1 PENERAPAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPA 2 DI MAN MALANG 1 Merza Ansandra Cahya Prof. Dr. Herawati Susilo, M.Sc.,Ph.D Drs. H. Triastono Imam Prasetyo, M.Pd Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No.5, Malang Abstract: Problems in teaching students of class XI IPA 2 MAN Malang I was low activity of learning and student learning outcomes. The purpose of this research is to increase the activity and student learning outcomes in the subjects of biology through the application of Lesson Study in guided inquiry learning. This research is a classroom action research (Classroom Action Research) were carried out with Lesson study. Classroom Action Research carried out in 2 cycles and Lesson study conducted in 9 cycles. The results showed that the application of Lesson Study in guided inquiry learning can improve student learning outcomes activities and classes XI IPA 2 MAN Malang I. Learning outcomes in the cognitive domain has increased by 32.88% after the first cycle of action and at 12.50% after the second cycle, the affective domain of learning outcomes during the learning process has increased by 68.63% after the first cycle of action and by 3.13 % after the second cycle, after learning of affective learning outcomes of actions increased first cycle to the second cycle of 0.64%, and psychomotor domains of learning outcomes is increased by 12.50% from cycle I to cycle II action. Lesson study in the application of guided inquiry learning can also improve students' learning activities. Student learning activities increased by 61.25% after the first act and by 9.38% after the second cycle. Keywords: lesson study, guided inquiry learning, study activity, study result Abstrak: Permasalahan dalam pembelajaran siswa kelas XI IPA 2 MAN Malang I adalah rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi melalui penerapan Lesson study dalam pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan Lesson study. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam 2 siklus dan Lesson study dilaksanakan dalam 9 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Lesson study dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 MAN Malang I. Hasil belajar dalam ranah kognitif mengalami peningkatan sebesar 32,88% setelah tindakan siklus I dan sebesar 12,50% setelah tindakan siklus II, hasil belajar ranah afektif selama proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 68,63% setelah tindakan siklus I dan sebesar 3,13% setelah tindakan siklus II, hasil belajar afektif setelah pembelajaran mengalami peningkatan dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II sebesar 0,64%, dan hasil belajar ranah psikomotorik mengalami peningkatan yaitu sebesar 12,50% dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II. Penerapan Lesson study dalam pembelajaran inkuiri terbimbing juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 61,25% setelah tindakan I dan sebesar 9,38% setelah tindakan siklus II. Kata Kunci : lesson study, pembelajarn inkuiri terbimbing, aktivitas belajar, hasil belajar 2 Beberapa Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) tingkat SMA/MA bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menurut Permendiknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yaitu: (1) Membangun dan menerapkan informasi; pengetahuan; dan teknologi secara logis; kritis; kreatif; dan inovatif, (2) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara mandiri, (3) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks, (4) Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing, (6) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab, (7) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi. Menurut Susanto dan Margono (2000) pembelajaran biologi adalah pembelajaran tentang makhluk hidup dan lingkungannya sehingga berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses menemukan konsep yang harus dipahami. Sesuai dengan faham konstruktivisme, pengetahuan itu dibangun sendiri dalam pikiran siswa. Menurut BSNP (2006) Pembelajaran Biologi memiliki beberapa tujuan antara lain: (1) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain, (2) Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan pertanyaan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis, (3) Mengembangkan penguasaan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi, (4) Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri, (5) Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibelajarkan kepada siswa oleh guru. Dalam pengamatan peneliti pada tanggal 8 Januari 2013 pada kelas XI IPA 2 MAN Malang I sebanyak satu kali pertemuan dapat dilihat bahwa pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah tempat penelitian masih banyak siswa yang berbicara sendiri dengan temannya, kurang aktif pada saat presentasi atau kegiatan berlangsung, mengantuk, jarang bertanya, serta saat ditanya banyak yang belum bisa menjawab, akibatnya hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil post-test terbukti hanya terdapat 12 siswa dari 32 siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sesuai KKM yaitu 75 untuk setiap siswa dengan persentase ketuntasan secara klasikal adalah 39%, di mana seharusnya adalah 70%. Ketercapaian suatu pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar siswa dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar yang dimaksud meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Belajar adalah berbuat dan memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sehingga strategi pembelajaran harus mampu mendorong aktivitas siswa (Sanjaya, 2006:132). Belajar adalah proses berpikir. Berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga siswa dapat memperoleh informasi sendiri.Menurut Sanjaya (2006) asumsi yang mendasari pembelajaran berpikir adalah bahwa pengetahuan itu tidak datang dari luar, tetapi dibentuk oleh individu itu sendiri dalam struktur kognitif yang dimiliki. Berdasarkan Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) tingkat SMA/MA bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menurut Permendiknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL), prinsip pendidikan IPA/Biologi, hasil 3 observasi pembelajaran, serta dari pernyataan beberapa sumber yang lain, maka untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik peneliti melakukan sebuah penilitian tindakan menggunakan inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran berbasis inkuiri memiliki beberapa kelebihan seperti: mampu mengoptimalkan kecakapan siswa, baik kecakapan rasional (thinking skills) maupun kecakapan akademik (academic skills) sehingga dapat melatih siswa agar memiliki kecakapan hidup (life skills). Menurut Sanjaya (2006: 208-209) strategi pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna Kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran inkuiri tersebut sesuai atau dapat memenuhi tujuan pembelajaran dari BSNP yaitu, sehingga peneliti menerapkan pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penelitian dari Hariyono (2010) juga membuktikan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dan prestasi belajarnya. Suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar perlu adanya suatu refleksi dan saran yang dapat membantu guru untuk memperbaiki proses pembelajaran agar tercapai pembelajaran yang efektif dan menarik. Peningkatan kualitas guru untuk meningkatkan proses pembelajaran dapat dilakukan melalui adanya diskusi yang dilakukan secara kolaborasi oleh para guru sebelum pembelajaran dilakukan mengenai perencanaan pembelajaran, pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan, dan refleksi serta evaluasi setelah pembelajaran agar mendapatkan kritik dan saran dari observer untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti memutuskan untuk menerapkan lesson study dalam pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 MAN Malang I. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil praktik pembelajaran di sekolah. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus yang setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam sembilan pertemuan yaitu empat pertemuan pada siklus I dan lima pertemuan pada siklus II. Pada setiap pertemuan dilaksanakan Lesson Study yang terdiri dari tiga tahapan yaitu plan, do, dan see. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 MAN Malang 1 yang terdiri dari 32 siswa, 13 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan dengan materi sistem respirasi dan sistem ekskresi. Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakn penelitian terdiri atas pra penelitian dan PTK (perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi). Setelah refleksi akan diikuti dengan perencanaan kembali yang merupakan dasar pemecahan masalah berikutnya. Di dalamPTK diterapkan Lesson study pada setiap pembelajaran. Data penelitian dikumpulkan melalui hasil tes siswa setiap akhir siklus tindakan untuk hasil belajar ranah kognitif dan melalui pengamatan observer dengan menggunakan rubrik penilaian selama pembelajaran berlangsung untuk penilaian aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa dalam ranah afektif dan psikomotorik, dan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. Perhitungan skor yang diperoleh dilakukan menggunakan. Analisis data yang digunakan yaitu kualitatif-kuantitatif. 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan memberikan tindakan melalui penerapan LS dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi siswa kelas XI IPA 2 MAN Malang I. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa terjadi karena proses pembelajaran yang berlangsung lebih baik. Pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan memiliki beberapa sintaks yaitu: orientasi, perumusan masalah dan hipotesis, pengumpulan data, menganalisis data dan menguji hipotesis, serta membuat kesimpulan. Pada pertemuan pertama dan kedua pelaksanaan pembelajaran siklus I siswa masih belum mampu untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari siswa belum mampu dalam membuat rumusan masalah, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan dengan benar. Guru mencoba untuk memberikan contoh pembuatan rumusan masalah, hipotesis, menganalisis data, dan membuat kesimpulan yang benar. Pemberian contoh oleh guru dapat dipahami oleh siswa, sehingga pada pertemuan berikutnya siswa mampu membuat rumusan masalah, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan dengan benar. Selama pelaksanaan pembelajaran, guru selalu merasa kesulitan dalam mengelola kelas. Pada saat tahap pengumpulan data, masih banyak siswa yang belum memahami prosedur kerja yang harus dilakukan sehingga guru memberikan penjelasan ulang pada kelompok yang belum memahami. Berhubungan dengan kesulitan siswa dalam memahami prosedur kerja yang harus dilakukan, guru dan tim LS menemukan solusi supaya pada sebelum pembelajaran berlangsung, guru menjelaskan atau mendemonstrasikan prosedur kerja yang ada supaya siswa tidak mengalami kesulitan. Diskusi kelompok dan diskusi kelas di awal pertemuan tindakan masih berlangsung pasif, namun kepasifan siswa semakin berkurang pada pertemuan-pertemuan pembelajaran berikutnya. Pada setiap selesai pembelajaran guru bersama dengan tim LS melakukan refleksi. Pada saat refleksi, guru dan tim LS membicarakan tentang segala hal yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Guru dan tim LS mencari solusi pada setiap permasalahan yang ada pada saat pembelajaran sehingga dapat memperbaiki pembelajaran berikutnya. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat terjadi karena kualitas pembelajaran yang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran inkuiri yang mengalami peningkatan dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II. Persentase keterlaksanaan pembelajaran inkuiri dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Keterlaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tahap Penelitian Saat Tindakan Siklus I Saat Tindakan Siklus II Peningkatan Persentase Peningkatan Secara Klasikal (%) 93,06 93,33 0,28 Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas belajar siswa ditunjukkan dalam Tabel 2. 5 Tabel 2 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Tindakan Sebelum Tindakan Saat Tindakan I Peningkatan Saat Tindakan II Peningkatan 20 81,25 61,25 90,63 9,38 Hasil Persentase Siswa yang Aktif Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik mengalami peningkatan pada setiap siklus. Persentase ketuntasan belajar siswa pada ranah kognitif dapat dilihat pada Tabel 3. Persentase ketuntasan belajar siswa pada ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 4. Persentase ketuntasan belajar siswa pada ranah psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 3 Hasil Belajar (Kognitif) Siswa kelas XI IPA 2 Tindakan Hasil Sebelum Tindakan Setelah Tindakan I 12 23 20 9 39,00% 71,88 % Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas Ketuntasan Klasikal Peningkatan Setelah Tindakan II Peningkatan 27 32,88% 5 12,50% 84,38% Tabel 4 Hasil Belajar (Afektif) Siswa Kelas XI IPA 2 Tindakan Hasil Proses Belajar Hasil Belajar Persentase Ketuntasan Secara Klasikal (%) Sebelum Tindakan Saat/Setelah Tindakan I Peningkatan Saat/Setelah Tindakan II Peningkatan 22 90,63 68,63 93,75 3,13 85,06 0,64 84,42 Tabel 5 Hasil Belajar (Psikomotorik) Siswa Kelas XI IPA 2 Tahap Penelitian Saat Tindakan Siklus I Saat Tindakan Siklus II Peningkatan Persentase Peningkatan Secara Klasikal (%) 81,25 90,63 9,38 6 Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa penerapan lesson study dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik) siswa pada mata pelajaran biologi. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing karena dengan pembelajaran inkuiri terbimbing siswa memiliki rasa keingintahuan yang besar untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan sehingga siswa akan mencari informasi untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada sehingga siswa akan melakukan berbagai hal seperti: membaca, berdiskusi, bereksperimen, melakukan pengamatan untuk mendapatkan jawaban dari permasalah yang ada. Sesuai dengan pernyataan dari Sanjaya (2006) yaitu, inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, karena pembelajaran inkuiri adalah menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Belajar dengan menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki keuntungan antara lain memacu keingintahuan siswa untuk mengetahui, menggali informasi, memecahkan masalah secara mandiri, memiliki kemampuan berpikir kritis karena siswa harus selalu menganalisis dan menangani informasi sampai siswa menemukan jawaban atas pertanyaan siswa (Nurhadi, 2004). Rasa keingintahuan siswa terhadap suatu permasalahan menyebabkan siswa akan menggali informasi sendiri, memecahkan masalah sendiri dengan melakukan suatu percobaan, praktikum, pengamatan terhadap hal-hal yang ada di lingkungan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan dan permasalahan yang ada sehingga dapat meningkatkan aktvitas dan keseriusan belajar siswa atau afektif siswa. Karena dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa akan membuat perubahan tingkah laku siswa. Dalam memecahkan suatu masalah dan pertanyaan yang ada, siswa dapat melakukan suatu praktikum atau pengamatan. Kegiatan siswa yang meliputi praktikum, eksperimen, pengamatan, dan diskusi yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan dapat meningkatkan psikomotorik siswa atau keterampilan siswa dalam menggunakan alatalat praktikum dan melaksanakan praktikum ataupun keterampilan siswa dalam berdiskusi dan presentasi untuk saling tukar pendapat dengan teman guna mendapatkan informasi atas pertanyaannya. Keterampilan siswa atau psikomotorik siswa ini dapat terlatih pada saat pengumpulan data yang meliputi praktikum, eksperimen, pengamatan, dan diskusi. Oleh karena itu lah hasil belajar siswa dalam ranah psikomotorik yang didapatkan mengalami peningkatan setelah tindakan siklus I dan II. Seluruh proses untuk mendapatkan informasi atas permasalahan yang ada dan pertanyaan dalam diri siswa menyebabkan siswa dapat berpikir lebih kritis, logis dalam mendapatkan suatu jawaban dari permasalahan yang ada sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Kemampuan berpikir kritis dan logis siswa dapat meningkat karena siswa akan selalu mencari tahu , menganalisis suatu fenomena untu ditemukan kebenarannya. Hal tersebut dapat terjadi pada semua tahapan inkuiri terbimbing. Menurut Hamalik (2001: 171) pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri, karena belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi melainkan belajar adalah berbuat untuk memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pernyataan tersebut didukung oleh Dimyati (2010) yaitu, hasil belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa berdasarkan pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan yang diikutinya selama pembelajaran. Peningkatan yang aktivitas dan hasil belajar siswa juga terjadi karena adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran terjadi karena pada setiap pertemuan pembelajaran dilakukan lesson study. Pelaksanaan lesson study dapat 7 meningkatkan keprofesionalan guru sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran yang berlangsung karena pada saat pembelajaran atau do guru selalu dibantu oleh observer untuk mengamati segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sehingga kekurangan dan kelebihan yang ada pada saat pembelajaran berlangsung terekam oleh observer. Hasil pengamatan observer pada tahap do akan dibicarakan dan direfleksi pada tahap see sehingga guru secara berkolaborasi mencari solusi untuk perbaikan pada pertemun selanjutnya. Salah satu pengertian Lesson study adalah suatu bentuk utama peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesionalan guru (Susilo, 2009), namun dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan keprofesionalan calon guru. LS dapat berfungsi sebagai salah satu upaya pelaksanaan program in-service training bagi para guru. Upaya tersebut dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Pelaksanaanya adalah di dalam kelas dengan tujuan memahami siswa secara lebih baik. LS dilaksanakan secara bersama-sama dengan guru lain. LS merupakan salah satu strategi pengembangan profesi guru. Kelompok guru mengembangkan pembelajaran secara bersama-sama, salah seorang guru ditugasi melaksanakan pembelajaran, guru lainnya mengamati belajar siswa. Kualitas pembelajaran tergantung kepada bagaimana pembelajaran itu berlangsung, dalam proses pembelajaran apabila tahap tahap pembelajaran sudah sistematis maka tujuan dari pembelajaran tersebut akan mudah tercapai. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Widhiartha (2008) bahwa tujuan Lesson study dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran didapatkan dari pengalaman saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam LS observer mengamati kegiatan yang dilakukan dengan memfokuskan pada kinerja siswa sehingga permasalahan yang terjadi di kelas dapat dianalisis dan dicarikan solusinya dengan demikian permasalahan dapat teratasi dan kualitas pembelajaran semakin baik, dengan LS guru maupun calon guru memeliki kemampuan untuk berkolaboratif untuk menciptakan suatu pembelajaran yang lebih baik. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengolahan data yang diperoleh dari penerapan Lesson study dalam pembelajarn inkuiri terbimbing di kelas XI IPA 2 MAN Malang I , dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Lesson study dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 61,25% setelah tindakan I dan sebesar 9,38% setelah tindakan siklus II. belajar ranah psikomotorik yaitu sebesar 12,50% dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut terjadi setelah diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Semua yang terdapat pada pembelajaran inkuiri terbimbing menekankan aktivitas belajar siswa yaitu siswa merumuskan masalah; mengumpulkan data dengan cara praktikum, pengamatan, membaca, berdiskusi; menganalisis dengan cara membaca dan berdiskusi; serta menyampaikan hasil secara tertulis dan lisan. 2. Penerapan Lesson study dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik mengalami peningkatan setiap siklus tindakan. Hasil belajar dalam ranah kognitif mengalami peningkatan sebesar 32,88% setelah tindakan I dan sebesar 12,50% setelah tindakan siklus II. Hasil belajar ranah afektif untuk selama proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 68,63% setelah tindakan siklus I dan sebesar 3,13% setelah tindakan siklus II, hasil belajar afektif setelah pembelajaran mengalami peningkatan dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II sebesar 0,64%. Hasil belajar ranah psikomotorik yaitu sebesar 12,50% dari tindakan 8 siklus I ke tindakan siklus II. Peningkatan hasil belajar tersebut terjadi setelah diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing. Pada saat pembelajaran berlangsung guru selalu memberikan bimbingan pada siswa apabila siswa mengalami kesulitan. Dalam tahap orientasi guru mencoba memberikan suatu permasalahan secara umum terlebih dahulu mengenai topik atau materi yang akan dipelajari lalu membimbing siswa untuk mengungkapkan suatu permasalahan yang dipikirkan siswa tentang permasalahan yang diberikan guru sehingga akan dibahas atau dicari jawabannya dalam suatu proses pembelajaran selanjutnya; pada tahap merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menganalisis dan membahas data hasil percobaan, serta menarik kesimpulan guru membimbing siswa dengan cara memberikan contoh tahap-tahap tersebut kepada siswa; pada tahap presentasi guru mencoba untuk mengatur sedemikian rupa supaya semua siswa terlibat dalam proses diskusi presentasi, hal tersebut dilakukan guru dengan meminta beberapa kelompok untuk menjadi presenter, pembanding, moderator, dan notulen pada saat presentasi berlangsung, selain itu juga menunjuk siswa yang kurang aktif untuk ikut berpartisipasi. SARAN Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan hal sebagai berikut: (1) Guru sebaiknya memberikan bimbingan kepada siswa baik secara kelompok maupun individu, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar, (2) Guru maupun sekolah sebaiknya menerapkan Lesson study dalam setiap pembelajaran, karena dengan diterapkannya Lesson study maka guru dapat mengetahui kekurangan yang ada dalam pembelajarannya dan mendapatkan masukan atau saran dari observer untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan (3) Guru maupun mahasiswa sebagai calon guru dapat menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai salah satu alternatif pembelajaran biologi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006b. Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Borich, G.D. dan Ong, Ai-Choo. 2006. Teaching Strategies that Promote Thingking: Model and Curriculum Approach. Singapore: McGraw-Hill Education. Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, S.B dan Aswan Z. 2006. Strtegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Citra. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara. Lewis, C. 2002. Lesson study: A handbook of teacher-led instructional change. Philadelphia: Research for Better Schools. (online),(http://www. Lessonresearch.net/LS_06Kappan.pdf., diakses tanggal 25 Februari 2012). 9 Nurhadi, Y,B. & Senduk A.G. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press. Permendiknas No 22. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Permendiknas No 23. 2006. Standar Kompetensi Kelulusan (SKL). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Rustaman, N.Y. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI. Sanjaya, W. 2006. Strategi pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta: Prenada Media Group. Santyasa, I. W. 2009. Implementasi Lesson study dalam Pembelajaran. Makalah. Disajikan dalam ”Seminar Implementasi Lesson study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Tanggal 24 Januari 2009, di Nusa Penida. Sudjana, N. 2001 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Susanto, P. 2009. Buku Petunjuk Teknis Praktis Pengalaman Lapangan Bidang Studi Biologi. Malang: UPT PPL UM Susilo, H. 2009. Lesson study Berbasis Sekolah. Malang: Bayumedia. Syamsuri, I. 2008. Lesson study (Studi Pembelajaran). Malang FMIPA UM. Wartono. 2003. Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang: JICA FMIPA UM. Widhiartha, P.A. 2008. Lesson study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Informal dan Nonformal. Surabaya: Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI). Zuriyani, E. 2010. Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Ipa. Palembang: Widiyaiswara BDK