I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa yaitu Toxoplasma gondii yang bersifat zoonosis (Soulsby, 1982). Penyakit ini dapat menyerang hampir semua hewan berdarah panas dan manusia. Ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis dapat terjadi abortus, kematian janin, pertumbuhan janin yang terhambat, kelainan kongenital seperti hidrosefalus, mikrosefalus, gangguan psikologis pada bayi, dan gangguan mental pada anak setelah lahir, bahkan dapat menyebabkan kematian pada bayi. Hewan yang terinfeksi toksoplamosis dapat menimbulkan kerugian ekonomi karena dapat menyebabkan abortus, kematian dini, dan kelainan konginetal (Subronto, 2006). Penularan toksoplasmosis dapat melalui: menelan oosista T. gondii yang bersamaan dengan makanan, melalui luka terbuka sehingga oosista dapat masuk atau dengan bermain bersama kucing kesayangan. Hewan lain yang berperan sebagai inang perantara ialah ayam, sapi, domba, kambing, dan babi yang dagingnya dapat dikonsumsi oleh manusia (Subronto, 2006). Prevalensi toksoplasmosis tergantung dari iklim, letak geografis, dan kucing yang berperan sebagai hospes definitif sedangkan manusia dan hewan berdarah panas hanya berperan sebagai hospes perantara. Parasit tersebut menyebar dengan seroprevalensi 2-63% pada manusia, kucing 35-73%, anjing 75%, kambing 11-61%, babi 11-36%, sedangkan pada sapi/kerbau kurang dari 10% (Gandahusada dkk., 1998). Kasus toksoplasmosis di berbagai wilayah 1 2 Indonesia menunjukkan prevalensi yang tinggi yaitu pada manusia sekitar 4388%, sedangkan pada hewan berkisar 6-70% tergantung jenis hewan dan wilayahnya (Subekti dkk., 2005). Survei seroepidemiologi di Asia Tenggara menunjukkan angka 26,7% dikepulauan Taiwan, 14,7% di Thailand, 11,3% di Filipina, dan 42.9% di Indonesia. Tampaknya ada pengaruh etnis yang membedakan prevalensi toksoplasmosis pada penduduk Indonesia yang lebih tinggi dibanding penduduk kepulauan Taiwan, Thailand dan Filipina. Seroprevalensi toksoplasmosis pada 1693 penduduk di Jakarta yang berumur 2085 tahun adalah 70%, tanpa perbedaan laki-laki (71%) dan perempuan (69%) (Sardjono, 2009). Toksoplasmosis mendapatkan perhatian serius dari kalangan medis, sehubungan dengan permasalahan yang sering terjadi pada individu immunocompromised (sistem kekebalan lemah) seperti individu yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), menjalani transplantasi organ dengan terapi imunosupresif. Toxoplasmic Encephalitis (TE) sering berakibat fatal pada penderita HIV/AIDS (Gandahusada dkk., 1998). Pengobatan toksoplasmosis dilakukan untuk mencegah produksi oosista, mencegah replikasi takizoit, dan mencegah infeksi secara kongenital. Terapi dapat diberikan dengan obat yang dapat menghambat sintesis asam folat seperti sedian sulfa dan pyrimetamin. Obat yang digunakan untuk mengobati infeksi T. gondii hingga saat ini diketahui ada empat macam yaitu pyrimetamine, sulfonamide, clindamycin, dan spiramycin (Boothe, 2001). Pengobatan yang efektif dapat 3 dilakukan dengan memberikan obat secara tersendiri atau kombinasi sulfonamide dan pyrimethamine yang aktif melawan takizoit (Nurcahyo, 2012). Namun karena pyrimethamine toksik yaitu menimbulkan leukositopenia dan teratogenik, maka alternative lain digunakan kombinasi dengan trimethoprim (Samuel dkk., 2001). Kombinasi sulfonamide dengan trimethoprim menunjukkan aksi yang sinergis karena dapat menghambat biosintesis asam dihidrofolat (Siswandono dan Soekardjo, 1995). merupakan vitamin produk asal PT. Erlimpex dan memiliki komposisi yang tertera pada botol berupa fructo oligo saccharide (prebiotik), kolostrum sapi, curcuminoid, DHA powder, Lisina HCL, Vitamin B1, Vitamin B2 phosphat, Vitamin B6, Vitamin B12, Panthenol, Nikotinamid, Vitamin A, Vitamin D, dan Zn (sebagai Zn sulfat 7 ) yang berfungsi membantu memelihara daya tahan tubuh pada bayi dan anak, memelihara kesehatan pencernaan memperbaiki napsu makan, serta sebagai pelengkap gizi pada masa pertumbuhan dan masa penyembuhan sakit. menjadi alternatif pengobatan toksoplasmosis selain obat diharapkan dapat yang mengandung sulfadiazine dan trimethoprim. merupakan nama merk dagang dari trimethoprim dan sulfadiazine yang diproduksi oleh Univet Limited-Ireland. Trimethoprim dan sulfadiazine hanya tersedia sebagai persediaan hewan yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi pada anjing, kucing, dan beberapa hewan eksotis. Kombinasi tersebut memiliki khasiat untuk infeksi bakteri rentan (gram negatif dan gram positif), termasuk pneumonia, jaringan lunak, dan infeksi kulit. 4 Kombinasi ini sesekali digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh protozoa (Papich, 2007). Melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui beberapa hal, yaitu apakah terdapat perbedaan daya hidup mencit yang diinfeksi T. gondii bila diterapi dengan dan , dan apakah terdapat perbedaan gambaran histopatologi organ mencit yang diterapi dengan dan . B. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh serta terhadap daya hidup mencit yang diinfeksi T. gondii pada mencit serta perubahan histologi organ otak, jantung dan ginjal. C. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh dan terhadap daya hidup mencit dan gambaran histopatologi organ otak, jantung, dan ginjal mencit yang diinfeksi T. gondii, sehingga dapat diketahui secara pasti potensi antiparasit . dan