VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 PENGARUH SUBTITUSI IKAN DENGAN RUMPUT LAUT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BAKSO IKAN Hotman Manurung ABSTRACT Seaweed (Eucheuma cottonii) as a natural sources of fibre and vitamin has potential use for the development of new foods or additives for human or animal consumption. This research focused on introducing seaweed by a substitution in the food products such as partial substitution of fish by seaweed in fish ball meat. The ratio of fish to seaweed as following 90:0, 85:5, 80:10, 75:15, and each treatment accomplished by 10 parts of fluor. A panel consisting of 20 non-trained members was used. Sensory evaluation (hedonic test) was carried out on days 0, 2, 4, and 6 after treatment and product maintain at refrigerator. Study on the effect of fish substitute by seaweed on sensoric properties (texture, colour, elasticity, and taste) and acidity showed that compared to no seaweed substitution, the fishball with ratio 80: 10 for fish and seaweed respectively falls highest rank of acceptability, and this lasted until 4 days of storage. In term of storage time, there was no difference between the non-seaweed substitute and the seaweed substitute fishballs. -----------Keywords: Fishball quality, seaned substitute, storage length. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkan manusia karena mengandung protein dengan asam lemak esensial yang lengkap, serta mengandung asam lemak omega 3 dan asam lemak omega 6. Asam lemak tersebut sanagt dibutuhkan anak-anak karena dapat merangsang pertumbuhan syaraf otak ( Stansby, 1970 dalam Torger, 1988). Konsumsi ikan penduduk Indonesia hanya 19 kg per orang per tahun. Dibandingkan dengan Negara tetangga Philipina misalnya angka tersebut jauh di bawah yaitu 50 kg per orang per tahun. Salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan adalah melalui pengolahan menjadi produk yang lebih menarik dan harga terjangkau, misalnya dengan produk olahan bakso. Mutu bakso ikan sangat tergantung kepada komposisi penyusun bakso terutama perbandingan antara ikan dengan tepung atau bahan lain non ikan yang digunakan. Pada dasarnya semakin tinggi persentase ikan di dalam bahan yang akan diolah menjadi bakso mutu bakso yang dihasilkan semakin baik (Suprapti, 2003). Rumput laut merupakan salah satu bahan pangan yang digunakan sebagai bahan pembuatan suplemen kesehatan baik sebagai bahan utama, maupun sebagai bahan pengisi. Rumput laut telah diolah menjadi produk olahan manisan rumput laut,dodol, minuman sehat, pudding rumput laut, dan lain-lain.(Hamali et al., 2004). Mi dari rumput laut (Suyanti, 2008). Untuk meningkatkan nilai produk perusahaan, maka perusahaan pengolahan makanan telah merfortifikasi produknya 217 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 dengan rumput laut (Istini et al., 1985). Selanjutnya, Astawan (2004) mengatakan polisakarida yang terdapat pada rumput laut dapat berfungsi sebagai pangan fungsional. Agar dan karagenan - adalah jenis karbohidrat - yang hanya dijumpai pada rumput laut berfungsi sebagai serat kasar untuk memperlancar pencernaan. Dengan mengetahui potensi gizi kedua bahan tersebut yaitu ikan dan rumput laut, maka komplementasi rumput laut diharapkan dapat meningkatkan mutu bakso ikan. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi ikan dengan rumput laut pada tingkat perbandingan tertentu dan lama penyimpanan terhadap mutu bakso ikan. 1.3. Hipotesa Penelitian: 1. Subsitusi rumput laut dengan perbandingan tertentu pada bakso ikan memberi pengaruh yang berbeda terhadap mutu bakso yang dihasilkan. 2. Ada interaksi antara perbandingan rumput laut dengan lama penyimpanan terhadap mutu bakso. 1.4. Kegunaan Penelitian 1. Untuk mendapatkan perbandingan rumput laut pensubsitusi yang optimal dalam meningkatkan mutu bakso ikan. 2. Sebagai data dan informasi bagi usaha bakso yang disubsitusi rumput laut. 3. Menambah variasi atau jenis bakso yang dapat dipilih konsumen. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian Universitas HKBP Nommensen dan Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Sumatera Utara Medan, bulan Januari 2009. 2.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tenggiri segar yang diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan di Medan, rumput laut jenis Eucheuma cottonii, bumbu, form uji hedonik , pH universal, dan lain-lain. Sedangkan alat yang digunakan: mesin penggiling daging, blender, kuali, alat timbang, kompor, tekstur meter, dan pH meter. 218 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 2.3. Metode Penelitian Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Langsung (RAL) faktorial dengan dua faktor yaitu: Faktor I : Perbandingan ikan dengan rumput laut (%) Po : Ikan : Rumput laut : Tepung ( 90 : 0 : 10) P1 : Ikan : Rumput laut : Tepung ( 85 : 5 : 10) P2 : Ikan : Rumput laut : Tepung ( 80 : 10 : 10) P3 : Ikan : Rumput laut : Tepung ( 75 : 15 : 10) Faktor II : Lama Peyimpanan terdiri dari L0 : 0 hari L1 : 2 hari L3 : 4 hari L4 : 6 hari Kombinasi perlakuan adalah 4 x 4 = 16 unit dengan 2 ulangan sehingga total kombinasi perlakuan 32 unit. a. Rancangan Percobaan Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan (RAL) faktorial dengan model Yijk = + i + j + ()ij + ijk Di mana : Yijk = Hasil pengamatan dari faktor P pada taraf ke-i , dan faktor L pada taraf ke-j, dalam ulangan k = efek nilai tengah i = efek faktor P pada taraf ke-i j = efek faktor L pada taraf ke-j ()ij = efek interaksi dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor L pada taraf ke-j ijk = efek error faktor P pada taraf ke-i, dan faktor L pada taraf ke-j dalam ulangan k. b. Pelaksanaan Penelitian Ikan tenggiri segar dibersihkan dengan menggunakan air bersih, lalu disiangi dengan membuang sisik, kepala, sirip dan jeroan, lalu diambil dagingnya. Daging yang telah tersedia digiling sampai halus (tidak ada serat daging dan duri). Selanjutnya disebut daging giling. Ke dalam daging giling ditambahkan polifospat sebanyak sebanyak 2%, tepung 10 %, dan bumbu lainnya, dan dicampur sampai homogen untuk menghasilkan adonan ikan giling. Adonan ikan giling dibagi memnjadi 32 bagian sesuai dengan jumlah kombinasi perlakuan. Sementara itu rumput laut yang telah direndam 1 – 2 hari sampai rumput laut lunak (dapat dipotong dengan jari tangan) diblender sampai terbentuk bubur rumput laut. Kemudian adonan daging giling dan bubur rumput laut dicampur sampai homogen dengan perbandingan sesuai dengan perlakuan. Campuran untuk menghasilkan adonan ikan rumput laut. Adonan ikan rumput laut dibentuk menjadi bulat-bulatan bakso dengan ukuran yang homogen (25 butir/adonan ikan rumput laut). Bulatan bakso direbus di dalam air mendidih sampai matang. Bila 219 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 bakso telah terapung berarti bakso telah matang. Bakso yang matang ditiriskan dan didinginkan hingga hingga suhu pada temperatur kamar. Kemudian bakso dikemas dalam kemasan plastik, lalu disealer. Lalu disimpan pada suhu dingin dengan lama sesuai perlakuan. c. Parameter yang diamati: 1. Tekstur ( tekstur meter) Sampel diletakkan tepat menyentuh ujung jarum tekstur meter, lalu alat penjepit jarum dilepaskan,sehingga jarum masuk kedalam sampel. Lalu dibaca skala tekstur meter. Tektur sampel dihitung dengan menggunakan rumus: Tekstur = 250/Nilai hasil pengukuran/10 (gram/mm2) 2. Tingkat keasaman (pH-meter) Sampel sebanyak 15 gram dihancurkan di dalam mortar lalu ditambahkan 30 ml aquadest. Lalu diaduk sampai homogen. Kemudian pH diukur dengan memggunakan pH meter yang telah dikalibrasi pada pH buffer. Lalu hasilnya dicatat. 3. Uji rasa (uji hedonik) 20 orang panelis diminta memberi penilaian terhadap rasa bakso sesuai dengan skala uji hedonik.. 4. Kekenyalan (uji hedonik) 20 orang panelis diminta memberi penilaian terhadap kekenyalan sesuai dengan skala uji hedonik. Skala uji hedonik : 1 . sangat tidak suka 2. tidak suka 3. suka 4. agak suka 5 sangat suka 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian secara umum dikatakan bahwa lama penyimpanan memberi pengaruh terhadap parameter yang diamati seperti terlihat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 3. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Parameter Bakso Lama (W) Parameter Tekstur Tingkat keasaman Rasa Kekenyalan Gram/mm2 (pH) L0 0,31 6,63 2.82 2.70 L1 0.28 6.59 3.00 3.10 L2 0.41 6.61 3.37 3.20 L3 0.36 6.63 3.12 3.00 Pada Tabel 3 di atas terlihat bahwa rasa, kekenyalan, dan warna meningkat sampai penyimpanan pada hari ke empt, tetapi menurun pada ke enam. 220 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 Sedangkan tekstur dan tingkat keasaman tidak mempunyai pola yang teratur. Rasa, kekenyalan, dan warna bakso sampai pada penyimpanan 6 hari masih dapat diterima oleh panelis. Tabel 4. Pengaruh Perbandingan Rumput Laut Terhadap Parameter Bakso Perban dingan (P) P0 P1 P2 P3 Tekstur Gram/mm2 0,44 0.36 0.28 0.27 Parameter Tingkat keasaman (pH) 6,66 6.61 6.60 6.59 Rasa Kekenyalan 3.15 3.68 2.33 3.01 3.00 3.88 2.33 2.79 Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa tekstur dan tingkat keasaman menurun dengan meningkatnya jumlah rumput laut pada adonan ikan rumput laut. Sedangkan rasa, kekenyalan, dan warna pada taraf perbandingan ikan dengan rumput laut 80 : 10 kurang dapat diterima panelis. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati, maka dilakukan pengujian statistik. 1. Tekstur 1.1. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Perbandingan ikan dengan rumput Laut terhadap Tekstur. Dari daftar sidik ragam (Lampiran-1) dapat dilihat bahwa Lama Penyimpanan dan Perbandingan ikan dengan rumput laut mempunyai interaksi sangat nyata (p<00.1) terhadap tekstur. Hasil pengujian dengan uji beda rata-rata Least Significant Range (LSR) menunjukkan tingkat perbedaan tersebut seperti terlihat pada Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Perbandingan ikan dengan rumput Laut terhadap Tekstur. Perbandingan Hari P0 P1 P2 P3 L0 0.38 cd 0.34 bc 0.30 bc 0.22 a BC BC AB A L1 0.30 bc 0.33 bc 0.22 a 0.27 ab AB B A AB L2 0.43 de 0.60 f 0.29 ab 0.30 ab CD E AB AB L3 0.34 bc 0.49 e 0.32 bc 0.28 ab BC D AB AB Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. 221 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 Pada Tabel 5 di atas terlihat bahwa secara sangat nyata (p<0.01) nilai tekstur tertinggi terdapat pada perbandingan ikan dan rumput laut 85 : 5 serta lama penyimpanan pada hari ke empat. sebesar 0.60 gram/mm2, dan terendah pada perlakuan P3W0 sebesar 0.22 gram/mm2. Interaksi antara perbandingan rumput laut dengan lama penyimpanan terhadap tekstur bakso dapat dilihat pada Gambar1. Terlihat bahwa terjadi penurunan tekstur bakso dengan meningkatnya perbandingan rumput laut. Hal ini disebabkan karaginan yang terdapat pada rumput laut membentuk matriks polihidrokoloid, sehingga jumlah air yang terperangkap di dalam matriks semakin banyak. Kemungkinan lain terjadi reaksi antara karagenan dengan protein membentuk senyawa komplek yang menyerupai gel. Berk (1983) mengatakan caragenan mempunyai sifat asam kuat yang dapat bereaksi dengan protein bermuatan positif. Pola penurunan tekstur pada setiap lama penyimpanan berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan penyimpanan akan mengakibatkan terjadi reaksi glikolisis pada glikogen daging ikan dengan menghasilkan asam laktat. Perbedaan lama penyimpanan akan menghasilkan jumlah asam laktat yang berbeda pula. Asam laktat akan mempengaruhi pH bakso. Perubahan pH mengakibatkan perubahan muatan protein,sehingga akan mengubah reaksi protein dengan caragenan. Muatan protein sangat ditentukan oleh pH (Page,1981). 2. Tingkat Keasaman (pH) 2.1. Pengaruh Perbandingan ikan dengan rumput laut terhadap Tingkat Keasaman Dari sidik ragam (Lampiran-2) dapat dilihat bahwa Perbandingan ikan dengan rumput laut memberi pengaruh interaksi sangat nyata (p<0.01) terhadap 222 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 tingkat keasaman. Untuk mengetahui pengaruh tingkat perbandingan maka dilanjutkan dengan uji LSR seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Tabel Interaksi Lama Penyimpanan dengan Perbandingan Rumput laut Terhadap Tingkat keasaman Perbandingan Lo L1 L2 L3 Waktu P0 6.75 c 6.59 a 6.61 a 6.68 bc C AB AB BC P1 6.63 ab 6.57 a 6.60 a 6.63 ab AB A AB AB P2 6.57 a 6.62 ab 6.61 a 6.61 a A AB AB AB P3 6.57 a 6.58 a 6.61 a 6.61 a A AB AB AB Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata. Pada Tabel 6 terlihat bahwa perlakuan perbandingan ikan dengan rumput laut 90 : 0 dan lama penyimpanan 0 hari secara sangat nyata (P<0.01) menghasilkan tingkat keasaman tertinggi yaitu 6.75 dibandingkan perlakuan lain. Interaksi antara perbandingan rumput laut dengan lama penyimpanan terhadap tingkat keasaman dapat dilihat pada Gambar 2. Pada gambar 2 terlihat bahwa terjadi penurunan tingkat keasaman (pH) dengan meningkatnya jumlah rumput laut pada bakso. Hal ini disebabkan karagenan yang terdapat pada rumput laut bersifat asam (Berk, 1983). 223 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 Gambar 2. Interaksi antara perbandingan rumput laut (%) Penyimpanan (hari) terhadap tingkat keasaman. dengan lama 3. Uji Rasa 3.1. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Rasa Lama penyimpanan memberi pengaruh sangat nyata (p<00.1) terhadap rasa seperti terlihat pada Lampiran-3. Hasil pengujian dengan uji beda rata menunjukkan tingkat perbedaan tersebut seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Pengaruh Perbandingan rumput laut dengan ikan dan Lama Penyimpanan Terhadap Rasa Perbandingan P0 P1 P2 P3 RATAAN 5% 1% L0 2.9 3.3 2.15 2.95 2.825 a A L1 3 3.75 2.55 2.9 3.005 a A L2 3.5 3.85 2.75 3.4 3.375 c B L3 3.2 3.8 2.7 2.8 3.125 b AB 224 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 RATAAN 3.15 3.68 2.54 3.01 DUNCAN 5% b C a b DUNCAN 1% B C A B Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata Dari Tabel 7 di atas terlihat bahwa tingkat kesukaan terhadap rasa bakso yang disukai meningkat secara nyata pada penyimpanan hingga hari ke 4. Namun penilaian panelis terhadap rasa menurun pada hari ke-6. Penurunan ini diduga disebabkan pada hari ke 6 sudah terjadi reaksi kimia yang menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki, tetapi masih tetap pada skala dapat diterima panelis. Hubungan antara lama penyimpanan dengan rasa dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Hubungan antara lama penyimpanan dengan rasa. 3.2. Pengaruh Perbandingan Ikan Dengan Rumput Laut Terhadap Rasa Pada Tabel 7 di atas terlihat bahwa peningkatan persentase rumput laut hingga 10% secara sangat nyata (p<0.01) meningkatkan penerimaan panelis. Namun pada taraf 15% penerimaan konsumen menjadi turun. Hal ini disebabkan pada tingkat perbandingan rumput laut 15 %, jumlah rumput laut dan tepung telah mencapai 25% sehingga aroma dan rasa ikan menjadi turun. Rasa bakso sangat dipengaruhi perbandingan jumlah ikan dengan jumlah bahan pendukung dalam hal ini tepung dan rumput laut (Suprapti2003). Hubungan antara Perbandingan rumput laut dengan rasa dapat dilihat pada Gambar 4. 225 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 Gambar 4. Hubungan antara Perbandingan Rumput laut dengan rasa bakso. 4. Kekenyalan 4.1. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Perbandingan Rumput Laut Terhadap Kekenyalan Dari daftar sidik ragam (Lampiran-4) dapat dilihat bahwa interaksi lama penyimpanan dan perbandingan rumput laut memberi pengaruh sangat nyata (p<0.01) terhadap kekenyalan bakso. Hasil pengujian dengan uji LSR menunjukkan tingkat perbedaan tersebut seperti terlihat pada tabel 7. Pada tabel 7 terlihat bahwa nilai kekenyalan tertinggi terdapat pada perbandingan ikan dengan rumput laut 85 : 5 dengan penyimpanan selama 4 hari yaitu sebesar 3,90 sedangkan terendah pada perbandingan ikan dengan rumput laut 80 : 10 dengan lama penyimpanan juga 4 hari sebesar 2,60. Kekenyalan sangat dipengaruhi oleh tenunan jaringan ikan dan reaksi-reaksi kompleks antara protein dengan asam serta terbentuknya gel oleh karaginan yang terdapat pada rumput laut. Pola peningkatan maupun penurunan kekenyalan yang tidak teratur kemungkinan disebabkan oleh reaksi pengikatan senyawa-senyawa yang terdapat pada ikan dengan karaginan sehingga terbentuk gel berubah-ubah antara reakdi ordo satu dengan ordo dua. Sedangkan interaksi perbandingan rumput laut dengan lama penyimpanan terhadap kekenyalan dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini. 226 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 Gambar 5. Interaksi Perbandingan Rumput Laut dan Lama Penyimpanan Terhadap Kekenyalan. Tabel 8. Uji beda rata-rata pengaruh interaksi Lama Peyimpanan dengan Perbandingan Rumput Laut terhadap Kekenyalan. Perbandingan Po L0 P1 2.90 cde BCDEF L1 3.45 L3 f FG 2.75 bcde 4.20 BCDE L2 P2 3.90 EF GH 3.20 ef 3.95 EF GH a A g H 3.20 ef 1.95 P3 2.45 bc ABCD g 2.60 bcd BCDE g 2.30 ab AB 2.70 bcd BCDE 3.00 def CDEF 3.05 def DEF 2.40 b ABC Keterangan: Notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata dan notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. Lama penyimpanan dan perbandingan ikan dengan rumut laut memberi pengaruh yang sangat nyata terhadap tekstur. Terjadi penurunan tekstur dengan meningkatnya perbandingan ikan dengan rumput laut.. 227 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 2. Lama penyimpanan dan perbandingan ikan dengan rumput laut memberi pengaruh yang snagat nyata terhadap tingkat keasaman (pH). Terjadi penurunan akibat meningkatnya perbandingan rumput laut dengan ikan. Pola penurunannya berbeda pada setiap lama penyimpanan. 3. Lama penyimpanan yang berpengaruh sangat nyata terhadap rasa dimana rasa yang paling disukai terdapat pada penyimpanan hari ke empat. 4. Perbandingan ikan dengan rumput laut memberi pengaruh sangat nyata terhadap rasa hingga sampai 10% rasa bakso masih disukai panelis. 5. Lama penyimpanan dan perbandingan ikan dengan rumput laut memberi interaksi yang sangat nyata terhadap kekenyalan bakso. Kekenyalan yang paling disukai oleh panelis adalah pada lama penyimpanan 4 hari dengan perbandingan ikan dengan rumput laut 85 : 5. 5.2. Saran 1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis pengawet yang dapat memperpanjang masa simpan bakso ikan yang disubtitusi dengan rumput laut. 2. Sebaiknya dilakukan penelitian pembuatan bakso yang berbasis non ikan dengan subtitusi rumput laut. DAFTAR PUSTAKA Astawan, M. 2004. Sehat Bersama Aneka Serat Pangan Alami. Tiga Serangkai, Solo Berk, Z. 1983. Introduction to The Biochemistry of Food. Elsivier Scintific Publishing Co., New York Erliza Hamali, Ani. S., dan Wadli. 2004. Membuat Aneka Olahan Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jogyakarta. Istini,H., Zatnika,A., dan Suhaimi, Z. 1985. Mamfaat dan Pengolahan Rumput Laut. Seafarming Workshop, FAO Corporate. Bandar Lampung. Page, D.S. 1981. Principles of Biological Chemistry. Willard Grant Press, London. Suprapti, L. 2003. Membuat Bakso Daging dan Bakso Ikan. Kanisius, Jogyakarta Suyanti.2008. Membuat Mie Sehat. Penebar Swadaya, Jakarta. 228 _____________ ISSN 0853 - 0203 VISI (2009) 17 (3) 217 - 228 . 229 _____________ ISSN 0853 - 0203