Buletin Bulanan Kemanusiaan Indonesia Edisi 10 | 01 – 31 Oktober 2012 Dalam edisi ini Ikhtisar kejadian bencana P.1 SOROTAN Kesiapsiagaan & respon bencana P.3 • Peningkatan jumlah kejadian Pendanaan P.3 dan dampak bencana di bulan Oktober 2012 TNI dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan kejadian dan dampak bencana alam di bulan Oktober 2012 • Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung mengakibatkan lima Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung berdampak pada 6,784 orang kematian dan berdampak pada 6,700 orang. • Konferensi Tingkat Menteri se-Asia Pasifik tentang Pengurangan Risiko Bencana yang ke-5 Dalam dua bulan terakhir, banjir, tanah longsor dan angin puting beliung masih tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bencana alam yang paling sering terjadi. Di bulan Oktober, ketiga macam bencana alam tersebut berdampak pada 6,784 orang, hampir 50 persen peningkatan dari bulan-bulan sebelumnya. 25 kejadian bencana dicatat di bulan Oktober, dibandingkan 10 bencana di bulan 1 September. mendorong upaya pengurangan risiko bencana yang lebih kuat. ANGKA-ANGKA Bencana alam (Okt.) Bencana alam 25 Total populasi terdampak 6,784 Korban 5 PENDANAAN Humanitarian Response Fund 531,236 Dana yang belum terpakai (US$) Source: OCHA & BNPB Meskipun persentasi kejadian banjir dan angin puting beliung lebih dari 80 persen dari semua kejadian bencana, jumlah korban (2 orang) lebih rendah daripada yang disebabkan oleh tanah longsor yang terjadi hanya 4 kali selama bulan Oktober. Ttanah longsor di Jawa Barat dan Jawa Timur menyebabkan tiga kematian. Banjir dan angin puting beliung menghantam sejumlah kabupaten di sebagian besar pulau-pulau besar di 1 Perlu dicatat bahwa angka-angka ini bersifat indikatif dan dapat berubah sesuai dengan perbaikan yang dilakukan oleh Pemerintah. Bulletin Kemanusiaan Indonesia | 2 Angin puting beliung mulai menghantam beberapa area di pulau Jawa dan menyebabkan dampak yang tinggi kepada masyarakat Indonesia: Sumatera, Jawa, Kalimatan, Sulawesi dan Papua. Tidak ada kerusakan signifikan yang ditemukan pada infrastruktur dalam bencana alam yang relatif berskala kecil di bulan Oktober. Sekitar 350 orang diungsikan sementara karena banjir di Sumatera Utara dan angin puting beliung di Sulawesi Tenggara. Ratio dampak-bencana di bulan Oktober 2012 Dibandingkan tahun 2011, frekuensi bencana alam di tahun 2012 lebih sedikit tetapi berdampak lebih tinggi. 62 kejadian bencana yang terjadi di bulan Oktober 2011 berdampak pada 136 orang dibandingkan dengan 25 kejadian bencana berdampak pada pada 6,784 orang di bulan Oktober 2012 – dengan rasio dampak-bencana 1:271. Pada bulan Oktober 2012, bencana alam paling sering terjadi di pulau Jawa, area yang paling padat populasinya di Indonesia. Sebelas bencana menghantam Jawa di tahun 2012 dibandingkan tujuh kejadian bencana di tahun 2011. Data juga memperlihatkan angin puting beliung mulai banyak terjadi di beberapa area di Jawa. Source: OCHA & BNPB Gempa bumi Penurunan angka gempa bumi terjadi di Oktober 2012 dibanding Oktober 2011. Getaran berkekuatan 5 Skala Richter keatas terjadi 29 kali di Oktober 2012 dibandingkan 34 kali di bulan Oktober 2011. Frekuensi gempa bumi tertinggi di Papua, Papua Barat dan Sulawesi Utara. Dua gempa bumi kuat dengan kedalaman 10 km terjadi pada bulan ini. Gempa bumi 6.3 SR terjadi di Sulawesi Utara dan 7 SR di Papua. Tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan dari kedua gempa bumi tersebut. Source: OCHA & BMKG Gunung berapi Selama bulan ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status tiga buah gunung berapi dari tingkat IV ke tingkat III: Rokatenda di http://ochaonline.un.org/indonesia | www.unocha.org United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) • Coordination Saves Lives Bulletin Kemanusiaan Indonesia | 3 Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur; Sangeang Api di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat; dan Raung di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Karena aktivitas ketiga gunung berapi ini, PVMBG meminta kepada komunitas untuk tidak berada di dalam area dengan radius antara 2.5 sampai 5 kilometer dari kawah. Pada 9 Oktober, status Gunung Gamalama diturunkan dari Tingkat III ke tingkat IV. Tanggap Bencana dan Kesiapsiagaan Deklarasi Yogyakarta menandai komitmen negara-negara Asia Pasifik untuk upaya pengurangan risiko bencana yang lebih kuat Konferensi Tingkat Menteri se-Asia Pasifik tentang Pengurangan Risiko Bencana yang ke-5 (AMCDRR) dihadiri oleh sekitar 2,000 orang termasuk 18 kementerian dari Negaranegara Asia Pasifik menghasilkan deklarasi yang dikeluarkan oleh kepala pemerintah, menteri-menteri, kepala delegasi, untuk; (i) berpatisipasi penuh pada konsultasi untuk Agenda Pembangunan dan kerangka kerja PRB pasca-2015; (ii) mengintegrasikan pengurangan risiko bencana tingkat lokal dan adaptasi perubahan iklim ke dalam perencanaan pembangunan nasional; (iii) mendukung penilaian risiko lokal dan pembiayaan; (iv) memperkuat tata kelola risiko lokal dan kemitraan; (v) membangun ketahanan masyarakat lokal ; (vi) mengidentifikasi tindakan-tindakan akuntabilitas untuk pelaksanaan komitmen pasca-2015 kerangka kerja PRB yang lebih efektif, komitmen politik untuk menjalankan kegiatan pada semua tingkat, kesadaran, pendidikan dan akses publik terhadap informasi; (vii) membangun dan mempertahankan kapasitas dan mandat hukum dari pemerintah pusat dan lokal serta sektor swasta untuk mengintegrasikan PRB dalam perencanaan penggunaan lahan dan infrastruktur bangunan tahan bencana dan (viii) menerapkan isu lintas sektoral, seperti kerentanan sosial-ekonomi, gender, dan disabilitas, kapasitas usia dan keragaman budaya. Sementara itu, Pemerintah Indonesia melanjutkan upaya respon bencana berskala kecil yag terjadi di dalam negeri dan memperkuat kesiapan kapasitas kesiapsiagaan bencana. Pelatihan Kaji Cepat dan Koordinasi Bencana (K2B) yang merujuk pada UNDAC dilaksanakan pada awal bulan, dihadiri oleh 40 peserta dari BPBD tingkat kabupaten/kotamadya, SRC-PB dari timur dan barat wilayah Indonesia serta BNPB. Pelatihan K2B ini juga difasilitasi oleh komunitas internasional seperti OCHA, UNHCR, ECB dan AIFDR. Pada akhir bulan, Kepala BNPB memberlakukan dua peraturan mengenai relawan dan konsep desa/kelurahan tangguh terhadap bencana . Pelatihan juga dilakukan untuk SRC-PB wilayah timur dan barat Indonesia. Pemetaan merupakan salah satu prioritas dan BNPB melakukan 2 aktivitas untuk membangun kapasitas BNPB dan BPBD dalam masalah ini. Pendanaan Humanitarian Response Fund (HRF) Pada akhir Oktober 2012, terdapat 8 proyek HRF yang sedang berjalan di Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah dan Maluku. Karena tidak ada proyek baru yang disetujui pada periode ini, dana yang belum dialokasikan bernilai sejumlah $531,236. Pada 5 – 9 November, tim evaluasi global berkunjung ke Indonesia, sebagai salah satu dari 12 negara dimana Emergency / Humanitarian Response Funds beroperasi. Tim evaluasi bertemu dengan pemerintah, lembaga donor, anggota dewan HRF dan LSM. Laporan dari evaluasi ini diharapkan akan tersedia pada Desember 2012. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Rajan Gengaje, Head of Office, [email protected], Tel. (+62) 21 3141308 ext. 215 Titi Moektijasih, Humanitarian Affairs Analyst, [email protected], Tel. (+62) 811 987614 Buletin kemanusiaan OCHA dapat diunduh di www.unocha.org | www.reliefweb.int http://ochaonline.un.org/indonesia | www.unocha.org United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) • Coordination Saves Lives Snapshot Kemanusiaan Indonesia (Oktober 2012) Indonesia Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung terus dicatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai bencana alam yang paling sering terjadi Snapshot ini dibuat berdasarkan informasi yang disediakan oleh badan-badan PBB, Pemerintah Indonesia, LSM nasional dan internasional, ASEAN dan laporan media. ACEH RIAU ISLANDS EAST KALIMANTAN NORTH SUMATERA NORTH SULAWESI NORTH MALUKU WEST KALIMANTAN RIAU WEST SUMATERA JAMBI GORONTALO CENTRAL KALIMANTAN BANGKA BELITUNG ISLANDS SOUTH SUMATERA BENGKULU WEST SULAWESI CENTRAL SULAWESI SOUTH KALIMANTAN SOUTH SULAWESI LAMPUNG DKI JAKARTA WEST PAPUA MALUKU SOUTH EAST SULAWESI PAPUA WEST JAVA BANTEN CENTRAL JAVA EAST JAVA DI YOGYAKARTA Legenda: BALI WEST NUSA TENGGARA EAST NUSA TENGGARA Titik gempa bumi diatas 6.0 SR Titik gempa bumi dari 5.0 sampai dengan 6.0 SR Sumber Peta dasar: OCHA, Pemerintah Indonesia, BNPB and Badan Informasi Geospatial Disclaimer: Materi yang dipergunakan dan dipresentasikan di peta ini tidak mewakili pengekspresian opini apapun dari pihak Sekretariat PBB mengenai status hukum negara, kota wilayah, atau daerah atau otoritasnya, atau mengenai batas-batas wilayah atau perbatasan. Banjir 61-- 13 12 March Feb Tanah Longsor 6 - 12 Feb 2 Meninggal 5115 Populasi terdampak Jumlah bencana alam per Provinsi 3 Meninggal Sumatra Utara 2.5 2.0 Sulawesi Selatan Jambi 3.0 1.5 1.0 Jawa Tengah Jawa Papua Barat Sumatra Barat 0.5 0.0 1669 Populasi terdampak Jumlah bencana alam per Provinsi Kalimantan Timur Sumatra Barat Gunung Api Angin Puting Beliung 3.0 Jawa Barat 2.5 2.0 1.5 Jawa Timur 1.0 0.5 0.0 Jumlah bencana alam per Provinsi Jawa Barat 3.0 Jawa Tengah 2.5 2.0 Telah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gn. Bromo di Jawa Timur dan Gn. Lokon di Sulawesi Utara. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah meningkatkan status Gn. Bromo ke level 2, tetapi tetap mempertahankan level 3 pada Gn Lokon. Menyusul peningkatan aktivitas Gn. Raung di Jawa Timur pada tanggal 22 Oktober, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meaikan status siaga Gn. Raung dari tingkat 2 ke 3 dan menyarankan masyarakat yang tinggal disekitar Gn. Raung untuk menjauh di 3 Km dari kawah. 1.5 Riau 1.0 Kalimantan Barat Papua Barat 0.5 0.0 UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia Menara Thamrin 10th Fl., Jl. M.H. Thamrin No.3, Jakarta 10250 Tel. 62 21 314 1308, Fax. 62 21 319 00 003