MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN APS ”CAPUT SUCCEDANEUM” Dosen Pengampu : Yuniarti, SKM., M.PH Kelompok 1 : Amanda Maryana Suhendar P07124118165 Aprilia Lintang Puspaningrum P07124118168 Asy-syifa Nashriyah P07124118170 Elta Yuly Purwanty P07124118186 Maudy Miftahul Jannah P07124118208 Nadila Septiana P07124118216 Nufaisah Mastika Riyadni P07124118221 Riska Aulia P07124118233 Vera Cindy Andani P07124118253 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN DIII KEBIDANAN SEMESTER 3A 2019 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Caput Succedaneum” Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan APS yang diberikan Ibu Yuniarti, SKM, M.PH ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhirnya besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Banjarbaru, 30 Oktober 2019 Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1 C. Tujuan ................................................................................................................................. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 2 A. Caput Succedaneum ............................................................................................................. 2 1. Pengertian Caput Succedaneum .................................................................................... 2 2. Penyebab Caput Succedaneum ...................................................................................... 3 3. Faktor Predisposisi ........................................................................................................ 3 4. Gejala Caput Succedaneum ........................................................................................... 4 5. Komplikasi Caput Succedaneum .................................................................................... 4 6. Penanganan Caput Succedaneum .................................................................................. 4 7. Penatalaksanaan Caput Succedaneum ........................................................................... 5 B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan ........................................................................................... 6 BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 11 A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 11 B. Saran ................................................................................................................................. 11 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari. Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput Succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006) B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Caput Succedaneum? 2. Apa Saja Penyebab Caput Succedaneum? 3. Apa Faktor Presdisposisi Caput Succedaneum? 4. Apa Saja Gejala Caput Succedaneum? 5. Bagaimana terjadinya Caput Succedaneum? 6. Apa Saja Komplikasi Caput Succedaneum? 7. Bagaimana Penanganan Caput Succedaneum? 8. Apa Saja Penatalaksanaan Caput Succedaneum? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui penyebab jalan lahir yang terdiri dari caput succedaneum. 2. Mengetahui teori tentang pengertian 3. Mengetahui penyebab, faktor predisposisi, gejala, patofisiologi, komplikasi dan penatalaksanaan caput succedaneum. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Caput Succedaneum 1. Pengertian Caput Succedaneum Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-3 hari. (Sarwono, 2006). Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono, 2007). Caput Succedaneum adalah pembengkakan pada suatu tempat dikepala karena edema yang disebabkan tekanan jalan lahir pada kepala, pembengkakan yang difus dikepala terletak pada presentasi kepala pada waktu bayi lahir, difus jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura garis tengah. (AB Saefudin, 2002 ) Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma Caput succedaneum Cephalhematoma Muncul waktu lahir, mengecil Muncul waktu lahir atau setelah lahir, setelah lahir. dapat membesar sesudah lahir. Lunak, tidak berfluktuasi. Teraba fluktuasi. Melewati batas sutura, teraba Batas tidak melampaui sutura. moulase. 2 Bisa hilang dalam beberapa jam atau Hilang lama (beberapa minggu atau 2-4 hari bulan). Berisi cairan getah bening Berisi darah Sumber : Kosim, 2003 2. Penyebab Caput Succedaneum Caput Succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. (Dewi, 2010) a. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vaccum ektrasi. b. Kelainan ini timbul akibat tekanan yang keras pada kepala pada waktu memasuki jalan lahir hingga terjadi pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe yang disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vena c. Akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput d. Dapat juga terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir 3. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain : a. Makrosomia b. Prematuritas c. disproporsi sefalopelvik d. Distosia e. persalinan lama f. persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps) g. persalinan dengan sectio caesaria h. kelahiran sungsang i. presentasi bokong 3 j. presentasi muka k. kelainan bayi letak lintang 4. Gejala Caput Succedaneum a. Edema di kepala b. Terasa lembut dan lunak pada perabaan c. Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah d. Udema melampaui tulang tengkorak e. Batas yang tidak jelas f. Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan g. Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan (Dewi, 2010) 5. Komplikasi Caput Succedaneum a. Infeksi Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka. (Kosim, 2003) b. Ikterus Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi. (Kosim, 2003) c. Anemia Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak. 6. Penanganan Caput Succedaneum Untuk melakukan penanganan pada kasus caput succedaneum sebagai berikut: a. Bayi dirawat seperti bayi normal b. Awasi keadaan umum bayi c. Lingkungan harus dalam keadaan baik, cukup ventilasi, masuk sinar matahari (agar tidak terjadi hipotermi). 4 d. Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan ibu cara menetekan dengan tiduran untuk mengurangi anak jangan sering diangkat, agar benjolan tidak meluas karena tekanannya meninggi dan cairan serebrospinalis meningkat keluar. e. Stimulus secara pelan untuk merangsang pembuluh limfe dibawah kulit. f. Memberikan konseling kepada orang tua tentang : 1) Keadaan trauma pada bayi, tidak usah cemas karena benjolan akan menghilang dalam 2 –3 2) Perawatan bayi sehari-hari. 3) Manfaat can cara pemberian ASI (bisa dengan sendok) g. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara: 1) Perawatan tali pusat dengan baik. 2) Personal hygiene yang baik pada daerah luka. 3) Pemberian ASI yang adekuat. 7. Penatalaksanaan Caput Succedaneum a. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal. b. Pengawasan keadaan umum bayi. c. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup. d. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar. e. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan. f. Tidak memerlukan tindakan khusus atau pengobatan khusus karena Caput Succedaneum dapat terlihat segera setelah bayi lahir dan akan hilang sendiri dalam waktu 2-3 hari. g. Berikan konseling pada orang tua, tentang : 1) Keadaan trauma yang dialami oleh bayi; 2) Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan 3) Perawatan bayi sehari-hari. 4) Manfaat dan teknik pemberian ASI. (Dewi, 2010) 5 B. Dokumentasi Asuhan Kebidanan ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. “A” DI BPM “S” BANJARBARU No. Registrasi : 00*** Tempat Pengkajian : Di BPM Tanggal Pengkajian/ Pukul : Senin, 12 Oktober 2019 jam 16.00 WITA Oleh/ Pengkaji : Bidan “S” PENGKAJIAN A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas anak Nama : By Ny. “A” Tanggal Lahir : 12 Desember 2012/Pukul : 17.00 WIB Umur 1 Jam : Jenis kelamin : Laki-laki 2. Identitas orang tua IBU AYAH NAMA NY. A Tn. T Umur 24 Tahun 27 Tahun Agama Islam Islam Suku/Bangsa Banjar/ Indonesia Banjar/Indonesia Pendidikan SMA S1 Pekerjaan IRT PNS Alamat Banjarbaru Banjarbaru 3. Alasan Datang Ibu mengatakan ingin mengetahui keadaan anaknya. 4. Keluhan Utama 6 5. 6. 7. 8. Ibu mengatakan kepala bayinya terdapat benjolan. Riwayat Kesehatan a. Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun): Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC. b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga: Keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC. c. Riwayat Operasi Ibu tidak pernah mengalami dan mempunyai riwayat operasi. d. Riwayat alergi Obat Ibu tidak mempunyai riwayat alergi obat. e. Riwayat Keturunan Kembar Ibu tidak mempunyai riwayat keturunan kembar Riwayat Kelahiran a. Tanggal Lahir : 12 Oktober 2019 Pukul : 15.00 WIB b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. BB Lahir : 3300 gram d. PB Lahir : 45 cm e. LK Lahir : 1) CFO : 35 cm 2) CMO : 36 cm 3) CSOB : 33 cm 4) CSMB : 33 cm f. LD Lahir 33 cm g. LILA Lahir : 12 cm h. APGAR SKOR : 1”10 5”10 10”10 i. Reflek 1) Moro : Baik 2) Menggenggam : Baik 3) Menghisap : Baik 4) Rooting Reflek : Baik 5) Melangkah : Belum Riwayat Persalinan a. Tempat bersalin : BPM “S” b. Jenis persalinan : lahir spontan c. Penolong : Bidan d. keluhan : Ibu merasakan dorongan ingin BAB. Ibu merasakan ada cairan keluar dari kemaluannya. Dan Persalinan lama. Riwayat Imunisasi a. BCG usia : Belum b. Hepatitis B usia : 0 hari c. Campak usia : Belum d. Polio usia : 0 hari 7 e. DPT usia : Belum 9. Riwayat Perkembangan a. Tengkurap usia : Belum b. Merangkak usia : Belum c. Berjalan usia : Belum 10. Pola Pemenuhan Kebutuhan a. Nutrisi : ASI b. Eliminasi : BAB 3x/hari, BAK 6x/hari c. Aktifitas : Gerak aktif d. Istirahat : Sebagian waktunya di gunakan untuk tidur e. Personal Hygiene : Belum dimandikan B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan Umum : Baik b. Kesadaran : Composmentis c. Antopometri : 1) BB : 3300 gram 2) LD : 33 cm 3) PB : 45 cm 4) LILA : 12 cm 5) LK : a) CFO : 35 cm b) CMO : 36 cm c) CSOB : 33 cm d) CSMB : 33 cm d. TTV 1) Frekuensi Jantung : 140 x/menit 2) Respirasi : 40 x/menit 3) Suhu : 37 oC 4) Nadi : 100 x/menit 2. Kemampuan Motorik Halus Tidak Ada 3. Kemampuan Motorik Kasar Tidak Ada 4. Kemampuan Bahasa Bayi menangis. 5. Pemeriksaan Fisik a. Kepala : bentuk tidak simetris, teraba ada benjolan lunak pada kepala bayi (caput succedaneum), tidak ada cephalhematoma. b. Ubun-ubun : lunak, sutura terpisah 8 c. Lingkar Kepala 1) CFO : 35 cm 2) CMO : 36 cm 3) CSOB : 33 cm 4) CSMB : 33 cm d. Mata : simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, uji penglihatan dengan cahaya mata aktif. e. Telinga : simetris, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada serumen f. Hidung : bersih, tidak ada cairan yang keluar,tidak ada pernafasan cuping hidung. g. Mulut : tidak ada labioscisis, palatoscisis, dan tidak ada labiopalatoscisis, tidak ada kelainan. h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, kelenjar getah bening, dan vena jugularis. i. Dada : simetris, tidak ada bunyi ronchii, maupun wheezing, dan tidak ada retraksi dinding dada, lingkar dada : 33 cm j. Ektremitas Atas : tangannya simetris, gerakannya aktif jarijarinya lengkap, kuku tidah pucat ( merah muda), LILA : 12 cm k. Pemeriksaan sistem Syaraf : Adanya refleks moro l. Perut : tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada benjolan atau masa, tidak ada penonjolan tali pusat, perut bayi lembek pada saat bayi diam. m. Genetalia : terdapat 2 testis pada scrotum, penis berlubang pada ujungnya, testisnya sudah turun pada scrotum. n. Pinggul : terdapat sambungan pada panggul. o. Ektremitas Bawah : kaki simetris, gerakannya aktif, jumlah jarijari lengkap, kuku tidak pucat. p. Punggung : tidak terdapat spina bipida, tulang belakang tidak lordosis, kifosis, dan skoliosis. q. Anus : anus berlubang, bersih tidak ada feses. r. Kulit : Kulit tidak pucat, tidak terdapat tanda lahir, tidak ada bercak hitam, ada vernik kaseosa. 6. Pemeriksaan Penunjang : Tidak Ada C. ANALISA Bayi laki-laki lahir spontan dengan Caput succedaneum. D. PELAKSANAAN 1. Memberitahukan kepada ibu bahwa di kepala bayinya terdapat benjolan lunak (caput succedaneum) yang dapat hilang dalam waktu 2-5 hari dengan sendirinya dan tidak perlu dilakukan pijatan di kepala bayi. Ibu sudah mengetahui bahwa di kepala bayinya terdapat benjolan lunak (caput succedaneum), tidak boleh dipijat, dan dapat hilang sendiri. 9 2. Memberi tahu hasil pemantauan kepada ibu bahwa keadaan umum bayi baik, TTV yang meliputi : suhu 37 0C, nadi 100x/menit, Respirasi 40 x/menit. Ibu mengetahui keadaan umum bayi baik, meskipun ada benjolan di kepalanya. 3. Melakukan perawatan BBL dengan: a. menganjurkan ibu menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali atau sesering mungkin. b. menganjurkan ibu memandikan bayinya setiap 1x sehari. c. menganjurkan ibu menggantikan popok bayi yang basah dengan segera. d. menganjurkan ibu melakukan perawatan tali pusat dengan benar (tali pusat di biarkan saja dan dalam keadaan bersih). e. Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi, menyelimuti, membungkus tangan dan kaki dengan sarung tangan dan sarung kaki, serta menyiapkan tempat kering dan hangat . f. Melakukan rawat gabung yaitu ibu dan bayi dalam 1 ruang. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput succedaneum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadangkadang caput succedaneum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu. B. Saran 1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu memantau keadaan pada bayi. 2. Diharapkan kepada bidan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonatus. 3. Diharapkan kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah guna mencegah kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi. 11 DAFTAR PUSTAKA Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Dewi, Vivian Nanny Lia. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Maryunani, Anik dan Nurhayati. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus. Jakarta : CV. Trans Info Media 12