Toxoplasma gondii - Repository Unand

advertisement
PROTOZOA JARINGAN
Toxoplasma gondii
Oleh :
DR. Nuzulia Irawati, MS
Toxoplasma gondii
• Hospes : kucing (famili FELIDAE).
• Hospes perantara : mammalia, dan
burung, juga manusia
• Penyakit : - toksoplasmosis
kongenital
- toksoplasmosis akuisita
• Distribusi geografis : kosmopolit
Morfologi dan Daur hidup
• Spesies dari Coccidia, mirip Isospora
• Pada kucing berlangsung daur
aseksual (skizogoni) dan seksual
(sporogoni).
• Ookista  2 sporokista @ 4sporozoit
• Bila ookista tertelan oleh hospes
peran-tara maka dibentuk kelompok
trofozoit yg membelah aktif disebut
takizoit
Morfologi T. gondii
• Takizoit pada manusia adalah parasit obligat intraseluler.
• Berkembangbiak dalam sel secara
endodio-geni.
• Kista jaringan dibentuk dalam sel hospes
bi-la takizoit yg membelah telah
membentuk dinding.
• Kista terutama di otak, otot jantung dan
otot bergaris.
Daur Hidup T. gondii
Cara infeksi
1. Toksoplasmosis kongenital, transmisi ke janin in utero via plasenta
dari ibu hamil dgn infeksi primer.
2. Toksoplasmosis akuisita :
• Oral
• Parenteral
Patologi dan gejala klinis
• Kista dibentuk bila sudah ada kekebalan
dan berlangsung seumur hidup.
• Kerusakan yg timbul tergantung pada :
– Umur : bayi lebih berat drpd org dewasa
– Virulensi strain toxoplasma
– Jumlah parasit
– Organ yg diserang.
Patologi dan Klinis Toksoplasmosis
Toksoplasmosis akuisita
• Biasanya asimtomatis
• Ibu yg mendapat infeksi primer dapat
mela-hirkan anak dgn toksoplasmosis
kongenital.
• Manifestasi klinis tersering berupa limfadenopati, rasa lelah, demam dan sakit
kepala, menyerupai mononukleosis
infektiosa.
• Pada penderita AIDS terdapat kelainan
SSP.
Toksoplasmosis kongenital
• Hamil muda  abortus
• Hamil trimester II  stillbirth
• Bila lahir hidup :
– Eritroblastosis, hidrops fetalis dan
– Trias klasik (hidrosefalus,
retinokoroiditis dan perkapuran intra
kranial) atau
– Tetrade Sabin (triad + kelainan
psikomo-tor)
Diagnosis
1. Menemukan parasit T. gondii dalam sediaan
histologis.
2. Isolasi parasit dari bahan kel. limfe, kemudian inokulasi pada mencit.
3. Tes serologi :
– Tes warna Sabin Feldman
– Tidak langsung : IHA, IFA, ELISA.
4. Test TORCH pada ibu hamil setiap bulan
selama kehamilan.
5. Deteksi DNA parasit dgn PCR.
Pengobatan
• Pirimetamin dan sulfadiazin
• Golongan macrolide : Spiramisin, klaritromisin dan azitromisin, roxithromisin
• Hidroksinaftokuinon (avotaquone)
dikombi-nasi dgn sulfadiazin.
Prognosis
• Toksoplasmosis akuisita biasanya tidak fa-tal.
• Bayi yg dilahirkan dengan toksoplasmosis
kongenital yg berat biasanya meninggal atau
tetap hidup dengan infeksi menahun dan gejala
sisa yg sewaktu-waktu dapat mengalami
eksaserbasi akut.
• Ibu yang melahirkan anak toksoplasmosis
konge-nital, selanjutnya akan melahirkan anak
normal.
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia prevalensi zat anti T. gondii
yg positif pada manusia 2 % – 63%.
• Prevalensi zat anti pada binatang :
– Kucing 35 % - 73%, - Anjing 75%
– Babi 11% -36%,
- Ternak lain < 10%
– Kambing 11%-61%
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi zat anti yang (+) meningkat dgn usia.
• Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah
dipenga-ruhi banyak faktor, a.l.:
– Kebiasaan makan daging kurang matang,
– Memelihara kucing
– Adanya tikus dan burung
– Adanya vektor : lipas atau lalat.
– Cacing tanah.
Download