MODUL PSIKOLOGI SOSIAL I HUBUNGAN INTERPERSONAL Fakultas Program Studi Fakultas Psikologi Psikologi Tatap Muka 14 Kode MK Disusun Oleh 61016 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. Abstract Kompetensi Materi tentang pengertian, faktor dan teori hubungan interpersonal Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, faktor dan teori hubungan interpersonal beserta contoh-contohnya Hubungan Interpersonal Manusia adalah makhluk sosial, artinya sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut. Kita melakukan hubungan interpersonal ketika mencoba untuk berinteraksi dengan orang lain Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Hubungan interpersonal terjadi ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Sehingga pada saat kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal attraction. Menurut Baron dan Byrne (2004), Interpersonal Attraction adlah penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, dimana penilaian ini dapat diekspresikan melalui suatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike, seperti pada table dibawah ini : Tingkat Interaksi Kategori Evaluasi Contoh Interaksi Menghabiskan waktu bersama Merencanakan pertemuan Strong liking Teman (friend) Menikmati Mild liking Teman dekat Psikologi Sosial I 2013 2 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. bertemu Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id interaksi ketika ( close acquaintance) Teman biasa (superficial acquaintance) Neutral Saling mengenal satu sama lain dan saling menyapa Pengganggu Memilih untuk ( annoying acquaintance) interaksi Tidak diinginkan Menghindari ( undesirable ) aktif menghindari Mild dislike kontak secara Strong dislike Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan interpersonal Kebutuhan Afiliasi Setiap orang ingin berinteraksi dengan orang lain, namun di lain waktu tidak ingin berinteraksi atau ingin sendiri. Jika dapat membuat orang lain senang saat bertemu, maka interkasi akan lebih mudah terjalin. Kecenderungan untuk berafiliasi tampaknya memiliki dasar neurobiologis dan merupakan hal mendasar bagi kebutuhan psikologis sama seperti lapar dan haus. Tentu saja orang bereda-beda dalam kekuatan kebutuhan afiliasi. Proximity Witing trisno jalaran kulino, memberi arti bahwa ketika sering bertemu dengan orang disekitar kita, maka akan terbiasa melihat orang tersebut dan memungkinkan untuk menjadi lebih dekat dan jatuh cinta Psikologi Sosial I 2013 3 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Baron dan Byrne (2004) menjelaskan bahwa kedekatan secara fisik antara dua orang yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama seperti di kantor dan di kelas, menunjukkan bahwa semakin dekat jarak geografis di antara mereka, semakin besar kemungkinan untuk saling bertemu. Selanjutnya pertemuan itu akan menimbulkan ketertarikan. Selanjutnya pertemuan tersebut akan menghasilkan penilaian positif satu sama lain, sehingga timbul ketertarikan di antara mereka. Hal ini disebut juga dengan more exposure effect, penelitian ini pertama kali dilakukan oleh Zajonc tahun1968. Kita cenderung menyukai orang yang wajahnya biasa kita kenali dibandingkan dengan orang yang wajahnya tidak kita kenal. Daya Tarik Fisik Sebuah penelitian mengenai daya tarik fisik menunjukkan bahwa sebagian besar orang percaya bahwa laki-laki dan perempuan yang menarik menampilkan ketenangan, mudah bergaul, mandiri, dominan, gembira, seksi, mudah beradaptasi, sukses, lebih maskulin (lakilaki) dan lebih feminism (perempuan) daripada orang yang tidak. Jadi, kita cenderung untuk memilih berinteraksi dengan orang yang menarik dibandingkan orang yang kurang menarik, karena orang yang menarik memiliki karakteristik lebih positif. Akan tetapi jangan menilai orang terlalu cepat dari tampak luar saja, karena orang tersebut bisa berbeda dengan apa yang dinilai Kesamaan dan Rasa Suka Timbal Balik Para psikolog social memberikan hasil penelitian yang menemukan bahwa kesamaan menyebabkan ketertarikan bukan hanya sekedar berkorelasi. Penelitian awal terfokus pada kesamaan sikap namun istilah ini secar umum digunakan untuk menunjukkan kesamaan keyakinan, nilai-nilai, minat dan juga sikap. Kesamaan dan ketidaksamaan mempengaruhi keteretarikan karena kesamaan membangkitkan afek positif sementara ketidaksamaan membangkitkan afek negative. Teori keseimbangan menjelaskan bahwa orang-orang secara alamaiah mengorganisasikan rasa suka dan tidak suka mereka secara simetris. Ketika dua orang menyukai satu sama lain dan mengetahui bahwa mereka sama pada sesuatu hal yang khusus, ini mencerminkan keseimbangan secara emosional yang menyenangkan. Ketika dua orang menyukai satu sama lain dan mengetahui bahwa mereka tidak sama pada sesuatu hal yang spesifik, hasilnya adalah ketidakseimbangan secara emosional tidak menyenangkan. Psikologi Sosial I 2013 4 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Rasa suka timbal balik merupakan ketertarikan terhadap orang yang tertarik kepada kita. Sebagian besar orang senang menerima umpan balik positif dan tidak senang ketika menerima evaluasi negative. Jenis-jenis Hubungan Interpersonal 1.Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan triad merupakanhubungan antara tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkatkeintiman/ kedekatan antara individu lebih rendah, dan keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi). 2.Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain. Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan sebagianya. 3.Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2,yaitu hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan Psikologi Sosial I 2013 5 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena investasi yang ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya. 4.Hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman Hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi. Hubungan intim terkait dengan jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak. Hubungan ini bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual. Teori Hubungan Interpersonal Ada beberapa teori hubungan interpersonal. Berdasarkan teori dari Coleman dan Hammen, (dalam Rakhmat ,2002) ada tiga buah teori atau model hubungan interpersonal, yaitu: teori pertukaran sosial, teori peranan dan teori penetrasi sosial. Teori Pertukaran Sosial Teori ini memandang bahwa pola hubungan interpersonal menyerupai transaksi dagang. Hubungan antara manusia (interpersonal) itu berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu apakah memperoleh keuntungan dalam sebuah transaksi atau justru mengalami kerugian. Jika memperoleh keuntungan maka hubungan interpersonal berjalan mulus, akan tetapi jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu dan putus bahkan berubah menjadi permusuhan. Dengan demikian, orang berniat untuk menjalin hubungan dengan orang lain karena dilandasi oleh adanya keinginan untuk mendapat keuntungan, yaitu memenuhi kebutuhannya asumsi teori ini, setiap individu secara sadar merasa nyaman menjalin hubungan interpersonal hanya selama hubungan terbut memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya (reward dan cost). Psikologi Sosial I 2013 6 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dalam suatu hubungan, ganjaran dapat berbentuk uang, penerimaan sosial, dukungan terhadap nilai yang dipegangnya, maupun bentuk penghargaan lainnya. Makna ganjaran bagi setiap individu itu berbeda-beda. Bagi orang yang tidak mampu secara ekonomi, ganjaran berupa uang memiliki nilai yang amat tinggi, Dengan demikian seseorang secara suka rela menjalin hubungan dengan orang lain, sepanjang ganjaran berupa penghasilan atau uang yang diharapkan itu dapat terwujud. Dalam hal ini seorang wanita pengemudi bentor yang tetap setia berhubungan dengan para pelanggannya agar tetap menerima ganjaran (reward) berupa uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan bagi pelanggannya juga tetap mendapatkan ganjaran (reward) berupa pelayanan yang nyaman, mudah dihubungi untuk diantarkan ketika ingin bepergian ketempat yang dituju. Sedangkan biaya didefinisikan sebagai akibat yang dinilai negatif yang terjadi di dalam suatu hubungan. Biaya bisa berupa uang, waktu, usaha, konflik, pemikiran, kecemasan dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi yang lain yang dapat mengakibatkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Ganjaran dan biaya berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat didalamnya. Dalam prespektif teori pertukaran sosial ini, ketika seseorang menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, maka akan selalu melakukan perhitungan tentang hasil atau laba dari hubungan itu. Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Dalam hal ini seorang pengemudi bentor membutuhkan jaringan entah itu dari mulut kemulut atau melalui telepon (biaya) sehingga dapat dihubungi oleh siapa saja yang membutuhkan jasanya (ganjaran). Teori Peranan Teori peranan memandang hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan ”skenario” yang di buat oleh masyarakat. Menurut teori ini, jika kita mematuhi skenario, maka hidup kita akan harmoni, tetapi jika menyalahi skenario, maka kita akan di cemooh oleh penonton dan ditegur oleh sutradara. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila kita melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan status yang kita miliki dalam masyarakat, maka kita telah menjalankan sebuah peranan dengan baik. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Antara Psikologi Sosial I 2013 7 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peran tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peran. Dalam hal ini yaitu peranan seorang wanita yang mengemudikan bentor dimana dirinya seharusnya menjalankan peranannya sebagai seorang wanita/ibu pada umumnya sehingga mendapatkan perlakuan yang pantas dari lingkungan sekitarnya. Asumsi teori peranan mengatakan bahwa hubungan interpersonal akan berjalan harmonis mencapai kadar hubungan yang baik yang ditandai adanya kebersamaan, apabila setiap invidu bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan, tuntutan peranan, dan terhindar dari konflik peranan. Ekspekstasi peranan atau peranan yang diharapkan, artinya hubungan interpersonal berjalan baik apabila masing-masing individu dapat memainkan peranan sebagaimana yang diharapkan. Tuntutan peranan adalah desakan keadaan yang memaksa individu memainkan peranan tertentu yang sebenarnya tidak diharapkan dalam hubungan interpersonal, kadang-kadang seseorang dipaksa memainkan peranan teretntu, meskipun peran itu tidak diharapkan. Apabila tuntutan peran tersebut dapat dilaksanakan, hubungan interpersonal masih terjaga. Konflik peranan terjadi ketika individu tidak sangggup mempertemukan berbagai tututan peranan yang kontradiktif. Misalnya, seorang ibu yang berperan pula sebagai seorang pengemudi bentor di waktu yang bersamaan ia harus memilih mengantar mana yang terlebih dahulu, apakah tetangganya yang minta tolong untuk diantarkan ke rumah sakit atau harus mengemudikan bentor demi mendapat uang harian untuk keluarganya. Teori Penetrasi Sosial Teori ini menyatakan bahwa dalam hubungan antara pribadi telah terjadi penyusupan sosial ketika baru berkenalan dengan orang lain, untuk pertama kalinya yang dimulai ketidakakraban kemudian dalam proses yang terus menerus berubah menjadi lebih akrab sehingga pengembangan hubungan mulai terjadi. Dimana mulai menghitung apa yang bisa diterima dan keuntungan apa yang bisa diperoleh. Jadi hubungan antara pribadi melewati suatu proses, terus berjalan, berubah dalam berbagai gejala-gejala perilaku yang ditunjukannya. Hal yang pokok dalam penetral sosial adalah penyikapan diri (self disclosure) timbal balik, dimana setiap orang harus mengungkapkan dirinya pada orang yang disekitarnya sedikit demi sedikit. Pada awal hubungan terdapat suatu norma respon yang kuat yaitu pada saat orang sudah mulai membuka hal-hal mengenai dirinya, lingkunagannya dengan sendirinya akan melakukan hal yang sama. Dengan cara ini kepercayaan akan terbentuk. Psikologi Sosial I 2013 8 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Social Psychology . Alih bahasa Ratna Djuwita. Jakarta. Erlangga Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. PT.Remaja Rosdakarya. Bandung Taylor, S.E., Peplau, L.A., Sears D, (2009). Social Psychology, 12th Edition, New Jersey : Pearson Education . Psikologi Sosial I 2013 9 Istiqomah, S.Psi, M.Si Laila Meiliyandrie Indah Wardani, PhD. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id