MODUL PERKULIAHAN Psikologi Umum II Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka Kode MK 08 Disusun Oleh Rizky Putri A. S. Hutagalung, M. Psi, Psi Abstract Kompetensi Modul ini berisi tentang kajian perkembangan manusia. Dimulai dari masa prenatal hingga memasuki dewasa akhir. Terkait di dalamnya mengenai perkembangan manusia dalam aspek kognitif, dan juga psikososial. Mahasiswa memahami tentang perkembangan manusia dimulai dari masa prenatal hingga masa dewasa akhir, perkembangan kognitif dan perkembangan psikososial, serta bagaimana kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan sekitar. BAB VIII: Perkembangan Manusia Perkembangan Manusia Perkembangan manusia adalah kajian ilmiah mengenai berbagai proses perubahan dan stabilitas Selama abad ke-19, kajian ilmiah perkembangan manusia diawali dengan kajian pada masa kanak-kanak. Sebagaimana para peneliti tertarik pada perkembangan selanjutnya selama masa dewasa, perkembangan rentang kehidupan menjadi sebuah bidang studi. 4 tujuan kajian ilmiah perkembangan manusia : - Mendeskripsikan - Menjelaskan - Meramalkan - Memodifikasi perkembangan Perkembangan manusia dibuat sebagai kesimpulan atas sejumlah luas bidang ilmu atau bidang studi yang mencakup psikologi, psikiatri, sosiologi, antropologi, biologi, genetika, ilmu keluarga, pendidikan, sejarah, filsafat, dan kedokteran. ‘14 2 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan fokus pada perubahan dengan berlalunya waktu Menjelaskan /berhubungan dengan perubahan yang terjadi dalam waktu tertentu dalam 1 atau lebih perilaku / aktivitas psikologis ( thought, language, social behavior, perception). Perubahan juga bisa dilihat dalam hubungan antar aspek tersebut : anak yang belum bisa ngomong, social behaviornya terbatas anak yang sudah bisa ngomong, social behaviornya lebih luas Perubahan yang dimaksudkan sebagai perkembangan : Perubahan yang kedepan/ maju berkembang Waktunya bisa detik, menit, bulan, dsb. Ranah Utama Perkembangan Manusia : fisik, kognitif, dan psikososial. Proses Fisik (physical process) meliputi perubahan yang bersifat biologis individu. Gen yang diwariskan pada orangtua, perubahan hormone selama masa pubertas dan menopause, serta perubahan yang terjadi sepanjang hayat pada otak, tinggi badan dan berat badan, dan kemampuan motorik, semua mencerminkan peran perkembangan dari proses biologis. Proses Kognitif (cognitive process) meliputi perubahan yang terjadi dalam pikiran, kecerdasan dan bahasa individu. Mengamati benda-benda berwarna-warni yang terayun di atas ranjang bayi, menyusun kalimat tentang masa depan, membayangkan diri sendiri sebagai seorang bintang film, serta mengingat nomor telepon baru, semua itu menunjukkan perana proses kognitif dalam perkembangan. Proses Sosial-Emosional (socioemotional process) meliputi perubahan dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi sebagai respons atas sentuhan ibunya, kegembiraan seorang remaja menghadiri acara kelulusan, keagresifan seorang pria dalan berolahraga, serta kasih sayang yang saling ditunjukkan oleh pasangan yang lebih tua, semua itu menunjukkan peranan proses sosialemosional ‘14 3 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Isu utama psikologi perkembangan : 1. Sifat Dasar Manusia ( Model Filosofis) Mekanistik - melihat dunia sebagai mesin yang terdiri dari bagian2 bagian yang beroperasi dalam ruang dan waktu - seperti jam bisa bergerak sendiri, bisa diprediksi Organismik - melihat dunia sebagai suatu sistem kehidupan & aktif/ bisa mengatur kehidupannya sendiri - manusia punya potensi untuk menentukan sendiri dan mengarahkan perubahan yang ingin dicapai - perkembangan adalah sesuatu yang selalu berada didalam manusia - Behavior & berpikir adalah self initiated dari individu Kontekstual - tingkah laku punya arti kalau dilihat dari konteks sejarah/ sosial - perilaku dilihat latar belakangnya apa - perilaku dapat dijelaskan oleh konteks sosial/ historicalnya/ backgroundnya 2. Perkembangan kualitatif & kuantitatif Kualitatif - Perubahan dalam jenis atau tipe perubahan struktur/ organisasi - Misal : anak usia 2 tahun sebelumnya menyebut suatu nama benda secara terbata-bata dan kurang jelas. Pada usia 3 tahun mampu menyebut nama benda secara fasih dan jelas - ‘14 4 Perubahan bersifat discontinue --- stagelike (tahapan2) Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Pada bentuk/ tahapan berikutnya, sifat pada tahapan sebelumnya tidak ada - Misal: perubahan terjadinya kupu2 - Sifat telur, ulat, kepompong tidak ada pada kupu2 Kuantitatif - Perubahan dalam jumlah, frekuensi atau derajat - Misal: tinggi badan, banyak kata yang diucapkan - Perubahan bersifat continue (berkesinambungan) - Misal: pada waktu belajar mengetik, kemampuannya : 50 karakter/menit • Setelah latihan2 : menjadi 70 karakter/ menit. 3. Kontribusi nature & nurture pada perkembangan Apakah pengetahuan dan perilaku diperoleh dari bawaan genetika atau pengalaman? Hereditas vs lingkungan vs budaya vs empirisme Biologi Nativisme Kematangan vs belajar Interaksi antara faktor bawaan dan lingkungan (nature & nurture) sangat terkait. Pertanyaan yang lebih tepat : bagaimana nature & nurture mempengaruhi perkembangan? Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture). Setiap individu adalah makhluk yang unik dan setiap tahap perkembangan memiliki karakteristik yang khas. Faktor bawaan mencakup ciri-ciri fisik, kecerdasan, bakat, temperamen (yang akan menentukan bagaimana ‘14 5 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id seseorang bertindak, bereaksi, bersikap dari satu situasi ke situasi lain yang sifatnya relatif menetap). Faktor lingkungan sangat berperan untuk melakukan perubahan, dalam artian memaksimalkan potensi yang dimiliki anak, dan hal-hal yang kurang berkembang. Juga untuk meminimalkan hal-hal yang negatif pada diri anak (temperamen, gangguan perkembangan/hendaya yang dimiliki oleh anak). Peran lingkungan adalah mengoptimalkan dimensi perkembangan mencakup faktor biologis (fisik, motorik), kognitif (bahasa, berpikir, daya nalar, daya ingat, dll), psikososial (kemandirian, bagaimana anak bersikap, berperilaku, kesadaran akan diri, harga diri, percaya diri, dll). Sebagai contoh, anak akan belajar bagaimana mencintai orang lain kalau mereka dicintai oleh (terutama) orangtuanya. Konteks dimana anak dibesarkan sangat besar pengaruhnya, kalau anak dibesarkan dalam konteks kekerasan, maka perilaku kekerasan akan menjadi bagian dari dirinya. Sebaliknya kalau anak dibesarkan dalam konteks yang positif, dimana hubungan antar anggota keluarga harmonis, memberikan contoh perilaku yang positif, memfokuskan pada tiga dimensi pengembangan anak secara seimbang, peka terhadap hal yang terjadi di lingkungannya, maka anak akan berkembang lebih positif. Aktivitas anak disesuaikan dengan tahapan usia, kemampuan, dan keunikan anak. Perhatian, kasih sayang, sensitivitas dan responsivitas orang tua sangat berperan. Orangtua sebaiknya lebih peka terhadap kebutuhan anak. Mengapa anak berperilaku tertentu untuk menarik perhatian orangtuanya? Dari sinilah anak akan merasa dirinya sebagai orang yang penting, diperhatikan (bukan dimanjakan), memiliki harga diri dan rasa percaya diri yang tinggi. Orang tua tahu kapan membolehkan anak menjatuhkan pilihannya sendiri dan kapan tidak. Pada anak usia Balita, dalam aspek psikososial, anak perlu belajar benarsalah, boleh dan tidak boleh. Hal ini berkaitan dengan karakteristik anak usia Balita yang biasanya negativistik, mengapa demikian? Karena dia sudah sadar akan eksistensi dirinya yang berbeda dari orang lain. Dari sini pula akan berkembang autonomi, jadi seni dalam mendidik anak adalah bagaimana menimbang-nimbang sampai batas mana anak dibolehkan dan sampai batas mana tidak dibolehkan. Bagaimana mengalhkan keinginan anak yang tidak dibenarkan dan memberikan alternatif sehingga autonomi anak tidak sampai dimatikan. ‘14 6 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Di usia Balita. Fokus utama untuk mengembangkan dimensi kognitif adalah dalam hal bahasa dan memfokuskan perhatian pada apa yang sedang berlangsung. Mengapa bahasa penting? Karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, mengarahkan pikiran seseorang, ekspresi diri yang paling utama dalam komunitas manusia. Jika anak tidak paham bahasa dan tidak dapat mengungkapkan idenya melalui bahasa, bagaimana dia akan mempelajari hal-hal lainnya? Fokus utama dalam aspek psikososial adalah menumbuhkan keyakinan diri sebagai anak yang mampu berbuat sesuatu terhadap lingkungannya sehingga anak merasa percaya diri. Yang melandasi hal ini adalah perlakuan orang tua sejak dia bayi. Anak merasa ada orang yang bisa dia andalkan untuk memenuhi kebutuhannya, lekat dengan ibu-ayahnya (sebisa mungkin orangtua). Jika anak merasa dirinya lekat secara aman dengan orangtuanya, hal ini akan berdampak jangka panjang, misalnya keinginan untuk meraih prestasi yang baik, memilih pasangan hidup, dan seterusnya. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA Perkembangan Kanak-Kanak Bagaimana anak-anak berkembang memiliki arti penting khusus. Hal ini dikarenakan anakanak adalah masa depan bagi masyarakat manapun. Perjalanan kita melalui masa kanakkanak dimulai dari konsepsi dan berlanjut hingga masa sekolah dasar. Kita akan mengenali pentingnya mengambil pandangan positif atas masa kanak-kanak. Perkembangan Prenatal Jalur perkembangan prenatal konsepsi (conception) terjadi ketika satu sel sperma memasuki ovum (sel telur). Proses ini disebut pembuahan (fertilization). Zigot (zygote) adalah sel telur yang telah dibuahi. Perkembangan prenatal terbagi menjadi tiga masa : Masa germinal-minggu ke 1 hingga ke 2 Masa germinal ini dimulai dari konsepsi. Sel telur yang telah dibuahi atau zigot adalah sel tunggal dengan 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah. Setelah 1 minggu dan banyak pembelahan sel, zigot akan terdiri atas 100 hingga 150 sel. Pada akhir minggu kedua, kumpulan sel-sel tersebut telah menempel pada dinding Rahim. ‘14 7 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Masa embrionik-minggu ke 3 hingga ke 8 Sebelum kebanyakan wanita menyadari bahwa dirinya hamil, tingkat pembelahan sel meningkat secara tajam. Pada minggu ketiga, saluran saraf yang nantinya akan menjadi saraf tulang belakang mulai terbentuk. Pada sekitar hari ke-21, mata mulai muncul dan pada hari ke-24 sel-sel yang akan membentuk jantung mulai membedakan diri. Selama minggu ke-4, bonggol tunas yang akan membentuk lengan dan kaki akan muncul. Pada minggu ke-5 hingga ke-8, jantung mulai berdetak dan tangan serta kaki mulai dapat dibedakan, wajah mulai terbentuk, dan saluran pencernaan mulai muncul. Masa fetal-bulan 2 hingga 9 Organ-organ mulai matang hingga tahapan dimana janin dapat bertahan hidup di luar rahim. Pada bulan ke-6, mata dan kelopak mata telah terbentuk sempurna, rambutrambut tipis mulai tumbuh pada janin, refleks untuk menggenggam juga muncul serta pernapasan walaupun tidak teratur sudah dimulai. Pada usia 7 hingga 9 bulan dalam kandungan, janin lebih panjang dan lebih berat, serta beberapa organ yang mulai berfungsi. Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-Kanak Dari sudut pandang evolusi, yang membedakan manusia dengan hewan adalah ukuran otak kita yang besar. Bulan-bulan dan tahun pertama bayi dihabiskan untuk menyempurnakan organ-organ yang penting. Masa bayi (masa perkembangan dalam 18 hingga 24 minggu setelah kelahiran) merupakan masa yang paling kaya akan perubahan, kedua setelah masa prenatal. Semasa bayi,anak-anak mengalami perubahan dari makhluk yang nyaris tidak dapat bergerak sendiri menjadi makhluk yang bergerak secepat kaki mereka dapat melangkah. Refleks Bayi yang baru dilahirkan bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa. Mereka lahir ke diperlengkapi dengan sejumlah refleks yang aktif secara genetika untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Beberapa refleks tetap ada sepanjang hidup, misalnya batuk, mengedip dan menguap. Sementara beberapa refleks lainnya seperti menggenggam apapun yang menyentuh ujung jari atau mengisap apapun yang berada di dekat mulut mereka, akan menghilang beberapa bulan setelah kelahiran. Hal itu bersamaan dengan semakin matangnya fungsi otak mereka, dan bagaimana bayi secara sadar mampu mengatur perilaku mereka sendiri. ‘14 8 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keterampilan Motorik dan Persepsi. Secara sejarah, peneliti seperti Arnold Gesell (1934) beranggapan bahwa pencapaianpencapaian motorik terkuak sebagai bagian dari rancangan genetika. Akan tetapi, para psikolog kini mengakui bahwa perkembangan motorik bukan hanya dikarenakan akibat bawaan atau lingkungan semata. Ketika bayi termotivasi melakukan sesuatu, mereka mungkin menciptakan perilaku motorik yang baru. Perilaku baru tersebut merupakan hasil dari pertemuan beragam faktor: perkembangan system saraf, kemampuan tubuh, kemungkinanuntuk melaakukan gerak, tujuan yang ingin dicapai oleh bayi dan dukungan dari lingkungannya untuk mencapai kemampuan tersebut. Para psikolog juga meyakini bahwa kemampuan motorik dan persepsi saling berpasangan. Bayi secara terusmenerus mengoordinasikan gerakan mereka dengan informasi yang mereka rasakan melalui indra mereka untuk mempelajari keseimbangan meraih benda-benda,dan bergarak dalam permukaan dan tempat yang berbeda-beda(Thelen dan Smith,2006). Memperhatikan orang lain juga merupakan cara bayi untuk memperoleh pengetahuan mengenai dunia ini. Para psikolog yang mempelajari bayi telah mempelajari bahwa persepsi bayi adalah dengan meneliti secara sistematis apa yang dilihat oleh bayi. Cara lain untuk mempelajari persepsi bayi adalah dengan membiasakan bayi pada rangsangan tertentu. Otak Setelah dilahirkan dan pada masa awal bayi, 100 miliar neuron di otaknya hanya saling terhubung secara minimal. Namun pertambahan usia hingga 2 tahun, dendrit-dendrit dari neuronnya bercabang-cabang sehingga neuron-neuronnya mulai saling berhubungan.Otak bayi benar-benar siap dan menantikan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan terciptanya hubungan-hubungan tersebut (Nelson,2007;Thomas dan de Haan,2006). Aspek penting lainnya dari perkembangan otak di masa kanakkanak adalah peningkatan secara tajam pada hubungan antar sinaps(Websteret al,2006). Sinaps yang merupakan celah antar neuron yang menjadi jembatan neurotransmiter. Para peneliti telah menemukan bahwa sedikitnya ada dua kali jumlah sinaps dibandingkan dengan sinaps yang akan pernah kita gunakan (Huttenlocher dan Dabholkar,1997). Jika dendrit dan sinaps tidak mendapat rangsangan dari pengalaman yang kaya, maka otak anak-anak akan sulit tumbuh secara normal (Nelson,Thomas,dan de Haan,2006). Perkembangan Kognitif pada Masa Kanak-Kanak Perkembangan kognitif merujuk pada bagaimana pikiran, kecerdasan dan proses bahasa mengalami perubahan seiring kematangan seseorang. Saat itu para psikolog ‘14 9 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Amerika tidak memiliki teori manapun yang dapat menjelaskan bagaimana pikiran seorang anak berubah seiring dengan dewasanya orang-orang. Lalu, Jean Piaget, seorang pakar psikologi perkembangan terkenal dari Swiss mengubah cara pemikiran yang ada mengenai pikiran seorang anak. Ketika gagasan Piaget diperkenalkan di Amerika, para psikolog Amerika mengambil pandangannya bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka melalui beberapa tahapan. Tiap-tiap tahapan berkaitan dengan usia dan terdiri atas cara-cara berpikir yang berbeda-beda. Unsur penting dari teori Piaget adalah pengamatannya bahwa kita melalui empat tahapan dalam memahami dunia. Keempat tahapan tersebut, yaitu : 1. Tahap Sensorimotorik Pada tahap ini, bayi membangun pemahaman atas dunianya dengan menyelarasakan pengalaman sensori (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan motorik (fisik). Sensorimotorik juga melibatkan kemampuan untuk menata dan mengoordinasi sensasi dengan gerakan fisik serta mengikut sertakan kesadaran akan objek permanen. Objek permanen adalah (object permanence) adalah istilah yang digunakan Piaget untuk titik pencapaian penting yaitu memahami bahwa sebuah benda dan peristiwa tetap ada sekali pun mereka tidak dapat dilihat, didengar atau dirasakan secara langsung. Pada akhir tahap ini, seorang bayi berusia 2 tahun dapat menunjukkan pola sensorimotorik yang kompleks dan mulai menggunakan simbol dalam pemikiran mereka. 2. Tahap Praoperasional. Pada tahap praoperasional (preoperational stage), terjadi pada usia 2 tahun hingga 7 tahun. Pikiran pada tahap praoperasional lebih simbolis dibandingkan dengan pikiran pada tahap sensorimotorik. Pada usia taman kanak-kanak, anak-anak akan mulai menggunakan kata-kata, gambar-gambar dan lukisan untuk mewakili dunianya. Jenis pikiran simbolis yang dapat dicapai oleh anak-anak pada tahap ini masih terbatas. Pemikiran anak-anak pada tahap praoperasional juga terbatas pada egosentris. Egosentris (egocentrism) menurut Piaget adalah ketidakmampuan untuk membedakan sudut pandang diri sendiri dengan sudut pandang orang lain. Keterbatasan lain pikiran pada tahap praoperasional adalah pikiran tersebut masih intuitif. Ketika Piaget bertanya kepada anak-anak mengapa mereka mengetahui sesuatu, sering kali jawaban yang mereka berikan tidak logis. Secara keseluruhan, pemikiran praoperasional lebih simbolis dibandingkan pemikiran sensorimotorik,namun egosentris dan intuitif, daripada logis dan belum menyertakan kemampuan untuk melakukan operasi. ‘14 10 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Tahap Konkret Operasional. Tahap ini muncul kira-kira pada usia 7 tahun hingga 11 tahun. Pemikiran konkret operasional menggantikan penalaran intuitif dengan penalaran logis pada situasi konkret. Pengelompokan kemampuan mulai hadir, namun pemikiran secara abstrak belum berkembang. Kebanyakan operasi konkret yang ditemukan Piaget berhubungan dengan sifat suatu benda. Salah satu kemampuan penting pada tahap penalaran ini adalah kemampuan untuk mengategorikan atau membeda-bedakan benda ke dalam set, maupun subset dan mempertimbangkan hubungan diantaranya. Kesimpulannya, pemikiran konkret operasional melibatkan pemikiran operasional, kemampuan pengategorian, dan penalaran logis dalam konteks konkret atau bukan abstrak. 4. Tahap Formal Operasional. Tahap ini terjadi pada usia 11 tahun hingga 15 tahun, dan terus berlanjut hingga usia dewasa. Pada tahap ini individu memasuki tahap perkembangan kognitif. Pemikiran formal operasional lebiih abstrak, idealis dan logis dibandingkan dengan pemikiran konkret operasional. Tidak seperti anak-anak sekolah dasar, pada tahap ini mereka dapat membuahkan pemikiran hipotesis yang murni abstrak. Pemikiran seorang remaja juga menjadi lebih idealis. Remaja sering kali membandingkan diri mereka dan orang lain dengan standar yang ideal. Pada saat yang bersamaan ketika mereka berpikir secara abstrak dan idealis, mereka juga berpikir lebih logis. Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Kanak-Kanak Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, mereka bersosialisasi dengan orang lain seperti, orang tua, saudara, teman sebaya dan guru. Dunia mereka yang kecil kemudian semakin luas ketika mereka bertambah usia. Berikut adalah teori perkembangan sosial-emosional erikson: Trust vs Mistrust. Tahap ini terjadi pada bayi yaitu sejak kelahiran hingga usia 1,5 tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah rasa percaya membutuhkan kenyamanan fisik dan sedikit mungkin rasa takut mengenai masa depan. Trust terbangun ketika kebutuhan dasar bayi seperti kenyamanan, makanan dan kehangatan terpenuhi. Bila kebutuhan bayi tidak cepat ditangani oleh pengasuh yang tanggap dan peka, maka hasilnya adalah tercipta mistrust. Autonomy vs Shame and Doubt. Tahap ini muncul pada balita usia 1,5 tahun hingga 3 tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah setelah mempercayai pengasuh mereka, bayi mulai menemukan keinginan ‘14 11 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mereka sendiri. Mereka menyatakan rasa otonomi atau kemandirian mereka. Mereka menyadari keinginan mereka sendiri. Bila anak dibatasi berlebihana atau dihukum terlalu keras, mereka akan cenderung membangun rasa malu atau ragu. Initiative vs Guilt. Tahap ini merupakan masa kanak-kanak awal yaitu pada usia taman kanak-kanak, 3 tahun hingga 5 tahun. Karakteristik dari tahap ini yaitu ketika anak usia kanak-kanak berjumpa dengan dunia sosial yang kian luas, mereka lebih tertantang dan perlu untuk mengembangkan perilaku bermakna untuk mengatasi tantangan tersebut. Anak-anak kini diminta untuk bertanggung jawab. Perasaan bersalah yang tidak nyaman mungkin muncul, bila anak-anak tidak bertnggung jawab atau dibuat terlalu cemas. Industry vs Inferiority. Tahap ini merupakan masa pertengahan dan akhir masa kanak-kanak yaitu usia sekolah dasar, 6 tahun hingga masa puber. Karakteristik dari tahap ini tidak seperti waktu lainnya, anak-anak menjadi lebih antusias dibandingkan masa kanak-kanak awal yang dipenuhi imajinasi. Seiring dengan masuknya anak-anak ke usia sekolah dasar, mereka mengarahkan energy mereka untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan intelektual. Bahaya yang dihadapi pada tahap ini melibatkan perasaan tidak mampu dan tidak produktif. Identity vs Identitiy Confusion. Tahap ini merupakan masa remaja berusia 10 tahun hingga 20 tahun. Karakteristik dari tahap ini yaitu individu dihadapkan dalam pencarian siapa diri mereka, apa yang mereka miliki dan kemana mereka mau pergi dalam hidup ini. Salah satu dimensi yang penting adalah pencarian atas alternatif peran dan pencarian karir. Intimacy vs Isolation. Tahap ini sudah masuk masa dewasa muda usia 20 tahun-an dan 30 tahun-an. Karakteristik dari tahap ini yaitu individu dihadapkan pada tugas perkembangan untuk membangun hubungan intim dengan orang lain. Generativity vs Stagnation. Tahap ini masuk pada masa dewasa tengah usia 40 tahunan dan 50 tahunan. Karakteristik dari tahap ini adalah adanya masalah utama pada tahap ini yaitu bagaimana membantu generasi yang lebih muda berkembang dan menjalani hidup yang bermakna. Integrity vs Despair. Tahap ini masuk pada masa dewasa akhir usia 60 tahun-an ke atas. Karakteristik dari tahap ini adalah ketika individu melihat kembali dan mengevaluasi ulang apa yang telah ‘14 12 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mereka jalani dalam hidup. Pandangan ke belakang ini bisa menjadi positif (integritas) atau negatif (putus asa). Perkembangan Remaja Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia, Olds & Feldman) Menurut Adams & Gullotta masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Hurlock membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Papalia, Olds & Feldman berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Anna Freud berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan. Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak. Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkrit menjadi abstrak. ‘14 13 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Transisi ke masa remaja Sifat kontinuitas dan dan diskontinuitas adalah ciri transisi dari masa anakanak ke masa remaja. Seperti pada perkembangan anak-anak, faktor-faktor genetis, biologis, lingkungan,dan pengalaman, berinteraksi dalam perkembangan anak remaja. Perkembangan fisik Perubahan pubertas Pubertas ialah suatu periode kedewasaan kerangka tubuh dari seksual yang cepat,terutama terjadi pada awal masa remaja. Testosteron memainkan peran penting dalam perkembangan pubertas laki-laki, estradiol pada perkembangan pubertas perempuan. Pertumbuhan yanng cepat pada anak laki-laki terjadi kira-kira 2 tahun lebih telat dari pada pada anak-anak perempuan, yakni 12 ½ tahun usia awal rata-rata pada anak laki-laki, 10 ½ tahun usia awal rata-rata pada anak-anak perempuan. Kematangan individual pada masa pubertas bersifat menyeluruh. Remaja memperlihatkan minat yang semakin besar pada citra tubuhnya. Kematangan yang lebih awal cenderung terjadi pada anak laki-laki, setidak-tidaknya selama masa remaja. Meskipun demkian, sebagai orang dewasa, anak laki-laki yang terlambat matang mencapai identitas yang lebih berhasil. Para penelti semakin menemukan bahwa anak-anak perempuan yang lebih awal matang lebih mudah terkena sejumlah masalah. Baru-baru ini beberapa sarjana mengemukakan keraguan bahwa dampak-dampak pubertas terhadap perkembangan tidak sekuat yang pernah di bayangkan. Penting diingat bahwa perkembangan remaja dipengaruhi oleh interaksi antara faktor-faktor biologis , kognitif, dan sosial, dan tidak hanya didominasi oleh faktor-faktor biologis. Sementara kematangan yang lebih awal atau terlambat secara ekstrim dapat menempatkan seseorang anak remaja pada suatu resiko , dampak dampak menyeluruh kematangan yang lebih awal dan terlambat tidaklah besar. Ini tidak berarti bahwa pubertas dan kematangan yang lebih awal atau terlambat tidak berdampak terhadap perkembangan , tetapi perubahan pubertas-perubahan pubertas selalu perlu ditimbangkan dalam kerangka interaksi faktor-faktor biologis , kognitif dan sosial yang lebih luas. ‘14 14 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perkembangan kognitif Pemikiran operasional formal Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 hingga15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealistis , dan logis dari pada pemikiran opersional konkret . Piaget yakin bahwa remaja semakin mampu menggunakan pemikiran deduktif hipotesis . beberapa gagasan piaget tentang pemikiran operasional formal akhir-akhir ini dipertanyakan kebenarannya. Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial adalah ciri perkembangan remaja. Remaja mengembangkan suatu tipe egosisentrisme khusus yang meliputi penonton khayalan dan dongeng pribadi tentang mahluk yang unik. Remaja mulai berpikir tentang kepribadian sama seperti cara yang dilakukan oleh para ahli tori kepribadian , dan mereka memantau dunia sosial mereka dengan caracara yang lebih cangih. Pengambilan keputusan Masa remaja ialah masa semakin meninggkatnya pengambilan keputusan . remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan dibanding remaja yang lebih muda, di mana mereka lebih kompeten dari pada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu akan di terapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah orientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang memadai. Sekolah Fungsi sekolah Pada abad ke-19, sekolah-sekolah menengah lanjutkan hanya untuk kaum elit. Pada tahun 1920-an, sekolah-sekolah telah berubah menjadi semakin komprehensif dan melatih remaja untuk bekerja dan menjadi warganegara , serta meningkatkan intelektualitas mereka . sekolah menenganh atas yang komprehensif tetap bertahan dewasa ini , tetapi fungsi sekolah menengah lanjutkan terus diperdebatkan. Beberapa kalangan mempertahankan pendapat bahwa fungsi sekolah seharusnya ‘14 15 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id adalah pengembangan intelektual, kalangan yang lain menuntut fungsi yang lebih komprehensif. Putus sekolah adalah suatu masalah serius selama beberapa dasawarsa. Banyak murid putus sekolah mengalami kekurangan- kekurangan pendidikan yang menghambat kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka di kehidupan dewasa mereka. Beberapa kemajuan telah dicapai; angka putus sekolah bagi kebanyakan kelompok-kelompok etnis minoritas menurun dalam beberapa dasawarsa terakhir, walaupun angka putus sekolah bagi kelompik etnis minoritas yang tinggal di kotakota besar dan berpengasilan rendah masih cukup tinggi. Murid-murid putus sekolah karena alasan-alasan ekonomi dan pribadi yang berkaitan dengan sekolah. Untuk mengurangi angka putus sekolah, lembaga-lembaga masyarakat khususnya sekolah harus mengatasi hambatan-hambatan antara pekerjaan dengan sekolah. Munculnya sekolah menengah pertama pada tahun 1920-an dan 1930-an dibenarkan atas dasar perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial pada masa awal remaja dan kebutuhan akan lebih banyak sekolah sebagai jawaban atas bertambahnya populasi murid . sekolah –sekolah menengah pertama semakin populer pada tahun-tahun terakhir ini. Bersamaan dengan tibanya masa pubertas yang lebih awal . transisi ke sekolah menengah pertama bersamaan dengan banyaknya perubahan-perubahan sosial , keluarga, dan individual dalam kehidupan anak remaja. Transisi meliputi peralihan dari posisi teratas ke posisi terbawah . sekolah –sekolah yanhg berhasil bagi remaja muda memperhitungkan perbedaan – perbedaan individual dalalm perkembangan secara serius , memperlihatkan suatu keprihatian yang dalam terhadap apa yang diketahui sebagai awal masa remaja , dan menekankan perkembangan sosial dan emosional sebanyak perkembangan intelektual. Masalah-masalah dan gangguan-gangguan yang dialami remaja Obat-obatan dan alkohol Amerika serikat memiliki tingkat remaja pengguna obat-obatan tertinggi dibandingkan dengan semua negara industri maju. Tahun 1960-an dan 1970-an adalah suatu masa yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan obat-obatan oleh remaja. Sejak pertengahan tahun 1980-an telah timbul kecenderungan penurunan yang kecil dalam penggunaan obat-obatan di kalangan remaja, tetapi pada awal tahun 1990 ‘14 16 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tercatat suatu kecenderungan peningkatan dalan penggunaan obat-obatan. Alkohol adalah obat-oatan yang paling banyak digunakan oleh para remaja; alkohol yang disalah gunakan oleh para remaja merupakan suatu masalah . minuman kerasminuman keras merupakan suatu masalah. Minuman minuman keras merupakan hal yang umum, kokain adalah obat yang sangat kontroversial. Penggunaannya oleh anak-anak sekolah menengah atas pertama kali menurun dalam kurun waktu 8 berlanjut. Perkembangan, orang tua, teman-teman sebaya, dan penggunaan obatobatan oleh para remaja Kenakalan remaja Kenakalan remaja mengacu kepada suatu tentang perilaku yang luas, dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial ke pelanggaran status hingga tindakantindakan kriminal. Untuk kepentingan hukum, suatu perbedaan dibuat antara pelanggaraan indeks (seperti tindakan-tindakan kriminal terlepas apakah dilakukan oleh remaja atau orang dewasa) dan pelanggaran status (dilakukan oleh pemuda di bawah usia tertentu). Faktor yang mendorong kenalan meliputi identitas negatif derajat kelamin laki-laki, harapan-harapan yang rendah pada pendidikan dan komitimen yang rendah terhadap pendidikan , kuatnya pengaruh teman sebaya dan rendahnya penolakan terhadap tekanan teman sebaya dan rendah nya penolakan terhadap tekanan teman sebaya, kegagalan orang tua untuk memantau anak remaja mereka secara memadai, disiplin yang tidak efektif oleh orangtua, dan hidup di suatu lingkungan kota, yang angak kriminalitas tinggi, dengan mobilitas yang tinggi . program-program yang berhasil tidak berfokus pada kenakalan remaja(tetapi meliputi kompenen-kompenen lain seperi pendidikan , kompenen pun “peluru ajaib”) mulai di awal perkembangan anak, seringkali melibatkan sekolah, berfokus pada lembagalembaga sementara memberi perhatian terindividualisasi terhadap kenakalankenakalan, dan meliputi pemiliharaan. Bunuh diri Angka bunuh diri meningkat. Dimulai kira-kira pada usia 15 tahun. Angka bunuh diri meningkat secara dramatis. Faktor-faktor proksimal dan distal terlibat dalam sebabsebab bunuh diri. Gangguan-ganguan makan ‘14 17 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Anoreksia nervosa dan bulimia semakin menjadi masalah bagi kaum remaja perempuan. Sebab-sebab sosial, psikologis, dan fisiologis dari gangguan-gangguan ini telah dikemukakan. Status remaja saat ini Mayoritas remaja dewasa ini berhasil melalui tahapan dari masa keci ke masa dewasa. Menurut beberapa kireteria, para remaja dewasa ini juga berhasil daripada rekan-rekan mereka pada satu atau dua dasarwarsa sebelumnya. Akan tetapi cukup banyak para remaja dewasa ini tidak di beri peluang-peluang dan dukungan yang memadai untuk menjadi orang dewasa yang berkompeten. Dalam banyak hal, para remaja dewasa ini diperhadapakan kekpada sebuah lingkungan yang kurang stabil dibandingkan dengan satu atau dasawarsa yang lalu. Adalah penting untuk memandang para remaja sebagai suatu kelompok yang hetrogen karena kemunculan sebuah gambaran yang berbeda tergantung pada seperangkat karekteristik khusus para remaja yang digambarkan. Citra ideal masa remaja dan pesan-pesan yang ambivalen masyarakat kepada para remaja Masyarakat kita nampaknya tidak yakin tentang bagaimana masa remaja yang seharusnya dan yang tidak seharusnya. Ada banyak bidang seperti kemandirian, seksualitas, hukum-hukum dan nilai-nilai, serta pendidikan, di mana orang-orang dewasa mempunyai citra ideal tentang para remaja tetapi mengkomunikasikan pesan-pesan yang ambivalen kepada remaja, yang dapat berperan dalam masalahmasalah remaja. Pemuda yang beresiko Tumbuh kesadaran bahwa perilaku-perilaku berisiko tinggi pada para remaja seringkali tumpang tindih dengan empat bidang keprihatinan khusus: kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obatan, kehamilan remaja, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah. 15 hingga 25 persen para remaja berisiko karena terbatasnya kemungkinan mereka menjadi orang-orang dewasa produktif. Dua pendekatan yang mengandung aplikasi yang paling luas untuk memperbaiki kehidupan para remaja beresiko: memberi perhatian individual kepada anak-anak dan para remaja yang berisiko serta mengembangkan penanganan yang berbasis masyarakat luas. ‘14 18 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja 1. Mencapai hubungan baru & lebih dewasa dengan pasangan usia dari kedua jenis kelamin 2. Mencapai peran sosial maskulin & feminin 3. Menerima keadaan fisik & menggunakan tubuh dengan efektif 4. Mencapai emotional independence dari orang tua & orang dewasa lainnya 5. Persiapan untuk menikah dan kehidupan keluarga 6. Persiapan untuk karier 7. Memperoleh sekumpulan nilai2 & sistem etika sebagai panduan untuk membangun ideologi 8. Menginginkan & mencapai tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial Perkembangan Psikososial Masa Remaja Pada masa remaja, timbul pertanyaan “who am I’ dan sejumlah pertanyaan yang menyangkut masa depan. Pencarian identitas merupakan isu yang penting, termasuk identitas sosial yang menjadi fokus utama. Kelompok teman sebaya membantu perkembangan dan uji coba konsep diri, tetapi juga dapat memberikan pengaruh antisosial. Identity Vs Identity Confusion – Erikson Identitas : konsepsi koheren tentang diri sendiri, dibentuk oleh tujuan, nilai, dan keyakinan yang mengikat seseorang secara kuat. Tugas utama remaja : menghadapi “krisis” untuk menjadi orang dewasa yang unik dengan pemahaman diri sendiri yang koheren dan memiliki peran yang bernilai dalam masyarakat. Remaja membentuk identitas diri mereka bukan berdasarkan modeling seperti yang dilakukan anak2, tetapi dengan memodifikasi dan mensintesis pengalaman sebelumnya menjadi sebuah struktur psikologi yang baru Untuk membentuk identitas, remaja harus mengorganisasikan kemampuan, minat, kebutuhan dan keinginan agar dapat ditampilkan dalam kehidupan sosial mereka. ‘14 19 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hal yang berbahaya dalam tahap ini adalah adanya identity (role) confusion yang berlanjut, dimana hal ini dapat menghambat pencapaian kedewasaan secara psikologis Identitas yang terbentuk menyelesaikan 3 persoalan besar : - Pilihan pekerjaan - Pemilihan nilai-nilai untuk diterapkan dalam hidup - Perkembangan identitas sosial yang memuaskan Remaja yang dapat melalui masa krisis perkembangan akan mencapai fidelity (identifikasi dari sejumlah nilai, ideologi, agama, dll), kepercayaaan, kesetiaan, perasaan memiliki seseorang untuk dikasihi Krisis identitas jarang terselesaikan secara penuh di masa remaja, isu-isu yang berkaitan dengan identitas akan muncul lagi berulang kali sepanjang kehidupan masa dewasa. Identity Statuses – Marcia Status identitas : kondisi perkembangan ego yang bergantung pada ada atau tidaknya krisis dan komitmen. Krisis : pembuatan keputusan secara sadar berkaitan dengan pembentukan identitas. Komitmen : keterlibatan pribadi dalam pekerjaan atau sistem keyakinan. Ada hubungan antara status identitas dengan kecemasan, self-esteem, moral reasoning, dan pola perilaku. 4 status identitas : - Identity Achievement - Crisis leading to commitment Ditandai oleh komitmen untuk menjalani berbagai pilihan yang dibuat setelah krisis, periode yang dijalani dengan mengeksplorasi pilihan-pilihan. Selama masa krisis remaja mencurahkan banyak pemikiran dan emosi pada hal2 utama dalam hidupnya. ‘14 20 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Membuat pilihan dan melakukan komitmen yang kuat pada hal2 tersebut. Ada dukungan dari orang tua untuk membuat keputusan sendiri. Orang tua mendengar ide2 dari anak dan memberikan pendapat mereka tanpa memaksa anak untuk mengikuti pendapat orangtua. Rasa humor dapat sangat membantu untuk mengatasi stress. Mampu untuk memiliki hubungan yang intim. Terbuka terhadap ide2 baru. Individu-individu dalam kategori ini juga lebih matang dan lebih kompeten dalam menjalin hubungan dibandingkan dengan 3 kategori lain. - Foreclosure - Commitment without crisis Kondisi dimana seseorang tidak menghabiskan waktunya untuk mempertimbangkan berbagai alternatif (yang tidak pernah berada dalam krisis) dan berkomitmen untuk menjalani rencana orang lain untuk hidupnya sendiri. Membuat komitmen, bukan hasil dari krisis yang melibatkan pemikiran terhadap kemungkinan yang bisa dilakukan tetapi dengan menerima hasil rencana/pemikiran orang lain untuk hidupnya. Ceria, punya keyakinan diri, tetapi menjadi dogmatis ketika pendapatnya ditentang. Mempunyai ikatan keluarga yang dekat, patuh dan cenderung untuk mengikuti pemimpin keluarga yang kuat yang tidak bisa menerima ketidaksetujuan - Moratorium – Crisis, no commitment yet Kondisi di saat seseorang mempertimbangkan berbagai alternatif (dalam krisis) dan tampaknya akan menjalani komitmen. ‘14 21 Mengalami krisis tetapi belum mempunyai komitmen Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Didalam krisisnya, berjuang untuk membuat keputusan dengan menggunakan alternatif-alternatif. Gesit, banyak bicara, percaya diri, tetapi juga pencemas dan penuh ketakutan. Dekat dengan ibu tetapi tidak menerima otoritasnya. Ingin memiliki hubungan intim/ pacaran, tetapi belum bisa mengembangkan hubungan yang dekat. Mempunyai kemungkinan untuk keluar dari krisis dengan kemampuannya untuk membuat komitmen dan mendapatkan identitas - Identity Difussion - No commitment, crisis uncertain (no crisis) Ditandai dengan ketiadaan komitmen dan kurangnya pertimbangan serius terhadap berbagai alternatif. Tidak ada komitmen dan sangat tidak mempertimbangkan pilihanpilihan alternatif. Tidak yakin dengan dirinya dan cenderung tidak dapat bekerjasama. Orangtua tidak mendiskusikan masa depan & meyerahkan sepenuhnya pada anak. Remaja dalam kategori ini akan menjadi orang yang tidak punya tujuan hidup. Cenderung menjadi tidak bahagia, kesepian karena mereka hanya memiliki hubungan yang dangkal (superficial) Status identitas pada diri remaja bisa mengalami perubahan seiring dengan perkembangan yang terus berlanjut. Alan Waterman Semakin tinggi usia remaja, semakin kearah identity achievement Mahasiswa tingkat terakhir akan lebih mencapai identity achievement dibandingkan dengan mahasiswa tingkat awal ‘14 22 Young adolescent → identity diffusion Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengaruh Keluarga Orang tua adalah tokoh penting dalam pembentukan identitas remaja Orangtua yang menerapkan pola asuh demokratis cenderung dapat mempermudah pencapaian identity achievement Orangtua yang otoriter cenderung membuat remaja mencapai identity foreclosure Orangtua yang permisif akan membuat remaja mengalami identity diffusion Cooper Atmosfir keluarga yang dapat membantu perkembangan identitas adalah keluarga yang mendorong dan mendukung remaja untuk : - Individuality : remaja boleh memiliki pendapat sendiri - Connectedness : mengajarkan kebersamaan, sensitivitas, keterbukaan terhadap kritik dan menghargai pendapat orang lain Bila connectedness kuat tetapi lemah dalam individuality maka remaja cenderung akan mengembangkan identity foreclosure. Bila connectedness lemah & individuality juga lemah maka remaja cenderung akan mengembangkan identity confussion. oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Perbedaan Gender Dalam Pembentukan Identitas Erikson : pada perempuan identitas dan keintiman berkembang bersama. Marcia : tekanan yang terus terjadi antara kemandirian dengan kedekatan adalah inti dari semua tahapan psikososial Erikson, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Thorne & Michaelieu : harga diri laki-laki berhubungan dengan usaha untuk meraih pencapaian individual, sedangkan harga diri perempuan lebih bergantung pada hubungan dengan orang lain. Chubb, Fertman & Ross : self-esteem remaja wanita lebih rendah dari remaja pria. Faktor Etnik dalam Pembentukan Identitas Suku bangsa adalah bagian penting dari identitas. Remaja minoritas tampaknya melalui tahapan perkembangan identitas suku bangsa seperti perkembangan status identitas dari Marcia. Pembentukan identitas merupakan hal yang complicated bagi remaja yang berasal dari kelompok minoritas. ‘14 23 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Warna kulit, bentuk fisik, perbedaan bahasa, dan stereotip sosial sangat berpengaruh pada konsep diri remaja Remaja mempunyai jaringan sosial yang lebih luas dari anak-anak yang lebih kecil, dan juga memiliki kesadaran kognitif mengenai perbedaan sikap dan budaya. Berada diantara 2 budaya, banyak remaja yang berasal dari kelompok minoritas menyadari konflik antara nilai-nilai yang ditekankan di rumah dan nilai-nilai lain yang ada di dalam masyarakat yang dominan. Perkembangan Dewasa dan Penuaan Dimulainya Masa Dewasa Dalam masyarakat dengan teknologi canggih, tanda memasuki kedewasaan tidak terlalu jelas. Prosesnya lebih lama dan jalurnya bervariasi dibandingkan di masa lalu. Beberapa ilmuwan perkembangan mengusulkan periode dari remaja akhir ke usia pertengahan 20 telah menjadi periode transisional khusus yang disebut dimulainya masa dewasa. Kemunculan masa dewasa terdiri dari beberapa tonggak atau transisi, serta urutan dan jadwalnya bervariasi. Proses melewati tonggak-tonggak ini, atau kriteria khusus dalam budaya, dapat menentukan kapan individu merasa seperti orang dewasa. Para psikolog perkembangan mengidentifikasikan perkiraan adanya tiga masa dalam perkembangan dewasa : Dewasa muda (20-an dan 30-an) Dewasa tengah (40-an dan 50-an) Dewasa akhir (60-an hingga meninggal). Setiap fase menampilkan perubahan fisik, kognitif, dan sosial-emosional. Tumbuh Dewasa Transisi dari remaja ke dewasa kini disebut sebagai tumbuh dewasa (emerging adulthood). Pada titik perkembangan ini, banyak individu masih mencari jalur karier yang mereka inginkan, identitas seperti apa yang ingin mereka miliki, dan gaya hidup seperti apa yang akan mereka anut (misalnya hidup sendiri, tinggal bersama, atau menikah). Jeffrey Arnett menyimpulkan 5 hal yang menandai seseorang tumbuh dewasa : ‘14 24 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pencarian identitas, terutama dalam asmara dan pekerjaan. Tumbuh dewasa adalah waktu kunci perubahan indentitas terjadi bagi kebanyakan individu. Ketidakstabilan. Masa dewasa awal merupakan puncak masa seseorang berpindah tempat tinggal, suatu masa di mana masa itu juga terdapat ketidakstabilan dalam asmara, pekerjaan dan pendidikan. Fokus diri. Menurut Arnett, seseorang yang berada dalam masa tumbuh dewasa “fokus pada diri mereka sendiri sehingga hanya sedikit mempertimbangkan kewajiban sosial dan sedikit mempertimbangkan tugas dan komitmen kepada orang lain, sehingga mereka akan memiliki lebih banyak kemandirian dalam menjalankan hidup mereka”. Merasa berada “di tengah-tengah”. Mereka yang berada dalam masa tumbuh dewasamerasa diri mereka sudah bukan remaja lagi, namun belum menjadi orang dewasa sepenuhnya. Usia dengan segala kemungkinan, masa di mana individu memiliki kesempatan untuk mengubah hidup mereka. Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Awal. Sebagian besar orang dewasa mencapai puncak perkembangan fisik mereka pada usia 20-an dan usia tersebut merupakan masa seseorang berada di puncak kesehatannya. Sayangnya dewasa muda juga merupakan masa di mana kemampuan fisik mulai mengalami penurunan. Mungkin karena kemantapan kemampuan fisik mereka serta kesehatan secara keseluruhan, dewasa muda jarang menyadari kebiasaan makan yang buruk, terlalu banyak minum minuman keras, dan merokok yang dapat merusak kesehatan mereka seiring dengan bertambahnya usia. Hal yang menjadi perhatian khusus adalah terlalu banyak minum minuman keras pada mahasiswa. Untungnya pada waktu individu mencapai pertengahan usia 20-an, kebanyakan dari mereka mulai mengurangi konsumsi alcohol dan penggunaan obatobatan terlarang. Perubahan Fisik pada Dewasa Tengah. Salah satu perubahan fisik yang terlihat pada usia dewasa tengah adalah penampilan. Pada usia 40-an atau 50-an, kulit akan mulai mengalami keriput dan kendur karena hilangnya sejumlah lemk dan kalogen di bawah jaringan kulit. Pigmentasi di lokasi tertentu pada kulit akan menghasilkan noda penuaan, terutama pada wilayah yang sering terkena sinar matahari. Bagi wanita, memasuki usia paruh ‘14 25 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id baya berarti menopause akan segera terjadi. Biasanya pada akhir usia 40-an atau awal 50-an, siklus menstruasi wanita akan berhenti. Perubahan Fisik pada Dewasa Akhir. Para ahli perkembangan membedakan antara rentang hidup dan harapan hidup. Istilah rentang hidup digunakan untuk menjelaskan batas atas kehidupan suatu spesies, atau lama tahun maksimum seorang individu dapat hidup. Istilah harapan hidup menjelaskan jumlah tahun perkiraan hidup seseorang yang lahir pada tahun tertentu. Perbaikan dalam obat-obatan, gizi, olahraga dan gaya hidup meningkatkan rata-rata harapan hidup sebanyak 31 tahun. Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa Kognisi pada Dewasa Awal. Piaget berteori bahwa pemikiran formal operasional merupakan tingkat tertinggi dari kemampuan berpikir. Piaget berpendapat bahwa tidak ada perubahan kualitatif baru dalam kognisi yang terjadi pada masa dewasa. Namun, beberapa ahli dalam perkembangan kognitif berpendapat bahwa idealisme dalam tahap formal operasional yang dikemukakan Piaget, digantikan pada masa dewasa awal dengan pemikiran yang lebih realistis dan pragmatis. Kesimpulannya untuk sebagian besar orang, kemampuan intelektual sangat kuat pada masa dewasa awal. Kognisi pada Dewasa Tengah. Menurut pandangan John Horn, beberapa kemampuan intelektual mulai mengalami kemunduran pada usia paruh baya, sementara beberapa lainnya meningkat. John Horn percaya bahwa kecerdasan Kristal, adalah kumpulan informasi dan juga kemampuan verbal seseorang meningkat pada masa dewasa tengah. Sebaliknya, kecerdasan cair yaitu kemampuan seseorang untuk bernalar secara abstrak, mulai mengalami penurunan di masa dewasa tengah. ‘14 26 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kognisi pada Masa Dewasa Akhir. Fungsi intelektual pada usia dewasa akhir cukup provokatif. Banyak psikolog mempercayai bahwa sama seperti pada masa dewasa tengah, beberapa dimensi kecerdasan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir sementara yang lain menganggap dapat dipertahankan atau bahkan meningkat. Salah satu temuan yang tetap konsisten adalah ketika melibatkan kecepatan pengolahan data, orang dewasa yang lebih tua melakukannya dengan lebih buruk dari mereka yang lebih muda. Akan tetapi, beberapa aspek kognisi mungkin membaik seiring dengan bertambahnya usia. Salah satunya adalah kebijaksanaan. Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Dewasa Tahap Dewasa oleh Erikson. Erikson mengatakan bahwa individu memasuki tahap keenam yaitu intimacy versus isolation pada masa awal. Pada saat ini, orang-orang akan menghadapi tugas perkembangan antara menjalin hubungan yang intim dengan orang lain atau terisolasi secara sosial. Generativity versus stagnation merupakan tahap pada masa dewasa tengah. Perhatian utamanya adalah membantu generasi yang lebih muda untuk mengembangkan kehidupan yang bermakna. Terakhir integrity versus despair yang dialami pada masa akhir. Yang apabila mereka telah menjalani tahap sebelumnya dengan negatif maka melihat kebelakang akan menimbulkan keraguan, itulah yang disebut despair. Namun, bila mereka berhasil melewati sebagian besar tahap perkembangan dengan baik maka dengan melihat kebelakang mereka akan merasakan kepuasan. Pernikahan,Pola asuh,dan Masa dewasa. Pernikahan diterima sebagai bagian akhir perkembangan dewasa.Menurut Gottman (2006) telah menemukan empat prinsip pernikahan yang berhasil: Keinginan untuk merawat dan menghargai, Saling melihat satu sama lain sebagai teman, Mengalah, Menyelesaikan konflik bersama-sama. Krisis Paruh Baya. Istilah yang lebih tepat untuk “krisis paruh baya” mungkin adalah “kesadaran paruh baya”. Maksudnya adalah pada usia paruh baya, orang cenderung menyadari jarak antara menjadi lebih muda dan tua, serta waktu mereka yang tidak lama ‘14 27 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id lagi. Mereka berpikir tentang peran mereka untuk berkontribusi pada generasi selanjutnya. Mereka menimbang-nimbang kembali makna hidup. Bagi kebanyakan orang, kesadaran paruh baya bukannlah sesuatu yang menggemparkan dan menghadapinya sesuai proporsi. Aspek Sosial-Emosional mengenai Penuaan. Orang dewasa meletakan kepuasan emosional pada nilai yang tinggi. Orang dewasa yang lebih tua sering termotivasi untuk menghabiskan waktu dengan orang yang mereka kenal atau anggota keluarga dengan siapa mereka memiliki hubungan yang berbalas atau lebih bermakna bagi mereka. Mereka mugkin sengaja menarik diri dari kontak sosial dengan banyak individu pada penghujung hidup mereka. Perubahan Dalam Relasi Pada Masa Dewasa Paruh Baya Teori konvoi (persahabatan) sosial Teori konvoi sosial dicetuskan oleh Kahn dan Antonucci Teori ini menyatakan bahwa individu bergerak melaui kehidupan yang dikelilingi oleh siklus konsentris hubungan intim dengan tingkat kedekatan yang bervariasi, yang menjadi tempat mereka menggantungkan bantuan, kesejahteraan, dan dukungan sosial. Meskipun persahabatan biasanya menunjukkan stabilitas jangka panjang, komposisi mereka dapat berubah. Pada satu waktu, keterikatan dengan saudara kanding bias jadi paling penting, tetapi pada masa lain yang paling penting adalah keterikatan dengan teman. Teori selektivitas emosional Teori selektivitas emosional dicetuskan oleh Laura Carstensen. Teori ini menyatakan bahwa orang-orang memilih kontak sosial berdasarkan perubahan nilai yang dianggap penting dalam interaksi sosial sebagai bantuan dalam mengembangkan dan mempertahankan konsep diri, dan sebagai sumber kesejahteraan emosional. Interaksi sosial memiliki 3 tujuan utama : ‘14 28 Sumber informasi. Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Interaksi sosial membantu individu mengembangkan dan mempertahankan rasa akan keberadaan diri (sense of self). Interaksi sosial merupakan sumber kenikmatan dan kenyamanan, atau kesejahteraan emosional. Individu paruh baya mengalami peningkatan dalam mencari orang lain yang dapat mebuat diri mereka merasa nyaman. Relasi konsensual Riset terhadap kualitas pernikahan menyatakan adanya lubang dalam kepuasan pernikahan sepanjang tahun membesarkan anak, diikuti dengan peningkatan hubungan ketika ana-anak sudah meninggalkan rumah. Perceraian pada masa paruh baya relatif tidak biasa tetapi terus meningkat. Marital capital, status sosioekonomi, dan tibanya waktu serta efek empty nest, mungkin memainkan peran. Marital capital : manfat keuangan dan emosional yang terbentuk sepanjang pernikahan yang telah berlangsung lama, yang cenderung melanggengkan pasangan. Empty nest : fase transisional parenting, ketika anak terkhir/ anak bungsu meninggalkan rumah. Dalam sebuah pernikahan yang bahagia, lepasnya anak yang sudah dewasa bias membantu bulan madu kdua. Dalam pernikahan yang rapuh, apabila pasangan tinggal bersama demi anak, mereka tidak melihat lagi adanya alasan untuk memperpanjang ikatan pernikahan. Perceraian pada saat paruh baya tidak terlalu mengancam kesejahteraan dibandingkan pada masa dewasa awal. Banyak kaum homoseksual yang menunda untuk membuka diri pada lingkungan -> seringkali baru membentuk hubungan intim pada masa paruh baya. Pasangan gay dan lesbian cenderung lebih egalitarian dibandingkan pasangan heteroseksual, tetapi mengalami masalah yang sama dalam menyeimbangkan antara komitmen keluarga dan karir. ‘14 29 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jaringan sosial cenderung menjadi lebih kecil dan intim pada masa paruh baya. Dibandingkan individu yang lebih muda, individu paruh baya hanya memiliki sedikit waktu dan energy yang bias diberikan kepada teman (karena terlalu sibuk dengan keluarga dan pekerjaan serta membangun keamanan untuk masa pensiun) Pertemanan bisa menjadi sangat penting bagi individu homoseksual. Mereka lebih suka mendapatkan dukungan emosional dari jaringan pertemanan yang memberikan solidaritas dan kontak sosial. Relasi dengan anak yang sudah dewasa Orang tua dari anak remaja harus mulai mengakui bahwa mereka kehilangan control atas anak-anak mereka. Sebagian orang tua melakukan pengakuan yang lebih mudah dibandingkan yang lain. Proses empty nest merupakan hal yang membebaskan bagi banyak wanita, tetapi juga dapat bersifat menkan bagi pasangan yang identitasnya tergantung kepada peran mereka sebagai orang tua, atau pasangan yang memiliki masalah pernikahan yang terpendam sebelumnya. Saat ini, semakin banyak anak muda yang menunda kepergian mereka dari rumah, atau kembali lagi ke rumah, terkadang bersama keluarga mereka sendiri. Situasi ini dapat mengganggu kedua belah pihak. Penyesuaian akan jauh lebih mudah jika orang tua memandang anak yang sudah dewasa bergerak ke arah otonomi dan jika orang tua dan anak menegosiasikan peran dan tanggung jawab. ‘14 30 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, R.C., & Bem, D.J. (1987). Pengantar Psikologi, Edisi Kesebelas, Jilid Dua. Batam: Interaksara. Ciccarelli, S.K & White, J.N (2009). Psychology(2nd ed.) New Jersey: Pearson International, Inc. Feldman, Robert S. (2012). Pengantar Psilologi “Understanding Psychology” (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. King, L.A. (2010). Psikologi Umum, Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. Miller. P. H. (1993). Theories of Developmental Psychology 3rd ed. New York: W. H. Freeman and Company Papalia.D.E., Old.S.W., Feldman.R.D. (2008). Human Development 9th ed. Jakarta: Kencana Sardiman, A.M. (2005). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Perkasa. Wade, C., Travis, C. (2008). Psikologi, Jilid 2 (terjemahan) (edisi kesembilan), Jakarta: Erlangga. ‘14 31 Psikologi Umum 2 Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id