MANUSCRIP LAPORAN KASUS PENGELOLAAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA Tn. R DENGAN STEMI (ST ELEVASI MIOCARD IMFARK) DI RUANG CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Oleh : BONIFACIO SOARES MARTINS 0131789 AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016 PERSETUJUAN PEMBIMBIMG Hasil laporan kasus dengan judul “Pengelolaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napaspada Tn. R dengan akut miokard infark di RSUD Pandan Arang Boyolali” telah diperiksa, disetujui dan siap diujkan pada: Hari : Tanggal : Ungaran, ……………………../……………………2016 Pembimbimg Maya Kurnia Dewi, S. S,. M. Hum NIDN:0609078202 2 PERSETUJUAN PEMBIMBIMG Hasil laporan kasus dengan judul “Pengelolaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napaspada Tn. R dengan akut miokard infark di RSUD Pandan Arang Boyolali” telah diperiksa, disetujui dan siap diujkan pada: Hari : Tanggal : Ungaran, ……………………./………………….2016 Penguji Endang Susilowati, S. S., M .Hum NIDN: 0620038302 3 Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran Karya tulis ilmiah, mei 2016 Bonifacio Soares Martins*, Ummu Muntamah**,Tri Susilo*** Pengelolaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napaspada Tn. R dengan akut miokard infark di RSUD Pandan Arang Boyolali ABSTRAK LatarBelakang: Infark miocard merupakan kematian otot jantung yang disebabkan oleh penyumbatan pada arteri koroner. Infark miocard akut ini disebabkan adanya penyempitan ataupun sumbatan pembuluh darah yang memberikan makan serta nutrisi ke otot jantung untuk menjalankan fungsinya. STEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah mampu melakukan pengelolaan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada Tn.R dengan akut miokard infark. Metode :Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa asuhan keperawatan pasien ketidakefektifan bersihan jalan napas. Pengelolaan dilakukan dengan mengatur posisi semi fowler, melakukan auskultasi bunyi napas, mempertahankan kepatenan jalan napas, memberikan oksigen sesuai kebutuhan, mengobservasi aliran oksigen, dan mengobservasi kecepatan irama dan kedalaman respirasi.Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan pemeriksaan penunjang. Hasil:Hasil pengelolaan didapatkan klien menyatakan sudah dapat bernafas dengan baik dan tidak sesak lagi, klien merasa nyaman, klien terlihat tenang dan TD 120/80 mmHg. Kesimpulan Dan Saranbagi rumah sakit hendaknya meningkatkan pelayanan kesehatan dalam memberikan pengelolaan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien dengan akut miokard infark sehingga mampu melakukan pengelolaan dengan baik bagi pasien. Kata kunci: ketidakefektifan bersihan jalan napas, akut miokard infark Kepustakaan: 21 (2006-2015) berlangsung selama 5-10 menit nyeri dada pada infarkmiokard biasanya berlangsung minimal 30 detik. Infark miokard akut atau disebut juga dengan AMI(Akut miocard infark) adalah sebuah kondisi kematian pada miocard(otot jantung)akibat dari aliran darah ke bagian otot jantung terlambat atau juga terganggu. Infark miocard akut ini disebabkan adanya penyempitan ataupun sumbatan pembuluh darah yang PENDAHULUAN Infark miocard merupakan kematian otot jantung yang disebabkan oleh penyumbatanpada arteri koroner. Mayoritas pasien(˃80%)datang dengan nyeri dada.Gejala khas dan dapat dibandingkan dengan seranga memanjang angina(nyeri) berat sementara angina tidak khas 4 memberikan makan serta nutrisi ke otot jantung untuk menjalankanfungsinya. Selain itupenyumbatan aliran darah dapat pula terjadi karena produksi mediators dan sitokin yang berlebihan pada suatu peradanganpembuluh darah (inflamematory vascular disease) akan menbuat terjadinya pengaktivan endotesial('Aina, 2014). PEMBAHASAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 12 april 2016, pukul 08:30 WIB di Ruang Cempaka RSUD Pandan Arang Boyolali. Dengan metode autoanamnesa dan aloanamnesa. Pada saat dikaji pasien mengatakan sesak nafas dan batuk, menurut penulis disini Tn. R dikarenakan adanya obstruksi jalan napas dibuktikan dengan adanya suara ronchi pada saat dilakukan pemeriksaan bunyi napas pada paru-paru. Obstruksi jalan napas pada pasien menyebabkan sumbatan jalan napas sehingga proses oksigenasi tidak dapat berjalan maksimal, akhirnya suplai oksigen ke seluruh tubuh terjadi gangguan. Jantung membutuhkan keseimbangan antara permintaan dan ketersedian oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik. LAPORAN KASUS Pengkajian dilakukan pada hari selasa 12/04/2016. Di ruangan CEMPAKA RSUD Pandan Arang Boyolali dengan metode autoanamnesa atau aloanamnesa. Pengelolaan Mr R, usia 80 Tahun. Keluhan utama pasien mengatakan batuk dan sesak nafas. Pasien menyatakan batuk udah 1 /2 bulan dan pernah dirawat di rumah sakit KASIH IBU 9 bulan yang lalu. Pada hari kamis sore klien menyetakan masuk rumah sakit RSUD PandanArang Boyolali dengan keluhan batuk. ANALISA DATA Pasien mengatakan batuk sudah 5 hari, Pasien tampak lemah, Terdengar suara ronchi, Ekspansi dada tidak adekuat, Gerakan dada dangkal, pernapasan 28x/ menit. B. Diagnosa Keperawatan Setelah diuraikan dari pengkajian diatas diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas pada Tn. R berhubungan dengan obstruksi jalan napas. Diagnose keperawatan ini muncul berdasarkan hasil pengkajian, bahwa Tn. R yaitu sesak nafas dan auskultas terdengar suara ronchi. Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas (Herdman & Kamitsuru, 2015). Alasan penulis memprioritaskan diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan napas sebagai prioritas diagnose pertama dikarenakan masalah oksigenasi merupakan kebutuhan fisiologis yang mendasar berdasarkan kebutuhan hirarki Maslow. Ketidakefektifan bersihan jalan napas tersebut sangat menganggu proses keluar masuknya oksigen dari dan keluar tubuh, jika tidak diatasi maka akan menimbulkan kondisi yang lebih parah pada Tn. R Dan dapat menganggu hubungan personal serta dapat menpengaruhi pemenuhan kebutuhan RENCANA KEPERAWATAN Rencana keperawatan yang disusun adalah Observasi keadaan umum klien, Kaji tanda tanda vital, Kaji airway ventilasi dan breathing dan Aturposisiklien. TINDAKAN KEPERAWATAN Memobservasi keadan umum pasien, Mengkaji tanda tanda vital, Mengkaji airway ventilasi & breathing, Melakukan pemeriksaan eletrokardiografi (EKG), Memberikan minum hangat CATATAN PERKEMBANGAN Klien mengatakan masih batuk sudah 5 hari, Klien tampak lemah, Terdengar Suara Ronchi, Ekspansi dada tidak adekuat, Gerakan dada dangkal, pernapasan 24x/menit. Masalah klien belum teratasi, Lanjutkan intervensi (colaborasi dengan tim medis: pemberiam brokudilator). 5 fisiologis dan kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan selanjutnya (Potter & Perry, 2006). bunyi ronchi pada pasien. Mendengarkan bunyi napas dengan cermat untuk mendapatkan data yang benar. Suara ronchi merupakan tanda bahwa terdapat sekret pada saluran pernapasan pasien. Tindakan ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Sari (2013) Implementasi berikutnya adalah melakukan pemeriksaan EKG. Tindakan ini sejalan dengan hasil penelitian Avisha (2014) bahwa pemantauan EKG memiliki fungsi untuk mendeteksi aritmia, iskemia, cedera, dan infark miokard. Elektrokardiogram merupakan pemeriksaan diagnostik yang penting pada jantung Tindakan berikutnya adalah memberikan minum hangat. Jalan napas yang tidak efektif dapat disebabkan adanya sekret pada saluran pernapasan. Pemberian minum air hangat efektif untuk mengeluarkan sekret pada jalan napas. Sekret mengalami pelengketan pada jalan napas, sehinga bantuan air minum hangat dapat melepaskan lengketnya sekret sehingga sekret dapat keluar dan jalan napas kembali menjadi efektif. C. Rencana Keperawatan Intervensi dilakukan pada hari selasa, 12 April 2016 pukul 11:00 WIB adalah atur posisi klien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi dan mengurangi dispnea. Auskultasi bunyi nafas, untuk mengetahui bunyi napas dan mengetahui adanya obstruksi jalan napas. Rencana tindakan auskultasi bunyi napas ini sesuai dengan pengelolaan pasien yang dilakukan oleh (Setiyowati, 2012) pada pasien dengan gagal jantung, tindakan ini utuk mengetahui bunyi napas dan menentukan masalah yang muncul sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat. Berikan oksigen sesuai kebutuhan, untuk membantu pemenuhan kebutuhan oksigen akibat adanya obstruksi jalan napas yang dialami pasien. Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan kanula dan masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lender (suction) (Febriana, 2015). E. Evaluasi Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari tindakan keperawatan. Tindakan ini adalah proses penilaian dalam pencapaian tujuan. Tujuan tahap ini adalah untuk menentukan kemampuan dalam mencapai tujuan yang telah ditentakuan (Potter & Perry, 2006). Evaluasi dilakukan oleh penulis dalam bentuk format catatan perkembangan dengan perbandingan tujuan yang ingin dicapai dengan hasil nyata pada kasus Tn. R. Evaluasi dari implementasi keperawatan yang dilakukan penulis pada hari selasa 12 April 2016 pukul 11.30 WIB didapatkan evaluasi S: klien menyatakan sudah dapat bernafas dengan baik dan tidak sesak lagi. O: klien merasa nyaman, klien terlihat tenang TD 120/80 mmHg. Dari hasil diatas, penulis melihat adanya beberapa kriteria yang telah teratasi yaitu terjadinya klien bisa bernafas dengan baik dan menunjukan penurunan sesak nafas (Carpenito, 2011). D. Implementasi Tindakan difokuskan pada pemulihan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Implementasi dilakukan pada hari Rabu tanggal 12 April 2016, yang pertama mengatur posisi semi fowler. Posisi semi fowler bertujuan agar klien dapat memaksimalkan ventilasi untuk mengurangi sesak nafas, mengoptimalkan jalan nafas bebas sehingga mengurangi sesak nafas. Tindakan ini sesuai dengan yang pengelolaan pasien gangguan sistem pernapasan yang dilakukan Setiyowati (2012) yaitu memberikan posisi semi fowler untuk mengoptimalkan fungsi jalan napas pasien. Tindakan berikutnya adalah melakukan auskultasi bunyi nafas, didapatkan 6 Kesimpulan Evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan didapatkan klien menyatakan sudah dapat bernafas dengan baik dan tidak sesak lagi, klien merasa nyaman, klien terlihat tenang dan TD 120/80 mmHg. Pnemonia. Jakarta: Fakultas Keperawatan Universitas Esa Unggul. Febriana, Galuh. (2015). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn P Di Ruang Kenanga B14 Rsud Dr Soedirman Kebumen (Studi Kasus), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong, Gombong. Herdman, T., & Kamitsuru, Shigemi. (2015). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2015-2017. West Sussex UK: NANDA International Inc. Mansjoer, Arief. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Medis Aesculapius. Melanie, Ritha. (2011). Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur terhadap Kualitas Tidur dan Tanda Vital Pada Pasien Gagal Jantung Di Ruang Rawat Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Stikes Jenderal A Yani Cimahi. Mubarak, Wahid Iqbal. (2015). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC. Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. Muttaqin, Arif. (2014). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika. Potter, PA, & Perry, AG. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (Edisi 4 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sari, Kristina Novita. (2013). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada An A Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (Ispa) Di Ruang Bakung Rs Panti Waluyo Surakarta. (Karya Tulis Ilmiah), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta, Surakarta. Setiyowati, Nining. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Asma Bronchiale Di Bangsal Bougenville III RSUD Pandan Arang Boyolali. (Karya Tulis Ilmiah), Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Saran Bagi pasien dan keluarga Keluarga hendaknya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan ketidakefektifan bersihan jalan napas sebagai bekal keluarga dan pasien untuk melakukan pengelolaan dirumah. DAFTAR PUSTAKA 'Aina, Abata Qorry. (2014). Ilmu Penyakit Dalam Edisi Lengkap. Madiun: Al Furqon dan Pustaka Pelajar. Aspiani, Reny Yuli. (2014). Buku Ajar Askep Klien Gangguan Kardiovaskular: Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC. Austaryani, Nessma Putri. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Tn. J Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. (Skripsi), Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta. Avisha, Yola. (2014). Gambaran Elektrokardiogram Pada Pasien Gagal Jantung Akut Di RSUP Dr M Djamil Padang Tahun 2013-2014. (Skripsi), Universitas Andalas, Padang. Black, Joyce M, & Hawk, J. H. (2009). Medical Surgical Nursing. Clinical Management for Positif Outcomes. Philadelphia: Saunders: Elsevier. Butcher, Howard K., Bulechek, Gloria M., Dochterman, Joanne M. McCloskey, & Wagner, Cheryl. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC). New York: Mosby. Carpenito, L.J. (2011). Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC. Corwin, Elizabeth J. (2010). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media. Elysa, Defi. (2015). Latihan Batuk Efektif Dan Nafas Dalam Pada Klien Dengan 7