BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan merupakan sub sistem pendidikan nasional mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia. Untuk itu perlu adanya usaha-usaha yang dinamis dan inovatif ke arah peningkatan kualitas pendidikan secara terusmenerus dan berkesinambungan. Implementasi dari kurikulum 2013 menuntun pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student center), bukan lagi berpusat pada guru (teacher center). Siswa diharapkan lebih kreatif dan berinovasi serta mampu mengembangkan ilmu yang diberikan guru. Sayangnya, fenomena yang berkembang selama ini, siswa hanya diberikan doktrin teori dan penugasan yang membuat mereka bosan. Hal ini dirasakan kebanyakan siswa SMK Istiqlal Delitua saat menerima model penyampaian materi yang konvensional seperti menerapkan metode ceramah. Saat ini minat siswa-siswi dalam mempelajari lebih dalam mata diklatmata diklat kejuruan (vokasional) masih rendah, terlebih lagi ilmu yang sangat relevan dengan pembentukan kompetensi sebagai modal kerja. Pendapat ini tidak berlebihan, mengingat banyak guru menyampaikan materi kompetensi keahlian ini dengan teoritis dan metode ceramah yang membosankan. Oleh karena itu dibutuhkan kesungguhan bagi guru untuk memperkaya metode pembelajaran yang selama ini diberikan. Pemberian metode dan model pembelajaran selama ini masih bersifat klasikal yaitu lebih mengedepankan muatan teoritis sebaiknya diseimbangkan bermuatan praktik (practice) dengan penilaian unjuk kerja. Di sisi lain, pada umumnya kemampuan komunikasi siswa dalam situasi formal, khususnya dalam konteks komunikasi kantor, masih kurang dan perlu mendapat perhatian serius bagi guru. Mata Diklat Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi (MKDK) yang diajarkan pada siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran, sesuai dengan tujuan kompetensi dasarnya, semestinya membentuk kemampuan siswa dalam berkomunikasi situasi formal, namun berdasarkan pengamatan, siswa masih 1 belum mampu dan terampil berkomunikasi verbal. Hal ini terlihat dari penilaian praktik komunikasi verbal dan tertulis yang belum maksimal. Menyikapi fenomena ini, penulis tertarik mendesain pembelajaran dengan membimbing siswa dalam membuat video praktik komunikasi kantor secara amatir, menonton, selanjutnya mendiskusikannya. B. Permasalahan Penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan sebagai berikut: 1. Kompetensi komunikasi perkantoran siswa masih rendah. 2. Umumnya siswa memiliki handphone yang memiliki fasilitas kamera, dan kecenderungan siswa merekam gambar dalam bentuk video. 3. Nilai presentasi uji kompetensi ujian nasional yang masih belum maksimal, dan masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan identifikasi tersebut dirumuskan permasalahan yaitu, “Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa pada Mata Diklat Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi (MKDK) di kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran melalui media video amatir kreatif siswa?” C. Pendekatan Penyelesaian Masalah Untuk membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa dibutuhkan strategi dari seorang guru. Untuk pembelajaran yang menstimulasi kemampuan psikomotorik guru harus cerdas memilih model pembelajaran, seperti role playing (bermain peran). Zaini dkk (2008:98) menyatakan role playing adalah suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Strategi pemecahan masalah yang dipilih dalam best practice ini adalah : a. Strategi pembuatan media video secara kreatif yang dirancang oleh siswa baik perorangan maupun perkelompok. b. Strategi dalam pemilihan model pembelajaran dengan menggunakan role playing dengan skenario peran yang diberikan dan job description (uraian kerja) yang dilakukan siswa. Pemilihan strategi ini diperkuat dengan 2 diskusi hasil video, sehingga siswa dapat menemukan kelemahankelemahan dalam komunikasi, kemudian mempernaikinya. D. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Sebagai bentuk kreativitas dan inovasi di bidang pendidikan khususnya mata-mata diklat produktif Administrasi Perkantoran, sehingga proses pembelajaran ke depan dapat berlangsung menarik dan menyenangkan serta berdampak pada peningkatan motivasi, dan hasil belajar siswa. b. Sebagai masukan bagi semua guru mata diklat produktif Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, untuk memperkaya model pembelajaran praktik yang mengeksplorasi kompetensi siswa sehingga mampu melakukan hal yang bersifat kreatif dan inovatif. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui apakah praktik pembelajaran Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi dengan media video kreatif yang digarap siswa sendiri dapat meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2014/2015 di SMK Istiqlal Delitua. b. Untuk mengetahui bagaimana metode dan model yang diterapkan dapat mempengaruhi peningkatan kompetensi komunikasi kantor siswa. D. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa a. Memberikan pengalaman belajar praktik komunikasi yang menyenangkan dan menumbuhkembangkan pendidikan karakter dalam mendesain skenario praktik komunikasi kantor dan mendiskusikannya. b. Meningkatkan aktivitas belajar, dan hasil belajar, khususnya mata diklat produktif Administrasi Perkantoran. 2. Bagi Guru 3 Dapat mengembangkan strategi pembelajaran, dengan metode yang inovatif dan menyenangkan. 3. Bagi Sekolah Memberikan manfaat yang besar dalam penerapan kurikulum 2013, meningkatnya kualitas pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan di SMK Istiqlal Delitua. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Selanjutnya tahapan operasional yang telah dilakukan dalam best practice ini, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1 Tahapan Operasional TAHAPAN KEGIATAN WAKTU KETERANGAN PELAKSANAAN Planning 1. (perencanaan) Mengomunikasikan ide perancangan model role Bulan Agustus 2014 positif dan bersedia pembelajaran playing Guru-guru menyambut mendukung yang ide tersebut. didokumentasikan dalam bentuk video kepada guru-guru MGMP Administrasi Perkantoran. 2. Mensosialisasikan model pembelajaran pada siswa pertemuan belajar saat kegiatan mengajar (KBM). Organizing 1. (Pengorganisasian) Setelah mendapat respons positif dan dukungan, Bulan 2014 Oktober Siswa terlihat sangat bersemangat menerima selanjutnya membagi proyek tersebut. siswa dalam beberapa kelompok, menjadwalkan pembuatan video kreatif dan penyajian video. 2. Mendata siswa yang memiliki handphone ber-fitur kamera 5 merekam gambar. Actuating 1. (Penggerakan) Melaksanakan Bulan program kerja secara 2014 s.d. sekarang pendidikan karakter efektif (2016) dan dengan efisien menerapkan rumusan program sangat terlihat seperti kerjasama, mandiri, yang telah disusun. 2. November Implementasi bertanggungjawab, Melibatkan guru mata demokratis, diklat dan evaluasi perkembangan komunikatif, kemampuan bersahabat. komunikasi dan kantor bagi siswa. Controlling (Pengawasan) Melakukan analisis penilaian dan perkembangan kemampuan/kompetensi Bulan November Hasil video dan 2014 s.d. sekarang kegiatan komunikasi (2016) komunikasi siswa kantor yang digarap siswa diberi komentar, kemudian didiskusikan, sehingga kegiatan komunikasi berikutnya lebih baik. Evaluating Pengevaluasian aktivitas dan Bulan (Evaluasi) hasil 2014 s.d. sekarang komunikasi belajar kontiniu. siswa secara (2016) November Kemampuan kantor bagi siswa mengalami peningkatan. 6 7 B. Hambatan-Hambatan yang Harus Diatasi C. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari strategi yang Dipilih Best practice yang telah dilaksanakan ini memiliki hasil atau dampak yang signifikan terhadap perkembangan aktivitas dan hasil belajar mata diklat Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi bagi siswa kelas X Kompetensi Administrasi Perkantoran. Penulis membaginya pada tiga komponen, yaitu komponen siswa, guru, dan sekolah. 1. Hasil yang Dicapai pada Komponen Siswa : 8 Hasil yang dicapai pada Komponen Siswa dapat diuraikan sebagai berikut: a. Siswa lebih bersemangat mengikuti kegiatan belajar b. Kemampuan komunikasi siswa semakin lebih baik dengan diterapkannya model pembelajaran role playing yang didokumentasikan dalam bentuk video amatir. c. Nilai teori dan praktik Mata Diklat Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi (MKDK) mengalami peningkatan. d. Keterampilan berkomunikasi siswa dalam standar operasional bekerja di kantor. e. Nilai unjuk kerja presentasi pada Ujian Nasional bidang Uji Kompetensi mengalami peningkatan. Peningkatan nilai teori dan praktik komunikasi kantor dapat dilihat pada nilai rata-rata rapor kelas X dan nilai rata-rata presentasi Uji Kompetensi seperti yang tertera pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Peningkatan Nilai Rata-rata Rapor Mata Diklat MKDK TAHUN AJARAN NILAI RATA-RATA RAPOR KELAS X 2012-2013 82,50 NILAI RATA-RATA PRESENTASI UJI KOMPETENSI 85,00 2013-2014 89,00 90,00 2014-2015 89,50 90,65 Sumber : Data SMK Istiqlal Delitua (diolah) Dari data di atas, model pembelajaran role playing yang didokumentasikan dalam wujud video amatir secara terencana dan kreatif secara signifikan meningkatkan kompetensi siswa sehingga diharapkan mereka mampu menghadapi tuntutan dunia kerja dalam bidang pelayanan dan komunikasi. 2. Hasil yang dicapai pada Komponen Guru: a. Penulis sangat terbantu dengan ide kreatif pembuatan video amatir kreatif ini, sebab dapat mengeksplorasi kemampuan siswa dalam berbicara secara teknis. Model pembelajaran yang diberikan semakin tajam dan tercapainya tujuan kompetensi dasar bagi siswa. b. Best practice ini, alhamdulillah telah mengantarkan penulis menjadi salah satu sebagai guru SMK berprestasi di Provinsi Sumatera Utara, 9 bahkan bila Allah mengizinkan menjadi yang terbaik di tingkat Nasional. c. Guru-guru mata diklat produktif semakin kreatif dalam memilih model pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas komunikasi pribadi siswa sebagai media pembelajaran yang efektif. 3. Hasil yang dicapai pada Komponen Sekolah : a. Siswa bernama Dayningrum, kelas XII Administrasi Perkantoran memperoleh Juara I Lomba Kompetensi Sekretaris Tingkat Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012, memperoleh Juara Harapan III di tingkat provinsi. b. SMK Swasta Istiqlal mendapat kesempatan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Lomba Kompetensi Siswa Bidang Lomba Sekretaris tahun 2011 dan di tahun 2013 tepat tanggal 1 – 2 Nopember lalu kembali dipercaya sebagai penyelenggara LKS bidang lomba yang sama. Hal ini berdasarkan pertimbangan kelengkapan fasilitas ruang praktik dan tersedianya mini office yang dapat mendukung kegiatan perlombaan tersebut. D. SMK Swasta Istiqlal Delitua memperoleh predikat sebagai Sekolah Terbaik III di Kabupaten Deli Serdang tahun 2013 untuk tingkat SMA/SMK, dengan salah satu poin penilaiannya sekolah mampu mengembangkan fasilitas pembelajaran bagi siswa. E. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih 1. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih adalah sebagai berikut: a. Membutuhkan sosialisasi penggunaan ruang mini office dan fasilitas praktik secara kontiniu, dengan tetap mengingatkan dan membimbing siswa dalam pemeliharaan kebersihan dan perawatan peralatan kantor. 10 b. Ruang mini office sering dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran nonpraktik oleh guru mata diklat lain, sehingga penataan ruang kurang rapi. c. Teman-teman guru mata diklat produktif Administrasi Perkantoran belum memaksimalkan pemberdayaan ruang mini office, misalnya dengan memanfaatkan ruang mini office untuk kegiatan belajar mengajar yang lebih berkualitas. F. Faktor-Faktor Pendukung Dalam mengembangkan media dan mempertajam model pembelajaran kepada siswa, perlu dihimpun faktor-faktor yang menjadi kekuatan rencana dan implementasinya. Penulis mengorganisasi dan mengaktualisasinya dengan faktor-faktor di bawah ini: 1. Adanya ruangan yang selama ini belum dimaksimalisasi penggunaannya dapat digunakan untuk mini office. 2. Adanya dukungan moril dan materil dari Kepala Sekolah dan Pembantu Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana. 3. Adanya dukungan anggaran pembelian bahan, peralatan, dan penggandaan worksheets (lembaran kerja). 4. Adanya kreativitas dan inovasi guru mata diklat dalam mengembangkan media dan model pembelajaran. Kemauan kuat dari guru-guru untuk melakukan perubahan perbaikan pembelajaran sehingga lebih berkualitas sangat dibutuhkan sebagai upaya pendukung. 5. Adanya kesempatan bagi siswa mengasah kompetensi keahlian dalam Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat Kabupaten, maupun tingkat yang lebih tinggi, sehingga memacu mereka mempelajari kompetensi dan berusaha menjadi terbaik 6. Adanya dana dari pemerintah yang dapat memfasilitasi pemasangan jaringan internet untuk tugas-tugas perkantoran di sekolah. G. Alternatif Pengembangan Sebagai bentuk dukungan program penyediaan mini office ini, penulis melakukan beberapa alternatif pengembangan, sehingga upaya ini semakin membuahkan hasil dan kinerja yang lebih baik, dengan cara : 1. Berkolaborasi dengan guru-guru MGMP untuk pemberdayaan dan pembenahan ruang mini office, agar lebih memberi kenyamanan dan 11 kebetahan bagi siswa. Selanjutnya berkoordinasi tentang pemeliharaan kebersihan dan perawatan barang-barang inventaris mini office. 2. Guru-guru yang memanfaatkan ruang mini office dianjurkan mempersiapkan modul, job description dan worksheets. Dengan demikian, guru memberikan materi diklat lebih terprogram, fokus pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dan yang lebih penting adalah penciptaan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan. 3. Berkordinasi kepada kepala sekolah untuk pengadaan dan penambahan bahan, perlengkapan dan peralatan praktik kantor. 4. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan ide kemajuan dan peningkatan pemberdayaan ruang mini office. Selanjutnya membimbing mereka dalam pemeliharaan dan perawatannya. 5. Untuk guru, perlu diberikan kesempatan melakukan kunjungan perbandingan ke sekolah Bisnis Manajemen lain dalam mengembangkan dan memberdayakan ruang mini office. 12 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam karya tulis best practice ini, penulis dapat memberi simpulan sebagai berikut : 1. Upaya peningkatan pemahaman belajar siswa perlu dikemas dalam ide kreatif dan inovatif. Salah satu ide tersebut dengan pengadaan fasilitas ruang praktik yang menuntun siswa pada pembelajaran dengan pengalaman (learning experience), berupa ruang kantor sederhana (mini office) namun dapat mengakomodasi kebutuhan dan suasana sebagaimana kantor sebenarnya. 2. Hasil yang dicapai dalam melaksanakan best practice, yaitu : a. Siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran praktik. b. Kemampuan komunikasi siswa semakin lebih baik dengan diterapkannya model pembelajaran role playing. c. Nilai praktik administrasi siswa meningkat. d. Keterampilan siswa dalam bekerja semakin terlihat dengan adanya penetapan standar operasional prosedur (SOP) dalam praktik. a. Salah satu siswa bernama Dayningrum, kelas XII Administrasi Perkantoran memperoleh Juara I Lomba Kompetensi Sekretaris Tingkat Kabupaten Deli Serdang dan mendapat kesempatan mengikuti Lomba di tingkat provinsi. 3. Penerapan metode Role Playing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Kemampuan kognitif berupa pengetahuan tentang jenis pekerjaan kantor dan kemampuan psikomotorik berupa mempraktikkan pekerjaan kantor semakin baik dengan adanya pembagian peran dengan deskripsi pekerjaan (job description) dan lingkungan kerja yang dikondisikan seperti pengadaan mini office. Hal ini dilaksanakan dengan pertimbangan materi diklat bermuatan praktik. 4. Nilai dan unjuk kerja pada Ujian Nasional bidang Uji Kompetensi mendapat nilai yang sangat memuaskan dan dinilai kompeten. 13 B. Rekomendasi Operasional Dengan melihat dan merasakan banyaknya manfaat best practice ini, maka penulis memberikan rekomendasi agar di masa yang akan datang, inovasi ini dapat lebih dikembangkan sehingga kualitas dan hasil pembelajaran semakin meningkat. Berikut ini rekomendasi yang ditawarkan penulis, yaitu : 1. Guru mata diklat produktif diharapkan lebih cerdas memahami dan mengakomodasi tuntutan kompetensi dari materi yang diajarkan, dengan mengembangkan model pembelajaran. 2. Ide kreatif dan konstruktif dari guru, sebaiknya cepat ditanggapi dan didukung oleh kepala sekolah, atau pengurus yayasan bila perguruan swasta. Kebutuhan akan sarana, media dan fasilitas praktik sebaiknya mendapat perhatian penting dari stakeholder sekolah. 3. Kepala Sekolah selaku manajer di sekolah agar terus berupaya meningkatkan profesionalitas guru dengan mengikutsertakan diri dalam forum ilmiah atau mengikuti perlombaan antar guru sehingga dapat mengasah kompetensi dan profesionalitasnya, 4. Direktorat PMPTK, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan agar memprioritaskan kegiatan yang mengasa profesionalitas guru, dan menyediakan peningkatan anggaran untuk peningkatan profesionalitas guru. 14 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Bartono, P.H., 2007. Hotel Communication Management. Yogyakarta. Penerbit Andi. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta. Gava Media. Dimyati. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud. Djamarah, S.B. 2008. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Depdiknas, 2008, Panduan KTSP, Jakarta Hamalik, Oemar. 1999. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Sinar Baru Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasbolah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Depdikbud Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia. Riyana, Cheppy, 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta. P3AI : UPI Sardiman, Arif. S. Dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers. Suryani, 2007. Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, Jakarta. PT. Galaxy Puspa Mega. Satri, Jaka, 2012. Pembuatan Alat Peraga Kimia Alternatif Sebagai Media Pembelajaran Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di SMK Negeri 1 Air Napal Kabupaten Bengkulu Utara. Best Practice. Setyowati. 2006. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. Tarsito Zaini, Hisyam, dkk, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani, Yogyakarta. 15 BIODATA PESERTA LOMBA Nama : Gelora Mulia Lubis, S.Pd, M.Si NIP : Non PNS / Guru Swasta Jabatan : Guru Pangkat/Gol. :- Tempat /Tanggal Lahir : Pematang Siantar / 1 Agustus 1973 Jenis Kelamin : Laki-laki Mata Diklat yg Diajarkan : Produktif Administrasi Perkantoran Pendidikan Terakhir : S2 Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara Status Perkawinan : Menikah Tempat Tugas : SMK Istiqlal Delitua Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara d/a SMK Istiqlal Delitua Jl. Stasiun No. 1 Desa Sukamakmur A Kab. Deli Serdang. Alamat Rumah : Asrama Widuri Blok Meranti No. 367 Simpang Marindal Medan, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, 20147, HP. 081263330092 PRESTASI – PRESTASI 1. Terbaik Guru SMK Berprestasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012. 2. Juara II Guru Berprestasi Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. 3. Juara I Guru SMK Berprestasi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 4. Finalis Guru SMK Berprestasi Tingkat Nasional 2013. 5. Penulis Buku : a. Bangganya Jadi Guru, Penerbit Wal Asri Publishing, Medan, 2009. b. Novel Sepotong Janji, Penerbit Indiva Media Kreasi Surakarta, 2010. c. Novel Menara di Arasy Langit, Penerbit Menara Langit Publishing, 2011. d. Jurus Jitu Guru Beken, Penerbit Menara Langit Publishing, 2012. 6. Penulis artikel pendidikan pada harian kota Medan “Waspada”. 16 17