SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN INDONESIA

advertisement
PENGUKUHAN, PENATAGUNAAN KAWASAN
HUTAN, DAN PENATAAN RUANG DALAM SISTEM
PERENCANAAN KEHUTANAN INDONESIA
Disusun oleh :
Tim Pengajar Manajemen Hutan
2011
SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN
INDONESIA
PENGUASAAN HUTAN
UU 41/1999 Pasal 4 :
 Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya DIKUASAI oleh
Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Penguasaan hutan oleh Negara memberi wewenang
PENGURUSAN HUTAN kepada Pemerintah untuk :
a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan
hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau
bukan kawasan hutan; dan
c. mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara
orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum
mengenai kehutanan.
HIRARKHI PENGURUSAN HUTAN MENURUT UU 41/1999
HUTAN DAN ISINYA DIKUASAI NEGARA – DIURUS OLEH PEMERINTAH
1. PENGURUSAN HUTAN
1.1. Perencanaan Kehutanan
1.2. Pengelolaan hutan
1.3. Litbang, diklat, & Penyuluhan
1.4. Pengawasan
1.1. PERENCANAAN KEHUTANAN
1.1.1. Inventarisasi hutan,
1.1.2. Pengukuhan kawasan hutan,
1.1.3. Penatagunaan kawasan hutan,
1.1.4. Pembentukan wil. pengelolaan hutan,
1.1.5. Penyusunan rencana kehutanan.
1.1.1. INV HUTAN
Inv. hutan tingkat nasional,
Inv. hutan tingkat wilayah,
Inv. hutan tingkat DAS,
Inv. hutan tingkat UP
1.1.2. PENGUKUHAN
KWS HTN
Penunjukan kws hutan
Penataan batas kws hutan
Pemetaan kws hutan,
Penetapan kws hutan
1.2. PENGELOLAAN HUTAN
1.2.1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
1.2.2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
1.2.3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan,
1.2.4. Perlindungan hutan dan konservasi alam.
1.1.3. PENATAGUNAAN
KWS HTN
1.1.4. PEM WIL PH
Penetapan Fungsi Kws Hutan
Penetapan Penggunaan Kws Hutan
Tingkat Nasional
Tingkat Provinsi
Tingkat Kab/Kota
Perencanaan kehutanan
 Perencanaan kehutanan adalah proses penetapan
tujuan, penentuan kegiatan dan perangkat yang
diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk
memberikan pedoman dan arah guna menjamin
tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang
berkeadilan dan berkelanjutan.
 Tujuan perencanaan kehutanan adalah
mewujudkanpenyelenggaraan kehutanan yang efektif
dan efisien untuk mencapai menfaat fungsi hutan yang
optimum dan lestari.
Ruang lingkup perencanaan kehutanan
Perencanaan kehutanan meliputi kegiatan :
 Inventarisasi hutan
 Pengukuhan kawasan hutan
 Penatagunaan kawasan hutan
 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan
 Penyusunan rencana kehutanan
Perencanaan kehutanan dilaksanakan :
 Secara transparan, partisipatif dan bertanggung-gugat
 Secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasional,
sektor terkait dan masyarakat serta mempertimbangkan aspek
ekonomi, ekologi, sosial budaya dan berwawasan global
 Dengan memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah termasuk
kearifan tradisional
Inventarisasi Hutan
Pengertian :
Inventarisasi hutan adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengetahui dan memperoleh data serta
informasi tentang sumberdaya, potensi kekayaan alam
hutan serta lingkungannya secara lengkap.
Kegiatan inventarisasi hutan terdiri dari :
 Inventarisasi hutan tingkat nasional
 Inventarisasi hutan tingkat wilayah
 Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai; dan
 Inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan
Pengukuhan kawasan hutan
 Pengukuhan kawasan hutan adalah kegiatan yang berhubungan
dengan penataan batas suatu wilayah yang telah ditunjuk sebagai
wilayah hutan guna memperoleh kepastian hukum mengenai status
dan batas kawasan hutan.
 Pengukuhan kawasan hutan bertujuan untuk terwujudnya
kepastian hukum mengenai status, batas dan luas wilayah hutan.
 Pengukuhan kawasan hutan dilakukan melalui tahapan kegiatan
sebagai berikut :




penunjukan kawasan hutan
penataan batas kawasan hutan
pemetaan kawasan hutan, dan
penetapan kawasan hutan
Penatagunaan kawasan hutan
 Penatagunaan kawasan hutan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka menetap-kan fungsi dan
penggunaan kawasan hutan. Penatagunaan
kawasan hutan dibuat berdasarkan hasil
pengukuhan kawasan hutan.
 Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan
penetapan fungsi kawasan hutan dan penggunaan
kawasan hutan
Pembentukan wilayah pengelolaan hutan
 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan adalah kegiatan
yang bertujuan membentuk unit-unit pengelolaan hutan
dengan mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe hutan,
fungsi hutan, kondisi DAS, sosial budaya, ekonomi,
kelembagaan masyarakat setempat termasuk masyarakat
hukum adat dan batas administrasi pemerintahan.
 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilaksanakan
untuk tingkat propinsi, kabupaten/kota dan tingkat unit
pengelolaan.
 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan bertujuan untuk
mewujudkan pengelolaan hutan efisien dan lestari.
Unit/kesatuan pengelolaan hutan
Unit pengelolaan hutan dibentuk berdasarkan
kriteria dan standar yang ditetapkan oleh Menteri,
terdiri dari :
 Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK)
 Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)
 Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
Penyusunan rencana kehutanan
 Penyusunan rencana kehutanan merupakan kegiatan
menyusun dokumen perencanaan pembangunan
kehutanan menurut jangka waktu perencanaan, skala
geografis dan menurut fungsi pokok kawasan hutan.
 Berdasarkan skala geografis, rencana kehutanan meliputi
tingkat nasional, tingkat propinsi dan tingkat kabupaten.
 Berdasarkan fungsi pokok kawasan hutan, rencana
kehutanan disusun untuk hutan konservasi, produksi dan
hutan lindung.
 Berdasarkan jangka waktu pelaksanaannya, rencana
kehutanan meliputi jangka panjang, menengah dan
pendek.
Substansi rencana kehutanan




Rencana kehutanan meliputi seluruh aspek
pengurusan kehutanan yang mencakup kegiatan
penyelenggaraan :
Perencanaan kehutanan
Pengelolaan hutan
Penelitian dan pengembangan pendidikan dan
latihan, penyuluhan kehutanan
Pengawasan.
PENGUKUHAN
KAWASAN HUTAN
Kawasan Hutan
 Apa wujud fisik kawasan hutan ?
 Apa dasar hukum kawasan hutan ?
 Bagaimana proses legalisasi/pengukuhan kawasan
hutan?
 Berapa luas kawasan hutan Indonesia ?
Hutan & Kawasan Hutan
Hutan : suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan (Pasal
1 angka 2 UU No. 41 Tahun 1999)
Kawasan hutan :
wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai
hutan tetap (Pasal 1 angka 3 UU No. 41 Tahun 1999)
Pengertian Hutan  Kawasan Hutan
Kronologi Legalitas Kawasan Hutan
Hutan
Register
< 1982
UU No.
5/1967
TGHK
SK Mentan
Paduserasi
RTRWP – TGHK
Penunjukan Kawasan
Hutan
Perda & SK Menhut
SK Menhutbun
Review
RTRWP/
RTRWK
Pemekaran
1982 - 1992
1992 - 1999
1999 - 2004
2004 - 2007
UU No.
5/1990
UU No.
24/1992
UU No.
41/1999
UU No. 32/2004
UU No. 26/2007
17
DASAR HUKUM

UU No. 41/1999 tentang Kehutanan

UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang

PP No. 6/2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
serta Pemanfaatan Hutan jo PP No. 3/2008

PP No. 44/2004 tentang Perencanaan Kehutanan

PP No. 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Kepmentan No. 837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan
Hutan Lindung

Kepmentan No. 683/Kpts/Um/8/1981 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan
Hutan Produksi

Kepres No. 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Kepmenhut No. 32/Kpts-II/2001 tentang Kriteria dan Standar Pengukuhan
Kawasan Hutan
PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN
 Berdasarkan inventarisasi hutan, Pemerintah menyelenggarakan pengukuhan
kawasan hutan.
 Pengukuhan kawasan hutan adalah kegiatan yang berhubungan dengan penataan
batas suatu wilayah yang telah ditunjuk sebagai wilayah hutan guna memperoleh
kepastian hukum mengenai status dan batas kawasan hutan.
 Pengukuhan kawasan hutan bertujuan untuk terwujudnya kepastian hukum
mengenai status, batas dan luas wilayah hutan.
 Pengukuhan hutan dilakukan melalui tahapan kegiatan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Penunjukan kawasan hutan
Penataan batas kawasan hutan
Pemetaan kawasan hutan, dan
Penetapan kawasan hutan
Penunjukan Kawasan Hutan
 Penunjukan kawasan hutan adalah penetapan awal peruntukan
suatu wilayah tertentu sebagai kawasan hutan, yang meliputi
wilayah propinsi dan wilayah tertentu secara partial. Penunjukan
kawasan hutan wilayah propinsi dilakukan oleh Menteri dengan
memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
(RTRWP) dan atau pemaduserasian TGHK dengan RTRWP
 Peta Penunjukan Kawasan Hutan merupakan legalitas kawasan
secara administratif di atas peta (legalitas di lapangan belum
ada)
 Penunjukan wilayah tertentu secara partial menjadi kawasan
hutan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Usulan atau rekomendasi Gubernur dan atau Bupati/Walikota
b. Secara teknis dapat dijadikan hutan
LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN
(Statistik Kehutanan Indonesia 2008)
FUNGSI HUTAN
1
HUTAN KONSERVASI
1.1.
1.2.
LUAS (Juta HA)
23,54
%
17,16%
KSA/KPA
23,30
16,99%
1.1.1.
Perairan
3,40
2,48%
1.1.2.
Daratan
19,91
14,52%
0,23
0,17%
Taman Buru
2
HUTAN LINDUNG
31,60
23,05%
3
HUTAN PRODUKSI
81,99
59,79%
3.1.
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
22,50
16,41%
3.2.
Hutan Produksi Tetap (HP)
36,69
26,76%
3.3.
Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK)
22,80
16,62%
KAWASAN HUTAN (Daratan)
133,74
97,52%
KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN
137,14
100,00%
Penataan Batas Kawasan Hutan
Penataan batas kawasan hutan adalah kegiatan yang
meliputi proyeksi batas, pemancangan patok batas,
pengumuman, inventarisasi dan penyelesaian hak-hak
pihak ketiga, pemasangan pal batas, pengukuran dan
pemetaan serta pembuatan Berita Acara Tata Batas.
Pemetaan Kawasan Hutan
Pemetaan dalam rangka kegiatan pengukuhan
kawasan hutan dilakukan melaui proses pembuatan
peta sebagai berikut :
a) penunjukan kawasan hutan
b) rencana trayek batas
c) pemancangan patok batas sementara
d) penataan batas kawasan hutan
e) penetapan kawasan hutan
Penetapan Kawasan Hutan
Penetapan kawasan hutan adalah suatu penegasan
tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas
suatu kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap yang
didasarkan atas Berita Acara Tata Batas Kawasan Hutan
dan Peta Tata Batas Kawasan Hutan yang telah temu
gelang. Dalam hal masih terda-pat hak-hak pihak ketiga
yang belum diselesaikan, maka kawasan hutan ter-sebut
ditetapkan oleh Menteri dengan membuat penjelasan hakhak yang ada di dalamnya untuk diselesaikan oleh Panitia
Tata Batas yang bersangkutan.
PENATAGUNAAN
KAWASAN HUTAN
PENATAGUNAAN KAWASAN HUTAN
UU 41/1999 Pasal 16
 Berdasarkan hasil pengukuhan kawasan hutan
Pemerintah menyelenggarakan penatagunaan
kawasan hutan.
 Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan
penetapan fungsi dan penggunaan kawasan hutan.
 Penatagunaan kawasan hutan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka menetapkan fungsi dan
penggunaan kawasan hutan.
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya
dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi
dan kawasan hutan lindung dan diatur dengan
keputusan Presiden.
Apa pengertian ?
 Pengurusan hutan
 Pengelolaan hutan
 Penatagunaan kawasan hutan
 Penggunaan kawasan hutan
 Pemanfaatan kawasan hutan
 Penataan Ruang Wilayah
 Penataan hutan/tata hutan
 Pengukuhan kawasan hutan
 Penunjukan kawasan hutan
 Penataan batas kawasan hutan
 Pemetaan kawasan hutan
 Penetapan kawasan hutan
 Hutan Lindung dan kawasan Lindung
 Hutan negara, hutan hak, hutan adat
PENETAPAN FUNGSI HUTAN
Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan terdiri dari :
 Hutan Konservasi, yang terdiri dari:
a.
Kawasan Suaka Alam (KSA) terdiri dari : Cagar Alam dan
Suaka Margasatwa
b. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) terdiri dari : Taman Nasional,
Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
c. Taman Buru
 Hutan Lindung
 Hutan Produksi, yang terdiri dari :
a.
b.
c.
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi Biasa
Hutan Produksi yang dapat dikonversi
BATASAN FUNGSI HUTAN
 Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang





mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya.
Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan.
Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata
berburu.
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalian erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah.
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan
TAMAN BURU
Batasan :
 Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan
sebagai tempat wisata berburu.
Kriteria :
 Areal yang ditunjuk mempunyai luas yang cukup dan
lapangannya tidak membahayakan; dan/atau
 Kawasan yang terdapat satwa buru yang
dikembangbiakan sehingga memungkinkan perburuan
secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi, obyek
dan kelastarian satwa
KRITERIA HUTAN LINDUNG
SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980
 Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng, jenis tanah dan intensitas hujan
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai (skore) 175 atau lebih
Kriteria mutlak HL jika menenuhi salah satu atau lebih :
 Mempunyai lereng lapangan lebih besar dari 45%.
 Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis lanah regosol, litosol, organosol dan
renzina dengan lereng lapangan lebih dari 15%.
 Merupakan jalur pengamanan aliran sungai-air, sekurang-kurangnya 100 meter di
kanan-kiri sungai/aliran air tersebut atau 100 meter di sekeliling mata air tersebut:
 Merupakan pelindung mata air, sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di
sekeliling mata air tersebut;
 Mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2.000 meter atau lebih;
 Guna keperluan/kepentingan khusus, ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai
hutan lindung.
KRITERIA HUTAN PRODUKSI
SK Mentan No. 683/Kpts/Um/8/1981
 Hutan Produksi Terbatas
Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan,
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai antara 125-174, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian
alam dan taman buru.
 Hutan Produksi Tetap
Kawasan hutan dengan faktor-faktor keles lereng, jenis tanah dan intensitas hujan,
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai di bawah 125 di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian
alam dan taman buru
 Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai 124 atau kurang, di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian alam.
Kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi
pengembangan transmigrasi, pemukiman, pertanian, perkebunan
SKORING KAWASAN HUTAN
SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980
Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan skor
kawasan hutan :
a) Kelerengan lapangan,
b) Jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi,
c) Intensitas curah hujan dari wilayah ybs.
Faktor Kelerengan
Kelas Lereng
Kelerengan
Keterangan
1
0–8%
Datar
2
8 – 15 %
Landai
3
15 – 25 %
Agak Curam
4
25 – 45 %
Curam
5
45 % atau lebih)*
Sangat Curam
)* Lereng sangat curam menurut Kepres 32/1990 menggunakan selang 40 % atau lebih
Faktor Jenis Tanah
Kelas Tanah
Jenis Tanah
Keterangan
1
Aluvial, Tanah Glei, Planosol, Hidromorf
Kelabu, Literit Air Tanah
Tidak Peka
2
Latosol
Agak Peka
3
Brown Forest Soil, Non Calcic Brown,
Mediteran
Kurang Peka
4
Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol,
Podsolik
Peka
5
Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
Sangat Peka
Faktor Intensitas Curah Hujan
Kelas Intensitas
Hujan
1
Intensitas Hujan
(mm/hari hujan)
s/d 13.6
Keterangan
Sangat Rendah
2
13.6 – 20.7
Rendah
3
20.7 – 27.7
Sedang
4
27.7 – 34.8
Tinggi
5
34.8 ke atas
Sangat Tinggi
SKORING
SKORE = 20 (KELAS LERENG) + 15 (KELAS TANAH) + 10 (KELAS
INTENSITAS HUJAN)
SKORE 175 ke atas
= Hutan Lindung
SKORE 125 – 174
= Hutan Produksi Terbatas
SKORE < 125
= Hutan Produksi Biasa/HPK
KAWASAN LINDUNG
KAWASAN LINDUNG
Kepres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
 Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya
bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
 Pengelolaan Kawasan Lindung adalah upaya penetapan,
pelestarian dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung.
 Kawasan Hutan Lindung (HL) dan Hutan Konservasi (HK) adalah
bagian dari kawasal lindung.
 Kawasan lindung dapat berada di kawasan hutan (HK, HL, dan HP)
atau bukan kawasan hutan (APL).
Klasifikasi kawasan lindung
 Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan
Bawahannya : kawasan hutan lindung, kawasan bergambut,
kawasan resapan air.
 Kawasan Perlindungan Setempat : sempadan pantai, sempadan
sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air.
 Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya : kawasan suaka alam,
kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai
berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata
alam, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
 Kawasan Rawan Bencana Alam
Tujuan dan Sasaran
 Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk
mencegah timbulnya kerusakan fungsi
lingkungan hidup.
 Sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah:
 Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air,
iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan
budaya bangsa;
 Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan,
satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam.
Batasan istilah
 Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas





yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
memelihara kesuburan tanah.
Kawasan Bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya
sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu
yang lama.
Kawasan Resapan Air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi
meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer)
yang berguna sebagai sumber air.
Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
pantai.
Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk
sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
Batasan istilah
 Kawasan sekitar Danau/Waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling
danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi danau/waduk.
 Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata
air.
 Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di
darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
 Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya adalah daerah yang
mewakili ekosistem khas di lautan maupun perairan lainnya, yang merupakan
habitat alami yang memberikan tempat maupun perlindungan bagi
perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang ada.
 Kawasan Pantai Berhutan Bakau adalah kawasan pesisir laut yang
merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi
perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan.
Batasan istilah
 Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang akan dikelola
dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi.
 Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian yang terutama
dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa, alami atau
buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan dan latihan, budaya, pariwisata dan rekreasi.
 Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam di darat maupun di
laut yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan adalah kawasan yang
merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi
maupun bentukan geologi alami yang khas.
 Kawasan Rawan Bencana Alam adalah kawasan yang sering atau
berpotensi tinggi mengalami bencana alam.
Download