BAB VIII: Perkembangan Manusia

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi Umum II
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
Kode MK
08
Disusun Oleh
Rizky Putri A. S. Hutagalung, M. Psi, Psi
Abstract
Kompetensi
Modul ini berisi tentang kajian
perkembangan manusia. Dimulai dari
masa prenatal hingga memasuki
dewasa akhir. Terkait di dalamnya
mengenai perkembangan manusia
dalam aspek kognitif, dan juga
psikososial.
Mahasiswa
memahami
tentang
perkembangan manusia dimulai dari
masa prenatal hingga masa dewasa
akhir, perkembangan kognitif dan
perkembangan
psikososial,
serta
bagaimana
kaitannya
dengan
kehidupan sehari-hari dalam lingkungan
sekitar.
BAB VIII: Perkembangan Manusia
Perkembangan Manusia

Perkembangan manusia adalah kajian ilmiah mengenai berbagai proses perubahan
dan stabilitas

Selama abad ke-19, kajian ilmiah perkembangan manusia diawali dengan kajian
pada masa kanak-kanak.

Sebagaimana para peneliti tertarik pada perkembangan selanjutnya selama masa
dewasa, perkembangan rentang kehidupan menjadi sebuah bidang studi.

4 tujuan kajian ilmiah perkembangan manusia : - Mendeskripsikan
- Menjelaskan
- Meramalkan
- Memodifikasi perkembangan

Perkembangan manusia dibuat sebagai kesimpulan atas sejumlah luas bidang ilmu
atau bidang studi yang mencakup psikologi, psikiatri, sosiologi, antropologi, biologi,
genetika, ilmu keluarga, pendidikan, sejarah, filsafat, dan kedokteran.
‘14
2
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Perkembangan fokus pada perubahan dengan berlalunya waktu

Menjelaskan /berhubungan dengan perubahan yang terjadi dalam waktu tertentu
dalam 1 atau lebih perilaku / aktivitas psikologis ( thought, language, social behavior,
perception).
Perubahan juga bisa dilihat dalam hubungan antar aspek tersebut :



anak
yang
belum
bisa
ngomong,
social
behaviornya
terbatas
anak yang sudah bisa ngomong, social behaviornya lebih luas
Perubahan yang dimaksudkan sebagai perkembangan :
Perubahan yang kedepan/ maju berkembang
Waktunya bisa detik, menit, bulan, dsb.

Ranah Utama Perkembangan Manusia : fisik, kognitif, dan psikososial.
 Proses Fisik (physical process) meliputi perubahan yang bersifat biologis
individu. Gen yang diwariskan pada orangtua, perubahan hormone selama masa
pubertas dan menopause, serta perubahan yang terjadi sepanjang hayat pada
otak, tinggi badan dan berat badan, dan kemampuan motorik, semua
mencerminkan peran perkembangan dari proses biologis.
 Proses Kognitif (cognitive process) meliputi perubahan yang terjadi dalam pikiran,
kecerdasan dan bahasa individu. Mengamati benda-benda berwarna-warni yang
terayun di atas ranjang bayi, menyusun kalimat tentang masa depan,
membayangkan diri sendiri sebagai seorang bintang film, serta mengingat nomor
telepon baru,
semua itu menunjukkan perana proses kognitif dalam
perkembangan.
 Proses Sosial-Emosional (socioemotional process) meliputi perubahan dalam
hubungan individu dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan
dalam kepribadian. Senyuman bayi sebagai respons atas sentuhan ibunya,
kegembiraan seorang remaja menghadiri acara kelulusan, keagresifan seorang
pria dalan berolahraga, serta kasih sayang yang saling ditunjukkan oleh
pasangan yang lebih tua, semua itu menunjukkan peranan proses sosialemosional
‘14
3
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Isu utama psikologi perkembangan :
1. Sifat Dasar Manusia ( Model Filosofis)
 Mekanistik
-
melihat dunia sebagai mesin yang terdiri dari bagian2 bagian yang
beroperasi dalam ruang dan waktu
-
seperti jam  bisa bergerak sendiri, bisa diprediksi
 Organismik
-
melihat dunia sebagai suatu sistem kehidupan & aktif/ bisa mengatur
kehidupannya sendiri
-
manusia punya potensi untuk menentukan sendiri dan mengarahkan
perubahan yang ingin dicapai
-
perkembangan adalah sesuatu yang selalu berada didalam manusia
-
Behavior & berpikir adalah self initiated dari individu
 Kontekstual
-
tingkah laku punya arti kalau dilihat dari konteks sejarah/ sosial
-
perilaku dilihat latar belakangnya apa
-
perilaku
dapat
dijelaskan
oleh
konteks
sosial/
historicalnya/
backgroundnya
2. Perkembangan kualitatif & kuantitatif
 Kualitatif
-
Perubahan dalam jenis atau tipe perubahan struktur/ organisasi
-
Misal : anak usia 2 tahun sebelumnya menyebut suatu nama benda
secara terbata-bata dan kurang jelas. Pada usia 3 tahun mampu
menyebut nama benda secara fasih dan jelas
-
‘14
4
Perubahan bersifat discontinue --- stagelike (tahapan2)
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-
Pada bentuk/ tahapan berikutnya, sifat pada tahapan sebelumnya tidak
ada
-
Misal: perubahan terjadinya kupu2
-
Sifat telur, ulat, kepompong tidak ada pada kupu2
 Kuantitatif
-
Perubahan dalam jumlah, frekuensi atau derajat
-
Misal: tinggi badan, banyak kata yang diucapkan
-
Perubahan bersifat continue (berkesinambungan)
-
Misal: pada waktu belajar mengetik, kemampuannya : 50 karakter/menit •
Setelah latihan2 : menjadi 70 karakter/ menit.
3. Kontribusi nature & nurture pada perkembangan
Apakah
pengetahuan
dan
perilaku
diperoleh
dari
bawaan
genetika
atau
pengalaman?
 Hereditas
vs
lingkungan

vs
budaya
vs
empirisme
Biologi
 Nativisme
 Kematangan vs
belajar
 Interaksi antara faktor bawaan dan lingkungan (nature & nurture) sangat
terkait.
 Pertanyaan
yang
lebih
tepat : bagaimana
nature
&
nurture
mempengaruhi perkembangan?
Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan
(nature vs nurture). Setiap individu adalah makhluk yang unik dan setiap tahap
perkembangan memiliki karakteristik yang khas. Faktor bawaan mencakup ciri-ciri
fisik, kecerdasan, bakat, temperamen (yang akan menentukan bagaimana
‘14
5
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
seseorang bertindak, bereaksi, bersikap dari satu situasi ke situasi lain yang sifatnya
relatif menetap).
Faktor lingkungan sangat berperan untuk melakukan perubahan, dalam artian
memaksimalkan potensi yang dimiliki anak, dan hal-hal yang kurang berkembang.
Juga untuk meminimalkan hal-hal yang negatif pada diri anak (temperamen,
gangguan perkembangan/hendaya yang dimiliki oleh anak).
Peran lingkungan adalah mengoptimalkan dimensi perkembangan mencakup
faktor biologis (fisik, motorik), kognitif (bahasa, berpikir, daya nalar, daya ingat, dll),
psikososial (kemandirian, bagaimana anak bersikap, berperilaku, kesadaran akan
diri, harga diri, percaya diri, dll). Sebagai contoh, anak akan belajar bagaimana
mencintai orang lain kalau mereka dicintai oleh (terutama) orangtuanya.
Konteks dimana anak dibesarkan sangat besar pengaruhnya, kalau anak
dibesarkan dalam konteks kekerasan, maka perilaku kekerasan akan menjadi bagian
dari dirinya. Sebaliknya kalau anak dibesarkan dalam konteks yang positif, dimana
hubungan antar anggota keluarga harmonis, memberikan contoh perilaku yang
positif, memfokuskan pada tiga dimensi pengembangan anak secara seimbang,
peka terhadap hal yang terjadi di lingkungannya, maka anak akan berkembang
lebih positif. Aktivitas anak disesuaikan dengan tahapan usia, kemampuan, dan
keunikan anak.
Perhatian, kasih sayang, sensitivitas dan responsivitas orang tua sangat
berperan. Orangtua sebaiknya lebih peka terhadap kebutuhan anak. Mengapa anak
berperilaku tertentu untuk menarik perhatian orangtuanya? Dari sinilah anak akan
merasa dirinya sebagai orang yang penting, diperhatikan (bukan dimanjakan),
memiliki harga diri dan rasa percaya diri yang tinggi. Orang tua tahu kapan
membolehkan anak menjatuhkan pilihannya sendiri dan kapan tidak.
Pada anak usia Balita, dalam aspek psikososial, anak perlu belajar benarsalah, boleh dan tidak boleh. Hal ini berkaitan dengan karakteristik anak usia Balita
yang biasanya negativistik, mengapa demikian? Karena dia sudah sadar akan
eksistensi dirinya yang berbeda dari orang lain. Dari sini pula akan berkembang
autonomi, jadi seni dalam mendidik anak adalah bagaimana menimbang-nimbang
sampai batas mana anak dibolehkan dan sampai batas mana tidak dibolehkan.
Bagaimana mengalhkan keinginan anak yang tidak dibenarkan dan memberikan
alternatif sehingga autonomi anak tidak sampai dimatikan.
‘14
6
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Di usia Balita. Fokus utama untuk mengembangkan dimensi kognitif adalah
dalam hal bahasa dan memfokuskan perhatian pada apa yang sedang berlangsung.
Mengapa bahasa penting? Karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi,
mengarahkan pikiran seseorang, ekspresi diri yang paling utama dalam komunitas
manusia. Jika anak tidak paham bahasa dan tidak dapat mengungkapkan idenya
melalui bahasa, bagaimana dia akan mempelajari hal-hal lainnya?
Fokus utama dalam aspek psikososial adalah menumbuhkan keyakinan diri
sebagai anak yang mampu berbuat sesuatu terhadap lingkungannya sehingga anak
merasa percaya diri. Yang melandasi hal ini adalah perlakuan orang tua sejak dia
bayi. Anak merasa ada orang yang bisa dia
andalkan
untuk
memenuhi
kebutuhannya, lekat dengan ibu-ayahnya (sebisa mungkin orangtua). Jika anak
merasa dirinya lekat secara aman dengan orangtuanya, hal ini akan berdampak
jangka panjang, misalnya keinginan untuk meraih prestasi yang baik, memilih
pasangan hidup, dan seterusnya.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA
Perkembangan Kanak-Kanak
Bagaimana anak-anak berkembang memiliki arti penting khusus. Hal ini dikarenakan anakanak adalah masa depan bagi masyarakat manapun. Perjalanan kita melalui masa kanakkanak dimulai dari konsepsi dan berlanjut hingga masa sekolah dasar. Kita akan mengenali
pentingnya mengambil pandangan positif atas masa kanak-kanak.
Perkembangan Prenatal
Jalur perkembangan prenatal konsepsi (conception) terjadi ketika satu sel sperma
memasuki ovum (sel telur). Proses ini disebut pembuahan (fertilization). Zigot (zygote)
adalah sel telur yang telah dibuahi. Perkembangan prenatal terbagi menjadi tiga masa :

Masa germinal-minggu ke 1 hingga ke 2
Masa germinal ini dimulai dari konsepsi. Sel telur yang telah dibuahi atau zigot adalah
sel tunggal dengan 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah. Setelah 1 minggu
dan banyak pembelahan sel, zigot akan terdiri atas 100 hingga 150 sel. Pada akhir
minggu kedua, kumpulan sel-sel tersebut telah menempel pada dinding Rahim.
‘14
7
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Masa embrionik-minggu ke 3 hingga ke 8
Sebelum kebanyakan wanita menyadari bahwa dirinya hamil, tingkat pembelahan sel
meningkat secara tajam. Pada minggu ketiga, saluran saraf yang nantinya akan menjadi
saraf tulang belakang mulai terbentuk. Pada sekitar hari ke-21, mata mulai muncul dan
pada hari ke-24 sel-sel yang akan membentuk jantung mulai membedakan diri. Selama
minggu ke-4, bonggol tunas yang akan membentuk lengan dan kaki akan muncul. Pada
minggu ke-5 hingga ke-8, jantung mulai berdetak dan tangan serta kaki mulai dapat
dibedakan, wajah mulai terbentuk, dan saluran pencernaan mulai muncul.

Masa fetal-bulan 2 hingga 9
Organ-organ mulai matang hingga tahapan dimana janin dapat bertahan hidup di luar
rahim. Pada bulan ke-6, mata dan kelopak mata telah terbentuk sempurna, rambutrambut tipis mulai tumbuh pada janin, refleks untuk menggenggam juga muncul serta
pernapasan walaupun tidak teratur sudah dimulai. Pada usia 7 hingga 9 bulan dalam
kandungan, janin lebih panjang dan lebih berat, serta beberapa organ yang mulai
berfungsi.
Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-Kanak
Dari sudut pandang evolusi, yang membedakan manusia dengan hewan adalah
ukuran otak kita yang besar. Bulan-bulan dan tahun pertama bayi dihabiskan untuk
menyempurnakan organ-organ yang penting. Masa bayi (masa perkembangan dalam 18
hingga 24 minggu setelah kelahiran) merupakan masa yang paling kaya akan perubahan,
kedua setelah masa prenatal. Semasa bayi,anak-anak mengalami perubahan dari makhluk
yang nyaris tidak dapat bergerak sendiri menjadi makhluk yang bergerak secepat kaki
mereka dapat melangkah.

Refleks
Bayi yang baru dilahirkan bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa. Mereka lahir ke
diperlengkapi dengan sejumlah refleks yang aktif secara genetika untuk menjamin
kelangsungan hidup mereka. Beberapa refleks tetap ada sepanjang hidup, misalnya
batuk, mengedip dan menguap. Sementara beberapa refleks lainnya seperti
menggenggam apapun yang menyentuh ujung jari atau mengisap apapun yang berada
di dekat mulut mereka, akan menghilang beberapa bulan setelah kelahiran. Hal itu
bersamaan dengan semakin matangnya fungsi otak mereka, dan bagaimana bayi
secara sadar mampu mengatur perilaku mereka sendiri.
‘14
8
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Keterampilan Motorik dan Persepsi.
Secara sejarah, peneliti seperti Arnold Gesell (1934) beranggapan bahwa pencapaianpencapaian motorik terkuak sebagai bagian dari rancangan genetika. Akan tetapi, para
psikolog kini mengakui bahwa perkembangan motorik bukan hanya dikarenakan akibat
bawaan atau lingkungan semata. Ketika bayi termotivasi melakukan sesuatu, mereka
mungkin menciptakan perilaku motorik yang baru. Perilaku baru tersebut merupakan
hasil dari pertemuan beragam faktor: perkembangan system saraf, kemampuan tubuh,
kemungkinanuntuk melaakukan gerak, tujuan yang ingin dicapai oleh bayi dan dukungan
dari lingkungannya untuk mencapai kemampuan tersebut. Para psikolog juga meyakini
bahwa kemampuan motorik dan persepsi saling berpasangan. Bayi secara terusmenerus mengoordinasikan gerakan mereka dengan informasi yang mereka rasakan
melalui indra mereka untuk mempelajari keseimbangan meraih benda-benda,dan
bergarak dalam permukaan dan tempat yang berbeda-beda(Thelen dan Smith,2006).
Memperhatikan orang lain juga merupakan cara bayi untuk memperoleh pengetahuan
mengenai dunia ini. Para psikolog yang mempelajari bayi telah mempelajari bahwa
persepsi bayi adalah dengan meneliti secara sistematis apa yang dilihat oleh bayi. Cara
lain untuk mempelajari persepsi bayi adalah dengan membiasakan bayi pada
rangsangan tertentu.

Otak
Setelah dilahirkan dan pada masa awal bayi, 100 miliar neuron di otaknya hanya saling
terhubung secara minimal. Namun pertambahan usia hingga 2 tahun, dendrit-dendrit
dari
neuronnya
bercabang-cabang
sehingga
neuron-neuronnya
mulai
saling
berhubungan.Otak bayi benar-benar siap dan menantikan pengalaman-pengalaman
yang memungkinkan terciptanya hubungan-hubungan tersebut (Nelson,2007;Thomas
dan de Haan,2006). Aspek penting lainnya dari perkembangan otak di masa kanakkanak adalah peningkatan secara tajam pada hubungan antar sinaps(Websteret
al,2006). Sinaps yang merupakan celah antar neuron yang menjadi jembatan
neurotransmiter. Para peneliti telah menemukan bahwa sedikitnya ada dua kali jumlah
sinaps dibandingkan dengan sinaps yang akan pernah kita gunakan (Huttenlocher dan
Dabholkar,1997). Jika dendrit dan sinaps tidak mendapat rangsangan dari pengalaman
yang kaya, maka otak anak-anak akan sulit tumbuh secara normal (Nelson,Thomas,dan
de Haan,2006).
Perkembangan Kognitif pada Masa Kanak-Kanak
Perkembangan kognitif merujuk pada bagaimana pikiran, kecerdasan dan proses
bahasa mengalami perubahan seiring kematangan seseorang. Saat itu para psikolog
‘14
9
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Amerika tidak memiliki teori manapun yang dapat menjelaskan bagaimana pikiran seorang
anak berubah seiring dengan dewasanya orang-orang. Lalu, Jean Piaget, seorang pakar
psikologi perkembangan terkenal dari Swiss mengubah cara pemikiran yang ada mengenai
pikiran seorang anak. Ketika gagasan Piaget diperkenalkan di Amerika, para psikolog
Amerika mengambil pandangannya bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia
kognitif mereka melalui beberapa tahapan. Tiap-tiap tahapan berkaitan dengan usia dan
terdiri atas cara-cara berpikir yang berbeda-beda. Unsur penting dari teori Piaget adalah
pengamatannya bahwa kita melalui empat tahapan dalam memahami dunia. Keempat
tahapan tersebut, yaitu :
1. Tahap Sensorimotorik
Pada tahap ini, bayi membangun pemahaman atas dunianya dengan menyelarasakan
pengalaman sensori (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan motorik (fisik).
Sensorimotorik juga melibatkan kemampuan untuk menata dan mengoordinasi sensasi
dengan gerakan fisik serta mengikut sertakan kesadaran akan objek permanen. Objek
permanen adalah (object permanence) adalah istilah yang digunakan Piaget untuk titik
pencapaian penting yaitu memahami bahwa sebuah benda dan peristiwa tetap ada
sekali pun mereka tidak dapat dilihat, didengar atau dirasakan secara langsung. Pada
akhir tahap ini, seorang bayi berusia 2 tahun dapat menunjukkan pola sensorimotorik
yang kompleks dan mulai menggunakan simbol dalam pemikiran mereka.
2. Tahap Praoperasional.
Pada tahap praoperasional (preoperational stage), terjadi pada usia 2 tahun hingga 7
tahun. Pikiran pada tahap praoperasional lebih simbolis dibandingkan dengan pikiran
pada tahap sensorimotorik. Pada usia taman kanak-kanak, anak-anak akan mulai
menggunakan kata-kata, gambar-gambar dan lukisan untuk mewakili dunianya. Jenis
pikiran simbolis yang dapat dicapai oleh anak-anak pada tahap ini masih terbatas.
Pemikiran anak-anak pada tahap praoperasional juga terbatas pada egosentris.
Egosentris (egocentrism) menurut Piaget adalah ketidakmampuan untuk membedakan
sudut pandang diri sendiri dengan sudut pandang orang lain. Keterbatasan lain pikiran
pada tahap praoperasional adalah pikiran tersebut masih intuitif. Ketika Piaget bertanya
kepada anak-anak mengapa mereka mengetahui sesuatu, sering kali jawaban yang
mereka berikan tidak logis. Secara keseluruhan, pemikiran praoperasional lebih simbolis
dibandingkan pemikiran sensorimotorik,namun egosentris dan intuitif, daripada logis dan
belum menyertakan kemampuan untuk melakukan operasi.
‘14
10
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Tahap Konkret Operasional.
Tahap ini muncul kira-kira pada usia 7 tahun hingga 11 tahun. Pemikiran konkret
operasional menggantikan penalaran intuitif dengan penalaran logis pada situasi
konkret. Pengelompokan kemampuan mulai hadir, namun pemikiran secara abstrak
belum berkembang. Kebanyakan operasi konkret yang ditemukan Piaget berhubungan
dengan sifat suatu benda. Salah satu kemampuan penting pada tahap penalaran ini
adalah kemampuan untuk mengategorikan atau membeda-bedakan benda ke dalam set,
maupun subset dan mempertimbangkan hubungan diantaranya. Kesimpulannya,
pemikiran
konkret
operasional
melibatkan
pemikiran
operasional,
kemampuan
pengategorian, dan penalaran logis dalam konteks konkret atau bukan abstrak.
4. Tahap Formal Operasional.
Tahap ini terjadi pada usia 11 tahun hingga 15 tahun, dan terus berlanjut hingga usia
dewasa. Pada tahap ini individu memasuki tahap perkembangan kognitif. Pemikiran
formal operasional lebiih abstrak, idealis dan logis dibandingkan dengan pemikiran
konkret operasional. Tidak seperti anak-anak sekolah dasar, pada tahap ini mereka
dapat membuahkan pemikiran hipotesis yang murni abstrak. Pemikiran seorang remaja
juga menjadi lebih idealis. Remaja sering kali membandingkan diri mereka dan orang
lain dengan standar yang ideal. Pada saat yang bersamaan ketika mereka berpikir
secara abstrak dan idealis, mereka juga berpikir lebih logis.
Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Kanak-Kanak
Seiring
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangan
seorang
anak,
mereka
bersosialisasi dengan orang lain seperti, orang tua, saudara, teman sebaya dan guru. Dunia
mereka yang kecil kemudian semakin luas ketika mereka bertambah usia. Berikut adalah
teori perkembangan sosial-emosional erikson:

Trust vs Mistrust.
Tahap ini terjadi pada bayi yaitu sejak kelahiran hingga usia 1,5 tahun. Karakteristik dari
tahap ini adalah rasa percaya membutuhkan kenyamanan fisik dan sedikit mungkin rasa
takut mengenai masa depan. Trust terbangun ketika kebutuhan dasar bayi seperti
kenyamanan, makanan dan kehangatan terpenuhi. Bila kebutuhan bayi tidak cepat
ditangani oleh pengasuh yang tanggap dan peka, maka hasilnya adalah tercipta
mistrust.

Autonomy vs Shame and Doubt.
Tahap ini muncul pada balita usia 1,5 tahun hingga 3 tahun. Karakteristik dari tahap ini
adalah setelah mempercayai pengasuh mereka, bayi mulai menemukan keinginan
‘14
11
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mereka sendiri. Mereka menyatakan rasa otonomi atau kemandirian mereka. Mereka
menyadari keinginan mereka sendiri. Bila anak dibatasi berlebihana atau dihukum terlalu
keras, mereka akan cenderung membangun rasa malu atau ragu.

Initiative vs Guilt.
Tahap ini merupakan masa kanak-kanak awal yaitu pada usia taman kanak-kanak, 3
tahun hingga 5 tahun. Karakteristik dari tahap ini yaitu ketika anak usia kanak-kanak
berjumpa dengan dunia sosial yang kian luas, mereka lebih tertantang dan perlu untuk
mengembangkan perilaku bermakna untuk mengatasi tantangan tersebut. Anak-anak
kini diminta untuk bertanggung jawab. Perasaan bersalah yang tidak nyaman mungkin
muncul, bila anak-anak tidak bertnggung jawab atau dibuat terlalu cemas.

Industry vs Inferiority.
Tahap ini merupakan masa pertengahan dan akhir masa kanak-kanak yaitu usia sekolah
dasar, 6 tahun hingga masa puber. Karakteristik dari tahap ini tidak seperti waktu
lainnya, anak-anak menjadi lebih antusias dibandingkan masa kanak-kanak awal yang
dipenuhi imajinasi. Seiring dengan masuknya anak-anak ke usia sekolah dasar, mereka
mengarahkan energy mereka untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan
intelektual. Bahaya yang dihadapi pada tahap ini melibatkan perasaan tidak mampu dan
tidak produktif.

Identity vs Identitiy Confusion.
Tahap ini merupakan masa remaja berusia 10 tahun hingga 20 tahun. Karakteristik dari
tahap ini yaitu individu dihadapkan dalam pencarian siapa diri mereka, apa yang mereka
miliki dan kemana mereka mau pergi dalam hidup ini. Salah satu dimensi yang penting
adalah pencarian atas alternatif peran dan pencarian karir.

Intimacy vs Isolation.
Tahap ini sudah masuk masa dewasa muda usia 20 tahun-an dan 30 tahun-an.
Karakteristik dari tahap ini yaitu individu dihadapkan pada tugas perkembangan untuk
membangun hubungan intim dengan orang lain.

Generativity vs Stagnation.
Tahap ini masuk pada masa dewasa tengah usia 40 tahunan dan 50 tahunan.
Karakteristik dari tahap ini adalah adanya masalah utama pada tahap ini yaitu
bagaimana membantu generasi yang lebih muda berkembang dan menjalani hidup yang
bermakna.

Integrity vs Despair.
Tahap ini masuk pada masa dewasa akhir usia 60 tahun-an ke atas. Karakteristik dari
tahap ini adalah ketika individu melihat kembali dan mengevaluasi ulang apa yang telah
‘14
12
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mereka jalani dalam hidup. Pandangan ke belakang ini bisa menjadi positif (integritas)
atau negatif (putus asa).
Perkembangan Remaja

Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir
pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Papalia, Olds &
Feldman)

Menurut Adams & Gullotta masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun.

Hurlock membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17
tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja
awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah
mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Papalia, Olds & Feldman berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara
kanak-kanak dan dewasa.

Anna Freud berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan
meliputi
perubahan-perubahan
yang
berhubungan
dengan
perkembangan
psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan
cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan
orientasi masa depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan
masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah
dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis
misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa
antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan
kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak.
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada
rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya
pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir
secara konkrit menjadi abstrak.
‘14
13
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Transisi ke masa remaja
Sifat kontinuitas dan dan diskontinuitas adalah ciri transisi dari masa anakanak ke masa remaja. Seperti pada perkembangan anak-anak, faktor-faktor genetis,
biologis, lingkungan,dan pengalaman, berinteraksi dalam perkembangan anak
remaja.
Perkembangan fisik
Perubahan pubertas

Pubertas ialah suatu periode kedewasaan kerangka tubuh dari seksual yang
cepat,terutama terjadi pada awal masa remaja. Testosteron memainkan peran
penting dalam perkembangan pubertas laki-laki, estradiol pada perkembangan
pubertas perempuan. Pertumbuhan yanng cepat pada anak laki-laki terjadi kira-kira 2
tahun lebih telat dari pada pada anak-anak perempuan, yakni 12 ½ tahun usia awal
rata-rata pada anak laki-laki, 10 ½ tahun usia awal rata-rata pada anak-anak
perempuan. Kematangan individual pada masa pubertas bersifat menyeluruh.

Remaja memperlihatkan minat yang semakin besar pada citra tubuhnya.
Kematangan yang lebih awal cenderung terjadi pada anak laki-laki, setidak-tidaknya
selama masa remaja. Meskipun demkian, sebagai orang dewasa, anak laki-laki yang
terlambat matang mencapai identitas yang lebih berhasil. Para penelti semakin
menemukan bahwa anak-anak perempuan yang lebih awal matang lebih mudah
terkena sejumlah masalah.

Baru-baru ini beberapa sarjana mengemukakan keraguan bahwa dampak-dampak
pubertas terhadap perkembangan tidak sekuat yang pernah di bayangkan. Penting
diingat bahwa perkembangan remaja dipengaruhi oleh interaksi antara faktor-faktor
biologis , kognitif, dan sosial, dan tidak hanya didominasi oleh faktor-faktor biologis.
Sementara kematangan yang lebih awal atau terlambat secara ekstrim dapat
menempatkan seseorang anak remaja pada suatu resiko , dampak dampak
menyeluruh kematangan yang lebih awal dan terlambat tidaklah besar. Ini tidak
berarti bahwa pubertas dan kematangan yang lebih awal atau terlambat tidak
berdampak terhadap perkembangan , tetapi perubahan pubertas-perubahan
pubertas selalu perlu ditimbangkan dalam kerangka interaksi faktor-faktor biologis ,
kognitif dan sosial yang lebih luas.
‘14
14
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perkembangan kognitif

Pemikiran operasional formal

Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11
hingga15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealistis , dan logis dari
pada pemikiran opersional konkret . Piaget yakin bahwa remaja semakin mampu
menggunakan pemikiran deduktif hipotesis . beberapa gagasan piaget tentang
pemikiran operasional formal akhir-akhir ini dipertanyakan kebenarannya.

Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial adalah ciri
perkembangan remaja. Remaja mengembangkan suatu tipe egosisentrisme khusus
yang meliputi penonton khayalan dan dongeng pribadi tentang mahluk yang unik.
Remaja mulai berpikir tentang kepribadian sama seperti cara yang dilakukan oleh
para ahli tori kepribadian , dan mereka memantau dunia sosial mereka dengan caracara yang lebih cangih.

Pengambilan keputusan

Masa remaja ialah masa semakin meninggkatnya pengambilan keputusan . remaja
yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan dibanding remaja yang
lebih muda, di mana mereka lebih kompeten dari pada anak-anak. Kemampuan
untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu akan di terapkan,
karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu
lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis.
Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin
terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah orientasi masyarakat
terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang
memadai.
Sekolah
Fungsi sekolah

Pada abad ke-19, sekolah-sekolah menengah lanjutkan hanya untuk kaum elit. Pada
tahun 1920-an, sekolah-sekolah telah berubah menjadi semakin komprehensif dan
melatih remaja untuk bekerja dan menjadi warganegara , serta meningkatkan
intelektualitas mereka . sekolah menenganh atas yang komprehensif tetap bertahan
dewasa ini , tetapi fungsi sekolah menengah lanjutkan terus diperdebatkan.
Beberapa kalangan mempertahankan pendapat bahwa fungsi sekolah seharusnya
‘14
15
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
adalah pengembangan intelektual, kalangan yang lain menuntut fungsi yang lebih
komprehensif.

Putus sekolah adalah suatu masalah serius selama beberapa dasawarsa. Banyak
murid putus sekolah mengalami kekurangan- kekurangan pendidikan yang
menghambat kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka di kehidupan dewasa
mereka. Beberapa kemajuan telah dicapai; angka putus sekolah bagi kebanyakan
kelompok-kelompok etnis minoritas menurun dalam beberapa dasawarsa terakhir,
walaupun angka putus sekolah bagi kelompik etnis minoritas yang tinggal di kotakota besar dan berpengasilan rendah masih cukup tinggi. Murid-murid putus sekolah
karena alasan-alasan ekonomi dan pribadi yang berkaitan dengan sekolah. Untuk
mengurangi angka putus sekolah, lembaga-lembaga masyarakat khususnya sekolah
harus mengatasi hambatan-hambatan antara pekerjaan dengan sekolah.

Munculnya sekolah menengah pertama pada tahun 1920-an dan 1930-an
dibenarkan atas dasar perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial pada masa
awal remaja dan kebutuhan akan lebih banyak sekolah sebagai jawaban atas
bertambahnya populasi murid . sekolah –sekolah menengah pertama semakin
populer pada tahun-tahun terakhir ini. Bersamaan dengan tibanya masa pubertas
yang lebih awal . transisi ke sekolah menengah pertama bersamaan dengan
banyaknya perubahan-perubahan sosial , keluarga, dan individual dalam kehidupan
anak remaja. Transisi meliputi peralihan dari posisi teratas ke posisi terbawah .
sekolah –sekolah yanhg berhasil bagi remaja muda memperhitungkan perbedaan –
perbedaan individual dalalm perkembangan secara serius , memperlihatkan suatu
keprihatian yang dalam terhadap apa yang diketahui sebagai awal masa remaja ,
dan menekankan perkembangan sosial dan emosional sebanyak perkembangan
intelektual.
Masalah-masalah dan gangguan-gangguan yang dialami remaja
 Obat-obatan dan alkohol

Amerika serikat memiliki tingkat remaja pengguna obat-obatan tertinggi dibandingkan
dengan semua negara industri maju. Tahun 1960-an dan 1970-an adalah suatu
masa yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan obat-obatan oleh remaja.
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah timbul kecenderungan penurunan yang kecil
dalam penggunaan obat-obatan di kalangan remaja, tetapi pada awal tahun 1990
‘14
16
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tercatat suatu kecenderungan peningkatan dalan penggunaan obat-obatan. Alkohol
adalah obat-oatan yang paling banyak digunakan oleh para remaja; alkohol yang
disalah gunakan oleh para remaja merupakan suatu masalah . minuman kerasminuman keras merupakan suatu masalah. Minuman minuman keras merupakan hal
yang umum, kokain adalah obat yang sangat kontroversial. Penggunaannya oleh
anak-anak sekolah menengah atas pertama kali menurun dalam kurun waktu 8
berlanjut. Perkembangan, orang tua, teman-teman sebaya, dan penggunaan obatobatan oleh para remaja
 Kenakalan remaja

Kenakalan remaja mengacu kepada suatu tentang perilaku yang luas, dari perilaku
yang tidak dapat diterima secara sosial ke pelanggaran status hingga tindakantindakan kriminal. Untuk kepentingan hukum, suatu perbedaan dibuat antara
pelanggaraan indeks (seperti tindakan-tindakan kriminal terlepas apakah dilakukan
oleh remaja atau orang dewasa) dan pelanggaran status (dilakukan oleh pemuda di
bawah usia tertentu). Faktor yang mendorong kenalan meliputi identitas negatif
derajat kelamin laki-laki, harapan-harapan yang rendah pada pendidikan dan
komitimen yang rendah terhadap pendidikan , kuatnya pengaruh teman sebaya dan
rendahnya penolakan terhadap tekanan teman sebaya dan rendah nya penolakan
terhadap tekanan teman sebaya, kegagalan orang tua untuk memantau anak remaja
mereka secara memadai, disiplin yang tidak efektif oleh orangtua, dan hidup di suatu
lingkungan kota, yang angak kriminalitas tinggi, dengan mobilitas yang tinggi .
program-program yang berhasil tidak berfokus pada kenakalan remaja(tetapi meliputi
kompenen-kompenen lain seperi pendidikan , kompenen pun “peluru ajaib”) mulai di
awal perkembangan anak, seringkali melibatkan sekolah, berfokus pada lembagalembaga sementara memberi perhatian terindividualisasi terhadap kenakalankenakalan, dan meliputi pemiliharaan.
 Bunuh diri

Angka bunuh diri meningkat. Dimulai kira-kira pada usia 15 tahun. Angka bunuh diri
meningkat secara dramatis. Faktor-faktor proksimal dan distal terlibat dalam sebabsebab bunuh diri.
Gangguan-ganguan makan
‘14
17
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anoreksia nervosa dan bulimia semakin menjadi masalah bagi kaum remaja
perempuan. Sebab-sebab sosial, psikologis, dan fisiologis dari gangguan-gangguan
ini telah dikemukakan.
Status remaja saat ini

Mayoritas remaja dewasa ini berhasil melalui tahapan dari masa keci ke masa
dewasa. Menurut beberapa kireteria, para remaja dewasa ini juga berhasil daripada
rekan-rekan mereka pada satu atau dua dasarwarsa sebelumnya. Akan tetapi cukup
banyak para remaja dewasa ini tidak di beri peluang-peluang dan dukungan yang
memadai untuk menjadi orang dewasa yang berkompeten. Dalam banyak hal, para
remaja dewasa ini diperhadapakan kekpada sebuah lingkungan yang kurang stabil
dibandingkan dengan satu atau dasawarsa yang lalu. Adalah penting untuk
memandang para remaja sebagai suatu kelompok yang hetrogen karena
kemunculan sebuah gambaran yang berbeda tergantung pada seperangkat
karekteristik khusus para remaja yang digambarkan.
Citra ideal masa remaja dan pesan-pesan yang ambivalen masyarakat kepada
para remaja

Masyarakat kita nampaknya tidak yakin tentang bagaimana masa remaja yang
seharusnya dan yang tidak seharusnya. Ada banyak bidang seperti kemandirian,
seksualitas, hukum-hukum dan nilai-nilai, serta pendidikan, di mana orang-orang
dewasa mempunyai citra ideal tentang para remaja tetapi mengkomunikasikan
pesan-pesan yang ambivalen kepada remaja, yang dapat berperan dalam masalahmasalah remaja.

Pemuda yang beresiko
Tumbuh kesadaran bahwa perilaku-perilaku berisiko tinggi pada para remaja
seringkali tumpang tindih dengan empat bidang keprihatinan khusus: kenakalan
remaja, penyalahgunaan obat-obatan, kehamilan remaja, dan masalah-masalah
yang berkaitan dengan sekolah. 15 hingga 25 persen para remaja berisiko karena
terbatasnya kemungkinan mereka menjadi orang-orang dewasa produktif. Dua
pendekatan yang mengandung aplikasi yang paling luas untuk memperbaiki
kehidupan para remaja beresiko: memberi perhatian individual kepada anak-anak
dan para remaja yang berisiko serta mengembangkan penanganan yang berbasis
masyarakat luas.
‘14
18
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
1. Mencapai hubungan baru & lebih dewasa dengan pasangan usia dari kedua jenis
kelamin
2. Mencapai peran sosial maskulin & feminin
3. Menerima keadaan fisik & menggunakan tubuh dengan efektif
4. Mencapai emotional independence dari orang tua & orang dewasa lainnya
5. Persiapan untuk menikah dan kehidupan keluarga
6. Persiapan untuk karier
7. Memperoleh sekumpulan nilai2 & sistem etika sebagai panduan untuk membangun
ideologi
8. Menginginkan & mencapai tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan secara
sosial
Perkembangan Psikososial Masa Remaja
Pada masa remaja, timbul pertanyaan “who am I’ dan sejumlah pertanyaan yang
menyangkut masa depan. Pencarian identitas merupakan isu yang penting, termasuk
identitas sosial yang menjadi fokus utama. Kelompok teman sebaya membantu
perkembangan dan uji coba konsep diri, tetapi juga dapat memberikan pengaruh antisosial.
Identity Vs Identity Confusion – Erikson

Identitas : konsepsi koheren tentang diri sendiri, dibentuk oleh tujuan, nilai, dan
keyakinan yang mengikat seseorang secara kuat.

Tugas utama remaja : menghadapi “krisis” untuk menjadi orang dewasa yang unik
dengan pemahaman diri sendiri yang koheren dan memiliki peran yang bernilai
dalam masyarakat.

Remaja membentuk identitas diri mereka bukan berdasarkan modeling seperti yang
dilakukan anak2, tetapi dengan memodifikasi dan mensintesis pengalaman
sebelumnya menjadi sebuah struktur psikologi yang baru

Untuk membentuk identitas, remaja harus mengorganisasikan kemampuan, minat,
kebutuhan dan keinginan agar dapat ditampilkan dalam kehidupan sosial mereka.
‘14
19
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Hal yang berbahaya dalam tahap ini adalah adanya identity (role) confusion yang
berlanjut, dimana hal ini dapat menghambat pencapaian kedewasaan secara
psikologis


Identitas yang terbentuk menyelesaikan 3 persoalan besar :
-
Pilihan pekerjaan
-
Pemilihan nilai-nilai untuk diterapkan dalam hidup
-
Perkembangan identitas sosial yang memuaskan
Remaja yang dapat melalui masa krisis perkembangan akan mencapai fidelity
(identifikasi dari sejumlah nilai, ideologi, agama, dll), kepercayaaan, kesetiaan,
perasaan memiliki seseorang untuk dikasihi

Krisis identitas jarang terselesaikan secara penuh di masa remaja, isu-isu yang
berkaitan dengan identitas akan muncul lagi berulang kali sepanjang kehidupan
masa dewasa.
Identity Statuses – Marcia

Status identitas : kondisi perkembangan ego yang bergantung pada ada atau
tidaknya krisis dan komitmen.

Krisis : pembuatan keputusan secara sadar berkaitan dengan pembentukan
identitas.

Komitmen : keterlibatan pribadi dalam pekerjaan atau sistem keyakinan.

Ada hubungan antara status identitas dengan kecemasan, self-esteem, moral
reasoning, dan pola perilaku.

4 status identitas :
-
Identity Achievement - Crisis leading to commitment
Ditandai oleh komitmen untuk menjalani berbagai pilihan yang dibuat setelah
krisis, periode yang dijalani dengan mengeksplorasi pilihan-pilihan.

Selama masa krisis remaja mencurahkan banyak pemikiran dan
emosi pada hal2 utama dalam hidupnya.
‘14
20
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Membuat pilihan dan melakukan komitmen yang kuat pada hal2
tersebut.

Ada dukungan dari orang tua untuk membuat keputusan sendiri.

Orang tua mendengar ide2 dari anak dan memberikan pendapat
mereka tanpa memaksa anak untuk mengikuti pendapat orangtua.

Rasa humor dapat sangat membantu untuk mengatasi stress.

Mampu untuk memiliki hubungan yang intim.

Terbuka terhadap ide2 baru.

Individu-individu dalam kategori ini juga lebih matang dan lebih
kompeten dalam menjalin hubungan dibandingkan dengan 3 kategori
lain.
-
Foreclosure - Commitment without crisis
Kondisi
dimana
seseorang
tidak
menghabiskan
waktunya
untuk
mempertimbangkan berbagai alternatif (yang tidak pernah berada dalam
krisis) dan berkomitmen untuk menjalani rencana orang lain untuk hidupnya
sendiri.

Membuat komitmen, bukan hasil dari krisis yang melibatkan pemikiran
terhadap kemungkinan yang bisa dilakukan tetapi dengan menerima
hasil rencana/pemikiran orang lain untuk hidupnya.

Ceria,
punya
keyakinan
diri,
tetapi
menjadi
dogmatis
ketika
pendapatnya ditentang.

Mempunyai ikatan keluarga yang dekat, patuh dan cenderung untuk
mengikuti pemimpin keluarga yang kuat yang tidak bisa menerima
ketidaksetujuan
-
Moratorium – Crisis, no commitment yet
Kondisi di saat seseorang mempertimbangkan berbagai alternatif (dalam
krisis) dan tampaknya akan menjalani komitmen.

‘14
21
Mengalami krisis tetapi belum mempunyai komitmen
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Didalam krisisnya, berjuang untuk membuat keputusan dengan
menggunakan alternatif-alternatif.

Gesit, banyak bicara, percaya diri, tetapi juga pencemas dan penuh
ketakutan.

Dekat dengan ibu tetapi tidak menerima otoritasnya.

Ingin
memiliki
hubungan
intim/
pacaran,
tetapi
belum
bisa
mengembangkan hubungan yang dekat.

Mempunyai
kemungkinan
untuk
keluar
dari
krisis
dengan
kemampuannya untuk membuat komitmen dan mendapatkan identitas
-
Identity Difussion - No commitment, crisis uncertain (no crisis)
Ditandai dengan ketiadaan komitmen dan kurangnya pertimbangan serius
terhadap berbagai alternatif.

Tidak ada komitmen dan sangat tidak mempertimbangkan pilihanpilihan alternatif.

Tidak yakin dengan dirinya dan cenderung tidak dapat bekerjasama.

Orangtua
tidak
mendiskusikan
masa
depan
&
meyerahkan
sepenuhnya pada anak.

Remaja dalam kategori ini akan menjadi orang yang tidak punya
tujuan hidup.

Cenderung menjadi tidak bahagia, kesepian karena mereka hanya
memiliki hubungan yang dangkal (superficial)

Status identitas pada diri remaja bisa mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan yang terus berlanjut.
Alan Waterman

Semakin tinggi usia remaja, semakin kearah identity achievement

Mahasiswa tingkat terakhir akan lebih mencapai identity achievement dibandingkan
dengan mahasiswa tingkat awal

‘14
22
Young adolescent → identity diffusion
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengaruh Keluarga

Orang tua adalah tokoh penting dalam pembentukan identitas remaja

Orangtua yang menerapkan pola asuh demokratis cenderung dapat mempermudah
pencapaian identity achievement

Orangtua yang otoriter cenderung membuat remaja mencapai identity foreclosure

Orangtua yang permisif akan membuat remaja mengalami identity diffusion
Cooper

Atmosfir keluarga yang dapat membantu perkembangan identitas adalah keluarga
yang mendorong dan mendukung remaja untuk :
-
Individuality : remaja boleh memiliki pendapat sendiri
-
Connectedness : mengajarkan kebersamaan, sensitivitas, keterbukaan
terhadap kritik dan menghargai pendapat orang lain

Bila connectedness kuat tetapi lemah dalam individuality maka remaja cenderung
akan mengembangkan identity foreclosure.

Bila connectedness lemah & individuality juga lemah maka remaja cenderung akan
mengembangkan identity confussion.

oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Perbedaan Gender Dalam Pembentukan Identitas

Erikson : pada perempuan identitas dan keintiman berkembang bersama.

Marcia : tekanan yang terus terjadi antara kemandirian dengan kedekatan adalah
inti dari semua tahapan psikososial Erikson, baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Thorne & Michaelieu : harga diri laki-laki berhubungan dengan usaha untuk meraih
pencapaian individual, sedangkan harga diri perempuan lebih bergantung pada
hubungan dengan orang lain.

Chubb, Fertman & Ross : self-esteem remaja wanita lebih rendah dari remaja pria.
Faktor Etnik dalam Pembentukan Identitas

Suku bangsa adalah bagian penting dari identitas. Remaja minoritas tampaknya
melalui tahapan perkembangan identitas suku bangsa seperti perkembangan status
identitas dari Marcia.

Pembentukan identitas merupakan hal yang complicated bagi remaja yang berasal
dari kelompok minoritas.
‘14
23
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Warna kulit, bentuk fisik, perbedaan bahasa, dan stereotip sosial sangat
berpengaruh pada konsep diri remaja

Remaja mempunyai jaringan sosial yang lebih luas dari anak-anak yang lebih kecil,
dan juga memiliki kesadaran kognitif mengenai perbedaan sikap dan budaya.

Berada diantara 2 budaya, banyak remaja yang berasal dari kelompok minoritas
menyadari konflik antara nilai-nilai yang ditekankan di rumah dan nilai-nilai lain yang
ada di dalam masyarakat yang dominan.
Perkembangan Dewasa dan Penuaan
Dimulainya Masa Dewasa

Dalam masyarakat dengan teknologi canggih, tanda memasuki kedewasaan tidak
terlalu jelas. Prosesnya lebih lama dan jalurnya bervariasi dibandingkan di masa lalu.

Beberapa ilmuwan perkembangan mengusulkan periode dari remaja akhir ke usia
pertengahan 20 telah menjadi periode transisional khusus yang disebut dimulainya
masa dewasa.

Kemunculan masa dewasa terdiri dari beberapa tonggak atau transisi, serta urutan
dan jadwalnya bervariasi. Proses melewati tonggak-tonggak ini, atau kriteria khusus
dalam budaya, dapat menentukan kapan individu merasa seperti orang dewasa.
Para psikolog perkembangan mengidentifikasikan perkiraan adanya tiga masa dalam
perkembangan dewasa :

Dewasa muda (20-an dan 30-an)

Dewasa tengah (40-an dan 50-an)

Dewasa akhir (60-an hingga meninggal).
Setiap fase menampilkan perubahan fisik, kognitif, dan sosial-emosional.
Tumbuh Dewasa
Transisi dari remaja ke dewasa kini disebut sebagai tumbuh dewasa (emerging adulthood).
Pada titik perkembangan ini, banyak individu masih mencari jalur karier yang mereka
inginkan, identitas seperti apa yang ingin mereka miliki, dan gaya hidup seperti apa yang
akan mereka anut (misalnya hidup sendiri, tinggal bersama, atau menikah). Jeffrey Arnett
menyimpulkan 5 hal yang menandai seseorang tumbuh dewasa :
‘14
24
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Pencarian identitas, terutama dalam asmara dan pekerjaan. Tumbuh dewasa adalah
waktu kunci perubahan indentitas terjadi bagi kebanyakan individu.

Ketidakstabilan. Masa dewasa awal merupakan puncak masa seseorang berpindah
tempat tinggal, suatu masa di mana masa itu juga terdapat ketidakstabilan dalam
asmara, pekerjaan dan pendidikan.

Fokus diri. Menurut Arnett, seseorang yang berada dalam masa tumbuh dewasa
“fokus pada diri mereka sendiri sehingga hanya sedikit mempertimbangkan
kewajiban sosial dan sedikit mempertimbangkan tugas dan komitmen kepada orang
lain, sehingga mereka akan memiliki lebih banyak kemandirian dalam menjalankan
hidup mereka”.

Merasa berada “di tengah-tengah”. Mereka yang berada dalam masa tumbuh
dewasamerasa diri mereka sudah bukan remaja lagi, namun belum menjadi orang
dewasa sepenuhnya.

Usia dengan segala kemungkinan, masa di mana individu memiliki kesempatan
untuk mengubah hidup mereka.
Perubahan Fisik pada Masa Dewasa

Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Awal.
Sebagian besar orang dewasa mencapai puncak perkembangan fisik mereka
pada usia 20-an dan usia tersebut merupakan masa seseorang berada di puncak
kesehatannya. Sayangnya dewasa muda juga merupakan masa di mana
kemampuan fisik mulai mengalami penurunan. Mungkin karena kemantapan
kemampuan fisik mereka serta kesehatan secara keseluruhan, dewasa muda jarang
menyadari kebiasaan makan yang buruk, terlalu banyak minum minuman keras, dan
merokok yang dapat merusak kesehatan mereka seiring dengan bertambahnya usia.
Hal yang menjadi perhatian khusus adalah terlalu banyak minum minuman keras
pada mahasiswa. Untungnya pada waktu individu mencapai pertengahan usia 20-an,
kebanyakan dari mereka mulai mengurangi konsumsi alcohol dan penggunaan obatobatan terlarang.

Perubahan Fisik pada Dewasa Tengah.
Salah satu perubahan fisik yang terlihat pada usia dewasa tengah adalah
penampilan. Pada usia 40-an atau 50-an, kulit akan mulai mengalami keriput dan
kendur karena hilangnya sejumlah lemk dan kalogen di bawah jaringan kulit.
Pigmentasi di lokasi tertentu pada kulit akan menghasilkan noda penuaan, terutama
pada wilayah yang sering terkena sinar matahari. Bagi wanita, memasuki usia paruh
‘14
25
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
baya berarti menopause akan segera terjadi. Biasanya pada akhir usia 40-an atau
awal 50-an, siklus menstruasi wanita akan berhenti.

Perubahan Fisik pada Dewasa Akhir.
Para ahli perkembangan membedakan antara rentang hidup dan harapan
hidup. Istilah rentang hidup digunakan untuk menjelaskan batas atas kehidupan
suatu spesies, atau lama tahun maksimum seorang individu dapat hidup. Istilah
harapan hidup menjelaskan jumlah tahun perkiraan hidup seseorang yang lahir pada
tahun tertentu. Perbaikan dalam obat-obatan, gizi, olahraga dan gaya hidup
meningkatkan rata-rata harapan hidup sebanyak 31 tahun.
Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa

Kognisi pada Dewasa Awal.
Piaget berteori bahwa pemikiran formal operasional merupakan tingkat
tertinggi dari kemampuan berpikir. Piaget berpendapat bahwa tidak ada perubahan
kualitatif baru dalam kognisi yang terjadi pada masa dewasa. Namun, beberapa ahli
dalam perkembangan kognitif berpendapat bahwa idealisme dalam tahap formal
operasional yang dikemukakan Piaget, digantikan pada masa dewasa awal dengan
pemikiran yang lebih realistis dan pragmatis. Kesimpulannya untuk sebagian besar
orang, kemampuan intelektual sangat kuat pada masa dewasa awal.

Kognisi pada Dewasa Tengah.
Menurut pandangan John Horn, beberapa kemampuan intelektual mulai
mengalami kemunduran pada usia paruh baya, sementara beberapa lainnya
meningkat. John Horn percaya bahwa kecerdasan Kristal, adalah kumpulan
informasi dan juga kemampuan verbal seseorang meningkat pada masa dewasa
tengah. Sebaliknya, kecerdasan cair yaitu kemampuan seseorang untuk bernalar
secara abstrak, mulai mengalami penurunan di masa dewasa tengah.
‘14
26
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Kognisi pada Masa Dewasa Akhir.
Fungsi intelektual pada usia dewasa akhir cukup provokatif. Banyak psikolog
mempercayai bahwa sama seperti pada masa dewasa tengah, beberapa dimensi
kecerdasan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir sementara yang lain
menganggap dapat dipertahankan atau bahkan meningkat. Salah satu temuan yang
tetap konsisten adalah ketika melibatkan kecepatan pengolahan data, orang dewasa
yang lebih tua melakukannya dengan lebih buruk dari mereka yang lebih muda. Akan
tetapi, beberapa aspek kognisi mungkin membaik seiring dengan bertambahnya
usia. Salah satunya adalah kebijaksanaan.
Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Dewasa
Tahap Dewasa oleh Erikson.
Erikson mengatakan bahwa individu memasuki tahap keenam yaitu intimacy versus
isolation pada masa awal.
Pada saat
ini, orang-orang
akan menghadapi tugas
perkembangan antara menjalin hubungan yang intim dengan orang lain atau terisolasi
secara sosial.
Generativity versus stagnation merupakan tahap pada masa dewasa tengah.
Perhatian utamanya adalah membantu generasi yang lebih muda untuk mengembangkan
kehidupan yang bermakna.
Terakhir integrity versus despair yang dialami pada masa akhir. Yang apabila
mereka telah menjalani tahap sebelumnya dengan negatif maka melihat kebelakang akan
menimbulkan keraguan, itulah yang disebut despair. Namun, bila mereka berhasil melewati
sebagian besar tahap perkembangan dengan baik maka dengan melihat kebelakang
mereka akan merasakan kepuasan.
Pernikahan,Pola asuh,dan Masa dewasa.
Pernikahan diterima sebagai bagian akhir perkembangan dewasa.Menurut Gottman (2006)
telah menemukan empat prinsip pernikahan yang berhasil:

Keinginan untuk merawat dan menghargai,

Saling melihat satu sama lain sebagai teman,

Mengalah,

Menyelesaikan konflik bersama-sama.
Krisis Paruh Baya. Istilah yang lebih tepat untuk “krisis paruh baya” mungkin adalah
“kesadaran paruh baya”. Maksudnya adalah pada usia paruh baya, orang cenderung
menyadari jarak antara menjadi lebih muda dan tua, serta waktu mereka yang tidak lama
‘14
27
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lagi. Mereka berpikir tentang peran mereka untuk berkontribusi pada generasi selanjutnya.
Mereka menimbang-nimbang kembali makna hidup. Bagi kebanyakan orang, kesadaran
paruh baya bukannlah sesuatu yang menggemparkan dan menghadapinya sesuai proporsi.
Aspek Sosial-Emosional mengenai Penuaan.
Orang dewasa meletakan kepuasan emosional pada nilai yang tinggi. Orang dewasa yang
lebih tua sering termotivasi untuk menghabiskan waktu dengan orang yang mereka kenal
atau anggota keluarga dengan siapa mereka memiliki hubungan yang berbalas atau lebih
bermakna bagi mereka. Mereka mugkin sengaja menarik diri dari kontak sosial dengan
banyak individu pada penghujung hidup mereka.
Perubahan Dalam Relasi Pada Masa Dewasa Paruh Baya

Teori konvoi (persahabatan) sosial

Teori konvoi sosial dicetuskan oleh Kahn dan Antonucci

Teori ini menyatakan bahwa individu bergerak melaui kehidupan yang
dikelilingi oleh siklus konsentris hubungan intim dengan tingkat kedekatan
yang bervariasi, yang menjadi tempat mereka menggantungkan bantuan,
kesejahteraan, dan dukungan sosial.

Meskipun persahabatan biasanya menunjukkan stabilitas jangka panjang,
komposisi mereka dapat berubah. Pada satu waktu, keterikatan dengan
saudara kanding bias jadi paling penting, tetapi pada masa lain yang paling
penting adalah keterikatan dengan teman.

Teori selektivitas emosional

Teori selektivitas emosional dicetuskan oleh Laura Carstensen.

Teori ini menyatakan bahwa orang-orang memilih kontak sosial berdasarkan
perubahan nilai yang dianggap penting dalam interaksi sosial sebagai
bantuan dalam mengembangkan dan mempertahankan konsep diri, dan
sebagai sumber kesejahteraan emosional.

Interaksi sosial memiliki 3 tujuan utama :

‘14
28
Sumber informasi.
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Interaksi
sosial
membantu
individu
mengembangkan
dan
mempertahankan rasa akan keberadaan diri (sense of self).

Interaksi sosial merupakan sumber kenikmatan dan kenyamanan,
atau kesejahteraan emosional.

Individu paruh baya mengalami peningkatan dalam mencari orang lain yang
dapat mebuat diri mereka merasa nyaman.

Relasi konsensual

Riset terhadap kualitas pernikahan menyatakan adanya lubang dalam
kepuasan pernikahan sepanjang tahun membesarkan anak, diikuti dengan
peningkatan hubungan ketika ana-anak sudah meninggalkan rumah.

Perceraian pada masa paruh baya relatif tidak biasa tetapi terus meningkat.
Marital capital, status sosioekonomi, dan tibanya waktu serta efek empty
nest, mungkin memainkan peran.

Marital capital : manfat keuangan dan emosional yang terbentuk sepanjang
pernikahan yang telah berlangsung lama, yang cenderung melanggengkan
pasangan.

Empty nest : fase transisional parenting, ketika anak terkhir/ anak bungsu
meninggalkan rumah. Dalam sebuah pernikahan yang bahagia, lepasnya
anak yang sudah dewasa bias membantu bulan madu kdua. Dalam
pernikahan yang rapuh, apabila pasangan tinggal bersama demi anak,
mereka tidak melihat lagi adanya alasan untuk memperpanjang ikatan
pernikahan.

Perceraian pada saat paruh baya tidak terlalu mengancam kesejahteraan
dibandingkan pada masa dewasa awal.

Banyak kaum homoseksual yang menunda untuk membuka diri pada
lingkungan -> seringkali baru membentuk hubungan intim pada masa paruh
baya.

Pasangan gay dan lesbian cenderung lebih egalitarian dibandingkan
pasangan heteroseksual, tetapi mengalami masalah yang sama dalam
menyeimbangkan antara komitmen keluarga dan karir.
‘14
29
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Jaringan sosial cenderung menjadi lebih kecil dan intim pada masa paruh
baya. Dibandingkan individu yang lebih muda, individu paruh baya hanya
memiliki sedikit waktu dan energy yang bias diberikan kepada teman (karena
terlalu sibuk dengan keluarga dan pekerjaan serta membangun keamanan
untuk masa pensiun)

Pertemanan bisa menjadi sangat penting bagi individu homoseksual. Mereka
lebih suka mendapatkan dukungan emosional dari jaringan pertemanan yang
memberikan solidaritas dan kontak sosial.

Relasi dengan anak yang sudah dewasa

Orang tua dari anak remaja harus mulai mengakui bahwa mereka kehilangan
control atas anak-anak mereka. Sebagian orang tua melakukan pengakuan
yang lebih mudah dibandingkan yang lain.

Proses empty nest merupakan hal yang membebaskan bagi banyak wanita,
tetapi juga dapat bersifat menkan bagi pasangan yang identitasnya
tergantung kepada peran mereka sebagai orang tua, atau pasangan yang
memiliki masalah pernikahan yang terpendam sebelumnya.

Saat ini, semakin banyak anak muda yang menunda kepergian mereka dari
rumah, atau kembali lagi ke rumah, terkadang bersama keluarga mereka
sendiri. Situasi ini dapat mengganggu kedua belah pihak.
Penyesuaian akan jauh lebih mudah jika orang tua memandang anak yang sudah dewasa
bergerak ke arah otonomi dan jika orang tua dan anak menegosiasikan peran dan tanggung
jawab.
‘14
30
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, R.C., & Bem, D.J. (1987). Pengantar Psikologi, Edisi
Kesebelas, Jilid Dua. Batam: Interaksara.
Ciccarelli, S.K & White, J.N (2009). Psychology(2nd ed.) New Jersey: Pearson International,
Inc.
Feldman, Robert S. (2012). Pengantar Psilologi “Understanding Psychology” (Terjemahan).
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
King, L.A. (2010). Psikologi Umum, Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 2. Jakarta:
Salemba Humanika.
Miller. P. H. (1993). Theories of Developmental Psychology 3rd ed. New York: W. H.
Freeman and Company
Papalia.D.E., Old.S.W., Feldman.R.D. (2008). Human Development 9th ed. Jakarta:
Kencana
Sardiman, A.M. (2005). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Perkasa.
Wade, C., Travis, C. (2008). Psikologi, Jilid 2 (terjemahan) (edisi kesembilan), Jakarta:
Erlangga.
‘14
31
Psikologi Umum 2
Rizky Putri Asridha S. Hutagalung, M.Psi, Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download