BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Undang

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang- undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 2 ayat
1 menyatakan bahwa “kedudukan” Guru adalah sebagai tenaga “profesional”.
Seseorang
yang
menyatakan
meningkatkan layanan
dirinya
profesinya untuk
profesional
harus
terus-menerus
meningkatkan kemampuan siswa.
Karena tugas guru yaitu membelajarkan siswa, seorang Guru harus terusmenerus belajar bagaimana caranya membelajarkan siswanya lebih baik karena
tuntutan zaman yang makin berubah. Kalau dulu diangap cukup apabila siswa
hanya menguasai aspek-aspek kognitif saja dalam pembelajaran sekarang, hal
itu sangatlah tidak memadai. Siswa juga harus menguasai berbagai percakapan
hidup yang oleh Unesco dirumuskan dalam bentuk empat pilar pendidikannya
itu, learning to be, learning to know, learning to do, and learning to live
together. (Ahmat Lutfi, 2010)
Selain pasal dan ayat dalam Undang-undang Guru dan Dosen diatas, juga
dinyatakan dalam pasal 60 bahwa, dalam melaksanakan tugas keprofesional,
Guru berkewajiban : merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. (Usman, 2002)
Kaitannya dengan hal tersebut diatas, proses pembelajaran pada prinsipnya
menenkankan pada pemberian pengalaman langsung untuk menyiapkan siswa
agar
memiliki
kompetensi
dasar
disetiap
jenjang pendidikan,
bukan
pembelajaran konvensional yang hanya menekankan pada bagaimana guru
1
2
mengajar ( teacher-centered ) tetapi juga pada bagaimana siswa belajar(student
centered) dan secara keseluruhan hasilnya tidak banyak memberikan kontribusi
bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. Sebab pembelajara hanya
dilakukan dalam bentuk satu arah. Guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa
sementara aktivitas siswa lebih banyak mendengar. Guru beranggapan tugasnya
hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki dengan target tersampainya topiktopik yang tertera dalam kurikulum. Pada umumnya guru tidak memberi
inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup
mandiri. Pelajaran yang disampaikan guru kurang menantang siswa untuk
berpikir. Akibatnya siswa kurang menyenagi materi yang disampaikan oleh
guru mata pelajaran tersebut. (Sofchah Sulistyowati, 2001)
Kondisi
inilah
yang
lazim
termasuk SMA Muhammadiyah
ditemui pada
dan Aliyah
dunia
Arrahman
pendidikan,
Limboro. Pada
perkembangan, sekolah ini masih tertinggal jauh dalam segi pembelajaran
dibandingkan dengan sekolah-sekolah di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Seiring dengan hal tersebut seharusnya diimbangi dengan perubahan
diselaga aspek yang salah satunya kemampuan mengajar guru. Guru dituntut
untuk menguasai Kurikulum,menguasai materi,menguasai metode,dan tidak
kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelolah kelas sedemikian rupa
sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif,inovatif dan menyenangkan.
Sebagai calon pendidik penulis melihat pembelajaran menjadi kurang efektif
karena
hanya
cenderung
mengedepankan
aspek
intelektual
dan
3
mengesampingkan aspek pedagogik. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru.
(Ahmat Lutfi, 2010).
Pembelajaran biologi adalah pembelajaran yang penting bagi guru yang
bersangkutan,dan sebagian besar dibutuhkan guru yang ingin menuntaskan
materi yang disampaikan. Namun,pembelajaran yang ada adalah dimana siswa
tidak paham dengan materi yang disampaikan karna siswa hanya menghafal. Hal
ini bisa dilihat dari hasil belajar siswa yang lebih rendah dari KKM selumnya
70.
Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan pembelejaran yang dapat
menghasil permasalahan tersebut. Pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan adalah Lesson Study. Lesson Study adalah suatu wahana peningkatan
kualitas pembelajaran yang berasal dari negeri sakura, Jepang. Lesson study
berkembang di Jepang sejak awal tahun 1990-an. Melalui kegiatan tersebut
guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran di Jepang melaluiperencanan dan
observasi bersama yang bertujuan untuk memotifasi siswa untuk aktif belajar
mandiri. Lesson Study merupakan terjemahan langsung dari bahasa Jepang
‘‘jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu jugyo yang
berarti Lesson atau pembelajaran,dan kenkyu yang berarti Study atau research
atau pengkajian (Sumar Hendayana dkk, 2006).
Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba menampilkan pengelolah kelas
dengan metode Lesson Study. Yang mana setiap kelompok terdiri dari beberapa
orang guru yang menyelidiki / menguji praktek mengajar mereka agar menjadi
4
lebih efektik serta kompetensi pedagogik guru di SMA Muhammadiyah dan
Aliyah Arrahman di Limboro, karena hal ini banyak memberikan manfaat dan
kemudahan bagi guru dalam mengelolah kelas dan mengevaluasi pembelajaran
yang dilakukan guna untuk meningkatkan mutu pendidikan sesuai yang
diharapkan.
Lesson Study
professional
barmanfaat
untuk
meningkatkan
kemampuan
guru. Yang menarik dalam kegiatan ini adalah memanfaatkan
kepakaran para guru melalui
kegiatan. Kerja sama untuk
memperbaiki
kinerja mengajar dengan memanfaatkan hasil spengamatan. Pelaksaan tugas
mengajar dalam pelaksaann tugas sesungguhnya. Dengan melaksanakan kerja
Sama memperbaiki pelaksaan tugas pada level sekolah yang dilaksanakan
langsung
oleh
para guru dalam meningkatkatkan
pengetahuan dan
keterampilan terbaiknya melalui peningkatan. Pemahaman terhadap efektifitas
kinerja belajar siswa. Lesson Stady manjadi penting karna kegiatan tersebut
bermanfaat untuk menimngkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi
pembelajaran, meningkatkan keterampilan merencanakan
menerapkan
pembelajaran,
metode dan melaksanakan pembelajaran secara umum (Sumar
Hendayana dkk, 2006 ).
Berdasarkan di atas Lesson Study di atas,maka aku melakuakan penelitian
yang berjudul: Implementasi Lesson Study Bebasis Seklah (LSBS) dan
Dampaknya Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Biologi di SMA
Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro,dusun limboro kecamatan
seram barat,kabupaten seram bagian.
5
Pemelihan sekolah tersebut karna sudah mengembangkan Lesson Study
dan pedagogik,maka penelitian akan dilakukan di sekkolah tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
diatas, maka rumusan yang dapat di
kemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana Implementasi Lesson Study
Berbasis Sekolah ( LSBS ) dan Dampaknya Terhadap Kompetensi Pedagogik
Guru Biologi di SMA
Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman di Limboro
Kabupaten Seram Bagian Barat?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah, untuk
mengetahui implementasi Lesson Study berbasis sekolah ( LSBS ) di SMA
Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro.
1.4. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat teoritis
Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia
pendidikan dalam pengajaran biologi, utamanya sebagai upaya peningkatan
motivasi siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan Lesson Study. Secara
khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bijakan untuk
mengembangkan penelitian-penelitian yang sejenis, serta dapat memberikan
konstribusi terhadap perkembangan pembelajaran biologi.
6
2.
a.
Manfaat Praktis
Bagi Siswa
Secara praktis dari penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan
motivasi dalam pembelajaran melalui pendekatan Lesson Study.
b.
Bagi Guru
Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang
dapat digunakan sebagai pijakan bagi guru bialogi dalam proses belajar
mengajar dikelas.
1.5. Batasan Penelitian
1. Pelaksaan Lessson Study yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi
sekolah tersebut.
2. Materi yang akan disampaikan adalah materi tentang, faktor-faktor
yang
mempengaruhi pertubuhan dan perkembangan pada manusia.
1.6. Penjelasan Istilah
1. Lesson Study diartikan sebagai suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas
dan
mutual
learning untuk
membangun komunitas (Sumar Hendayana dkk, 2006)
2. Implementasi Lesson Study adalah suatu pelaksanaan atau suatu pelaksanaan
kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru. (Karim,M. A.
2006)
7
3. Lesson Study menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan
melalui empat tahap dengan mengunakan konsep, Plan (perencanaan),
Do (pelaksanaan), Check (refleksi), Act (tindak lanjut). (Mulyana
2007).
4. Pengetahuan Pedagogik yaitu dimana seorang guru dapat menimbah
pengetahuan dari guru lain (Cerbin, & Koop, 2006).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Pengertian Lesson Study
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui
pengkajian pembelajaran kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsipprinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar
(Sumar Hendayana, dkk: 2006). Lesson study merupakan pendekatan yang
komprehensif menuju pembelajaran yang profesional serta menopang guru
menjadi pembelajar sepanjang hayat dalam upaya mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Lesson study bukan merupakan
suatu metode atau strategi pebelajaran tetapi kegiatan lesson study dapat
menerapkan berbagai metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan
situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.
Lesson study dapat diartikan sebagai program in-service training guru
yang dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Lesson study dilakukan di
dalam kelas dengan tujuan untuk memahami siswa dengan lebih baik dan
dilakukan secara bersama-sama dengan guru lain (Rahayu, 2005). Lesson study
merupakan strategi pengembangan profesionalisme guru. Melalui aktivitas
lesson study,
pembelajaran dikembangkan secara bersama-sama dengan
menentukan salah satu guru untuk melaksanakan pembelajaran tersebut,
sedangkan guru lainnya mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru berkumpul kembali dan melakukan
diskusi tentang pembelajaran yang telah berlangsung, merevisi dan menyusun
8
9
program pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi. Lesson study
memberi dorongan kepada guru untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat
tentang bagaimana mengembangkan dan memperbaiki pembelajaran di kelas.
Melalui lesson study guru akan terbantu dalam hal (1) mengembangkan
pemikiran kritis tentang belajar dan mengajar di kelas, (2) merancang program
pembelajaran (RPP) yang berkualitas, (3) mengobsevasi bagaimana siswa
berpikir dan belajar serta melakukan tindakan yang cocok, (4) Mendiskusikan
dan merefleksikan aktivitas pembelajaran, dan (5) mengidentifikasi pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkna praktek pembelajaran
Dalam lesson study para guru bekerjasama dalam hal (1) memformulasi
tujuan pembelajaran dan pengembangan jangka panjang, (2) secara kolaboratif
merancang suatu “research lesson”, (3) melaksanakan pembelajaran dengan
menugaskan seorang guru untuk mengajar dan yang anggota tim yang lain
melakukan observasi untuk mengumpulkan data tentang kejadian belajar di
kelas, (4) mendiskusikan kejadian-kejadian belajar yang telah diobservasi
selama proses pembelajaran, menggunakan informasi itu untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran, dan (5) mengimplementasikan program pembelajaran
yang telah direvisi pada kelas lain, dan jika perlu mengkaji dan memperbaiki
kembali program pembelajaran tersebut.
Lesson study dapat digambarkan
sebagai suatu siklus kegiatan kelompok guru yang bekerja bersama dalam
menetukan tujuan pembelajaran, melakukan research lesson dan secara
berkolaborasi mengamati, mendiskusikan dan memperbaiki pembelajaran
tersebut (Lewis, 2002). Siklus lesson study digambarkan sebagai berikut.
10
2. Research Lesson
Salah serang guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan desain yang
tela disusun, sedangkan guru yang lain mengamati dan mengum-pulkan
data tentang belajar siswa, pola berpikir siswa, perilaku siswa,
penguasaan terhadap pengetahuan dan keterampilan, miskonsepsi,
motivasi belajar, dan lainnya.
3. Lesson Discussion
1. Goal-Setting and Planning
Mengidentifikasi tujuan belajar siswa dan pengembangan jangka panjang.
Menganalisis data yang dikumpulkan dapa
saat research lesson secara berasama-sama
Merecanakan desain pembela-jaran yang
4. Consolidation of Learning
meliputi “research lesson” yang
Menulis laporan yang mencakup perencanaan pembelajaran, data siswa
hasil pengamatan, dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
diamati
secara
dilaksanakan.
Jikakolaborasi.
diperlukan guru memperbaiki dan mengulang kembali
pmbelajaran
Gambar 2.1. Siklus Pelaksanaan Lesson Study
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lesson study pada
hakikatnya merupakan pendekatan yang komprehensif menuju pembelajaran
yang profesional serta mensuport guru menjadi pembelajar sepanjang hayat
dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di
kelas. Secara diagram, gambaran umum tentang lesson study dapat dilukiskan
sebagai berikut:
11
2.Gambaran
Gambaran
Umum Umum
Lesson
Study
3.
Lesson Study
Mempertimbangkan
tujuan
pembelajaran dan perkembangan 4.siswa, dan merenMempertimbangk
canakan
lesson
study
berdasarkan tujuan tersebut
5.
an
tujuan
Observasi lesson study yang
berfokus6. padapembelajaran
pengumpulan
data tentang aktivitas belajar
siswa dan perkem-bangannya.
dan perkem-
7.
Menggunakan
data
hasil
bangan
siswa,
observasi
melakukan
8. untuk
refleksi
tentang pembemerenlajaran secara dan
mendalam
dan
9.
lebih luas.
Tujuan Utama
Meningkatnya
pengetahuan
tentang materi ajar
Meningkatnya
pengetahuan
tentang strategi pembelajaran.
Meningkatnya
kemampuan
mengobservasi aktivitas belajar
siswa
Semakin kuatnya
kolegalitas
hubungan
Semakin kuatnya hubungan
antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan
tujuan jangka panjang yang
harus dicapai
canakan
Jika diperlukan,
melakukan
10.
perencanaan ulang dengan
lesson study
topic yang sama untuk
11. lesson study pada
melakukan
berdasarkan
kelas yang berbeda
Meningkatnya kualitas rencana
pembelajaran
Perbaikan/
peningkatan
kualitas
pembela-jaran
Meningkatnya motivasi
12. tujuan
tersebut
Gambar 2.2. Gambaran Umum Lesson Study (Sumar Hendayana, 2006: 39)
2.2 Mengapa Lesson Study
Observasi
lesson
Lesson study dipilih dan diimplementasikan dalam rangka peningkatan
study
yang
profesionalisme guru karena empat alasan utama.
berfokus pada
pengumpulan
Pertama,
lesson study merupakan suatu cara efektif untuk meningkatkan
data tentang
kualitas belajar dan mengajar di kelas, dengan alasan (1) pengembangan lesson
aktivitas
study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional
belajar siswa
yang berlandaskan pada praktek dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan para
dan
perkem-
guru; (2) penekanan
mendasar suatu lesson study adalah para siswa memiliki
bangannya.
kualitas belajar yang baik; (3) tujuan pembelajaran digunakan sebagai fokus dan
titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; (4) berdasarkan pengalaman
Menggunakan
data
observasi
untuk
hasil
12
real di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan
pembelajaran; dan (5) lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai
peneliti pembelajaran (Lewis, 2002).
Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru
yang prefesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru
dapat (1) menentukan tujuan, satuan pelajaran (unit lesson), dan mata pelajaran
yang efektif, (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi
siswa, (3) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan
para guru, ( 4) menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa,
(5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif, (6) mengkaji secara teliti belajar
dan perilaku siswa, (7) mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran
yang dapat diandalkan, (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang
dilaksnakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Karim, Muchtar
A, 2006).
Ketiga, lesson study memiliki beberapa manfaat, antara lain: (1)
mereduksi isolasi guru, (2) membantu guru untuk mengobservasi dan memberi
kritik terhadap suatu pembelajaran, (3) memperdalam pemahaman guru terhadap
isi (content) dan sekuen atau urutan materi pelajaran, (4) memberi wahana bagi
guru untuk memfokuskan pada bantuan belajar bagi siswa, dan (5)
meningkatkan kolaborasi dan respek guru satu dengan lainnya.
Keempat, lesson study memiliki beberapa keistimewaan, antara lain (1)
lesson study mendorong para guru untuk belajar sepanjang hayat dalam upaya
13
meningkatkan profesionalismenya, (2) lesson study dirancang secara kolaboratif
dalam kurun waktu tertentu melalui suatu studi yang intensif terhadap materi
ajar, karakteristik siswa, dan strategi pembelajaran, (3) lesson study menawarkan
suatu proses dalam menumbuhkembnagkan motivasi belajar siswa, (4) lesson
study memberi dorongan untuk memberi fokus pada berpikir siswa melalui
observasi kela, (5) lesson study memicu terjadinya refleksi berbasis pada data
observasi di kelas, dan (6) lesson study memunculkan perpektif baru tentang
belajar dan mengajar.
Interaksi yang dikembangkan dalam suatu diskusi akan sangat berperan
dalam proses berkembangnya pengetahuan pada diri seseorang. Lesson study
sebagai suatu kegiatan yang yang diawali dengan pengembangan perencanaan
pembelajaran
secara kolaboratif, pelaksanaan proses pembelajaran yang
dilangsungkan secara terbuka dengan melibatkan sejumlah observer, dan
ditindaklanjuti dengan diskusi dan refleksi pasca pembelajaran, merupakan suatu
kegitan yang sangat potensial untuk menciptakan suasana interaksi yang
kondusif antar berbagai pihak yaitu guru, dosen, kepala sekolah, pengawas,
komite sekolah, dan lain sebagainya. Melalui interaksi yang terjadi dalam
berbagai tahapan kegiatan lesson study akan sangat dimungkinkan terjadinya
tukar gagasan (sharing) pengetahuan. Dengan berkembangnya pengetahuan
secara konstruktif berbasis pada data observasi yang objektif di kelas, masingmasing pihak akan memperoleh input dan umpan balik, dan juga akan sangat
mungkin dapat memunculkan berbagai inovasi pembelajaran.
14
Persiapan lesson study dapat melibatkan banyak pihak misalnya,
kelompok guru bidang studi dalam satu sekolah, kelompok guru lintas bidang
dalam satu sekolah, kelompok guru sebidang dalam MGMP, dan sebagainya.
Dengan demikian rencana pembelajaran yang disusun bersama diharapkan
kualitasnya akan lebih baik dibandingkan dengan rencana pembelajarn yang
disusun secara individual. Keterlibatan berbagai pihak dalam pengembangan
program pembelajaran sangat memungkinkan terjadinya sharing pendapat,
pengalaman, dan pengetahuan secara konstruktif.
Persiapan lesson study
meliputi beberapa kegiatan, antara lain
indentifikasi masalah pembelajaran, analisis masalah pembelajaran dari aspek
materi ajar, serta alternatif strategi pembelajaran yang mungkin diterapkan, dan
penyusunan rencana pembelajaran. Pada tahap ini, para guru berkolaborasi
melakukan analisis terhadap pembelajaran yang biasa dilakukan untuk topik
tertentu, mendiskusikan cara-cara yang mungkin untuk mengatasi masalah
pembelajaran, memilih alternatif yang terbaik yang akan diuji-cobakan,
menyiapkan teaching material serta merancang strategi pembelajaran yang
inovatif untuk topik terpilih. Karena fokus diskusi meliputi materi ajar, teaching
material, strategi pembelajaran yang inovatif, pihak-pihak yang terlibat dalam
diskusi akan berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya.
Dengan demikian, berarti terjadi sharing pengalaman dan pengetahuan secara
konstruktif, sehingga wawasannya tentang masalah pembelajaran semakin
berkembang.
15
Ada beberapa persyaratan yang perlu disiapkan agar lesson study dapat
dilaksanakan dengan baik, yakni
(1) diperlukan semangat introspeksi diri
terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah saya sudah melakukan
tugas mendidik dengan baik, apakah saya sudah dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, apakah saya telah mengidentifikasi dan mengenali miskonsepsi
siswa, apakah saya sudah mengembangkan keterampilan berpikir siswa, apakah
saya sudah dapat meminimalkan kesulitan belajar siswa, adalah pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab secara jujur. Jawaban-jawaban tersebut akan
memberi dorongan untuk mencari cara gunba menyempurnakan kekurangankekurangan atas jawaban tersebut; (2) diperlukan keberanian membuka diri
untuk dapat menerima kritik dan saran dari pihak lain dalam upaya
meningkatkan kualitas diri; (3) diperlukan keberanian untuk mengakui kesalahan
diri sendiri; (4) diperlukan keberanian untuk mengakui dan menggunakan ide
orang lain yang lebih baik; (5) diperlukan keberanian untuk memberi kritik dan
masukan secara objektif kepada orang lain; dan (6) diperlukan komitmen
pengelola sekolah, MGMP, Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi, Komite
Sekolah, dan pemerhati pendidikan (Ridwan Joharmawan, 2006:2).
2.3 Tahapan Pelaksanaan Lesson Study
Tahapan pelaksanaan lesson study terdiri atas enam tahapan, yaitu (1)
membentuk group lesson study, (2) menentukan fokus kajian, (3) merencanakan
research lesson, (4) persiapan, pelaksanaan pembelajaran dan observasi kegiatan
16
pembelajaran, (5) mendiskusikan dan menganalisis hasil observasi, dan (6)
refleksi dan penyempurnaan (Richardson, 2004).
2.3.1 Membentuk Group Lesson Study
Ada empat kegiatan yang perlu dilakukan dalam membentuk group
lesson study, yaitu (1) merekrut anggota kelompok yang biasa terdiri atas guru
satu bidang studi, satu tingkat kelas, pengawas, pemerhati pendidikan, dosen, (2)
menyusun komitmen waktu khusus untuk pertemuan rutin, merancang,
melaksanakan, mengamati, dan merefleksi lesson study, (3) menyusun jadwal
pertemuan, dan (4) menyetujui aturan kelompok.
Anggota lelompok lesson study pada prinsipnya dapat direkrut dari guru,
dosen, pemerhati pendidikan, pejabat dinas pendidikan, maupun pengawas.
Yang penting adalah mereka memiliki komitmen, minat, dan kemauan untuk
melakukan inovasi dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Setiap anggota
kelompok lesson study harus memiliki komitmen agar mereka menyiapkan
waktu secara khusus untuk mewujudkan atau mengimplementasikan lesson
study.
2.3.2 Menentukan Fokus Kajian
Pada tahapan ini ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu : (1)
menyepakati tema, fokus, dan tujuan utama penelitian, (2) memilih mata
pelajaran, dan (3) memilih topik pelajaran (unit lesson).
17
Dalam pemilihan tema penelitian suatu lesson study ada tiga hal yang
perlu dipertimbangkan, yaitu: kualitas aktual para siswa saat sekarang, kualitas
ideal para siswa yang diinginkan di masa datang, dan adakah kesenjangan antara
kualitas ideal dan kualitas aktual para siswa yang menjadi sasaran lesson study.
Kesenjangan inilah yang perlu diangkat menjadi bahan tema penelitian.
Pemilihan mata pelajaran yang digunakan dalam lesson study ditentukan
oleh anggota kelompok, dengan dasar pertimbangan (1) mata pelajaran apa yang
dirasakan paling sulit oleh siswa, (2) mata pelajaran mana yang paling sulit
diajarkan oleh guru, dan (3) mata pelajaran baru mana yang ingin dipahami
secara lebih mendalam.
Dalam penetapan topik pelajaran (unit lesson), aspek-aspek yang perlu
dipertimbangkan antara lain (1) topik-topik yang esensial dan strategis, (2) topik
yang sulit bagi siswa, (3) topik yang sulit diajarkan guru, (4) topik yang tidak
disukai siswa, dan (5) topik-topik yang siswanya banyak mengalami
miskonsepsi.
2.3.3. Merencanakan Research Lesson
Dalam rangka merencanakan research lesson, di samping dikaji aktivitas
pembelajarn yang sedang berlangsung, perlu dikembangkan suatu rencana untuk
memandu belajar. Rencana tersebut disiapkan untuk memandu pembelajaran,
pengamatan, dan diskusi berkaitan dengan research lesson serta mengungkap
temuan yang muncul selama lesson study berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan
pemandu dalam merencanakan research lesson adalah berikut ini. (1) Apa yang
18
saat ini dipahami tentang topik ini (prior knowledge)?, (2) Apa yang diinginkan
dari siswa untuk dipahami pada akhir pelajaran (scientific knowledge)?, (3) Apa
rentetan pertanyaan atau pengalaman belajar yang akan mendorong siswa untuk
berubah dari pemahaman awal menuju pemahaman yang diinginkan?, (4) Apa
masalah dan miskonsepsi yang akan muncul? Bagaimana guru menggunakan ide
dan miskonsepsi siswa untuk meningkatkan pembelajaran tersebut?, (5) Apa
bukti tentang belajar siswa, motivasi siswa, perilaku siswa serta bagaimana
format pengumpulan datanya, dan (6) Apa yang menyebabkan proses
pembelajaran ini mampu memotivasi dan bermakna bagi siswa? (Muhtar, A.
Karim, 2006).
Data yang dikumpulkan selama research lesson biasanya memuat bukti
tentang belajar, motivasi, prior knowledge, miskonsepsi, keterampilan berpikir,
dan iklim social. Satu hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam
merencanakan research lesson adalah ahli dari luar. Mereka bisa berasal dari
guru atau peneliti yang memiliki pengetahuan tentang bidang studi dan
metodologi pembelajarannya. Keterlibatan ahli dari luar akan lebih efektif jika
keterlibatannya telah dimulai sejak awal kegiatan lesson study. Dengan
keterlibatan ahli sejak awal, ahli tersebut memiliki kesempatan dalam membantu
merancang pelajaran, memberi saran tentang sumber-sumber kurikulum, dan
bertindak sebagai komentator terhadap research lesson.
19
2.3.4.Pelaksanaan Pembelajaran dan Observasi Kegiatan Pembelajaran
Research lesson yang sudah direncanakan siap untuk dimplementasikan
dan diobservasi. Guru anggota kelompok yang sudah ditunjuk dan disepakati
untuk melaksanakan tugas mengajar lesson yang sudah disiapkan segera dapat
melakukan tugasnya, sedangkan anggota kelompok yang lain mengamati lesson
tersebut. Pengamat akan mengumpulkan data yang diperlukan selama
pembelajaran berlangsung. Untuk mengumpulkan data dan mendokumentasikan
research lesson
dapat digunakan audiotape, videotape, handycam, kamera,
karya siswa, dan catatan observasi naratif. Peranan pengamat selama lesson
study adalah mengumpulkan data dan bukan membantu siswa. Para siswa perlu
diberitahu terlebih dahulu bahwa observer atau guru lain di kelas mereka hanya
bertugas untuk mengkaji pembelajarn yang berlangsung dan bukan untuk
membantu mereka dalam belajar. Setiap pengamat diberi tugas dan
tanggungjawab masing-masing.
2.3.5. Mendiskusikan dan Menganalisis Hasil Observasi
Research lesson yang sudah diimplementasikan perlu didiskusikan dan
dianalisis. Hasil diskusi dan analisis tersebut dapat dijadikan sebagi bahan
masukan untuk perbaikan atau revisi research lesson, sehingga research lesson
menjadi lebih sempurna. Diskusi dan analisis
tentang research lesson
hendaknya memuat tentang (1) refleksi instruktur, (2) latar belakang anggota
kelompok, (3) presentasi tentang data research lesson, (4) diskusi umum, dan (5)
komentar dari pihak luar. Ada beberapa catatan dalam diskusi dan analisis, yaitu
20
(1) guru yang mengajar research lesson agar diberi kesempatan yang pertama
untuk mengemukakan kesulitan yang dialami dalam implementasi secara aktual
di kelas, (2) pelajaran yang disajikan agar dipandang sebagai milik bersama
group lesson study, (3) instruktur/kelompok guru yang menyusun rencana
research lesson agar menjelaskan mengapa mereka menyusun rencana seperti
itu, (4) diskusi harus difokuskan pada data/fenomena/fakta yang diamati dan
dicatat oleh para pengamat, dan (5) diskusi dan analisis research lesson agar
dilakukan
segera
pada
hari
yang
sama
setelah
research
lesson
diimplementasikan.
2.3.6. Refleksi dan Penyempurnaan
Dalam merefleksikan lesson study, hal-hal yang perlu dilakukan adalah
(1) mengkaji apa-apa yang sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan
rencana dan apa-apa yang masih perlu diperbaiki karena tida sesuai dengan
renacana, (2) apa yang harus dikerjakan selanjutnya oleh kelompok lesson
study?, (3) apakah anggota kelompok lesson study yang lain ingin mengujicobakan pelajaran ini pada kelas mereka sendiri?, (4) apa yang berguna bagi
anggota kelompok tentang lesson study yang telah dikerjakan bersama?, (5)
apakah lesson study dapat membantu mengembangkan pengetahuan anggota
kelompo tentang mata pelajaran serta pengetahuan tentang belajar dan
perkembangan siswa?, (6) apakah tujuan lesson study menarik bagi semua
anggota kelompok?, (7) apakah semua anggota kelompok merasa terlibat dan
berguna dalam aktivita lesson study?, dan (8) apakah pihak luar (di luar anggota
kelompok) merasa memperoleh informasi dan tergugah untuk terlibat?
21
2.4. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang
mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi
Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan
profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya (Ahmad Sudrajat,2012).
Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya
belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan
(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh
bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang
bersangkutan.
Berkaitan dengan kegiatan penilaian kerja guru terdapat 7 (tujuh) aspek
dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi
pedagogic (Ahmad Sudrajat,2012).
Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta
indikatornya:
A. Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan
menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu
proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual,
sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya:
22
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di
kelasnya,
2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan
belajar yang berbeda,
4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik
untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik
lainnya,
5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan
peserta didik,
6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar
dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut
tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).
B. Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik.
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:
23
1. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran
tertentu
dan
menyesuaikan
aktivitas
pembelajaran
berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang
dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran,
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar
peserta didik,
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama
lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar
peserta didik,
6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk
memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.
C.
Mengembangkan Kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai
dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan
tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan
menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik:
1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
24
2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk
membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan,
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,
4. Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5)
sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.
D. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan
melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru
mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi
pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika
relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk
kepentingan pembelajaran:
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang
telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga
membuat peserta didik merasa tertekan,
25
3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan)
sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang
setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan
penjelasan tentang jawaban yamg benar,
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu
yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik,
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk
dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan
secara produktif,
8. Guru mampu audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan
aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar peserta didik. Sebagaicontoh: guru menambah
26
informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap
materi sebelumnya, dan
11. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk
tik) untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
E. Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis potensi
pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi
peserta
didik
melalui
program
embelajaran
yang
mendukung
siswa
mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai
ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka:
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian
terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan
masing‐masing.
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masing‐masing.
3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk
memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta
didik.
4.
Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran
dengan memberikan perhatian kepada setiap individu.
27
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi,
dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan
cara belajarnya masing-masing.
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan
mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
F. Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara efektif,
empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru
mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau
pertanyaan peserta didik:
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan
menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan
terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka.
2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan
untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
3. Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan
mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
28
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja
sama yang baik antarpeserta didik.
5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban
peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan
meresponnya
secara
lengkap
danrelevan
untuk
menghilangkan
kebingungan pada peserta didik.
G. Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas
proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi
untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan
hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya:
1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan
hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
3. Guru
menganalisis
hasil
penilaian
untuk
mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan
29
kelemahan masing‐masing peserta didik untuk keperluan remedial dan
pengayaan.
4. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya
untuk
meningkatkan
pembelajaran
selanjutnya,
dan
dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan
pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya.
5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif Kuantitatif yakni mengambarkan
bagaimana implementasi Lesson study berbasis sekolah (LSBS) dan dampaknya
terhadap kompetensi pedagogik Guru biologi di SMA Muhammadiyah dan
Aliyah Arrahman Limboro.
3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan 1 (satu) bulan, terhitung setelah proposal ini
diseminarkan dan mendapat surat izin penelitian.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di
SMA
Muhammadiyah dan
Aliyah
Arrahman Limboro, Dusun Limboro, Kecamatan Seram Barat,
Kabupaten Seram Bagian Barat.
3.3. Populasi Dan Sampel
a. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru biologi pada SMA
Muhammadiyah dan Aliyah Arrahman Limboro yang berjumlah masingmasing 6 orang.
b. Sampel Penelitian
Berdasarkan populasi penelitian diatas, maka sampel dalam
penelitian ini adalah sampel populasi, seluruh Guru Biologi di SMA
30
31
Muhammadiyah dan
Aliyah Arrahman Limboro, Dusun Limboro,
Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel X
= Implementasi lesson study yang berbasis sekolah (LSBS) di
SMA Muhammadiyah Aliyah Arrahman Limboro, dengan
indikatornya .
Variabel Y = Dampaknya terhadap kompetensi pedagogik Guru Biologi di
SMA Muhammadiyah Aliyah Arrahman Limboro.
3.5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah: angket dan instumen
penilaian RPP.
a. Angket
Angket berjumlah 12 pertanyaan dengan tiga alternatif jawaban. Isi
angket disusun untuk mengungkapkan kompetensi pedagogik guru yang
meliputi:
pemahaman
terhadap
peserta
didik,
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
serta pengembangan peserta didik.
b. Instrumen Penilaian RPP
Instrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran berjumlah 20
butir pengamatan dengan empat alternatif jawaban, berguna untuk
mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berupa
langkah-langkah guru dalam kegiatan pembelajaran.
32
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Angket dibagikan pada guru Biologi di SMA Muhammadiyah dan
Aliyah Arrahman Limboro. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan
Guru selama mengajar mata pelajaran Biologi di kelas. Pengamatan
dilakukan di kelas dengan menggunakan instrumen penilaian RPP. Instrumen
pengamatan terdiri dari langkah-langkah guru dalam pembelajaran seperti
pemilihan
materi,
perumusan
indikator,
penentuan
alokasi
waktu,
pengembangan materi pembelajaran, pendekatan dan metode.
3.7.Teknik Analisis Data.
Data dari penelitian ini akan diolah dengan menggunakan teknik analisis
data berupa :
1. Tabulasi
Data yang dikumpulkan dalam bentuk tabel (tabulasi)
2. Presentase
Data yang berhasil dikumpul dilapangan atau lokasi penelitian diolah
dan dijelaskan secara kuantitatif, dimana penulis menggunakan rumus
sebagai berikut :
𝑓
P = 𝑁 x 100%
Dimana :
P = angka presentase
ƒ = frekuensi
N = jumlah responden.
33
Selanjutnya dari hasil presentase kemudian dikualifikasi berdasarkan
Pedoman Acuan Patokan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pedoman Acuan Patokan (PAP)
No
Presentase (%)
Kualifikasi
1
80-100
Baik sekali
2
66-79
Baik
3
56-65
Cukup
4
40-55
Kurang
5
0-39
Gagal
Download