Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X OPERATOR KOMPAK Mustafa A. H. Ruhama Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Khairun ABSTRAK Diketahui H1 dan H 2 dua ruang Hilbert, B( H1 , H 2 ) merupakan koleksi semua operator (fungsi linear kontinu) dari H1 ke H 2 . Jika H1 separabel dengan basis orthonormal en : n N maka T B( H1 , H 2 ) disebut operator Hilbert-Schmidt jika Te n 1 n 2 . Koleksi semua operator Hilbert-Shcmidt dari ruang Hilbert separabel H1 ke ruang Hilbert separabel H 2 dinotasikan dengan B2 H1 , H 2 . T B( H1 , H 2 ) disebut operator kompak jika untuk setiap barisan xn H1 yang terbatas, terdapat barisan bagian T ( xnk ) T ( xn ) yang konvergen. Koleksi semua operator kompak dari ruang Hilbert H1 ke ruang Hilbert H 2 dinotasikan dengan B0 H1 , H 2 . Akan ditunjukan setiap T B2 ( H1 , H 2 ) merupakan operator kompak. Kata Kunci: Ruang Hilbert Separabel, Operator Hilbert-Schmidt, dan Operator Kompak PENDAHULUAN Himpunan yang terdiri atas elemen - elemen yang memenuhi aksioma - aksioma tertentu disebut ruang. Di dalam analisis modern, beberapa ruang yang sering dibicarakan adalah ruang linear, ruang metrik, ruang bernorma, ruang Banach, ruang pre-Hilbert dan ruang Hilbert. Salah satu topik yang juga menarik dibahas dalam analisis modern adalah teori operator. Pengertian operator adalah fungsi linear kontinu atau linear terbatas dari suatu ruang Hilbert ke ruang Hilbert yang lain. Ruang Hilbert yang mempunyai barisan yang total disebut ruang Hilbert separabel. Pada penelitian ini yang dibicarakan adalah operator kompak dari suatu ruang Hilbert separabel ke ruang Hilbert separabel yang lain. Barisan terbatas pada ruang Hilbert dan konvergen sangat penting dalam membicarakan operator kompak. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, yaitu mengumpulkan materimateri penelitian yang dimbil dari beberapa buku analisis yang memuat tentang ruang Hilbert dan operator kompak. Selanjutnya mempelajari dan membahas materi tersebut. 93 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X PEMBAHASAN 1.1. Landasan Teori 3.1.1 Operasi Biner Secara intuitif suatu operasi biner atas suatu himpunan 𝑆 adalah suatu aturan yang menggabungkan dua unsur dari 𝑆 menjadi satu unsur dari 𝑆. Sebelum mendefinisikan operasi biner dalam konteks yang lebih umum, perlu diberikan definisi tentang relasi suatu himpunan sebagai berikut: Definisi 3.1.1.1. Diketahui 𝐴 dan 𝐵 masing-masing dua himpunan yang tak kosong. Suatu relasi R dari 𝐴 ke 𝐵 adalah himpunan bagian dari 𝐴 × 𝐵 = {(𝑥, 𝑦): 𝑥 ∈ 𝐴 & 𝑦 ∈ 𝐵}. Dengan perkataan lain suatu relasi R dari 𝐴 ke 𝐵 adalah suatu aturan yang menghubungkan unsur dari 𝐴 ke 𝐵. Andaikan 𝑅 adalah relasi dari 𝐴 ke 𝐵, dan misalkan 𝑅 menghubungkan 𝑥 ∈ 𝐴 ke 𝑦 ∈ 𝐵. Hubungan ini dinotasikan dengan 𝑥𝑅𝑦 atau (𝑥, 𝑦) ∈ 𝑅. Definisi 3.1.1.2. Suatu operasi biner ∗ atas suatu himpunan 𝑆 adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap pasangan berurutan (𝑥, 𝑦) dari unsur-unsur di 𝑆 ke tepat satu 𝑧 ∈ 𝑆, dan dinotasikan dengan 𝑥 ∗ 𝑦 = 𝑧. 3.1.2 Ruang Linear Sebelum membahas ruang linear (ruang vektor) terlebih dahulu diberikan tentang pengertian grup komutatif dan lapangan (filed). Definisi 3.1.2.1. 𝑉 himpunan tak kosong dengan operasi biner ∗ merupakan grup komutatif (abelian) jika memenuhi: (i). Untuk setiap 𝑣1 , 𝑣2 ∈ 𝑉 berlaku 𝑣1 ∗ 𝑣2 = 𝑣2 ∗ 𝑣1 . (ii). Untuk setiap 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 ∈ 𝑉 berlaku 𝑣1 ∗ (𝑣2 ∗ 𝑣3 ) = (𝑣1 ∗ 𝑣2 ) ∗ 𝑣3 . (iii). Terdapat unsur 𝑒 sehingga untuk setiap 𝑣 ∈ 𝑉 berlaku 𝑣 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑣 = 𝑣. 𝑒 disebut unsur identitas terhadap operasi ∗. (iv). Untuk setiap 𝑣 ∈ 𝑉 terdapat 𝑣 −1 ∈ 𝑉 sehingga berlaku 𝑣 ∗ 𝑣 −1 = 𝑣 −1 ∗ 𝑣 = 𝑒. 𝑣 −1disebut invers terhadap operasi ∗. Suatu grup 𝑉 dengan operasi biner ∗ dinotasikan dengan (𝑉,∗). Definisi 3.1.2.2. 𝐹 himpunan tak kosong dengan dua operasi biner, yang dinotasikan dengan ⨁ dan ∙ merupakan lapangan jika memenuhi: (i). (𝐹, ⨁) grup komutatif. (ii). (𝐹, ∙) grup komutatif. (iii). Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐹 berlaku 94 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X 𝑎 ∙ (𝑏⨁𝑐) = 𝑎 ∙ 𝑏⨁𝑎 ∙ 𝑐 dan (𝑎⨁𝑏) ∙ 𝑐 = 𝑎 ∙ 𝑐⨁𝑏 ∙ 𝑐. Contoh 3.1.2.3 1. ℝ merupakan himpunan bilangan real (nyata) dengan operasi penjumlahan biasa merupakan grup komutatif, sebab (i). Untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ ℝ berlaku 𝑥 + 𝑦 = 𝑦 + 𝑥. (ii). Untuk setiap 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℝ berlaku 𝑥 + (𝑦 + 𝑧) = (𝑥 + 𝑦) + 𝑧. (iii). Terdapat unsur 0 ∈ ℝ sehingga untuk setiap 𝑥 ∈ ℝ berlaku 𝑥 + 0 = 0 + 𝑥 = 𝑥. 0 disebut unsur identitas terhadap operasi penjumlahan. (iv). Untuk setiap 𝑥 ∈ ℝ terdapat −𝑥 ∈ ℝ sehingga berlaku 𝑥 + (−𝑥) = (−𝑥) + 𝑥 = 0. – 𝑥 disebut invers terhadap operasi penjumlahan. 2. ℝ dengan operasi penjumlahan (+) dan perkalian (∙) biasa merupakan lapangan , sebab (i). (ℝ, +) grup komutatif. (ii). (ℝ, ∙) grup komutatif. (iii). Untuk setiap 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℝ berlaku 𝑥 ∙ (𝑦 + 𝑧) = 𝑥 ∙ 𝑦 + 𝑥 ∙ 𝑧 dan (𝑥 + 𝑦) ∙ 𝑧 = 𝑥 ∙ 𝑦 + 𝑦 ∙ 𝑧. Definisi 3.1.2.4. Diketahui (𝑉, +) grup komutatif dan (𝐹, ⨁,∙) lapangan. 𝑉 disebut ruang linear (linear space) atau ruang vektor (vector space) atas 𝐹 jika terdapat operasi ∗ antara keduanya sehingga untuk setiap 𝑥 ∈ 𝑉 dan 𝛼 ∈ 𝐹 menentukan dengan tunggal 𝛼 ∗ 𝑥 yang memenuhi sifat-sifat: (i). 𝛼 ∗ (𝑥 + 𝑦) = 𝛼 ∗ 𝑥 + 𝛼 ∗ 𝑦, (ii). (𝛼⨁𝛽) ∗ 𝑥 = 𝛼 ∗ 𝑥 + 𝛽 ∗ 𝑥, (iii). (𝛼 ∙ 𝛽) ∗ 𝑥 = 𝛼 ∗ (𝑥 ∗ 𝛽), (iv). 1 ∗ 𝑥 = 𝑥, untuk setiap 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑉 dan 𝛼, 𝛽 ∈ 𝐹. Untuk penyederhanaan penulisan 𝛼 ∗ 𝑥 cukup ditulis 𝛼𝑥 , 𝛼⨁𝛽 cukup ditulis 𝛼 + 𝛽, dan 𝛼 ∙ 𝛽 cukup ditulis dengan 𝛼𝛽, asalkan tak ada salah pengertian. Anggota ruang vektor disebut vektor sedangkan anggota 𝐹 disebut skalar. Contoh 3.1.2.5 1. Diberikan sebarang bilangan asli 𝑛 atau 𝑛∈ℕ dan dibentuk ℝ𝑛 = {𝑥̃ = (𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ): 𝑥𝑖 ∈ ℝ, 1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛}. Operasi penjumlahan dan perkalian skalar didefinisikan sebagai berikut: 𝑥̃ + 𝑦̃ = (𝑥1 + 𝑦1 , 𝑥2 + 𝑦2 , … , 𝑥𝑛 + 𝑦𝑛 ) 95 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X 𝛼𝑥̃ = (𝛼𝑥1 , 𝛼𝑥2 , … , 𝛼𝑥𝑛 ) untuk 𝑥̃ = (𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ), setiap 𝑦̃ = (𝑦1 , 𝑦2 , … , 𝑦𝑛 ) ∈ ℝ𝑛 dan 𝛼 ∈ ℝ. ℝ𝑛 merupakan ruang vektor real. 2. 𝑉 = 𝐶[𝑎, 𝑏], yaitu koleksi semua fungsi kontinu dari [𝑎, 𝑏] ke ℝ. Operasi penjumlahan (+) pada 𝐶[𝑎, 𝑏] didefinisikan sebagai berikut: Untuk setiap 𝑓, 𝑔 ∈ 𝐶[𝑎, 𝑏], fungsi 𝑓 + 𝑔 didefinisikan sebagai (𝑓 + 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥), 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏] maka 𝑉 merupakan grup komutatif, dengan (−𝑓)(𝑥) = −𝑓(𝑥) untuk setiap 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏].Jika untuk setiap 𝑓 ∈ 𝑉 = 𝐶[𝑎, 𝑏] dan 𝛼 ∈ ℝ didefinisikan fungsi 𝛼𝑓, dengan rumus (𝛼𝑓)(𝑥) = 𝛼𝑓(𝑥), 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏] maka dapat dilihat bahwa 𝛼𝑓 ∈ 𝑉. 𝑉 merupakan ruang vektor real. 3.1.3 Ruang Bernorma Definisi 3.1.3.1. Diberikan ruang linear X . Fungsi x X x , yang mempunyai sifat-sifat: ( N1 ) . x 0 , untuk setiap x X . x 0 , jika dan hanya jika x , ( vektor nol). ( N 2 ) . x x , untuk setiap skalar dan x X . ( N 3 ) . x y x y , untuk setiap skalar x, y X disebut norma (norm) pada X dan bilangan nonnegatif x disebut norma vektor x . Ruang linear X yang dilengkapi dengan norma . disebut ruang bernorma dan dituliskan singkat dengan X , . atau X saja asalkan normanya telah diketahui. Contoh 3.1.3.2 Koleksi semua barisan bilangan kompleks dituliskan dengan S. Untuk didefinisikan koleksi barisan : l 2 x : x xk S dan x k 1 2 k . l 2 merupakan ruang bernorma terhadap norma 1 x 2 2 2 xk , untuk setiap x xk l 2 . k 1 96 p2 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X Definisi 3.1.3.3. Diketahui ruang bernorma X , . dan barisan vektor xn X . (i ) .Barisan xn X dikatakan konvergen, jika terdapat x X sehingga untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan asli n0 sehingga untuk setiap bilangan asli n dengan n n0 berlaku xn x , dalam hal ini dinotasikan dengan xn x , untuk n atau lim xn x atau lim xn x 0 . n n (ii ) .Barisan xn X disebut barisan Cauchy, jika untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan asli n0 sehingga untuk setiap dua bilangan asli m, n dengan m, n n0 berlaku xm xn . (iii). Barisan xn X dikatakan terbatas, jika terdapat bilangan real M 0 sehingga xn M . 3.1.4 Fungsi Linear Kontinu Definisi 3.1.4.1. Diketahui X dan Y masing-masing ruang bernorma dan T : X Y . (i ) . T dikatakan linear jika untuk setiap x, y X dan sebarang skalar berlaku sifat- sifat T ( x y ) T ( x) T ( y ) dan T (x) T ( x). (ii ) . T dikatakan kontinu di x0 X jika untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan 0 sehingga untuk setiap x X dengan x0 x berlaku T ( x0 ) T ( x) . Selanjutnya T kontinu pada X jika T kontinu di setiap x X . (iii ) . T dari ruang bernorma X ke ruang bernorma Y dikatakan terbatas jika ada bilangan M 0 sehingga T x M x , untuk setiap x X . Teorema 3.1.4.2. Diketahui X dan Y masing-masing ruang bernorma. Jika T : X Y fungsi linear, maka pernyataan berikut ekuivalen: (i ). T kontinu pada X . (ii ). T kontinu di x0 X . (iii ). T kontinu di X . (iv ). T ( x) : x X dan x 1 terbatas. (v). T terbatas. 97 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X 3.1.5 Ruang Pre-Hilbert Definisi 3.1.5.1. Diketahui ruang linear P . Fungsi .,. : PxP C yang memenuhi : ( I1 ) . x, y y, x , untuk setiap x, y P ( I 2 ) . x y, z x, y x, z , untuk setiap x, y, z P ( I 3 ) . x, y x, y , untuk setiap x, y P dan sebarang skalar ( I 4 ) . x, x 0 jika dan hanya jika x , untuk setiap x P disebut produk skalar(scalar product/inner product). Ruang linear P yang Koleksi semua barisan bilangan kompleks dituliskan dengan S. Untuk p2 diperlengkapi dengan produk skalar disebut ruang pre-Hilbert. Contoh 3.1.5.2 didefinisikan koleksi barisan l 2 x : x xk S dan x k 1 2 k merupakan ruang pre-Hilbert terhadap inner product: x , y xk y k , untuk setiap x xk , y y k l 2 . k 1 Bukti. l 2 merupakan ruang linear. Tinggal menunjukan l 2 merupakan ruang preHilbert. Untuk setiap x xk , y y k l 2 dan skalar , diperoleh k 1 k 1 ( I1 ) . x , y xk y k y k xk y, x k 1 k 1 ( I 2 ) . x , y xk y k xk y k x , y k 1 k 1 k 1 k 1 ( I 3 ) . x y, z ( xk y k ) z k ( xk z k y k z k ) xk z k y k z k x, z y, z k 1 k 1 ( I 4 ) . x 0 ada i sehingga xi 0 x, x xk xk xk 2 0. Teorema 3.1.5.3. Setiap ruang pre-Hilbert P merupakan ruang bernorma terhadap norma : x x, x , untuk setiap x P 98 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X Definisi 3.1.5.4. Ruang pre-Hilbert dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy di dalamnya konvergen. Definisi 3.1.5.5. Diketahui ruang pre-Hilbert P . Himpunan S P dikatakan total jika vektor yang tegak lurus dengan semua anggota S hanyalah vektor . Barisan vektor xn P dikatakan barisan total jika vektor yang tegak lurus dengan setiap xn P hanyalah vektor . Definisi 3.1.5.6. Diketahui P suatu ruang pre-Hilbert. Dua vektor x, y P dikatakan saling tegak lurus (orthogonal) , dan dinotasikan dengan x y , jika x, y 0 . Definisi 3.1.5.7. Diketahui P suatu ruang pre-Hilbert. Barisan xn P dikatakan tegak lurus (orthogonal) jika x j xk , untuk setiap j k . Definisi 3.1.5.8. Diketahui P ruang pre-Hilbert dan barisan xn P . xn disebut barisan orthonormal jika xn orthogonal dan xn 1 , untuk setiap bilangan asli k . 3.1.6 Ruang Hilbert dan Operator Hilbert-Schmidt Definisi 3.1.6.1. Ruang pre-Hilbert yang lengkap disebut ruang Hilbert. Pada pembicaraan selanjutnya ruang Hilbert selalu dinotasikan dengan H . Contoh 3.1.6.2 l 2 merupakan ruang Hilbert. Bukti. Pada Contoh 3.1.5.2, l 2 merupakan ruang pre-Hilbert terhadap inner product: x , y xk y k , untuk setiap x xk , y y k l 2 . k 1 Tinggal membuktikan l 2 lengkap. Diambil sebarang barisan Cauchy x l ( n) 2 dengan x ( n) x1( n) , x2( n) ,... , untuk setiap n . Jadi untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan asli n0 sehingga untuk setiap bilangan asli m, n dengan m, n n0 berlaku 1 x ( m) x ( n) 2 2 2 xi( m ) xi( n ) . 3 i 1 Hal ini berakibat bahwa untuk setiap m, n n0 berlaku xi( m) xi( n ) 3 99 , untuk setiap i . Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X Dengan kata lain diperoleh untuk setiap xi(n) barisan Cauchy di dalam atau C . Karena dan C lengkap maka xi(n) konvergen, artinya terdapat xi (C) sehingga lim xi( n) xi atau lim xi( n ) xi 0 , untuk setiap i . n n Dari hal tersebut diperoleh pula (a). xi xi(n) lim xi( m) xi( n ) m 3 (b). Barisan x xi dengan 1 1 2 2 2 2 x 2 xi xi xi( n ) xi( n ) i 1 i 1 1 1 2 2 2 2 xi xi( n ) xi( n ) i 1 i 1 1 2 2 xi( n ) 3 i 1 dengan kata lain terbukti x xi l 2 …… (2.1) Untuk setiap n n0 , diperoleh 1 x ( n) 2 2 x xi( n ) xi 2 i 1 1 2 2 lim xi( n ) xi( m ) i 1 m 1 2 2 lim xi( n ) xi( m ) m i 1 3 dengan kata lain x (n) konvergen ke x …… (2.2) Berdasarkan (2.1) dan (2.2) disimpulkan bahwa l 2 lengkap atau l 2 merupakan ruang Hilbert. Definisi 3.1.6.3. Diketahui ruang Hilbert H . Barisan orthonormal jika xn barisan orthonormal dan total. 100 xn H disebut basis Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X Definisi 3.1.6.4. Ruang Hilbert H dikatakan separable jika H mempunyai barisan total. H1 dan H 2 ruang Hilbert separabel. Operator Definisi 3.1.6.5. Diketahui T BH1 , H 2 disebut operator Hilbert-Schmidt jika Ten 2 n 1 dengan en : n N basis orthonormal H1 . Koleksi semua operator Hilbert-Shcmidt dari ruang Hilbert separabel H1 ke ruang Hilbert separabel H 2 dinotasikan dengan B2 H1 , H 2 . Selanjutnya akan ditunjukan setiap T B2 ( H1 , H 2 ) merupakan operator kompak. Untuk keperluan tersebut dibicarakan dulu apa yang dimaksud operator kompak. 3.1.7 Operator Kompak Definisi 3.1.7.1. Diberikan dua ruang Hilbert H1 dan H 2 . Operator T B( H1 , H 2 ) disebut operator kompak jika untuk setiap barisan xn H1 yang terbatas, terdapat barisan bagian T ( xnk ) T ( xn ) yang konvergen . Koleksi semua operator kompak dari ruang Hilbert H1 ke ruang Hilbert H 2 dinotasikan dengan B0 H1 , H 2 . Teorema 3.1.7.2. Diberikan dua ruang Hilbert H1 dan H 2 . Jika S , T B0 ( H1 , H 2 ) maka T dan S T merupakan operator kompak, untuk sebarang ; jadi B0 (H1 , H 2 ) ruang linear. Bukti: Diambil sebarang barisan xn H1 terbatas, untuk memudahkan dianggap xn 1 untuk setiap n N . Karena T kompak maka terdapat barisan bagian T ( xnk ) T ( xn ) yang konvergen. Oleh karena itu 1. T ( xnk ) T ( xn ) konvergen, untuk sebarang dan 2. Terdapat barisan bagian xmk xnk , sehingga S ( xmk ) S ( xnk ) S ( xn ) yang konvergen sehingga diperoleh (T S )( xmk ) T ( xmk ) S ( xmk ) 101 konvergen. Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X Definisi 3.1.7.3. Diketahui H1 dan H 2 ruang Hilbert . Operator T B( H1 , H 2 ) dikatakan berdimensi hingga jika T ( H1 ) H 2 berdimensi hingga. ruang Hilbert H1 dan H 2 . Setiap operator Teorema 3.1.7.4. Diberikan dua T B( H1 , H 2 ) berdimensi hingga merupakan operator kompak. Bukti: Karena operator T berdimensi hingga, maka terdapat basis orthonormal z1 , z2 ,..., zn pada ruang Hilbert T ( H 1 ) sehingga untuk setiap y T ( H1 ) (tentu ada x H1 sehingga y T (x) terdapat 1 , 2 ,..., n C sehingga T ( x) 1 z1 2 z 2 ... n z n T ( x) f1 ( x) z1 f 2 ( x) z 2 ... f n ( x) z n n T ( x) f i ( x) z i i 1 dengan i f i (x) untuk setiap i 1,2,.., n merupakan skalar-skalar yang ditentukan dengan tunggal untuk setiap x H1 . Jadi, untuk setiap i 1,2,.., n , f i merupakan fungsional linear kontinu pada H1 dan f i ( x) Tx, zi x, T zi untuk setiap i 1,2,.., n . f i merupakan operator kompak, sebab untuk sebarang xm H1 terbatas, yaitu terdapat M 0 sehigga xm M , untuk setiap m N berlaku f i ( xm ) Txm , zi Txm maka terdapat barisan bagian Tx mk , zi Txm , zi terdapat bilangan sehingga barisan Txmk Txmk , zi zi zi T xm zi M T zi Tx mk , zi yang konvergen. Oleh karena itu konvergen ke dan barisan konvergen ke z i , untuk setiap k 1,2,..., n . Jadi, menurut Teorema 3.1.7.2 diperoleh T merupakan operator kompak. Teorema 3.1.7.5. Diberikan H ruang Hilbert. Jika S , T B( H ) dengan T operator kompak, maka ST dan TS operator kompak. Bukti: Menurut yang diketahui, untuk sebarang barisan xn H dengan xn 1 untuk setiap n N terdapat barisan T ( xnk ) yang konvergen ke suatu y H . Hal ini berakibat barisan ST ( xnk ) konvergen ke S ( y ) atau terbukti ST kompak. Untuk sebarang barisan xn H dengan xn 1 untuk setiap n N terdapat barisan 102 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 S ( xn ) didalam H . Karena T ISSN 2089-855X kompak maka barisan TS( xn ) konvergen atau terbukti TS kompak. Teorema 3.1.7.6. Diketahui H1 dan H 2 ruang Hilbert. Jika Tn B(H1, H2 ) merupakan barisan operator kompak yang konvergen ke suatu T B( H1 , H 2 ) , maka T merupakan operator kompak. Bukti: Bukti dengan memanfaatkan prosedur diagonalisasi. Diambil sebarang barisan xn H1 terbatas, dianggap xn 1 untuk setiap n N . Menurut yang diketahui (1) . T1 operator kompak, berarti terdapat barisan bagian x x 1, n n sehingga T x T1 xn H 2 konvergen, ( 2) . T2 operator kompak dan x H yang terbatas, berarti terdapat barisan bagian x x sehingga T x H konvergen, dan seterusnya. Secara umum untuk setiap k , x terbatas dan Tk operator kompak, maka terdapat barisan bagian x x sehingga T x H konvergen. Diambil (diagonalisasi) barisan x , diperoleh T x H konvergen, untuk setiap 1 1, n 2, n 2, n 1, n 2 1 2, n 2 k 1, n k 1, n k ,n k k ,n n,n 2 k n,n 2 k . Menurut yang diketahui Tn konvergen ke T , artinya untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan asli n0 sehingga untuk setiap bilangan asli n dengan n n0 berlaku Tn T 6 . Hal ini berakibat, untuk setiap n n0 Tn ( xn,n ) T ( xn,n ) Tn T ( xn,n ) . 3 Oleh karena itu untuk setiap k n0 , diperoleh T ( xm,m ) T ( xn,n ) T ( xm,m ) Tk ( xm,m ) Tk ( xm,m ) Tk ( xn,n ) Tk ( xn,n ) T ( xn,n ) T ( xm,m ) Tk ( xm,m ) Tk ( xm,m ) Tk ( xn,n ) Tk ( xn,n ) T ( xn,n ) . 6 3 6 Jadi, barisan Txn,n merupakan barisan Cauchy di dalam ruang Hilbert H 2 . Oleh karena itu Txn,n konvergen. Dengan kata lain T merupakan operator kompak. 103 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X Akibat 3.1.7.7. Diketahui H1 dan H 2 ruang Hilbert. Jika Tn B( H1 , H 2 ) barisan operator berdimensi hingga yang konvergen ke suatu T B( H1 , H 2 ) maka T merupakan operator kompak. Teorema 3.1.7.8. Diketahui H1 dan H 2 dua ruang Hilbert yang separabel . Jika T B2 ( H1 , H 2 ) maka T B0 ( H1 , H 2 ) ; oleh karena itu B2 (H1 , H 2 ) B0 (H1 , H 2 ) . Bukti: Menurut yang diketahui, terdapat barisan orthonormal en : n N didalam H1 . Karena T B2 ( H1 , H 2 ) maka 2 Te . Karena H 2 ruang Hilbert separabel n n 1 maka H 2 mempunyai basis orthonormal, katakan d k : k N. Jadi, untuk setiap x H1 diperoleh T (x) H 2 dan T ( x) Tx, d k d k k 1 Untuk setiap n N , dibentuk Tn : H1 H 2 dengan n Tn ( x) Tx, d k d k k 1 Tx, d1 d1 Tx, d 2 d 2 … Tx, d n d n T1 ( x)d1 T2 ( x)d 2 ... Tn ( x)d n dengan Tk ( x) Tx, d k x, T d k , untuk setiap k , k 1,2,..., n . Terlihat bahwa lim Tn ( x) T ( x) , untuk setiap x H1 . Karena n Tn merupakan barisan operator berdimensi hingga dan konvergen ke T B2 ( H1 , H 2 ) , maka menurut Teorema 3.1.7.6 dan Akibat 3.1.7.7, T merupakan operator kompak. Oleh karena itu B2 (H1 , H 2 ) B0 (H1 , H 2 ) KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan, H , H1 , dan H 2 tiga ruang Hilbert diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika S , T B0 ( H1 , H 2 ) maka T dan S T merupakan operator kompak, untuk sebarang ; jadi B0 (H1 , H 2 ) ruang linear. 2. Setiap operator T B( H1 , H 2 ) berdimensi hingga merupakan operator kompak. 104 Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 1, April 2013 ISSN 2089-855X 3. Jika S , T B( H ) dengan T operator kompak, maka ST dan TS operator kompak. 4. Jika Tn B( H1, H2 ) merupakan barisan operator kompak yang konvergen ke suatu T B( H1 , H 2 ) , maka T merupakan operator kompak. 5. Jika Tn B( H1 , H 2 ) barisan operator berdimensi hingga yang konvergen ke suatu T B( H1 , H 2 ) maka T merupakan operator kompak. 6. Diketahui H1 dan H 2 dua ruang Hilbert yang separabel. Jika T B2 ( H1 , H 2 ) maka T B0 ( H1 , H 2 ) ; oleh karena itu B2 (H1 , H 2 ) B0 (H1 , H 2 ) . DAFTAR PUSTAKA Berberian, S.K., 1961. Introduction to Hilbert Space, Oxford University Press, New York. Conway, J. B., 1990. A Course in Functional Analysis, Springer-Verlag, New York. Debnath, L and Mikusiński, P., 1999. Introduction to Hilbert Spaces with Applications, Academic Press. Kreyszig, Erwin.,1978. Introductory Functional Analysis with Applications, John Wiley & Sons, New York. Royden, H.L., 1989. Real Analysis, Macmillan Publishing Company, New York. Saih Suwilo, dkk. 1997. Aljabar Abstrak, Suatu Pengantar, USU Press, Medan. Soeparna Darmawijaya, 2007. Pengantar Analisis Abstrak, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Weidmann, Joachim., 1980. Linear Operator in Hilbert Space, Springer-Verlag, New York. 105