MODUL PERKULIAHAN Customer Retention Marketing Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Adver & Marcomm Abstract Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh 43015 Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom Kompetensi Konsep Customisation Kustomisasi penawaran produk Kustomisasi kebijakan harga Pembahasan Perkembangan industri dari yang sebelumnya mass production menjadi mass customization yang ditandai dengan semakin banyaknya model produk yang dijual untuk tipe produk yang sama. Untuk dapat bertahan, perusahaan harus tenggap dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Tiap konsumen memiliki keinginan-keinginannya sendiri, namun bila keinginan masing-masing konsumen dituruti tanpa sebuah sistem yang memadai maka biaya produksi akan sangat tinggi dan tetntunya perusahaan akan merugi. Untuk itulah dikembangkan sebuah strategi untuk mengakumulasi semua keinginan konsumen dengan fleksibilitas yang tinggi namun dengan biaya yang murah, stretegi tersebut dikenal sebagai mass customization (Frutos dan Borenstein 2003, p.115). Customization akan memberikan pelayanan yang lebih relevan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dalam membedakan penawaran dan pesaing sehingga akan meningkatkan nilai penawaran. Customization merupakan salah satu ciri persaingan. Implikasi dari customization adalah bahwa sistem operasi harus menjadi fleksibel untuk mengendalikan kebutuhan unik konsumen dan mengubah desainnya. Mass Customization adalah kemampuan untuk menyediakan produk dalam skala massal yang didesain secara individual dan mengkomunikasikan untuk dipertemukan dengan setiap kebutuhan konsumen (Amstrong dan Kotler, 2002). Terpenuhinya semua kebutuhan dan keinginan konsumen akan membuat konsumen puas dan akan kembali melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut. Hal ini berarti dengan strategi mass customization maka akan meningkatkan loyalitas dari pelanggan dan ini berarti demand konsumen ke perusahaan akan terus naik. Namun, masalah muncul untuk menggali semua keinginan konsumen dibutuhkan biaya yang sangat besar bila menggunakan cara-cara konvensional seperti voice of customer (VOC), observasi maupun etnografi. Untuk itu, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi maka hal ini dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan memanfaatkan teknologi e-commerce. E-commerce tidak hanya digunakan untuk menggali keinginan konsumen, namun juga sekaligus untuk memasarkan sekaligus menjual barang ke konsumen (get order). 2016 2 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id E-commerce merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan get and deliver commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading atau perdagangan (Suryono, 2009). a. Kostumisasi Penawaran Produk Dulu era manufaktur kerajinan, produk sangat terbatas sekali. Setiap barang di produksi sedikit variasi (low variety) dengan harga tinggi (high price) bahkan setiap produksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Lalu dengan munculnya revolusi industri, munculnya mesin-mesin produksi. manufaktur pindah dari era kerajinan ke era produksi massal (Mass Production). Produksi massal (Mass Production) membuat produk yang macamnya terbatas (low variety) namun harga murah (low price) serta waktu produksi yang lebih cepat. Saat ini ada sebuah era baru yang muncul dan itu disebut Kustomisasi Massal (Mass Customization). Menurut Laudon (2010), mass customization adalah kemampuan untuk menawarkan produk atau jasa yang disesuaikan secara individu dengan menggunakan sumber daya produksi yang sama seperti mass production. Mass Customization membuat produk lebih variatif (High variety) dengan harga murah (low price). Mass Customization dapat menyesuaikan produk dengan cepat bagi nasabah individu maupun untuk pasar ceruk (niche), produksi efisiensi dari produksi massal dan waktu produksi lebih cepat. Menggunakan prinsip yang sama, mass customization merupakan Build-to-Orde, produk yang disesuaikan namun dapat diproduksi secara massal pula. Menurut Gilmor dan Joseph (1997), ada 4 (empat) pendekatan dalam customization, yaitu : 1. Customizers Kolaboratif, yaitu pendekatan dimana pelanggan/individu melakukan dialog untuk membantu mengartikulasikan kebutuhan mereka dan untuk membuat produk yang disesuaikan untuk mereka. Contoh : Salon Rambut, pelanggan dapat konsultasi atau berdialog mengenai jenis/type potongan rambut yang diinginkan. 2. Customizers Adaptive, manufactur menawarkan produk standar, namun masih dapat disesuaikan. Produk dirancang dalam bentuk standar tersebut dibuat sedemikan rupa 2016 3 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sehingga pengguna masih dapat mengubahnya sendiri. Contoh : Handphone, dengan membenamkan teknologi didalamnya setiap customer dapat menambahkan fungsi dalam produk tersebut. 3. Customizer Cosmetic, yaitu menyajikan produk standar berbeda untuk berbeda pelanggan. Pendekatan kosmetik tepat ketika pelanggan menggunakan produk cara yang sama dan hanya berbeda dalam bagaimana mereka ingin disajikan. menawarkan standar yang dikemas khusus untuk setiap pelanggan. Contoh : Gula yang dikemas dalam packing ½ kg, 1 kg, 2 kg, sehingga pelanggan mempunyai pilihan. 4. Customizer Transparan, menyediakan pelanggan dengan produk/layanan unik tanpa membiarkan mereka mengetahui secara eksplisit bahwa produk-produk dan jasa telah disesuaikan untuk mereka. Pendekatan transparan untuk kustomisasi tepat ketika kebutuhan spesifik pelanggan dapat diprediksi dengan mudah atau dapat disimpulkan dan terutama ketika pelanggan menyatakan kebutuhan mereka berulang kali. Contoh : Mobil, dibuat dengan warna yang berbeda yang didasarkan pada keinginan banyak individu yang diikuti oleh banyak manufaktur. Seluruh perusahaan di dunia saat ini menyadari kebutuhan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan untuk pelanggan. Dalam keinginan perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan, mendorong banyak perusahaan terpaksa menciptakan program-program baru dan prosedur untuk memenuhi setiap permintaan pelanggan. Dalam melakukan Mass Custimization, bagaimana perusahaan memberikan nilai yang unik/nilai tambah suatu produk sesuai keinginan pelanggan namun dengan cara yang efisien. Teknologi informasi tepat guna dan proses kerja yang fleksibel memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan barang atau jasa bagi pelanggan perorangan dalam volume tinggi dan dengan harga yang relatif biaya rendah. Sehingga perusahaan lebih kompetitif dalam memenuhi keinginan setiap pelanggan serta mampu menang dalam persaingan global. Kata bahasa Indonesia yang cukup cocok artinya dengan kata ini adalah penyesuaian: proses, cara, perbuatan menyesuaikan. Positioning membukakan kunci strategis mendobrak pasar. Bagaimanapun pasar adalah hakim yang paling berkuasa untuk menilai kinerja organisasi. Padahal seperti kita ketahui dinamika pasar berlandaskan kepada persepsi pelanggan. Konsekuensinya akan 2016 4 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tergantung kepada dinamika persepsi konsumen. Jika dalam strategi korporat ditekankan bagaimana membentuk dan menyampaikan keunggulan kompetitif, maka strategi merek menekankan kepada bagaimana positioning keluaran organisasi (produk atau jasa) agar bersemayam di tempat yang tepat dalam persepsi konsumen. Dalam benak konsumen terdapat semacam ‘file’. Ketika konsumen mau melakukan keputusan pembelian, maka dalam otaknya akan terjadi pemanggilan terhadap ‘file’ ini, sebagai landasan untuk pengambilan keputusan. File ini dikategorikan oleh konsumen berdasarkan atribut-atribut yang ‘dilekatkan’ kepada suatu obyek, termasuk merek kita. Jika konsumen memberi ‘cap’ bahwa produk kita ‘berkualitas’ tentu sangat menguntungkan kita. Tetapi biasanya atribut yang melekat tidaklah tunggal, misalnya selain ‘berkualitas’ juga ‘mahal’. Posisi yang tepat akan menguntungkan produk atau jasa kita. Jika atribut itu sesuai dengan diharapkan dalam proses pembelian keptusan itu, maka merek kita yang akan dipilih konsumen. Pernyataan positioning ini akan menjadi panduan dalam periklanan, promosi, dan komunikasi merek lainnya agar selalu konsisten dan tepat pada sasarannya. Konsistensi ini seperti dalam tulisan saya terdahulu merupakan hal yang sangat strategi. Strategi positioning merek pada hakikatnya adalah kepanjangan dari strategi merek, yang merupakan bagian dari strategi pemasaran. Sehingga pemahaman terhadap pasar dan strategi pemasarannya sendiri merupakan panduan utama dalam menentukan posisi merek. Seperti yang kita ketahui setidaknya terdapat tiga kategori strategi dasar yang terkait dengan strategi pemasaran yaitu posisi untuk pasar massal (mass market), posisi untuk pasar ceruk (niche market), dan posisi untuk pasar terdeferensiasi (differentiated market). Jika kita mengikuti dinamika pasar, biasanya akan dimulai dengan pasar yang besar dan relatif homogen. Namun harus diingat homogenitas pasar ini sebetulnya lebih ditentukan oleh cara pemasar memandang kebutuhannya konsumen. Pada awalnya pasar akan diperlakukan sebagai pasar massal dengan kebutuhan yang relatif homogen. Kemudian pasar mengalami kematangan dan mulai terfragmentasi. Pasar mulai terpecah-pecah berdasarkan keinginan konsumen yang berbeda-beda. Dan pemasar dipaksa untuk melayani konsumen dengan berbagai produk atau layanan sesuai dengan selera pasar. Mulailah 2016 5 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id proses kustomisasi pasar masal (mass customization). Pemasar mulai dipaksa untuk menetapkan posisinya yang tidak hanya bertumpu pada pasar massal, tetapi harus dilakukan diferensiasi. Dalam dinamika persepsi konsumen, jika pasar mulai dihuni oleh banyak merek – katakanlah sepuluh merek – dengan atribut yang sama, maka jika ada satu merek dengan atribut yang unik akan menonjol, dan potensinya untuk menjadi pilihan pembeli lebih tinggi. Tentu saja keunikan ini harus sesuai dengan keinginan konsumen. Kisah mengenai mie instan di negara kita dapat menggambarkan fenomena ini. Supermie pernah menjadi raja dalam pasar mi instan dengan satu jenis produk saja dan menjadi nama generik untuk menyebut mi instan. Kemudian datang Indomie. Tetapi masih dengan satu jenis produk. Demikian pula Sarimi. Relatif tidak mempunyai daya beda yang signifikan. Sarimie dan Indomie melakukan beberapa penyesuaian untuk menangkap ceruk pasar yang disebabkan oleh kejenuhan konsumen akibat penyeragaman selera dalam situasi pasar yang homogen. Kedatangan Indomie Goreng, Sarimi Rasa Baso dan beberapa jenis penyesuaian lainnya menghantarkan pasar mie instan ke arah mass customization tahap awal. Prinsip-prinsip mass marketing tetap dipegang erat. Produk secara hakiki tetap sama, tetapi bumbunya atau cara memasaknya berbeda sehingga konsumen mempunyai pilihan. Proses produksi masal tidak banyak berubah : volume besar, kualitas yang terjaga dan produk yang terstandarisasi. Penganekaragaman rasa, melalui bumbu yang berbeda-beda tetap dapat dibuat dengan produksi masal berkat kemajuan teknologi. Langkah customization ini tidak menaikkan harga secara signifikan. Kini, ketika para pemain mie instan makin banyak para pemain makin inovatif. Bagaimana dari sisi strategi positioning merek ? Fragmentasi permintaan ini melahirkan pasar yang heterogen. Pasar yang mulai terpilah-pilah dengan selera yang berbeda-beda, harus disodori produk dan jasa yang berbeda pula. Di sinilah tugas dari masing-masing merek untuk mengindentifikasi keinginan konsumen, dan dengan mempertimbangkan dinamika persaingan memilih posisi yang tepat. 2016 6 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam memilih posisi merek terdapat serangkaian kriteria. Pertama posisi yang dipilih harus benar-benar dirasakan penting oleh pelanggan. Kedua, posisi yang dipilih harus berdasarkan kekuatan merek yang sebenarnya. Ketiga posisi yang dipilih harus mencerminkan keunggulan kompetitif dalam persaingan dengan merek yang lain. Dan terakhir, posisi yang dipilih harus dapat dikomunikasikan secara jelas dan dapat memotivasi pasar. Tiga komponen yang mesti dipetimbangkan dalam melakukan positioning yang bagus, yaitu mendefinisi terhadap sasaran pasar yang akan dituju, mendefinisi bisnis perusahaan dimana perusahaan berkompetisi berdasarkan industri atau kategori, serta pernyataan mengenai perbedaan dan manfaat kunci yang ditekankan. Dalam memilih posisi merek harus mempertimbangkan pengaruh kepribadian merek, menyusun inti dari posisi serta mengembangkan posisi merek melalui berbagai hal yang dapat memberikan nilai lebih kepada pelanggan termasuk di dalamnya citra. Posisi merek ini harus secara konsisten dikomunikasikan melalui semua elemen dari bauran pemasaran. b.Konsep Mass Customization Konsep mass customization pertama kali muncul pada akhir tahun 1980, konsep ini muncul untuk menindak lanjuti perkembangan dunia industri dimana fleksibilatas, kecepatan yang tinggi dan biaya yang murah menjadi faktor-faktor yang paling ditonjolkan oleh dunia industri. Secara umum konsep mass customization adalah kemampuan perusahaan untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yang dirancang secara individu dengan fleksibilatas yang tinggi dan biaya yang rendah. Ini berarti mass customization akan menghasilkan produk dalam jumlah yang besar atau massal namun diperlakukan secara individu. Mass Customization merupakan usaha untuk memberdayakan teknologi informasi, proses manufaktur fleksibel, dan struktur organisasi perusahaan, agar dapat merealisasikan produk sesuai kebutuhan atau keinginan pribadi konsumen dengan harga mendekati harga barang yang diproduksi secara massal (Silveira, dkk. 2000, p.1-2). 2016 7 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Terjadi perubahan tren dimana dulunya produsen melempar produk ke pasar dan konsumen menerima apa adanya, kini menjadi determinasi keinginan konsumen yang mau tidak mau harus dituruti oleh produsen agar tidak kehilangan konsumen. Mass Customization merupakan konsep yang menggabungan dua strategi manufaktur, yaitu Make-To-Stock dan Make-To-Order (Graman.2005.pp.61). Dengan demikian dapat dihasilkan produk dengan volume tinggi dan variasi yang juga tinggi. Berdasarkan urain di atas, keuntungan dari mass customization antara lain: 1. Memaksimalkan market share dengan maksimalkan kepuasan konsumen dan jumlah konsumen. 2. Menekan biaya persediaan dan material waste. Penekanan biaya ini diakibatkan karena material dan input lainnya di dorong untuk melakukan produksi secara just in time sehingga inventory dari finish productpun rendah karena produksi berdasarkan order tidak untuk menyetok. 3. Meningkatkan cash flow. 4. Waktu respon yang lebih pendek. Akmulasi waktu dari diterimanya order hingga dilakukan pengiriman sangat pendek. Selain itu sistem produksi yang fleksibel dapat mengadaptasi permintaan yang berbeda dengan cepat. 2016 8 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id I. STUDI KASUS Indomie merupakan produk mi instan yang telah melalui proses produksi yang sangat higienis dengan standar Internasional dan didukung dengan teknologi berkualitas tinggi. Ketika mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, banyak yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mi instan sendiri harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia. Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, Produk Indomie kembali semakin digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng. Sebelum kita membahas mengenai Kustomisasi produk Indomie, akan dijelaskan bagaimana segementasi, Targeting, Positioning, dan SWOT. 1. Segmentasi Secara Geografis, Indomie tidak hanya membagi pasarnya di kota besar saja, tetapi juga kota kecil hingga pedesaan. Bahkan tidak hanya di Indonesia, Indomie memiliki segmentasi yang sangat besar di luar negeri. Tidak hanya di Asia, hampir di 5 benua Indomie dapat ditemukan. Mulai dari Afrika, Eropa, Amerika, hingga Australia. Sedangkan secara Demografis, pembagian pasar Indomie hampir tidak terlihat. Hal ini disebabkan oleh popularitas Indomie dan variasi serta harga produk yang cenderung dapat dijangkau oleh seluruh kalangan. Berdasarkan harga produk, Indomie membagi produknya menjadi 2 kategori yang dapat dibilang regular atau produk inti dan premium yang harganya relatif lebih mahal. 2. Targeting Indomie bisa dibilang memiliki semua target pasar atau full market coverage berdasarkan lokasi, SES A-C, gaya dan pola hidup, hingga usia (kecuali balita). 2016 9 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Positioning Indomie berusaha menanamkan Image di benak konsumen bahwa Indomie adalah mi instan yang berasal dari Indonesia yang memiliki cita rasa Nusantara dengan berbagai macam rasa dari kuliner Indonesia. Indomie dapat dinikmati semua kalangan, dimana saja, kapan saja. 4. SWOT a. Strengths Top of Mind Quality Variety of product b. Weakness Indomie di mata masyarakat bukan sebagai suatu brand tetapi sebagai suatu kategori produk c. Opportunities Market expansion d. Threats 5. Competitor Health Issues 4P (Product, Price, Place, Promotion) a. Product Indomie Goreng Indomie Kuah Indomie Jumbo Selera Nusantara Mi Keriting Taste of Asia Kuliner Indonesia My Noodlez Real Meat 2016 10 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bite Mie b. Price Range harga produk Indomie mulai Rp. 1.500,- s/d Rp. 9.000,c. Place Worldwide, but mainly sold in Indonesia Malaysia East Timor Australia Saudi Arabia Egypt Netherlands Nigeria Kenya Hongkong China Japan UK USA d. Promotion 2016 Advertising Sales promotion Event and sponsorship Word of Mouth 11 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pendekatan Kustomisasi 4 Pendekatan Kustomisasi menurut Gilmor & Joseph (1997) Indomie menggunakan semua 4 pendekatan sebagai dasar dari konsep kustomisasi produknya. Colaborative. Pendekatan ini diambil berdasarkan keinginan dan kebutuhan pasar. Contoh: Pasar Indonesia beranggapan bahwa Indomie mi goreng kurang pedas. Maka dihadirkan mi goreng pedas. Adaptive. Produk yang dapat berubah sesuai dengan selera dan keinginan konsumen. Contoh: Mi kriting bisa disajikan dengan atau tanpa kuah. Cosmetic. Produk yang memiliki standar yang berbeda untuk tiap konsumen. Contoh: Mi goreng, dan mi goreng jumbo. Transparent. Produk yang telah dikostumisasi namun konsumen tidak menyadari secara explisit. Contoh: Indomie Taste of Asia Universal 3A Strategy Indomie menggunakan strategi 3A sebagai strategi dasar kostumisasi dalam penawaran produk-produknya. Acceptability, kualitas package dan rasa produk-produk Indomie yang dapat diterima oleh konsumen. Availability, ketersediaan produk-produk Indomie saat konsumen ingin membeli. Affordability, harga produk-produk Indomie yang terjangkau oleh konsumen. 2016 12 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id II. KESIMPULAN Indomie sebagai raksasa mi Instan dari Indonesia, terus berusaha menjalin dan memelihara hubungan dengan konsumennya. Salah satunya ialah dengan melakukan kustomisasi produk. Kustomisasi yang dilakukan bertujuan agar konsumen tidak jenuh dengan produkproduk yang sudah ada, dan dapat tetap mengkonsumsi Indomie dengan inovasi-inovasi yang baru. Kustomisasi produk Indomie dapat dibilang berhasil, terbukti dengan begitu banyaknya varian Indomie yang disukai oleh konsumen, baik dalam maupun luar negeri. Walaupun terus berinovasi dan melakukan kustomisasi produk-produknya, Indomie tidak merubah nilai-nilai dan tetap menjaga positioning mereka di benak konsumen sehingga hubungan dengan konsumen tetap terjalin dengan sangat baik. 2016 13 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Coorporate And Marketing Communication. Jakarta: Puskombis. 2011. Rangkuti, Freddy. Strategi promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009. Sadat, Andi. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan. Jakarta. Salemba Empat. 2009. Soemanogara, Rd. Strategic Marketing Communication. Bandung. ALFABETA, 2008. Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta. Andi, 1997. 2016 14 Customer Retention Marketing Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id