c BILANGAN DAN SISTEM BILANGAN St Aisyah S I. PENDAHULUAN Konsep bilangan awalnya hanyalah untuk kepentingan menghitung dan mengingat jumlah. Lambat laun setelah para ahli matematika menambah perbendaharaan symbol dan kata tepat untuk mendefinisikan bilangan, bahasa matematika menjadi suatu yang penting dalam setiap perubahan kehidupan. Apalagi bilangan selalu hadir dalam setiap perkembangan teknologi, sains, en.konomi, bahkan dalam dunia music dan hiburan Dahulu, ketika orang primitive hidup di gua-gua dengan mengandalkan makanannya dari tanaman dan pepohonan disekitar gua atau berburu untuk sekali makan, kehadiran bilangan, hitung menghitung tdak terlalu di butuhkan.Tapi tatkala mereka mulai hidup untuk persediaan makanan , mereka harus menghitung berapa banyak ternak miliknya dan berapa banyak milik tetangganya.maka mulailah mereka membutuhkan hitung menghitung Pada awalnya hanya menggunakan konsep lebih sedikit atau lebih banyak untuk melakukan perhitungn. Misalnya membandikan dua kelompok kupu-kupu yang berbeda banyaknya, mereka hanya membandingkan sedikit banyaknya kedua kelompok kupu-kupu tersebut. Akan tetapi kepastian jumlah tentang milik seseoran tersebut atau milik orang lain mulai dibutuhkan sehingga mulai mengenall dan belajar perhitungan sederhana. Mula- mula manusia menggunakan kerikil, menggunakan simpul tali, menggunakan jari jemari atau memakai ranting untuk menyatakan banyaknya hewan dan kawanannya. Atau anggota keluarga yang tinggal bersamanya. Inilah dasar pemahaman tentang konsep bilangan.Ketika seorang berpikir tentang bilangan dua maka dalam benaknya tertananm pengertian benda sebanyak dua buah misalnya dua kupukupu. Dengan menggunakan jari-jari, kerikil, ranting dirasakan tidak cukup praktis, maka orang mulai berpikir untuk menggambarkan bilangan itu dalam suatu lambang. Lambang (symbol) untuk menulis suatu bilangan yang disebut angka. Lambang bilangan dibuat oleh suatu suku bangsa untuk membuat sebuah system penulisan bilangan yang berlaku untuk bangsanya seperti bangsa maya pada 500 tahun SM, bangsa babilonia, bangsa arab, mesir kuno, ,cina kuno dan hindu-arab kuno.bangsa romawi kuno. Bangsa Romawi menggunakan angka- c angka sebagai system bilangan romawi berbentul huruf-huruf seperti I, II, III, IV, …, XX, L, C, D, M yang hingga saat ini masih di pergunakan untuk penulisan nomor bab dalam penulisan karya ilmiah Dalam perkembangan selanjutnya, angka hindu arab kuno ditemukan dalam manuskrip Spanyol abad X dan menjadi cikal bakal bagi angka-angka yang dipakai sekarang ini II. Sistem Bilangan Aritmetika disebut jug Ilmu hitung adalah bagian matematika yang membahas bilangan berikut operasinya.Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa aritmetika adalah ilmu hitung tentang bilangan .Di pendidikan dasar dipelajari penjumlahan (lambang “ +”), pengurangan (lambang “ – “), perkalian (lambang” x “ atau “ .” ),pembagian (lambang” :”),perpangkatan (lambangnya berupa besarnya pangkat dengan diletakkan secara uppercase, pangkat 2 atau kuadrat misalnya…..2, penarikan akar (lambing” √𝑎 untuk akar pangkat dua dari a, untuk akar pangkat n dari a dan logaritma (lambang glog a atau logg a untuk logaritma a dengan pokok logaritma g. Disamping itu juga digunakan pasangan kurung “(…)” untuk mengelompokkan suatu jenis operasi. Jika demikian, maka bila ada bilangan langsung didepan atau dibelakang kurung, maksudnya bilangan tersebut dikalikan dengan bilangan yang ada di dalam kurung. Misalnya 2(2 + 4) adalah 2 dikalikan dengan hasil penjumlahan 3 dan 4 Sistem bilangan adalah himpunan bilangan beserta operasinya yang didefinisikan pada himpunan tersebut. Operasinya dapat unar atau binar (biner). Operasi unar menyangkut bilangan itu sendiri (tunggal), misalnya perpeangkatan, Operasi biner menyangkut dua bilangan dalam himpunan yang bersangkutan. Dalam suatu operasi bilangan yang memuat berbagai macam operasi, telah disepakati bahwa: (i) Untuk menandakan bahwa suatu operasi dua bilangan harus didahulukan maka digunakan tanda kurung buka dan tutup melingkupi kedua bilangan tersebut beserta operasinya. Jika dieprlukan maka mungkin diperlukan lebih dari satu pasang kurung buka dan tutup, jika demikian maka operasi di antara pasang kurung yang terdalam mendahului operasi di dalam pasangan di luarnya. (ii) Perkalian dan pembagian mempunyai “kekuatan” sama artinya dioperasikan sesuai urutannya c (iii) Penjumlahan dan pengurangan mempunyai “ kekuatan “ sama artinya dioperasikan sesuai urutannya. (iv) Perkalian dan pembagian lebih kuat dari penjumlahan dan pengurangan Pada dasarnya perpangkatan dan penarikan akar merupakan operasi unar,yang operasinya terhadap sebuah bilangan tertentu, sehingga tidak selalu dapat dilakukan terhadap masing-masing bilangan yang dinyatakan dalam bentuk operasi. Jika kemudian ada yang dapat dilakukan, hal tersebut hanya terbatas untuk operasi tertentu saja. Misalnya (3 + 4)2 ≠ 32 + 42 tetapi ( 3 x 4)2 = 32 x 42 √4 + 9 ≠ √4 + √9, tetapi √4 𝑥 9 = √4 𝑥 √9 III. Mengenal Berbagai Jenis Bilangan Jenis atau macam bilangan berkembang bersamaan dengan perkembangan jaman dan digunakan untuk mengungkapkan sesuatu.Awalnya untuk mengungkapkan banyaknya sesuatu, oleh keperluan berikutnya, operasinya memerlukan ungkapan-ungkapan yang lebih lanjut namun perlu juga lebih sederhana.Demikianlah maka ungkapan yang kemudian diwujudkan dalam berbagai lambang juga berkembang. Dalam perkembangan selanjutnya angka Hindu – Arab kuno ditemukan dalam manuskrip spanyol abad X dan menjadi cikal bakal bagi angka-angka yang dipakai sekarang ini. Namun demikian pada zaman modern sekarang ini, system penulisan bilangan yang dikenal dan dipakai oleh hampIr setiap bangsa yang ada di dunia adalah system penulisan bilangan yang dikembangkan oleh bangsa Arab dengan “angka Arab” angka-angka pokoknya adalah 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, sedangkan angka yang lebih dari 9 ditulis dengan mengkombinasikan angkaangka pokok tadi. Misalnya bilangan sepuluh ditulis sebagai “10” yaitu kombinasi angka 1 dan 0 denikian juga bilangan duapuluhmpat ditulis sebagai “ 24”yaitu kombinasi 2 dan 4 Dari system penulisan angka tadi , kemudian orang-orang mulai memberi nama-nama khusus terhadap bilangan tertentu yang dikembangkan oleh bangsa Arab itu untuk kepentingan tertentu. Misalnya, untuk keperluan hitung menghitung, maka orang mulai memerlukan “bilangan penghitung”(counting number)” yaitu bilangan 1, 2, 3, 4, 5, …, dan seterusnya, dimana 3 titik setelah bilangan 5 mencirikan bahwa bilangan itu masih diteruskan sampai tak ada batasnya dengan aturan bahwa bilangan berikutnya diperoleh dengan c menambah 1 kepada bilangan sebelumnya.Dari perkembngan tersebut kini kita mengenal beberapa jenis bilangan antara lain: 1. Bilangan bilangan penghitung 1, 2, 3, 4, 5, ….sekarang dikenal dengan bilangan asli. Dan apabila dihimpun menjadi sebuah himpunan maka disebutlah himpunan itu dengan himpunan A 2. Untuk keperluan dalam aljabar,misalnya persamaan 3x + 5 = 11, tidak memiliki penyelesaian apabila x peubah bilangan asli , karena x yang memenuhi persamaan itu adalah – 2 bukanlah bilangan asli, sehingga orangorang kemudian memperluas bilangan asli menjadi bilangan bulat.Apabila dihimpun menjadi sebuah himunan maka disebut himpunan bilangan bulat Bilangan bulat :{ …-3, -2, -1, 0,1, 3, ..} 3. Bilangan Cacah : 0, 1, 2, 3, …………… 4. Bilangan rasional : Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑎 𝑏 , a dan b bilangan bulat dengan b ≠ 0. Himpunan semua bilangan rasional 𝑎 dinyatakan R = { 𝑏 ∣ a , b ∊ R dan b ≠ 0 } 8 24 6 Misalnya 17 , 57, 3 = 2 Diantara bilangan rasional ada yang merupakan bilangan bulat ada pula yang merupakan bilangan pecah.Jika bilangan rasional bentuk decimal, maka bagian decimal memiliki perulangan. Perulangannya merupakan sejumlah angka tertentu atau pada 0 ( nol) contoh 1 5 1 7 = 0,200000000000000000 … = 0,142857142857142857142857 Bilangan decimal yang berulang dengan 0, perulangannya tidak dituliskan 1 sehingga ditulis 5 = 0,2 Bagian decimal yang tidak 0 dituliskan sebagai berikut 1 7 = 0,142857142857142857142857 =0, 142857 𝑎𝑡𝑎𝑢 0,142857 Apakah setiap bilangan bulat merupakan bilangan rasional ? Jawabannya yak arena setiap bilangan bulat dapat ditulis dalam bentuk 𝑎 𝑏 ∣ a , b ∊ R dan b ≠ 0, sehingga semua himpunan bilangan bulat merupakan bagian dari himpunan bilangan rasional atau B ⊂ R 5. Bilangan irasional :Bilangan yang muncul karena tidak ditemukannya bentuk 𝑎 𝑏 yang dapat mewaklilinya, meskipun dalam keseharian sering c dijumpai.Hali ini memunculkan bilangan dengan lambang yaitu √2, yang merupakan salah satu contoh bilangan irasional. Jika dinyatakan dalam bentuk decimal, maka bagian desimalnya tidak pernah terjadi perulangan. Misalnya√2 = 1,412135623730950488016887242… √3 = 1.7320508075688772935274463415… 3 √2 = 1.2599210498948731647672106072778 6. Bilangan real, yang memuat kelima macam bilangan diatas . dituliskan dalam himpunan bilangan Real dilambangkan dengan R 7. Bilangan Imajiner, yang muncul misalnya dengan tidak ditemukan nilai √−1 di antara bilangan real 8. Bilangan Kompleks yang merupakan gabungan bilangan real dan imajiner, yaitu bilangan yang berbentuk a + bi dengan a dan b bilangan real dan I = √−1. Bilangan real a disebut bilangan real, sedangkan bilangan real b disebut bagian imajiner Selain jenis-jenis bilangan diatas dikenal pula jenis bilangan lainnya, misalnya 1. Bilangan prima, yaitu bilangan asli yang memiliki tepat dua factor yang berbeda, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh : 1,2,3,5,7,11,… Beberapa bilangan prima palindrome (bilangan yang jika lambangnya dibaca dari depan dan belakang sama dan agak khusus diantaranya 2. Bilangan komposit adalah bilangan asli bukan 1 dan bukan bilangan prima 3. Bilangan sempurna adalah bilangan yang jumlah semua pembagiannya kecuali dirinya sendiri sama dengan bilangan tersebut. Contoh : 6 = 1+2+3 dan 28 = 1+2+4+7+14 4. Bilangan berkekurangan adalah bilangan yang jumlah semua pembagi kecuali dirinya sendiri kurang dari bilangan tersebut.Contoh :14 karena 1+2+7<14 5. Bilangan berkelebihan adalah bilangan yang jumlah semua pembagi kecuali dirinya sendiri lebih dari bilangan tersebut.Contoh : 12 karena 1+2+3+4+6.12 6. Bilangan kuadrat diartikansebagai bilangan yang merupakan kuadrat sempurnadari sebuh bilangan asli. Contih 22 = 4 7. Bilangan kubik, diartikan sebagai bilangan yang merupakan pangkat tiga dari sebuah bilangan asli. Contoh : 23 = 8 c 8. Bilangan aljabar adalah bilangan yang merupakan akar dri suatu persamaan suku banyak. Contoh : anxn + an-1xn-1+ an-2xn-2+…+ a2x2+ a1x+ a0 =0 9. Bilangan transendetal adalah bilangan real yang bukan aljabar. Contoh π IV. Sistem Bilangan Real Jika R adalah himpuna bilangan real, maka untuk setiap a+b = c, system bilangan real berlaku sifat t a. Sifat tertutup (Closure) : untuk setiap a,b ∊R, jika a+b = c dan a x b = d, maka (i) c ∊ R dan (ii) d ∊ R b. Sifat Assosiatif (pengelompokan). Untuk setiap a, b, c, ∊R berlaku (i) a + (b + c) = (a + b) + c (ii) a x (b + c) = (a + b) x c c. Ada elemen netral (unsure identitas), yaitu 0 (n0l)pada penjumlahan dan 1 pada perkalian .Untuk setiap a∊R maka (i) a +0 = a = 0 +a (ii) 1 x a = a = a x 1 d. Elemen invers (lawan). Setiap bilangan real a mempunyai invers penjumlahan (aditif) yaitu –a (baca : negative a). dan untuk setiap a∊R dan a≠ 0 mempunyai sebuah invers perkalian 1 𝑎 (kebalikan dari a). e. Sifat komutatif. Untuk setiap a, b ∊R, maka berlaku (i) a + b = b+ a (ii) a x b = b x a f. Distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan.Untuk setiap a, b,∊R berlaku (i) a x (b + c) = ab + ac (ii) a x ( b – c) = ab - ac V. Operasi hitung Bilangan 1. Penjumlahan Pada penjumlahan “ +” adalah lambang untuk operasi penjumlahan atau pertambahan, sehingga kalimat matematika jumlah delapan dan lima sama dengan 13 ditulis secara singkat dengan “ 8 + 5 = 13 ”.Tandan + mulai dipakai c pada abad ke -15 untuk menandai karung padi-padian atau gandum yang melebihi besar yang ditentukan sebelumnya. Sifat-sifat operasi penjumlahan sebagai berikut 1. Himpunan semua bilangan real tertutup terhadap operasi penjumlahan, yaitu untuk setiap bilangan real a + b, maka a + b merupakan bilangan real 2. Operasi penjumlahan bersifat komutatif, yaitu untuk setiap bilangan real a dan b berlaku a + b =b +a 3. Operasi penjumlahan bersifat assosiatif, yaitu untuk setiap bilangan real a, b dan c berlaku a + (b + c) = (a + b) + c 4. Operasi penjumlahan berlaku Unsure identitas yaitu 0, karena setiap bilangan real a berlaku a+0 5. Setiap bilangan real a memiliki lawan terhadap operasi penjumlahan yaitu (-a), karena a + (-a) = (-a) + a = 0 2. Pengurangan Operasi kurang adalah lawan (invers) dari operasi tambah, misalnya “ 6 dikurangi dengan 5” sama artinya dengan “ 6 ditambah dengan lawan dari 5” sehingga 6 – 5 = 6 + (-5) = 1 Contoh 5 – 9 = 4 + (-9) = - 5 - 4 – 12 = -4 + (- 12) = - -16 8 – ( - 15) = 8 + (+15) - 23 – (- 17) = -23 + 17 = -6 Jadi untuk setiap bilangan a dan b berlaku a – b = a + ( -b), yaitu mengurangi dengan sebuah bilangan sama dengan menambah dengan lawan dari bilangan itu 3. Perkalian Perkalian adalah penjumlahan yang berulang. Maksudnya 3 x 5 sama artinya 5 + 5 + 5 sehingga 3 x 5 = 5 + 5 + 5 , Begitu pula yang dimaksud 5 x 3 = 3 + 3 + 3 +3+3 Didalam aljabar yang dimaksud dengan 3 x a = a + a + a dapat ditulis secara singkat dengan 3a, dalam hal ini tanda “ x” atau kali tidak ditulis lagi Operasi perkalian memiliki sifat-sifat yaitu 1. Komutatif (pertukaran) yaitu untuk setiap bilangan real a dan b berlaku a+b=b+a c 2. Assosiatif ( pengelompokan ) yaitu untuk setiap tiga bilangan real a, b, c berlaku a + (b + c ) = (a + b) + c 3. Perkalian memiliki unsure identitas kali yaitu 1, sebab untuk setiap bilanganreal a berlaku ax1=1xa=a 4. Perpangkatan Operasi perpangkatan merupakan perkalian berulang. Misalnya tulisan 2 x 2 x 2 dapat disingkat 2 3, sehingga 2 x2 x2 = 2 3. Angka 3 disebut pangkat sedangkan angka 2 pada 2 3 disebut bilangan pokok ( bilangan yang dipangkatkan) Di dalam aljabar yang dimaksud p3 adalah p x p x p , sehingga p3 = p x p x p Karena p2 = p x p dan p5 = p x p x p x p x p sehingga p2 x p5 = (p x p) x (p x p x p x pxp) = p x p x p x p x p x p x p = p7 Berdasarkan penjelasan diatas, ternyata untuk bilangan – bilangan cacah m dan n selalu berlaku am x an = am + n 5. Pembagian Pembagian merupakan lawan dari perkalian. Maksudnya kalimat pembagian 10 : 2 sama artinya dengan kalimat perkalian 2 x 5 = 10 atau 5 x 2 = 10 Kesimpulan Sistem bilangan adalah himpunan bilangan beserta operasi yang didefinisikan pada himpunan tersebut. Sistem penulisan bilangan yang dipakai saat ini hamper dari setiap bangsa dikembangkan oleh bangsa Arab dengan bilangan pokok 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8,9. Jenis bilangan dikembangkan untuk keperluan tertentu,misalnya keperluan hitung menghitung. Dari perkembangan tersebut maka dikenal jenis bilangan diantaranya: bilangan asali, bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan irrasinal, bilangan real, bilangan imajiner, dan bilangan kompleks. Selain itu juga terdapat jenis bilangan lain yakni bilangan prima, bilangan, komposit, bilangan sempurna, bilangan berkekurangan, bilangan berkelebihan, bilangan kuadat, bilangan kubik, bilangan aljabar, dan bilangan transendetal. Pada bilangan real berlaku sifat tertutup, sifat assosiatif, sifat Komutatif, sifat Distributif, Unsure identitas dan elemen invers. Pada bilangan real berlaku Operasi hitung bilangan yakni penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian,serta perpangkata