MAKALAH PENDIDIKAN KONSERVASI NAMA KELOMPOK 10 : 1. Anita Fitriana 631415112 2. Erna Ratnasari 7311415037 3. Andro Dewantara Noegroho 7311415193 4. M thoriq Afianto 8111514232 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 Kata Pengantar Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat limpahan rahmat -Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah pengetahuan lingkungan dengan tema “permasalahan konservasi di dunia dan di Indonesia” Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Karena kami saling bertukar fikiran agar dapat menyusun makalah ini dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapakan banyak terimakasih. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak. Semarang, 12 September 2015 Penulis Kelompok 10 i Daftar Isi Kata Pengantar .............................................................................i Daftar Isi ..............................................................................ii Bab I Pendahuluan 1.1.Latar belakang .............................................................................1 1.2.Rumusan masalah .............................................................................2 1.3.Tujuan .............................................................................2 Bab II Pembahasan 2.1. definisi Konservasi .............................................................................3 2.2. permasalahan yang dihadapi saat menjalankan konservasi..........................5 2.3. cara menanggulangi permasalahan dalam menjalankan konservasi.............7 Bab III Penutupan 3.1. Kesimpulan .............................................................................8 Daftar Pustaka .............................................................................9 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lingkungan sebagai suatu biosphere sangat menentukan eksistensi makhluk hidup yang berada di dalamnya. Makhluk hidup yang beranekaragam , termasuk manusia, mempunyai tingkat adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang berbeda-beda, sebab setiap makhluk hidup mempunyai tingkat kerentanan dan kemampuan yang tidak sama dalam merespons perubahan di lingkungannya. Diantaranya makhluk hidup yang lain, manusia yang paling cepat menyikapi perubahan yang terjadi dilingkungannya. Menurut Jacob (1999) sudah galib kiranya bahwa manusia tahu lebih banyak tentang sesuatu yang dekat dengannya, dalam waktu dan ruang dari pada yang jauh. Hal ini termasuk pengetahuan tentang lingkungan. Oleh karenanya di dalam pengelolaan lingkungan di perlukan pengembangan ethnical wisdom atau kearifan local dari penduduk setempat dalam pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam yang ada di dalamnya. Pembangunan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAH&E) di Indonesia merupakan pembangunan terpadu dalam meningkatkan peran kawasan hutan khususnya hutan konservasi, guna meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Salah satu langkah awal dalam memasyarakatkan kesadaran konservasi adalah dengan membentuk kaderkader konservasi, yang mana dengan keberadaannya diharapkan mampu berperan dalam mewujudkan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Bebarapa tahun terakhir ini pemanfaatan sumber daya alam dilakukan secara besar-besaran sehingga menimbulkan efek negatif berupa kerusakan lingkungan. Food Agriculture Organization (FAO) merupakan badan internasional yang menangani masalah pangan, menyuguhkan data laju kerusakan hutan di Indonesia dari tahun 2000-2005. FAO menyatakan bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia rata-rata 2% dari luas tanah atau sebesar 1.871 juta hektar per tahun. Cepatnya laju kerusakan tersebut membuat sejarah bagi Indonesia sebagai “Negara penghancur hutan tercepat di dunia tahun 2008” yang dicatat oleh Guinnes World Record (S., Suwito, 2011: 2). Serta masih banyak lagi kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah manusia karena terlalu mengeksploitasi alam secara besar-besaran tanpa disertai penanggulangannya. 1 1.2.Rumusan Masalah 1. Apa itu konservasi dan apa saja bentuk dari konservasi? 2. Apa saja permasalahan yang mengganggu pelaksanaan koservasi? 3. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan konservasi? 1.3.Tujuan 1. Dapat memahami definisi dari konservasi serta bentuk dari konservasi 2. Dapat mengetahui permasalahan konservasi 3. Dapat menjelaskan cara untuk menanggulangi permasalahan dalam konservasi 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definsi Konservasi Konservasi atau conservation dapat diartikan sebagai suatu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk generasi manusia saat ini, serta tetap memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasiaspirasi generasi generasi yang akan datang. Berdasarkan pengertian tersebut, konservasi mencakup berbagai aspek positif, yaitu perlindungan, pemeliharaan, pemanfaatan secara berkelanjutan, restorasi, dan penguatan lingkungan alam (IUCN, 1980). Pengertian tersebut juga menekankan bahwa konservasi tidak bertentangan dengan pemanfaatan aneka ragam varietas, jenis dan ekosistem untuk kepentingan manusia secara maksimal selama pemanfaatan tersebut dilakukan secara berkelanjutan. MenurutUU No.23 Tahun 1997,pengertian konservasi sumberdaya alam adalah pengelolaan sumberdaya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatan secara bijaksana dan sumberdaya alam terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaanya dengan tetap memelihar a dan meningkatkan kualitas nilai keanekaragamannya. Dalam undang-undang tersebut pengertian konservasi terkait dengan sumberdaya alam yang terdapat dalam lingkungan hidup. Oleh karenanya konservasi pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dalam pemakaiannya dengan sumberdaya alam dan lingkungan. Hal ini secara jelas dapat dilihat dari defenisi lingkungan hidup (Undang-Undang No.23 Tahun 1997 ), yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain 3 Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 golongan, yaitu: 1. Konservasi in situ Konservasi in situ adalah kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan didalam habitat aslinya. Konservasi in situ mencakup kawasan suaka alam (Cagar Alam dan suaka Marga Satwa) dan kawasan pelestarian alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Hutan Wisata Alam). Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 yang dimaksud dengan Cagar Alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnuya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Taman Nasional Adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata, rekreasi. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk periwisata dan rekreasi alam. 2. Konservasi Ek Situ Dilakukan oleh lembaga konservasi, seperti kebun raya, arboretum, kebun binatang, taman safari dan tempat penyimpanan benih dan sperma satwa. Kebun Raya adalah kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat koleksi tumbuh-tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomis atau penting bagi ilmu pengethuan, penelitian dan pendidikan botani serta sebagai tempat rekreasi. Contoh : Kebun Raya Purwodadi. Arboretum adalah kebun pohon-pohonan yang merupakan salah satu bentuk konservasi plasma nuftah hasil buatan manusia. Kebun Binatang adalah tempat/wadah pengumpulan berbagai macam satwa yang dipelihara, diperagakan untuk umum dalam rangka pengadaan sarana rekreasi alam yang sehat untuk mendidik dan mengembangkan budaya masyarakat dalam memelihara keseimbangan, kelestarian lingkungan. 4 2.2. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan konservasi Permasalahan konservasi dan ekologi, sejak beberapa abad yang lalu telah dipandang sangat berkaitan erat dengan politik. John Bellamy Foster yang diwawancara oleh Dennis Soron (2004) mengungkapkan optimisme terhadap pertemuan Rio Earth Summit pada tahun 1992 merupakan salah kaprah dikarenakan kelompok-kelompok lingkungan hidup tidak memperhitungkan tekanan ekonomi yang ditujukan terhadap mereka dan tidak mempertimbangkan secara fundamental sistem ekonomi kapitalisme yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup. Pemerintah menandatangani perjanjian internasional untuk meningkatkan prestise, ingin tergabung dalam komunitas internasional dan mengurangi kritik. Perjanjian internasional sering menjadi dasar perundang-undangan nasional. Setelah ditandatangani, perjanjian internasional lebih sering dipergunakan oleh organisasi nonpemerintah untuk mendorong perubahan dibandingkan dipergukanan sebagai landasan pemerintah. Hal ini yang kemudian menjadikan penting untuk memasuki wilayah politik dan perubahan kebijakan dalam permasalahan konservasi. 1. Jumlah penduduk dengan penyebaran yang tidak merata 2. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sekitar 1,3% pertahun 3. Mata pencaharian yang bersifat agraris akan memerlukan lahan 39,96 juta orang dengan luas lahan pertanian 13 juta ha. Berarti rata-rata lahan petani antara 0,3 hingga 0,4 ha. Terjadi alih fungsi lahan terutama di pulau Jawa, mencapai 50 ribu hektare per tahun., dan terjadi tumpang tindih kepentingan antara konservasi dan eksploitasi 4. Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan baik sebagai obyek maupun subyek pembangunan 5. Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan baik sebagai obyek maupun subyek pembangunan. Oleh karena itu untuk melestarikan sumber daya alam khususnya sumberdaya alam hayati, pemerintah menetapkan kawasan konservasi sebagai perwakilan 80 ekosistem di Indonesia. 5 2.3. Cara menanggulangi permasalahan dalam menjalankan konservasi Beberapa cara untuk mengatasi permasalahan penanganan konservasi 1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya 2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam maka diperlukan penegakan hukum secara adil dan konsisten. 3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. 4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi. 5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif. 6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang sudah ada sebelumnya. 7. Mengikut sertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan global. 8. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan Berkelanjutan Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa. Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksitidak perlu mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. 6 9. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat. 10. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan. 11. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan. 12. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah. 5.Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai. 13. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain. 14. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi. 15. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah. 16. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis. 17. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju erosi. 18. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan. 19. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi karena dianggap kurang efisien. 20. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian. 21. Pelestarian Flora dan Fauna Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus 22. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan. 7 BAB III PENUTUP 3.1. kesimpulan Konservasi ialah suatu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk generasi manusia saat ini, serta tetap memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi generasi generasi yang akan datang. Konservasi sendiri secara umum memiliki 2 bentuk yaitu konservasi secara in situ dan ex situ. Namun dalam pelaksanaan konservasi sendiri terdapat permasalahan yang dihadapi kebanyakan karena pengaruh aktivitas manusia seperti penggunaan lahan yang berlebihan untuk kepentingan sendiri tanpa memperhatikan lingkungan. Meski seperti itu pemerintah tetap berusaha melakukan berbagai cara agar konservasi sumber daya alam berjalan dengan baik. Dalam konservasi secara jelas dikemukakan bahwa pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan harus dilaksanakan secara bertanggung jawab . Sebab lingkungan dengan segala komponen yang kita manfaatkan pada hakekatnya adalah milik anak cucu kita. Seperti telah dikemukakan dalam pengertian konservasi dimuka bahwa ada perbedaan yang esensial untuk lingkungan fisik dan biotik. Komponen fisik ditekankan pada penghematan dan upaya mencari sumberdaya alam terbaharui. Sementara untuk komponen biotic atau living resources dilaksanakan konservasi dengan tujuan : a. Selalu menjaga proses ekologis yang utama atau mendasar dan menjaga sistem penyangga kehidupan. b. Melindungi dan mempertahankan keanekaragaman benetik c. Menjamin pemanfaatan yang lestari dari spesies maupun ekosistemnya . Apabila living resources dalam ekosistem ini dapat dijaga kelestarianya , Maka pemanfaatan sumberdaya alam mineral , baik yang dapat diperbaharui maupun tidak , dapat pula dijamin keutuhannya . 8 DAFTAR PUSTAKA Handoyo, Eko dan Tijan. 2010. Model Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi: Pengalaman Universitas Negeri Semarang. Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang. Khafid, Muhammad. (2013). Kurikulum Unnes 2012 Berbasis Kompetensi dan Konservasi. Online. Dapat ditemukan di http://konservasi.unnes.ac.id/ Mangunjaya, Fachruddin M.. 2005. Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sugiyo. (2012). Pengembangan Karakter Anak melalui Konservasi Moral Sejak Dini. Indonesian Journal of Conservation, Vol. 1 No. 1 Juni 2012: 40–48. Tersedia di http://ejournal.unnes.ac.id. Masrukhi. (2012). Mambangun Karakter Berbasis Nilai Konservasi. Indonesian Journal of Conservation, Vol. 1 No. 1 Juni 2012: 20–29. Tersedia di http://ejournal.unnes.ac.id. 9