BIOAVAILABILITAS PROTEIN ke-4 DWIYATI PUJIMULYANI Daftar Pustaka Burtis, G., J. Davis, and S. Martin, 1988. Applied Nutrition and Diet Therapy. Guthrie, H.A., 1983. Introductary Nutrition Pellett, P.L. and V.R. Young, 1980. Nutritional Evaluation of Protein Foods. ARTI BIOAVAILABILITAS Bioavailabilitas adalah tingkat sejauh mana suatu obat atau zat lain (misal: zat gizi) diserap dan beredar dalam tubuh. Bioavailabilitas adalah suatu istilah yang menyatakan jumlah/proporsi obat yang diabsorbsi dan kecepatan (rate) yang diabsorbsi itu terjadi. Bioavailabilitas atau ketersediaan hayati adalah Persentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat yang tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif setelah pemberian produk obat tersebut BIOAVAILABILITAS (Brody, 1994) : the percentage of the nutrient in the food that is absorbed and used for physiological purpose (such as PER for protein) BIOAVAILABILITAS : the extent to which nutrients added to food are absorbed and reach the plasma (Bauernfeind & Lachance, 1991) Struktur asam amino : yang paling sederhana GLISIN (gugus R berupa H) H NH 3 + C H - COO PROTEIN : polimer asam amino melalui ikatan peptida Dalam SINTESIS protein 2 molekul asam amino akan membentuk dipeptida + pelepasan 1 molekul H2O Sebaliknya, dalam HIDROLISIS protein 1 molekul dipeptida + 1 H2O akan menghasilkan 2 molekul asam amino THE PEPTIDE BOND Peptide bond : how the amino acids are linked together to make a protein H H H2N-C-COOH + H2N-C-COOH R R’ HO H H2N-C-C-N-C-COOH + H2O R H R’ BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN - Nilainya tergantung dari komposisi asam amino penyusunnya JENIS asam amino dan JUMLAH masingmasing jenis asam amino - Bila komposisi tersebut = komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh dikatakan : protein yang bersangkutan memiliki MUTU YANG BAIK 1. INCOMPLETE PROTEIN tidak mengandung AAE dalam jenis dan jumlah yang cukup untuk sintesis protein tubuh. Misal : zein pada jagung (AA = asam amino, AAE = asam amino esensial) 2. COMPLETE PROTEIN mengandung semua AAE dalam proporsi yang mampu menunjang pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan bila digunakan sebagai sumber protein tunggal. Misal : glisinin (kedelai), glutenin (gandum), protein hewani kecuali gelatin 3. PARTIALLY COMPLETE PROTEIN mengandung semua AAE tapi dalam jumlah yang relatif kecil sehingga bila digunakan sebagai sumber protein tunggal, protein tersebut hanya cukup untuk pemeliharaan jaringan Misal : gliadin (gandum) Supaya kebutuhan protein tubuh terpenuhi konsumsi makanan sumber protein sebaiknya berasal dari BERBAGAI SUMBER sehingga AAE-nya dapat saling melengkapi Ingat : AB3 (Aman – Bergizi – Beragam – Berimbang) + HALAL & TOYIBAN ? LIMITING AMINO ACID asam amino dalam bahan makanan atau diet, yang terdapat dalam jumlah TERKECIL dibanding dengan jumlah yang diperlukan tubuh. Misal : lisin (sereal); metionin (legume) Nilai limiting amino acid yang lebih kecil menunjukkan mutu protein yang bersangkutan lebih rendah Asam amino AKG, 56 g protein CONTOH (laki-laki dewasa 70 kg) mg/hari A 56 g protein B Threonine 560 700 600 Isoleucine 840 800 700 Lysine 840 900 900 Tryptophan 210 300 300 1.120 950 950 Methionine 700 950 200 Valine 980 700 700 1.120 850 850 Leucine Phenilalanine PROTEIN A : VALIN lebih kecil dibanding dengan jumlah yang diperlukan tubuh (700 mg vs 980 mg 700/980 = 0,71). VALIN = limiting amino acid protein A Pada PROTEIN B : METIONIN terdapat dalam jumlah sangat kecil dibanding dengan jumlah yang diperlukan tubuh (200 mg vs 700 mg 200/700 = 0,29) . METIONIN = limiting amino acid protein B Kesimpulan : mutu protein A lebih baik daripada protein B (karena 0,71 > 0,29) INGAT : Complete protein akan menjadi partially complete protein apabila dikonsumsi dalam jumlah SEDIKIT dalam diet TINDAKAN MENUJU COMPLETE PROTEIN 1. Mencampur 2 sumber protein dengan limiting AA yang berbeda tapi saling mengisi KOMPLEMENTASI Misal : gandum : kadar Lys = rendah, tapi kadar Met = tinggi dicampur dengan kedelai : kadar Met = rendah, tapi kadar Lys = tinggi 2. Menambahkan limiting AA ke dalam sumber protein FORTIFIKASI Misal : menambah Lys pada makanan formula untuk bayi dan anak balita 3. Menambah incomplete protein dengan protein hewani disebut SUPLEMENTASI Fungsi utama protein : BUKAN SEBA- GAI SUMBER ENERGI BEBERAPA KONDISI YANG MENDORONG DIGUNAKANNYA PROTEIN SEBAGAI SUMBER ENERGI : a. b. c. Asupan energi dari karbohidrat maupun lemak : kurang/tidak mencukupi Asupan protein melebihi kebutuhan tubuh Beberapa asam amino esensial tidak tersedia bagi sintesa protein tubuh