dan rapi akan memudahkan konsumen didalam melakukan kegiatan pembelian. (Basu Swasta,2002:111). Selain hal di atas, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor marketing mix. Dimana marketing mix merupakan rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang mana marketing mix tersebut dapat memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat meraih tujuan pemasaran suatu perusahaan perusahaan yang meliputi produk, harga, lokasi, dan pelayanan (Sofjan Assauri, 2004:169). Dalam penelitian ini hanya tiga faktor saja sebagai variable yang diteliti, yaitu produk, lokasi dan pelayanan. Dilihat dari segi produk, konsumen cenderung akan memilih produk yang berkualitas, yang dimana barang tersebut tidak rusak, kadaluarsa atau penyok kalengnya, harga tercapai, dan juga adanya jaminan atas produk tersebut sehingga konsumen akan kembali untuk membeli di toko mini market tersebut. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen saat mulai memilih produk, sampai terjadinya transaksi pembelian juga sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil oleh konsumen. Oleh karena itu, pihak pengelola mini market harus memperhatikan hal ini. Pelayanan yang dimaksud disini meliputi kecepatan dan ketepatan pramuniaga dalam melayani konsumen, keramahan pramuniaga dalam memberikan pelayanan. Dalam hal ini, tidak hanya pramuniaga saja yang bisa untuk memberikan pelayanan kepada konsumen akan tetapi juga pihak kasir, manajer mini market, serta pihak lain yang ada dalam struktur organisasi mini market yang bersangkutan sehingga akhirnya pelayanan 19 yang baik tersebut akan memberi kesan yang baik kepada konsumen dan konsumen pun akhirnya akan kembali untuk berbelanja di toko mini market tersebut. Selain faktor produk, dan pelayanan, lokasi juga menjadi pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian oleh konsumen. Lokasi yang benar-benar strategis sangatlah diharapkan mendukung dalam membentu konsumen untuk memutuskan apakah akan berbelanja disitu atau tidak. Adapun criteria lokasi yang yang diharapkan oleh konsumen itu adalah mudah dijangkau, letaknya strategis, mudah transportasinya, dekat dengan jalan utama, dekat dengan fasilitas umum, sehingga hal tersebut akan sangat mendukung hal yang lainnya. Berikut adalah pembahasan dari ketiga elemen marketing mix produk, pelayanan, dan lokasi. 2.4 PRODUK 2.4.1 Pengertian Produk Setiap perusahaan akan berusaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan meyediakan produk yang ada. Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi mutu/kualitas, pilihan yang ada (options), merek (brand names), pengemasan (packaging), macam (product lines), ukuran (sizes), dan jaminan (Sofjan Assauri, 2004:200). Sedangkan menurut Basu Swasta (2002:94) menyatakan bahwa produk merupakan suatu sifat yang kompleks yang dapat diraba atau tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer ysng diterima oleh konsumen dalam 20 rangka pemenuhan keinginan dan kebutuhannya. Selain itu produk dapat pula didefenisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan melalui hasil produksinya. Berdasarkan defenisi di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan produk adalah barang yang ditawarkan oleh pihak mini market Indomaret kepada konsumen atau calon konsumen yang meliputi kualias produk, harga, kelengkapan produk, serta jaminan yang ditawarkan. 2.4.2 Klasifikasi Produk Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang lainnya. Tujuan utama strategi produk adalah untuk mencapai sasaran toko yang dituju dengan meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi persaingan. Menurut Sofjan Assauri (2004:202) produk yang dibeli oleh konsumen dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu: 1. Produk inti, merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh oleh seorang pembeli atau konsumen tersebut. 2. Produk formal, merupakan bentuk, kualitas, dan kemasan yang menyertai produk tersebut. 3. Produk tambahan, merupakan tambahan produk formal dengan bebagai jasa yang menyertainya. Di bidang pemasaran, produk dapat diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda-beda. Berdasarkan berwujud tidaknya produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. 21 1. Barang Barang merupakan barang yang berwujud fisik, sehingga dapat diraba, dilihat, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahan fisiknya, terdapat dua macam barang yaitu: a. Barang tidak tahan lama, adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian; b. Barang tahan lama, merupakan barang berwujud yang biasanya bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). 2. Jasa Jasa merupakan aktifitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual . Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dijadikan indikator produk meliputi kualitas produk, harga, kelengkapan produk, serta jaminan. 1. Kualitas produk Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau produsen mengingat kualitas produk berkaitan erat dengan masalah keputusan konsumen. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya produk itu, dapat dipercayanya produk tersebut, mudah mengoperasikan dan memeliharanya serta atribut yang lain yang dinilai konsumen. 22 2. Harga Dalam memutuskan untuk melakukan kegiatan pembelian suatu produk, konsumen harus melihat adanya penetapan harga dan potongan harga. 3. Kelengkapan Selain kualitas barang yang perlu dipertimbangkan oleh konsumen, kelengkapan produk yang ditawarkan oleh toko mini market harus juga menjadi perhatian pihak perusahaan. Dengan semakin tingginya tingkat keinginan konsumen untuk berbelanja di suatu tempat dengan segala fasilitas dan kelengkapan barang, hal ini menuntut toko mini market untuk lebih bisa memahami konsumen. 4. Jaminan Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban perusahaan produknya kepada konsumen, dimana konsumen akan diberi ganti rugi bila produknya ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan dapat meliputi reparasi, ganti rugi (uang kembali atau produk ditukar), dan sebagainya. Jaminan sering kali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama. (Sofjan Assauri, 2004:194). 2.5 PELAYANAN Dalam menjalankan kegiatan usahanya, pihak pengelola toko mini market selalu berusaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumennya dengan memberikan pelayanan yang baik. Dengan adanya pelayanan yang baik, maka 23 pelanggan akan memperoleh barang yang diinginkannya dengan rasa puas. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan karena dengan adanya pelayanan yang baik, konsumen akhirnya akan menjadi pelanggan yang loyal sehingga akan selalu melakukan pembelian ulang di toko mini market tersebut. 2.5.1 Pengertian Pelayanan Pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi keinginan orang lain )konsumen, pelanggan, klien, dan lain-lain) yang tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan orang orang yang melayani maupun yang dilayani (Endar Sugiarto,2002:36). Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2003:5859) pelayanan adalah suatu sikap atau cara dalam melayani pelanggan supaya pelanggan mendapatkan kepuasan yang meliputi kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan. Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan atau dikerjakan oleh toko mini market dalam rangka memikat para pelanggan atau pembeli agar mereka mau menggunakan produk yang ditawarkan dengan tujuan akhir terjadinya transaksi. 2.5.2 Unsur-unsur Pelayanan Dalam memasarkan produknya, produsen atau penjual selalu berusaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan para pelanggan mereka dan berusaha mencari para pelanggan baru. Dalam usaha tersebut tidak terlepas dari adanya kegiatan pelayanan yang baik. Menurut Endar Sugiarto (2002:42) agar loyalotas pelanggan semakin melekat erat dan pelanggan tidak berpaling pada pelayanan 24 lain, penyedia jasa perlu menguasai lima unsur CTARN yaitu kecepatan, ketepatan, keamanan, keramahan, dan kenyamanan. 1. Cepat Yang dimaksud dengan kecepatan di sini adalah waktu yang digunakan dalam melayani konsumen minimal sama dengan batas waktu dalam standar yang ditentukan oleh perusahaan. 2. Tepat Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen, karena tidak dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Oleh karena itu ketepatan sangat penting dalam pelayanan. 3. Aman Dalam melayani konsumen, para petugas pelayanan harus member kesan aman pada konsumen. Tanpa perasaan aman di dalam hatinya niscaya konsumen akan berpikir dua kali jika harus kembali ke tempat tersebut. Rasa aman yang dimaksudkan disini selain rasa aman fisik, adalah juga rasa aman psikis. Dengan adanya kesan aman yang diberikan oleh para petugas maka seorang konsumen akan merasa tentram dan mempunyai banyak kesempatan untuk memilih dan memutuskan apa yang diinginkan. 4. Ramah Dalam dunia pelayanan umumnya masih menggunakan perasaan dan mencampur adukkan antara kepentingan melayani dan perasaan sendiri. Jika penjual tersebut beramah tamah secara professional terhadap 25 pelanggan, niscaya perusahaan dapat lebih meningkatkan hasil penjualan karena kepuasan pelanggan yang akan membuat pelanggan menjadi loyal. 5. Nyaman Jika rasa nyaman dapat diberikan pada pelanggan, maka pelanggan akan berulang kali menggunakan jasa atau produk yang ditawarkan. Jika pelanggan merasa tenang, tenteram, dalam proses pelayanan tersebut pelanggan akan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk menjual produk atau jasa yang ditawarkan. Pelanggan juga akan lebih leluasa dalam menentukan pilihan sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian suatu perusahaan dalam hal ini toko mini market agar konsumen semakin melekat erat dan konsumen tidak berpaling pada toko yang lain, maka perlu hendaknya untuk mengetahui dan menguasai hal tersebut. Salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat keberhasilan perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan. Menurut Kotler sebagaimana yang dikutip oleh Tjiptono (2002:231) mengungkapkan bahwa keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggannya meliputi lima dimensi pelayanan yaitu: 1. Reliability (keandalan) Reliability dapat dijelaskan sebagai kekuatan untuk dapat mempengaruhi konsumen agar terpengaruh dan membeli atau menggunakan sesuatu produk. Untuk mencapai reliability tersebut perusahaan harus dapat memberikan yang terbaik bagi konsumennya seperti: kualitas produk, 26 pelayanan, kecepatan waktu, kecakapan, informasi, kesesuaian administrasi dan lainnya. 2. Responsiveness (ketanggapan) Merupakan bentuk dari kepedulian terhadap konsumen untuk hal-hal yang dapat memberikan kenyamanan. Untuk responsiveness ini lebih diarahkan kepada karyawan yang berhubungan langsung dengan konsumennya, seperti: kesiapan dalam meberikan pelayanan, kemampuan untuk dapat mengatasi keluhan dari konsumen, kemampuan mengatasi masalah yang timbul, kejelasan informasi, prosedur pelayanan dan lainnya. 3. Assurance (jaminan dan kepastian) Untuk menciptakan assurance kepada konsumen maka perusahaan harus dapat memberikan keyakinan kepada pengguna atau pelanggan akan pelayanannya, seperti: pengetahuan dan kecakapan keryawan memberikan keyakinan akan kualitas produk, keterampilan dalam memberikan pelayanan, performance dan motivasi, keefektifan komunikasi dan lainnya. 4. Emphaty Yaitu sikap yang harus dimiliki oleh karyawan suatu perusahaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik agar tercipta rasa nyaman dan diperhatikan sehingga konsumen tidak mudah beralih atau berpaling kepada pesaing. Sikap-sikap yang harus dibentuk dalam memberikan emphaty adalah: kesopanan dan keramahan, jaminan keamanan pelyanan, perhatian kepada konsumen, kesamaan pelayanan kepada semua 27 pelanggan dan tidak membedakan antara satu pelanggan dengan pelanggan yang lainnya. 5. Tangible (bukti fisik) Merupakan bentuk nyata pelayanan yang diberikan untuk kepuasan pelanggan antara lain: kebersihan dan kerapian, penataan eksterior, kelangkapan dan kesiapan lainnya. Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan atau dikerjakan oleh karyawan dalam rangka memikat konsumen agar mereka nantinya mau menggunakan produk yang ditawarkan dengan tujuan akhir terjadinya transaksi pembelian. Dengan indikator kecepatan, ketepatan, keamanan, keramahab, dan kenyamanan. 2.6 LOKASI Menentukan lokasi tempat untuk setiap kegiatan bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemasar, karena keputusanC yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Selain itu pemilihan lokasi yang tepat juga merupakan keputusan penting untuk kegiatan bisnis dimana hal tersebut bisa dijadikan alat untuk membujuk pelanggan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Lokasi adalah letak atau posisi berlangsungnya kegiatan usaha pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Basu Swasta dan Irawan,2003:339). Sedangkan menurut Rambat Lupoyoadi (2002:61-62) mendefenisikan lokasi adalah tempat di mana perusahaan harus bermarkas dalam 28 melakukan operasinya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi pemilihan lokasi, yaitu: 1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan), apabila keadaannya seperti ini maka lokasi merupakan hal yang sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus strategis. 2. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas, dan 3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung, berarti service provider konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti lewat hand phone, computer, dan surat. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan daerah pembelanjaan adalah luas daerah perdagangan, dapat dicapai dengan mudah, potensi pertumbuhannya, lokasi toko-toko saingan. Sedangkan keputusan tentang lokasi toko di dalam pusat pembelanjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lebih spesifik seperti biaya dan lamanya sewa, pelayanan yang diberikan oleh pengusaha pusat pembelanjaan, luas ruangan beserta lay outnya, arus pengunjung, jarak dari tempat parkir (Basu Swasta dan Irawan, 2003:339). Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lokasi dalam penelitian ini adalah letak yang strategis dari jangkauan konsumen meliputi transportasi, lokasi penjualan, dan jarak lokasi toko dengan rumah. 29 2.7 KERANGKA BERPIKIR Toko mini market merupakan suatu bentuk usaha eceran yang mempunyai operasi relative besar, margin yang rendah, volume yang tinggi, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Philip Kotler, 2005:593). Setiap perusahaan dalam hal ini toko mini market mempunyai tujuan untuk dapat berkembang dan hidup perusahaannya, hal tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan keuntungan dan laba perusahaan melalui usaha mencari dan membina langganan serta usaha menguasi toko. Tujuan ini hanya dapat dicapai bila bagian pemasaran dari perusahaan tersebut melakukan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang adala dalam pemasaran, sehingga posisi perusahaan di toko dapat terus bertahan dan ditingkatkan. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan. Adanya kecenderungan pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadapat keputusan pembelian konsumen mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu untuk mempertimbangkan aspek perilaku konsumen terutama proses pengambilan keputusan pembelian. Keputusan membeli barang dapat dilakukan oleh konsumen apabila produk yang disediakan oleh perusahaan mempunyai kualitas yang baik, lengkap, harganya terjangkau, dan adanya jaminan yang memuaskan atas produk yang disediakan tersebut. Sehingga dengan demikian konsumen akan merasa puas 30 karena barang yang telah dibeli tersebut tidak mengecewakan. Selain itu, konsumen akan lebih leluasa dalam memilih barang yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan jenis dan jumlahnya. Pelayanan yang baik dari perusahaan yang sedang menawarkan produknya juga memegang peranan yang penting dalam melakukan kegiatan pembelian oleh konsumen. Dengan pelayanan yang baik, konsumen akan merasa diperhatikan dan dilayani sesuai dengan keinginannya. Pelayanan tersebut meliputi unsur kecepatan, ketepatan, keamanan, keramahtamahan, dan kenyamanan. Selain harus memperhatikan unsur produk, dan pelayanan, lokasi dimana kegiatan usaha itu berlangsung juga dapat menjadi indikator untuk menentukan apakah akan melakukan kegiatan pembelian atau tidak. Keputusan untuk membeli akan dilakukan oleh konsumen apabila tempat atau lokasi kegiatan usaha itu mudah dijangkau, adanya fasilitas umum yang mendukung, serta letaknya yang strategis. Dengan alasan tersebut konsumen hanya memerlukan waktu yang sedikit untuk mencapai tempat tersebut dan dapat melakukan kegiatan yang lain dengan waktu yang masih tersedia. Akhirnya konsumen akan membeli barang jika produk yang tersedia lengkap dan tidak mengecewakan, pelayanan yang menyenangkan, dan tempat yang dituju nyaman serta tidak membutuhkan waktu yang lama dalam memperolehnya sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya faktor produk, pelayanan, dan lokasi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan konsumen untuk mengambil keputusan membeli barang yang diinginkan. Secara sistematis 31 hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dibuat dalam kerangka berpikir sebagai berikut. Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Toko mini market Memenuhi Kebutuhan / Produk (X1) - Kualitas produk - Kelengkapan produk - Harga - Jaminan Pelayanan (X2) - Kecepatan - Ketepatan - Keramahan - Keamanan - Kenyamanan Konsumen puas Keputusan Membeli (Y) - Pengenalan masalah - Pencarian informasi - Evaluasi alternative - Keputusan pembelian - Perilaku setelah pembelian Lokasi (X3) - Transpotasi - Lokasi penjualan - Jarak antara lokasi dengan rumah 32 2.8 HIPOTESA Hipotesa adalah suatu jawaban sementara terhadap pemasalahan penelitian, sampai tabulasi melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2002:64). Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh dari produk yang ditawarkan terhadap keputusan pembelian konsumen pada toko mini market Indomaret (terwara laba) Villa Japos, Cileduk-Tangerang. 2. Ada pengaruh dari pelayanan yang diberikan terhadap keputusan pembelian kosumen pada toko mini market Indomaret (terwara laba) Villa Japos, Cileduk-Tangerang. 3. Ada pengaruh dari lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada toko mini market Indomaret (terwara laba) Villa Japos, CiledukTangerang. 4. Ada pengaruh dari produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada toko mini market Indomaret (terwara laba) Villa Japos, Cileduk-Tangerang. 33