1_Hotman_Manurung

advertisement
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
PENGARUH SUBTITUSI IKAN DENGAN RUMPUT LAUT DAN LAMA
PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BAKSO IKAN
Hotman Manurung
ABSTRACT
Seaweed (Eucheuma cottonii) as a natural sources of fibre and vitamin has
potential use for the development of new foods or additives for human or animal
consumption. This research focused on introducing seaweed by a substitution in the
food products such as partial substitution of fish by seaweed in fish ball meat. The
ratio of fish to seaweed as following 90:0, 85:5, 80:10, 75:15, and each treatment
accomplished by 10 parts of fluor. A panel consisting of 20 non-trained members
was used. Sensory evaluation (hedonic test) was carried out on days 0, 2, 4, and 6
after treatment and product maintain at refrigerator. Study on the effect of fish
substitute by seaweed on sensoric properties (texture, colour, elasticity, and taste)
and acidity showed that compared to no seaweed substitution, the fishball with ratio
80: 10 for fish and seaweed respectively falls highest rank of acceptability, and this
lasted until 4 days of storage. In term of storage time, there was no difference
between the non-seaweed substitute and the seaweed substitute fishballs.
-----------Keywords: Fishball quality, seaned substitute, storage length.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkan manusia karena
mengandung
protein dengan asam lemak esensial yang lengkap, serta
mengandung asam lemak omega 3 dan asam lemak omega 6. Asam lemak
tersebut sanagt dibutuhkan anak-anak karena dapat merangsang pertumbuhan
syaraf otak ( Stansby, 1970 dalam Torger, 1988). Konsumsi ikan penduduk
Indonesia hanya 19 kg per orang per tahun. Dibandingkan dengan Negara tetangga
Philipina misalnya angka tersebut jauh di bawah yaitu 50 kg per orang per tahun.
Salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan adalah melalui pengolahan
menjadi produk yang lebih menarik dan harga terjangkau, misalnya dengan produk
olahan bakso. Mutu bakso ikan sangat tergantung kepada komposisi penyusun
bakso terutama perbandingan antara ikan dengan tepung atau bahan lain non ikan
yang digunakan. Pada dasarnya semakin tinggi persentase ikan di dalam bahan
yang akan diolah menjadi bakso mutu bakso yang dihasilkan semakin baik
(Suprapti, 2003).
Rumput laut merupakan salah satu bahan pangan yang digunakan sebagai
bahan pembuatan suplemen kesehatan baik sebagai bahan utama, maupun sebagai
bahan pengisi. Rumput laut telah diolah menjadi produk olahan manisan rumput
laut,dodol, minuman sehat, pudding rumput laut, dan lain-lain.(Hamali et al.,
2004). Mi dari rumput laut (Suyanti, 2008). Untuk meningkatkan nilai produk
perusahaan, maka perusahaan pengolahan makanan telah merfortifikasi produknya
217
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
dengan rumput laut (Istini et al., 1985). Selanjutnya, Astawan (2004) mengatakan
polisakarida yang terdapat pada rumput laut dapat berfungsi sebagai pangan
fungsional. Agar dan karagenan - adalah jenis karbohidrat - yang hanya dijumpai
pada rumput laut berfungsi sebagai serat kasar untuk memperlancar pencernaan.
Dengan mengetahui potensi gizi kedua bahan tersebut yaitu ikan dan rumput laut,
maka komplementasi rumput laut diharapkan dapat meningkatkan mutu bakso
ikan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi ikan dengan
rumput laut pada tingkat perbandingan tertentu dan lama penyimpanan terhadap
mutu bakso ikan.
1.3. Hipotesa Penelitian:
1. Subsitusi rumput laut dengan perbandingan tertentu pada bakso ikan memberi
pengaruh yang berbeda terhadap mutu bakso yang dihasilkan.
2. Ada interaksi antara perbandingan rumput laut dengan lama penyimpanan
terhadap mutu bakso.
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Untuk mendapatkan perbandingan rumput laut pensubsitusi yang optimal
dalam meningkatkan mutu bakso ikan.
2. Sebagai data dan informasi bagi usaha bakso yang disubsitusi rumput laut.
3. Menambah variasi atau jenis bakso yang dapat dipilih konsumen.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian
Universitas HKBP Nommensen dan Laboratorium Teknologi Pangan Universitas
Sumatera Utara Medan, bulan Januari 2009.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tenggiri segar
yang diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan di Medan, rumput laut jenis
Eucheuma cottonii, bumbu, form uji hedonik , pH universal, dan lain-lain.
Sedangkan alat yang digunakan: mesin penggiling daging, blender, kuali, alat
timbang, kompor, tekstur meter, dan pH meter.
218
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
2.3. Metode Penelitian
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Langsung (RAL)
faktorial dengan dua faktor yaitu:
Faktor I
: Perbandingan ikan dengan rumput laut (%)
Po : Ikan
: Rumput laut : Tepung ( 90 : 0 : 10)
P1 : Ikan
: Rumput laut : Tepung ( 85 : 5 : 10)
P2 : Ikan
: Rumput laut : Tepung ( 80 : 10 : 10)
P3 : Ikan
: Rumput laut : Tepung ( 75 : 15 : 10)
Faktor II
: Lama Peyimpanan terdiri dari
L0 : 0 hari
L1 : 2 hari
L3 : 4 hari
L4 : 6 hari
Kombinasi perlakuan adalah 4 x 4 = 16 unit dengan 2 ulangan sehingga total
kombinasi perlakuan 32 unit.
a. Rancangan Percobaan
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan (RAL) faktorial dengan model
Yijk =  + i + j + ()ij + ijk
Di mana : Yijk
= Hasil pengamatan dari faktor P pada taraf ke-i , dan
faktor L pada taraf ke-j, dalam ulangan k

= efek nilai tengah
i
= efek faktor P pada taraf ke-i
j
= efek faktor L pada taraf ke-j
()ij
= efek interaksi dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor L
pada taraf ke-j
ijk
= efek error faktor P pada taraf ke-i, dan faktor L pada
taraf
ke-j dalam ulangan k.
b. Pelaksanaan Penelitian
Ikan tenggiri segar dibersihkan dengan menggunakan air bersih, lalu
disiangi dengan membuang sisik, kepala, sirip dan jeroan, lalu diambil dagingnya.
Daging yang telah tersedia digiling sampai halus (tidak ada serat daging dan duri).
Selanjutnya disebut daging giling. Ke dalam daging giling ditambahkan polifospat
sebanyak sebanyak 2%, tepung 10 %, dan bumbu lainnya, dan dicampur sampai
homogen untuk menghasilkan adonan ikan giling. Adonan ikan giling dibagi
memnjadi 32 bagian sesuai dengan jumlah kombinasi perlakuan. Sementara itu
rumput laut yang telah direndam 1 – 2 hari sampai rumput laut lunak (dapat
dipotong dengan jari tangan) diblender sampai terbentuk bubur rumput laut.
Kemudian adonan daging giling dan bubur rumput laut dicampur sampai
homogen dengan perbandingan sesuai dengan perlakuan. Campuran untuk
menghasilkan adonan ikan rumput laut. Adonan ikan rumput laut dibentuk
menjadi bulat-bulatan bakso dengan ukuran yang homogen (25 butir/adonan ikan
rumput laut). Bulatan bakso direbus di dalam air mendidih sampai matang. Bila
219
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
bakso telah terapung berarti bakso telah matang. Bakso yang matang ditiriskan dan
didinginkan hingga hingga suhu pada temperatur kamar. Kemudian bakso dikemas
dalam kemasan plastik, lalu disealer. Lalu disimpan pada suhu dingin dengan
lama sesuai perlakuan.
c. Parameter yang diamati:
1. Tekstur ( tekstur meter)
Sampel diletakkan tepat menyentuh ujung jarum tekstur meter, lalu alat
penjepit jarum dilepaskan,sehingga jarum masuk kedalam sampel. Lalu dibaca
skala tekstur meter. Tektur sampel dihitung dengan menggunakan rumus:
Tekstur = 250/Nilai hasil pengukuran/10 (gram/mm2)
2. Tingkat keasaman (pH-meter)
Sampel sebanyak 15 gram dihancurkan di dalam mortar lalu ditambahkan 30
ml aquadest. Lalu diaduk sampai homogen. Kemudian pH diukur dengan
memggunakan pH meter yang telah dikalibrasi pada pH buffer. Lalu hasilnya
dicatat.
3. Uji rasa (uji hedonik)
20 orang panelis diminta memberi penilaian terhadap rasa bakso sesuai dengan
skala uji hedonik..
4. Kekenyalan (uji hedonik)
20 orang panelis diminta memberi penilaian terhadap kekenyalan sesuai
dengan skala uji hedonik.
Skala uji hedonik :
1 . sangat tidak suka
2. tidak suka
3. suka
4. agak suka
5 sangat suka
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian secara umum dikatakan bahwa lama penyimpanan
memberi pengaruh terhadap parameter yang diamati seperti terlihat pada Tabel 2
dibawah ini.
Tabel 3. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Parameter Bakso
Lama
(W)
Parameter
Tekstur
Tingkat keasaman
Rasa
Kekenyalan
Gram/mm2
(pH)
L0
0,31
6,63
2.82
2.70
L1
0.28
6.59
3.00
3.10
L2
0.41
6.61
3.37
3.20
L3
0.36
6.63
3.12
3.00
Pada Tabel 3 di atas terlihat bahwa rasa, kekenyalan, dan warna
meningkat sampai penyimpanan pada hari ke empt, tetapi menurun pada ke enam.
220
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
Sedangkan tekstur dan tingkat keasaman tidak mempunyai pola yang teratur. Rasa,
kekenyalan, dan warna bakso sampai pada penyimpanan 6 hari masih dapat
diterima oleh panelis.
Tabel 4. Pengaruh Perbandingan Rumput Laut Terhadap Parameter Bakso
Perban
dingan
(P)
P0
P1
P2
P3
Tekstur
Gram/mm2
0,44
0.36
0.28
0.27
Parameter
Tingkat keasaman
(pH)
6,66
6.61
6.60
6.59
Rasa
Kekenyalan
3.15
3.68
2.33
3.01
3.00
3.88
2.33
2.79
Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa tekstur dan tingkat keasaman
menurun dengan meningkatnya jumlah rumput laut pada adonan ikan rumput laut.
Sedangkan rasa, kekenyalan, dan warna pada taraf perbandingan ikan dengan
rumput laut 80 : 10 kurang dapat diterima panelis. Untuk mengetahui pengaruh
perlakuan terhadap parameter yang diamati, maka dilakukan pengujian statistik.
1. Tekstur
1.1. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Perbandingan ikan dengan rumput Laut
terhadap Tekstur.
Dari daftar sidik ragam (Lampiran-1) dapat dilihat bahwa Lama
Penyimpanan dan Perbandingan ikan dengan rumput laut mempunyai interaksi
sangat nyata (p<00.1) terhadap tekstur. Hasil pengujian dengan uji beda rata-rata
Least Significant Range (LSR) menunjukkan tingkat perbedaan tersebut seperti
terlihat pada Tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Perbandingan ikan dengan rumput
Laut terhadap Tekstur.
Perbandingan
Hari
P0
P1
P2
P3
L0
0.38 cd
0.34 bc
0.30 bc
0.22 a
BC
BC
AB
A
L1
0.30 bc
0.33 bc
0.22 a
0.27 ab
AB
B
A
AB
L2
0.43 de
0.60 f
0.29 ab
0.30 ab
CD
E
AB
AB
L3
0.34 bc
0.49 e
0.32 bc
0.28 ab
BC
D
AB
AB
Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata.
221
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
Pada Tabel 5 di atas terlihat bahwa secara sangat nyata (p<0.01) nilai tekstur
tertinggi terdapat pada perbandingan ikan dan rumput laut 85 : 5 serta lama
penyimpanan pada hari ke empat. sebesar 0.60 gram/mm2, dan terendah pada
perlakuan P3W0 sebesar 0.22 gram/mm2. Interaksi antara perbandingan rumput
laut dengan lama penyimpanan terhadap tekstur bakso dapat dilihat pada Gambar1. Terlihat bahwa terjadi penurunan tekstur bakso dengan meningkatnya
perbandingan rumput laut. Hal ini disebabkan karaginan yang terdapat pada
rumput laut membentuk matriks polihidrokoloid, sehingga jumlah air yang
terperangkap di dalam matriks semakin banyak. Kemungkinan lain terjadi reaksi
antara karagenan dengan protein membentuk senyawa komplek yang menyerupai
gel. Berk (1983) mengatakan caragenan mempunyai sifat asam kuat yang dapat
bereaksi dengan protein bermuatan positif. Pola penurunan tekstur pada setiap
lama penyimpanan berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan penyimpanan akan
mengakibatkan terjadi reaksi glikolisis pada glikogen daging ikan dengan
menghasilkan asam laktat. Perbedaan lama penyimpanan akan menghasilkan
jumlah asam laktat yang berbeda pula. Asam laktat akan mempengaruhi pH bakso.
Perubahan pH mengakibatkan perubahan muatan protein,sehingga akan mengubah
reaksi protein dengan caragenan. Muatan protein sangat ditentukan oleh pH
(Page,1981).
2. Tingkat Keasaman (pH)
2.1. Pengaruh Perbandingan ikan dengan rumput laut terhadap Tingkat Keasaman
Dari sidik ragam (Lampiran-2) dapat dilihat bahwa Perbandingan ikan
dengan rumput laut memberi pengaruh interaksi sangat nyata (p<0.01) terhadap
222
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
tingkat keasaman. Untuk mengetahui pengaruh tingkat perbandingan maka
dilanjutkan dengan uji LSR seperti terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6.
Tabel Interaksi Lama Penyimpanan dengan Perbandingan Rumput laut
Terhadap Tingkat keasaman
Perbandingan
Lo
L1
L2
L3
Waktu
P0
6.75 c
6.59 a
6.61 a
6.68 bc
C
AB
AB
BC
P1
6.63 ab
6.57 a
6.60 a
6.63 ab
AB
A
AB
AB
P2
6.57 a
6.62 ab
6.61 a
6.61 a
A
AB
AB
AB
P3
6.57 a
6.58 a
6.61 a
6.61 a
A
AB
AB
AB
Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan
notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata.
Pada Tabel 6 terlihat bahwa perlakuan perbandingan ikan dengan rumput laut
90 : 0 dan lama penyimpanan 0 hari secara sangat nyata (P<0.01) menghasilkan
tingkat keasaman tertinggi yaitu 6.75 dibandingkan perlakuan lain. Interaksi
antara perbandingan rumput laut dengan lama penyimpanan terhadap tingkat
keasaman dapat dilihat pada Gambar 2.
Pada gambar 2 terlihat bahwa terjadi penurunan tingkat keasaman (pH)
dengan meningkatnya jumlah rumput laut pada bakso. Hal ini disebabkan
karagenan yang terdapat pada rumput laut bersifat asam (Berk, 1983).
223
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
Gambar 2. Interaksi antara perbandingan rumput laut (%)
Penyimpanan (hari) terhadap tingkat keasaman.
dengan lama
3. Uji Rasa
3.1. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Rasa
Lama penyimpanan memberi pengaruh sangat nyata (p<00.1) terhadap rasa
seperti terlihat pada Lampiran-3. Hasil pengujian dengan uji beda rata
menunjukkan tingkat perbedaan tersebut seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh Perbandingan rumput laut dengan ikan dan Lama
Penyimpanan
Terhadap Rasa
Perbandingan
P0
P1
P2
P3
RATAAN
5%
1%
L0
2.9
3.3
2.15
2.95
2.825
a
A
L1
3
3.75
2.55
2.9
3.005
a
A
L2
3.5
3.85
2.75
3.4
3.375
c
B
L3
3.2
3.8
2.7
2.8
3.125
b
AB
224
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
RATAAN
3.15
3.68
2.54
3.01
DUNCAN 5%
b
C
a
b
DUNCAN 1%
B
C
A
B
Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
Dari Tabel 7 di atas terlihat bahwa tingkat kesukaan terhadap rasa bakso
yang disukai meningkat secara nyata pada penyimpanan hingga hari ke 4. Namun
penilaian panelis terhadap rasa menurun pada hari ke-6. Penurunan ini diduga
disebabkan pada hari ke 6 sudah terjadi reaksi kimia yang menghasilkan senyawa
yang tidak dikehendaki, tetapi masih tetap pada skala dapat diterima panelis.
Hubungan antara lama penyimpanan dengan rasa dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hubungan antara lama penyimpanan dengan rasa.
3.2. Pengaruh Perbandingan Ikan Dengan Rumput Laut Terhadap Rasa
Pada Tabel 7 di atas terlihat bahwa peningkatan persentase rumput laut
hingga 10% secara sangat nyata (p<0.01) meningkatkan penerimaan panelis.
Namun pada taraf 15% penerimaan konsumen menjadi turun. Hal ini disebabkan
pada tingkat perbandingan rumput laut 15 %, jumlah rumput laut dan tepung telah
mencapai 25% sehingga aroma dan rasa ikan menjadi turun. Rasa bakso sangat
dipengaruhi perbandingan jumlah ikan dengan jumlah bahan pendukung dalam hal
ini tepung dan rumput laut (Suprapti2003). Hubungan antara Perbandingan rumput
laut dengan rasa dapat dilihat pada Gambar 4.
225
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
Gambar 4. Hubungan antara Perbandingan Rumput laut dengan rasa bakso.
4. Kekenyalan
4.1. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Perbandingan Rumput Laut
Terhadap Kekenyalan
Dari daftar sidik ragam (Lampiran-4) dapat dilihat bahwa interaksi lama
penyimpanan dan perbandingan rumput laut memberi pengaruh sangat nyata
(p<0.01) terhadap kekenyalan bakso. Hasil pengujian dengan uji LSR
menunjukkan
tingkat perbedaan tersebut seperti terlihat pada tabel 7. Pada tabel 7 terlihat bahwa
nilai kekenyalan tertinggi terdapat pada perbandingan ikan dengan rumput laut 85
: 5 dengan penyimpanan selama 4 hari yaitu sebesar 3,90 sedangkan terendah pada
perbandingan ikan dengan rumput laut 80 : 10 dengan lama penyimpanan juga 4
hari sebesar 2,60. Kekenyalan sangat dipengaruhi oleh tenunan jaringan ikan dan
reaksi-reaksi kompleks antara protein dengan asam serta terbentuknya gel oleh
karaginan yang terdapat pada rumput laut. Pola peningkatan maupun penurunan
kekenyalan yang tidak teratur kemungkinan disebabkan oleh reaksi pengikatan
senyawa-senyawa yang terdapat pada ikan dengan karaginan sehingga terbentuk
gel berubah-ubah antara reakdi ordo satu dengan ordo dua. Sedangkan interaksi
perbandingan rumput laut dengan lama penyimpanan terhadap kekenyalan dapat
dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.
226
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
Gambar 5. Interaksi Perbandingan Rumput Laut dan Lama Penyimpanan
Terhadap Kekenyalan.
Tabel 8.
Uji beda rata-rata pengaruh interaksi Lama Peyimpanan dengan
Perbandingan Rumput Laut terhadap Kekenyalan.
Perbandingan
Po
L0
P1
2.90 cde
BCDEF
L1
3.45
L3
f
FG
2.75 bcde
4.20
BCDE
L2
P2
3.90
EF
GH
3.20 ef
3.95
EF
GH
a
A
g
H
3.20 ef
1.95
P3
2.45 bc
ABCD
g
2.60 bcd
BCDE
g
2.30 ab
AB
2.70 bcd
BCDE
3.00 def
CDEF
3.05 def
DEF
2.40
b
ABC
Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi
huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Lama penyimpanan dan perbandingan ikan dengan rumut laut memberi
pengaruh yang sangat nyata terhadap tekstur. Terjadi penurunan tekstur
dengan meningkatnya perbandingan ikan dengan rumput laut..
227
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
2. Lama penyimpanan dan perbandingan ikan dengan rumput laut memberi
pengaruh yang snagat nyata terhadap tingkat keasaman (pH). Terjadi
penurunan akibat meningkatnya perbandingan rumput laut dengan ikan. Pola
penurunannya berbeda pada setiap lama penyimpanan.
3. Lama penyimpanan yang berpengaruh sangat nyata terhadap rasa dimana rasa
yang paling disukai terdapat pada penyimpanan hari ke empat.
4. Perbandingan ikan dengan rumput laut memberi pengaruh sangat nyata
terhadap rasa hingga sampai 10% rasa bakso masih disukai panelis.
5. Lama penyimpanan dan perbandingan ikan dengan rumput laut memberi
interaksi yang sangat nyata terhadap kekenyalan bakso. Kekenyalan yang
paling disukai oleh panelis adalah pada lama penyimpanan 4 hari dengan
perbandingan ikan dengan rumput laut 85 : 5.
5.2. Saran
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis pengawet
yang dapat memperpanjang masa simpan bakso ikan yang disubtitusi dengan
rumput laut.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian pembuatan bakso yang berbasis non ikan
dengan subtitusi rumput laut.
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2004. Sehat Bersama Aneka Serat Pangan Alami. Tiga Serangkai,
Solo
Berk, Z. 1983. Introduction to The Biochemistry of Food. Elsivier Scintific
Publishing Co., New York
Erliza Hamali, Ani. S., dan Wadli. 2004. Membuat Aneka Olahan Rumput Laut.
Penebar Swadaya, Jogyakarta.
Istini,H., Zatnika,A., dan Suhaimi, Z. 1985. Mamfaat dan Pengolahan Rumput
Laut. Seafarming Workshop, FAO Corporate. Bandar Lampung.
Page, D.S. 1981. Principles of Biological Chemistry. Willard Grant Press, London.
Suprapti, L. 2003. Membuat Bakso Daging dan Bakso Ikan. Kanisius, Jogyakarta
Suyanti.2008. Membuat Mie Sehat. Penebar Swadaya, Jakarta.
228
_____________
ISSN 0853 - 0203
VISI (2009) 17 (3) 217 - 228
.
229
_____________
ISSN 0853 - 0203
Download