Tenu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 BEBERAPA JENIS TUMBUHAN RAWA SEBAGAI PENGENDALI HAMA TANAMAN FAUZIAH AR Bali Penelitian Pertanian Lahan Rawa, JI . Kebun Karet Loktabat Banjarbaru P .O Box 31, Kalimantan Selatan RINGKASAN Lahan rawa pasang surut maupun rawa lehak ditemukan beberapa jenis tumbuhan yang bermanfaat sebagai pengendali llama yaitu yang berfungsi sebagai tanaman perangkap atau habitat musuh-musuh alami dan ada juga yang berfungsi sebagai pestisida nabati . Dari beberapa hasil penelitian , ditemukan lima jenis tumbuhan/tanaman yang disenangi oleh penggerek batang padi putih dalam meletakkan telurnya . Dari kelima jenis tanaman tersebut yang paling disenangi oleh penggerek batang padi untuk meletakkan telurnya adalah tanarnan purun tikus (Eleocharis dulcis), yaitu dapat mencapai berkisar antara 3 .570-6 .179 kelompok telur/ha, sedangkan pada tanaman padi berkisar antara 93-296 kel .telur/ha . Disamping itu pula tumbuhan tersebut merupakan habitat bagi beberapa jenis musuh alami yaitu laba-laba . kumbang karabit, capung dan beberapa jenis parasitoid telur penggerek batang (Telenoinus rowani, Tetrastichus schoenoba clan Trichogramnia sp) . Tumbuhan yang berfungsi sebagai pestisida nabati terhadap ulat kubis dan penggerek batang padi yaitu Lukut (Patycerium bifurcation), Kapayang (Pangium edule), Kalalayu (Eriogiosum rubiginosum), Lua (Ficus glonterata), Galam (tilelaleuca leucandra), rumput minjangan (Chromolaetna odoratum), Sarigading (Nvctanthes arbol-tritis) dan tanaman Jingah (Glutha rengas) . Daya toksisitas bahan tumbuhan ini terhadap ulat kuhis dan penggerek batang padi dapat mencapai antara 55-85%. Kata Kunci : Hama tanaman, tumbuhan rawa PENDAHULl1AN Dalarn mengendalikan hama petani pada umumnya bertumpu pada penggunaan bahan kimia atau insektisida, karena hasilnya cepat dan dapat dilihat langsung . Akan tetapi apabila penggunaan bahan insektisida tersebut kurang bijaksana akan menimbulkan dampak negatif bagi flora maupun fauna serta lingkungan, dan disamping itu pula harga bahan kimia atau pestisida tersebut harganya cukup mahal . PHT pengguaan Berdasarkan konsep alternatif terakhir pestisida merupakan apabila komponen pengendali lainnya tidak mampu lagi menekan hama tersebut . Untuk hiengatasi atau mengurangi penggunaan pestisida tersebut perlu dicari alternatif lain yaitu pemanfaatan produk alami sebagai pengendali hama yang mudah . murah serta ramah lingkungan Akhir-akhir ini banyak dilakukan ekspolorasi terhadap bahan tanaman yang mengandung bahan bioaktif dan bermanfaat sebagai pengendali llama yang ramah lingkungan, seperti penggunaan tanaman perangkap dan pestisida/insektisida nabati . Pusat Penelinun dan Pengewhangan Peternakan Usaha penggunaan bahan nabati dapat dimulai dengan bahan-bahan tumbuhan yang telah diketahui/dikenal baik, misalnya bahan ramuan obat tradisional atau jamu, bahan-bahan berkemampuan tertentu misalnya mengandung rasa gatal, pahit, langu, tidak disenangi hama/serangga serta bahan-bahan tumbuhan yang memang jelas memiliki kemampuan racun seperti gadung, bi_ji/daun mimba . Pengendalian dengan menggunaan bahan-bahan botani seperti tersebut di atas tidak akan menimbulkan dampak yang merugikan seperti terjadinya pencemaran lingkungan dan sebagainya, karena pada umumnya bahan nabati tersebut cepat terurai menjadi bahan yang tidak berbahaya . Di lahan rawa pasang surut dan lebak Kalimantan Selatan dan Tengah, ditemukan lebih dari 1 .000 jenis tanaman, yang teridentifikasi baru beberapa jenis yaitu terdiri dari 181 genera dalam 51 famili, golongan berdaun lebar 110 spesies, rumput 40 spesies dan teki 31 spesies (BUDIMAN, 1988) . Dari beberapa jenis tanaman et. al. tersebut ada yang berfungsi sebagai tanaman perangkap, habitat musuh-musuh alami, inang alternatif, attraktan dan pestisida 321 Tema Teknis Nasional Tenaga Fungsional Perlanian 2006 nabati . Menurut ASIKIN dan THAMRIN (1999), melaporkan bahwa tanaman purun tikus sangat disenangi oleh penggerek batang dalam meletakkan telurnya yaitu dapat mencapai 6 .179 kelompok telur/ha dibanding-kan tanaman padi serta tanaman gulma lainnya. Sealin itu pula tanaman purun tikus tersebut merupakan bahitat bagi beberapa jenis musuh alami harna serangga . TANAMAN PERANGKAP Vegetasi tanaman di lahan rawa bervariasi dan vegetasi yang cukup doniman adalah purun tikus . Menurut ASIKIN et al (1995 ; 1996 dan 1997), melaporkan bahwa tanaman rawa purun tikus dapat digunakan sebagai tanaman perangkap penggerek batang padi putih terutama dalam memerangkap kelompok telurnya. (Tabel I dan 2) . Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan pada lokasi, An jir Muara pada MT . 1997 yang saat itu terjadi kemarau panjang sehingga mengakihatkan tanaman purun banyak yang mati sehingga tingkat kerusakan padi akibat serangan penggerek batang cukup tinggi yaitu 15-25%, pada hal berkisar antara pengamatan sebelumnya intensitas kerusakan padi hanya berkisaran antara I2%, hahkan hampir tidak ditemukan adanya serangan penggerek batang. Menurut melaporkan hahwa PRAYUDI (1998), yang diakibatkan intensitas kerusakan sangat penggerek hatang padi putih bervariasi yaitu gejala sundep berkisar antara 33-41% dan gej jala beluk 25-45% pada daerah bebas purun tikus dan pada daerah yang ada purun tikus gejala sundep relatif rendah berkisar antara 1,5-5% bahkan dan gelaja beluk berkisar antara 1,7-2,5%, bahkan hampir tidak ditemukan adanya serangan penggerek, walaupun populasi penggerek batang padi tinggi dilihat dari jumlah kelompok telur yang ditemukan/diletakkan pada purun tikus (ASIKIN et .al, 1999) . Penyebab tertariknya penggerek batang padi terhadap purun tikus diduga bahwa purun tikus tersebut mengandung zat kimia sekunder yang dapat mempengaruhi penggerek batang padi untuk meletakkan telurnya . Menurut PAINTER (1951), bahwa respon serangga terhadap bahan penarik atau penolak kimiawi sekunder yang terkandung didalamnya merupakan mekanisme preferensi yang utama dalam mewu_judkan sifat-sifat resistensi . Secara morpologi tanaman purun tikus tersebut menyerupai tanaman padi yaitu batangnya mempunyai rongga dan permukaan batang licin . Menurut LESTARI (1983), bahwa kekhusussan inang dipengaruhi oleh penyesuaian serangga terhadap inangnya diantaranya bentuk morfologi inang . Dan disamping itu pula serangga penggerek batang padi putih mampu menyelesaikan siklus hidupnya pada purun tikus sampai menjadi imago (DJAHAB, 2000) . Dengan demikian purun tikus tersebut dapat dijadikan sebagai tanaman perangkap dan inang bagi penggerek batang padi putih . Tabel 1 . Jwnlah Kelompok Telur Penggerek Batang Padi Putih di Lahan Rawa Pasang Surut MK . 1995 . .Pengamatan (HST) Purun tikus 3596 20 5646 35 4532 50 65 4699 80 4112 Sumber : Asikin clan 'hhamrin (1999) 322 Prupuk 146 73 139 53 33 Jenis Tumbuhan (Kel .telur/ha) Kalakai Bundung Purun kudung 59 73 79 66 26 86 99 53 66 46 33 26 53 40 13 Padi 93 119 236 195 166 Pusat Penelitian dan . Pengenrbangan Peternakan Tema Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Tabel 2 . .lumlah Kelompok 'felur Penggerek Batang Padi Putih di Lahan Rawa Pasang Surut MH 1995/1996 Pengamatan Jenis Tumbuhan (Kel .telur/ha) Purun tikus Prupuk Kalakai Bundung (FIST) Purun kudung 2.0 3779 133 86 40 69 35 6179 86 79 73 59 5499 166 126 50 119 56 65 5939 119 79 113 46 80 5079 159 73 89 35 Sumber : Asikin dan Thamrin (1999) . HABITAT DAN KONSERVASI MUSUH ALAMI Kehidupan serangga sangat erat huhungannya dengan kcadaan lingkungan tempat serangga hidup . Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi kehidupan serangga tersebut antara lain yaitu factor fisik (iklim dan topografi), factor biotis (parasitisme dan predatisme, resistensi dan kompetisi) dan faktor makanan atau habitat . yang menyangkut dengan Hal makanan/habitat antara lain adalah tipe makanannya, ukuran, banyak atau sedikitnya makanan yang tersedi atau mudah tidaknya makanan itu diambil . Untuk memelihara musuh alami khususnya parasitoid supaya selalu ada di ekosistem semi alami ditawarkan teknologi "Perumahan musuh alami" atau Habitat musuh alami dengan memelihara gulma di lahan bukan sawah atau bagian sawah pada daerah yang bukan explosif tikus Keberhasilan perkernbangan clan munculnya parasitoid gregarious Apanteles congregatus pada ulat tanduk tembakau Manduca Sexta terhambat bila 0,1% nicotin ditambahkan pada makanan ( BAEHAKI, 2001) . Beberapa serangga mempunyai 'kemampuan untuk mcnghindari makanan yang mengandung nicotin tinggi, karena akan menekan parasitoid yang memakan inang tersebut . Beberapa spcsics parasitoid Pnsat Penelitian doll Pengembangan Peternakan Padi 99 289 296 157 173 dipengaruhi oleh hentuk morpologi dari tanaman dimana inang hidup Menurut ASIKIN et al (2000) purun tikus ditemukan cukup bervasiasi jenis musuh alami yang terdiri dari jenis parasitoid dan predator (Tabel 3) . Adapun jenis parasitoid yang paling dominan adalah parasitoid telur (T rowani, Trichograinma sp dan T Schoenobii), sedangkan parasitoid larva hanya jenis Apenteles sp . Jenis predator yang ditemukan adalah jenis labalaba, capung, kumbang karabit dan belalang . Ketertarikan serangga hidup pada purun tikus tersebut diduga pada tanaman tersebut cukup banyak tersedianya makanan bagi musuh-muasuh alami tersebut . Seperti parasitoid telur, dimana pada purun tikus terhut cukup banyak tersedianya telur-telur penggerek batang, sehingga dapat mempertahan hidupnya . Menurut ASIKIN dan THAMRIN (1997) dan DJAHAB (19992000), kelompok-kelompok telur yang terperangkap pada purun tikus terparasit oleh parasitoid berkisar antara 7,5-38% bahkan dapat mencapai 66% . Menurut Seigber (1983) adanya kandungan kelompok senyawa lipida yang bersifat mudah menguap yang berfungsi sebagai alomon seperti senyawa ester keton dan hidrokarbon akan mempengaruhi dipilihnya tanaman sebagai inang oleh serangga . 323 Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Perianian 2006 Tabel 3 . Jenis serangga pada rumput purun tikus di lahan rawa pasang surut Kalimantan selatan dan tengah MT. 1999 Jenis gulma Purun tikus (E dulcis) Jenis serangga T. innotata C'ovana sp Ni_ara sp Oxva sp 6alanga sp Teiragnatha mandibulata Lvcosa sp Methioche sp Oxyopersp Agripe sp Paederus. foreipes Ophionea ishti ishit Hapalochrus .cp Micraspirsp Verania lieata Agriocnemis fenrtno femina Orthett urn Sahina sabina Conocephalus longipennis Solenopsis gemu atan Pipuncuhrs sp Telenourous rowant Tetra .rticlnrr schonobti Bracon chtnensis Elasnnrs sp ltoplectt7 marangne Triango lrper Trichogramnra sp Keterangan +++ + + + + +++ +++ ++ ++ ++ ++ + + ++ + ++ + + + ++ +++ ++ + + + + + Sumber Asikin dan Thamrin (1999) . Ket : +++ Banyak, ++ : Sedang + : Sedikit BAHAN TUMBUHAN SEBAGAI PESTISIDA NABATI Untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan insektisida yang kurang bijaksana periu dicari alternatif yaitu pemanfaatan bahan tumbuhan sebagai yang bersifat ramah pestisida nabati lingkungan . Menurut ASIKIN dan THAMRIN hasil (2002), melaporkan bahwa yang inventarisasi beherapa tanaman berpotensi sebagai pestisida nahati terhadap hama ulat kubis dan penggerek hatang yaitu Lukut (Pat vcerium hi/urcatunr), Kapayang (Pangium e (hu/c), Kalalayu (Eriogiosum ruhiginosunt), Lua (Ficus glonterala), 3 24 Galam (A4elaleuca leucandra), rumput minjangan (Chromolaema odoralum), Sarigading (Nvctanthes arbor-tritis) dan tanaman Jingah (Glutha rengas) . Daya toksisitas bahan tumbuhan ini terhadap ulat kubis dan penggerek batang padi dapat mencapai antara 55-85% . (Tabel 4) . Bahan tumbuhan tersebut pada umumnya daya toksiknya agak lambat dibandingkan dengan insektisida kimiawi atau sintetik . Hasil pengamatan hari pertama atau pada 24 jam setelah infestasi larva, hampir semua perlakuan bahan tumbuhan tersebut tidak memperlihatkan adanya gejala keracunan/ kematian larva hama tersebut, tetapi pada hari kedua mulai terlihat adanya gejala keracunan terhadap larva-larva tersebut dan pada pengamatan selan_jutnya yaitu hari ketiga sudah memperlihatkan kematian larva yaitu dapat mencapai 5585% . Sedangkan pada insektisida kimiawi pada hari pertama sudah memperlihat gejala keracunan dan hari kedua semua larva mati . Pada pestisida nabati tersebut diduga bersifat racun perut, karena pada hari pertama ter_jadi kontak belum memperlihatkan gejala keracunan, tetapi setelah larva-larva tersebut makan sehingga mengakibatkan gejala keracunan bagi larva tersebut . Daya toksisitas/racun tertinggi yaitu pada bahan tumbuhan Pangium edule, Palatvcerium bifurcatum dan Eriglossum rubiginosurn yaitu daya racunnya berkisar antara 70-85%. Menurut NUNIK e t.al (1997), melaporkan bahwa Pangium edule (buah kapayang/pucung) dapat digunakan sebagai bahan pengawetan ikan, hal ini diduga bahwa buah kapayang tersebut mengeluarkan bau spsifik yang dapat mempengaruhi syaraf lalat, sehingga lalat kurang menyukai ikan yang diberi buah kapayang tersebut . Dan disamping itu pula ikan yang diawetkan dengan buah kapayang tidak dijumpaiadanya mikrotlora seperti Aspergillus niger, A .ochraceus, Mucor sp dan Rhizopus sp . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Tenam Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Tabel 4 . Bahan Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Pestisida Nabati Jenis tumbuhan Daya Toksik/Kernatian Larva (%) Scirpophaga mnotata Plutella sp Pangiunr edule Chromoloerna odoratum Eriogiosum rubiginosum Patvcernmr bifurcannn Melaleuca leucandra Ficus glomerata Nvctanthes arbor-tritis Ghaha rengas Insek BPMC/Deltametrin Deltarnetrin Kontrol Sumber : Asikin dan Thamrin (2001-2002) . 80 65 70 80 65 60 65 60 100 10 _ 85 75 75 80 55 70 70 65 - 100 10 Teknologi lJsahatani Lahan Rawa dan Lahan Kering (1) . Balittra . KESIM PULAN Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tanaman rawa purun tikus dapat digunakan sebagai tanarnan perangkap atau inang alternatif bagi penggerek batang padi putih dan purun tikus sebagai bahitat dan dapat digunakan konservasi musuh-musuh alami . Dengan demikian purun tikus perlu dipertahankan keberadaannya sebatas untuk perangkap kelompok telur penggerek batang dan habitat In usuh alami . Dan selain itu ditemukan delapan jenis bahan tumbuhan yang berpotensi nabati yaitu Lukut sebagai pestisida bifitrcatum), Kapayang (Patvcerium (Pangium edule), Kalalayu (Eriogiosum Lua (Ficus glomerata), rubiginosum), leucandra), rumput Galam (Melaleuca (Chromolaema odoratum), minjangan Sarigading (Nvctanthes arbor-o- itis) dan tanaman Jingah (Glutha rengas) . Daya toksisitas bahan tumbuhan ini terhadap ulat kubis dan penggerek batang padi dapat inencapai antara 55-85% . DAFTAR PUSTAKA ASIKIN S . 1994 . Observasi Hama Penggerek Batang Padi Di Lahan Rawa Pasang Balittra . Surut. Hasil Penelitian Banj arbaru ASIKIN 1995-1997 . S DAN M .THAMRIN . Kemanpuan Parasitoid Menekan Populasi Penggerek Batang Padi Putih Di Lahan Rawa Pasang Surut . Prosiding Seminar Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan ASIKIN . S ., B .PRAYUDI DAN M .THAMRIN . 1996 . Peluang Gulma Purun Tikus (E .dulcis) Sebagai Tanaman Perangkap Bagi Hama Penggerek Batang Padi Putih Di Lahan Rawa . Prosiding I Konferensi Nasional dan Seminar llmiah HIGI . Bandar Lampung 5 Nop . 1996 . ASIKIN DAN M .THAMRIN . 1997 . Purun Tikus (E .dulcis) Sebagai Inang Alternatif Penggerek Batang Padi Putih Di Lahan rawa Pasang Surut . . Disampaikan pada Seminar Mingguan Balittra . Banjarbaru . AsIKIN .S . DAN M .THAMRIN . 1999 . Peranan Purun tikus (Eleocharis dulcis) Sebagai Tanaman Perangkap Hama Penggerek Batang Padi Putih . Disampaikan pada Seminar 27 - 28 Juli . Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa . Banjarbaru . 9p . AsIKIN . S ., M .TIIAMRIN DAN A . BUDIMAN . 2000 . Purun Tikus (Eleocharis dulcis) (Burm .F .) Henschell Sebagai Agensia Pengendali Hama Penggerek Batang Padi dan Konservasi Musuh Alarm di Lahan Rawa Pasang Surut. Disampaikan pada Simposium Keaneka ragaman Hayati dan Sistem Oroduksi Pertanian Cipayung, 1618 Nopember 2000 . ASIKIN . S ., M .THAMRIN DAN N . DJAHAB . 2000 . Preferensi Ekstrak Purun Tikus dan Bundung Terhadap Imago Penggerek Batang Padi . Hasil Penelitian Balittra . Banj arbaru . Bahan ASIKIN . S ., DAN M .THAMRIN . 2002 . Tumbuhan Sebagai Pengendali Hama Disampai pada Ramah Lingkungan . Seminar Nasional Lahan Kering dan 325 Tenu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Lahan Rawa 18-19 Desember 2002 . BPTP Kalimantan Selatan dan Balittra. Banjarbaru . BUDIMAN ., A ., M .THAMRIN DAN S .ASIKIN . 1988 . Beberapa Jenis Gulma di Lahan Pasang Surut Kalimantan Selatan dan Tengah Dengan Tingkat Kemasaman Tanah Yang Berbeda . Presiding Konperensi KeIX HIGI . Bogor 22-24 Maret 1988 . B AEHAKI . S E . 2001 . Peningkatan Agens Hayati Dalam Pengelolaan Ekosistem Secara Kuantitatif. Makalah disampaikan Pada Hayati Simposium Pengendalian Serangga . Sukamandi, 14-15 Maret 2001 . DJAHAB, N . 1999-2000 . Kemampuan Hidup Larva pada Purun Tikus . Seminar Mingguan Balittra . Banjarharu . 1983 . Kekhususan Inang Dan LESTARI, M . Potensi Bactra sp (Lepidoptera . Tortridae) pada Teki (Cyperus rotundus 3 26 L) . Kongres Entomologi Il . Jakarta 2426 Januari 1983 . NUNIK ST .AMINAH, ENNY . W. LESTARI DAN SUPRAPTINI . 1997 . Penggunaan Ekstrak Buah Pucung Pangium edule Sebagai Penghambat Serangan Lalat pada Ikan Tongkol (Auxis thazard) . Prosiding Seminar Nasional Tantangan Entomologi pada Abad XXI . PEI Cabang Bogor. PAINTER, H .H . 1951 . Insect Resistance in Crop Plants . McMillan New York . 520p . PRAYUDI . B . 1998 . Kinerja Kelompok Peneliti Hama Penyakit Balittra . Lokakarya Program dan Hasil Penelitian Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa . 8p . SEIGBER, D .S . 1983 . Role of Lipid in Plant Resistance to Insect . Pp 303-327. In P .A . Herdin (eds). Plant Resistance to Insect, Amr, Chem . Soc . Ser . Washington D .C . p208 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan