Pokok Bahasan 3 KATEGORI KAWASAN KONSERVASI

advertisement
Pokok Bahasan 3
KATEGORI KAWASAN KONSERVASI
TUJUAN DAN MANFAAT
PENGKATEGORIAN
Tujuan

Untuk membedakan unit-unit kawasan
konservasi berdasarkan tujuan
pengelolaannya, terlepas dari nama dan
lokasinya, dengan kriteria yang jelas

Untuk menghindari sejauh mungkin
terjadinya konflik atau persaingan antar
beberapa bentuk pemanfaatan
Manfaat :
• Pengembangan aspek manajerial pengelolaan
(perpu, strategi, pengambilan keputusan, intensitas
pengelolaan, dll.)
• Perumusan tanggung jawab dan mekanisme
koordinasi pengelolaan (sentralisasi,
desentralisasi, badan swasta, koperasi, bahkan
LSM)
• Pengkaitan dengan sistem kategori internasional
(PADU IUCN) guna mendapatkan bantuan teknis
dan pertukaran pengalaman
• Penilaian manfaat kawasan
• Pengintegrasian ke dalam tata guna lahan dan
pembangunan regional
Kategori Nasional Kawasan
Konservasi (UU. No. 5 / 1967)


Hutan Suaka Alam
 Cagar alam
 Suaka margasatwa
Hutan Wisata
 Taman wisata alam
 Taman buru
Kategori Nasional Kawasan
Konservasi (UU. No. 5 / 1990)
 Kawasan
Suaka Alam
Cagar alam
Suaka margasatwa
 Kawasan Pelestarian Alam
Taman nasional
Taman wisata alam
Taman hutan raya
 Taman Buru
KATEGORI KAWASAN
KONSERVASI
KAWASAN KONSERVASI
Kawasan suaka alam
Cagar alam
Taman buru
Kawasan pelestarian alam
Suaka margasatea
Taman Nasional
Taman Wisata Alam
TAHURA
CA
Darat
CA
Laut
SM
Darat
SM
Laut
TN
Darat
TN
Laut
TWA
Darat
TWA
Laut
KRITERIA PENUNJUKKAN
SUATU KAWASAN
SESUAI FUNGSI
CAGAR ALAM






Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe
ekosistem,
Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya,
Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih
asli dan tidak atau belum diganggu manusia,
Mempunyai ciri khas potensi, dan dapat merupakan contoh
ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi;
dan atau
Mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta
ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam
punah.
Mempunyai luas yang cukup dan bentuk (geometri) tertentu
agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin
berlangsungnya proses ekologis secara alami,
SUAKA MARGASATWA





Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari
jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasi,
dan atau
Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang
tinggi, dan atau
Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan
atau dikhawatirkan akan punah, dan atau
Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa
migran tertentu;
Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat jenis
satwa yang bersangkutan.
TAMAN NASIONAL




Memiliki sumberdaya alam yang khas dan unik baik
berupa jenis tumbuhan maupun satwa dan
ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan
alami, dan atau
Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih
utuh,
Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk
dikembangkan sebagai pariwisata alam,
Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin
kelangsungan proses ekologis secara alami.
TAMAN WISATA ALAM



Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan,
satwa atau ekosistem, gejala alam serta
formasi geologi yang menarik
Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung
upaya pengembangan pariwisata alam
Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin
kelestarian potensi dan daya tarik untuk
dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi
alam
TAMAN HUTAN RAYA



Merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli
maupun buatan, baik pada kawasan yang
ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan
yang ekosistemnya sudah berubah
Memiliki keindahan alam dan atau gejala alam
Mempunyai luas wilayah yang memungkinkan
untuk pembangunan koleksi tumbuhan dan
atau satwa, baik jenis asli atau bukan asli.
LUAS DAN BENTUK KAWASAN KONSERVASI
Better
worse
A
B
C
D
E
F
JUMLAH UNIT KAWASAN KONSERVASI
(Data Th. 2000)
Kategori Jumlah Unit Luas Terkecil Luas Terbesar
(ha)
(ha)
TN
39
5.000 (Kelimutu,
NTT)
2.505.600 (Lorentz ,
Irja)
THR
12
500 (Dr. M. Hatta,
Sumbar)
25.000 (R. Suryo,
Jatim)
TWA
89
10 (Tretes, Jatim)
32.248 (Ruteng,
NTT)
CA
179
0,08 (Konak,
Bengkulu)
300.000 (Enarotali,
Irja)
SM
51
25,02 (Muara
Angke, DKI Jkt)
1.018.000 (Foja,
Irja)
TB
15
1.500 (Pulau
Rusa, NTT)
30.000 (Tambora
Selatan, NTB)
ISU-ISU PENTING
MANAJEMEN KAWASAN KONSERVASI





Dukungan publik lemah
Konflik dengan penduduk setempat
Konflik dengan instansi pemerintah lain
Ketidakcukupan teknik manajemen (dasar
ilmiah, tenaga terlatih, lebih mengutamakan
pertimbangan ekologi daripada faktor lain)
Anggaran tidak kokoh dan tidak cukup (kaitan
dengan pertumbuhan ekonomi terlalu jauh)
TANTANGAN MANAJEMEN
KAWASAN KONSERVASI
Dari dalam, manajemen kawasan konservasi
adalah manajemen ekosistem tropika





Iklim keras
Vegetasi alami sulit pulih, gulma invasif
Kekayaan spesies sangat tinggi, sehingga untuk
melestarikan keanekaragaman hayati diperlukan
wilayah yang luas
Pemahaman ekologi sangat kurang
Jumlah individu spesies dan luas kawasan konswervasi
minimum belum ditentukan
ANCAMAN MANAJEMEN
KAWASAN KONSERVASI
Dari luar, kawasan konservasi berada dalam
sistem sosial dan ekonomi, daerah
antropogenik
 Ancaman Global
Populasi manusi
Polusi
Kemiskinan
politik

Ancaman Lokal atau Regional
 Pemanfaatan spesies berlebih
 Bahan-bahan beracun
 Desertifikasi
 Penyederhanaan ekosistem dan
genepool
 Penyebarluasan spesies ekositik
 Fragmentasi habitat
 Konversi lahan alami
ASPEK-ASPEK
MANAJEMEN KAWASAN KONSERVASI
Manajemen sumberdaya
(manajemen konservasi)
Manajemen estate
Manajemen pengunjung
Manajemen spesies terancam
punah
Law enforcement
Manajemen daerah penyangga
Download