ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA NURMIATI, S.ST Biodata Nama T4/ Tgl Lahir Alamat Pendidikan Pekerjaan Email No. Telp : NURMIATI, S.ST : Sungguminasa, 17 juli 1985 : Jl. Abd Kadir Dg. Suro Kel Samata Kab. Gowa : D4 Bidan Pendidik Stikes Abdi Nusantara Jakarta : Staf Ruang Perinatology RS Ibnu Sina Makassar Staf Dosen di FIK UIN Alauddin : [email protected] : 085342750710/085399512710 TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM Mahasiswa mampu mempraktekkan asuhan neonatus dan BBL dengan masalah yang lazim terjadi TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Mhsw mampu menjelaskan masalah yang terjadi pada neonatus dan bayi serta penatalaksanaannya 2. Mhs mampu menjelaskan asuhan neonatus dengan jejas/trauma persalinan serta penatalaksanaannya 3. Mhs mampu menjelaskan kelainan bawaan pada neonatus serta penatalaksanaannya 4. Mhs mampu menjelaskan resiko tinggi yang terjadi pada neonatus serta penatalaksanaannya NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASALAH SERTA PENATALAKSANAANYA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bercak mongol Hemangioma Ikterik Muntah dan gumoh Oral trush Diaper rush Sebarrhea bisulan 9. 10. 11. 12. 13. Milliriasis Diare Obstipasi Infeksi Bayi meninggal mendadak BERCAK MONGOL PENGERTIAN Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap di daerah pinggang bawah dan bokong yang ditemukan pada saat bayi lahir dan akan menghilang secara perlahan-lahan selama tahun pertama. Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan bahu. Bercak ini biasanya memudar pada tahun pertama walaupun sering juga menetap hingga dewasa. PATOFISIOLOGI Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu. Mula-mula terbatas di fossa koksigea lalu menjalar ke regio lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau fundus mata dan daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito). Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan, cukup dengan tindakan konservatif saja. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser. PENYEBAB Belum jelas Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang berisi sel melanosit pada lapisan dalam dermis atau sekitar folikel rambut Bercak mongol terjadi karena terperangkapnya sel melanosit (pigmen) di bagian belakang tubuh bayi pada saat pembentukan sistem saraf. PENATALAKSANAAN Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran/kecemasan Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika HEMANGIOMA PENGERTIAN Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%). Biasanya Hemangioma sudah nampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti : kepala, leher, muka, kaki atau dada. Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah kelahiran. ETIOLOGI belum jelas. Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel KLASIFIKASI Hemangioma kapiler (strawberry hemangioma) Hemangioma kavernosum Hemangioma campuran PENATALAKSANAAN 1. Edukasi dan Observasi 2. Terapi Kortikosteroid 3. Terapi Bedah 4. Terapi Radiasi DERMATITIS SEBOROIK/CRADLE CAP/ SEBORRHEA PENGERTIAN Dermatitis seboroik adalah penyakit inflamasi kronik yang berhubungan dengan kelenjar sebaseus. Dermatitis seboroik merupakan kerak pada kulit kepala bayi yang disebabkan oleh vernix kaseosa yang tidak bersih dan dapat terinfeksi staphylococcus. Biasanya dimulai dari kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan badan Merupakan kelainan kulit inflamasi di mana telah terbukti adanya peran kolonisasi jamur Malassezia pada kulit yang terkena. Dermatitis seborrheic umumnya hanya terjadi pada bayi karena hal ini terkait dengan hormon androgen milik ibunya yang masih tersisa di dalam tubuh bayi PENYEBAB Kurang jelas Berkaitan dengan sistem imun dan hygiene yang buruk Adanya vernix kaseosa/lemak pada kepala bayi yang kemudian terinfeksi staphylococcus Sering terjadi pada penderita HIV-AIDS dan anak-anak GEJALA Semacam noda berwarna kuning yang berminyak, bersisik, yang kemudian mengeras dan akhirnya menjadi semacam kerak. Kerak ini sering timbul di kulit kepala (cradle cap), kadang di alis/bulu mata dan telinga. Berupa exudat seborrhoic pada kulit kepala Diagnosis banding Dermatitis Atopik, keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, skuama kering dan difus, berbeda dengan dermatitis seborrhoic skuamanya berminyak dan kekuningan yang PENATALAKSANAAN Oleskan atau basahi kerak dengan baby oil atau vaselin selama 24 jam, sesudah itu urut pelan-pelan kulit kepala yang berkerak itu dengan handuk lembut hingga kerak mengelupas Keluarkan kerak yang tersangkut di rambut dengan hatihati (dicukur untuk memudahkan perawatan) gunakan sikat rambut yang lembut, sisir yang halus atau kapas untuk menghindari iritasi pada kulit kepala bayi Pada keadaan tertentu dapat diberi kortikosteroid, antifungi dan antibiotika topical Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan dan mencuci rambutnya dengan shampo khusus untuk bayi atau shampo anti seboroik FURUNKEL ATAU BISUL PENGERTIAN Furunkel adalah radang atau infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri staphylococcus aureus, berbentuk nodul lemak eritematosa biasanya di daerah muka, pantat, leher dan ketiak Nodul ini mengandung cairan yang mengeluarkan bahan nekrotik bernanah dalam waktu beberapa hari kelahiran. JENIS FURUNKEL Furunkel losis , jumlah furunkel-nya lebih dari satu. Karbunkel, pada saat yang beberapa/sekelompok furunkel, bersamaan ada GEJALA Gatal , jika masih berupa folikulitis Nyeri, jika terletak didaerah nasal, aksila dan telinga Berbentuk kerucut dan "bermata“, mudah pecah dan mengeluarkan cairan dari dalamnya. Berbentuk kubah, bisul yang muncul pada kelenjar keringat, tidak bermata, tidak nyeri dan tidak mudah pecah Demam PENYEBAB Personal higiene yang kurang baik Daerah tropis, keringat pemicu bisul Menurunnya daya tahan tubuh PENCEGAHAN Perhatikan kebersihan. Jangan memencet benjolan Jangan sembarangan menggunakan antibiotik untuk mengobati bisul karena antibiotik bisa menimbulkan kekebalan/resistensi. Perhatikan gizi bayi PENATALAKSANAAN Drainase pembedahan, kompres basah Pemberian antibiotika sistemik ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS/ TRAUMA PERSALINAN CAPUT SUCCEDANEUM PENGERTIAN Caput succedaneum ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. Kejadian Caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. PENYEBAB Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi. FAKTOR PREDISPOSISI Makrosomia Disproporsi sefalopelvik Distosia Persalinan lama Persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps) Kelahiran sungsang Presentasi bokong Presentasi muka Kelainan bayi letak lintang GEJALA Oedema di kepala Terasa lembut dan lunak pada perabaan Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah Udema melampaui tulang tengkorak Batas yang tidak jelas Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan. PATOFISIOLOGI Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. CEPHAL HEMATOM Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari. KOMPLIKASI CAPUT SUCCEDANEUM DAN CEPHALHEMATOMA Infeksi, bisa terjadi karena kulit kepala terluka. Ikterus, inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. Anemia, pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak. PENATALAKSANAAN CAPUT SUCCEDANEUM DAN CEPHALHEMATOMA Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal. Pengawasan keadaan umum bayi. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan. Berikan konseling pada orang tua, tentang: Keadaan trauma yang dialami oleh bayi Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan. Perawatan bayi sehari-hari. Manfaat dan teknik pemberian ASI. PERBEDAAN CAPUT SUCCEDANEUM DAN CEPHALHEMATOMA Caput succedaneum Cephalhematoma Muncul waktu lahir, mengecil setelah Muncul waktu lahir atau setelah lahir, lahir. dapat membesar sesudah lahir. Lunak, tidak berfluktuasi. Teraba fluktuasi. Melewati batas sutura, teraba moulase. Batas tidak melampaui sutura. Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 Hilang lama (beberapa minggu hari bulan). Berisi cairan getah bening Berisi darah atau NEONATUS DENGAN KELAINAN BAWAAN DAN PENATALAKSANAANNYA LABIOSKIZIS & PALATOSKIZIS Pengertian Labioskizis adalah kelainan congenital sumbing yang terjadi akibat kegagalan fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial yang di ikuti disrupsi kedua bibir, rahang dan palatum anterior. Palatoskizis adalah kelainan congenital sumbing akibat kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan septum nasi. Labioskizis dan labiopalatoskizis merupakan deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing atau pembentukan yang kurang sempurna semasa perkembangan embrional di mana bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu. Klasifikasi 1. palatum primer meliputi bibir, dasar hidung, alveolus, dan palatum durum di belahan foramen insisivum. 2. palatum sekunder meliputi palatum durum dan palatum molle posterior terhadap foramen. 3. suatu belahan dapat mengenai salah satu atau keduanya, palatum primer dan palatum sekunder dan juga bisa berupa unilateral atau bilateral. 4. terkadang terlihat suatu belahan submukosa. Dalam kasus ini mukosanya utuh dengan belahan mengenai tulang dan jaringan otot palatum. Etiologi 1. Kelainan-kelainan yang dapat menimbulkan hipoksia. 2. Obat-obatan yang dapat merusak sel muda (mengganggu mitosis), misalnya sitostatika dan radiasi. 3. Obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme, misalnya defisiensi vitamin B6, asam folat, dan vitamin C. 4. Faktor keturunan. 5. Syndrome atau malformasi yang disertai adanya sumbing bibir, sumbing palatum atau keduanya disebut kelompok syndrome cleft dan kelompok sumbing yang berdiri sendiri non syndromik clefts. 6. Beberapa syndromik cleft adalah sumbing yang terjadi pada kelainan kromosom (trysomit 13, 18 atau 21) mutasi genetik atau kejadian sumbing yang berhubungan dengan akibat toksikosis selama kehamilan (kecanduan alkohol, terapi fenitoin, infeksi rubella, sumbing yang ditemukan pada syndrome peirrerobin. 7. Penyebab non syndromik clefts dapat bersifat multifaktorial seperti masalah genetik dan pengaruh lingkungan. Faktor Resiko Angka kejadian kelalaian kongenital sekitar 1/700 kelahiran dan merupakan salah satu kelainan kongenital yang sering ditemukan, kelainan ini berwujud sebagai labioskizis disertai palatoskizis 50%, labioskizis saja 25% dan palatoskizis saja 25%. Pada 20% dari kelompok ini ditemukan adanya riwayat kelainan sumbing dalam keturunan. Kejadian ini mungkin disebabkan adanya faktor toksik dan lingkungan yang mempengaruhi gen pada periode fesi ke-2 belahan tersebut; pengaruh toksik terhadap fusi yang telah terjadi tidak akan memisahkan lagi belahan tersebut. Patofisiologi Labioskizis terjadi akibat kegagalan fusi atau penyatuan frominem maksilaris dengan frominem medial yang diikuti disrupsi kedua bibir rahang dan palatum anterior. Masa krisis fusi tersebut terjadi sekitar minggu keenam pascakonsepsi. Sementara itu, palatoskizis terjadi akibat kegagalan fusi dengan septum nasi. Gangguan palatum durum dan palatum molle terjadi pada kehamilan minggu ke-7 sampai minggu ke-12. Risiko Kejadian Sumbing Pada Keluarga Risiko labioskizis dengan atau tanpa Risiko sumbing pada anak berikutnya palatoskizis (%) Risiko palatoskizis (%) - bila ditemukan satu anak menderita sumbing - Suami istri dan dalam keturunan tidak ada yang sumbing. - dalam keturunan ada yang sumbing 2-3 2 4-9 3-7 14 13 12 13 30 20 - Bila ditemukan dua anak menderita sumbing - salah satu orangtuanya menderita sumbing - Kedua orangtuanya menderita sumbing. Komplikasi 1. Otitis media 2. Faringitis 3. Kekurangan gizi. 4. 10% penderita palatoskizis akan Menderita masalah bicara, misalnya suara sengau. Penatalaksanaan 1. Pemberian ASI secara langsung dapat pula diupayakan jika ibu mempunyai refleks mengeluarkan air susu dengan baik yang mungkin dapat dicoba dengan sedikit menekan payudara. 2. bila anak sukar mengisap sebaiknya gunakan botol peras (squeeze bottles). Untuk mengatasi gangguan mengisap, pakailah dot yang panjang dengan memeras botol maka susu dapat didorong jatuh di belakang mulut hingga dapat diisap. Jika anak tidak mau, berikan dengan cangkir dan sendok. 3. dengan bantuan ortodontis dapat pula dibuat okulator untuk menutup sementara celah palatum agar memudahkan pemberian minum, dan sekaligus mengurangi deformitas palatum sebelum dapat dilakukan tindakan bedah. 4. tindakan bedah, dengan kerja sama yang baik antara ahli bedah, ortodontis, dokter anak, dokter THT, serta ahli wicara. Syarat Labioplasti (Rule of Ten) 1. umur 3 bulan atau > 10 minggu. 2. Berat badan kira-kira 4,5 kg/10 pon 3. Hemoglobin > 10 gram/dl 4. Hitung jenis leukosit < 10.000 Syarat Palatoplasti 1. Operasi umur 9-12 bulan menjelang anak belajar bicara, untuk memperbaiki lebih dulu bagian belakang 2. umur 2 tahun. Untuk mencapai kesempurnaan suara, operasi dapat saja dilakukan berulang-ulang. Operasi dilakukan jika berat badan normal, penyakit lain tidak ada, serta memiliki kemampuan makan dan minum yang baik. Untuk mengetahui berhasil tidaknya operasi harus ditunggu sampai anak tersebut belajar bicara antara 1-2 th. jika sengau harus dilakukan terapi bicara (fisioterapi otot-otot bicara) jika terapi bicara tidak berhasil dan suara tetap sengau, maka harus dilakukan faringoplasti saat anak berusia 8 tahun. Faringoplasti ialah suatu pembebasan mukosa dan otot-otot yang kemudian didekatkan satu sama lain. Pada faringoplasti hubungan antara faring dan hidung dipersempit dengan membuat klep/memasang klep dari dinding belakang faring ke palatum molle. Tujuan pembedahan ini adalah untuk menyatukan celah segmen-segmen agar pembicaraan dapat dimengerti. Perawatan yang dilakukan pasca dilakukannya faringoplasti adalah sebagai berikut. 1. menjaga agar garis-garis jahitan tetap bersih 2. bayi diberi makan atau minum dengan alat penetes dengan menahan kedua tangannya. 3. Makanan yang diberikan adalah makanan cair atau setengah cair atau bubur saring selama 3 minggu dengan menggunakan alat penetes atau sendok. 4. Kedua tangan penderita maupun alat permainan harus dijauhkan. ATRESIA ESOPHAGUS PENGERTIAN Athresia Esophagus adalah perkembangan embrionik abnormal esophagus yang menghasilkan pembentukan suatu kantong (blind pouch), atau lumen berkurang tidak memadai yang mencegah perjalanan makanan / sekresi dari faring ke perut. Atresia esofagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara (buntu) pada esofagus PATOFISIOLOGI Janin dengan atresia esofagus tidak dapat menelan cairan amnion dengan efektif. Pada janin dengan atresia esofagus, cairan amnion akan mengalir menuju trakea, ke fistula kemudian menuju usus. Neonatus dengan atresia esofagus tidak dapat menelan dan menghasilkan banyak air liur. Pneumonia aspirasi dapat terjadi bila terjadi aspirasi susu, atau liur. ETIOLOGI Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan terjadinya kelainan Atresia Esofagus, hanya dilaporkan angka rekuren sekitar 2 % jika salah satu dari saudara kandung yang terkena. KLASIFIKASI Atresia esophagus dengan fistula trakeoesofagus distal Atresia esophagus terisolasi tanpa fistula Fistula trakeosofagus tanpa atresia Atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus proksimal Atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus distal dan proksimal GAMBARAN KLINIS Mulut berbuih (gelembung udara dari hidung dan mulut) dan liur selalu meleleh dari mulut bayi Sianosis Batuk dan sesak napas Gejala pneumonia akibat regurgitasi air ludah dari esofagus yang buntu dan regurgitasi cairan lambung melalui fistel ke jalan napas Perut kembung atau membuncit, karena udara melalui fistel masuk kedalam lambung dan usus Oliguria, karena tidak ada cairan yang masuk Biasanya juga disertai dengan kelainan bawaan yang lain, seperti kelainan jantung, atresia rectum atau anus. DIAGNOSIS pemeriksaan USG prenatal pada kehamilan 18 minggu ditemukan polihidramnion, gelembung perut (bubble stomach) yang kecil atau tidak ada pemeriksaan MRI ultrasound pada leher janin untuk menggambarkan “ujung buntu” kantong atas dan menilai proses menelan janin Pada Atresia Esofagus, kateter tidak bisa lewat melebihi 9-10 cm dari alveolar paling bawah. Rongent dada dan abdomen memperlihatkan ujung kateter tertahan. Rontgen esofagus menunjukkan adanya kantong udara dan adanya udara di lambung serta usus. PENATALAKSANAAN Pengobatan dilakukan dengan operasi. Bayi diletakkan setengah duduk untuk mencegah terjadinya regurgitasi cairan lambung kedalam paru. Cairan lambung harus sering diisap untuk mencegah aspirasi. rawat dalam incubator untuk mencegah hipotermi Posisi bayi sering di ubah-ubah pengisapan lendir harus sering dilakukan. Bayi hendaknya dirangsang untuk menangis agar paru berkembang. ATRESIA DUODENUM Atresia duodeni adalah suatu kondisi dimana duodenum (bagian pertama dari usus halus) tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak memungkinkan perjalanan makanan dari lambung ke usus (terganggu). ETIOLOGI Terjadi pada awal masa kehamilan (minggu ke-4 dan minggu ke-5 ) Gangguan pembuluh darah Banyak terjadi pada bayi prematur PATOFISIOLOGI Gangguan perkembangan duodenum terjadi akibat proliferasi endodermal yang tidak adekuat (elongasi saluran cerna melebihi proliferasinya) atau kegagalan rekanalisasi pita padat epithelial (kegagalan proses vakuolisasi). Banyak peneliti telah menunjukkan bahwa epitel duodenum berproliferasi dalam usia kehamilan 30-60 hari lalu akan terhubung ke lumen duodenal secara sempurna. TANDA DAN GEJALA Pembengkakan abdomen pada bagian atas Muntah terus-menerus, meskipun bayi dipuasakan selama beberapa jam Tidak memproduksi urine setelah beberapa kali buang air kecil Muntah banyak segera setelah lahir & berwarna hijau karena empedu Hilangnya bising usus setelah beberapa kali buang air besar PENATALAKSANAAN Pemasangan tuba orogastrik untuk mendekompresi lambung Memberikan cairan elektrolit melalui intravena (menngoreksi dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit) Pembedahan untuk mengoreksi kebuntuan duodenum perlu dilakukan MENINGOKEL PENGERTIAN Meningokel/ensefalokel ialah penonjolan bagian dari otak melalui defek tulang karena kelainan kongenital. PATOFISIOLOGI belum diketahui dengan pasti, di duga terjadi kegagalan fusi digaris tengah dalam pembentukan "neural tube“. GEJALA KLINIS : Benjolan yang ada sejak lahir dan cenderung membesar Terletak di garis tengah, terutama di daerah naso fronto orbital. Kistik, lunak : Berhubungan dengan ruang intrakranial • Ditekan mengempis, dilepas menonjol lagi. • Bila mengejan atau manangis benjolan jadi lebih tegang. • Pulsasi DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang: X ray foto kepala : untuk melihat deformitas USG : untuk melihat isi benjolan dan kelainan hidrosefalus CT Scan : untuk melihat kelainan kongenital lain yang menyertai seperti anensefali,hidrosefalus dan melihat lokasi serta besarnya defek tulang. PENATALAKSANAAN MEDIK: Pembedahan, atas indikasi kosmetik dan mencegah herniasi bagian otak lebih lanjut. Macam: • Transkranial Frontal/ Subfrontal : bila mungkin sesudah umur 1tahun. • Ekstrakranial : sekitar umur 5 bulan Pembedahan dikerjakan lebih dini bila : • Ada kebocoran cairan otak. • Cepat membesar. • Perawatan sulit. • Ada hidrosefalus NEONATUS RESIKO TINGGI DAN PENATALAKSANAANNYA BBLR Pengertian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram KLASIFIKASI BBLR berdasarkan kurva pertumbuhan intrauterin dari Lubchenko dibedakan atas : Berat Lahir Sangat Rendah (BLSR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.500 gram, Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BLASR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.000 gram BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: Prematuritas murni, UK < 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan - Sesuai Masa Kehamilan (NKB- SMK). Dismaturitas, bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term (NKB/KMK, NCB/KMK, NLB/KMK) KARAKTERISTIK BBLR Berat kurang dari 2.500 gram Panjang badan kurang dari 45 cm Lingkar dada kurang dari 30 cm. Lingkar kepala kurang dari 33 cm. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tegak Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot hipotonik- lemah. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali per menit. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN BBLR Faktor lbu, penyakit, umur ibu, keadaan sosial ekonomi, sebab lain (Ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik) Faktor janin, Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom. Faktor lingkungan, tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun. KOMPLIKASI PADA BAYI BBLR Kerusakan bernafas : fungsi organ belum sempuma Pneumonia, aspirasi : refleks menelan dan batuk belum sempurna Perdarahan intraventrikuler: perdarahan spontan di ventrikel otak lateral disebabkan anoksia menyebabkan hipoksia otak yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah sistemik MASALAH-MASALAH PADA BAYI BBLR Suhu Tubuh a. Pusat pengatur panas badan belum sempurna b. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah c. Otot bayi masih lemah d. Lemak kulit kurang sehingga cepat kehilangan panas badan e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah Pernafasan a. Pusat pengatur pernafasan belum sempuma b. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna c. Otot pernafasan dan tulang iga lemah d. Dapat disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi paruparu, gagal pernafasan. Alat pencernaan makanan a. Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan kurang baik b. Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga pengosongan lambung berkurang. c. Mudah terjadinya regurtasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia. Hepar yang belum matang (immatur) Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai kernikterus. Ginjal masih belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema. Perdarahan dalam otak a. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah b. Sering mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam otak. c. Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan dapat menyebabkan kematian. d. Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga memudahkan terjadi perdarahan dan nekrosis. PENANGANAN BBLR Membersihkan jalan napas Menjaga tubuh bayi tetap kering Mempertahankan suhu ruangan dengan ketat Mempertahankan suhu tubuh optimal (selimut hangat/inkubator) Memenuhi kebutuhan nutrisi dan O2 Mencegah infeksi dengan ketat (cuci tangan, perawatan tali pusat) Bila perlu pasang sonde lambung/NGT ASFIKSIA NEONATUS PENGERTIAN Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir atau sesaat setelah lahir PATOFISIOLOGI Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Pernafasan merupakan tanda vital pertama yang berhenti ketika BBL kekurangan oksigen. BBL < O2 napas cepat (rapid breathing) Pada saat ini frekuensi jantung mulai menurun, namun tekanan darah masih tetap bertahan. Apneu Jika kondisi tersebut berlangsung lama dan tidak dilakukan pertolongan BBL, maka bayi akan melakukan usaha napas megap-megap yangdisebut gasping sekunder kemudian masuk kedalam periode apnu sekunder. Pada saat ini frekuensi jantung semakin menurun dan tekanan darah semakin menurun dan dapat menyebabkan kematian jika bayi tidak segera ditolong. Sehingga setiap menjumpai kasus dengan apnue harus dianggap sebagai apnu sekunder dan segera dilakukan resusitasi. ETIOLOGI / PENYEBAB ASFIKSIA Faktor ibu Preeklampsia dan eklampsia Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) Partus lama atau partus macet Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan) Faktor Tali Pusat Lilitan tali pusat Tali pusat pendek Simpul tali pusat Prolapsus tali pusat Infark plasenta Hematom plasenta Faktor Bayi Bayi prematur Persalinan sulit ( sungsang, bayi kembar, distosia bahu, forsep ) Kelainan kongenital yang memberi dampak pada pernapasan bayi Air ketuban bercampur mekoneum DIAGNOSIS Anamnesa Penyulit persalinan (perdarahan antepertum, lilitan tali pusat, sungsang, Ekstraksi forsep, dll) Lahir Air tidak bernafas/menangis ketuban bercampur mekonium Pemeriksaan fisik Bayi tidak bernafas/megap-megap Denyut Kulit jantung kurang dari 100x/menit sianosis, pucat Tonus otot menurun Untuk penilaian asfiksia tidak perlu menunggu nilai APGAR Kategori Asfiksia Kategori Ringan / normal Sedang Berat APGAR Score 7 – 10 4–6 1–3 Penatalaksanaan Resusitasi segera setelah lahir Pemberian oksigen yang adekuat Pada asfiksia berat, pemasangan endotrakheal tube. Pada asidosis metabolik diberikan Natrium bikarbonat Cairan infus Dextrose 5% dan cairan elektrolit Pemberian kortikosteroid dan phenobarbital. HIPOTERMI PENGERTIAN Hipotermia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus- menerus terhadap dingin dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. ETIOLOGI Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna. Permukaan tubuh bayi relatif luas. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan. KLASIFIKASI Suhu tubuh normal 36,5-37,5 ºC hipotermia suhu < 36,5 ºC Stress dingin 36,0-36,4 ºC Hipotermia sedang 32,0 -35,9 ºC Hipotermia berat < 32,0 ºC TANDA DAN GEJALA bayi menjadi letergis hipotanus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah. Pernafasan megap-megap, lambat dan menangis lemah. Timbul skrema kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan. Muka bayi berwarna pucat. terjadi perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian. Tanda-tanda Hipotermia Sedang (Stress Dingin) Aktivitas berkurang, letargis Tangisan lemah. Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata). Kemampuan menghisap lemah. Kaki teraba dingin. Tanda-tanda Hipotermia Berat (Cedera Dingin) Sama dengan hipotermia sedang. Bibir dan kuku kebiruan. Pernafasan lambat. Pernafasan tidak teratur. Bunyi jantung lambat. Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik. MEKANISME KEHILANGAN PANAS Konduksi : sentuhan Radiasi : benda Konveksi : udara Evaporasi : penguapan PENCEGAHAN HIPOTERMI Ibu melahirkan bayi diruangan yang hangat. Segera mengeringkan tubuh bayi baru lahir. Segera letakkan bayi di dada ibu, kontak langsung kulit dan bayi Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh stabil. TINDAKAN PADA HIPOTERMIA Hipotermia sedang Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering, bersih, dan hangat Segera hangatkan tubuh dengan metode kanguru Ulangi, sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi tubuh bayi menjadi hangat Cegah bayi kehilangan panas. Beri ASI sedini mungkin, Setelah tubuh bayi menjadi hangat, nasehati ibu cara merawat bayi di rumah Pencegahan hipotermia. menyusui secara eksklusif. Pencegahan infeksi. Anjurkan ibu kontrol bayinva setalah 2 hari. Hipotermia berat Keringkan tubuh bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat. Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru Bila selimut mulai dingin segera ganti dengan yang hangat. Cegah bayi kehilangan panas dengan: Memberi tutup kepala / topi bayi. Mengganti kain / pakaian / popok yang basah dengan yang kering dan hangat. Beri ASI sedini mungkin dan lebih sering selama bayi menginginkan. Segera rujuk ke rumah sakit terdekat. HIPERTERMI PENGERTIAN Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ke tidak kemampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas. ETIOLOGI Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-obatan Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa. Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris. Latihan / gerakan yang berlebihan. GEJALA Febris : 37,3 – 38°C Hipertermia Frekuensi pernafasan bayi agak cepat > 60 x/menit. Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgar kulit : 39 – 40o C jelek, air kemih berkurang. Antisipasi terjadi kejang. . PENANGANAN Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar seputar 26°C- 28°C Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu bayi normal (jangan menggunakan es atau alcohol) Berikan cairan secara intravena untuk mengatasi dehidrasi Antibiotic diberikan apabila ada infeksi KOMPLIKASI Kejang TERIMA KASIH