BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama universal, yang bisa diterima oleh semua golongan, suku bangsa, dan adat istiadat. Islam cepat diterima masyarakat karena prinsip toleran (tasamuh), moderat (tawasuth), berkeadilan, dan seimbang (tawazun). Hal ini pun terjadi pula pada masyarakat Tiongkok. Sejarah masukya Islam ke Tiongkok dimulai pada abad 7 M. Diketahui bahwa Tiongkok pertama kali menandatangani perjanjian dengan misi Islam pada tahun 651 M, tahun akhir penaklukan Persia. Misi kedua tiba pada tahun 655 M dan empat puluh orang lainnya tercatat telah tiba pada akhir abad 8 M. (Sachiko Murata, 2003:19). Berdasarkan catatan serupa dalam buku A Brief Study of the Introduction of Islam to China karya Chen Yuen, Islam pertama kali datang ke Tiongkok sekitar tahun 30 H atau 651 M melalui utusan Khalifah Ustman bin Affan, yang memerintah selama 12 tahun atau periode 23-35 H/ 644-656 M. 1 Islam masuk ke Tiongkok melalui dua jalur utama, jalur darat disebut dengan Jalur Sutera dan jalur laut melalui pelayaran yang disebut dengan Jalur Lada. Sejak itulah mulai tersebar agama Islam di Tiongkok. Sejak zaman Dinasti Ming Tiongkok (1368-1644), muslim keturunan Arab dan Persia yang dulunya bermigrasi ke Tiongkok sejak zaman Dinasti Tang 1 http://www.kisahIslami.com/2013/08/30/sejarah-masuknya-Islam-di-negeri-Tirai-bambu.html. Diakses pada senin, 23 Maret 2015. 1 2 (pertengahan abad ke-7) perlahan-lahan melakukan asimilasi terhadap budaya Tiongkok. Sejarah mencatat, kedatangan Islam ke Tiongkok tercatat dalam kitab sejarah Jiu Tang Shu 久 唐 书 (Buku Dinasti Tang Lama) 2 yang menyebutkan bahwa Tiongkok pernah menerima kunjungan diplomatik dari orang-orang Ta Shi 钽施 (Arab) yang diutus oleh Amirul Mukminin, yakni Khalifah Utsman bin Affan. Utsman menugaskan Sa'ad bin Abi Waqqas untuk membawa ajaran Illahi ke daratan Tiongkok. Utusan khalifah itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar lalu memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Guangzhou, masjid pertama di daratan Tiongkok. Pada masa Dinasti Tang, Tiongkok tengah mencapai masa keemasan dan menjadi kosmopolitan budaya, sehingga dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok.3 Islam perlahan-lahan melakukan asimilasi terhadap budaya Tiongkok. Cara hidup Islam diasimilisasikan dengan budaya Tiongkok seperti makanan, tulisan, seni dan sebagainya (Ann Wan Seng, 2008:53). Kebudayaan Islam juga ikut terserap ke dalam budaya Tiongkok termasuk seni kaligrafi. Kaligrafi adalah ilmu menuliskan huruf-huruf dengan permai (Nio, 1961:32). Pengertian kaligrafi adalah tulisan yang cantik, indah ataupun tulisan yang dilukis. Tiongkok menggunakan tulisan Hanzi ( 汉子 ) menjadi sebuah karya sastra yang disebut kaligrafi. Skrip Arab Xiaojing (小径) atau Xiaoerjing (小儿 2 Jiu Tang Shu ( Buku Dinasti Tang Lama) bagian sejarah Ta Shi, Vol. 198. Sebagaimana diketahui, nama “Ta Shi” diacukan pada “Arab” pada Dinasti Tang. 3 http://www.tuanguru.com/2012/04/sejarah-awal-perkembangan-Islam-di-Cina. Diakses pada senin, 23 Maret 2015. 3 经)adalah cara yang digunakan untuk menulis bahasa Tiongkok menggunakan huruf Arab. Bentuk seni kaligrafi Islam Tiongkok dinamakan sebagai seni khat Sinni, menggabungkan elemen Arab dan tulisan Tiongkok. Teknik kaligrafi yang digunakan dalam seni khat Tiongkok muslim merupakan salah satu yang tertua di dunia (Ann Wan Seng, 2008: 53). Seni kaligrafi Islam di Tiongkok merupakan hasil akulturasi dari tulisan Arab dan Kongfusianisme sejak ribuan tahun yang lalu.4 Masyarakat muslim Tiongkok pada saat itu tumbuh dan berkembang. Orang-orang Islam yang umumnya merupakan pedagang Arab turut serta dalam kekuasaan kekaisaran di Tiongkok. Seniman-seniman muslim memiliki kebebasan berkarya dan berseni. Hal tersebut juga mendapat dukungan dari Kaisar dengan memberikan fasilitas berseni dan berkarya bagi para seniman muslim. Selain itu, kedatangan bangsa Turki Islam juga telah menumbuhkan komunitas-komunitas muslim di Tiongkok. Komunitas-komunitas muslim inilah yang turut mengembangkan seni kaligrafi Islam Tiongkok. Kepentingan seni khat dalam kehidupan penduduk Tiongkok dapat dilihat di dalam sistem pendidikan, administrasi, dan perkembangan Intelektual (Ann Wan Seng, 2008:54). Seni kaligrafi Islam Tiongkok ini semakin berkembang seiring berjalannya waktu, sehingga banyak seniman Tiongkok membuat banyak karya seni kaligrafi Tiongkok bertuliskan Arab (Kaligrafi Islam Tiongkok). 4 http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/01/28/niv20n-harmonisasi-seni-kaligrafi-arab-dan-cina. Diakses pada Jum’at, 27 Maret 20015. 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan diatas dapat disusun perumusan masalahnya. Adapun permasalahan diwujudkan dalam beberapa pertanyaan berikut : 1. Bagaimana sejarah munculnya seni kaligrafi Islam Tiongkok ? 2. Apa perbedaan kaligrafi Tiongkok, kaligrafi Arab, dan seni kaligrafi Islam Tiongkok ? 3. Apa saja bahan dan alat yang digunakan untuk menulis seni kaligrafi Islam Tiongkok ? 4. Bagaimana teknik penulisan seni kaligrafi Islam Tiongkok ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan sejarah munculnya seni kaligrafi Islam Tiongkok. 2. Mengetahui perbedaan kaligrafi Tiongkok, kaligrafi Arab, dan seni kaligrafi Islam Tiongkok. 3. Menjelaskan tentang bahan dan alat yang digunakan untuk menulis seni kaligrafi Islam Tiongkok. 4. Menjelaskan teknik penulisan seni kaligrafi Islam Tiongkok. 5 1.4 Manfaat Penulisan a. Penulis Penulisan ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis sebagai sarana untuk mengetahui kebudayaan Islam Tiongkok khususnya seni kaligrafi Islam Tiongkok, sehingga penulis akan mendapat tambahan pengetahuan yang bermanfaat. b. Pembaca Memberikan informasi dan pengetahuan, selain itu penulisan ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam bidang seni dan sastra, khususnya mengenai seni kaligrafi. 1.5 Metode Penulisan Adapun teknik pengumpulan data dalam penulisan ini dilakukan dengan cara : 1. Metode Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji tulisan-tulisan yang berkenaan dengan sasaran yang dituju. Dalam hal ini informasi atau data diperoleh dari buku-buku, skripsi, majalah, internet, dan artikelartikel dalam surat kabar atau koran yang berkaitan dengan seni kaligrafi Islam Tiongkok. 2. Metode Observasi Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung objek yang digunakan sebagai bahan tulisan ini. 6 3. Metode Wawancara Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data-data dan informasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada narasumber yang berkaitan dengan materi penelitian dan dijadikan sebagai referensi penelitian. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan mengenai “Seni Kaligrafi Islam Tiongkok” disusun dalam empat bab, yaitu : BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka dan landasan teori meliputi tinjauan pustaka, landasan teori, pengertian seni, dan pengertian kaligrafi. BAB III : Mengenal sejarah munculnya seni kaligrafi Islam Tiongkok dan penjelasan perbedaan kaligrafi Tiongkok, kaligrafi Arab, dan seni kaligrafi Islam Tiongkok. BAB IV : Alat dan bahan yang digunakan, serta teknik penulisan seni kaligrafi Islam Tiongkok. BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture yang berasal dari bahasa Latin Colore yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah cara hidup suatu bangsa atau umat. Kebudayaan sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Melville J. Herkovist dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan diciptakan masyarakat.5 Berdasarkan konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari zaman ke zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok pendukung yang memiliki fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi menimbulkan perubahan yang hasil seninya disebabkan oleh dinamika masyarakat, kreatifitas, dan pola tingkah laku dalam konteks masyarakat. Pengalaman serta kemapuan daerah itu memberikan jawaban 5 http://pustakabudaya.blogspot.com/p/istilah.html. Diakses pada, 21 April 2015. 7 8 terhadap masing-masing tantangan yang membentuk kesenian dan merupakan bagian dari kebudayaan. Kaligrafi adalah salah satu karya seni yang dihasilkan oleh masyarakat tertentu dan menjadi suatu kebudayaan. Kaligrafi juga merupakan salah satu peninggalan kesenian yang tinggi nilainya. Penelitian yang menggunakan objek kaligrafi ini pernah dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh : Novitria Auliyana (2010), judul penelitiannya adalah “Kaligrafi Cina (Tiongkok)”. Dalam penelitiannya mengenai kesenian kaligrafi Tiongkok yang tinggi kedudukannya di Negara Tiongkok. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, kaligrafi Tiongkok adalah suatu tulisan yang dirangkai dengan nilai estetika yang bersumber pada pemikiran atau ide dan diwujudkan melalui benda materi (alat tulis) yang diikat oleh aturan dan tata cara tertentu, sehingga kaligrafi Tiongkok menjadi salah satu peninggalan kesenian masyarakat Tiongkok yang tinggi nilainya. Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian diatas membahas tentang kaligrafi yang merupakan hasil dari kebudayaan Tiongkok. Oleh sebab itu, objek yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah seni kaligrafi yang dilihat dari hasil kebudaayaan Tiongkok Muslim. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode studi pustaka yaitu hasil dari suatu penelitian yang berkaitan dengan seni kaligrafi. Data primer dipeoleh dari observasi ke tempat kaligrafer dan wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder diperoleh dari internet, buku, majalah, 9 artikel, dan lain-lain. Sehingga memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam menyusun penelitian ini. 2.2 Landasan Teori Penelitian ini memerlukan landasan teori sebagai dasar dan pedoman dan pedoman dalam memecahkan permasalahan yang diteliti. Adapun teori-teori yang digunakan antara lain seperti seni, pengertian, dan fungsi kaligrafi. 2.2.1 Pengertian Seni Seni berasal dari kata “sani” (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda “genie” dalam bahasa Latin disebut “genius”, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir. Menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” yang berarti artivisual yaitu adalah suatu media yang melakukan suatu kegiatan tertentu. 6 Selain itu, menurut Ki Hajar Dewantara seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia (Dewantara, 1962:330). 6 http://www.notepedia.info/2013/08/pengertian-seni-serta-penjelasannya.html. Diakses pada kamis, 9 April 2015. 10 Herbert Read dalam bukunya yang berjudul The Meaning of Art (1959), menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan (Herbert Read, 1959:1). Sedangkan menurut SD. Humardani mengatakan bahwa, memahami kesenian itu berarti menemukan suatu gagasan atau pembatasan yang berlaku untuk menentukan hubungan dengan unsur nilai dalam budaya manusia (SD. Humardani, 1980:2). Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni diungkapkan oleh para ahli. Hal ini dikarenakan seni merupakan kebutuhan manusia dan merupakan hubungan yang tidak terpisahkan antara manusia, seni, dan lingkungan masyarakatnya. Secara umum seni terbagi ke dalam 5 bagian yaitu, seni rupa, seni tari, seni musik, seni sastra, seni teater/drama. Seni rupa secara teoritis dibagi menjadi dua kelompok, yaitu seni murni (fine art) dan seni terapan (applied art). Seni murni adalah seni yang diciptakan tanpa mempertimbangkan kegunaan atau seni bebas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual. Kelompok seni murni adalah seni lukis, seni patung, seni grafis, dan sebagian seni terapan. Seni terapan adalah karya seni rupa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan sehari-hari secara materil. Contoh seni terapan yaitu : arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan lain-lain. Adapun seni kaligrafi digolongkan ke dalam seni rupa murni, karena hasil (tulisan) kaligrafinya hanya digunakan sebagai hiasan. 11 2.2.2 Pengertian Kaligrafi Ungkapan Kaligrafi berasal dari bahasa Inggris yang disederhanakan yaitu Calligraphy, kata ini diambil dari bahasa Latin Kalios yang berarti indah dan Graphy yang berarti tulisan atau aksara. Dalam bahasa Yunani kaligrafi berasal dari kata Allos yang bermakna indah dan Graphein yang bermakna menulis. Bahasa Arab menyebutnya dengan kata Khoth yang berarti garis atau tulisan indah. Secara bahasa, kaligrafi bermakna seni tulisan indah. Secara istilah, kaligrafi adalah tulisan tangan sebagai karya seni. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kaligrafi adalah tulisan formal yang indah, perbedaannya dengan tulisan biasa adalah kualitas keindahannya. Muhammad Thahir ibn ‘Abd al-Qadir al-Kurdi dalam karyanya Tarikh al-Khat al-‘Arabi wa Adabihi, pernah mengumpulkan sekitar tujuh macam pengertian kaligrafi atau khath, dan kemudian menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kaligrafi adalah suatu kepandaian untuk mengatur gerakan ujung jari dengan memanfaatkan pena dalam tata cara tertentu. Adapun yang dimaksud dengan pena di sini adalah pusat gerakangerakan ujung jari, sementara tata cara tertentu menunjukkan pada semua jenis kaidah penulisan.7 Kaligrafi melahirkan suatu ilmu tersendiri mengenai tata cara menulis, meneliti tentang tanda-tanda bahasa yang bisa dikomunikasikan, yang dibuat secara profesional dan harmonis yang dapat dilihat secara kasat 7 http://ilmiproduction.blogspot.com/2014/03/sejarah-dan-perkembangan-kaligrafi-arab.html. Diakses, 9 April 2015. 12 mata dan diakui sebagaimana susunan yang dihasilkan melalui kerja kesenian. Yaqut Al- musta’shimy mengatakan bahwa kaligrafi adalah seni arsitektur yang diwujudkan melalui alat keterampilan. 8 Sebagai seni tulis yang melahirkan karya artisik yang bermutu tinggi, kaligrafi memiliki aturan dan teknik khusus dalam pengerjaannya. Selain itu, kaligrafi merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau digayakan, sehingga mempunyai nilai estetika. Keindahan bentuk ini mempunyai pengertian umum yang berarti bentuk huruf tersebut tidak hanya berlaku untuk huruf-huruf atau asal dari jenis tertentu. Contohnya: kaligrafi tidak hanya berlaku untuk bentuk atau jenis huruf Arab saja, tetapi juga berlaku untuk jenis jenis huruf yang lain. 2.2.3 Fungsi Kaligrafi Fungsi kaligrafi pada prinsipnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai media komunikasi dan ekspresi. 1. Media Komunikasi Sebagai media komunikasi, tulisan dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain dari komunikasi. Kaligrafi telah berrhasil membawa warisan budaya selama berabad-abad. Salah satu kebudayaan yang lahir dari agama, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Dilihat dari segi agama, nilai yang 8 http://senikaligrafiislam.wordpress.com/. Diakses pada Rabu, 21 April 2015. 13 dikandung kaligrafi adalah nilai keindahan dan spiritual. Selain itu, kaligrafi juga berfungsi sebagai suatu barang yang bisa diperjualbelikan jika dilihat dari segi ekonomi. Kaligrafi juga menjadi salah satu sarana informasi dan cabang dari estetika yang bernilai budaya. 2. Media Ekspresi Kaligrafi dapat pula dijadikan sebagai media ekspresi. Kaligrafi dapat menjadi karya yang memendam estetika yang mendalam dan merupakan ekspresi atau ungkapan perasaan yang dalam dari pelukis atau kaligrafernya. Gambar kaligrafi banyak ditulis dipiring, guci, dinding, kanvas, dan lain-lain.9 Sebagai karya seni, bentuk kaligrafi akan terus berkembang dan tidak pernah selesai. 9 Wawancara dengan Nu Er Man, seorang pengajar budaya Islam Tiongkok. BAB III ASAL-USUL SENI KALIGRAFI ISLAM TIONGKOK SERTA PERBEDAANNYA DENGAN KALIGRAFI TIONGKOK DAN KALIGRAFI ARAB Kaligrafi merupakan seni menulis indah. Pada umumnya, perkembangan kaligrafi dibagi menjadi dua wilayah besar yaitu Timur (eastern) yang meliputi Timur Tengah (Arab) dan Asia Timur/oriental (Tiongkok dan Jepang) serta wilayah Barat (western) yang meliputi Eropa dan Amerika. Kaligrafi di wilayah Timur (eastern) perkembangannya lebih pesat dibandingkan dengan wilayah Barat (western). Ada tiga jenis kaligrafi yang menonjol di dunia, yaitu kaligrafi Islam/Arab, kaligrafi Tiongkok dan kaligrafi Jepang. Dalam mempelajari seni kaligarfi Islam Tiongkok yang merupakan asimilasi budaya Islam ke dalam budaya Tiongkok, maka harus mengenal dahulu bagaimana asal-usul seni kaligrafi Islam Tiongkok serta perbedaanya dengan kaligrafi Tiongkok dan kaligrafi Islam/Arab. 3.1 Sejarah Seni Kaligrafi Islam Tiongkok Pada mulanya, kaligrafi sangat identik sebagai sebuah karya seni berupa tulisan indah yang berasal dari bangsa Arab atau Timur Tengah. 10 Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, perkembangan seni kaligrafi mulai meluas bahkan hingga ke Eropa Barat dan Asia Timur. Seperti halnya di Indonesia, perkembangan seni kaligrafi di Tiongkok bermula dari masuknya ajaran Islam melalui jalur perdagangan. Islam masuk ke Tiongkok melalui 10 http://www.mustanir.com/harmonisasi-seni-kaligrafi-arab-dan-cina.html di akses pada, selasa 30 April 2015. 14 15 dua jalur utama, jalur darat disebut dengan Jalur Sutera dan jalur laut melalui pelayaran yang disebut dengan Jalur Lada. Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), pedagang-pedagang Arab dan Persia perlahan-lahan melakukan asimilasi terhadap budaya Tiongkok. Mereka menikah dengan penduduk lokal dan bahkan mengganti namanya dengan nama Tiongkok, seperti nama “Ma” dalam bahasa Tiongkok yang bermakna “Muhammad”. Kebudayaan Islam pun ikut terserap ke dalam budaya Tiongkok termasuk seni kaligrafi. Seni kaligrafi Islam di Tiongkok merupakan hasil asimilasi dari tulisan Arab dan Kongfusianisme sejak ribuan tahun yang lalu. Pada masa itu masyarakat muslim Tiongkok tumbuh dan berkembang. Orang-orang muslim Tiongkok yang sudah mengenal huruf Arab mencoba menyesuaikan tulisan Arab dengan gaya tulisan Tiongkok, sehingga merupakan tulisan Arab yang di Tiongkok kan. Selain itu, para pelajar Tiongkok yang beragama Islam mulai mengkaji bahasa Arab dan Al-Qur’an untuk memperdalam ilmu agama. Para pelajar kemudian menyesuaikan abjad Arab yang disebut huruf Hijaiyah ke dalam bahasa Tiongkok. Hal ini untuk membantu mencatat dan menghafal Al-Qur’an. Cara ini juga digunakan untuk menulis terjemahan dari kosa kata Arab ke dalam bahasa Tiongkok. Oleh sebab itu, terbentuklah satu sistem penulisan bahasa Tiongkok dalam abjad Arab yang diselaraskan. Skrip Arab yang disebut Xiao'erjing (小儿经) atau Xiaojing (小径) adalah cara yang digunakan untuk menulis bahasa Tiongkok menggunakan 16 bahasa Arab. Xiaoerjing (小儿经) ditulis dari kanan ke kiri, seperti abjadabjad yang berasaskan Arab lainnya. Sistem tulisan Xiao'erjing (小儿经) serupa dengan sistem tulisan bahasa Uyghur, yang mana semua bunyi vokalnya bertanda, berbanding tebalik dengan kebanyakan bahasa yang memakai tulisan berasaskan Arab lainnya seperti bahasa Arab, Persia, dan Urdu yang menghilangkan tanda di bunyi vokalnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh bunyi vokal yang penting dalam suku kata Tiongkok. Orang-orang muslim Tiongkok juga menggunakan tulisan Arab untuk tujuan litburgy (sejenis do’a umum), yang diadopsi dari bentuk-bentuk kaligrafi yang ada di Afganistan dengan sedikit perubahan. Sebagai pra aksara, orang muslim Tiomgkok juga mengembangkan tulisan khusus yang disebut Shinni yaitu seni khat yang menggabungkan elemen Arab dan tulisan Tiongkok. Orang-orang Islam, yang umumnya merupakan pedagang Arab ikut mengambil bagian dalam kekuasaan kekaisaran di Tiongkok. Para pedagang dan saudagar Arab telah menggunakan tempat yang telah diberikan untuk mendirikan masjid di Guangzhou, sebuah wilayah yang terletak di selatan Tiongkok. Masjid Niujie Beijing juga merupakan salah satu masjid tertua yang masih ada dan digunakan sebagai tempat untuk beribadah. Masjid terbesar di Beijing ini menjadi titik awal masuknya Islam di daratan Tiongkok. Masjid Niujie dibangun pada tahun ke-14 masa pemerintahan Tonghe dari Dinasti Liao (tahun 996)11. Masjid itu memperlihatkan ciri-ciri budaya dan 11 http://www.acehtraffic.com/2012/02/masjid-masjid-di-negeri-china-1.html. Diakses pada senin, 18 Mei 2015. 17 kesenian Tiongkok, yang membedakannya dengan bangunan Tiongkok yang lain adalah hiasan kaligrafi dan tulisan Arab yang memenuhi seluruh ruangan masjid. Selain itu, kaligrafi Islam Tiongkok juga banyak ditulis pada guci, piring, dinding, dan lain-lain.12 Ketika Dinasti Song bertahta, umat muslim telah menguasai industri ekspor dan impor. Bahkan pada periode itu jabatan direktur jenderal pelayaran secara konsisten dijabat oleh orang muslim. Orang muslim juga diberi kebebasan dalam berkarya dan berseni, hal tersebut mendapat dukungan dari Kaisar dengan memberikan fasilitas berseni dan berkarya bagi para seniman muslim. Selain itu, kedatangan bangsa Turki Islam juga telah menumbuhkan komunitas-komunitas muslim di Tiongkok. Komunitas-komunitas muslim inilah yang turut mengembangkan seni kaligrafi Islam Tiongkok. Seni kaligrafi Islam Tiongkok ini semakin berkembang seiring berjalannya waktu, sehingga banyak seniman muslim Tiongkok membuat banyak karya seni kaligrafi Tiongkok bertuliskan Arab (Kaligrafi Islam Tiongkok). 3.2 Kaligrafi Tiongkok Seni kaligrafi Tiongkok berasal dari gambar dan muncul sekitar tiga ribuan tahun lalu. Seluruh huruf Hanzhi (汉子) berawal dari gambar. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan tulang binatang dan batu-batu berukiran 12 Wawancara dengan Nu Er Man, seorang pengajar budaya Islam Tiongkok. 18 tangan di dalam goa. Hasil kesenian yang dipahat di batu, tulang, dan bambu telah dibuat oleh nenek moyang bangsa Tiongkok. Kaligrafi Tiongkok adalah seni oriental. Kaligrafi sangat mirip dengan lukisan, yang menggunakan karakter Tiongkok untuk berkomunikasi dalam kehidupan. Hal ini adalah salah satu bentuk tertinggi dari kesenian Tiongkok, karena kaligrafi menyampaikan sebuah pikiran juga menampilkan keindahan garis-garis abstrak. Seiring berjalannya waktu, seni kaligrafi berganti menjadi tulisan. Dari satu tulisan itu bisa dibuat menjadi berbagai macam bentuk hingga ratusan seni tulisan. Kaligrafi Tiongkok umumnya berbentuk syair, puisi, pantun, kata-kata mutiara, atau pepatah yang mengandung makna kehidupan. Kaligrafi sangat mirip dengan lukisan. Pada umumnya, lukisan kaligrafi merupakan kutipan dari syair-syair pujangga terkenal zaman Dinasti Tang. Saat itu, kesenian dan kebudayaan Tiongkok mencapai masa puncaknya, salah satu penyair yang paling terkenal adalah Li Bai. Selama berabad-abad banyak berkembang gaya kaligrafi Tiongkok, misalnya Li Shu (隶书), Kai Shu (楷书), Xing Shu (行书), dan Cao Shu ( 草 书 ) .Masing-masing mempunyai perbedaan, tergantung lekuk dan tarikan hurufnya. 3.2.1 Li Shu ( 隶书) Li Shu (隶书) adalah jenis kaligrafi yang hurufnya kotakkotak, ini adalah sistem penulisan Tiongkok yang modern. Sistem penulisan ini mudah digunakan dengan menggunakan pena, kuas, dan 19 kertas. Sistem ini juga dijadikan sebagai metode utama kaligrafi Tiongkok. Sebuah peristiwa dalam sejarah naskah Tiongkok adalah standarisasi penulisan oleh Kaisar pertama Dinasti Qin yang telah mengumpulkan semua naskah/skrip kemudian menyederhanakan karakter Tiongkok menjadi lebih mudah untuk ditulis. Sebelumnya, masing-masing wilayah di Tiongkok memiliki gaya dan kekhasannya tersendiri, meskipun saling memahami, naskah tersebut sudah banyak yang menyimpang. Kaisar pertama memperkenalkan bahwa naskah Qin sebagai tulisan resmi, dengan demikian seluruh wilayah yang telah bersatu harus menggunakan naskah Qin dalam berbagai kegiatan. Gaya kaligrafi pada periode ini adalah Li Shu (隶书) atau “Clerical Script”. Pada masa akhir Dinasti Qin Li Shu (隶书) masih sulit untuk dibaca, tetapi pada awal masa Dinasti Han umumnya sudah mudah dibaca. 3.2.2 Kai Shu (楷书) Kai Shu (楷书) adalah gaya tulisan yang paling umum, lebih rapi, dan dijadikan sebagai tulisan utama sekarang. Kaishu (楷 书) biasa ditulis dalam koran-koran Tiongkok. Gaya tulisan Kaishu ( 楷 书 ) terbagi menjadi dua yaitu, gaya traditional dan gaya simplified. Gaya kaligrafi Kai Shu (楷书)muncul pertama kali diakhir zaman Dinasti Han, selain itu gaya penulisan Kai Shu (楷书) 20 juga digunakan pada masa kerajaan Wei, Dinasti Jin, Dinasti Tang dan dilanjutkan penggunaanya sampai sekarang. Xing Shu (行书) 3.2.3 Xing Shu(行书) adalah naskah yang memiliki pengaruh Cao Shu (草书)dan Kai Shu(楷书). Cara menulisnya sangat mudah, lebih cepat, dan tidak terlalu sulit untuk dibaca. Gaya penulisan ini lebih cocok untuk komunikasi pribadi karena karakteristik tulisan yang bebas. Cao Shu (草书) 3.2.4 Cao Shu (草书) merupakan penyederhanaan dari skrip Li Shu (隶书). Cao Shu (草书) dapat dibagi menjadi dua gaya yaitu, Zhang Cao (章草)dan Jin Cao(今草). Zhang Cao(章 草) lebih mirip dengan Li Shu (隶书)karena banyak goresan yang sama. Sedangkan Jin Cao ( 今 草 ) merupakan seni dari penulisan naskah. Penulisan Tiongkok saat ini terdiri dari dua metode utama, metode Wen Yan menggunakan symbol Tiongkok klasik, dan metode Baihua vernakuler 13 Tiongkok. Tiongkok menggunakan metode ini untuk menggabungkan perbedaan antara tulisan Tiongkok kuno dengan kosa kata modern. 13 Suatu ungkapan kata-kata atau dialek sebuah komunitas. 21 Kaligrafi Tiongkok di Indonesia pun mulai berkembang dan banyak diminati. Dapat dijumpai di beberapa tempat kursus kaligrafi yang selalu dipenuhi oleh peminat. Kaligrafi pada umumnya terdiri atas dua jenis, yaitu ditulis di atas kertas dan diukir menggunakan emas murni di atas papan hitam. Emas murni yang digunakan sebagai ukiran di papan hitam ini ada dua jenis, yaitu tinta emas dan kertas emas tipis. Hasil karya yang menggunakan kertas emas sangat indah berkilauan. Warnanya lebih terang daripada yang menggunakan tinta emas. Harga kaligrafi emas ini mengikuti harga pasaran emas. Untuk membuat lukisan Tiongkok maupun kaligrafi, biasanya digunakan kertas Shien Tze. Sedangkan pewarnaannya menggunakan warna cat air dari Jepang dan Korea. Meskipun, pada awalnya menggunakan warnawarna asli dari Tiongkok. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat seni kaligrafi Tiongkok yaitu, kuas, tinta, kertas, dan tempat tinta. Keempat alat tersebut dikenal dengan sebutan Four Treasure of the Study di Tiongkok, dan sebutan Four Friends of the Study di Korea. Selain keempat alat itu, bantalan meja dan pemberat kertas juga digunakan oleh para ahli kaligrafi. Kaligrafi yang paling awal dibuat dengan alat tulis tradisional Tiongkok, antara lain kuas /Mao bi (毛笔), tinta /Mo zi (墨子), lepek/bak Yan tai ( 砚 台 ) dan kertas. Selain itu, teknik yang digunakan dalam membuat kaligarafi Tiongkok terdiri dari lima teknik yaitu, Zhuan Wen (篆 22 文), Li Shu (隶书), Xing Shu (行书), Cao Shu (草书), Kai Shu (楷书). Karakter atau simbol Tiongkok dalam penulisan kaligrafi sering ditulis dalam variasi kuno atau yang sudah disederhanakan. Karakter dengan variasi modern atau yang sudah disederhanakan serupa dengan Simplified (Tiongkok), kadang-kadang karakter ini digunakan terutama karena beberapa bentuk yang sudah disederhanakan berasal dari bentuk Cao Shu (草书). Karya kaligrafi hasil tokoh terkemuka di Tiongkok sering diukir di atas batu gunung atau tugu di objek wisata yang terkenal, khususnya gununggunung yang indah pemandangannya. 3.3 Kaligrafi Arab Ada tiga jenis kaligrafi yang menonjol di dunia, yaitu kaligrafi Islam/Arab, kaligrafi Tiongkok dan kaligrafi Jepang. Namun yang paling menonjol dan berkembang adalah kaligrafi Islam/Arab. Kaligrafi Islam/Arab ini diciptakan dan dikembangkan oleh kaum muslim sejak kedatangan Islam, kemudian berkembang pesat sejak bangsa Arab memeluk agama Islam. Dapat dikatakan bahwa kaligrafi berkembang bersamaan dengan mulai dikenalnya huruf. Kaligrafi merupakan tulisan tangan yang indah sebagai hiasan. Definisi kaligrafi semacam itu sangatlah umum, maka kaligrafi dipersempit lingkupnya menjadi kaligrafi Islam. Kaligrafi Islam menggunakan bahasa Arab, sebagai bahasa yang memiliki karakter huruf yang lentur dan artistik. Huruf Arab menjadi bahan yang sangat kaya untuk penulisan kaligrafi. 23 Penggunaan istilah kaligrafi juga sering disebut dalam dua istilah yaitu, kaligrafi Arab dan kaligrafi Islam. Penggunaan istilah kaligrafi Arab ini sama benarnya, karena apabila ditinjau dari sejarah, seni kaligrafi lahir dari ide menggambar atau lukisan, baik lukisan yang dipahat ataupun yang dicoret pada benda-benda tertentu, seperti kulit kayu, daun-daun, tanah, dan batu. Awal mula tulisan Arab ini berasal dari Mesir dan dari tulisan Hierogrhaph. Tulisan ini kemudian terpecah menjadi khat Feniqi (Funisia). Sedangkan Kamil Al-Baba mengatakan bahwa kaligrafi Arab diadopsi dari tulisan suku Nabati, ras Arab yang tinggal di wilayah utara Jazirah Arabia, di negeri Yordan. Hal ini berdasarkan bukti-bukti nyata arkeologi (Dinas Purbakala) yang pernah mengadakan penelitian tentang pertumbuhan tulisan. Dalam perkembangan tulisan ini, tulisan musnad yang disebar luaskan oleh suku Maniyah (Minneni) di Yaman yang berpindah ke Arabia Utara. Kemudian dari Musnad ini pindah ke Nabati sampai kedatangan Islam. Orang Nabatea meninggalkan sejumlah inskripsi yang tersebar di daerah yang mewakili tahap peralihan yang maju menuju perkembangan huruf Arab. Kaligrafi Islam sangat berkaitan dengan Al-Qur’an dan Hadist, karena sebagian besar tulisan indah dalam bahasa Arab menampilkan ayatayat Al-Qur’an atau Hadist Nabi Muhammad SAW. Kaligrafi Islam yang juga disebut sebagai kaligrafi Arab, merupakan suatu seni artistik tulisan tangan atau kaligrafi. Kaligrafi ini berkembang di negera-negera yang umumnya memiliki warisan budaya Islam. Bentuk seni 24 ini berdasarkan pada tulisan Arab, yang dalam waktu lama pernah digunakan oleh banyak umat Islam untuk menulis dalam bahasa masing-masing. Kaligrafi adalah seni yang dihormati di antara berbagai seni rupa Islam, karena merupakan alat utama untuk melestarikan Al-Qur'an. Selain itu, kaligrafi sebagai salah satu bentuk penolakan penggambaran figuratif karena dapat mengarah pada penyembahan berhala, menyebabkan kaligrafi menjadi bentuk utama ekspresi seni dalam berbagai budaya Islam, khususnya dalam konteks keagamaan. Sebagai contoh, kaligrafi nama Tuhan diperkenankan sementara penggambaran figuratif Tuhan tidak diizinkan. Karya kaligrafi banyak dijadikan koleksi dan hasil seni yang dihargai. Dalam perkembangan sejarah kaligrafi. Kaligrafi Islam/Arab mempunyai beberapa jenis tulisan. Kaligrafi Islam/Arab telah menghasilkan beberapa jenis tulisan yang populer di dunia Islam. Ada delapan gaya penulisan kaligrafi yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi yaitu : 3.3.1 Kufi Gaya Kufi merupakan gaya penulisan kaligrafi yang banyak digunakan untuk penyalinan Alquran pada periode awal penulisan di dunia Islam. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Gaya penulisan kaligrafi yang diperkenalkan oleh Bapak Kaligrafi Arab yaitu Ibnu Muqlah, memiliki karakter huruf yang sangat kaku, patah-patah, dan sangat formal. Gaya 25 ini kemudian berkembang menjadi lebih ornamental dan sering dipadu dengan ornamen floral. 3.3.2 Tsuluts Seperti halnya gaya Kufi, kaligrafi gaya Tsuluts diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah yang merupakan seorang menteri (wazii) di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk. Kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi interior. 3.3.3 Naskhi Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10 M. Gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, hampir tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca. 26 3.3.4 Riq’ah Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts. Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari. Riq'ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Usmani. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis dengan cepat. 3.3.5 Ijazah (Raihani) Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Gaya ini pada umumnya digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak biasa ditulis secara bertumpuk (murakkab). 3.3.6 Dhiwani Gaya kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 M. dan awal abad ke-16 M. Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu meninggi atau menurun, jauh melebihi patokan 27 garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku. 3.3.7 Farisi Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebaltipis huruf dalam “ukuran” yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni Arab. 3.3.8 Dhiwani Jali Kaligrafi gaya Diwani Jali merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya harakanya lebih banyak. Harakat yang banyak ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Oleh karena itu, gaya ini sulit dibaca secara sepintas. Pada umumnya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias. 28 Dapat disimpulkan bahwa kaligrafi Islam/Arab merupakan seni menulis huruf Arab dengan indah, merangkai susunan huruf-huruf tunggal, letak-letak dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah kalimat tersusun, yang isinya mengenai ayat-ayat Al Qur’an atau Al Hadits.14 3.4 Perbedaan Seni Kaligrafi Islam Tiongkok dengan Kaligrafi Tiongkok dan Kaligrafi Arab Seiring perkembangan agama Islam yang tersebar di berbagai negeri, seni tulisan indah dari Arab yang biasa disebut dengan kaligrafi Arab ini pun mulai dikenal dan dipelajarai di negara lain termasuk Tiongkok. Namun demikian, kaligrafi Arab, kaligrafi Tiongkok, maupun kaligrafi Islam Tiongkok memiliki perbedaan dari segi bentuk, fungsi, dan alat yang digunakan. 3.4.1 Perbedaan dari segi bentuk a. Kaligrafi Tiongkok Menurut catatan sejarah, orang Tiongkok pada zaman dahulu menggunakan gambar untuk berkomunikasi. Gambar-gambar itu kemudian diubah menjadi semacam simbol, berupa garis atau lengkungan yang bentuknya menyerupai benda yang dimaksud, misalnya matahari. Lingkaran dengan titik di tengah ini, mewakili gambar matahari. Lalu seiring dengan perkembangan zaman, simbol 14 http://www.alquran-syaamil.com/2013/09/definisi-kaligrafi-dan-khat.html. Diakses pada senin, 10 Mei 2015. 29 yang mewakili matahari, berubah bentuknya. Satu bentuk ini, bermakna satu kata atau istilah. Bentuk-bentuk inilah yang kemudian dikenal dengan tulisan Hanzi ( 汉 子 ). Sedangkan untuk kaligrafi, bentuk-bentuk ini mengalami perubahan yang sifatnya memperindah. b. Kaligrafi Arab Kaligrafi Arab memiliki banyak atribut-atribut, seperti harokat, titik, tanda mad 15 , tanda panjang, hamzah dan lain sebagainya. Di setiap atribut tersebut memiliki fungsi yang berbeda. c. Kaligrafi Islam Tiongkok Gaya ornamental kaligrafi Islam Tiongkok adalah khat Shinni, yang mempertahankan bulatan-bulatannya, namun mudah diketahui atau ditebak karena ketebalan dan garis-garis vertikal yang membentuk segitiga mutsallats (triangular) dengan dasar perbandingan dengan garis-garisnya horizontal yang tipis/kurus. 3.4.2 Perbedaan dari segi fungsi a. Kaligrafi Tiongkok Kaligrafi Tiongkok adalah seni oriental. Kaligrafi Tiongkok termasuk kedalam karya seni sastra. Secara umum, fungsi dari sastra adalah rekreatif, didaktif, estetetis, moralitas, religious. Fungsi 15 Mad adalah tanda bunyi panjang dalam bahasa Arab (bunyi pendek menjadi bunyi panjang). 30 kaligrafi Tiongkok sendiri adalah sebagai lukisan, baik sebagai dekorasi, rekaman sejarah, juga bernilai keindahan dan spiritual. b. Kaligrafi Arab Kaligrafi adalah salah satu seni dalam Islam, yang banyak dikembangkan sejak zaman dahulu. Fungsinya bukan hanya ornamen atau hiasan belaka, namun kaligrafi juga menjadi sarana untuk beribadah dan berdzikir. c. Kaligrafi Islam Tiongkok Seperti halnya kaligrafi Arab, kaligrafi Islam Tiongkok juga menjadi sarana untuk beribadah. Kaligrafi Islam Tiongkok ini berfungsi untuk memahami isi dari Al Qur’an dan mengetahui sejarah nabi-nabi di dalam Al Qur’an.16 3.4.3 Alat yang digunakan a. Kaligrafi Tiongkok Mao bi (毛笔) atau kuas atau pen adalah alat yang digunakan untuk menulis atau melukis, dan merupakan alat menulis tradisional di Asia Timur. Tubuh kuas bisa dibuat dari bambu, cendana merah, kaca, gading, perak, dan emas. Sedangkan rambut kuas terbuat dari berbagai macam bulu binatang. Saat ini, kaligrafi juga dapat dibuat dengan menggunakan pena (sintesis)/ pulpen yang berbentuk bulat. 16 Wawancara dengan Nu Er Man, seorang pengajar budaya Islam Tiongkok. 31 b. Kaligrafi Arab Ada beberapa alat tulis yang digunakan untuk membuat kaligrafi Arab seperti set kaligrafi, spidol, pena/pulpen, pensil tukang kayu yang memiliki ujung berbentuk persegi panjang yang luas. Serta menggunakan pulpen pipih dan miring, sehingga tipis tebalnya tulisan ditentukan oleh awal goresan pulpen. c. Kaligrafi Islam Tiongkok Alat tulis yang digunakan untuk kaligrafi Islam Tiongkok berbeda dengan kaligrafi lainnya. Kaligrafi Islam Tiongkok menggunakan pena, kuas berbulu pendek dan spatula kayu. Kuas bulu kuda juga biasa digunakan untuk membuat kaligrafi Islam Tiongkok. BAB IV ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN, SERTA TEKNIK PENULISAN SENI KALIGRAFI ISLAM TIONGKOK Bab ini memaparkan tentang alat dan bahan yang digunakan, serta teknik penulisan yang digunakan dalam menulis seni kaligrafi Islam Tiongkok. Kaligrafi yang merupakan seni tulis yang bernilai tinggi, tentu memiliki alat, bahan, dan teknik khusus dalam penulisannya. Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat kaligrafi pada umumnya berbeda-beda. Begitupun teknik yang digunakan dalam membuat kaligrafi. 4.1 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Membuat Seni Kaligrafi Islam Tiongkok Alat dan bahan tentu menjadi hal yang penting dalam membuat seni kaligrafi. Pada umumnya, alat dan bahan yang digunakan dalam membuat kaligrafi berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan jenis tulisan dan teknik yang digunakan. Namun, alat dan bahan penting yang biasa digunakan adalah kuas, tinta, kertas, dan pena. Keempat alat ini dikenal dengan Empat Harta di Arab. Alat tulis yang digunakan untuk kaligrafi Islam Tiongkok berbeda dengan kaligrafi lainnya. Adapun alat dan bahan tersebut antara lain : 32 33 4.1.1 Pena Pena adalah salah satu alat tulis yang dapat digunakan dalam membuat kaligrafi. Berikut ini adalah macam-macam pena yang digunakan dalam membuat kaligrafi seni kaligrafi Islam Tiongkok : 1. Pensil Pensil adalah alat yang paling ekonomis dan mudah didapat. Pensil yang digunakan dalam membuat kaligrafi adalah pensil tunggal yang ujungnya dipotong dengan sudut miring sekitar 30-40 derajat, atau menggunkan pensil kombinasi dari dua pensil pada pengaturan tertentu, Carpenter/pensil tukang kayu juga biasa digunakan dalam mebuat kaligrafi. 2. Marker/Spidol 3. Nib Pen adalah pena yang terbuat dari baja yang dimasukkan kedalam wadah kayu. Pena ini tersedia dalam berbagai ukuran. Nib pen ini dapat menghasilkan tulisan jauh lebih baik. 4.1.2 Bambu / kayu Handam Alat untuk menuliskan kaligrafi bisa bermacam-macam termasuk kuas, pensil dan pena. Namun yang paling sering digunakan oleh para kaligrafi adalah kayu handam. Kayu ini berasal dari tumbuhan sejenis pakis yang tumbuh di hutan. Kayu ini mampu membuat tulisan menjadi jauh sangat halus. 34 4.1.3 Kuas Kuas adalah alat untuk menulis atau melukis. Rambut kuas yang digunakan dalam membuat seni kaligrafi Islam Tiongkok terbuat dari bulu binatang, seperti, bulu domba, kelinci, kambing, dan kuda. Namun yang sering digunakan yaitu kuas berbulu pendek yang terbuat dari bulu kuda. 4.1.4 Tinta Tinta yang digunakan dalam menulis seni kaligrafi Islam Tiongkok adalah tinta Tiongkok. Tinta ini merupakan campuran antara jelaga dari asap kayu cemara, lampu minyak dan jelatin (lemak) dari kulit binatang. 4.1.5 Kertas Kertas yang sering digunakan adalah kertas Xuan/Huixuan dari Xuancheng. Kertas Xuan diproduksi pertama kali di Kabupaten Jingxian sejak masa Dinasti Tang. Menurut catatan sejarah, Kabupaten Jingxian adalah salah satu kabupaten di Xuanzhou. Dahulu, daerah itu merupakan pasar grosir komoditi. Oleh karena itu, kertas yang dibuat di Kabupaten Jingxian dengan kerajinan tangan lama-kelamaan disebut sebagai Kertas Xuan. Kertas ini biasa digunakan untuk melukis atau menulis kaligrafi. Ketebalannya sedang, dan kekhasan kertasnya lembut, kukuh, putih bersih, seragam dalam penyerapan tinta, bekas tinta lukisan atau tulisan tidak melebar, merupakan kertas bernilai yang disukai oleh kaligrafer dan 35 pelukis, diekspor ke Jepang dan tempat-tempat di Asia Tenggara dan pernah menerima sertifikat kualitas produksi terbaik dari kementerian ekonomi dan perdagangan nasional. 4.1.6 Spatula Kayu Alat tulis khusus yang hanya digunakan dalam menulis seni kaligrafi Islam Tiongkok adalah spatula kayu. Seni kaligrafi Islam di Tiongkok saat ini sering ditulis di atas kertas halus menggunakan spatula kayu. Berbeda dengan kaligrafi yang lain, seni kaligrafi Islam Tiongkok ini tidak hanya menggunakan kuas, bambu/handam atau pun pena. Tetapi juga sering menggunakan spatula yang terbuat dari kayu atau bahan sintetis (plastik). 4.2 Teknik Penulisan yang Digunakan Seni Kaligrafi Islam Tiongkok Dalam istilah kaligrafi Islam ada yang disebut dengan Khat. Seni khat ialah satu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, penyusunannya dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Khat merupakan seni tulisan indah yang mempunyai nilai-nilai kehalusan dan kesenian. Nilainya tinggi karena mudah diubah mengikuti penulisan, bahkan tulisannya seolah-olah mempunyai irama. Khat juga disandarkan pada subjek-subjek yang berkaitan dengan agama dan digunakan untuk menulis ayat-ayat suci dan kata-kata bijak (hukama'). 36 Seni khat berkembang seiring dengan perkembangan seni ukiran, hal ini dapat dilihat dari berbagai macam ukiran tulisan kaligrafi yang terdapat pada benda-benda seperti, ukiran pada porselin, guci, dinding masjid, dan lain-lain. Selain itu, seni khat juga menjadi coretan tulisan indah dengan kehalusan rasa seni dan ketajaman daya pemikiran manusia yang menciptakan seni tulisan sebagai lambang perkataan yang dituturkan. Perbedaannya dengan huruf-huruf lain adalah dari segi keindahannya, mudah diubah, disandarkan kepada perkara yang berkaitan dengan agama dan digunakan untuk menulis ayat-ayat suci. Seni khat juga menjadi bukti interaksi budaya dan penerimaan keagamaan oleh penduduk Tiongkok. Menurut kajian, seni khat awalnya ditemukan di pelabuhan selatan Tiongkok. Skrip khat ini ditemukan pada porselin, batu nisan, dan kraf tangan. Seni khat ini juga mempunyai peranan yang cukup penting bukan hanya memperkaya hasil kesenian, tetapi juga sebagai sarana menyapaikan agama dan menjadi salah satu lambang ajaran Islam. Seni kaligrafi Islam Tiongkok ini sebenarnya menjadi cerminan terhadap sikap, perasaan, pemikiran dan rohani umat Islam. Kesenian Islam ini memberikan pengaruh besar kepada budaya dan peradaban Tiongkok. Asimilasi budaya ini dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan seperti kesenian, kesusastraan, falsafah, ekonomi, politik, dan lain sebagainya yang memperkaya budaya Islam di Tiongkok. (Ann Wan Seng, 2008: 53) Menurut pakar kaligrafi Indonesia bapak Drs.H Didin Sirodjuddin AR mengatakan bahwa, kaligrafi adalah salah satu seni Islam, kaligrafi dibawa ke 37 negeri Tiongkok dan kemudian mengalami adaptasi dengan budaya Tiongkok.17 Khat sebagai hasil seni yang lahir dari budaya masyarakat Islam yang ditampilkan untuk menghiasi kitab, mushaf, majalah, istana, masjid, rumah atau bangunan. Penampilan budaya dan seni ini memberi gambaran kehalusan budi dan rasa umat Islam, sehingga memberi kesan yang mendalam terhadap nilai hidup masyarakat Islam yang mementingkan disiplin, ketekunan, kesungguhan dan ketelitian dalam urusan sehari-hari. Seni khat yang menduduki tempat teristimewa di dalam seni Islam, telah mewarnai dan memperkaya khazanah kesenian dan tamadun Islam. Seni kaligrafi Islam Tiongkok mempunyai keunikan tersendiri, yaitu ditulis dalam bahasa Arab dengan gaya tulisan Tiongkok. Selain memperlihatkan kesucian agama Islam, tulisan seni kaligrafi Islam Tiongkok ini menyimpan berbagai pesan yang tersirat maupun tersurat. Seni kaligrafi Islam Tiongkok memaparkan hubungan yang erat antara manusia dengan sang Pencipta Allah SWT. Tulisan khat Islam Tiongkok/seni kaligrafi Islam Tiongkok kalimatnya mengesakan Allah dan mengandung perintah-perintah suci Allah. Seni Kaligrafi Islam Tiongkok tidak hanya sekedar menjadi hiasan di rumah, masjid, dan lain-lain, tetapi juga menjadi panduan kehidupan umat Islam sehari-hari. (Ann Wan Seng, 2008: 54) Sebagai seni tulis yang melahirkan karya artistik yang bermutu tinggi, kaligrafi memiliki aturan dan teknik khusus dalam pengerjaannya. Secara teknis 17 http://alibabatour.co.id/pameran-kaligrafi html. Diakses pada, 23 Mei 2015. 38 kaligrafi juga sangat bergantung pada prinsip geometri dan aturan tentang keseimbangan. Adapun teknik yang digunakan di dalam menulis seni kaligrafi Islam Tiongkok adalah : 4.2.1 Teknik /gaya khat Shinni Khat Shinni adalah seni khat Tiongkok Islam yang menggabungkan tulisan Arab dengan gaya tulisan Tiongkok. Gaya seni khat Tiongkok Islam umumnya digunakan untuk merujuk kepada seni yang mempunyai bentuk tebal dan menirus. Gaya ornamental yang tulen adalah berasal dari Shinni, yang memepertahankan bulatan-bulatannya, namun mudah diketahui atau ditebak karena ketebalannya dan garis-garis vertical yang membentuk segitiga mutsallats (triangular) dengan dasar perbandingan garis-garisnya horizontal yang tipis/kurus. Salah satu ciri khas dari khat Shinni ini adalah warnanya yang hanya menggunakan warna hitam dan putih, hal ini terkait dengan filosofi budaya Tiongkok "Yin dan Yang", malam dan siang hari. Sebagai warisan budaya dinasti terdahulu, penggunaan warna-warni dianggap mengambil hak kaisar. Sebab penggunaan warna-warni hanya dimiliki dan menjadi hak kaisar. Dalam khat Shinni harus terdapat tiga unsur, yaitu unsur-unsur yang diibaratkan sebagai tulang, daging dan jiwa. Dimana kemampuan dalam memahami tulisan, keindahan dan makna dari setiap goresan yang dibuat dalam tulisan tersebut. 39 Dalam mempelajari seni kaligrafi Islam Tiongkok, tidak hanya mempelajari pada teknik penulisan saja, tetapi juga pada pemilihan warna, bahan tulisan, medium, hingga pena. Selain itu, cara memegang alat tulis kaligrafi pada saat menulis harus sesuai dan benar, karena akan membantu menulis huruf kaligrafi dengan lebih baik. Adapun cara menggunakan alat tulis kaligrafi Islam Tiongkok adalah : 4.2.2 Cara menggunakan alat tulis kaligrafi Teknik atau cara memegang alat tulis seni kaligrafi Islam Tiongkok yang menggunakan alat tulis pena, spatula kayu, dan kuas pada dasarnya sama, yaitu dengan memegang pena pada sudut tetap 30 derajat sampai 60 derajat dengan ujung dari mata pena tersebut harus cukup jauh dari penulis, kemudian pena dipegang ke atas dan arahnya agak miring ke kiri (dengan asumsi memakai tangan kanan). Ketika bagian yang lebar dari mata pena sejajar dengan kertas, akan dihasilkan garis yang lebih tebal, dan ketika tegak lurus, dihasilkan garis yang lebih tipis. Gerakan jari dan tangan harus sesuai, tidak boleh menggerakkan alat tulis terlalu lambat. Hal ini akan mengakibatkan terlalu banyak tinta yang berada di atas kertas dan membuat garis-garis tidak rata. Tinta lalu dibiarkan mengering sebelum menyentuh huruf. Tumit tangan tidak menyentuh kertas, karena dapat menyebabkan tinta tercoreng. Selain itu, gunakan tekanan untuk mengendalikan lebar garis. Tekanan harus ke bawah sedikit lebih keras selama beberapa saat untuk mendapatkan garis yang lebih tebal dan gunakan sentuhan yang 40 sangat ringan untuk membuat garis-garis yang sangat tipis. Begitupun cara menggunakan kuas dan spatula kayu, cara penggunaanya sama dengan menggunakan pena.