MODUL PERKULIAHAN INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION I Perspektif Perilaku Konsumen Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi Tatap Muka 07 Kode MK Disusun Oleh 43002 Dr. Endah Murwani, M.Si Abstract Kompetensi Persfektif perilaku konsumen membahas 1) Pentingnya melakukan penentuan Kelompok Sasaran Konsumen; 2) Pertumbuhan populasi dan penyebaran geografis; 3) Perubahan struktur usia; 4) Perkembangan populasi etnis; 5) Penetapan sasaran berdasarkan Psikologis dan Geodemografis Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Komunikasi Pemasaran Terpadu berdasarkan Perspektif Perilaku Konsumen Pentingnya Penentuan Kelompok Sasaran Konsumen Pada dasarnya, keinginan mengkonsumsi diawali dengan adanya kebutuhan (needs) yang dirasakan seseorang pada suatu keadaan. Kebutuhan ini kemudian akan menuntut untuk dipenuhi. Kebutuhan muncul dari adanya suatu kesenjangan atau perbedaan antara keadaan ideal dengan kondisi yang dirasakan seseorang. Setelah kebutuhan dipenuhi, dorongan yang timbul adalah keinginan (wants), yaitu kebutuhan akan suatu hal (barang) dengan tambahan kriteria tertentu. Keinginan merupakan bentuk spesifik dari kebutuhan, dimana fungsi dasar akan ditambah dengan kriteria tertentu berdasarkan selera, minat, kebiasaan dan sebagainya. Sebuah kebutuhan baru dapat berubah menjadi keinginan apabila bertemu pilihan / alternatif. Apabila tidak tersedia pilihan, maka kebutuhan akan tetap (tidak berubah). Dari sudut pandang produsen, adanya kebutuhan hanya berupa indikator akan fungsi dasar sebuah produk (misalnya makanan). Diperlukan bentuk spesifik (keinginan) agar produsen dapat menyediakan produk yang konkrit untuk ditawarkan kepada pasar. Bentuk spesifik dari kebutuhan (keinginan) masih perlu dilihat dari segi jumlahnya. Apabila terdapat keinginan akan berbagai produk pada sebuah komunitas tertentu, diperlukan informasi mengenai jumlah yang diinginkan oleh masing-masing jenis produk tersebut. Dalam konteks pemasaran, hal ini disebut sebagai permintaan (demand). Dengan mengetahui besar permintaan akan suatu keinginan tertentu, produsen akan mampu menyediakan produk sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan dapat membuka bisnis karena besar permintaannya memadai. Penyediaan ini disebut sebagai penawaran (supply), yaitu penawaran jenis produk (komoditas) tertentu kepada pasar yang menginginkannya. Proses ini akan berlanjut dalam bentuk suatu rangkaian yang terdiri dari needs, wants, demand (permintaan akan suatu barang) yang kemudian akan menimbulkan adanya penyediaan (supply). Pada tahap ini jika kebutuhan/permintaan dan penyediaan bertemu, akan tercipta transaksi dan situasi itu disebut pemasaran. Secara sederhana proses tersebut dapat dilihat dalamn suatu skema sederhana sebagai berikut : 2015 2 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id WANTS/ Keinginan NEEDS / T R A N S A K S I DEMAND/ Kebutuhan Permintaan SUPPLY / Penawaran Kegiatan pemasaran pada masa kini berlangsung dengan logika seperti tersebut diatas, yaitu dimana produk dibuat atas dasar identifikasi terhadap permintaan. Di masa lalu, pembuatan produk masih didasarkan atas kemampuan atau kesanggupan dari produsennya. Keadaan ini disebiut era produksi, dimana produsen membuat produk lalu menjualnya dipasar tanpa mengukur besar permintaan pasar atas produk tersebut. Akibatnya penjualan tidak selalu berhasil karena produk yang dibuat dan dijual tidak selalu sesuai dengan keinginan konsumen. Keadaan ini kemudian disadari dan cara berpikir produsen diubah dengan orientasi pada perimntaan pasar. Produsen membuat produk sesuai dengan permintaan pasar, sehingga prinsip pemasaran berubah dari “menjual produk yang bisa dibuat” menjadi “membuiat produk yang bisa dijual”. Segmentasi pasar adalah upaya untuk memilah-milah pasar yang heterogen menjadi lapisan-lapisan (segmen) yang relatif homogen. Segmentasi dilakukan atas dasar asumsi adanya kebutuhan yang relatif sama pada sekelompok orang berdasarkan cirri geografis, demografis psikografis dan behavioral. Pada perkembangan selanjutnya, kesamaan kebutuhan akan manfaat juga dijadikan unsur segmentasi (benefit segmentation), misalnya pengelompokan konsumen berdasarkan kesamaan kebutuhan akan aroma, kenyamanan, kualitas, dsb. Manfaat segmentasi pasar : - kebutuhan dan keinginan konsumen tidak sama - pemilihan target market menentukan sales potensial - pemilihan target market akan menentukan intensitas persaingan yang akan dihadapi perusahaan Variabel segmentasi 1. Segmentasi Geografis 2015 3 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Konsumen dibeda-bedakan berdasarkan wilayah tempat tinggal, ukuran kota, kepadatan wilayah dan iklim Wilayah : Indonesia Bag.Barat, Indonesia Bag.Timur Ukuran Kota : kota metropolitan, kota administratif Kepadatan wilayah : Perkotaan, pinggir kota, pedesaan Iklim : panas, dingin 2. Segmentasi Demografis Konsumen dibeda-bedakan berdasrkan karakteristik demografi seperti usia, gender, pendidikan, pekerjaan, dsb Umur : dibawah 5 th, 10 - 14 th, 15-25 th , di atas 55 th Jenis Kelamin : Pria, Wanita Status Perkawinan : Belum menikah, Menikah, Janda, Duda Penghasilan : di bawah Rp. 1 juta , Rp 1 - 3 juta Pendidikan : SMU, Akademi, Perguran Tinggi Pekerjaan/Jabatan : Profesional, Manajer, Ibu rumah tangga Penentuan Sasaran Berdasarkan Psikografis Penggunaan pendekatan psikografis dalam segmentasi pasar banyak dilakukan oleh para praktisi pemasaran. khususnya di era tahun 90 an ini. Pada umumnya mereka menganggap bahwa segmentasi pasar berdasarkan kriteria geografis dan demografis saja tidak cukup untuk menggambarkan pasar secara tepat. Seringkali kedua kriteria tersebut hanya memilah pasar tetapi tidak cukup terinci sehingga walaupun pasar sudah terseleksi dan relatif homogen dari segi wilayah dan ciri-ciri fisik dan kependudukan (usia, jenis kelamin, pendidikan dan penghasilan) didalamnya masih terdapat banyak sifat, kepribdaian dan kecenderungan berperilaku yang masih sangat beragam. 2015 4 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hal ini dapat menyebabkan pilihan merk, produk dan keputusan membeli yang sangat beragam pada satu segmen. Oleh karena itu, diperlukan penekanan pada kriteria psikografis agar segmentasi pasar lebih terfokus dan tepat. Di Amerika Serikat, penggunaan kriteria psikografis ini dikenal sebagai kriteria nilai-nilai dan gaya hidup (value anda Life Style / VALS). Kelompok yang sangat memandang penting kriteria psikografis ini mendasarkan pendapatnya pada beberapa asumsi sebagai berikut : 1. Konsumen dibeda-bedakan berdasarkan sifat-sifat kepribadian, tingkat sosial ekonomi, sikap dan motivasi. 2. Perilaku konsumsi yang dilakukan mencerminkan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri (citra diri) 3. Kriteria-kriteria psikografis akan mempertajam segmentasi demografi 4. Perilaku konsumsi tercermin dalam gaya hidup dan kepribadian pada tiga aspek : aktivitas, minat dan opini. Dimensi - dimensi Gaya Hidup Aktivitas Minat Opini Bekerja Keluarga Diri Mereka Hobi Rumah Isu-isu Sosial Kegiatan Sosial Pekerjaan Politik Berlibur Komunitas Bisnis Menghibur Diri Rekreasi Ekonomi Keanggotaan Klub Fashion Pendidikan Komunitas Makanan Produk Berbelanja Media Masa Depan Olah raga Prestasi Budaya Sumber : Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia, 1998 Segmentasi berdasarkan Manfaat Pada pola segmentasi ini, pasar diseleksi berdasarkan kriteria manfaat apa yang dicari oleh kelompok-kelompok konsumen tertentu ketika membeli suatu produk. Pembagian/pelapisan pasar tersebut adalah sebagai berikut : 2015 5 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Sensory Segmen, Segmen yang membeli karena memperoleh benefit dari rasa dan penampilan produk. 2. The Sociables, Segmen yang membeli karena pasta gigi ini menjadikan gigi putih. 3. The Worriers, Segmen yang mencari pasta gigi yang dapat mencegah kerusakan gigi 4. The Independents, Segmen yang mencari pasta gigi yang harganya paling murah Segmentasi berdasarkan Penggunaan Produk Pada pola segmentasi ini, pasar dipilah berdasarkan tingkat konsumsi yang dilakukan oleh masing-masing kelompok konsumen dalam menggunakan / mengkonsumsi produk. Pola ini biasanya diterapkan untuk kategori produk konsumsi / produk yang habis dipakai, seperti misalnya makanan, rokok, dsb. Kategori tingkat konsumsinya adalah sebagai berikut : 1. Pemakai berat / Pecandu (Heavy User) 2. Pemakai rata-rata / sedang (Medium User) 3. Pemakai ringan (Light User) Segmentasi berdasarkan Generasi / Cohort (Kasali,1996) Pada pola ini, pemilahan segmen pasar didasarkan pada era / generasi yang dialami oleh masing-masing kelompok dalam amsyarakat. Asumsinya, setiap era memiliki pola konsumsi yang berbeda baik dari segi pemilihan jenis produk yang dikonsumsi maupuan cara penggunaannya. Kedua hal ini tentunya akan berpengaruh pada pilihan merk dan proses keputusan membeli. Contoh : Segmentasi yang dilakukan oleh perusahaan rekaman dalam memilih lagu untuk dijadikan album selalu mengikuti selera penggemar lagu yang mengikuti era / generasi, seperti generasi Rock & Roll, Disco, Breakdance, Rap, dst. Segmentasi berdasarkan generasi tersebut adalah : 1. Generasi Kemerdekaan (kelahiran 1921- 1935) 2. Generasi Tritura (1936- 1950) 3. Generasi Perang Dingin (1951-1960) 2015 6 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Generasi Komputer (1961-1970) 5. Generasi Internet (sesudah 1970) Segmentasi berdasarkan Teknografi Pada pola ini, segmentasi pasar dilakukan berdasarkan kriteria orientasi dan sikap seseorang / konsumen terhadap teknologi, dengan pengelompokan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Kelompok yang berorientasi pada keluarga Tradisionalis, mengutamakan produk hiburan (VCR, VCD, DVD) Neo-heartminder, lebih sensitif terhadap teknologi (komputer) Kelompok yang berorientasi karir Fast-forward, profesional sibuk Techno-stiver (konsumen masa depan, tapi belum cukup uang) Hand shakers (menyerahkan pemakaian teknologi kepada staf/pembantu) Kelompok yang berorientasi status Cyber snob, penggemar teknologi baru X-tech, penggemar teknologi baru tapi uangnya pas-pasan Country Clubber, cenderung ikut-ikutan Kelompok yang berorientasi hiburan Mouse potatoes, mereka yang haus hiburan Gadget Grabers, mereka yang uangnya pas-pasan Media junkies, mereka yang tidak sabar tetapi senang yang sederhana Kelompok diluar keempat kelompok di atas (Sidelined Citizen) Mereka yang kurang tertarik pada teknologi dan kurang percaya bahwa teknoligi dapat menyejahterakan mereka. Segmentasi berdasarkan Loyalitas Merk Segmentasi berdasarkan loyalitas dapat dilihat dari pola urutan pemilihan merk yang dibeli konsumen dalam suatu rentang waktu tertentu. Tipe loyalitas Pola pemilihan merk 1. Undivided Loyalty (AAAAAA) 2. Divided Loyalty (ABABAB) 3. Unstable Loyalty 2015 7 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. No Loyalty (AAABBB) (ABCDEF) Segmentasi berdasarkan Evolusi Keluarga (Gary Becker) Segmentasi ini mendasarkan pembagian pasar berdasarkan evolusi kehidupan keluarga mulai dari terbentuknya keluarga hingga konsekuensi lanjutannya (membentuk keluarga besar dan kemungkinan adanya keluarga dengan orang tua tunggal (single parent family). Dampak kriteria tersebut adalah pada pola pembelian, khusunya pada volume konsumsi. 1. Keluarga Besar (Extended Family) 2. Konsumsi cenderung besar (dari segi jenis produk dan volume) Keluarga Inti (Nuclear Family) 3. Konsumsi tidak besar (jenis produk sedikit dan volume sedang) Keluarga dengan Orang tua tunggal (Single Parent Family) Konsumsi sangat kecil (jenis produk sedikit dan volume kecil) Berorientasi pada kualitas Kurang peka terhadap harga 8 Segmen Perilaku Gaya Hidup masyarakat Perkotaan Indonesia (Surindo Utama) Pola pembentukan segmen pasar dilakukan berdasarkan asumsi bahwa sifat kepribadian seseorang akan membentuk kecenderungan pada pemilihan jenis dan merk produk yang dikonsumsinya. Berdasarkan kriteria segmentasi psikografis, masyarakat perkotaan di Indonesia dapat dibagi menjadi 8 segmen sebagai berikut : 1. The Affluent (15 %) Pekerja keras, memiliki rasa percaya diri kuat, menyukai inovasi, proaktif, berani mengambil resiko, cenderung terbuka dan mampu mempengaruhi orang lain. 2. The Achievers (14 %) Memiliki ketrampilan memimpin, mengkonsumsi produk secara fungsional, tak suka diperhatikan orang lain, keputusan membeli rasional. 3. The anxious (6%) 2015 8 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bersikap follower, ambisius, percaya diri dalam mengambil keputusan tetapi kurang keberanian, perlu saran & dorongan dalam mengambil keputusan, mudah dibujuk dengan hal-hal rasional. 4. The Loners (10%) Cenderung menyendiri, kurang berani tampil, individualistik. 5. The Socialite (11%) Senang bergaul, berani bertindak dan mengambil resiko, cenderung ingin menguasai orang lain dan senang menonjol. 6. The Pusher (6 %) Tidak ingin diperhatikan tetapi ingi mendominasi segala sesuatu tanpa arah, senang mengontrol orang lain, tidak mudah menerima hal-hal baru. 7. The Attention Seeker (17 %) Cenderung ingin menarik perhatian, membeli produk agar diperhatikan orang lain, impulsif, irrasional dan mudah dibujuk secara emosional. 8. Pleasure Seeker (20 %) Cenderung ingin mencapai sesuatu tanpa kerja keras, kurang senang besosialisasi, individualistik, tekun mengikuti trend, berprinsip kuat dan tidak menghendaki perubahan. 2015 9 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Duncan, Tom. 2008. Principles of Advertising & IMC, Second Edition, Mc Graw Hill International Edition, New York 2. Shimp, Terence A. 2000. Advertising Promotion and Supplemental Aspect of Integrated Marketing Communications 5th ed. Harcourt College Publisher. 3. Schultz, Don & Heidi Schultz. 2004. IMC The Next Generation, Mc Graw Hill, Boston. 4. Rangkuty, Freddy. 2004. The Power of Brands – Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2015 10 Integrated Marketing Communication I Dr. Endah Murwani, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id