MODUL PERKULIAHAN Digital Marketing Communication Social Media Management and Publishing Fakultas Program Studi Tatap Muka Ilmu Komunikasi Advertising and Marketing Communication 13 Kode MK Disusun Oleh 43024 Andri Budiwidodo, S.Si., M.Ikom Abstract Kompetensi Social Media Management and Publishing mengkaji beberapa bagian antara lain: 1. Memahami analisis situasi pasar, persaingan dan identifikasi pemasaran pada Social Media; 2. Memahami publishing Brand pada Social Media Mahasiswa memahami Social Media Management and Publishing Social Media Management and Publishing PENGANTAR Perkembangan yang semakin pesat pada teknologi memberikan dampak evolusi yang pesat pula pada internet. Kompleksitas, kecepatan, jaringan, transparansi dan desentralisasi yang merupakan karakteristik dari internet lalu melahirkan apa yang kemudian disebut dengan media baru atau social media. Social media, dengan kecepatan perkembangannya yang luar biasa, menjadi titik baru untuk bagaimana manusia berkomunikasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk bisnis. Jutaan orang dapat terhubung dan menjalin sebuah hubungan secara online. Komunikasi menjadi lebih desentralisasi. Komunikasi tradisional media dengan sifat broadcasting one to many sekarang berubah menjadi jaringan many to many. Semua menjadi pencipta informasi dan mempublikasikannya dengan mudah ke banyak orang dengan cepat. Dengan fungsi, peran dan karakteristiknya, social media kini mulai menjadi bagian tambahan baru bagi dunia bisnis yang senantiasa memerlukan kecepatan untuk terus beradaptasi dengan kondisi dan situasi di internal dan juga eksternal khususnya komunikasi. Penggunaan social media bagi perusahaan atau korporat untuk memasarkan merek, berkomunikasi, membuat sebuah hubungan komunikasi beberapa arah telah memasuki tahap penting. Komunikasi pemasaran merupakan area bisnis yang paling cepat menggunakan dan menambahkan social media sebagai salah satu saluran komunikasinya. Hal tersebut merupakan keharusan dan dianggap sebagai pelengkap media tradisional dan keseluruhan saluran komunikasi mereka. Bahkan dengan karakteristiknya yang sangat berbeda, pada akhirnya dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan dalam menyampaikan pesan, menjalin hubungan komunikasi dan membuat sebuah aktifitas komunikasi yang tinggi untuk mencapai objektif dan tujuan mereka. Perkembangan pesat disemua lini tersebut, terutama media dan teknologi, menuntut perusahaan untuk memiliki kemampuan yang baik untuk dapat merespon atau beradaptasi dengan hal tersebut. Perubahan-perubahan pada kebiasaan berkomunikasi dan praktek dalam berkomunikasi memberikan dampak yang sangat kuat untuk komunikator korporat atau perusahaan. Fokus hanya kepada fisik produk ataupun strategi komunikasi pemasaran dengan media tradisional menjadi tidak cukup. Metode komunikasi pemasaran pun juga berkembang dengan pesat. Media menjadi semakin terlihat dan efektif sebagai penyebar komunikasi pemasaran. Selain itu, konsumen semakin paham dengan produk dan harga karena tingginya arus informasi. Tidaklah cukup jika perusahaan hanya bergantung pada cara penjualan tradisional dan proses komunikasi pemasaran umum. Perusahaan harus 2016 2 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dapat mencari cara baru untuk dapat mencapai, terhubung dan berkomunikasi dengan konsumen. Keharusan untuk terus beradaptasi dan melihat kesempatan serta kekuatan yang ada pada social media inilah yang akhirnya membuat perusahaan mulai untuk menggunakannya sebagai alat dan media baru untuk mengaplikasikan strategi komunikasi, mengintegrasikan dengan media tradisional, yang dapat membantu untuk mencapai tujuan dan objektif perusahaan. Munculnya media baru atau yang kemudian biasa disebut social media tersebut merupakan bagian dari perkembangan teknologi internet dan dapat menjadi alat reformasi untuk implementasi strategi komunikasi pemasaran yang potensial bagi perusahaan. Dengan social media, perusahaan dapat menjangkau konsumen lama dan baru dengan cakupan besar secara cepat. Selain itu juga konsumen dapat memberikan respon langsung sehingga terjadi interaksi. Beberapa social media yang sekarang sangat popular dan menjadi bagian dari strategi komunikasi perusahaan adalah Facebook, Twitter, LinkedIn, YouTube dan lain-lain yang masing-masing memiliki kekuatan, keunikan dan fungsi berbeda. Dari banyaknya social media tersebut, salah satu yang paling sederhana, menarik tetapi dapat memberikan keuntungan luar biasa adalah Twitter. Sebuah jasa microblogging dengan maksimal penulisan 140 karakter yang dapat berupa teks, tautan dan juga image. Kesederhanaan inilah yang justru membuatnya menonjol dibandingkan yang lain karena dapat memberikan cycle time line yang lebih cepat dengan penyebaran yang lebih cepat dan luas. Perusahaan dengan brandnya mulai eksis dan aktif dengan identitas dan “percakapan” di media sosial. Percakapan inilah yang merupakan bentuk dari aktifitas komunikasi yang terjadi dan merupakan konten yang ada dalam social media. Aktifitas ini berlangsung secara terus menerus dan stabil serta berimbang antara sesama pengguna. Ketika terjadi sebuah aktifitas komunikasi yang cukup tinggi, berimbang dan simultan inilah kemudian muncul istilah engagement. ENGAGEMENT BAGIAN DARI SOCIAL MEDIA MANAGEMENT Dalam sebuah hubungan antara perusahaan dengan konsumen, seringkali bukan hanya mengenai profit atau brand awareness. Hal lain yang juga ingin diraih adalah mendapatkan penghargaan, kepercayaan, komitmen dan bahkan kecintaan dari konsumen. Layaknya semua hubungan, tentu untuk mendapatkan hal tersebut diperlukan sebuah aktifitas secara simultan dan stabil. Kelak kegiatan ini juga yang akan mengarahkan 2016 3 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id konsumen kepada hal-hal tersebut dan berujung dengan sebuah hubungan jangka panjang yang baik untuk keuntungan kedua belah pihak. Menurut Allegiance dkk (2011), Engagement adalah: The emotional bond or attachment that a customer develops during the repeated and ongoing interactions accumulated as a satisfied, loyal and influencing customer. Percakapan adalah kunci dari semua hubungan dan begitu juga hubungan dengan konsumen. Tidak ada tujuan dan objektif yang akan tercapai tanpa sebuah percakapan. Demikian halnya dalam marketing dan marketing mix. Penting untuk selalu berada pada dimana konsumen berada, mengenal mereka lebih baik, mengetahui apa yang mereka inginkan dan memberikan sesuatu dari hasil percakapan tersebut. Dengan adanya percakapan dan aktifitas komunikasi maka secara perlahan dan kuat akan terbangun sebuah hubungan dan kepercayaan. Sebelumnya, dalam komunikasi pemasaran, terutama promotion mix dan advertising, percakapan yang terjadi antara perusahaan dengan konsumen dilakukan melalui media tradisional seperti televisi, iklan cetak, iklan radio dan lainnya. Cakupan dan feedback segera memang sudah ada, tetapi tingkat transparansi, dinamika, arah dan kecepatan belum terlalu maksimal. Beberapa tahun belakangan inilah baru mulai masuk social media sebagai media baru dalam marketing dan marketing mix untuk menciptakan sebuah engagement. Perbedaan yang menyebabkan hal tersebut adalah karena karakteristik dari social media itu sendiri yang memposisikan konsumen bukan sebagai penonton atau pendengar melainkan sebagai pembicara yang selalu dapat berpartisipasi. Konsumen menjadi semakin aktif dan dapat terlibat dalam percakapan seperti layaknya manusia berbicara. Dengan posisi tersebut, maka sangat besar kesempatan menciptakan sebuah engagement dengan konsumen. Seperti yang dikatakan oleh Brian Solis (2008) dalam bukunya The Art of Listening and Engagement Through Social Media: In the era of social media, simply having a customer service infrastructure is no longer enough. This is about people and engaging them as people, evolving from an approach that connects faceless companies to anonymous customers. Let’s humanize the entire process to not just keep customers happy, but also cultivating loyalty along the way. Pada akhirnya engagement melalui social media secara mendasar telah mengubah bagaimana komunikasi antara perusahaan dengan konsumen dan dunia bisnis secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena pada akhirnya social media telah benar-benar hadir 2016 4 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sebagai sebuah media dengan daya jangkau, kecepatan dan karakteristik yang berada di atas media tradisional. Di sinilah letak, dimana Engagement menjadi bagian dari Social Media Management. KONSEP STRATEGI SOCIAL MEDIA SEBAGAI BAGIAN DARI SOCIAL MEDIA MANAGEMENT Strategi merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari terutama dunia komunikasi dan bisnis. Karena, secara mendasar, strategi merupakan sebuah instrumen untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya strategi maka akan membantu perusahaan dalam menetapkan cara untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan. Adapun pengertian strategi menurut Chander (dalam Rangkuti, 1999) merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangkan secara praktek dalam perusahaan yang berorientasi profit atau pemasaran, definisi strategi adalah: “A strategy, in effect, outlines the organization’s game plan for success” (Ferrel & Hartline. 2011:16). Strategi sendiri dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu, strategi perusahaan yaitu biasanya berlaku pada seluruh fungsi yang ada dalam perusahaan dan strategi bisnis yaitu strategi yang menekankan pada strategi komunikasi. Dalam mata kuliah ini, tipe strategi yang dipakai adalah yang menekankan pada area strategi penggunaan social media yang berada dalam komunikasi dan komunikasi pemasaran. Strategi social media tidak secara langsung berada dalam promotion mix dan juga advertising mix karena berdiri sendiri, tetapi tetap dapat saling terkait dan berhubungan. Penjelasan terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 1. Posisi Strategi Social Media Dari posisi tersebut, bagaimanapun juga tetap ada garis besar yang sama antara semua strategi. Yang paling utama adalah perlunya objektif dan tujuan yang jelas. Lalu perusahaan juga harus dapat menentukan kombinasi target market dan komunikasi 2016 5 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pemasaran yang tepat. Selain itu, titik berat aktifitas komunikasi harus terkait dengan usaha mempertahankan dan menjalin hubungan dengan stakeholder. Kita dapat melihat bagaimana marketing mix yang merupakan bagian dari strategi komunikasi juga menekankan pada promotion mix, yaitu berbagai macam cara untuk mengkomunikasikan produk dan mengajak konsumen untuk membeli. Kegiatan promotion mix yang paling terkenal dan paling banyak dipakai adalah advertising. Selain advertising terdapat pula public relations, personal selling, publicity dan juga sales promotion. Dalam advertising kita telah mengenal apa yang disebut dengan Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL). Dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan juga dinamika dari konsumen menuntut pula perkembangan pesat pada ATL dan BTL. Berbagai cara dan adaptasi dilakukan untuk mengikuti hal tersebut. ATL sendiri dapat pula dikatakan sebagai sebuah media tradisional dalam beriklan. ATL yang paling dikenal adalah TV, radio dan iklan cetak. Untuk BTL adalah poster, billboard dan lain-lain. Sayangnya media tradisional tersebut tetap memiliki keterbatasan, yaitu satu arah dan kurang interaktif. Adanya kebutuhan akan hal tersebut yang kemudian menuntut untuk dapat mengisi dan memperkuat keterbatasan yang ada. Terlebih lagi konsumen semakin memerlukan sebuah hal baru dimana mereka tidak lagi menjadi pasif dan dapat ikut mengontrol apa informasi yang mereka ingin lihat dan dibutuhkan. Hadirnya internet, digitalisasi dan kemudian social media menjadi jawaban untuk aktifitas komunikasi pemasaran tersebut. Dimana, didalamnya terjadi sebuah aktifitas yang aktif dari berbagai arah. Penggunaan social media membuat sebuah lompatan dalam strategi komunikasi dan keterkaitannya dengan komunikasi pemasaran serta promotion mix. Inilah yang menyebabkan social media akhirnya berhubungan erat sebagai bagian dari promotion mix dengan kelebihannya yang dapat memperkuat kegiatan tersebut secara keseluruhan. Sebagai dasar dari strategi social media, kita dapat kembali melihat konsep strategi komunikasi. Seperti yang kita ketahui, esensi dari strategi komunikasi yang baik terbangun pada tiga elemen dasar, yaitu (1) objektif yang jelas, (2) stakeholder yang dianalisa dengan baik dan (3) pesan yang tepat. Oleh karena itu, dapat dilihat sebagai sebuah rencana jangka panjang yang diimplementasikan secara bertahap untuk mengatur sebuah komunikasi yang menjadi pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi komunikasi yang baik adalah sebuah proses perencanaan yang berjalan secara simultan dan memerlukan perbaikan sesuai dengan feedback yang ada (Bienvenu dan Timm, 2002). Sebuah pernyataan yang tepat untuk diaplikasikan ke dalam strategi penggunaan social media mengingat karakter dan kontennya yang sangat dinamis. Model strategi komunikasi Bienvenu dan Timm yang memiliki keterkaitan dengan strategi social media dapat dilihat pada model gambar di bawah ini. 2016 6 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gambar 2. Model Strategi Komunikasi Bienvenu dan Timm MANAJEMEN SOCIAL MEDIA Setelah memahami aspek engagement dan strategi social media, dalam manajemen social media yang menyangkut analisa pasar, persaingan dan identifikasi masalah, sekaligus publishing social media, maka digunakan tahapan yang disebut Social Media Game Plan yang memiliki asumsi bahwa sebuah perusahaan belum memiliki organisasi yang berhubungan dengan social media. Tahapan ini mencakup sembilan langkah, sebagai berikut ini: Tahap 1: Analisis Tahap ini merupakan tahapan awal yang berisi kegiatan yang berkaitan dengan SWOT analysis, dimana Strength dan Weakness adalah faktor internal dalam organisasi sedangkan Opportunity dan Threat merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol oleh organisasi (perusahaan). Untuk kekuatan (strength), dilakukan pula analisis yang berkaitan dengan competitive advantages sekaligus competition environment (di dalamnya juga terdapat competitor’s activities). 2016 7 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tahap 2: Penilaian terhadap khalayak Penting untuk mengetahui siapa dan bagaimana khalayak yang sesuai dengan keinginan organisasi. Penilaian ini untuk bisa menentukan bagaimana organisasi harus bertindak dan membuka komunikasi. Karena sifat internet yang dua arah, penting untuk bisa diantisipasi bahwa ada khalayak yang menginginkan untuk berkomunikasi dengan organisasi. Oleh karena itu, penting untuk tahu apa yang sebenarnya dicari oleh khalayak yang menginginkan berkomunikasi dengan organisasi. Penilaian terhadap khalayak ini tetap memperhatikan faktor demografi, psikografi dan faktor-faktor lainnya, seperti yang ada dalam analisis segmentasi, target khalayak, posisi organisasi dalam khalayak serta faktor pembeda organisasi dimata khalayak. Penilaian terhadap khalayak juga mencakup jenis dan konten informasi yang dianggap relevan untuk dibagi kepada khalayak. Hal ini membuat ada imbal balik serta membangun kepercayaan yang pada gilirannya akan membangun reputasi organisasi dimata khalayak (netizen). Tahap 3: Penilaian terhadap sumber daya yang dimiliki Secara internal, penting untuk melakukan penilaian terhadap sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, baik itu manusia, sistem/prosedur, teknologi, anggaran, kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen serta budaya yang dikembangkan dalam organisasi. Kesadaran organisasi yang memiliki sumber daya mumpuni untuk melakukan komunikasi via social media dengan netizen, diharapkan akan memiliki kemampuan untuk bisa menjangkau konsumen dalam cakupan yang jauh lebih luas, serta memupuk kesadaran konsumen untuk berinteraksi dengan organisasi secara intens, dimana promosi secara tradisional yang menggunakan anggaran yang besar bisa dihindari. Penting untuk dipahami, bahwa sumber daya manusia yang diberikan tanggung jawab dalam komunikasi via social media ini bukan serta merta staf yang berusia muda (dianggap lebih familiar dengan berbagai tools social media), akan tetapi staf yang dipilih adalah staf yang yang memenuhi persyaratan sebagai orang yang memahami aspek bisnis dari organisasi, mampu melakukan komunikasi dengan khalayak dan bisa mengkomunikasi berbagai hal tentang organisasi bisnisnya di berbagai sudut yang berbeda-beda agar tetap relevan di mata netizen/konsumen. Tahap 4: Menetapkan tujuan dalam penggunaan Social Media Penting untuk memastikan dan menetapkan, apa yang menjadi tujuan organisasi dalam menggunakan social media. Penting pula untuk memastikan bahwa tujuan dari penggunaan social media adalah sejalan dengan keseluruhan rencana kerja organisasi. Tidak akan menjadi hal yang positif apabila terjadi perbedaan tujuan umum organisasi dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penggunaan social media. Hal ini perlu dan wajib dilakukan mengingat penggunaan social media, membawa konsekuensi ke ranah komunikasi dua 2016 8 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id arah, dimana pada bagian tertentu, dalam komunikasi tersebut, organisasi tidak bisa sepenuhnya melakukan kontrol, sehingga penetapan tujuan organisasi itu tidak hanya untuk organisasi, tetapi juga untuk staf yang ada diorganisasi yang harus dinilai “kesiapannya” saat organisasi memutuskan untuk menggunakan social media dalam aktifitas bisnisnya. Tahap 5: Evalusi terhadap pilihan-pilihan yang ditetapkan Yang dimaksud di sini adalah pilihan untuk melakukan/membuka komunikasi, atau sekedar memonitor berbagai percakapan maupun komentar-komentar yang ada, menyangkut organisasi bisnis serta berbagai hal yang berhubungan dengan organisasi bisnis. Termasuk di dalamnya untuk bisa memonitor berbagai organisasi lain yang dianggap relevan, merek lain, orang-orang/komunitas tertentu, kegiatan tertentu maupun kalangan ahli yang relevan dengan organisasi bisnis. Tahap 6: Menyusun rencana Menyusun sebuah rencana disini, dengan menetapkan platform yang digunakan dalam social media, apakah (1) social network (seperti Facebook, Google+, MySpace, dll), disertai analisa pro/kontranya; (2) social sharing (seperti Youtube, Vimeo, Flickr, Instagram); (3) social bookmarking (seperti StumbleUpon, Delicious, Digg, Scoop.it, Pinterest); (4) Social knowledge (seperti Wikipedia, Squidoo); (5) Social News (seperti Reddit, Digg); (6) Blog (seperti Wordpress, Blogspot, Tumblr, Twitter – microblogging). Pastikan, bahwa dalam menyusun rencana tersebut tetap konsisten terhadap tujuan yang ditetapkan organisasi, ketersediaan sumber daya manusia yang handal, anggaran serta kemampuan untuk melakukan evaluasi dan monitoring yang berkelanjutan. Tahap 7: Pelaksanaan Dalam pelaksanaannya, perlu beberapa hal diingat, yaitu (1) timing, dimana tidak ada yang mengharuskan bahwa organisasi harus melakukan peluncuran berbagai platform di social media dalam satu waktu yang bersamaan. Cukup melakui satu platform terlebih dahulu, untuk kemudian, jika dirasakan cukup berhasil dan cukup percaya diri, bisa dilanjutkan dengan platform berikutnya. Selain itu, perlu juga diperhatikan, apa yang disebut dengan (2) content management, dimana ini penting untuk diperhatikan agar terjadi keseimbangan dan ketepatan informasi yang dibagi kepada netizen adalah berbagai informasi yang relevan untuk mereka. Konten di sini bisa berupa teks, gambar, video, maupun campuran dari ketiganya. Hal berikutnya adalah (3) trial and error, hal ini tidak dapat dihindari, cukup beresiko, tetapi harus dilakukan, untuk mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai khalayak. Yang berikutnya (4) diperlukan fungsi moderasi, dimana perlu ada juga saringan komentar yang masuk, karena tidak semua khalayak memiliki perilaku yang dianggap relatif 2016 9 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sopan untuk melakukan komunikasi via social media. Yang terakhir (5) awareness, dimana perlu langkah-langkah konkret untuk bisa memperkenalkan kepada khalayak seluas mungkin bahwa organisasi telah membuka komunikasi via social media dan diharapkan dengan perkenalan ini, khalayak akan tahu dan berikutnya akan terlibat secara aktif dalam aktifitas komunikasi yang ada. Tahap 8: Amati dan Belajar Dalam melakukan pengamatan dan belajar pada apa yang terjadi di social media; hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai tools seperti misalnya Google Analytics, Facebook Insights, Twitter Metrics, Hootsuite, Radian6, Tweetstats, Klout dan lain-lain. Dengan melakukan pengamatan via berbagai tools di atas, maka organisasi memiliki gambaran yang relatif komprehensif, apa yang terjadi dengan akun social media mereka dan bisa mengukur tingkat keberhasilan yang ada serta bagaimana untuk bisa melakukan perbaikan atau melakukan peningkatannya. Tahap 9: Improvement Dalam bagian ini, mencakup hal yang bersifat revitalisasi, bisa juga melakukan definisi ulang yang pada intinya perlu ada ruang yang cukup fleksibel untuk bisa melakukan banyak hal secara berbeda. Hal ini perlu dan wajib dilakukan, karena perubahan tren serta topik yang hangat di social media bisa berubah-ubah hanya dalam hitungan menit dan jam saja. Dengan memiliki berbagai informasi yang ada di tahap 8 di atas, maka organisasi yang cukup fleksibel terhadap perubahan akan mampu beradaptasi dengan cepat agar tetap menjadi organisasi yang relevan bagi khalayak netizen. Berbagai situs yang relevan, agar organisasi bisa terus belajar untuk bisa beradaptasi, misalnya situs Mashable (komunitas yang berisi para profesional di bidang social media), situs Social Media Today, juga situs Mari Smith, situs Social Media NZ dan lain-lain. 2016 10 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 2016 Allegiance, Power, J.D & Associates. 2011. Engagement. Winning the Battle for Customer and Employee Hearts & Minds. Allegiance. Bienvenu, Sherron dan Timm, Paul R. 2002. Business Communication: Discovering Strategy Developing Skills. Prentice Hall. Ferrel, O.C. dan Hartline, Michael D. 2011. Marketing Strategy. Cengage Learning Rangkuti, Freddy. 1999. Analisis SWOT, Tehnik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia, Jakarta. Solis, Brian. 2008. The Art of Listening and Engagement Through Social Media. Public Relations 2.0. 11 Digital Marketing Communication Andri Budiwidodo, S.Si.,M.Ikom. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id