Diskusi Paru W/ Prof.Menaldi Rasmin - - - - - Pasien datang dengan keluhan, pertama tentukan apakah keluhannya patologis atau fisiologis. Karena orang dengan sesak bisa saja fisiologis apabila dia habis olahraga berat. o Namun karena “Keluhan telah berlangsung selama 3 hari” curiga semakin berat dan merupakan keluhan yang patologis. Tentukan apakah sesak napas respiratorik atau non respiratorik? Bila respiratorik, berasal dari saluran napas atas atau bawah? Cari bedanya sesak napas respiratorik n non respiratorik, misalnya jantung. Takipneau : frekuensi napas lebih cepat namun dangkal. Hiperventilasi : frekuensi napas lebih cepat dan dalam. Penyebab sesak napas : o Jantung, misalnya gagal jantung, MI, dll Pada keadaan gagal jantung, terjadi kongesti di paru, sehingga pengambilan O2 terganggu, menyebabkan kompensasi berupa takipneau. Pada kegagalan forward, sirkulasi dan oksigen tidak mencukupi sehingga terjadi hypoxemia dan hypoxia. Hypoxemia adalah keadaan kekurangan oksigen di sirkulasi. Hipoksia adalah keadaan kekurangan oksigen di jaringan. Pada keadaan hipoksia, CO2 terus diproduksi dan menumpuk sehingga harus dikeluarkan mekanisme kompensasi tambahan hiperventilasi. o Vaskular, misalnya emboli, thrombus, shunt, ruptur vascular, kontriksi pembuluh darah pada penderita hipertensi o Hemodinamik : anemia, hipovolemi, dll o Muskuloskeletal : paralisis (pada gigitan rabies, Myastenia Gravis, Guillan Barre) o Metabolik : asidosis metabolik (akibat gagal ginjal, diare, atau sepsis) Sebelum sesak, pasien batuk kemungkinan batuk dan keadaan yang mendasarinya menjadi pemicu sesak. Batuk produktif berarti batuk telah berlangsung cukup lama. Karena proses menghasilkan mucus butuh waktu yang cukup lama Warna dahak : o Bening : virus atau bakteri atipik (Chlamydia, mycoplasma) o Putih kental : jamur atau bakteri o Kuning/hijau : bakteri Pada pasien diperkirakan infeksi bakteri berdasarkan warna dahaknya. Namun karena tidak ada gejala demam, kemungkinan bakteri atipik. Kemudian diikuti infeksi bakteri sekunder. Selain itu, orang-orang bisa mengalami infeksi namun tidak demam bila : o Immunocompromised o Minum steroid o Minum antibiotik Infeksi bakteri dibedakan menjadi o Atipik diobati dengan antibiotik golongan macrolide o Tipik - - - - - TB non TB (gram + dan gram -) Pasien sering batuk pilek : o Curiga sinusitis o Periksa eosinofilia (bila karena alergi) Bila penyebab-penyebab ini bisa ditangani kita bisa mencegah timbulnya eksaserbasi asma akut. Obat sesak tidak lagi mempan bisa disebabkan : o Patofisiologi semakin berat : ada bronkospasme disertai edem dan produksi mucus berlebih o Obat butuh dosis lebih tinggi atau obat lain o Ada pemicu yang tidak hilang hilang o Obat tidak sampai ke reseptor karena terhalang edema dan mukus yang tebal Suara napas : o Utama a. Trakeal b. Bronchial c. Vesikuler o Tambahan d. Pleura friction rub e. Ronki i. Saluran napas ronki kering. Hilang bila batuk. Continuus. ii. Insterstitial paru ronki basah. Tidak berubah dengan batuk. Discontinuus Bergantung luas jaringan yang terkena 1. Halus 2. Sedang 3. Kasar (discontinuus) f. wheezing penyempitan/obstruksi saluran napas bawah. Bisa disebabkan asma, edema, massa, atau BOOP (bronkiolitis obliterans with organizing pneumonia) g. stridor pada saluran napas atas ROnki kering sebenarnya adalah wheezing bernada rendah. Berdasarkan pemeriksaan peak flow meter, pasien dapat didiagnosis menderita asma. Diagnosis kita : o Asma bronchial eksaserbasi akut dipicu faringitis karena infeksi bakteri atipik. o Gastritis (ada nyeri epigastrium) Daftar masalah : o Bronkospasme beri bronkodilator o Hipersekresi mukus eskpektoran o Infeksi antibiotik, gol quinolon o Gastritis obat untuk maag