1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang- undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa “kedudukan” Guru adalah sebagai tenaga “profesional”. Seseorang yang menyatakan meningkatkan layanan dirinya profesinya untuk profesional harus terus-menerus meningkatkan kemampuan siswa. Karena tugas guru yaitu membelajarkan siswa, seorang Guru harus terusmenerus belajar bagaimana caranya membelajarkan siswanya lebih baik karena tuntutan zaman yang makin berubah. Kalau dulu diangap cukup apabila siswa hanya menguasai aspek-aspek kognitif saja dalam pembelajaran sekarang, hal itu sangatlah tidak memadai. Siswa juga harus menguasai berbagai percakapan hidup yang oleh Unesco dirumuskan dalam bentuk empat pilar pendidikannya itu, learning to be, learning to know, learning to do, and learning to live together. (Ahmat Lutfi, 2010) Selain pasal dan ayat dalam Undang-undang Guru dan Dosen diatas, juga dinyatakan dalam pasal 60 bahwa, dalam melaksanakan tugas keprofesional, Guru berkewajiban : merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. (Usman, 2002) Kaitannya dengan hal tersebut diatas, proses pembelajaran pada prinsipnya menenkankan pada pemberian pengalaman langsung untuk menyiapkan siswa agar memiliki kompetensi dasar disetiap jenjang pendidikan, bukan pembelajaran konvensional yang hanya menekankan pada bagaimana guru 1 2 mengajar ( teacher-centered ) tetapi juga pada bagaimana siswa belajar(student centered) dan secara keseluruhan hasilnya tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. Sebab pembelajara hanya dilakukan dalam bentuk satu arah. Guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara aktivitas siswa lebih banyak mendengar. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki dengan target tersampainya topiktopik yang tertera dalam kurikulum. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup mandiri. Pelajaran yang disampaikan guru kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa kurang menyenagi materi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran tersebut. (Sofchah Sulistyowati, 2001) Kondisi inilah yang lazim termasuk SMA Muhammadiyah ditemui pada dan Aliyah dunia Arrahman pendidikan, Limboro. Pada perkembangan, sekolah ini masih tertinggal jauh dalam segi pembelajaran dibandingkan dengan sekolah-sekolah di Kabupaten Seram Bagian Barat. Seiring dengan hal tersebut seharusnya diimbangi dengan perubahan diselaga aspek yang salah satunya kemampuan mengajar guru. Guru dituntut untuk menguasai Kurikulum,menguasai materi,menguasai metode,dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelolah kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif,inovatif dan menyenangkan. Sebagai calon pendidik penulis melihat pembelajaran menjadi kurang efektif karena hanya cenderung mengedepankan aspek intelektual dan 3 mengesampingkan aspek pedagogik. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru. (Ahmat Lutfi, 2010). Pembelajaran biologi adalah pembelajaran yang penting bagi guru yang bersangkutan,dan sebagian besar dibutuhkan guru yang ingin menuntaskan materi yang disampaikan. Namun,pembelajaran yang ada adalah dimana siswa tidak paham dengan materi yang disampaikan karna siswa hanya menghafal. Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa yang lebih rendah dari KKM selumnya 70. Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan pembelejaran yang dapat menghasil permasalahan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah Lesson Study. Lesson Study adalah suatu wahana peningkatan kualitas pembelajaran yang berasal dari negeri sakura, Jepang. Lesson study berkembang di Jepang sejak awal tahun 1990-an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran di Jepang melaluiperencanan dan observasi bersama yang bertujuan untuk memotifasi siswa untuk aktif belajar mandiri. Lesson Study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang ‘‘jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu jugyo yang berarti Lesson atau pembelajaran,dan kenkyu yang berarti Study atau research atau pengkajian (Sumar Hendayana dkk, 2006). Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba menampilkan pengelolah kelas dengan metode Lesson Study. Yang mana setiap kelompok terdiri dari beberapa orang guru yang menyelidiki / menguji praktek mengajar mereka agar menjadi 4 lebih efektik serta kompetensi pedagogik guru di SMA Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman di Limboro, karena hal ini banyak memberikan manfaat dan kemudahan bagi guru dalam mengelolah kelas dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan guna untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai yang diharapkan. Lesson Study professional barmanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru. Yang menarik dalam kegiatan ini adalah memanfaatkan kepakaran para guru melalui kegiatan. Kerja sama untuk memperbaiki kinerja mengajar dengan memanfaatkan hasil spengamatan. Pelaksaan tugas mengajar dalam pelaksaann tugas sesungguhnya. Dengan melaksanakan kerja Sama memperbaiki pelaksaan tugas pada level sekolah yang dilaksanakan langsung oleh para guru dalam meningkatkatkan pengetahuan dan keterampilan terbaiknya melalui peningkatan. Pemahaman terhadap efektifitas kinerja belajar siswa. Lesson Stady manjadi penting karna kegiatan tersebut bermanfaat untuk menimngkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran, meningkatkan keterampilan merencanakan menerapkan pembelajaran, metode dan melaksanakan pembelajaran secara umum (Sumar Hendayana dkk, 2006 ). Berdasarkan di atas Lesson Study di atas,maka aku melakuakan penelitian yang berjudul: Implementasi Lesson Study Bebasis Seklah (LSBS) dan Dampaknya Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Biologi di SMA Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro,dusun limboro kecamatan seram barat,kabupaten seram bagian. 5 Pemelihan sekolah tersebut karna sudah mengembangkan Lesson Study dan pedagogik,maka penelitian akan dilakukan di sekkolah tersebut. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan yang dapat di kemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana Implementasi Lesson Study Berbasis Sekolah ( LSBS ) dan Dampaknya Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Biologi di SMA Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman di Limboro Kabupaten Seram Bagian Barat? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui implementasi Lesson Study berbasis sekolah ( LSBS ) di SMA Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pengajaran biologi, utamanya sebagai upaya peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan Lesson Study. Secara khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang sejenis, serta dapat memberikan konstribusi terhadap perkembangan pembelajaran biologi. 6 2. a. Manfaat Praktis Bagi Siswa Secara praktis dari penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi dalam pembelajaran melalui pendekatan Lesson Study. b. Bagi Guru Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang dapat digunakan sebagai pijakan bagi guru bialogi dalam proses belajar mengajar dikelas. 1.5. Batasan Penelitian 1. Pelaksaan Lessson Study yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi sekolah tersebut. 2. Materi yang akan disampaikan adalah materi tentang, faktor-faktor yang mempengaruhi pertubuhan dan perkembangan pada manusia. 1.6. Penjelasan Istilah 1. Lesson Study diartikan sebagai suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas (Sumar Hendayana dkk, 2006) 2. Implementasi Lesson Study adalah suatu pelaksanaan atau suatu pelaksanaan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru. (Karim,M. A. 2006) 7 3. Lesson Study menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahap dengan mengunakan konsep, Plan (perencanaan), Do (pelaksanaan), Check (refleksi), Act (tindak lanjut). (Mulyana 2007). 4. Pengetahuan Pedagogik yaitu dimana seorang guru dapat menimbah pengetahuan dari guru lain (Cerbin, & Koop, 2006). 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Lesson Study Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsipprinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Sumar Hendayana, dkk: 2006). Lesson study merupakan pendekatan yang komprehensif menuju pembelajaran yang profesional serta menopang guru menjadi pembelajar sepanjang hayat dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Lesson study bukan merupakan suatu metode atau strategi pebelajaran tetapi kegiatan lesson study dapat menerapkan berbagai metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru. Lesson study dapat diartikan sebagai program in-service training guru yang dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Lesson study dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk memahami siswa dengan lebih baik dan dilakukan secara bersama-sama dengan guru lain (Rahayu, 2005). Lesson study merupakan strategi pengembangan profesionalisme guru. Melalui aktivitas lesson study, pembelajaran dikembangkan secara bersama-sama dengan menentukan salah satu guru untuk melaksanakan pembelajaran tersebut, sedangkan guru lainnya mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru berkumpul kembali dan melakukan diskusi tentang pembelajaran yang telah berlangsung, merevisi dan menyusun 8 9 program pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi. Lesson study memberi dorongan kepada guru untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat tentang bagaimana mengembangkan dan memperbaiki pembelajaran di kelas. Melalui lesson study guru akan terbantu dalam hal (1) mengembangkan pemikiran kritis tentang belajar dan mengajar di kelas, (2) merancang program pembelajaran (RPP) yang berkualitas, (3) mengobsevasi bagaimana siswa berpikir dan belajar serta melakukan tindakan yang cocok, (4) Mendiskusikan dan merefleksikan aktivitas pembelajaran, dan (5) mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkna praktek pembelajaran Dalam lesson study para guru bekerjasama dalam hal (1) memformulasi tujuan pembelajaran dan pengembangan jangka panjang, (2) secara kolaboratif merancang suatu “research lesson”, (3) melaksanakan pembelajaran dengan menugaskan seorang guru untuk mengajar dan yang anggota tim yang lain melakukan observasi untuk mengumpulkan data tentang kejadian belajar di kelas, (4) mendiskusikan kejadian-kejadian belajar yang telah diobservasi selama proses pembelajaran, menggunakan informasi itu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, dan (5) mengimplementasikan program pembelajaran yang telah direvisi pada kelas lain, dan jika perlu mengkaji dan memperbaiki kembali program pembelajaran tersebut. Lesson study dapat digambarkan sebagai suatu siklus kegiatan kelompok guru yang bekerja bersama dalam menetukan tujuan pembelajaran, melakukan research lesson dan secara berkolaborasi mengamati, mendiskusikan dan memperbaiki pembelajaran tersebut (Lewis, 2002). Siklus lesson study digambarkan sebagai berikut. 10 2. Research Lesson Salah serang guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan desain yang tela disusun, sedangkan guru yang lain mengamati dan mengum-pulkan data tentang belajar siswa, pola berpikir siswa, perilaku siswa, penguasaan terhadap pengetahuan dan keterampilan, miskonsepsi, motivasi belajar, dan lainnya. 3. Lesson Discussion 1. Goal-Setting and Planning Mengidentifikasi tujuan belajar siswa dan pengembangan jangka panjang. Menganalisis data yang dikumpulkan dapa saat research lesson secara berasama-sama Merecanakan desain pembela-jaran yang 4. Consolidation of Learning meliputi “research lesson” yang Menulis laporan yang mencakup perencanaan pembelajaran, data siswa hasil pengamatan, dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang diamati secara dilaksanakan. Jikakolaborasi. diperlukan guru memperbaiki dan mengulang kembali pmbelajaran Gambar 2.1. Siklus Pelaksanaan Lesson Study Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lesson study pada hakikatnya merupakan pendekatan yang komprehensif menuju pembelajaran yang profesional serta mensuport guru menjadi pembelajar sepanjang hayat dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Secara diagram, gambaran umum tentang lesson study dapat dilukiskan sebagai berikut: 11 2.Gambaran Gambaran Umum Umum Lesson Study 3. Lesson Study Mempertimbangkan tujuan pembelajaran dan perkembangan 4.siswa, dan merenMempertimbangk canakan lesson study berdasarkan tujuan tersebut 5. an tujuan Observasi lesson study yang berfokus6. padapembelajaran pengumpulan data tentang aktivitas belajar siswa dan perkem-bangannya. dan perkem- 7. Menggunakan data hasil bangan siswa, observasi melakukan 8. untuk refleksi tentang pembemerenlajaran secara dan mendalam dan 9. lebih luas. Tujuan Utama Meningkatnya pengetahuan tentang materi ajar Meningkatnya pengetahuan tentang strategi pembelajaran. Meningkatnya kemampuan mengobservasi aktivitas belajar siswa Semakin kuatnya kolegalitas hubungan Semakin kuatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan jangka panjang yang harus dicapai canakan Jika diperlukan, melakukan 10. perencanaan ulang dengan lesson study topic yang sama untuk 11. lesson study pada melakukan berdasarkan kelas yang berbeda Meningkatnya kualitas rencana pembelajaran Perbaikan/ peningkatan kualitas pembela-jaran Meningkatnya motivasi 12. tujuan tersebut Gambar 2.2. Gambaran Umum Lesson Study (Sumar Hendayana, 2006: 39) 2.2 Mengapa Lesson Study Observasi lesson Lesson study dipilih dan diimplementasikan dalam rangka peningkatan study yang profesionalisme guru karena empat alasan utama. berfokus pada pengumpulan Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif untuk meningkatkan data tentang kualitas belajar dan mengajar di kelas, dengan alasan (1) pengembangan lesson aktivitas study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional belajar siswa yang berlandaskan pada praktek dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan para dan perkem- guru; (2) penekanan mendasar suatu lesson study adalah para siswa memiliki bangannya. kualitas belajar yang baik; (3) tujuan pembelajaran digunakan sebagai fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; (4) berdasarkan pengalaman Menggunakan data observasi untuk hasil 12 real di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran; dan (5) lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002). Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang prefesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat (1) menentukan tujuan, satuan pelajaran (unit lesson), dan mata pelajaran yang efektif, (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa, (3) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru, ( 4) menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa, (5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif, (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa, (7) mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang dapat diandalkan, (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksnakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Karim, Muchtar A, 2006). Ketiga, lesson study memiliki beberapa manfaat, antara lain: (1) mereduksi isolasi guru, (2) membantu guru untuk mengobservasi dan memberi kritik terhadap suatu pembelajaran, (3) memperdalam pemahaman guru terhadap isi (content) dan sekuen atau urutan materi pelajaran, (4) memberi wahana bagi guru untuk memfokuskan pada bantuan belajar bagi siswa, dan (5) meningkatkan kolaborasi dan respek guru satu dengan lainnya. Keempat, lesson study memiliki beberapa keistimewaan, antara lain (1) lesson study mendorong para guru untuk belajar sepanjang hayat dalam upaya 13 meningkatkan profesionalismenya, (2) lesson study dirancang secara kolaboratif dalam kurun waktu tertentu melalui suatu studi yang intensif terhadap materi ajar, karakteristik siswa, dan strategi pembelajaran, (3) lesson study menawarkan suatu proses dalam menumbuhkembnagkan motivasi belajar siswa, (4) lesson study memberi dorongan untuk memberi fokus pada berpikir siswa melalui observasi kela, (5) lesson study memicu terjadinya refleksi berbasis pada data observasi di kelas, dan (6) lesson study memunculkan perpektif baru tentang belajar dan mengajar. Interaksi yang dikembangkan dalam suatu diskusi akan sangat berperan dalam proses berkembangnya pengetahuan pada diri seseorang. Lesson study sebagai suatu kegiatan yang yang diawali dengan pengembangan perencanaan pembelajaran secara kolaboratif, pelaksanaan proses pembelajaran yang dilangsungkan secara terbuka dengan melibatkan sejumlah observer, dan ditindaklanjuti dengan diskusi dan refleksi pasca pembelajaran, merupakan suatu kegitan yang sangat potensial untuk menciptakan suasana interaksi yang kondusif antar berbagai pihak yaitu guru, dosen, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan lain sebagainya. Melalui interaksi yang terjadi dalam berbagai tahapan kegiatan lesson study akan sangat dimungkinkan terjadinya tukar gagasan (sharing) pengetahuan. Dengan berkembangnya pengetahuan secara konstruktif berbasis pada data observasi yang objektif di kelas, masingmasing pihak akan memperoleh input dan umpan balik, dan juga akan sangat mungkin dapat memunculkan berbagai inovasi pembelajaran. 14 Persiapan lesson study dapat melibatkan banyak pihak misalnya, kelompok guru bidang studi dalam satu sekolah, kelompok guru lintas bidang dalam satu sekolah, kelompok guru sebidang dalam MGMP, dan sebagainya. Dengan demikian rencana pembelajaran yang disusun bersama diharapkan kualitasnya akan lebih baik dibandingkan dengan rencana pembelajarn yang disusun secara individual. Keterlibatan berbagai pihak dalam pengembangan program pembelajaran sangat memungkinkan terjadinya sharing pendapat, pengalaman, dan pengetahuan secara konstruktif. Persiapan lesson study meliputi beberapa kegiatan, antara lain indentifikasi masalah pembelajaran, analisis masalah pembelajaran dari aspek materi ajar, serta alternatif strategi pembelajaran yang mungkin diterapkan, dan penyusunan rencana pembelajaran. Pada tahap ini, para guru berkolaborasi melakukan analisis terhadap pembelajaran yang biasa dilakukan untuk topik tertentu, mendiskusikan cara-cara yang mungkin untuk mengatasi masalah pembelajaran, memilih alternatif yang terbaik yang akan diuji-cobakan, menyiapkan teaching material serta merancang strategi pembelajaran yang inovatif untuk topik terpilih. Karena fokus diskusi meliputi materi ajar, teaching material, strategi pembelajaran yang inovatif, pihak-pihak yang terlibat dalam diskusi akan berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya. Dengan demikian, berarti terjadi sharing pengalaman dan pengetahuan secara konstruktif, sehingga wawasannya tentang masalah pembelajaran semakin berkembang. 15 Ada beberapa persyaratan yang perlu disiapkan agar lesson study dapat dilaksanakan dengan baik, yakni (1) diperlukan semangat introspeksi diri terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah saya sudah melakukan tugas mendidik dengan baik, apakah saya sudah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, apakah saya telah mengidentifikasi dan mengenali miskonsepsi siswa, apakah saya sudah mengembangkan keterampilan berpikir siswa, apakah saya sudah dapat meminimalkan kesulitan belajar siswa, adalah pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab secara jujur. Jawaban-jawaban tersebut akan memberi dorongan untuk mencari cara gunba menyempurnakan kekurangankekurangan atas jawaban tersebut; (2) diperlukan keberanian membuka diri untuk dapat menerima kritik dan saran dari pihak lain dalam upaya meningkatkan kualitas diri; (3) diperlukan keberanian untuk mengakui kesalahan diri sendiri; (4) diperlukan keberanian untuk mengakui dan menggunakan ide orang lain yang lebih baik; (5) diperlukan keberanian untuk memberi kritik dan masukan secara objektif kepada orang lain; dan (6) diperlukan komitmen pengelola sekolah, MGMP, Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi, Komite Sekolah, dan pemerhati pendidikan (Ridwan Joharmawan, 2006:2). 2.3 Tahapan Pelaksanaan Lesson Study Tahapan pelaksanaan lesson study terdiri atas enam tahapan, yaitu (1) membentuk group lesson study, (2) menentukan fokus kajian, (3) merencanakan research lesson, (4) persiapan, pelaksanaan pembelajaran dan observasi kegiatan 16 pembelajaran, (5) mendiskusikan dan menganalisis hasil observasi, dan (6) refleksi dan penyempurnaan (Richardson, 2004). 2.3.1 Membentuk Group Lesson Study Ada empat kegiatan yang perlu dilakukan dalam membentuk group lesson study, yaitu (1) merekrut anggota kelompok yang biasa terdiri atas guru satu bidang studi, satu tingkat kelas, pengawas, pemerhati pendidikan, dosen, (2) menyusun komitmen waktu khusus untuk pertemuan rutin, merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksi lesson study, (3) menyusun jadwal pertemuan, dan (4) menyetujui aturan kelompok. Anggota lelompok lesson study pada prinsipnya dapat direkrut dari guru, dosen, pemerhati pendidikan, pejabat dinas pendidikan, maupun pengawas. Yang penting adalah mereka memiliki komitmen, minat, dan kemauan untuk melakukan inovasi dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Setiap anggota kelompok lesson study harus memiliki komitmen agar mereka menyiapkan waktu secara khusus untuk mewujudkan atau mengimplementasikan lesson study. 2.3.2 Menentukan Fokus Kajian Pada tahapan ini ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu : (1) menyepakati tema, fokus, dan tujuan utama penelitian, (2) memilih mata pelajaran, dan (3) memilih topik pelajaran (unit lesson). 17 Dalam pemilihan tema penelitian suatu lesson study ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: kualitas aktual para siswa saat sekarang, kualitas ideal para siswa yang diinginkan di masa datang, dan adakah kesenjangan antara kualitas ideal dan kualitas aktual para siswa yang menjadi sasaran lesson study. Kesenjangan inilah yang perlu diangkat menjadi bahan tema penelitian. Pemilihan mata pelajaran yang digunakan dalam lesson study ditentukan oleh anggota kelompok, dengan dasar pertimbangan (1) mata pelajaran apa yang dirasakan paling sulit oleh siswa, (2) mata pelajaran mana yang paling sulit diajarkan oleh guru, dan (3) mata pelajaran baru mana yang ingin dipahami secara lebih mendalam. Dalam penetapan topik pelajaran (unit lesson), aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan antara lain (1) topik-topik yang esensial dan strategis, (2) topik yang sulit bagi siswa, (3) topik yang sulit diajarkan guru, (4) topik yang tidak disukai siswa, dan (5) topik-topik yang siswanya banyak mengalami miskonsepsi. 2.3.3. Merencanakan Research Lesson Dalam rangka merencanakan research lesson, di samping dikaji aktivitas pembelajarn yang sedang berlangsung, perlu dikembangkan suatu rencana untuk memandu belajar. Rencana tersebut disiapkan untuk memandu pembelajaran, pengamatan, dan diskusi berkaitan dengan research lesson serta mengungkap temuan yang muncul selama lesson study berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan pemandu dalam merencanakan research lesson adalah berikut ini. (1) Apa yang 18 saat ini dipahami tentang topik ini (prior knowledge)?, (2) Apa yang diinginkan dari siswa untuk dipahami pada akhir pelajaran (scientific knowledge)?, (3) Apa rentetan pertanyaan atau pengalaman belajar yang akan mendorong siswa untuk berubah dari pemahaman awal menuju pemahaman yang diinginkan?, (4) Apa masalah dan miskonsepsi yang akan muncul? Bagaimana guru menggunakan ide dan miskonsepsi siswa untuk meningkatkan pembelajaran tersebut?, (5) Apa bukti tentang belajar siswa, motivasi siswa, perilaku siswa serta bagaimana format pengumpulan datanya, dan (6) Apa yang menyebabkan proses pembelajaran ini mampu memotivasi dan bermakna bagi siswa? (Muhtar, A. Karim, 2006). Data yang dikumpulkan selama research lesson biasanya memuat bukti tentang belajar, motivasi, prior knowledge, miskonsepsi, keterampilan berpikir, dan iklim social. Satu hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan research lesson adalah ahli dari luar. Mereka bisa berasal dari guru atau peneliti yang memiliki pengetahuan tentang bidang studi dan metodologi pembelajarannya. Keterlibatan ahli dari luar akan lebih efektif jika keterlibatannya telah dimulai sejak awal kegiatan lesson study. Dengan keterlibatan ahli sejak awal, ahli tersebut memiliki kesempatan dalam membantu merancang pelajaran, memberi saran tentang sumber-sumber kurikulum, dan bertindak sebagai komentator terhadap research lesson. 19 2.3.4.Pelaksanaan Pembelajaran dan Observasi Kegiatan Pembelajaran Research lesson yang sudah direncanakan siap untuk dimplementasikan dan diobservasi. Guru anggota kelompok yang sudah ditunjuk dan disepakati untuk melaksanakan tugas mengajar lesson yang sudah disiapkan segera dapat melakukan tugasnya, sedangkan anggota kelompok yang lain mengamati lesson tersebut. Pengamat akan mengumpulkan data yang diperlukan selama pembelajaran berlangsung. Untuk mengumpulkan data dan mendokumentasikan research lesson dapat digunakan audiotape, videotape, handycam, kamera, karya siswa, dan catatan observasi naratif. Peranan pengamat selama lesson study adalah mengumpulkan data dan bukan membantu siswa. Para siswa perlu diberitahu terlebih dahulu bahwa observer atau guru lain di kelas mereka hanya bertugas untuk mengkaji pembelajarn yang berlangsung dan bukan untuk membantu mereka dalam belajar. Setiap pengamat diberi tugas dan tanggungjawab masing-masing. 2.3.5. Mendiskusikan dan Menganalisis Hasil Observasi Research lesson yang sudah diimplementasikan perlu didiskusikan dan dianalisis. Hasil diskusi dan analisis tersebut dapat dijadikan sebagi bahan masukan untuk perbaikan atau revisi research lesson, sehingga research lesson menjadi lebih sempurna. Diskusi dan analisis tentang research lesson hendaknya memuat tentang (1) refleksi instruktur, (2) latar belakang anggota kelompok, (3) presentasi tentang data research lesson, (4) diskusi umum, dan (5) komentar dari pihak luar. Ada beberapa catatan dalam diskusi dan analisis, yaitu 20 (1) guru yang mengajar research lesson agar diberi kesempatan yang pertama untuk mengemukakan kesulitan yang dialami dalam implementasi secara aktual di kelas, (2) pelajaran yang disajikan agar dipandang sebagai milik bersama group lesson study, (3) instruktur/kelompok guru yang menyusun rencana research lesson agar menjelaskan mengapa mereka menyusun rencana seperti itu, (4) diskusi harus difokuskan pada data/fenomena/fakta yang diamati dan dicatat oleh para pengamat, dan (5) diskusi dan analisis research lesson agar dilakukan segera pada hari yang sama setelah research lesson diimplementasikan. 2.3.6. Refleksi dan Penyempurnaan Dalam merefleksikan lesson study, hal-hal yang perlu dilakukan adalah (1) mengkaji apa-apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana dan apa-apa yang masih perlu diperbaiki karena tida sesuai dengan renacana, (2) apa yang harus dikerjakan selanjutnya oleh kelompok lesson study?, (3) apakah anggota kelompok lesson study yang lain ingin mengujicobakan pelajaran ini pada kelas mereka sendiri?, (4) apa yang berguna bagi anggota kelompok tentang lesson study yang telah dikerjakan bersama?, (5) apakah lesson study dapat membantu mengembangkan pengetahuan anggota kelompo tentang mata pelajaran serta pengetahuan tentang belajar dan perkembangan siswa?, (6) apakah tujuan lesson study menarik bagi semua anggota kelompok?, (7) apakah semua anggota kelompok merasa terlibat dan berguna dalam aktivita lesson study?, dan (8) apakah pihak luar (di luar anggota kelompok) merasa memperoleh informasi dan tergugah untuk terlibat? 21 2.4. Kompetensi Pedagogik Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya (Ahmad Sudrajat,2012). Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan. Berkaitan dengan kegiatan penilaian kerja guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi pedagogic (Ahmad Sudrajat,2012). Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya: A. Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya: 22 1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya, 2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, 3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda, 4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya, 5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik, 6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb). B. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar: 23 1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi, 2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut, 3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran, 4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik, 5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik, 6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya. C. Mengembangkan Kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik: 1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum, 24 2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan, 3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, 4. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik. D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran: 1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya, 2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan, 25 3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, 4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar, 5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik, 6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik, 7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif, 8. Guru mampu audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas, 9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain, 10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagaicontoh: guru menambah 26 informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, dan 11. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. E. Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka: 1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing. 2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing‐masing. 3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik. 4. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu. 27 5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. 6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing. 7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan. F. Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik: 1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka. 2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. 3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. 28 4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik. 5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. 6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap danrelevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik. G. Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya: 1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP. 2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari. 3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan 29 kelemahan masing‐masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan. 4. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya. 5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif Kuantitatif yakni mengambarkan bagaimana implementasi Lesson study berbasis sekolah (LSBS) dan dampaknya terhadap kompetensi pedagogik Guru biologi di SMA Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro. 3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan 1 (satu) bulan, terhitung setelah proposal ini diseminarkan dan mendapat surat izin penelitian. b. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SMA Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro, Dusun Limboro, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat. 3.3. Populasi Dan Sampel a. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru biologi pada SMA Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro yang berjumlah masingmasing 6 orang. b. Sampel Penelitian Berdasarkan populasi penelitian diatas, maka sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi, seluruh Guru Biologi di SMA 30 31 Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro, Dusun Limboro, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat. 3.4. Variabel Penelitian Variabel X = Implementasi lesson study yang berbasis sekolah (LSBS) di SMA Muhammadiyah Aliyah Arrahman Limboro, dengan indikatornya . Variabel Y = Dampaknya terhadap kompetensi pedagogik Guru Biologi di SMA Muhammadiyah Aliyah Arrahman Limboro. 3.5. Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah: angket dan instumen penilaian RPP. a. Angket Angket berjumlah 12 pertanyaan dengan tiga alternatif jawaban. Isi angket disusun untuk mengungkapkan kompetensi pedagogik guru yang meliputi: pemahaman terhadap peserta didik, rencana pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik. b. Instrumen Penilaian RPP Instrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran berjumlah 20 butir pengamatan dengan empat alternatif jawaban, berguna untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berupa langkah-langkah guru dalam kegiatan pembelajaran. 32 3.6. Teknik Pengumpulan Data Angket dibagikan pada guru Biologi di SMA Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan Guru selama mengajar mata pelajaran Biologi di kelas. Pengamatan dilakukan di kelas dengan menggunakan instrumen penilaian RPP. Instrumen pengamatan terdiri dari langkah-langkah guru dalam pembelajaran seperti pemilihan materi, perumusan indikator, penentuan alokasi waktu, pengembangan materi pembelajaran, pendekatan dan metode. 3.7.Teknik Analisis Data. Data dari penelitian ini akan diolah dengan menggunakan teknik analisis data berupa : 1. Tabulasi Data yang dikumpulkan dalam bentuk tabel (tabulasi) 2. Presentase Data yang berhasil dikumpul dilapangan atau lokasi penelitian diolah dan dijelaskan secara kuantitatif, dimana penulis menggunakan rumus sebagai berikut : 𝑓 P = 𝑁 x 100% Dimana : P = angka presentase ƒ = frekuensi N = jumlah responden. 33 Selanjutnya dari hasil presentase kemudian dikualifikasi berdasarkan Pedoman Acuan Patokan sebagai berikut: Tabel 3.1 Pedoman Acuan Patokan (PAP) No Presentase (%) Kualifikasi 1 80-100 Baik sekali 2 66-79 Baik 3 56-65 Cukup 4 40-55 Kurang 5 0-39 Gagal