PSIKOLOGI SOSIAL 1 psisos.pp.fhs.04 1 PSIKOLOGI SOSIAL I ( 3 SKS ) BUKU ACUAN / LITERATUR 1. SOCIAL PSYCHOLOGY (5TH Ed) James A. Wiggins, dkk. (1994) 2. SOCIAL PSYCHOLOGY (3RD Ed) David G. Myers (1990) 3. SOCIAL PSYCHOLOGY (2ND Ed) John C. Brigham (1991) psisos.pp.fhs.04 2 4. SOCIAL PSYCHOLOGY (8TH Ed) Robert A. Baron & Donn Byrne (1997) Sudah diterjemahkan oleh Dra. Ratna Djuwita, Dipl. Psychl (Penerbit Erlangga, 2005). 5. PSIKOLOGI SOSIAL, Suatu Pengantar. Bimo Walgito (1978) 6. Buku² Psikologi Sosial. psisos.pp.fhs.04 3 SILABUS PSIKOLOGI SOSIAL I (4 SKS) BAB I Pengantar. 1. Batasan/Pengertian Psikologi Sosial. 2. Ruang Lingkup Psikologi Sosial (Two Social Psychology). 3. Sejarah dan Hubungan Psikologi Sosial dengan disiplin ilmu sosial yang lain. 4. Metode penelitian dalam Psikologi Sosial (termasuk etika penelitian). BAB II Persepsi Sosial. 1. Komunikasi Non Verbal. 2. Teori Atribusi. 3. Pembentukan & Manajemen Kesan. BAB III Kognisi Sosial. 1. Skema. 2. Heuristik. 3. Sumber kesesatan dalam kognisi Sosial. psisos.pp.fhs.04 4 BAB IV Sikap (Attitude) 1. Pengantar & Pengertian Sikap. 2. Komponen Sikap. 3. Pembentukan & Perubahan Sikap. 4. Sikap & Perilaku. BAB V Identitas Sosial (Self) 1. Pengantar & Pengertian Self. 2. Konsep & Fungsi Self. 3. Peran Seks (Gender). BAB VI Prasangka (Prejudice) 1. Pengantar & Pengertian Prasangka. 2. Prasangka & Diskriminasi. 3. Sumber-sumber Prasangka. 4. Menghilangkan Prasangka. psisos.pp.fhs.04 5 BAB VII Ketertarikan Interpersonal (Interpersonal Relationship) 1. Pengantar & Pengertian KI. 2. Awal Ketertarikan: Kedekatan & Emosi. 3. Menjadi Kenal: Afiliasi. 4. Kesamaan & Rasa Suka. BAB VIII Pengaruh Sosial (Social Influence) 1. Pengantar & Pengertian PS. 2. Konformitas. 3. Kesepakatan. 4. Kepatuhan. BAB IX Perilaku Prososial (Prosocial Behavior) 1. Pengantar & Pengertian PP. 2. Merespon Keadaan Darurat. 3. Faktor-faktor Perilaku Prososial. psisos.pp.fhs.04 6 BAB X Perilaku Agresif 1. Pengantar & Pengertian PA. 2. Teori-teori Agresivitas. 3. Faktor-faktor Penyebab PA. 4. Bentuk-bentuk PA. BAB XI Kelompok & Individu 1. Pengantar & Pengertian K & I. 2. Karakter & Fungsi Klp. 3. Pengaruh Klp pada Indiv. 4. Kerjasama & Konflik. 5. Keadilan. 6. Pengambilan Keputusan. BAB XII Terapan Psikologi Sosial psisos.pp.fhs.04 7 KONTRAK BELAJAR 1.Sistem Perkuliahan mengacu sistem SKS: Presensi minimal 70 %. Toleransi Keterlambatan 10 menit. Tidak ada ujian ulangan. 2. Evaluasi Perkuliahan: Ujian Tengah Semester (UTS) Ujian Akhir Semester (UAS) Tugas Presensi psisos.pp.fhs.04 30 % 50 % 15 % 5% 8 3. Etika/Sopan Santun Perkuliahan: Mahasiswa/i wajib perpakaian sopan dan rapi. Kuliah pakai sepatu/sepatu sandal dengan baik/rapi, TIDAK BOLEH PAKAI SANDAL. Selama kuliah wajib mendengarkan dosen. Apabila terlambat kuliah mengetuk pintu & mengucap salam. Selama ujian (UTS/UAS) berbuat jujur & menjaga ketertiban. psisos.pp.fhs.04 9 1. Pendahuluan. Psikologi / Psychology / • Psychology Psyche = Jiwa Logos = Ilmu (Pengetahuan) • Psikologi = Ilmu pengetahuan tentang Jiwa. • Karena JIWA merupakan sesuatu yg abstrak (tdk berwujud/jelas), maka yg dipelajari Psikologi adl: “Manivestasi/wujud dari jiwa yaitu Perilaku manusia”. psisos.pp.fhs.04 10 Beberapa definisi: • Wilhelm Wundt (Davidoff, 81) Psikologi adl Ilmu tentang kesadaran manusia. • Morgan, dkk. (1984), Psikologi adl: Ilmu ttg perilaku hewan & manusia. • Branca (1964) Psikologi adl: Ilmu ttg perilaku. PSIKOLOGI adl: ilmu ttg perilaku/aktivitas² mns sebagai manifestasi dari kehidupan kejiwaannya. psisos.pp.fhs.04 11 2. PERILAKU MANUSIA TAMPAK (Overt Behavior) PERILAKU TIDAK TAMPAK (Covert Behavior) STIMULUS psisos.pp.fhs.04 12 A. Hubungan Antara Stimulus dgn Perilaku/Respon: Pandangan Aliran BEHAVIORISTIS. Perilaku sangat dipengaruhi oleh Stimulus. Individu se-akan² tdk mampu utk menentukan perilakunya. Hubungan antara S – R bersifat mekanistis/otomatis. Pandangan Aliran KOGNITIF. Perilaku memang merupakan respon thd stimulus, namun individu dpt menentukan perilakunya. Hubungan antara S – R tdk bersifat otomatis. psisos.pp.fhs.04 13 B. Rumusan Stimulus dgn Perilaku /Respon S O R S = Stimulus O = Organisme / Orang R = Respon / Perilaku Woodworth & Schlosberg (1971): R = f ( S,O ) Kurt Lewin: B = f ( E,O ) B=f(E psisos.pp.fhs.04 O) 14 Bandura (1977): P E B P = Person E = Environtment B = Behavior C. Jenis-jenis Perilaku: Skinner (1976) Alami (Refleksif/Innate Behavior) Perilaku Operan (Operant Behavior) psisos.pp.fhs.04 15 Perilaku ALAMI (Refleksif/Innate Behavior) Dibawa sejak lahir Insting/Refleks. Terjadi scr spontan. Terjadi dgn sendirinya (otomatis). Respon langsung muncul begitu menerima stimulus. Stimulus tdk sampai ke otak. Perilaku OPERAN (Non-Refleksif) Dikendalikan/diatur oleh otak. Tdk dibawa sejak lahir. Perilaku dipelajari dgn proses belajar. Respon tdk terjadi scr spontan. Stimulus yg datang diproses melalui otak terlebih dahulu. psisos.pp.fhs.04 16 D. Faktor² yg mempengaruhi Perilaku: P = f ( O, L ) P = Perilaku f = fungsi O = Hal² yg ada dalam diri individu L = Hal² yg ada di lingkungan a. Faktor dalam diri individu: 1. Kepribadian. 2. Sistem Nilai (Value system). psisos.pp.fhs.04 17 Edward Spranger dalam diri manusia terdapat 6 sistem nilai, yi: Nilai Ekonomis. Nilai Sosial. Nilai Religius. Nilai Estetika. Nilai Intelektual. Nilai Kekuasaan. psisos.pp.fhs.04 18 3. Motivasi. Abraham Maslow. Kebutuhan Dasar (Physiological Need). Kebutuhan Rasa Aman. Kebutuhan Kasih Sayang. Kebutuhan Harga Diri. Kebutuhan Aktualisasi Diri. David McClelland. Achievement Motive. Affiliation Motive. Power Motive. psisos.pp.fhs.04 19 4. Sikap. b. Faktor Lingkungan: 1.Lingkungan Alam. Lingkungan alam akan mempengaruhi perilaku manusia. • Perilaku masyarakat pedalaman akan berbeda dgn masyarakat perkotaan. • Perilaku masyarakat pantai akan berbeda dgn masyarakat pedalaman. psisos.pp.fhs.04 20 2. Kondisi Tata Ruang. Tata ruang yg berbeda akan mempengaruhi perilaku manusia. Perilaku masyarakat yg tinggal di daerah padat penduduk berbeda dgn perilaku masyarakat yg jarang penduduknya. 3. Kondisi Ekonomi. Kondisi ekonomi masyarakat yg baik akan menunjukkan perilaku yg berbeda dibanding dgn kondisi ekonomi masyarakat yg buruk. 4. Sistem Nilai yg ada dlm Masyarakat. Sistem nilai yg dianut oleh masyarakat akan mempengaruhi perilaku warganya. psisos.pp.fhs.04 21 PSIKOLOGI SOSIAL a. Beberapa Batasan (Definisi) Psikologi Sosial • Myers (1990) Psikologi Sosial ialah pengetahuan tentang bagaimana orang berpikir, mempengaruhi, dan berhubungan dengan orang lain. • Brigham (1991) Psikologi Sosial ialah pengetahuan tentang perilaku saling pengaruh mempengaruhi antar individu atau kelompok individu. psisos.pp.fhs.04 22 • Baron dan Byrne (1991) Psikologi Sosial ialah pengetahuan yang berusaha untuk memahami sifat-sifat dan sebab² perilaku individu dalam situasi sosial. Kesimpulan: Psikologi sosial ialah ilmu tentang perilaku individu dalam situasi sosial. psisos.pp.fhs.04 23 b. Ruang lingkup Psikologi Sosial Psikologi umum, ialah: Psikologi yang mempelajari dan menyelidiki aktivi-tas² psikis manusia pada umumnya, yaitu manusia dewasa, normal, berbudaya, dan memandang manusia se-akan² terlepas dalam hubungannya dengan manusia lain. Psikologi khusus, ialah: Psikologi yang mempelajari dan menyelidiki kekhususan aktivitas² psikis manusia. Psikologi perkembangan, ialah: Psikologi yang membahas perkembangan psikis manusia (psikologi anak, psikologi remaja, dan psikologi orang tua = Gerontologi). psisos.pp.fhs.04 24 Psikologi abnormal, ialah: Psikologi yang khusus membahas keabnormalan psikis manusia. Psikologi Pendidikan, ialah: Psikologi yang khsus membahas peran psikologi dalam dunia pendidikan. Psikologi kepribadian, ialah: Psikologi yang khusus membahas tentang kepribadian manusia. Psikologi kriminal, ialah: Psikologi yang khusus membicarakan masalah yang berkaitan dengan kriminalitas. Psikologi sosial, ialah: Psikologi yang khusus membahas tentang perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi sosial. psisos.pp.fhs.04 25 • Masih banyak psikologi khusus yang lain dan sesuai dengan perkembangan jaman, misal: psi. industri, psi. olah raga, psi. agama, psi. lingkungan, psi. hukum, psi. massa/kelompok, dlsb. c. Hubungan Psi. Sosial dgn Disiplin Ilmu Sosial yg lain. Objek psikologi sosial dan ilmu² sosial yang lain (sosiologi, antropologi, dll) adalah manusia. Namun demikian dalam memandang perilaku manusia di antara ilmu² sosial tersebut memiliki perbedaan, terutama menyangkut materinya (subject matter). Sosiologi Antropologi kelompok masyarakat lingkungan (lingkungan budayanya) psisos.pp.fhs.04 26 Dengan demikian Psi. Sosial memiliki hubungan yang paling erat adl dgn disiplin ilmu Sosiologi. Sosiologi Psikologi Sosial Psikologi psisos.pp.fhs.04 27 d. Sejarah Psikologi Sosial Tahap awal perkembangan Psikologi Sosial ( 1908 - 1924). Psikologi dikenalkan sbg ilmu yg mandiri. William McDougall (1908) mengemukakan pendapatnya bahwa perilaku sosial didasari oleh faktor keturunan (insting). Insting dianggap sebagai penyebab utama. Floyd Allport (1924) mempunyai pandangan yang lain, yaitu: bahwa perilaku sosial itu disebabkan oleh banyak faktor (tidak hanya insting). psisos.pp.fhs.04 28 Allport juga mengemukakan pentingnya eksperimen dalam psikologi sosial dan mendiskusikan berbagai macam penelitian aktual antara lain masalah konformitas, kemampuan untuk mengenali emosi orang lain melalui ekpresi wajah, dan pengaruh audien dalam performansi tugas. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Allport, maka berbagai macam karya ilmiah mulai dimunculkan/berkembang. Muzafer Sherif (1935) menulis karya ilmiah tentang pengaruh norma-norma sosial untuk mengatur perilaku manusia, sehingga menambah pemahaman kita tentang pengaruh tekanan dari luar terhadap konformitas. Kurt Lewin dan koleganya Lippit serta White (1939) melakukan penelitian tentang masalah kepemimpinan (leadership) dan proses-proses yang terjadi dalam kelompok. psisos.pp.fhs.04 29 Sehingga pada akhir tahun 1930, psikologi sosial berkembang dengan cepat dan memberikan banyak sumbangan pengetahuan tentang perilaku sosial. Tahap pertengahan (1940, 1950, dan 1960) Setelah selesai Perang Dunia II (1940–1950), psikologi sosial memusatkan perhatiannya pada pengaruh kelompok terhadap perilaku individu. Penelitiannya ialah melihat hubungan antara berbagai macam tipe kepribadian orang dengan perilaku sosial (Naziisme). Salah satu peristiwa yang terpenting dalam periode ini ialah pengembangan teori disonansi kognitif (Cognitive Dissonance Theory) yang di kemukakan oleh Festinger (1957). psisos.pp.fhs.04 30 Tahun 1960 merupakan tahun yang penting karena pada tahun tersebut berbagai macam penelitian dengan topik² yang baru banyak dilakukan dan dikembangkan. (daya tarik interpersonal, pembentukan kesan, atribusi, persepsi sosial, pengaruh sosial, dan pengaruh lingkungan fisik terhadap perilaku). psisos.pp.fhs.04 31 Tahap Akhir (Masa Kedewasaan) Psikologi Sosial (1970-1990) Pada tahun 1970 muncul dua trend dalam psikologi sosial, yaitu yang berorientasi pada pendekatan secara kognitif dan yang berorientasi pada penerapan psikologi sosial. Akhir tahun 1970 beberapa orang psikolog menyimpulkan bahwa pemahaman terhadap semua aspek perilaku sosial dapat dilakukan dengan pendekatan melalui proses kognitif. Misal: Ingatan (Memory) dan Penalaran (Reasoning). Apakah prasangka itu disebabkan karena adanya kecenderungan hanya mengingat pada stereotip tertentu dari kelompok atau kecenderungan untuk memproses informasi terhadap kelompoknya sendiri, psisos.pp.fhs.04 32 berbeda kalau memproses informasi terhadap kelompok lain (Forgas & Fiedler, 1966; Wegener & Petty, 1995). Yang berorientasi penerapan psikologi sosial, (beberapa psikolog) mulai mengarahkan perhatiannya pada masalah kesehatan, hukum, perilaku sosial dalam kerja, dll. psisos.pp.fhs.04 33 PERISTIWA-PERISTIWA SOSIAL POLITIS YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN PSIKOLOGI SOSIAL PERISTIWA KONSEP MASALAH YG DIBAHAS 1. Perang Dunia I (1940) - Perubahan Sikap 2. Kekejaman Nazi (Awal tahun 40 an) - Autoritarianisme Kepribadian (Fasisme). 3. Histeria Anti Komunis (Awal tahun 50 an) - Konformitas Mengapa McCarthy banyak pengikutnya? 4. Gerakan Hak Azasi Manusia (HAM) (Tahun 60 an) - Prasangka Rasial Cara-cara mengatasi Masalah SARA. 5. Masalah Pembunuhan/Kriminalitas (Tahun 60-70 an) - Altruisme - Agresi Cara-cara penanggulangan Agresi. 6. Perang Vietnam Skandal Water Gate (Tahun 60-70 an) - Konformitas - Obedience/Kepatuhan. Ketidak berdayaan seseorang dalam menghadapi situasisituasi yang menekan. Propaganda. - Kepemimpinan - Prasangka psisos.pp.fhs.04 34 PERISTIWA KONSEP MASALAH YG DIBAHAS 7. Gerakan Feminisme (Tahun 70 an) Masalah seks Eksploitasi kaum waNita. 8. Krisis Energi (Tahun 70 an) - Sikap & Perubahan Perilaku. Perubahan Sikap & Perilaku terhadap Masalah Energi. 9. Ancaman Perang Nuklir (Tahun 70-80 an) - Bargaining - Negosiasi Peningkatan Komuni-kasi & Kesepakatan Internasional. 10.Kelompok kelompok Minoritas & Golongan Orangorang Lanjut Usia. - Ageisme - Prejudice Mengatasi Masalah Prasangka & Diskriminasi terhadap orang-orang Lanjut Usia. psisos.pp.fhs.04 35 Atau dengan perkataan lain, psikolog mulai tertarik untuk menerapkan hasil-hasil penelitian dan prinsipprinsip psikologi sosial untuk mengatasi problem-problem dalam kehidupan sehari-hari (kesehatan, hukum, perilaku sosial dalam kerja, dll.). Peranan Teori dalam Psikologi Sosial Beberapa penelitian psikologi sosial berangkat dari observasi secara informal terhadap keadaan di sekeliling kita dan ada juga penelitian yang idenya berasal dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Wegner (1992) menyatakan bahwa hasil penelitian yang menimbulkan pertanyaan baru akan lebih berbobot dalam psikologi sosial. psisos.pp.fhs.04 36 Dasar yang paling penting untuk memperoleh ide penelitian dalam psikologi sosial adalah dari teori. Teori ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh para ilmuan dalam berbagai bidang untuk menjawab pertanyaan: Mengapa…..? Idealnya suatu penelitian adalah upaya untuk melakukan penyusunan (to construct), mengetes, dan “menghaluskan” kerangka teori. Misal seorang psikolog tertarik dengan pertanyaan: “Mengapa dalam suasana yang menyenangkan, seseorang akan lebih siap memberikan pertolongan pada orang lain daripada dalam suasana yang tidak menyenangkan?” psisos.pp.fhs.04 37 Teori terdiri dari dua bagian utama, yaitu: (1) Sejumlah konsep dasar (dalam hal ini adalah suasana hati, menolong, dan mempertahankan suasana hati) dan (2) Pernyataan tentang hubungan antar konsep tersebut (Orang dalam keadaan senang berusaha memper-tahankan perasaan senang mereka dengan cara mela-kukan pertolongan pada orang lain, apabila biaya untuk melakukan pertolongan itu tidak begitu besar). Setelah teori diajukan, maka beberapa prosedur normal harus diikuti, yaitu: Pertama, Prediksi dibuat berdasar pada teori, yaitu prediksi tersebut diformulasikan sesuai dengan prinsip dasar logika atau yang dikenal dengan hipotesa. psisos.pp.fhs.04 38 Misal: “Apabila orang dalam suasana senang dapat mempertahankan suasana tersebut dengan memberikan pertolongan pada orang lain dengan usaha yang minimal, maka mereka tidak akan memberikan pertolongan pada orang lain bila dalam suasana yang netral/ kurang menyenangkan”. Selanjutnya hipotesa tersebut perlu dites dalam riset yang aktual. Apabila terbukti, maka ketepatan teori tersebut meningkat. Apabila tidak terbukti, maka tingkat kepercayaan teori tersebut menurun, sehingga teori tersebut harus mengajukan prediksi baru. psisos.pp.fhs.04 39 Apabila perubahan prediksi tersebut dapat dibuktikan, maka taraf kepercayaan teori tersebut meningkat, sebaliknya kalau tidak terbukti, maka teori tersebut harus dimodifikasi lagi atau bahkan ditolak. psisos.pp.fhs.04 40 BAGAN PROSES PENELITIAN Prediksi Terbukti Teori ttg aspek² perilaku sosial Hipotesa Taraf kepercayaan thd Teori meningkat Desain Riset utk menguji hipotesa Prediksi tdk Terbukti Taraf kepercayaan thd Teori menurun Teori dirubah Teori ditolak psisos.pp.fhs.04 41 e. Metode-metode Psikologi sosial Dua metode pokok dalam psikologi sosial, yaitu: Metode Eksperimen (Pengetahuan yang diperoleh melalui intervensi) dan Metode Korelasional (Pengetahuan yang diperoleh melalui observasi yang sistematis). Dalam penelitian dengan metode eksperimen maupun korelasional, paling tidak ada dua variabel, yaitu: Independent Variabel (Variabel Bebas), ialah: variabel yang secara sis-tematis dapat diubah-ubah kondisinya oleh peneliti, dan Dependent Variabel (Variabel Tergantung), ialah: variabel yang akan diukur dalam suatu eksperimen. psisos.pp.fhs.04 42 Metode Eksperimen Ialah suatu metode penelitian dimana peneliti dapat memanipulasi independent variable (variabel bebas) untuk mengetahui apakah perubahan tersebut dapat mempenga-ruhi dependent variable (variabel tergantung). Atau dengan perkataan lain, peneliti dapat mengetahui hubung-an yang bersifat “sebab-akibat” dari variabel penelitian. Dua syarat yang harus dipenuhi dalam eksperimen, yaitu: (1) subjek penelitian harus dipilih secara random/acak; (2) sedapat mungkin semua faktor yang akan mempengaruhi perilaku (selain variabel independen) harus dalam keadaan konstan. psisos.pp.fhs.04 43 Metode eksperimen tidak selalu dapat digunakan sebagai metode penelitian, hal ini disebabkan karena: (1) tidak semua variasi yang mempengaruhi variabel dependen dapat dikontrol oleh eksperimenter. (2) alasan etika yang membatasi eksperimenter untuk mengadakan eksperimen. Metode Korelasional Ialah metode penelitian dimana seorang peneliti mengobservasi secara sistematis dua variabel atau lebih untuk menentukan apakah perubahan-perubahan yang terjadi pada satu variabel akan mempengaruhi variabel yang lain. Dalam penelitian korelasional, peneliti tidak berusaha untuk merubah variabel-variabel yang ada, tetapi hanya melakukan pengamatan apakah perubahan pada satu variabel akan mempengaruhi variabel yang lain. psisos.pp.fhs.04 44 Metode korelasional memiliki beberapa kelebihan, antara lain: (1) dapat digunakan untuk meneliti perilaku dalam setting kehidupan yang berbeda-beda. (2) metode korelasional sangat efisien dan dapat mengumpulkan banyak data dalam waktu yang singkat. Kelemahan metode korelasional ialah temuan-temuan yang dihasilkan oleh metode ini tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat. Penelitian Longitudinal & Cross-sectional. Penelitian longitudinal dilakukan apabila peneliti secara waktu demi waktu dan umumnya berlangsung dalam waktu yang cukup lama. psisos.pp.fhs.04 45 Cross-sectional ialah penelitian yang dilakukan dalam waktu yang relatif pendek, tetapi dapat mengumpulkan bahan-bahan/data-data yang cukup banyak. Alat pengumpul data. Dalam psikologi sosial alat pengumpul data yang sering digunakan antara lain: observasi, wawancara, angket/skala, dan tes. psisos.pp.fhs.04 46 OBSERVASI: Observasi merupakan salah satu aktivitas pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan secara sistematis dan dengan sengaja dengan alat indera (terutama pendengaran dan pengelihatan) sebagai komponen utamanya dalam menangkap kejadian-kejadian/peristiwa-peristiwa. Oleh sebab itu observasi tidak dapat digunakan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu. Jenis-jenis Observasi: Dikenal berbagai macam jenis observasi, yaitu: (1) observasi sistematis dan (2) observasi non-sistematis. 1.Observasi Sistematis ialah suatu observasi yang dilakukan dengan menggunakan kerangka observasi yang sistematis. psisos.pp.fhs.04 47 2. Observasi Non-sistematis ialah observasi yang dilakukan tanpa kerangka observasi yang sistematis, sehingga belum menggunakan kategorisasi dan sistematika tentang apa yang akan diobservasi. Walaupun observasi nonsistematis bukan berarti bahwa observasi ini tidak/tanpa rencana, tetapi observasi ini tetap terencana, hanya saja apa saja yang akan diobservasi belum dibuat sistematika dan kategorisasinya. psisos.pp.fhs.04 48 Dilihat dari peran observer, maka observasi dibedakan: • Observasi partisipasi, adalah: observasi dimana observer menjadi bagian dari situasi yang diobservasi. Kehadiran observer seolah-olah menjadi pemain langsung dan tidak hanya sebagai pengamat yang pasif. • Observasi non-partisipasi, ialah: observer hanya sebagai pengamat dan tidak ikut ambil bagian secara langsung dalam situasi yang diobservasi. Observer tidak sebagai pemain, melainkan hanya sebagai penonton. Dilihat dari situasinya, maka observasi dapat dibedakan ke dalam: (1) Observasi dalam situasi yang bebas (Free situation Observation), (2) Observasi dengan memanipulasi situasi (Manipulated situation psisos.pp.fhs.04 Observation), dan 49 (3) Observasi dengan situasi yang sebagian dikontrol (Partially controlled situation Observation). Hal yang penting dalam pencatatan observasi ialah harus dibedakan antara fakta dan interpretasi. Di dalam observasi yang dicari adalah data-data objektif tanpa adanya evaluasi subjektif dari observer. Fakta adalah kondisi objektif dari gejala/perilaku yang diamati, sedang interpretasi adalah pandangan atau pendapat dari observer yang kadang-kadang atau bahkan mungkin sangat subjektif. psisos.pp.fhs.04 50 ANGKET atau KUESIONER: Angket atau sering disebut kuesioner adalah metode atau cara penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi/ dijawab oleh orang yang menjadi objek penelitian (responden). Pertanyaan/pernyataan yang diajukan harus sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner secara garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: bagian yang memuat identitas responden (data demografis) dan bagian yang berisi daftar pertanyaan/ pernyataan. Jenis Angket/Kuesioner 1. Angket/Kuesioner bentuk tertutup. 2. Angket/Kuesioner bentuk terbuka. 3. Angket/Kuesioner bentuk terbuka-tertutup. psisos.pp.fhs.04 51 Sebagai alat pengumpul data, angket memiliki kelebihan, yaitu: a. Sebagai metode yang praktis. b. Dalam waktu singkat dapat dikumpulkan data yang banyak. c. Hemat dalam waktu dan biaya. d. Responden diberi kebebasan dalam menjawab. Kelemahan angket ialah: a. Hal-hal yang kurang jelas akan sulit memperoleh jawabannya, karena peneliti dan responden tidak berhadapan langsung. b. Pertanyaan-pertanyaannya bersifat kaku. c. Tidak semua kuesioner dapat kembali. psisos.pp.fhs.04 52 INTERVIEW atau WAWANCARA: Interview atau wawancara sebagai alat pengumpul data juga menggunakan serangkaian pertanyaan, hanya cara penyajiannya yang berbeda. Keuntungan wawancara sebagai salah satu metode penelitian ialah: a.Hal-hal yang kurang jelas dari pertanyaan dapat diperjelas. b.Pewawancara dapat menyesuaikan diri dengan keadaan orang yang diwawancarai. psisos.pp.fhs.04 53 Adapun kelemahan wawancara ialah: a.Kurang hemat dari segi waktu, tenaga, dan biaya. b.Butuh keahlian. c.Prasangka sangat besar peranannya, sehingga kalau sudah muncul prasangka, hasilnya kurang objektif. Tahapan dalam wawancara: 1. Pengantar wawancara atau tahap pembuka. 2. Inti wawancara atau tahapan wawancara yang sebenarnya. 3. Penutup wawancara atau tahap mengakhiri proses wawancara. psisos.pp.fhs.04 54 Jenis-jenis wawancara: • Wawancara bebas, yaitu orang yang diwawancarai diberi kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya dan dalam situasi yang bebas. • Wawancara terarah, ialah wawancara yang pertanyaan dan jawabannya di arahkan oleh pewawancara, sehingga situasi dan jalannya wawancara bersifat kaku. • Wawancara bebas terpimpin, ialah bentuk wawancara yang menggabungkan cara wawancara bebas dan terarah. psisos.pp.fhs.04 55 Deception dan Inform Consent: Deception, maksudnya ialah peneliti tidak menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian pada responden. Alasan yang digunakan ialah bila responden mengetahui maksud dan tujuan diadakannya penelitian, perilaku mereka tidak objektif lagi. Penerapan deception menimbulkan masalah etika yang penting yang tidak dapat dihindari, yaitu: 1. Dengan deception dapat menimbulkan sesuatu yang membahayakan bagi subjek penelitian. Misal: penggunaan api dalam laboratorium akan sangat membahayakan jiwa orang coba/partisipan. psisos.pp.fhs.04 56 2. Ada kemungkinan partisipan seolah-olah dibuat “bodoh” oleh eksperimenter, karena selalu diperlakukan semau eksperimenter. Untuk mengatasi masalah deception ini dapat diambil langkah-langkah tertentu, antara lain dengan prosedur yang disebut Inform consent, yaitu: partisipan diberi informasi yang cukup tentang jalannya penelitian sebelum memutuskan untuk ikut serta dalam suatu eksperimen. Kemudian pada akhir penelitian, semua partisipan harus diberi debriefing, yaitu partisipan harus menerima penjelasan secara lengkap dalam segala aspek penelitian, termasuk tujuan penelitian, penggunaan deception dalam waktu-waktu tertentu selama eksperimen berlangsung. psisos.pp.fhs.04 57 TES PSIKOLOGI: Dalam psikologi sosial tes psikologi sebagai alat pengumpul data dapat dilakukan, apabila dengan metodemetode yang lain data sulit diungkap/diperoleh. Namun demikian tes psikologi (psiko tes) ini tidak semua orang dapat melakukannya dan dituntut keahlian tersendiri. Pentingnya Replikasi, Meta-Analysis, dan Converging Operations Replikasi adalah pentingnya hasil suatu penelitian untuk selalu diuji untuk memperoleh hasil yang lebih mantab. Penemuan awal dari suatu penelitian harus selalu diulang (replicated), terutama penelitian yang menggunakan banyak metode, pengukuran yang berbeda, dan perbedaan populasi. psisos.pp.fhs.04 58 Meta-analisis merupakan prosedur statistik untuk menggabungkan hasil-hasil berbagai macam penelitian yang hasilnya berbeda untuk memperkirakan arah dan besaran pengaruh variabel independen. Dengan cara ini diharapkan dapat diambil kesimpulan tentang apakah suatu variabel khusus mempengaruhi perilaku sosial melalui berbagai macam penelitian. Converging Operations, maksudnya ialah apabila variabel tertentu mempengaruhi aspek perilaku sosial, maka variabel-variabel lain yang sejenis juga akan mempengaruhi perilaku sosial orang tersebut. psisos.pp.fhs.04 59 ETIKA PENELITIAN (American Psychological Association,1981) 1. Menjelaskan kepada partisipan secukupnya tentang eksperimen yang akan dilakukan, agar partisipan dapat memutuskan dengan tepat apakah akan mengikuti eksperimen atau tidak (Informed consent). 2. Eksperimenter harus jujur. Deception hanya dilakukan apabila sangat diperlukan atau bila tidak ada alternatif lain. 3. Eksperimenter harus selalu menjaga kerahasiaan partisipan. 4. Harus memberikan penjelasan secara menyeluruh kepada responden setelah jalannya eksperimen berakhir. psisos.pp.fhs.04 60 psisos.pp.fhs.04 61