Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Model

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3). Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mencapai tujuan
Negara yaitu, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang telah tertuang pada Pembukaan UUD
1945. Dijelaskan kembali secara detail dalam Pendidikan akan berarti apabila dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia secara utuh, peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan secara
optimal dan berkesinambungan.
Pembelajaran dewasa ini kian berkembang, kini beberapa ahli menemukan beberapa macam
cara pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran yang bermacam-macam dapat dipilih seorang
guru untuk menyampaikan materi kepada siswa dengan menyesuaikan keadaan siswa, lingkungan
sekitar dan sarana prasarana yang ada. Seorang guru harus peka dalam memilih model, metode,
bahan ajar dan lainnya secara tepat, karena sangat berpengaruh pada proses dan hasil pembelajaran.
Pendapat tersebut telah dikemukakan A’la (2010:16) bahwa dalam proses pembelajaran, ada empat
komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu; bahan ajar, suasana
belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subjek pembelajaran. Empat komponen itu
sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yang akan menjadikan tolak ukur keberhasilan
pembelajaran tersebut. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan proses pembelajaran yang baik
pula.
Tujuan pembelajaranpun dapat tercapai dengan mudah. Interaksi timbal balik antara guru dan
siswa merupakan aktifitas pembelajaran yang senantiasa dipertahankan dalam proses pembelajaran.
Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pembelajaran, guru selalu memotivasi siswa
agar mengeluarkan hal positif yang dimiliki siswa dalam segala aspek kehidupan.
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan sejak siswa berada di sekolah dasar (SD), bahkan
mulai diperkenalkan pada siswa sejak taman kanak-kanak (TK), hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa
asing dengan materi pelajaran matematika dan mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika sebagai pelajaran yang mempunyai objek abstrak, tentu saja sangat sulit dicerna siswa
terutama anak-anak usia SD. Salah satu cara untuk mengembangkan cara berpikir siswa adalah dengan
penggunaan media kpembelajaran atau model pembelajaran yang tepat. Diharapkan dengan penggunaan
model pembelajaran yang tepat siswa dapat meningkatkan hasil belajar, selain itu juga akan membuat guru lebih
kreatif dalam penggunaan dan pemilihan media serta metode yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Hasil dari mata pelajaran matematika yang juga tidak jarang mendapatkan nilai yang tidak
memuaskan.
Pendapat-pendapat tersebut belum dilakukan dalam proses pembelajaran di SD Harapan Bangsa Pati,
terlihat proses pembelajaran belum maksimal, karena guru belum berinovasi dalam mengelola kelas sehingga
tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai. Pada saat ulangan harian, siswa yang tuntas belajar matematika ada 9
dari 30 siswa (30%), sedangkan 21 siswa (70%) masih belum tuntas. Adapun KKM yang ditentukan sebesar 80.
Persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 2 yang dicapai siswa lebih sedikit daripada yang
belum tuntas. Begitu pula rata-rata skor dari ulangan harian yang hanya mencapai 65, skor di bawah KKM 80.
Kondisi ini yang mendesak untuk segera diperbaiki.
Pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan metode ceramah, guru tidak pernah menggunakan
media pembelajaran, siswa tidak terlibat dalam pembelajaran. Siswa tidak berinteraksi dengan guru. Dalam
pembelajaran matematika 5 siswa masih asyik bermain sendiri. Siswa tidak mendengarkan penjelasan guru.
Masih tingginya persentase (70%) hasil belajar yang masih dibawah KKM 80 atau siswa tidak tuntas.
Pembelajaran matematika yang berlangsung banyak kendala. Dari guru, pembelajaran yang
berlangsung masih konvensional. Guru selalu menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Guru
merupakan satu-satunya sumber belajar. Tidak ada sumber belajar lain kecuali guru. Guru tidak pernah
menggunakan alat peraga yang mengkonkritkan dan memudahkan pemahaman materi oleh siswa. Guru kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa, sedangkan dari siswa, selama pembelajaran siswa tidak dapat bertahan lama mendengarkan penjelasan
dari guru, siswa banyak menguap yang menunjukkan bahwa siswa mengantuk, siswa bermain sendiri ketika
pembelajaran, dan tidak berani mengemukakan pendapat serta siswa bersikap diam ketika diberi pertanyaan
guru. Suasana pembelajaran yang menjadikan siswa untuk termotivasi belajar tidak nampak, siswa tidak aktif
melakukan kegiatan belajar, siswa tidak pernah memberi nama pada sesuatu yang dilihatnya, siswa tidak
pernah melakukan pengamatan pada benda atau fenomena yang ada.
Pembelajaran Quantum Teaching (QT) menggunakan kerangka pembelajaran yang disebut TANDUR
(tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan). Pembelajaran yang baik diupayakan terkait secara
langsung dengan pengalaman hidup nyata, dengan demikian pembelajaran lebih menarik dan dapat dirasakan
langsung manfaatnya. Disini guru memberitahukan tujuan dari pembelajaran. Dalam penyampaian tujuan
haruslah menarik bagi siswa, dapat dibuat lucu maupun motivasi untuk siswa. Kata-kata yang digunakan boleh
mengikuti bahasa siswa. Jangan lupa tulis tujuan utama yang akan dicapai dipapan tulis. Alami, Pembelajaran
akan lebih bermakna bila senantiasa bersentuhan dengan situasi dan permasalahan kehidupan yang terjadi
dilingkungannya. Guru dapat mengeksplorasi pengetahuan siswa apa yang mereka ketahui atau lakukan.
Namai, Guru dapat menggunakan alat bantu untuk memberikan makna (penamaan) apa yang siswa pelajari.
Demonstrasikan, Setelah siswa mengetahui materi yang disampaikan, siswa dapat mendemonstrasikan materi
tersebut. Cara mendemonstrasikan dapat dilakukan dengan bersandiwara, permainan, penjabaran lewat grafik
atau lainnya. Dengan begitu akan mencoba membangkitkan kembali memori siswa pada materi yang sudah
dipelajari. Seperti apa yang dikatakan oleh Rusman (2011:331) bahwa dengan memberikan kesempatan siswa
untuk mengungkapkan apa yang diketahui. Ulangi, Siswa dapat melihat kembali apa yang sudah siswa pelajari.
Disini siswa merangkum apa yang telah mereka didapatkan. Rayakan, Guru memberikan pujian terhadap siswa
atas apa yang telah siswa kerjakan.
Pembelajaran matematika dapat berjalan efektif apabila pemilihan model pembelajaran
mendasarkan karakteristik siswa, lingkungan dan sarana prasarana yang ada, sehingga dalam
pembelajaran matematika siswa aktif dan terlibat dalam pembelajaran yang menyenangkan. Proses
pembelajaran yang digemari akan membuat siswa lebih bersemangat dan mudah menangkap materi
yang diberikan, dengan demikian pembelajaran bukan lagi kewajiban bagi siswa melainkan kebutuhan
siswa.
QT merupakan salah satu model pembelajaran
alternatif yang dapat digunakan untuk
mengefektifkan pembelajaran sehingga kondisi belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. QT
juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Berdasarkan pernyataan tersebut pembelajaran matematika dapat menjadi pembelajaran yang
diharapkan, digemari siswa karena sistem pembelajaran yang menyenangkan.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan adanya pemecahan masalah dalam
pendidikan guna membantu guru untuk lebih berkarya dalam menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif,
inovatif, aktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang demikian dapat meningkatkan daya serap siswa pada
proses pembelajaran Matematika, sehingga materi Matematika yang disampaikan bermakna bagi siswa. Salah
satu cara agar proses pembelajaran sesuai dengan yang dimaksud diatas, yaitu dengan cara menggunakan
pembelajaran QT pada kegiatan pembelajaran matematika.
QT merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk mengefektifitaskan pembelajaran sehingga
kondisi belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. QT juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Berdasarkan pernyataan tersebut pembelajaran matematika
dapat menjadi pembelajaran yang diharapkan, digemari siswa karena sistem pembelajaran yang
menyenangkan. Pembelajaran seperti ini adalah pembelajaran QT, yang tidak pernah terjadi di dalam
pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika dapat berjalan efektif apabila pemilihan model pembelajaran sesuai
karakteristik siswa, lingkungan dan sarana prasarana yang ada, sehingga dalam pembelajaran matematika
siswa aktif dan terlibat dalam pembelajaran yang menyenangkan. Proses pembelajaran yang digemari akan
membuat siswa lebih bersemangat dan mudah menangkap materi yang diberikan, dengan demikian
pembelajaran bukan lagi kewajiban bagi siswa melainkan kebutuhan siswa.
QT merupakan salah satu model pembelajaran
alternatif yang dapat digunakan untuk
mengefektifitaskan pembelajaran sehingga kondisi belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. QT juga
menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Berdasarkan
pernyataan tersebut pembelajaran matematika dapat menjadi pembelajaran yang diharapkan, digemari siswa
karena sistem pembelajaran yang menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka upaya perbaikan pembelajaran perlu dilakukan melalui penelitian
dengan judul ”Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran QT Siswa Kelas 2 SD
Harapan Bangsa Pati Semester 1 Tahun 2013/2014”
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat diidentifikasi terkait dengan pembelajaran matematika bagi siswa
kelas 2 SD Harapan Bangsa Pati adalah: ketika dilakukan pengukuran, nampak hasil ulangan harian
siswa kelas 2 semester 1 tahun 2013-2014, skor rata-rata mencapai 65. Angka ini berada dibawah
KKM sebesar 80 dengan skor minimum mencapai 45 dan skor maksimal sebesar 80. Adapun siswa
yang belum tuntas dalam ulangan harian ada 21 dari 30 siswa (70%). Siswa yang mencapai skor
maksimum 80 hanya diperoleh 9 siswa (30%). Pada saat mid semester 1 tahun 2013/2014, skor ratarata lebih rendah (sebesar 57,9) daripada ketika ulangan harian 65, kedua skor rata-rata ini berada
dibawah KKM sebesar 80. Sedangkan dalam penilaian tugas pekerjaan rumah (PR), nampak skor ratarata sebesar 85 adalah skor yang berada diatas KKM.
Aktivitas belajar siswa yang terkait dengan membaca buku, nampak sebesar 66,7 % siswa
tidak membaca buku yang diperintahkan oleh guru. Guru fokus pada penyelesaian materi dan
pembelajaran berpusat pada guru, pembelajaran menjadi tidak bermakna. Guru menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran, dan ketika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya, siswa yang berani berpendapat hanya mencapai 54,2%. Lainnya 45,8 %
siswa tidak berani mengajukan pertanyaan meskipun siswa tidak memahami materi yang
bersangkutan.
Dalam perencanaan pembelajaran, guru tidak mendesain pembelajaran matematika dalam
sebuah model seperti model pembelajaran QT yang melibatkan siswa dalam setiap aktivitas belajar.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : apakah
penggunaan model pembelajaran QT dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 2
di SD Harapan Bangsa Pati semester 1 tahun 2013/2014.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar matematika dapat
diupayakan melalui pembelajaran QT siswa kelas 2 SD Harapan Bangsa Pati semester 1 tahun
2013/2014.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk mengembangkan pembelajaran
matematika melalui pendekatan QT dan mengembangkan pengukuran hasil belajar matematika.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa adalah memberikan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan dalam
pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar yang terkait dengan pendekatan
QT pada mata pelajaran matematika.
b. Bagi guru adalah sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran, menghasilkan output yang berkualitas dan mencapai tujuan pembelajaran; dapat
memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar pembelajaran lebih
efektif; sebagai media alternatif dalam mengajarkan materi dengan lebih menyenangkan.
c. Bagi sekolah adalah memberikan masukan berupa informasi tentang pentingnya pemilihan
pendekatan pembelajaran yang tepat untuk memperbaiki pembelajaran matematika dan dapat
dijadikan sebagai tolak ukur proses dan hasil belajar siswa pada umumnya.
Download