PANGKAT RASIONAL DAN BENTUK AKAR A. Pangkat Bulat Positif Bila suatu bilangan nyata 𝑎, dikalikan dengan bilangannya sendiri, maka hasilnya merupakan perpangkatan dari 𝑎, misalnya: 𝑎 × 𝑎 = 𝑎2 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × = 𝑎5 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎= 𝑎𝑛 Pada penulisan 𝑎𝑛 𝑎 ∋ B = {bilangan bulat} dan 𝑛 ∋ A = {bilangan asli}, 𝑎 disebut basis dan 𝑛 disebut eksponen (pangkat). Contoh: a. 43 =4x4x4 = 16 x 4 = 64 5 b. 10 = 10 x 10 x 10 x 10 x 10 = 100 x 10 x 10 x 10 = 1.000 x 10 x 10 = 10.000 x 10 = 100.000 Berikut ini merupakan sifat-sifat dari bilangan berpangkat, yaitu: 1. 𝑎𝑚 x 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛 Contoh: a) 𝑎2 x 𝑎3 = 𝑎5 b) 𝑏 2 x 5𝑏 8 = 5𝑏10 c) 36 x 36 = 312 2. 𝑎𝑚 : 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚−𝑛 Contoh: a) 𝑧 3 : 𝑧 2 = z b) 8𝑏 5 : 2b = 4𝑏 4 c) 2𝑑2 : 2𝑑2 = d 3. (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚.𝑛 Contoh: a) (𝑦 2 )3 = 𝑦 6 b) (𝑧 3 )5 = 𝑧15 c) (𝑥 4 )4 = 𝑥16 B. Pangkat Bulat Negatif dan Nol Pengertian dari 𝒂𝟎 Telah kita ketahui bahwa: 𝑎0 x 𝑎0 = 𝑎0+𝑛 = 𝑎𝑛 = 𝑎0 : 𝑎𝑛 =1 Untuk setiap a bilangan bulat yang tidak nol, kata artikan bahwa: 𝒂𝟎 = 1 Pengertian dari 𝒂−𝒏 Demikian pula menurut sifat perkalian bilangan berpangkat yaitu: 𝑎𝑛 x 𝑎−𝑛 = 𝑎𝑛−𝑛 = 𝑎0 =1 𝟏 Maka, 𝒂−𝒏 = 𝒂𝒏 Contoh: 1. 𝑎0 = 1 2. 100 = 1 3. 20 = 1 4. 3−2 = 1 32 1 5. 2−1 = 2 1 6. 10−2 = 102 C. Pangkat Pecahan dan Akar 1. Menyebutkan contoh bilangan rasional dan irasional 2x-10=4 hasilnya x=7 (bilangan bulat positif) 4x+12=4 hasilnya x=-2 (bilangan bulat negatif) 1 6x+5=8 hasilnya x=2 (bilangan pecahan) 1 Hasil-hasil nilai 7, -2, 2 yang dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑝 𝑞 dengan p dan q bilangan bulat dan q≠0 disebut bilangan rasional. Sekarang perhatikan 2x2+1=5, maka dihasilkan x= ± √2 dengan √2 bukan 𝑝 bilangan rasional karena tidak dapat dinyatakan dengan 𝑞 dengan 𝑝 dan 𝑞 bilangan bulat dan 𝑞≠0 ini disebut bilangan irasional. Bilangan irasional lain misalnya 𝜋=3,141592654… log 2=0,301029995… 2. Memahami pengertian bentuk akar Pada bilangan ini dibicarakan salah satu bilangan irasional yaitu bilangan yang bertanda akar atau bilangan yang berada dalam tanda akar. Bilangan-bilangan ini adalah akar-akar bilangan rasional tetapi bukan bilangan irasional. 3 Contoh : √2, √0,35 , √4 dan seterusnya. Adanya tanda akar belum tentu merupakan bilangan bentuk akar yang dimaksud. Misalnya: √100= 10, sebab √100= √102 3 3 3 √8= 2, sebab √8 = √23 3 Jadi √100, √8 termasuk bilangan rasional. Kesimpulan: √𝑝 ialah sbg akar pangkat dua yg nonnegatif dari p, dengan p≥0 Contoh: √36=6, bukan -6 3. Mengubah bilangan dengan pangkat pecahan menjadi bentuk akar 𝟏 Pengertian dari 𝐚𝟐 Dengan menggunakan sifat yang telah kita ketahui bahwa: 1 1 1 1 𝑎 2 x 𝑎 2 = 𝑎 2 +2 = 𝑎1 =𝑎 1 Dengan demikian arti dari 𝑎𝑛 1 1 1 1 1 1 𝑎𝑛 x 𝑎𝑛 x 𝑎𝑛 x … = 𝑎𝑛+𝑛+𝑛+⋯ 𝑛 = 𝑎𝑛 = 𝑎1 =𝑎 𝟏 𝒏 Jadi 𝒂𝒏 = √𝒂 𝒎 𝒏 Pengertian dari 𝒂 𝒏 adalah √𝒂𝒎 3 Contoh : Hitunglah 22 , bila √2 = 1,414 3 1 Jawab: 22 = 21+2 1 = 2 x 22 = 2√2 = 2,828 4. Menyederhanakan bentuk akar Gunakan kalkulator untuk menghitung √2 x √8 maka akan didapat hasilnya yaitu 4 Hal itu dapat dijabarkan sebagai berikut : √2x √8 = √2 x √23 = √2 x 2√2 =2x2 =4 Dari contoh di atas dapat disimpulkan suatu sifat: √𝑎 𝑎 √𝑎 x √𝑏 = √𝑎𝑏 dan √𝑏 = √𝑏 Misalnya: √20 = √4𝑥5 = √4 x √5 = 2√5 D. Operasi Aljabar Pada Bentuk Akar 1. Menjumlahkan dan mengurangi bentuk akar. Contoh : a) 2√3 + 4√3 = (2+4)√3 = 6√3 b) 5√2 - 2√2 = (5-2)√2 = 3√2 2. Menentukan hasil kali bentuk akar. Contoh : a) √2 (3+√2 ) = 3√2 + √4 = 3√2 + 2 b) √3(√2+√3) = √6 + √9 = √6 + 3 3. Sifat operasi aljabar dalam bentuk akar. Pada bagian ini akan disajikan beberapa sifat: a. Sifat komutatif pada perkalian dan penjumlahan Contoh: √2 + √3 = √3 + √2 √5 x √7 = √7 x √5 b. Sifat asosiatif terhadap penjumlahan dan perkalian Contoh: √2 + (√3 + √5) = (√2 + √3)√5 √2 (√3 x √5) = (√2 x √3)x√5 c. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan. Contoh : √2 (√3 + √5 + √11) = (√2 x √3) + (√2 x √5) + (√2 x√11) E. Merasionalkan Penyebut 1. Perkalian dua bilangan bertanda akar hasilnya adalah bilangan rasional. √𝑎 dikalikan dengan ± √𝑎 (b) 𝑎 +√𝑏 dikalikan dengan 𝑎 - √𝑏 atau -𝑎 +√𝑏 (a) √𝑎 + √𝑏 dikalikan dengan √𝑎 - √𝑏 atau -𝑎 +√𝑏 (d) 𝑎√𝑏 + 𝑐√𝑑 dikalikan dengan 𝑎√𝑏 – 𝑐√𝑑 atau –𝑎√𝑏 + 𝑐√𝑑 2. Merasionalkan Penyebut Suatu Pecahan Bilangan Bertanda Akar. Contoh: (c) 1. 1 √2 = = 2. 4+ 2 √11 1 √2 √2 √2 = =2 x = √2 √2 1 2 √2 2 4− √11 4+ √11 x 4− √11 (4− √11) 16 −11 2 = 5 (4 - √11) F. Pangkat Pecahan 1) Definisi : Bila a,b є R dan n ≥ 2, n bilangan asli,sehingga dipenuhi an = b, dikatakan 𝑛 akar pangkat n dari b dan ditulis: 𝑎 = √𝑏 an = b Penjelasan lebih lanjut: 2 adalah b є akar pangkat dua dari 4,sebab: 2² = 4 Demikian pula dengan (-2)³ = -8 ini berarti bahwa -2 adalah akar pangkat tiga dari -8 ditulis = 3√(−8) - 2 Secara umum untuk notasi an= b, bila n bilangan ganjil dan a bilangan negatif maka akan menghasilkan bilangan b yang negatif; bila n bilangan genap dan a bilangan positif, maka akan menghasilkan bilangan b yang positif,akan tetapi bila n bilangan genap untuk bilangan a yang negatif,ini tidak mungkin atau tak terdefinisi. Contoh: (a) √4 = 2 3 (b) √−27 = -3 2) Sifat-sifat umum yang berlaku pada operasi bilangan dengan pangkat pecahan hampir sama dengan sifat-sifat pada operasi aljabar lainnya. a. sifat komutatif pada perkalian dan penjumlahan. 𝑝 𝑟 𝑝 𝑟 Misalnya: 𝑥 𝑞 + 𝑥 𝑠 = 𝑥 𝑠 + 𝑥 𝑞 𝑝 𝑟 𝑟 𝑝 𝑥𝑞 x 𝑥𝑠 = 𝑥𝑠 x 𝑥𝑞 b. sifat asosiatif terhadap tambah dan kali 𝑎 𝑐 𝑝 𝑎 𝑝 𝑐 Misalnya: (𝑥 𝑏 + 𝑥 𝑑 ) + 𝑥 𝑞 = 𝑥 𝑏 (𝑥 𝑑 + 𝑥 𝑞 ) 𝑎 𝑐 𝑝 𝑎 𝑐 𝑝 = 𝑥 𝑏 (𝑥 𝑑 x 𝑥 𝑞 ) = (𝑥 𝑏 x 𝑥 𝑑 ) x 𝑥 𝑞 c. sifat distributif perkalian pada panjumlahan 𝑎 𝑝 𝑐 𝑎 𝑐 𝑎 𝑝 Misalnya: 𝑥 𝑏 (𝑥 𝑑 + 𝑥 𝑞 ) = (𝑥 𝑏 x 𝑥 𝑑 ) + (𝑥 𝑏 x 𝑥 𝑞 ) 3) Mengubah bilangan dengan pangkat negatif menjadi bilangan dengan pangkat positif. Telah kita ketahui pada bilangan berpangkat bulat 1 𝑎−𝑛 = 𝑎𝑛 dengan a ≠ 0 dan n bilangan bulat. 𝑎 Sejalan dengan itu, maka berlaku pula: 𝑎−𝑏 = 1 𝑎 𝑎𝑏 atau 1 𝑎 − 𝑎 𝑏 𝑎 = 𝑎𝑏 Contoh: 3 81−4 = 1 3 814 = 1 ( = 4 √81)3 1 4 1 3 ( √34 ) 1 = 33 =27 4) Persamaan berpangkat ( persamaan eksponen Contoh: Hitunglah nilai x yang memenuhi persamaan 52x = √5 5 1 2x maka 5 = √5 5 5 = 2x 52 5 1 2 52x= 5 1 1 2x = − 2 x = -4 G. Tambahan Pada bagian yang terdahulu, telah kita bahas tentang bilangan rasional dan irasional. Ada ungkapan baru tentang bilangan rasional yang akan dijelaskan oleh suatu teorema (dalil). Teorema: Pecahan desimal yang berakhir,atau kalau bentuk desimal itu periodikmaka bilangan itu adalah suatu bilangan rasional. Sebaliknya pecahan desimal yang tidak berakhir atau tidak periodik adalah bilangan irasional Sifat: a. Jumlah atau selisih antara bilangan rasional dan bilangan irasional hasilnya bilangan irasional Q bilangan rasional I bilangan irasional Bila : S = Q + I, maka S bilangan irasional b. Hasil kali antara bilangan rasional dan bilangan irasional, hasilnya bilangan irasional Q bilangan rasional I bilangan irasional Bila P =IQ, maka P bilangan irasional H. Rangkuman a. Untuk dapat menggunakan aturan dan rumus-rumus bentuk pangkat bilangan bulat positif,nol dan rasional, pahami rumus-rumus berikut ini: 1. 𝑎𝑚 x 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛 2. 𝑎𝑚 : 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚−𝑛 𝑛 3. (𝑎𝑚) = 𝑎𝑚 . 𝑛 4. (𝑎𝑏)𝑛 = 𝑎𝑛 𝑏 𝑛 5. 𝑎𝑜 = 1, a ≠ 0 𝑎 𝑛 𝑎𝑛 𝑎 −𝑛 𝑏𝑛 𝑏 𝑛 6. (𝑏) = 7. (𝑏) ;𝑏 ≠ 0 = (𝑎) , a, b ≠ 0 1 8. 𝑎−𝑛 = 𝑎𝑛 , 𝑎 ≠ 0 b. Selanjutnya pengoperasian bentuk akar dalam matematika seperti: penjumlahan, pengurangan dan merasionalkan penyebut sebuah pecahan yang mengandung bentuk akar paling tidak harus memahami rumus-rumus sebagai berikut: 1 𝑛 9. 𝑎𝑛 = √𝑎 𝑚 𝑛 10. 𝑎 𝑛 = √𝑎𝑚 =( 𝑛√𝑎) 𝑚 11. 𝑎− 𝑛 = 1 𝑚 𝑎𝑛 𝑛 𝑛 atau 𝑚 𝑚 1 𝑚 − 𝑎 𝑛 = 𝑎𝑛 𝑛 12. √𝑎 x √𝑏 = √𝑎𝑏 𝑛 13. √𝑎 𝑛 √𝑏 𝑛 𝑎 = √𝑏 𝑚 𝑛 14. √ √𝑎 = 𝑚.𝑛 √𝑎 I. Soal Latihan 1) Diketahui x = 2, dan y = -2. carilah nilai dari 3𝑥 2 - 4y 2) Hitunglah dengan menghilangkan tanda kurung! a) 𝑡 2 (𝑡 4 + 𝑡 7 ) b) 𝑥 3 (𝑥 2 + 𝑥 4 ) 3) Tuliskan hasilnya dalam bentuk yang paling sederhana! a) 23 𝑥 28 26 b) 34 𝑥 36 35 4) Manakah pernyataan dibawah ini yang termasuk bilangan irasional? a. √12 c. √50 b. √18 d. √28 5) Sederhanakan soal berikut : a. √12 b. √18 c. √50 6) Sederhanakanlah: a) √5 + 2√5 - 3√5 b) 2√8 - 2√2 c) 2 √20 – √80 7) Selesaikan soal – soal di bawah ini dengan merasionalkan penyebutnya : a) 9 √3 =… b) 12 √32 =… c) √3 √5 =…