modul 5 kb 1,2,3,4

advertisement
MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI,
BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
BAYI DENGAN CAPUT SUCCEDENEUM
Semester 3
KEGIATAN BELAJAR I
PRODI D- III KEBIDANAN MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
1|Page
Modul ini dikemas dalam empat kegiatan belajar dan masing-masing kegiatan belajar
waktu yang ditempuh berbeda-beda sesuai dengan banyak dan sedikitnya materi yang
dibahas. Adapun pembagian kegiatan belajar sebagai berikut :
Kegiatan Belajar I : Konsep dasar neonatus dengan jejas caput succedeneum
Kegiatan Belajar II: Konsep dasar neonatus, bayi, dan balita dengan cephalhematoma
Kegiatan Belajar III: Konsep dasar neonatus bayi dengan plexus brakhialis
Kegiatan Belajar IV:Konsep dasar neonatus bayi dengan fraktur clavicula dan fraktur
humerus
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan mahasiswa akan dapat :
1) Melaksanakan Asuhan Neonatus dengan caput succedaneum
2) Melaksanakan Asuhan Neonatus, bayi, dan balita dengan cephalhematoma
3) Melaksanakan Asuhan Neonatus bayi dengan plexus brakhialis
4) Melaksanakan Asuhan Neonatus bayi dengan fraktur clavicula dan fraktur humerus
Pemahaman tentang konsep dasar adaptasi bayi baru lahir, konsep dasar tentang
kebutuhan neonatus bayi balita dan anak pra sekolah akan sangat mendukung
mahasiswa dalam memberikan asuhan pada neonatus bayi , balita , anak pra sekola
2|Page
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan saudara mampu melakukan asuhan pada
neonatus bayi dengan caput succedaneum.
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini saudara akan mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian caput succedaneum dan tanda gejala
2. Menjelaskan faktor predisposisi serta penatalaksanaannya
3. Melaksanakan asuhan neonatus pada caput suksedaneum
Dalam kegiatan belajar 1 ini, saudara alan mempelajari tentang Caput succedaneum yang
meliputi:
1. Pengertian caput succedaneum dan tanda gejala
2. Faktor predisposisi serta penatalaksanaannya
3. Asuhan neonatus pada caput succedaneum
3|Page
1. Pengertian asuhan pada bayi dengan caput succedaneum
Pembengkakan jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura tengah Benjolan
yang difus di kepala, terletak pada presentasi kepala pada waktu bayi lahir terjadinya
edema di bawah kulit kepala bayi sebagai akibat pengeluaran cairan serum dari
pembuluh darah. Menghilang dalam 2-4 hari setelah kelahiran
2. Faktor predisposisi
Persalinan dengan partus lama, partus dengan tindakan Sekunder dari tekanan uterus
atau dinding vagina.
3. Penatalaksanaan
a) Bayi dirawat seperti pada perawatan bayi normal
b) Obs. Keadaan umum bayi
c) Pemberian ASI adekuat
d) Cegah terjadinya infeksi
4. Pengkajian
a. Identitas : terjadi pada bayi baru lahir
b. Keluhan utama : adanya benjolan di kepala
c. Riwayat persalinan : partus lama, partus dengan tindakan (vacum ekstraksi)
d. Pemeriksaan Fisik :

pada perabaan kepala terdapat benjolan yang teraba lembut dan lunak

benjolan terletak di luar periosteum hingga melampaui sutura, kadang- kadang
disertai moulage
e. Diagnosa :
Caput succedaneum
f. Masalah :
Kecemasan orang tua
g. Planning à Prinsip intervensi
4|Page
• Tidak diperlukan terapi à rawat bayi spt pada perawatan bayi normal
• Lakukan obs. TTV
5|Page
Caput succedaneum bayi baru lahir perlu mendapatkan penanganan yang serius dan hati hati
baik dari petugas kesehatan (Bidan ) maupun dari keluarga pasen walaupun sebenarnya
pembengkakan jaringan lunak tsb akan hilang sendiri setelah 2-4 hari setelah kelahiran
6|Page
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
Pilihlah :
A. Jika jawaban 1,2 dan 3 benar
B. Jika jawaban 1 dan 3 benar
C. Jika jawaban 2 dan 4 benar
D. Jika hanya 4 saja yang benar
E. Jika semua benar
1. Yang merupakan ciri Caput Succedaneum adalah :
1) Benjolan diffus di kepala
2) Disebabkan efusi serum dan darah dalam jaringan
3) Benjolan berisi cairan
4) Pembengkakan kadang ekimotik
2. Tanda – tanda Caput Succedaneum adalah :
1) Benjolan keras, berbatas tegas
2) Benjolan tidak fluktuatif
3) Tidak ada perubahan warna kulit pada benjolan
4) Dapat terlihat segera setelah lahir
3. Di bawah ini benar mengenai Cephal Haematoma :
1) Akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala jaringan
periosteum.
2) Benjolan diffus tidak melampaui sutura
3) Tampak benjolan di tulang parietal dan oksipital
4) Mengalami kalsifikasi pada minggu ke 3
4. Yang termasuk faktor predisposisi terjadinya Caput Succedaneum adalah
1) Pertus lama
2) Partus dengan tindakan
3) Tekanan uterus/ dinding vagina
7|Page
5. Yang termasuk penatalaksanaan Caput Succedaneum adalah
A. Bayi di rawat jalan ,bayi normal
B. Observasi KU bayi
C. Pemberian ASI adekuat
D. Miringkan bayi 45%
E. Menggali terjadinya infeksi
6. Yang benar tentang Caput Succedaneum
A. Menghilang setelah 2 x 24 jam
B. Menghilang setelah 2-4 hai telah keahran
C. Hilang jika dikompres dingin
D. Tidak dapat diobati
7. Yang benar tentang .. bayi dengan Caput Succedaneum
A. Pemberian ASI adekuat dan ibu menetek sambil tidur
B. Perlu perawatan khusus tidak seperti bayi normal
C. Hilang setelah 2-3 minggu
D. Beri antibiotik
E. Observasi KU nya jangan sampai drop
8. Penyebab Caput Succedaneum
A. Timbunan darah yang kering
B. Timbunan cairan cerebrospinal
C. Timbunan getah bening
D. Timbunan lemak tubuh
E. Timbunan cairan
9. Yang tidak boleh dilakukan pada bayi dengan Caput Succedaneum
1) Sering mengangkat bayi waktu beri ASI
2) Perawatan bayi normal
3) Lingkungaan cukup ventilasi dan sinar matahari
4) Stop ASI karena mengganggu aktifitas bayi
10. Pengkajian yang perlu dilakukan :
1) Rawat seperti bayi normal
2) Awasi KU bayi
3) Jaga .lingkungan yang baik
4) Rawat tali pusat dengan alcohol 70 persen
8|Page
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada
bagian akhir Kegiatan Belajar 6, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika
jawaban yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup kurang dari
70% : kurang
KUNCI JAWABAN:
1. C.
2. B
3. A
4. A
5. D
6. B
7. A
8. A
9. B
10. B
Selesai dari kegiatan belajar ini ,saudara mendapatkan tugas di Rumah sakit untuk mencari
dan melakukan pengamatan kepada bayi bayi yang baru lahir, apakah ada yang mengalami
jejas persalinan. Jika ada coba saudara identifikasi jejas persalinannya termasuk yang mana,
karena tanda dan gejalanya hampir sama /mirip dengan jejas yang lain.
9|Page
MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI,
BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
BAYI DENGAN CEPHAL HEMATOMA
Semester 3
KEGIATAN BELAJAR 2
PRODI D- III KEBIDANAN MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
10 | P a g e
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini saudara diharapkan mampu melakukan asuhan pada
neonatus bayi dengan cepalhematoma
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini saudara akan mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian cephalhematomadan tanda gejala.
2. Menjelaskan faktor predisposisi dan penatalaksanaannya
3. Menjelaskan komplikasi cepal hematoma
4. Melaksanakan asuhan neonatus pada cepal hematoma
Dalam kegiatan belajar 2 ini saudara akan mempelajari tentang
1. Pengertian cephalhematoma dan tanda gejala
2. Faktor predisposisi dan penatalaksanaannya
3. Komplikasi cepal hematoma
4. Asuhan neonatus pada cepal hematoma
11 | P a g e
1. Pengertian cephalhematoma
1) Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh darah antara tengkorak dan
periosteum
2) Perdarahan superfisial akibat kerusakan jaringan periostium karena tekanan
jalan lahir dan tidak melampaui batas sutura garis tengah
3) Pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah yang
disebabkan perdarahan sub periostium
2. Faktor Predisposisi
1) Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan
2) Moulage terlalu keras
3) Partus dengan tind à forcep, vacum ekstraksi
3. Komplikasi
Ikterus, Anemia, Infeksi, Kalsifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun.
4. Pengkajian
Subyektif :
1) Identitas: Terjadi pada BBL terytama nampak jelas pada beberapa hari setelah
lahir (6-8 jam)
2) Keluhan :
Benjolan di kepala bayi beberapa jam setelah lahir
Obyektif
1) Benjolan pada kepala bayi, biasanya pada daerah tl parietal, oksipital
2) Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 jam
3) Pembengkakan kepala berbentuk benjolan difus
4) Berbatas tegas, tidak melampaui batas sutura
5) Perabaan à mula-mula keras lama-kelamaan lunak
6) Pada daerah pembengkakan terdapat pitting oedem
7) Sifat timbulnya perlahan, benjolan tampak jelas setelah 6-8 jam setelah lahir
8) Bersifat soliter/multiple
9) Anemi, hiperbilirubin bila gangguan meluas
12 | P a g e
10) Jarang menimbulkan perdarahan masif yang memerlukan transfusi, kecuali bayi
yang mempunyai gangguan pembekuan
11) Pemeriksaan radiologi : bila ada indikasi à gangguan SSP, benjolan terlalu besar
5. Diagnosa :
Cephalhematoma
Masalah : kecemasan orang tua Planning
a) Prinsip intervensi = caput
b) Rawat bayi seperti bayi normal à bila tidak ada komplkasi lanjut (fraktur
tengkorak)
c) Observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan
d) Pantau hematokrit, pantau adanya hiperbilirubin
e) Berikan ASI secara adekuat
f) Cegah ineksi à Bila ada permukaan benjolan yang mengalami luka à jaga luka
tetap kering dan bersih
g) Rujuk à bila ada fraktur tl tengkorak, cefalhematom yang yerlalu besar
h) Bila tidak ada komplikasi à tanpa pengobatan khusus akan sembuh /
mengalami resolusi dalam 2 – 8 minggu
13 | P a g e
Cephalhematoma pada bayi baru lahir perlu mendapatkan penanganan yang serius dan
teliti serta hati hati baik dari petugas maupun dari saudara sendiri sebagai mahasiswa,
walaupun sebenarnya akan hilang sendiri setelah 2-8 minggu.
14 | P a g e
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
Pilihlah :
A. Jika jawaban 1,2 dan 3 benar
B. Jika jawaban 1 dan 3 benar
C. Jika jawaban 2 dan 4 benar
D. Jika hanya 4 saja yang benar
E. Jika semua benar
1. Di bawah ini benar mengenai Cephalhematoma :
1) Akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala jaringan
periosteum.
2) Benjolan diffus tidak melampaui sutura
3) Tampak benjolan di tulang parietal dan oksipital
4) Mengalami kalsifikasi pada minggu ke 3
2. Cephalhematoma adalah :
1) Perdarahan sub periostial akibat robekan pembuluh darah
2) Perdarahan superficial akibat kerusakan perioateum
3) Pembengkakan pada kepala karena adanya penyumbatan darah
4) Pembengkakan akibat timbunan cairan
3. Faktor predisposisi dari Cephalhematoma
1) Tekanan jalan lahir terlalu lama
2) Partus normal
3) Maoulage keras
4) Maulage yang lemah
4.
Komplikasi Cephalhematoma ,kecuali :
A. Ikterus
B. Anemia
C. Infeksi
D. Panas badan
15 | P a g e
E. Kalsifikasi
5. Prinsip perawatan Cephalhematoma
1) Berikan ASI secara adekuat
2) Jangan berikan ASI sampai 3 hari
3) Rujuk bila ada fraktur tengkorak Evaluasi Formatif
4) Perawatan sangat berbeda dengan perawatan Caput Succedaneum
6. Pada prinsip perawatan Cephalhematoma adalah :
A. Sama dengan perawatan Caput Succedaneum
B. Berbeda dengan perawatan Caput Succedaneum
C. Tidak perlu perlakuan khusus
D. Menjadi tanggung jawab petugas kesehatan/bidan
E. Tidak perlu campur tangan orang tua
7. Penyebab Cephalhematoma
A. Tekanan jalan lahir ringan
B. Tekanan selaput otak
C. Adanya penumpukan lemak
D. Kepala bengkak
E. Kepala merah
8. Cara perawatan Cephalhematoma
1) Nutrisi baik
2) Jaga berikan ASI dulu
3) Dimandikan dengan air kran
4) Jangan sering diangkat
9. Masalah yang sering muncul
1) Gatal-gatal
2) Anak rewel
3) Tidak pernah perhatikan usus
4) Kecemasan ortu
10. Yang tidak boleh dilakukan pada Cephalhematoma
A. Rujuk jika ada fraktur tengkorak
B. Rujuk jika Cephalhematoma muncul
C. Observasi perkembangan
D. Pantau pemberian cairan
E. Tidak akan hilang sebelum disedot/ aspiras
16 | P a g e
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian akhir
Kegiatan Belajar 6, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang
benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup kurang dari
70% : kurang
KUNCI JAWABAN:
1. A
2. A
3. B
4. D
5. B
6. A
7. C
8. D
9. D
10. A
Coba anda amati disekeliling saudara apakah ada bayi dengan caput succedaneum,
jika ada perhatikan cirri-ciri jejas tersebut. Bandingkan dengan bayi dengan cephal
hematom, apakah ada perbedaan dari pengamatan saudara, catat dan laporkan.
17 | P a g e
MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI,
BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
BAYI DENGAN TRAUMA PADA FLEKSUS BRACHIALIS
Semester 3
KEGIATAN BELAJAR 3
PRODI D- III KEBIDANAN MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
18 | P a g e
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini saudara diharapkan mampu melakukan asuhan pada
neonatusbayi dengan trauma plexus brakhialis.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini saudara akan mampu :
1. Menjelaskan pengertian trauma plexus brakhialis
2. Menjelaskan faktor predisposisi dan penatalaksanaannya
3. Gejala klinis
4. Asuhan pada neonates dengan pleksus brakhialis
Dalam kegiatan belajar 3 ini saudara akan mempelajari tentang
1. Menjelaskan asuhan neonatus dengan trauma plexus brakhialis
2. Faktor predisposisi dan penatalaksanaannya
3. Pengerti Gejala klinis
4. Asuhan pada neonates dengan pleksus brakhialis
19 | P a g e
pengertian trauma plexus brakhialis definisinya adalah sbb:

Paralisis yang mengenai otot-otot lengan atas, bawah dan tangan, yang
dipersarafi oleh rantai saraf simpatis segmen servikal 6 sampai segmen torakal 1

Trauma lahir yang dijumpai pada persalinan yang mengalami kesukaran dalam
melahirkan kepala/bahu
1. Faktor Predisposisi
Trauma lahir, makrosomnia, disproporsi sefalopelvik, distosia bahu, partus
memanjang, partus presipitatus, presentasi abnormal (sungsang), pengunaan forcep.
2. Gejala Klinis
Gangguan Posisi dan fungsi otot ekstremitas atas yang tergantung dari tinggi
rendahnya serabut saraf fleksus brakialis yan rusak dan tergantung berat ringannya
kerusakan serabut seraf tersebut
20 | P a g e
3. Pembagian berdasarkan tinggi rendahnya pleksus brachialis
a. Paralisis Ducenne Erb (C5-C6) Terjadi akibat kerusakan serabut saraf C5-C6
dan merupakan paralisis yang paling sering
b. Paralisis Klumpke Terjadinya sebagai akibatkerusakan serabut saraf C7-th1,
yang kemudian menyebabkan gangguan fungsi otot telapak tangan bagian
dalam
4. Asuhan Ducene Erb
Pengkajian :
a) Reflex moro asimetris
b) Reflex memegang negatif, waktu dilakukan abduksi pasif, terlihat lengan akan
jatuh disamping badan dengan posisi yang khas yaitu lengan dalam keadaan
pronasi
c) Reflex biceps dan radial negatif
Diagnosa medis : trauma persalinan (Ducene Erb)
Masalah : gangguan rasa nyaman
Perencanaan:
a) Immobilisasi selama 1-2 minggu
b) Program latihan
c) Ajarkan pada ibu cara pembarian ASI (sambil tiduran, pakai sendok, pipet)
5. Asuhan Paralisis Klumpke
Pengkajian :

Rewel, malas

Telapak tangan terkulai lemah

Reflek pegang menjadi negatif
Diagnosa medis : trauma persalinan (paralisis klumpke) masalah : rasa nyaman
Intervensi :

Immobilisasi dengan memasang bidal pada telapak tangan dan sendi tangan
yang sait pada posisi netral

Program latihan
21 | P a g e
Pada persalinan yang mengalami kesukaran dalam melahirkan kepala / bahu,akibatnya fatal
jika sampai terjadi trauma terutama terjadi gangguan dan fungsi otot extrimitas atas yang
tergantung dari tinggi rendahnya serabut syaraf pada plexus brakhialis yang rusak, karena
akan terjadi efek yang lain seperti reflek moro asimetris, reflek memegang negative, eflek
bicep dan reflek radial negative, anak rewel dan terkulai.
22 | P a g e
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
Pilihlah :
A. Jika jawaban 1,2 dan 3 benar
B. Jika jawaban 1 dan 3 benar
C. Jika jawaban 2 dan 4 benar
D. Jika hanya 4 saja yang benar
E. Jika semua benar
1. Yang dimaksud dengan Pleksus Brakhialis adalah
1) Paralisis otot – otot lengan atas bawah dan tengah
2) Trauma lahir akibat salah penarikan kepala
3) Trauma lahir akibat persalinan kesulitan melahirkan bahu
4) Paralisis otot lengan atas
2. Faktor predisposisi Pleksus Brakhialis adalah, kecuali
A. Trauma lahir
B. Makrosoma
C. Disproporsi chepalo
D. Distosia bahu
E. Sectio caesarea
3. Gejala klinis Pleksus Brakhialis
1) Gangguan pola tidur bayi
2) Gangguan pola minum bayi
3) Gangguan rasa nyaman nyeri
4) Gangguan posisi da ugsi otot exteritas atas
4. Pleksus Brakhialis di bagi 2 macam :
1) Paralisis ringan
2) Paralisis duncen trb
3) Paralisis partial
4) Paralisis klumpke
23 | P a g e
5. Yang buka termasuk pengkajian dari asuhan duncenal trb
A. Reflek morro asimetro
B. Reflek menangis positif
C. Reflek bisep, negatif Evaluasi Formatif
D. Reflek radial negatif E. Reflek morro negatif
6. Yang termasuk pengkajian asuhan paralisis klimpke
A. Rewel
B. Gelisah
C. Malas
D. Telapak tangan terkulai
E. Reflek pegang negatif.
7. Tindakan yang pantas dilaksanakan ,kecuali :
A. Latihan mobilisasi pada telapak tangan
B. Latihan mobilisasi pada sendi tangan yang sakit
C. Latihan mobilisasi pada seluruh tubuh
D. Laihan mobilisasi exstermitas atas
E. Sendi tangan yang sakit pada posisi netral.
8. Perawatan bayi di Plexsus Brakhialis
1) Rawat bayi seperti bayi normal
2) Awasi KU bayi
3) Jangan banyak bergerak
4) Rujuk
9. Prinsip perawatan Plexsus Brakhialis
1) Harus dirawat dirumah sakit
2) Bisa dirawat dirumah jika orang tua bisa
3) Hindari banyak bergerak
4) Bayi dipanaskan
10. Tindakan yang dilakukan pada bayi Plexsus Brakhialis adalah
1) Pasang bidai sampai 4 minggu
2) Pasang bidai sampai 6 minggu
3) Pasang bidai dengan bahan yang lentur
4) Mencegah terjadinya kontraktur
24 | P a g e
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada
bagian akhir Kegiatan Belajar 6, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar!
Jika jawaban yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup kurang dari
70% : kurang
KUNCI JAWABAN:
1. B
6. B
2. E
7. E
3. D
8. A
4. C
9. B
5. E
10. D
Coba anda identifikasi beberapa hal yang bias terjadi pada bayi yang riwayat persalinanya
mengalami kesukaran dalam melahirkan bahu kemudian buatlah resume atau laporan singkat
dan saudara kumpulkan.
25 | P a g e
MODUL ASUHAN NEONATUS, BAYI,
BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
BAYI DENGAN TRAKTUR KLAVIKULA DAN FRAKTUR HEMERUS
Semester 3
KEGIATAN BELAJAR 4
PRODI D- III KEBIDANAN MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
26 | P a g e
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini saudara diharapkan mampu melakukan asuhan pada
neonatus bayi balita dengan fraktur clavicula.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 4 ini saudara akan mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian fraktur clavicula
2. Menjelaskan faktor predisposisi fraktur clavicula
3. Menjelaskan tentang pengertian Fraktur Kalvikula
4. Menjelaskan Tatalaksana fraktur humerulus
Dalam kegiatan belajar 4 ini saudara akan mempelajari tentang:
1. Pengertian Fraktur Kalvikula
2. Faktor predisposisi fraktur clavicula
3. Pengertian Fraktur Humerus
4. Tatalaksana Fraktur Humerulus
27 | P a g e
Bagaimana kabar saudara?, masih semangat , Tahukah anda apa yang dimaksud dengan
fraktur clavicula?, agar lebih jelas marilah kita pelajari bersama tentang fraktur clavikula.
Fraktur Clavikula
Patahnya tulang Clavikula pada saat persalinan, biasanya kesulitan melahirkan bahu pada
letak kapala dan melahirkan lengan pada presentasi bokong
1. Faktor Predisposisi

Persalinan letak kepala yang mengalami kesulitan saat melahirkan

Lahir letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas
2. Pengkajian
1) Subyektif Rewel, Malas minum, Susah tidur
2) Obyektif
a) Gerakan tangan kanan dan kiri tidak sama
b) Gerakan pasif pada tangan yang sakit
c) Deformitas pada tulangl klavikula yang sakit
d) Reflek moro asimetris
e) Bayi menangis pada perabaan tulang Klavikula
f) Adanya krepitasi dan perubahan warna kulit di tempat yang sakit
Diagnosa :
Suspek Fraktur clavikula
Masalah :
gangguan rasa nyaman (nyeri)
3. Planning
a) Immobilisasi lengan untuk menurangi rasa sakit dan mempercepat pembentukan
kalus
b) Rawat bayi dengan hati-hati
c) Nutrisi yang adekuat (pemberian ASI yang adekuat) à ajarkan cara pemberian :
disusui dengan posisi tidur, dengan sendok, dengan pipet.
28 | P a g e
d) Rujuk à lengan difiksasi pada tubuh anak dalam posisi abduksi 60 derajat dan
fleksi pergelangan siku 90 derajat. Umumnya dalam waktu7-10 hari rasa sakit
telah berkurang dan pembentukan.
Fraktur Humerus
Kalau sebelumnya kita belajar tentang fraktur clavikula maka sekarang kita akan belajar
tentang……patah tulang humerus Adalah patah tulang humerus dapat diobservasi sisi/lengan
yang terkena tidak dapat digerakkan disertai dengan reflek moro menghilang. Patah tulang ini
dapat terjadi akibat kesalahan teknis dalam melahirkan lengan pada persalinan kepala atau
letak sungsang dengan lengan menumbung/menjungkit keatas. Kesukaran melahirkan tangan
/ lengan yang menumbung / menjungkit menyebabkan terjadinya tulang humerus yang
fraktur. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan
adanya tekanan keras dan langsung pada tulang humerus.,oleh tulang panggul ibu.
1) Tatalaksana

Imobilisasi lengan selama 2 – 4 minggu dengan fiksasi bidai.

Rujuk kerumah sakit
29 | P a g e
Pada persalinan yang kesulitan melahirkan bahu akan menyebabkan fraktur clavikula
dimana biasanya bayi rewel, malasminum dan susah tidur dan adanya gerakan pasif
pada lengan yang sakit, krepitasi dan perubahan warna kulit pada lengan yang sakit.
Sedangkan pada fraktur humerus tanda tandanya adalahditemukan tekanan keras dan
langsung pada tulang humerus oleh tulang panggul ibu .
30 | P a g e
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
Pilihlah :
A. Jika jawaban 1,2 dan 3 benar
B. Jika jawaban 1 dan 3 benar
C. Jika jawaban 2 dan 4 benar
D. Jika hanya 4 saja yang benar
E. Jika semua benar
1. Pertolongan saat persalinan karena sulit melahirkan dagu, disebut :
A. Fraktur Klavikula
B. Fraktur humerus
C. Fraktur lengan atas
D. Fraktur ekstermitas
2. Penetapan diagnosis dengan cara, kecuali :
1) Evaluasi fisik
2) Radiografi
3) Bayi terbatas menggerakkan lengan
4) Bayi rewel
5) Ada riwayat jatuh tangan terulur
3. Angka menjadi Fraktur Clavikula
A. 2 per 1000 kelahiran hidup
B. 1 per 1000 kelahiran hidup
C. 3 per 1000 kelahiran hidup
D. 5 per 1000 kelahiran hidup
E. 4 per 1000 kelahiran hidup
4. Data subyektif yang muncul pada pengkajian adalah
1) Rewel
2) Malas minum
3) Susah tidur
4) Bayi tidur terus
31 | P a g e
5. Data obyektif yang muncul pada lengan adalah
1) Gerakan tangan anan kiri tidak sama
2) Gerakan pasif pada tangan yang sakit Evaluasi Formatif
3) Reflek moro simetris
4) Deformitas
6. Intervensi pada Fraktur Clavikula adalah
1) Rawat gabung seperti bayi normal
2) Nutrisi adekuat
3) Jangan sering digerakkan
4) Latiihan gerakan
7. Fraktur humerus bisa terjadi karena
1) Anak jatuh ke belakang
2) Anak jatuh ke depan
3) Posisi sulit ekstensi
4) Posisi sulit fleksi
8. Fraktur humerus terjadi pada persalinan
A. Lengan menimbang pada persalinan bokong
B. Lengan menimbang pada persalinan sungsang
C. Lengan menimbang pada persalinan letak sungsang
D. Partus lama
E. Partus macet
9. Data subyektif yang ditemukan pada bayi
1) Bayi tidak dapat menggerakkan lengan belakang
2) Bayi rewel
3) Reflek moro negatif
4) Bayi menangis terus
10. Diagnosis Fraktur humerus ditegakkan dengan cara
A. Cek extermitas bawah
B. Lihat ada pembesaran pada kaki
C. Radiografi anteroposterior
D. Jika dirasakan sakit (bayi meringis) E. Bayi menangis terus
32 | P a g e
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada
bagian akhir Kegiatan Belajar 6, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar!
Jika jawaban yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup kurang dari
70% : kurang
KUNCI JAWABAN:
1. A
2. D
3. A
4. A
5. E
6. A
7. B
8. A
9. A
10. C
Belajarlah yang benar dan teliti setiap kasus yang terjadi dan pergilah ke perpustakaan untuk
menentukan mana saja kasus kasus yang termasuk jejas persalinan dan buatlah resume dan
saudara kumpulkan.
33 | P a g e
Download