Hidrolisis Pati Enzimatis Kompetensi Mahasiswa mampu melakukan hidrolisis berbagai macam pati secara enzimatis dan membuktikan bahwa pati, sebagai polisakarida, merupakan polimer dari 1,4-α-glukosa. Pertemuan Rabu, 26 April 2017 Pendahuluan Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari unit terkecil monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik. Polisakarida akan menjadi monosakarida bila dihidrolisis secara lengkap. Pati merupakan polimer dari 1,4-α-D-glukosa yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa akan berubah menjadi warna biru bila diwarnai dengan reagen iodin. Gambar struktur amilosa dan amilopektin Karbohidrat adalah senyawa makro molekul yang mengandung C, H dan O dengan rumus (CH2O)n, yaitu senyawa yang n atom karbonnya terhidrasi oleh n air. Senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena mengandung gugus karbonil aldehid atau keton dan gugus hidroksil yang sangat banyak. Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh monosakarida yang bertautan dengan ikatan glikosidik. Fungsi utama senyawa ini sebagai komponen struktural atau bentuk penyimpanan energi. Beberapa contoh polisakarida adalah pati,glikogen dan selulosa. Monosakarida adalah senyawa karbohidrat sederhana yang mengandung gugus fungsi karbonil. Secara umum senyawa ini dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu aldosa jika mengandung gugus aldehid dan ketosa jika mengandung gugus keton. Monosakarida juga sering dinamai sesuai jumlah atom karbon penyusunnya seperti triosa, pentosa, heksosa dll. Glukosa merupakan contoh monosakarida aldosa yang mengandung enam atom karbon dan satu gugus aldehid. Monosakarida dengan jumlah atom tertentu akan membentuk cincin/anomer dan karbon anomerik (memiliki sifat pereduksi yang kuat). Ikatan glikosidik terbentuk ketika atom karbon anomerik (C1) bereaksi dengan gugus hidroksil. Metode identifikasi keberadaan karbohidrat secara kualitatif dan kuantitatif telah banyak dikembangkan. Hidrolisis pati oleh α-amilase akan menghasilkan dekstrin sebagai produk utama, dimana hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa sebagai produk akhir. Enzim ini dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, dan mikroba. Alat yang Digunakan Alat yang digunakan yaitu gelas ukur, gelas kimia, spatula, hot plate, tabung reaksi, pipet tetes, inkubator, dan spektrofotometer. Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pati dari tepung beras, tepung maizena, tepung aci, tepung terigu, glukosa, aquades, enzim amilase, dan reagen iodine. Prosedur Kerja a. Penyiapan larutan pati 0,2% Timbang pati terlarut 0,2 g. Masukkan pati ke gelas kimia lalu ditambahkan 10 ml akuades. Panaskan perlahan hingga mendidih selama 15 menit, lalu dinginkan pada suhu ruang sambil terus diaduk. Pisahkan pati 0,1ml untuk tabung 1 dan tabung 2, dan pati 0,25ml untuk tabung 3 dan tabung 4 (Total 4 tabung). b. Penyiapan larutan standar glukosa Timbang 0,5 mg glukosa. Tuangkan ke dalam labu ukur lalu tambahkan akuades sampai volume tepat 10 ml. c. Pembuatan kurva standar Buat pengenceran glukosa dengan konsentrasi 0,01 gr/ml pada tabung 1; 0,02 gr/ml pada tabung 2; 0,03 gr/ml pada tabung 3; 0,04 gr/ml pada tabung 4; 0,05 gr/ml pada tabung 5. (Hitung dengan menggunakan rumus pengenceran) Ukur nilai absorbansi dengan spektrofotometer (panjang gelombang 600 nm) d. Pengujian aktivitas amilase Tambahkan 0,1 ml enzim amilase pada pati tabung 1 dan tabung 3. Tambahkan 0,2 ml enzim amilase pada tabung 2 dan tabung 4. Inkubasi pada suhu 55 oC atau suhu ruangan selama 10 menit Tambahkan iodine 2 tetes Panaskan pada suhu mendidih selama 5 menit. Ukur nilai absorbansi dengan spektrofotometer (panjang gelombang 600 nm) Hasil praktikum disajikan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan Pati Kelompok Sampel Perlakuan Pengamatan Nilai Perubahan Absorbansi Tabel 2. Larutan Standar Glukosa x (Glukosa) 0,01 gr/ml 0,02 gr/ml 0,03 gr/ml 0,04 gr/ml 0,05 gr/ml Total (Ʃ) Rumus: Y= ax + b y (Absorbansi) xy x2 Dimana untuk mencari nilai a dan b: a= 𝑛 ∑ 𝑥𝑦−∑ 𝑥 ∑ 𝑦 ; 𝑛 ∑𝑥 2− (∑𝑥)2 ∑𝑥 2 ∑ 𝑦−∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦 b= 𝑛 ∑𝑥 2−(∑𝑥)2