Monthly Humanitarian Bulletin Indonesia Issue 04 | 01 – 30 April 2012 Dalam edisi ini Ikhtisar kejadian bencana P.1 Kesiapsiagaan bencana P.3 SOROTAN Pendanaan P.4 • Aktivitas seismik meningkat pada bulan April 2012 dan termasuk sebuah gempa UNICEF berkekuatan 8.3 dan gempa susulan yang besar di Aceh. • Sekitar 5,000 orang terdampak banjir, longsor dan angin puting beliung – sebuah pengurangan yang signifikan dari bulan sebelumnya. • HRF menyetujui pendanaan sebesar US $ 253.000 untuk tiga proyek baru menangani kebutuhan masyarakat yang terkena dampak angin puting beliung. Pulau Simeulue diguncang gempa berkekuatan tinggi dan menyebabkan kerusakan yang besar Aktivitas seismik meningkat tajam pada bulan April 2012 dan termasuk dalam gempa kuat yang mengguncang Pulau Simeulue yang terletak di lepas pantai selatan Provinsi Aceh pada tanggal 11 April. Gempa bumi, berukuran 8,3 skala Richter (USGS), terjadi pada pukul 15.38 waktu setempat, diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 8,1 skala Richter dua jam kemudian. Tidak ada kerusakan yang signifikan atau kematian yang disebabkan langsung oleh gempa tersebut ataupun sejumlah gempa susulan. Peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh Pemerintah untuk seluruh pantai barat Sumatera, ditarik pada malam harinya, sehingga memungkinkan bagi warga yang dievakuasi untuk kembali ke rumah pada keesokan pagi harinya. Seismolog menyebutkan bahwa meskipun kekuatan gempa besar, gempa tidak menyebabkan tsunami karena gempa ini berasal dari dari gerakan horisontal lempeng tektonik. Gempagempa yang dinamai strike-slip earthquakes ini biasanya sedikit kemungkinan untuk memicu gelombang pasang besar dari gempa akibat pergerakan lempeng vertikal. Dengan total 95 gempa bumi dengan kekuatan 5.0 ke atas yang tercatat di bulan April, lebih dari tiga kali lipat jumlah gempa bumi dengan skala yang sama dari bulan sebelumnya. Gempa susulan dari gempa 11 April menyumbang hampir dua pertiga dari angka itu. ANGKA-ANGKA Sekitar 70 persen dari gempa bumi yang dicatat pada bulan ini terjadi di Pulau Sumatera, yang berada pada batas dari India / Australia dan lempeng Eurasia tektonik. Bencana Alam (Apr.) Kejadian bencana alam Aktivitas seismik dan vulkanik meningkat di bulan April 51 Total populasi terdampak 4,927 Mengungsi 3,668 Gempa dengan kekuatan 5.0 atau lebih Skala Richter di April 2012 PENDANAAN Humanitarian Response Fund 253,092 Dikeluarkan di bulan April 2012 (US$) Source: OCHA & BMKG 800,150 Saldo (US$) Indonesia Humanitarian Bulletin | 2 Sekitar 5,000 orang terkena dampak banjir, tanah longsor dan angin puting beliung di bulan April, dibandingkan dengan 111,000 orang di bulan Maret 2012 Aceh, yang terletak di ujung utara Sumatera, menerima dampak terburuk dari tsunami tahun 2004 yang dipicu oleh gempa berkekuatan 9,0 di sepanjang garis patahan yang sama. Sejak Januari 2012, ada sedikitnya 130 gempa bumi berkekuatan 5.0 ke atas, dibandingkan dengan 92 gempa bumi selama kuartal pertama tahun 2011. Aktivitas vulkanik pada Gunung Lokon meningkat Gunung Lokon meletus pada tanggal 24 April, setelah beberapa hari sebelumnya aktivitas vulkanik gunung tersebut meningkat. Letusan yang disertai dengan tremor dirasakan dalam radius km 5 dari Kawah Tompuloan, yang terus meletus secara sporadis selama seminggu setelahnya. Sementara populasi sekitarnya berada dalam status siaga, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mempertahankan tingkat peringatan dini Gunung Lokon di tingkat 3. Kota Tomohon, yang berjarak sekitar 6 km dengan populasi sejumlah 260.000 orang, adalah pemukiman yang terdekat dengan kawah. Penerbangan tidak terpengaruh oleh letusan. Letusan gunung sebelumnya terjadi pada bulan Februari 2012 dan pada saat itu melnyemburkan abu sampai sekitar 2 km ke udara namun tidak ada konsekuensi yang besar. Gunung Semeru, yang terletak di Jawa Timur, juga mengalami aktivitas vulkanik yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir, meskipun tetap pada tingkat siaga 3. Letusan terakhir terjadi pada Februari 2012. Pada tanggal 30 April, terdapat empat gunung berapi di tingkat siaga III dan 15 gunung berapi di tingkat siaga II di Indonesia. Banjir, tanah longsor dan angin puting beliung menurun Hampir sekitar 5,000 orang merasakan dampaknya pada bulan April, dibandingkan dengan 111.000 orang pada bulan Maret 2012 Sekitar 4.927 orang terkena dampak banjir, tanah longsor dan angin puting beliung selama bulan April, menurut statistik dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Frekuensi bencana dan jumlah populasi terdampak yang berkurang secara signifikan di daerah-daerah yang rentan dibandingkan bulan sebelumnya mencerminkan (di antara faktorfaktor penentu lainnya) akhir dari musim hujan di daerah-daerah yang biasanya rawan terkena bencana. Banjir yang dipicu oleh hujan terus menerus, menyebabkan tiga korban dan 3.650 orang sementara mengungsi. Sedikitnya 26 insiden laporan banjir yang mempengaruhi sebagian besar di Provinsi DKI Jakarta, Sulawesi dan Bengkulu. Banjir merendam 550 rumah dan merusak 30 hektar sawah padi di Bengkulu; menyebabkan perpindahan sementara dari 850 orang di Kecamatan Kebayoran dan 500 orang di Kecamatan Cengkareng di Jakarta, dan, merendam 370 rumah di tiga kecamatan di Sulawesi. Jumlah banjir merupakan yang terendah sejak Januari 2012, sedangkan total untuk kuartal pertama 2012 adalah kurang dari setengah angka untuk periode yang sama pada tahun 2011. Tipe-tipe bencana: kwartal pertama 2012 dibandingkan dengan kwartal pertama 2011 Source: OCHA & BNPB Indonesia Humanitarian Bulletin | 3 Sistem peringatan dini bekerja relative baik selama gempa Simeulue, walaupun masih ada beberapa tantangan Longsor dan dampaknya juga berkurang tajam pada bulan April. Delapan belas orang mengungsi sementara setelah 12 insiden tanah longsor yang umumnya terjadi di Jawa Barat. Selama bulan sebelumnya, 3.822 orang terkena dampak 32 catatan tanah longsor di seluruh negeri. Walaupun begitu, secara kumulatif, tanah longsor lebih sering terjadi dan mempengaruhi lebih banyak orang daripada kuartal pertama tahun lalu. Angin puting beliung menyumbang seperempat dari kejadian bencana yang terjadi pada bulan April, tetapi hanya 5 persen dari populasi yang terkena dampak total. Daerah di Jawa Tengah menanggung akibat dari 12 insiden angin puting beliung, dengan lebih dari satu lusin rumah mengalami rusak berat, dan sejumlah rumah lainnya mengalami rusak sedang hingga ringan. Fenomena dan dampaknya terhadap populasi berkurang drastis dari 89 insiden dan 38.000 orang terkena dampaknya menurut catatan di bulan Maret 2012. Pemerintah melakukan respon bencana untuk populasi terdampak secara memadai Pemerintah memimpin dan mengelola respon terhadap berbagai bencana yang terjadi pada bulan April. Sebuah peringatan tsunami dikeluarkan beberapa saat setelah bencana 11 April dan Pemerintah mengirimkan tim kaji cepat ke area tersebut. BNPB dan BASARNAS, Badan Nasional Search and Rescue, mengerahkan tim reaksi cepat untuk mengkaji dan memantau situasi, sedangkan militer dan institusi lainnya bersiapsiaga untuk memberikan dukungan. Peringatan tsunami dicabut enam jam setelah gempa bumi dan sebagian besar penduduk yang dievakuasi kembali ke rumah pada hari berikutnya. Letusan Gunung Lokon tidak memicu evakuasi, tetapi lembaga bencana provinsi dan kabupaten manajemen mengembangkan rencana evakuasi sebagai tindakan kesiapsiagaan. Di Kota Tomohon, pihak berwenang mengumumkan siaga darurat selama sebulan. Populasi yang terkena banjir, tanah longsor dan angin puting beliung menerima bantuan yang memadai melalui badan-badan lokal Pemerintah penanggulangan bencana (BPBD) tanpa membutuhkan dukungan internasional. BPBD, didukung oleh pemerintah dan beberapa organisasi non-pemerintah, menyediakan tempat penampungan sementara, bantuan berupa makanan dan non-makanan, serta membersihkan puing-puing yang tertinggal. Di Kecamatan Batik Nau Kecamatan Provinsi Bengkulu, banjir mendorong pemerintah lokal untuk menyatakan keadaan darurat selama 10-hari. Kesiapsiagaan dan peringatan dini bencana Sistem peringatan dini tsunami diuji dengan gempa Simeulue Gempa kuat di Pulau Simeulue dan gempa susulan besar lainnya menguji kapasitas peringatan dini dan kesiapsiagaan Pemerintah. Kebanyakan orang di daerah yang terkena dampak menerima pemberitahuan pesan teks pada ponsel mereka dan mereka segera pindah ke tempat yang lebih tinggi setelah gempa. Peringatan lebih lanjut datang dari sirene yang terpasang di Sumatera sebagai bagian dari sistem peringatan dini yang dipasang setelah tsunami yang menyebabkan kehancuran di tahun 2004. Sistem pengukur pasang surut air laut diposisikan di sepanjang garis pantai, deteksi buoy tsunami yang ditambatkan lepas pantai, dan monitor seismik mengirimkan peringatan ke pihak berwenang. Populasi yang tinggal di daerah terpapar resiko tersebut kemudian diperingatkan oleh Badan Nasional Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui pesan teks telepon selular, sementara para pejabat lokal mengaktifkan sirene untuk memperingatkan orang untuk mengungsi. Sementara sistem bekerja relatif baik selama gempa, ternyata ada masalah dengan banyak sirene dan buoy. Secara khusus, tantangannya adalah bagaimana menjamin keutuhan dan ketahanan komponen dari sistem ini. Pemerintah telah mengindikasikan rencana untuk berinvestasi lebih lanjut dalam sistem peringatan dini, dengan harapan akan diperoleh sirene tambahan dan buoy tsunami. Pemetaan Komunitas untuk Kesiapsiagaan Menanggapi kerentanan Jakarta terhadap banjir karena elevasi yang rendah dan pertumbuhan penduduk yang cepat, sebuah proyek pemetaan inovatif bertujuan untuk mendukung perencanaan kontingensi dan kesiapsiagaan bencana di kota. Sejak Maret 2012, proyek tersebut telah memetakan infrastruktur yang penting, termasuk sekolah dan rumah sakit, melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan tokoh masyarakat dan lokal. Rangkaian data yang dihasilkan sekarang termasuk hampir 6.000 fasilitas, di samping penggambaran yang pertama pada dusun dengan menggunakan teknik pemetaan GIS yang tepat. Peta akan diserahkan ke desa masing-masing dan juga akan dipublikasikan dan diakses di di http://ochaonline.un.org/indonesia | www.unocha.org United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) • Coordination Saves Lives Indonesia Humanitarian Bulletin | 4 US$253,000 telah disetujui untuk 3 HRF proyek baru, menanggapi kebutuhan dari populasi yang terkena dampak angin puting beliung di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta www.openstreetmap.org. Dipimpin oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta (BPBD DKI Jakarta) dan BPBD, proyek ini dilaksanakan atas keahlian dan dukungan dari beberapa organisasi. Hal ini termasuk Humanitarian OpenStreetMap, Universitas Indonesia, Airputih, Fasilitas Australia-Indonesia untuk Pengurangan Bencana (AIFDR), OCHA dan Fasilitas Global untuk Pengurangan Bencana dan Pemulihan Laboratorium (GFDRR). Untuk informasi lebih lanjut : http://hot.openstreetmap.org/updates/Jakarta_best_community_mapped_for_preparedness Pendanaan Dana Respons Kemanusiaan Tiga HRF Proyek baru senilai US$253,000 telah disetujui di bulan April. Ketiga proyek bertujuan untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terkena angin puting beliung pada Januari 2012 di Kepulauan Seribu, Jakarta. Angin puting beliung menyebabkan kerusakan parah dan ratusan rumah hancur serta melemahnya infrastruktur lainnya, termasuk jamban. Dua proyek dari Catholic Relief Services akan membangun jamban permanen di dua desa yang terkena dampak. Proyek yang ketiga akan membantu komunitas yang terkena dampak menjadi lebih tangguh menghadapi keadaan darurat dan bantuan pengurangan risiko bencana di sektor pendidikan dan kebersihan, dan melalui pengembangan kapasitas yang terintegrasi di komunitas dan sekolah. Total 8.220 orang akan mendapatkan manfaat dari tiga proyek. Ada delapan proyek HRF yang sedang berlangsung, tujuh di antaranya telah disetujui pada tahun 2012. HRF masih memiliki dana yang belum dialokasikan sekitar US $ 800.000. Proyek HRF di bulan April 2012 LSM Fokus Penerima Manfaat Propinsi Humanitarian Forum Indonesia Education 3,335 Kepulauan Seribu Catholic Relief Services WASH 1,550 Kepulauan Seribu Catholic Relief Services WASH 2,770 Kepulauan Seribu Source: OCHA Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Knarik Kamalyan, Deputy Head of Office, [email protected], Tel. (+62) 21 3141308 ext. 113 Denis Okello, Reporting & Public Information Officer, [email protected], Tel. (+62) 811 9105847 OCHA bulletin kemanusiaan tersedia di www.unocha.org | www.reliefweb.int http://ochaonline.un.org/indonesia | www.unocha.org United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) • Coordination Saves Lives Indonesia Humanitarian Snapshot (April 2012) Indonesia • Seismic activity increased in April 2012 and included an 8.3 magnitude earthquake and giant aftershock off Aceh. • The Humanitarian Response Fund approved US$253,000 in funding to three new projects addressing the needs of whirlwind-affected communities. Landslides 12 Events 2 Casualties or Missing 18 Displaced and Affected 8.3 RS 8.1 RS Floods 26 Events 3 Casualties or Missing 4,659 Displaced and Affected Legend: . Points of Disaster Location Earthquake points (>8.0 RS) Earthquake points Whirlwinds 12 Events 250 Displaced and Affected Number of Disaster events in Province 14 4 11 1 Map Data Sources: Administrative Boundaries from the Indonesian Government (BPS) Earthquake points from Indonesian Government (BMKG) Disaster events from BNPB Disclaimers: The designations employed and the presentation of material on this map do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the Secretariat of the United Nations concerning the legal status of any country, territory, city or area or of its authorities, or concerning the delimitation of its frontiers or boundaries. 161--- 13 10 April 12 March Feb seven sub-districts on 8 April. In Sangihe Islands District in North Sulawesi, at least 75 houses were inundated in Soataloara village; 132 houses and 15 shops in Sawang Bendar village; 97 houses in Ampengsembeka village; 27 houses in Tona where a school and a village community health centre were inundated on 4 April. Kuningan District resulted in one casualty and serious damage to 16 houses on 7 April, while 28 buildings were seriously damaged in Rancabango village on 4 submerged in Karang Tengah village on 5 April. In Sei Priuk village in North Sumatra, one person was severely injured in a whirlwind incident on 5 April, damage. 11 17Feb April 6 - -12 18- 24 April 25 - 30 April At 15.38Hrs on 11 April 2012, an 8.3 (USGS) Richter scale earthquake hit 346 km southwest of Simeuleu Island in Aceh province triggering a tsunami alert. It was followed by several aftershocks, including a massive 8.1 magnitude tremor with a depth of 16 km two hours later. The tsunami alert, which the Government had issued for the entire western coast of Sumatra, was lifted by 20.00Hrs on 11 Mt. Lokon erupted on the morning of 24 April, followed by a tremor felt within a 5 km radius of the Tompuloan Crater. PVMBG continued to maintain the mountain at Alert Level III. The last eruption of the same mountain occurred in February 2012 during which volcanic ash was hurled 2 km Mt. Lokon continued to erupt sporadically a week after increased activity on the volcano put nearby populations on alert. The mountain remained on Alert Level III. As of 30 April 2012, there were 4 volcanoes at Alert Level III and 15 volcanoes at Alert Level II. Some incidents of whirlwinds, submerged 550 houses, 6 of which were seriously damaged. Java. prompted the local government to declare a three-day caused damage to two bridges, a clinic and 30 hectares of displaced 132 families (460 people), destroyed 14 houses declare a 10-day emergency. ponds. UN Office for the Coordina on of Humanitarian Affairs (OCHA) Indonesia Menara Thamrin 10th Fl., Jl. M.H. Thamrin No.3, Jakarta 10250 Tel. 62 21 314 1308, Fax. 62 21 319 00 003