RINGKASAN AGUSTINUS HARIADI DJOKO PURWANTO. Strategi Pengembangan Keunggulan Kompetitif Berbasis Implementasi Manajemen Lingkungan dan Keselamatan serta Kesehatan Kerja (LK3). Dibimbing oleh BUDI SUHARJO, UJANG SUMARWAN, dan HENY K DARYANTO. Tingkat pencemaran lingkungan dan kecelakaan kerja tinggi dan meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2010 jumlah kecelakaan mencapai 86.693 meliputi 1965 meninggal dunia, 31 cacat total, 3662 cacat fungsi, 2313 cacat sebagian dan 78.722 berhasil sembuh total. Kejadian-kejadian ini mendorong, para pemangku kepentingan (pelanggan, pemerintah, masyarakat, LSM, karyawan) untuk meningkatkan tuntutan terhadap perusahaan untuk meminimalkan resiko LK3 dari kegiatan usahanya. Akan tetapi, tanggapan perusahaan berbeda dari yang bersifat reaktif adapula yang bersifat proaktif. Strategi reaktif ditunjukkan oleh perusahaan hanya sekedar untuk memenuhi persyaratan peraturan pemerintah, sedangkan strategi proaktif berupa penerapan manajemen LK3 secara komprehensif seperti Eliminasi, Substitusi, Reuse, Recycle, dan Recovery, serta Pengendalian Engineering. Dalam perspektif manajemen LK3, meskipun pengelolaan resiko pada dasarnya telah dilakukan oleh perusahaan, tetapi pencemaran dan kecelakaan tersebut masih terjadi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya konsistensi yang ditunjukkan oleh Komitmen manajemen, Manajemen proses dan Manajemen sumber daya manusia untuk mencapai Kinerja LK3 tinggi menuju pada peningkatan Kepuasan pelanggan, Legitimasi pemerintah dan sosial untuk beroperasi, Reputasi dan Kerjasama eksternal yang menyebabkan peningkatan Keunggulan kompetitif dan Kinerja finansial. Penelitian ini memiliki empat tujuan, yaitu: 1) Menganalisa strategi yang diterapkan perusahaan dalam penerapan manajemen LK3-nya, 2) Menganalisa pengaruh elemen-elemen manajemen LK3 (Komitmen manajemen, Manajemen proses dan Manajemen SDM) terhadap pencapaian Kinerja LK3, 3) Menganalisa pengaruh Kinerja LK3 terhadap Keunggulan kompetitif dan Kinerja finansial perusahaan; 4) Membangun model pengembangan Keunggulan kompetitif berbasis implementasi manajemen lingkungan dan K3 yang disusun berdasarkan pada empat konstruk, yaitu Komitmen manajemen, Manajemen proses dan Manajemen SDM serta Kinerja LK3. Model penelitian ini memberikan manfaat bagi semua pihak untuk merujuk model implementasi MLK3 yang menggabungkan faktor-faktor operasional manajemen dan indikator finansial serta non-finansial yang menjadi ukuran dan panduan dalam menerapkan strategi MLK3. Disamping itu, belum ada penelitian yang mengkaji hubungan-hubungan secara komprehensif seperti dibangun dalam model penelitian ini. Dalam membangun model penelitian, landasan teori yang dirujuk adalah Teori pemangku kepentingan (stakeholders theory), Teori nilai pemegang saham (shareholders value theory) dan Teori manajemen (management theory) Penelitian menggunakan metode analisa deskriptif, Structural Equation Model (SEM), Uji Mann-Whitney, Uji T dan Uji Chi-square. Jumlah responden untuk analisa deskriptif dan SEM adalah 119 perusahaan yang mencakup 20 sektor industri dan terletak di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Jumlah data untuk uji beda (Mann-Whitney) adalah 45 perusahaan yang sudah menjadi responden dan yang diaudit oleh auditor Badan Sertifikasi untuk membandingkan persepsi responden dan auditor. Sedangkan jumlah data untuk analisa Tabulasi silang (Chi-square) adalah 40 buah perusahaan responden yang sekaligus terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta, peserta PROPER (Program Peringkat Kinerja Industri) Kementerian Lingkungan Hidup, dan perusahaan yang diaudit oleh auditor Badan Sertifikasi. Analisa Tabulasi silang dilakukan untuk melihat hubungan antara Kinerja lingkungan dan Kinerja finansial. Berdasarkan model yang dibangun dapat disebutkan hasil-hasil penelitian sebagai berikut. Analisa deskriptif menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan strategi reaktif dan proaktif dalam implementasi manajemen lingkungan dan K3-nya secara bersamaan.Hasil pengamatan terhadap tingkat integrasi menunjukkan bahwa perusahaan telah menerapkan implementasi integrasi manajemen lingkungan dan K3 baik pada tingkatan prosedur, personil dan penerapan dilapangan.Dalam implementasi manajemen lingkungan dan K3, interaksi antara elemen-elemen manajemen lingkungan dan K3 tersebut terjadi sebagai berikut: a) Kinerja LK3 dipengaruhi secara positif dan simultan oleh Manajemen proses dan Manajemen sumber daya manusia. B) Manajemen proses dan Manajemen sumber daya manusia masing-masing dipengaruhi secara positif oleh Komitmen manajemen puncak. c) Manajemen proses dipengaruhi secara positif oleh Manajemen SDM. Sebaliknya, Manajemen SDM dipengaruhi secar negatif oleh Manajemen proses. Hasil pengamatan terhadap aspek bisnis perusahaan menunjukkan bahwa Keunggulan kompetitif (Kepuasan pelanggan, Keluhan pelanggan, Reputasi, Penghargaan, Legitimasi, dan Kerjasama eksternal) dipengaruhi secara positif oleh Kinerja lingkungan dan K3 (Kejadian pencemaran, Kejadian kecelakaan, Tingkat kepatuhan dan Kinerja keseluruhan). Kinerja finansial (Peningkatan penjualan, Peningkatan pendapatan bersih, ROA) dipengaruhi secara positif oleh Kinerja lingkungan dan K3, baik berupa pengaruh langsung Kinerja LK3 terhadap Kinerja finansial atau pengaruh tidak langsung Kinerja LK3 melalui Keunggulan kompetitif yang meningkatkan Kinerja finansial. Namun demikian, hasil kajian terhadap data sekunder menunjukkan bahwa Kinerja lingkungan baik menurut auditor atau hasil PROPER tidak mempengaruhi Kinerja finansial perusahaan. Terkait dengan pembangunan dan pengujian model, penelitian ini menunjukkan bahwa Model manajemen LK3 dapat diterapkan untuk meningkatkan Keunggulan kompetitif dan Kinerja finansial dimana elemenelemen manajemen dibangun berdasarkan konstruk Komitmen manajemen, Manajemen proses dan Manajemen SDM. Implikasi manajerial dari penelitian ini adalah (1) perusahaan semestinya sudah memasukkan masalah LK3 dalam strategi utama dan menerapkan strategi proaktif dibandingkan strategi reaktif karena penerapannnya telah memberikan manfaat intangible dan tangible sekaligus; (2) perusahaan yang menerapkan strategi proaktif memilih hierarki pertama dan kedua seperti Reduksi pada sumber, Eliminasi, Subtitusi, Reuse, Recycle, Recovery, dan Pengendalian engineering; (3) Ketiga, menyeimbangkan bobot pengaruh faktor manajemen manusia dan manajemen proses sehingga perusahaan dapat mengandalkan dua sumber daya manajemen, yaitu manusia dan sistem. Bagi pemerintahan pengawasan dilakukan pada perusahaan yang bersifat reaktif dan pada perusahaan yang telah atau berupaya menerapkan strategi proaktif diarahkan pada aspek pembinaan Kata kunci: Strategi, Keunggulan kompetitif, Kinerja lingkungan dan K3, dan SEM.