COLABORATION OF COORPORATE STRATEGY ECONOMIC TIONGKOK AND INDONESIA: SEBAGAI POWER PLAN ECONOMIC COUNTRY INDONESIA Oleh Harfi Hambani dan Baiq Riyan Anggriani Putri Abstrak Strategi perekonomian negara-negara maju menjadi acuan dalam menggapai struktur ekonomi yang tangguh, perekonomian yang memiliki daya saing, sumber daya manusia berkualitas, ketersediaan infrastruktur, dan kemampuan pembiayaan pembangunan. Salah satu pendekatan strategi perekonomian dimaksud adalah soft power seperti yang dilakukan negara china. Kualifikasi soft power dilakukan melalui cara kerjasama dengan menggunakan kebudayaan, partisipasi dalam organisasi internasional, dan diplomasi. Indonesia memiliki potensi menjalankan pendekatan tersebut yang diakumulasikan sebagai power plan untuk kemajuan perekonomian Indonesia. Eksistensi pencapaian pendekatan ini dengan kolaborasi strategi perusahaan indonesia dan tiongkok. Tujuan penulisan adalah membahas perkembangan kebijakan ekonomi tiongkok dan kemungkinan dampaknya terhadap ekonomi indonesia. Indikator mempengarui ekonomi global yang memungkinkan untuk indonesia dan china memiliki potensi memimpin pertumbuhan ekonomi Asia dan Dunia. Di tinjau dari tingginya tingkat produksi china ditandai dengan predikat ekonomi china nomor satu di dunia, dan tingginya tingkat produksi kebutuhan primer dan energi di indonesia. Keyword : Calaboration, Strategy, Indonesia dan Tiongkok I. PENDAHULUAN Kebijakan pintu terbuka (open door policy) china yang merupakan komponen dari empat pilar: rekonstruksi bidang pertanian, industri dan teknologi, pendidikan serta pertahanan (Puspita, 2014). Membentuk kekuatan baru bagi china sebagai negara dengan perekonomian terbesar dunia akhir abad ini. Dalam kerangka memperkuat eksistensi di level internasional, china pun bergabung dengan World Trade Organization (WTO), dan BRICS yang merupakan singkatan dari Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang diyakini menjadi poros baru perputaran roda ekonomi. Bukan hal yang mustahil bagi china. Kemajuan yang dicapai china ditunjukkan oleh PDB-nya mencapai US$ 7,298 Triliun yang berada pada peringkat 2 dunia. PDB perkapita sebesar US$ 5.325 berada pada peringkat 100 dunia. IPM berada pada peringkat ke 92. Nilai indek persepsi korupsi adalah 39 yang berada pada peringkat ke 80 dunia (Triadmodjo, 2013). Untuk memajukan perekonomian, china menerapankan sistem ekonomi kapitalis, sedangkan politik menggunakan sistem otoriter. Bukan tanpa kendala china dapat menjadi raksasa ekonomi dunia. Namun karena strategi dan pendekatan yang diterapkan menjadikan negara ini cepat beradaptasi dengan persaingan. pendekatan tersebut lebih dikenal dengan istilah soft power. Soft power yang dilakaukan bertujuan untuk mempengaruhi negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, dalam melakukan kerjasama dengan menggunakan kebudayaan, partisipasi dalam organisasi internasional, dan diplomasi. Dalam publikasi Igor Dirgantara yang berjudul “Analisis Cina di Asia Tenggara”, dijelaskan bahwa, Soft power dibangun karena didasari oleh pertimbangan tertentu, yakni : 1. RRT merasa memiliki hubungan khusus dengan masyarakat Asia Tenggara, karena adanya ikatan dengan Tiongkok perantauan. 2. RRT merasa memiliki kedekatan wilayah dengan Asia Tenggara. 3. Adanya hubungan bisnis antara RRT dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara Dalam aktivitas sistem tata pelaksanaan kenegaraan, reformasi di bidang pertanian menjadi langkah pertama untuk kehidupan 800 juta petani yang mendorong petani bekerja lebih keras untuk meningkatkan penghasilan. Disamping itu, melakukan reformasi pedesaan dengan orientasi memperluas dan meningkatkan usaha kecil menengah dan wiraswasta daerah yang dapat menyerap setengah dari tenaga kerja di pedesaan china dan menopang produk ekspor. China juga mengembangkan industri manufaktur sebagai orientasi mengembangkan UKM, penanaman modal asing dibuka seluas-luasnya untuk meningkatkan produksi dan ekspor (http://www.unisosdem.org dalam triadmodjo, 2013). Dengan memperhatikan tantangan dan peluang. Tentunya, Indonesia memiliki komponen-komponen potensi sumber daya yang akan mewujudkan Indonesia menjadi negara maju, layaknya seperti china. Sumber daya alam yang melimpah seperti barang tambang, perikanan, pertanian, kehutanan. Jumlah penduduk sebagai bentuk bonus demografi yang mayoritas berada pada usia produktif. Disamping itu, rata-rata pertumbuhan ekonomi lebih dari 6 persen pertahun, pendapatan perkapita meningkat, kekuatan ekonomi berada pada peringkat 16 dunia bahkan diprediksi tahun 2030 menjadi 7 besar dunia. Kesempatan untuk menjadi negara maju sangat berpeluang dengan memenuhi kualifikasi dan persayaratan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Faisal Basri dalam publikasi antara lain : Indonesia memiliki peluang amat besar untuk lebih cepat menjadi negara maju, ancar-ancarnya sekitar tahun 2025-2030. Untuk menjadi negara maju tersebut dibutuhkan lima syarat utama: struktur ekonomi yang tangguh, perekonomian yang memiliki daya saing, sumber daya manusia berkualitas, ketersediaan infrastruktur, dan kemampuan pembiayaan pembangunan. Berlandaskan hal tersebut. Berpedoman pada negara-negara yang berada pada kawasan asia memberikan kesempatan, manfaat untuk mengoptimalisasikan potensi yang sudah memiliki direction dan formulasi, salah satunya adalah dokumen NAWACITA, MP3EI dan lain-lain. Penulisan paper ini berkiblat pada kebijakan yang sudah didokumentasikan dan pada akhirnya mendapatkan resolusi solutif untuk indonesia. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk membahas perkembangan kebijakan ekonomi tiongkok dan kemungkinan dampaknya terhadap ekonomi indonesia. Ada dua pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam tulisan ini. Petama, dampak perkembangan ekonomi tiongkok bagi indonesia. Kedua, melalui jalur apakah akan mempengaruhi ekonomi indonesia. II. PEMBAHASAN 1. Perkembangan Ekonomi Tiongkok Dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, mencapai 1.314,48 milyar jiwa (National Bureau Of Statistic dalam Moenir, 2010). China dikenal sebagai negara maju di kawasan asia yang menerapakan sistem ekonomi kapitalis, sedangkan politik menggunakan sistem otoriter. Selain itu, china memiliki keunggulan dalam perdagangan internsional, ilmu pengetahuan, indsutri dan teknologi. Berikut identifikasi kemjuan ekonomi china. Tabel 1. Identifikasi Kemajuan ekonomi china Program/kebijakan Reformasi dan Kebijakan Terbuka Potensi Ekonomi Perdagangan Internasional Ilmu Pengetahuan Industri dan Teknologi Pendekatan Kebijakan Baru dan - Reformasi bidang pertanian, industri dan teknologi, pendidikan serta pertahanan. - Kekuatan pasar. 1 milliar customer China dengan mendapat predikat customer telepon tanpa kabel terbesar 1 dunia, menjadi pasar mobil nomor terbesar ketiga di dunia dan sedang melaju menjadi pasar terbesar bagi PC, layanan telkom Broadband, televisi digital. - ketersediaan jumlah tenaga kerja yang begitu besar. - investasi yang begitu besar untuk terus memaksimalkan pembangunan yang ada di China. Strategi zonanisasi sebagai pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dengan berdirinya universitasuniversitas cience terkemuka yang menghasilkan lulusanlulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. 50 pabrik kimia berbeda-beda, yang masing-masing melibatkan investasi paling sedikit 1 milliar USD dalam tahap pembangunan. Sebagai bahan perbandingan, amerika hanya memiliki satu pabrik industri kimia. - Soft power - Diplomasi senyum - Diplomasi publik - Diplomasi bertetangga Sumber: Olahan dari berbagai sumber China merupakan negara yang akan memimpin produksi di Asia, namun di sisi lain, negara tersebut tidak kaya akan sumber daya alam, sehingga tanpa bantuan sumberdaya alam negara lain, akan menghambat proses produksinya. Sedangkan Indonesia merupakan negara penghasil komoditas dan kaya akan sumber daya alam. Whong dan Chan dalam Bary (2013) menyatakan pada jenis barang dan jasa tertentu, juga akan terjadi kompetisi antara China dan Asean, walaupun secara menyeluruh, perdagangan antara China dan Asean saling mendukung perekonomian masing-masing. Selain itu, juga berpendapat untuk membuat perdagangan bebas antara Cina dan Asean, diperlukan perubahan struktur ekspor agar lebih bersifat komplementer, yakni Asean dikonsentrasikan dalam mengekspor barang-barang komoditas primer, untuk mendukung produksi China atas barang-barangnya yang mengalami peningkatan permintaan di sektor industri dan sektor jasa. Sehingga dengan tersirat menunjuk Indonesia karena paling memenuhi kualifikasi sebagai pemasok komoditas primer dan dapat dikatakan paling berpotensi menjadi mitra China. Gambar 1. Peran New Growth Triangle di Dunia Sumber: dikutip dari Bary, 2009 Publikasi Vanzetty dkk dalam Bary (2009) membuat skenario perjanjian regional ASEAN + 3 didalam perdagangan internasional indonesia di masa depan. ASEAN + 3 adalah negara-negara Asean diantaranya Indonesia bersama dengan tiga negara lain yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan. Skenario dibuat kemudian dikelompokkan sebagai percepatan liberalisasi perdagangan internasional Indonesia. Indonesia dengan China mengakibatkan barang ekspor Indonesia akan juga berkompetisi dengan China pada produk-produk yang menggunakan tenaga kerja secara intensif. Hal tersebut menyiratkan, optimalisasi potensi dengan melakukan kerja keras dan tekun, disiplin dan patuh pada peraturan, pendidikan yang baik dan bermutu untuk membentuk SDM berkulitas, pemerintah yang bersih dari KKN harus segera dilakukan untuk mengantisipasi ketertinggalan. 2. Perekonomian Indonesia Diawal pemerintahan baru, langkah konkret strategi indonesia berorientasi pada pembangunan infrasturktur. Adanya infrastruktur yang kuat akan meningkatkan capital in flow yang masuk dengan keras, yang selanjutnya akan bisa digunakan untuk membenahi sektor-sektor yang dapat dijadikan sebagai pondasi untuk perekomian bangsa, yang pada akhirnya akan melahirkan Indonesia yang mandiri, yaitu dengan berbasis pada perekonomian domestik, dan penanaman investor asing dampak dari baiknya infrastruktur yang baik. Berkaca pada salah satu sejarah dunia yang paling diingat. Program New Deal yang pada resesi tahun 1933 diresmikan oleh presiden amerika serikat, Franklin D. Roosevelt. Salah satu misi utama program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pembangunan proyek-proyek infrasruktur dalam skala besar. Tidak butuh sampai 5 tahun untuk melihat hasilnya. GNP ( Gross National Product ) dari $ 68,3 miliar naik menjadi $ 103,9 miliar pada tahun 1937. Begitu juga dengan tingkat pengangguran yang mengalami penurunan dari 25,2 % (dari total tenaga kerja) menjadi 13,8 % pada periode yang sama. Ini semua bukanlah tanpa kendala. Kendala utama yang dihadapi pemerintah adalah masalah biaya. ketua umum kamar dagang dan industri (KADIN), Suryo Bambang Sulistio menyampaikan bahwa dana yang dibutuhkan infrastruktur di indonesia sangat besar, diperkirakan sampai Rp. 1.786 trilun, dimana budget untuk infrastruktur penyediaan listrik dan energi Rp 681 triliun, Rp 326 triliun untuk rel kereta api, Rp 339 triliun untuk jlan raya, dan Rp 242 triliun untuk ICT. Oleh sebab itu, pemerintah perlu menggunakan pembiayaan alternatif dan dari semuanya, skema KPS (kerja sama pemerintah swasta) sebagai solusi untuk permasalahannya Bulan Mei 2012, diadakan IIICE (Indonesia Internasional Infrastructur Conference and Exhibition) sebuah eksibisi yang bertujuan memperkenalkan pada khalayak investor, dalam dan luar negeri mengenai visi pemerintah dalam pembangunan infrastruktur serta regulasi yang mendukung. Berkaca kembali hasil pada tahun 2011, masyarakat indonesia pantas berkecil hati, acara tersebut gagal mewujudkan pengembangan. Namun perlu diperhatikan lagi indonesia sudah jauh lebih mapan. Salah satunya indonesia sekarang dipersenjatai oleh predikat investment grade oleh dua peringkat papan atas dunia (fitch dahulu yang diikuti oleh moody’s). Adanya regulasi baru berkaitan dengan pembebasan lahan, serta perpajakan jelas semakin mengurangi permasalahan yang ada. Bank dunia meluncurkan inisiatif kemitraan the global infrastructure facility yang memobilisasi sektor privat untuk membantu pembanguan infrastruktur. Sejumlah ekonom menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesisa lebih optimal jika infrastruktur memadai. Bahkan ada yang menyebutkan, jika infrastruktur bagus, perekonomian bisa tumbuh 7-8 persen. Karena itu, infrastruktur adalah syarat mutlak untuk mencpai petumbuhan ekonomi sebagaimana target pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain itu, china juga mengatakan ingin membangun bank infrastruktur untuk membantu pembiayaan infrastruktur negara-negara di ASIA. Dengan begitu akan semakin terintegrasi dan saling mempengaruhi perekonomian global. Jalur mempengaruhi ekonomi melalui kerjasama antar negara. Salah satu diantaranya adalah Asia China Free Trade Area (ACFTA). Yang memungkinkan untuk melakukan konsep standarisasi dalam mengantisipasi ketertinggalan. Penetapan standarisasi bermanfaat untuk memastikan keselamatan konsumen dan kepentingan industri domestik. Ancar-ancarnya akhir tahun 2015 pemeberlakukan pasar tunggal Asean. Standarisasi diabaikan, tentunya memicu kecelakaan dibanyak sektor. Sistem standarisasi dimiliki oleh setiap negara. Tentunya memiliki perbedaan. Oleh karena itu memerlukan harmonisasi peraturan. Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetyo menyatakan harmonisasi peraturan di indonesia dengan ketentuan yang berlaku di Asean masih sangat terbatas. Sebagai contoh, piranti listrik dan elektrik indonesia masih berada pada tahap tiga dari enam tahapan (Ikawati Dalam Tinjauan Kompas, 2015). 3. Strategi Indonesia Agar tetap tumbuh di tengah krisis, hemat penulis, ada enam strategi yang bisa kita tempuh. Pertama : optimalisasi sumbeer daya manusia. SDM yang melimpah merupakan modal besar, baik sebagai pasar maupun faktor produksi. Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke-empat di dunia, dengan lapisan muda produktif yang menempati porsi terbesar. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010 penduduk usia produktif indonesia sekitar 157 jiwa atau 66 % dari penduduk dan diperkirakan bertmbah 22,6 juta jiwa pada tahun 2017. puncak produktivitas bonus demografi terjadi antara tahun 2020-2030. Bonus demografi merupakan the window of opportunity (jendela peluang dan kesempatan). Tingkat produktifitas yang tinggi akan linier dengan dengan tingkat kesejahteraan sehingga mendongkrak daya beli dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Berbicara masalah sumber daya manusia (SDM) tentu tidak lepas kaitannya dengan pendidikan di Indonesia saat ini. Pendidikan merupakan Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Namun masih banyak terjdi ketimpangan dalam pendidikan akibat dari kurangnya pemerataan dan banyaknya jumlah pendidikan di Indonesia. Untuk menyelamatkan bonus deografi ini, pendidikan harus diprioritaskan. Realisasi anggaran pendidikan 20 persen sesuai amanat UU harus dipertahankan. Dengan anggaran Rp. 289 triliun pertahun, kita berharap pendidikan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Akses ke SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi terbuka dengan berbagai model bantuan pemerintah seprti BOS, BIDIKMISI dan lain sebagainya. Penddikan, selalu menjadi kunci dalam pembangunan. Kedua : mewujudkan tata ppemerintah yang baik dan bersih. Partisipasi publik dalam setiap kebijakan negara, mutlak dilakukan untuk merealisasi pmerintahan yang baik dan bersih. Masyarakat harus peka untuk terlibat memantau dab menjadi mitra kerja pemerintah. Tidak sekedar mencari borok dan mempolitisasi pemerintah tanpa tawaran solusi. Keteerlibatan masyarakat secara aktif, akan mewujudkan transparansi. Ketiga : menjaga stabilitas iklim investasi. Capaian investmen garde dipastikan memantik pengusaha luar negeri menanamkan modalnya di indonesia. Apa lagi investasi di amerika dan eropa sedang tidak bersahabat. Untuk menjaga iklim investasi, maka pemerintah perlu mengambil langkah efisiensi birokrasi dan perpajakan untuk menurunkan high cost economy, harmonisasi peraturan pussat dan daerah, peningkatan kepatian hukum, peningkatan kebijakan investasi, ketenagakerjaan dan perbaikan infrastruktur. Keempat : optimalisasi pertumbuhan inklusif. Setiap 1 persen angka pertumbuhan ekonomi semestinya mampu menyerap 300.000 tenaga kerja yang artinya bisa menjadi pintu dalam melepas dari jerat kemiskinan. Jika rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen pertahun, maka dalam waktu 4-5 tahun, pengangguaran di indonesia bisa kita hapuskan. Demikian halnya jika pertumbuhan bisa diarahkan pada ekonomi padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. Ekonomi akan tumbuh secara inklusif, bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat sehingga akan memangkas kemiskinan. Faktanya, selama ini ekonomi kita dibangun secara exclusive . di dominasi oleh pemodal. Sektor usaha yang padat modal dan teknologi seperti sektor finansial, migas, pertambangan, telekomunikasi dan teknologi informasi. Sektor ini, rentan terimbas krisis. Apa lagi ketika mengandal ekspor. Sektor padat modal tidak memiliki leverage yang besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan. Masyarakat bawah yang notabanenya merupakan lapisan miskin, sulit terjangkau. Mereka tak bisa berperan banyak. Kelima : desentralisasi pertumbuhan. Secara spasial, data pertumbuhan ekonomin pada triwulan pertama tahun 2011 menunjukkan jika 57,5 persen PDB berasal dari pulau jawa, pulau sumatera sebesar 23,6 persen, pulau kalimantan 9,8 persen, pulau sulawesi 4,5 persen, bali dan nusa tenggara 2,4 persen. Sementara kontribusi terkecil berasal kelompok provinsi di pulau malukun dan papua, yakni sebesar 2,2 persen. Faktor infrastruktur perhubungan atau transportsi diyakini menjadi salah satu penyebab utama ketimpangan itu. Jumlah serta kondisi jalanan, pelabuhan, bandara serta terminal antar kota dan provinsi dikawasan timur indonesia masih jauh tertinggal dengan prasarana infrastruktur di jawasumatera. Pengaruh keterbatasan sarana perhubungan dalam mobilisasi potensipotensi ekonomi sangat signifikan. Harga-harga barang menjadi mahal akibat biaya angkut yang besar sehingga menyebabkan lemahnya nilai kompetitif. Oleh karenya, harus ada strategi pembangunan komprehensif yang sinergi dari hulu ke hilir agar semua potensi bisa dimobilisasi untuk menggerkkan perekonomian. Keenam : merawat kelas menengah. Menurut catatan bank dunia, tahun 2011 indonsia memiliki 134 juta kelas menengah. Yaitu mereka yang mengonsumsi 2 dollar sampai 20 dollar perhari. Kelas menengah merupakan dinamisator ekonomi yang sangat prospektif dan membentuk wajah daya beli domestik yang cukup tinggi. Tak heran jika kontribusi konsumsi domestik menyentuh angka 70 persen dalam komposisi PDB kita. Pasar kelas menengah tentu menarik negara lain. Maka jamaklah kita saksikan produk impor menyerbu pasar indonesia. agar produk dalam negeri kompetitif, maka Standar Nasional Indonesia (SNI) harus diberlakukan secara disiplin. Pelibatan teknologi dalam produksi juga harus dilakukan. Demkian pula kampanye untuk bangga menggunakan produk indonesia, harus masif. Menelaah berbagai informasi dan peluang indonesia, penulis optimis, dengan desain optimlisasi pertumbuhan yang terintegrasi, akan terbukti prediksi berbagai lembaga internasional seperti bank dunia standar chartered bank atau IMF, jika indonesia akan menjadi salah satu kekuatan utama ekonomi dunia pada tahun 2030 atau paling lambat tahun 2050. Telah banyak variabel-variabel yang memperkuat optimisme itu. Oleh karenya, semua elemen bangsa, utamanya pemuda, harus mempersiapkan diri agar menjadi pemain utama, bukan menjadi follower. Walaupun hasil kerja pemerintah belum begitu memuaskan, disatu sisi, semua unsur di negeri ini semestinya mau bersyukur atas usaha keras pemerintah untuk mempertahankan kestabilan ekonomi yang bukan perkara mudah. Situasi seperti saat ini, ketahanan ekonomi indonesia dikategorikan sebagai sebuah pencapaian luar biasa. III. KESIMPULAN Pengamatan di atas memberikan gambaran umum dengan diberlakukannya jalur kerjasama sebagai indikator mempengarui ekonomi global yang memungkinkan untuk indonesia dan china memiliki potensi memimpin pertumbuhan ekonomi Asia dan Dunia. Di tinjau dari tingginya tingkat produksi china ditandai dengan predikat ekonomi china nomor satu di dunia, dan tingginya tingkat produksi kebutuhan primer dan energi di indonesia. Selain itu, populasi dua negara yang sangat tinggi mampu membuat tiga negara tersebut menjaga aktivitas perekonomian dengan hanya ditopang oleh permintaan domestik. Perkembangan ekonomi yang dicapai oleh China sebagai salah satu kekuatan baru dunia tidak terlepas dari beberapa aspek yakni strategi pembangunan dan mitra dagang yang dijalin dengan dunia internasional. strategi pembangunan dengan melakukan zonanisasi daerah. Mitra dagang yang dijalin oleh pemerintahan China diantaranya melalui hubungan perdagangan eksporimpor menunjukkan tren yang positif. Hal ini terlihat dari ekspor China yang mencapai 1.19 trilliun USD dan impor yang mencapai 922 milliar USD. Terlepas dari berbagai potensi yang ada, untuk memaksimalkan potensi perdagangan dan pertumbuhan ekonomi masih perlu melakukan pembenahan dalam berbagai aspek yang menyangkut perekonomian. Harus membenahi mekanisme investasi yang masih menyulitkan investor, permasalahan korupsi yang terbilang masih cukup tinggi dan membebani perekonomian, dan kejelasan serta kemudahan dalam menjalankan bisnis secara umum. DAFTAR PUSTAKA Bary, Pakasa. Prospek Perdagangan Indonesia, Cina dan India Melalui Analisa Gravity Model. 2013. Darini, Ririn; Hum, M. Garis besar sejarah China era Mao. 2012. Desriyanti, Idar. Pengaruh ACFTA (ASEAN-CINA Free Trade Agreement) Terhadap Stabilitas Ekonomi Indonesia. 2012. PhD Thesis. Dirgantara, Igor. 2010. Analisis Cina di Asia Tenggara. Diakses melalui http://oseafas.wordpress.com/2010/02/09/analisis-cina-di-asia-tenggara/. Effendy, Tonny Dian. Non traditional security dan Human security dalam Praktik Demokrasi di Indonesia. Gromico, Andrey; Indriastuti, Suyani; Dwi Erianti, Linda. Ancaman Polusi Lingkungan China Terhadap Human Security di Jepang. 2013. Hamid, Edy Suandi. Akar Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap Indonesia. dalam Jurnal Ekonomi Islam La Riba, 2009, 3.1: 1-11 Suryadinata, Leo. Kebijakan Negara Indonesia terhadap Etnik Tionghoa: Dari Asimilasi ke Multikulturalisme?. Journal Antropologi Indonesia, 2003, 72: 1-12. Hidayat, Ayu Lestari. Kebijakan Soft Power Republik Rakyat Tiongkok (RRT) DI Asia Tenggara. 2015. PhD Thesis. http://bappenas.go.id/node/52/2803/deputi-bidang-ekonomi/ http://economy.okezone.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian http://www.bps.go.id/?news=1008 http://www.ekon.go.id/ http://www.indonesia.go.id/in/kementerian/kementeri-koordinator/kementeriankoordinator-bidang-perekonomian http://www.kemenperin.go.id/artikel/3738/Kadin-Setuju-IJEPA-Dikaji-Ulanghttp://www.presidenri.go.id/index.php/indikator/ Hutabarat, Budiman. Perdagangan Bebas Wilayah ASEAN-China: Implikasinya Terhadap Perdagangan Dan Investasi Pertanian Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 2011, 9.1: 19-31. Indonesia, Bank. Kajian Stabilitas Keuangan. Financial Stability Review, 2013. Muchtar, Adinda Tenriangke. Kebangkitan dan Kebijakan Luar Negeri Cina: Antara Persepsi dan Pilihan. Dewan Redaksi Clara Juwono. Mursito, Agung. Analisis Dampak Langsung Dan Taklangsung Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok. 2015. Pembangunan, Jurnal Ekonomi Studi. Deliberate Inflation pada Kebijakan Desentralisasi Fiskal Jawa Timur dan Dampaknya bagi Pertumbuhan Daerah.JESP, 2009, 1.3. Referensi Internet Safitri, Diana. The Impact Of Economic Growth, Export Performance AND FDI Towards The Number Of Labor Of Manufacturing Sector In Indonesia. Signature, 1.2: 3. Siswosoemarto, Rubijanto. Intelijen Ekonomi Teori Dan Aplikasi. 2012. Tambunan, Tulus. Policy Discussion Paper Series. 2010. Tambunan, Tulus. The sub-regional economic cooperation under the framework of China-ASEAN Cooperation: The Case Study of Indonesian-China “Early Harvest Program”. Tambunan, Tulus. TKN Policy Paper. 2011 Tinjauan Kompas. Menatap Indonesia 2014. 2014. Tinjauan Kompas. Menatap Indonesia 2014. 2014. Tinjauan Kompas. Menatap Indonesia 2015. 2015 Tinjauan Kompas. Menatap Indonesia 2015. 2015 Triatmodjo, Bambang. Menuju Kajayaan Indonesia. 2013. Triatmodjo, Bambang. Menuju Kajayaan Indonesia. 2013. www.academia.edu/.../Kondisi_Perekonomian_Indonesia_dalam_Pengar www.bisnis.com www.kompas.com www.lmfeui.com/data/Proyeksi%20Ekonomi%20Makro%20LM%20FE