Nike. Hasil keseluruhan dalam penjualan yang dihasilkan oleh Nike di sepatu atletik, bagaimanapun, tetap stabil. Pasar global membuat varians dalam penjualan terutama antara puncak dan musim ramping. 2016 9 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Social (Sosial) Saat ini orang mulai lebih sadar kesehatan. Diet dan kesehatan semakin menonjol. Akibatnya, semakin banyak orang yang bergabung dengan klub kebugaran. Ada permintaan yang menyertai produk kebugaran terutama pakaian olah raga, sepatu dan peralatan olah raga. Nike berada di garis depan sebagai produk yang diminati. Nike gagal mengantisipasin masalah yang ditimbulkan akibat berita besar-besar yang diekspos oleh media berkaitan dengan kondisi tenaga kerja dan pabrik di Asia. Hal ini menyebabkan publisitas buruk dan penurunan penjualan akibat tuntutan masyarakat dan konsumen terhadap tanggung jawab sosial oleh perusahaan. Technological (Teknologi) Nike menggunakan TI dalam sistem informasi pemasaran yang sangat efektif. Nike memberlakukan sistem informasi pemasaran dengan berbagai inovasi, segmentasi dan diferensiasi untuk sebagian besar bisnisnya. Hutang-hutang Nike sebagian besar digunakan untuk pengembangan Teknologi Informasi, dan menerapkannya pada setiap aspek dari produk dan pengembangan distribusi. Nike, menjadi pemimpin dunia dalam industri alas kaki atletik, dapat secara efektif memanfaatkan lingkungannya untuk meningkatkan upaya pemasaran. Strategi ini telah diterjemahkan ke dalam penjualan yang kuat dari produk Nike. 3. Analisis Perilaku Konsumen Apakah Perilaku Konsumen? Menurut America Marketing Association seperti dikutip Peter & Olson (1996) mendefinisikan perilaku konsumen (consumerbehaviour) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita, dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dikutip Prasetijo dan Ihalauw (2005:9) perilaku konsumen adalah "proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan dan mengevaluasi, serta bertindak paska konsumsi produk,jasa, maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya," Dari definisi tersebut ada beberapa hal penting yang diungkap, yaitu bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu; Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing). Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluating). 2016 10 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tahap tindakan paska pembelian (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Unit-unit pengambilan keputusan menurut kotler (1991) terdiri dari; o Konsumen individu yang membentuk pasar konsumen (consumer market). o Konsumen organisasional yang membentuk pasar bisnis (business market). Lalu apa hubungannya antara perilaku konsumen dengan strategi pemasaran? Dari persepektif oraganisasi pemasaran strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Peter dan Olson (1999) strategi pemasaran dirancang untuk meningkatkan peluang dimana konsumen akan memiliki anggapan dan perasaan positif terhadap produk, jasa dan merek tertentu, akan mencoba produk, jassa atau merek tersebut dan kemudian membelinya berulang-ulang. Untuk mengembangkan strategi pemasaran yang kompetitif, pemasar perlu mengetahui konsumen mana yang cenderung membeli produk-prouknya, faktor-faktor apa yang kira-kira menyebabkan mereka menyukai produk tersebut, krteria apa yang dipakai dalam memutuskan pembelian produk, bagaimana mereka memperoleh informasi tentang produk. Agar pemasar bisa merancang strategi yang tepat dalam mempengaruhi konsumen, dasar yang digunakan harus berupa pengetahuan mengenai perilaku mereka dalam proses beli yang dialami untuk suatu kategori produk tertentu. 3.1. Peran Perilaku Konsumen dalam Segmenting dan Targeting Segmentasi pasar adalah proses identifikasi subkelompok konsumen yang memiliki kesamaan dalam hal keinginan, daya beli, lokasi geografis, sikap membeli atau kebiasaan membeli (Kottler, 2000). Penelitian yang mendalam tentang konsumen bisa menghasilkan identifikasi konsumen sedemikian khususnya, sehingga konsumen bisa disegmentasi secara individu karena pada dasarnya tidak ada dua orang yang mempunyai kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, dan pilihan yang sama persis. Targeting merupakan langkah untuk memilih satu atau lebih segmen yang dapat dilayani dengan baik, sehingga semua usaha pemasaran dapat disokuskan pada segmen ini. Jadi jelas bahwa segmenting dan targeting tidak bisa dipisahkan dari pemahaman tentang perilaku konsumen. 2016 11 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3.2. Perilaku Konsumen dan Positioning produk. Dalam upaya membuat positioning produk yang tepat, perusahaan/ pemasar tidak dapat mengabaikan perilaku konsumen, terutama konsumen sasarannya. Sabun mandi Lux yang awalnya memposisikan produknya sebagai "sabun kecantikan" sekarang berubah menjadi "sabun yang memahami wanita apa adanya", karena berdasarkan penelitian perilaku konsumen, tidak semua wanita ingin atau merasa dirinya cantik. Strategi pemasaran dirancang sedemikian rupa agar tercapai keunggulan kompetitif dari produk, merek atau pun perusahaan. Dengan demikian jelas sekali pentingnya menganalisis perilaku konsumen agar didapat pemahaman mengenai perilaku konsumen. 2016 12 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1) Moriarty S., Mitchell N., Wells W., 2009. Advertising. 8th ed. Saduran Triwibowo B.S. Kencana. Jakarta. 2) Morissan, 2010, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana. Jakarta. 3) Kottler & Amstrong (2006). Principles of Marketing, Twelfth Edition. Saduran Bob Sabran. Erlangga. Jakarta. 4) Peter J Paul, Olson C. Jerry. (1999). Consumer Behaviour and Marketing Strategy. Saduran Damos Sihombing. Erlangg. Jakara. 5) Prasetijo Ristiyanti, Ihalauw John J.O.I. (2005). Perilaku Konsumen. Penerbit Andi. Yogyakarta. 6) Rangkuti Freddy. (1997). Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia. Jakarta. 7) Weld, William F. (1994) "Telecommunications and the Competitive Advantage of Massachusetts," Federal Communications Law Journal: Vol. 47: Iss. 2, Article 38. 8) Nike SWOT Analysis, USP & Competitors, http://www.mbaskool.com/brandguide/lifestyle-and-retail/3329-nike.html 9) Management Paradise, Pest Analysis on Nike, http://www.managementparadise.com/forums/principles-management-p-o-m/208704pest-analysis-nike.html. 2016 13 Account Management Suhendra, S.E., M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id