19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4. 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pelaksanaan siklus I dan siklus II yang dilakukan penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat hasil belajar siswa tentang perkalian dan pembagian pada siswa kelas II SD Negeri Pungangan 02.Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa tersebut, maka penulis mengumpulkan data hasil belajar siswa. Dari hasil data tersebut dapat diketahui bahwa dari 22 siswa hanya 7 siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 32%, Jadi 15 siswa atau 68% siswa belum memahami materi (belum tuntas), padahal KKM yang ditetapkan sebesar 60. Digambarkan dalam grafik sebagai berikut. Hasil Belajar Matematika Prasiklus 15 10 5 0 Tuntas 32% Belum Tuntas 68% Gambar 4.1 Hasil Belajar Matematika Prasiklus Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi ini, dapat dikatakan pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil. Dari masalah tersebut yang menjadi refleksi penulis salah satunya yaitu dengan metode kerja kelompok dan dengan memanfaatkan media gambar, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman siawa mengenai perkalian dan pembagian sehingga hasil belajar akan meningkat. 20 4.4.2. Deskripsi Hasil Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Tindakan pada siklus I direncanakan selama 4 jam pelajaran dengan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan alokasi waktunya 2 jam pelajaran selama 70 menit. Setiap kali pertemuan proses pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan awal kurang lebih 5 menit, kegiatan inti kurang lebih 50 menit dan kegiatan akhir kurang lebih 15 menit. Pada kegiatan awal bertujuan memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Kegiatan awal antara lain menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan standar kompetensi yang harus dikuasai siswa, menyampaikan pola kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, mengingatkan materi yang telah dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan inti adalah kegiatan pokok yang dilakukan dalam pembelajaran. Dalam setiap pertemuan pada siklus I kegiatan intinya adalah sebagai berikut: (a) guru bersama siswa membentuk kelompok menjadi 5 kelompok; (b) siswa mengamati gambar yang disajikan guru untuk menghitung perkalian dengan cara penjumlahan berulang; (c) siswa bertanya jawab menghitung perkalian dengan cara penjumlahan berulang melalui gambar yang disajikan guru yaitu tentang perkalian bilangan satu dan bilangan nol; (d) secara berkelompok siswa menghitung perkalian dengan cara penjumlahan berulang sambil melihat gambar yang disajikan guru tentang perkalian dengan bilangan satu dan bilangan nol; (e) siswa dengan dipandu oleh guru, membahas hasil kerja kelompok dengan cara bergiliran yang diwakili oleh masing-masing kelompok; (f) siswa mengerjakan perkalian dengan cara penjumlahan berulang tentang perkalian dengan bilangan satu dan bilangan nol; (g) bersama dengan guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa. Kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakuan untuk mengakhiri satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan akhir antara 21 lain merefleksi pambelajaran yang telah dilaksanakan, guru memberikan tugastugas yang harus diselesaikan individu. 2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan proses dua kali pertemuan. Pertemuan 1 dengan melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: (a) guru bersama siswa membentuk kelompok menjadi 5 kelompok; (b) siswa mengamati gambar yang disajikan guru untuk menghitung perkalian dengan cara penjumlahan berulang; (c) siswa bertanya jawab menghitung perkalian dengan cara penjumlahan berulang melalui gambar yang disajikan guru yaitu tentang perkalian bilangan satu dan bilangan nol; (d) secara berkelompok siswa menghitung perkalian dengan cara penjumlahan berulang sambil melihat gambar yang disajikan guru tentang perkalian dengan bilangan satu dan bilangan nol; (e) siswa dengan dipandu oleh guru, membahas hasil kerja kelompok dengan cara bergiliran yang diwakili oleh masing-masing kelompok; (f) siswa mengerjakan perkalian dengan cara penjumlahan berulang tentang perkalian dengan bilangan satu dan bilangan nol; (g) bersama dengan guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa. Pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, sebelum pelaksanaan pertemuan kedua, maka penulis terlebih dahulu merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua penulis melanjutkan materi pada pertemuan pertama yaitu menyampaikan materi pelajaran matematika tentang perkalian dengan penjumlahan berulang Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal diantaranya adalah dengan mengulang pembelajaran yang lalu dengan cara tanya jawab. Adapun pada pertemuan kedua ini dengan melakukan aktivitasaktivitas sebagai berikut: (a) guru bersama siswa membentuk kelompok menjadi 5 kelompok; (b) siswa mengamati gambar yang disajikan guru untuk menghitung perkalian dengan bilangan dua dan bilangan tiga; (c) tanya jawab untuk menghitung perkalian dengan bilangan dua dan bilangan tiga melaui gambar yang disajikan guru; (d) siswa menghitung perkalian bilangan dua dan bilangan tiga melalui kerja kelompok sambil melihat gambar yang disajikan; (e) bersama dengan 22 guru membahas hasil kerja kelompok tentang perkalian dengan bilangan dua dan bilangan tiga dengan cara bergiliran yang diwakili oleh masing-masing kelompok; siswa mengerjakan perkalian dengan bilangan dua dan bilangan tiga; (f) guru bersama siswa mencocokkan hasil pekerjaan siswa; untuk mengakhiri pada pertemuan dua ini, siswa membuat gambar cetak ekspresi dengan berbagai cetakan. 3. Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung, pengamat/observer merekam jalannya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Dari lembar observasi tersebut didapat hasil (data terlampir) diantaranya adalah kurangnya pemberian masukan oleh guru terhadap hasil jawaban siswa, siswa yang aktif dalam kerja kelompok hanya didominasi oleh siswa yang pandai, sementara siswa yang kurang cenderung masa bodoh, sedangkan yang menjadi keberhasilan siklus I ini adalah siswa berani bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya, siswa kelihatan bersungguhsungguh dalam memperhatikan pelajaran saat guru menjelaskan materi pelajaran. Pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan pembelajaran yang terakhir pada siklus I, dimana dalam pembelajarannya menekankan berbagai ulasan atau upaya dari kegagalan pada pertemuan sebelumnya. Dari hasil pengamatan tersebut maka penulis kembali berdiskusi mengenai pengoptimalan pembelajaran dengan pengamat.Hasil dari diskusi tersebut dan yang menjadi refleksi pada pertemuan kedua adalah guru memberi masukan terhadap hasil jawaban siswa, dalam berdiskusi seharusnya lebih banyak siswa yang terlibat aktif tidak hanya didominasi oleh siswa yang pandai saja. Keberhasilan tindakan pada siklus I yang terdiri dari dua pertemuan adalah meningkatnya ketuntasan hasil evaluasi siswa, dimana pada kondisi awal hanya 32%. yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 58% yaitu menjadi 90% yang sudah mencapai ketuntasan 23 belajar yaitu sejumlah 20 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, dan 2 siswa yang belum tuntas. 4. Refleksi Dari data tersebut dari 22 siswa yang sudah tuntas 20 siswa dan yang belum tuntas 2 siswa. Bila dibandingkan dengan sebelum diadakan kegiatan perbaikan sudah ada peningkatan hasil belajar matematika tentang perkalian dengan cara penjumlahan berulang yang sebelumnya hanya 7 siswa yang mencapai ketuntasan belajar menjadi 20 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, yaitu terjadi peningkatan sebesar 58 %. Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung hampir sebagian besar siswa cukup respon mengikuti jalannya pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, berani tampil untuk memaparkan hasil kerja kelompok, dan melaksanakan tugas yang diberikan secara individu. Walaupun masih ada siswa yang masih kurang sepenuhnya perhatian pada pembelajaran, karena pada saat diskusi kelompok masih didominasi oleh siswa yang pandai saja, sementara siswa yang lain cenderung masa bodoh. Dalam menyampaikan pembelajaran guru sudah sesuai dengan rencana.Untuk dua siswa yang belum tuntas menurut pengamatan kami dikarenakan karena kurangnya perhatian dalam belajar, siswa cenderung ramai sendiri. 4.4.3. Deskripsi Siklus II 1. Perencanaan Pada siklus II ini pembelajaran matematika tentang pembagian dilaksanakan dua kali pertemuan, dengan indikator: (a) mengenal pembagian sebagai pengurangan berulang; (b) menghitung pembagian dengan bilangan satu. 2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran pada siklus II, pertemuan pertama guru mengajarkan dengan melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: (a) guru bersama siswa membentuk kelompok menjadi 5 kelompok; (b) siswa mengamati gambar yang 24 disajikan guru untuk menghitung pembagian dengan cara pengurangan berulang; (c) siswa melakukan tanya jawab untuk menghitung pembagian dengan cara pengurangan berulang melalui perga gambar yang disajikan guru, tentang pembagian dengan bilangan satu; (d) siswa menghitung pembagian dengan cara pengurangan berulang melalui kerja kelompok, sambil melihat gambar yang disajikan guru tentang pembagian dengan bilangan satu; (e) bersama dengan guru, siswa membahas hasil kerja kelompok tentang pembagian dengan cara pengurangan berulang dengan cara bergiliran yang diwakili oleh masing-masing kelompok. 3. Pengamatan Pada siklus II pembelajaran dapat belangsung sesuai dengan rencana. Guru melakukan variasi dalam pembelajaran dengan cara siswa berkelompok untuk maju ke depan mengerjakan soal yang berkaitan dengan pembagian dengan cara pengurangan berulang. Dengan cara demikian siswa terlihat senang dan lebih fokus dalam mengerjakan soal dan cepat-cepat ingin menyelesaikan soal tersebut dengan benar supaya tidak ketinggalan dengan kelompok lain. Tiap kelompok secara bergiliran maju ke depan untuk menyelesaikan soal. 4. Refleksi Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada siklus ini adalah tercapainya kriteria ketuntasan minimal, pembelajaran menjadi lebih optimal dengan adanya kerja kelompok dan siswa maju secara berkelompok untuk mengerjakan soal, sehingga pemahaman siswa menjadi meningkat, hasil belajar siswapun menjadi meningkat. 4.4.4. Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dengan penjelasan prasiklus, siklus I dan siklus II. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 25 1. Kondisi awal (Prasiklus) Deskripsi prasiklus disajikan sesuai dengan data tes formatif siswa yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Paparannya sebagai berikut: Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar Matematika Pada Prasiklus No Kategori Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Tuntas dengan nilai 7 32 2 Tidak tuntas dengan skor 14 68 Dari tabel tersebut dapat dilihat hasil evaluasi matematika tentang perkalian dan pembagian kelas II semester I sebelum kegiatan yang mendapat nilai memenuhi KKM hanya 7 siswa (32%), sedangkan 15 siswa (68%) belum mencapai ketuntasan yaitu belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 60. Hasil evaluasi matematika sebelum kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan bila disajikan pada gambar 4.2adalah sebagai berikut. Hasil Tes Formatif Matematika Prasiklus 10 8 6 4 2 0 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 Gambar 4.2 Hasil Tes Formatif Matematika Prasiklus 26 Dari gambar 4.2 tersebut dapat dilihat hasil evaluasi matematika tentang perkalian kelas II semester 2 pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, dari 22 siswa yang memperoleh nilai nilai 50 – 59 ada 7 siswa, nilai 60 – 69 ada 5 siswa, nilai 70 – 79 ada 7 siswa, nilai 80 - 89 ada 3 siswa. 2. Siklus I Setelah perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan, maka hasil evaluasi yang diperoleh pada akhir siklus I mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Matematika Pada Siklus I No Kategori Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Tuntas dengan nilai 20 90 2 Tidak tuntas dengan skor 2 10 Hasil evaluasi matematika tentang perkalian pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I bila disajikan pada gambar 4.3 adalah sebagai berikut. Hasil Tes Formatif Matematika Siklus I 10 5 0 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 Gambar 4.3 Hasil Tes Formatif Matematika Siklus I Dari gambar4.3tersebut dapat dilihat hasil evaluasi matematika tentang perkalian kelas II semester 2 pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, 27 dari 22 siswa yang memperoleh nilai nilai 50 – 59 ada 7 siswa, nilai 60 – 69 ada 5 siswa, nilai 70 – 79 ada 7 siswa, nilai 80 - 89 ada 3 siswa. 3. Siklus II Setelah selesai perbaikan pembelajaran siklus II, maka hasil evaluasi pada akhir siklus II mengalami peningkatan, seperti yang ada pada tabel 4.3 berikut. Dari tabel 4.3 tersebut dapat dilihat hasil evaluasi matematika tentang pembagian dengan meminjam kelas II semester 2 pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, dari 22 siswa yang memperoleh nilai 60 – 69 ada 5 siswa, nilai 70 – 79 ada 1 siswa, nilai 80 - 89 ada 7 siswa dan nilai 90 – 100 ada 9 siswa. Hasil evaluasi matematika tentang pembagian pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II bila disajikan dalam gambar 4.4 adalah sebagai berikut. Hasil Tes Formatif Matematika Siklus II 7 6 5 4 3 2 1 0 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100 Gambar 4.4 Hasil Tes Formatif Matematika Siklus II Dari gambar 4.4tersebut dapat dilihat hasil evaluasi matematika tentang pembagian dengan meminjam kelas II semester 2 pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, dari 22 siswa yang memperoleh nilai 60 – 69 ada 5 siswa, nilai 70 – 79 ada 1 siswa, nilai 80 - 89 ada 7 siswa dan nilai 90 – 100 ada 9 siswa. 28 4. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus Uraian Ketuntasan Belajar Prasiklus Siklus I Siklus II 32% 90% 100% Dari tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan tingkat ketuntasan belajar matematika tentang perkalian dan pembagian dari kondisi prasiklus yaitu 32% pada siklus I 90% sehingga terjadi peningkatan 58% dan siklus II 100%, hal ini berarti meningkat 10% dari siklus I. Hasil tersebut disajikan pada gambar 4.5 adalah sebagai berikut. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 4.5 Perbandingan Keadaan Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 4.2. Pembahasan Tiap Siklus a. Siklus I Pada pembelajaran sebelum perbaikan yang hanya mengandalkan metode ceramah dengan menyisipkan sedikit tanya jawab, kurang melibatkan siswa dalam 29 proses pembelajaran sehingga hasil yang dicapai pada pembelajaran tersebut siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai > 60 hanya 32% Dari hasil tersebut penulis bermaksud untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian dan pembagian pada siswa kelas II SD Negeri Pungangan 02 dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan metode yang bervariatif pada pembelajaran berikutnya. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I penulis melaksanakannya dari menyusun rencana perbaikan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok.Metode kerja kelompok merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem, dimana para anggota kelompok dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama, dalam kelompoknya bekerjasama untuk memecahkan persoalan yang timbul dalam hal ini adalah tentang perkalian dan pembagian. Dalam metode kerja kelompok guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang berusaha untuk mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan metode kerja kelompok pembelajaran akan lebih efektif dan efiseien, setelah pelaksanaan tes formatif kami nilai dan kami analisis, ternyata proses perbaikan pembelajaran siklus I dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa yaitu siswa yang mengalami tuntas belajar yaitu 90%. b. Siklus II Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I maka penulis mendiskusikan kepada pengamat mengenai berbagai kelemahan dari pembelajaran tersebut. Dari lembar pengamatan tersebut didapat diantaranya adalah dengan kerja kelompok siswa menjadi lebih aktif sehingga siswa banyak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, keberanian siswa dalam bertanya sehingga kegiatan pembelajaran terasa lebih bermakna. Setelah guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada siklus II ini adalah tercapainya ketuntasan belajar, pembelajaran 30 lebih bermakna, banyak siswa yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, siswa lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran, dengan metode kerja kelompok siswa menjadi aktif sehingga hasil belajar meningkat. Berpijak dari refleksi dan observasi teman sejawat di atas, kami melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan mengoptimalkan pelaksanaan kerja kelompok.Tujuan metode kerja kelompok (dikemukakan oleh MoedjionoCs: 1991/1992), yaitu untuk mengembangkan pikiran yang kritis, sikap demokratis, pengembangan sosio emosional. Setelah evaluasi pembelajaran siklus II kemudian kami nilai dan kami analisis ternyata hasilnya meningkat lagi, dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 68,40 pada siklus I meningkat 14,78 sehingga menjdi 83,18 pada siklus II sedangkan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 100% yaitu meningkat sebesar 10% pada perbaikan pembelajaran siklus II, dimana pada siklus I tingkat ketuntasan mencapai 90%. Dengan mengamati nilai ketuntasan ini berarti hasil yang dicapai pada proses perbaikan pembelajaran siklus II sudah mencapai hasil yang diinginkan.