ENDOSCOPIC THIRD VENTRICULOSTOMY (REFERAT) Lesus Hario Bharoto, dr * Ferry Wijanarko, dr, SpBS ** *ResidenBedahFKUNS/RSUDDrMoewardiSurakarta **StafBedahSarafRSUDDrMoewardiSurakarta I. ENDOSCOPICTHIRDVENTRICULOSTOMY(ETV) Endoscopic Third Ventriculostomy atau lebih sering disingkat ETV adalah prosedur operasi untuk penanganan hydrocephalus dengan cara membuat lubang di lantai ventrikel ketiga menggunakan endoskop yang masuk dalam system ventricular melalui burr hole. Prosedur ini menjadikan cairan serebrospinal yang tadinya mengalami obstruksi dapat langsung mencapai spatium subarachnoid, sehingga sirkulasi aliran cairan serebrospinal kembali menjadi lancar (George,2005). B BEDAHSARAFSOLO 1 Gambar1.ProsedurETV:A.Tampakalatendoskopimemasukiforamenmonromelaluiburrhole.B. PembuatanlubangdidasarlantaivenrikelIIIhinggakecisternaprepontin/cisternainterpedunkularis, sehinggaalirancairanserebrospinalyangterobstruksidapatlangsungterserapdisubarachnoid Sumbergambar:http://www.totalhealth.co.uk/clinical-experts/mr-christopher-chandler/treatinghydrocephalus ETV dapat menjadi terapi alternative untuk hidrosefalus, selain terapi ventriculo-peritoneal shunt(VP-shunt).TeknikETVdapatdikatakanmenjadipilihanpertamauntukhidrosefalusobstruktif atauhidrosefalusnon-komunikanskarenatidakperlumenggunakanshuntsehinggadapatterhindar dari beberapa komplikasi seperti infeksi. Selain itu juga lebih praktis dan hemat karena tidak diperlukan operasi yang berulang kali seperti VP-shunt. Namun ETV hanya dapat dilakukan pada hidrosefalustipeobstruktif,kurangbaikluaranklinisnyaapabiladilakukanpadakasushidrosefalus komunikans(Locatelli,2014).Untuklebihmengerti,marisedikitme-reviewmengenaihidrosefalus. II. HYDROCEPHALUS Hydrocephalus adalah penumpukan cairan serebrospinal akibat ketidakseimbangan antara produksi, absorbsi cairan serebrospinal, dan obstruksi pada sirkulasi cairan cerebrospinal sehingga terdapatpelebaranventrikel.Hydrocephalusselalubersifatsekunder,sebagaiakibatpenyakitatau kerusakanotak.Adanyakelainan-kelainantersebutmenyebabkankepalamenjadibesarsertaterjadi pelebaransutura-suturadanubun-ubun(NINDS,2005). CSSawalnyadibentukdalamsistemventrikelolehpleksuskoroidalisdiventrikellateral.Cairan serebrospinalpadaakhirnyaakankembalikedalamperedarandarahmelaluikapilerdalampiamater dan araknoid yang meliputi seluruh susunan syaraf pusat (SSP). Aliran CSS yang normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen Monro ke ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang sempitakuaduktusSylviikeventrikelIVdanmelaluiforamenLuschadanMagendiekedalamruang subaranoidmelaluisisternamagna.SistemserebrospinaldapatdilihatdalamGambar2berikutini. BEDAHSARAFSOLO 2 Gambar2.SistemVentrikulardanSirkulasiCairanSerebrospinal. Sumbergambar:Greenberg,MarkS(2010-02-15)."HandbookofNeurosurgery" JenisHydrocephalusdapatdiklasifikasikanmenurutberikutini(Greenberg,2012): • Waktupembentukan: o Hydrocephalus Congenital, yaitu hydrocephalus yang dialami sejak dalam kandungan danberlanjutsetelahdilahirkan. o • Hydrocephalus Akuisita, yaitu hydrocephalus yang terjadi setelah bayi dilahirkan atau terjadikarenafaktorlainsetelahbayidilahirkan. SirkulasiCairanSerebrospinal o Communicating (Komunikans), yaitu kondisi hydrocephalus dimana CSS masih bisa keluardariventrikelnamunterjadigangguanfungsidarigranulationarachnoideayang berfungsiuntukmenyerapkembalicairanserebrospinalmenujusistemavena.Beberapa halyangdapatmenyebabkankondisiiniantaralain: § § Subarachnoidhemorrhage/intraventricularhemorrhage Meningitis BEDAHSARAFSOLO 3 § Kelainankongenitaltidakadanyavilliarachnoid Infeksi, inflamasi dan perdarahan dapat menyebabkan scarring dan fibrosis di ruang subarachnoid sehingga menyebabkan gangguan resorbsi akibatnya terjadi dilatasi ventrikel. o • Non Communicating (Non komunikans), yaitu kondisi hydrocephalus dimana terdapat sumbatan aliran CSS yang terjadi di salah satu atau lebih jalur yang menghubungkan ventrikel-ventrikel otak. Penyebab obstruksi bermacam-macam tergantung dari letaknya(Gambar3): § Obstruksi foramen Monro dapat menyebabkan dilatasi 1 atau kedua ventrikel lateral.ContohpenyakityangdapatmenyumbatforamenMonro:KistaKolloid § Penyempitan Aquaductus Silvii dapat terjadi oleh karena lesi genetik (stenosis aquaduktus kongenital, Brickers-Adams-Edwards syndrome) atau dapatan (tumor tectal/midbrain,tumorpineal,gliosis).Obstruksidisinimenyebabkandilatasikedua ventrikellateraldanventrikelketiga § Obstruksi di ventrikel keempat dapat menyebabkan dilatasi aqueductus Silvii, ventrikel ketiga dan ventrikel lateral. Kondisi ini bisa ditemukan pada penyakit malformasiChiari § Foramina Luschka dan foramen Magendi dapat pula terobstruksi. Penyebab yang palingseringyangmenyebabkansumbatandisiniadalahmalformasiDandy-Walker. ProsesPenyakit o Acquired, yaitu hydrocephalus yang disebabkan oleh infeksi yang mengenai otak dan jaringansekitarnyatermasukselaputpembungkusotak(meninges). o Ex-Vacuo,yaitukerusakanotakyangdisebabkanolehstrokeataucederatraumatisyang mungkinmenyebabkanpenyempitanjaringanotakatauathrophy BEDAHSARAFSOLO 4 Gambar3.PenyebabHidrosefalusberdasarkanletakpatologisnyaterhadapsirkulasicairanserebrospinal Sumbergambar:httpwww.seattlechildrens.orgmedical-conditionsbrain-nervous-system-mentalconditionshydrocephalus Gejalahidrosefalusbervariasibergantungpadausiadanletakpatologisnya.Padabayi,tanda yangpalingnyatadarihydrocephalusadalahpembesarankepaladisertaigejalalainsepertimuntah, mengantuk, dahi menonjol, ‘sunken eye’ (mata tampak selalu melihat ke bawah) & kejang. Anakanak atau orang dewasa memberikan reaksi yang berbeda karena calvaria kranium tidak lagi bisa membesar untuk mengakomodir penumpukan jumlah CSS. Gejala umumnya adalah muntah, nyeri kepala, mengantuk, papillederma, pandangan yang tidak jelas, diplopia, kehilangan keseimbangan, dandemensia(Darsono,2005). DiagnosisHydrocephalusdapatmelihatdariklinispasien.Padapenderitadewasatandaklinis tidaksejelaspadabayi.Patokanyangdigunakanadalahtanda-tandakenaikantekananintrakranial. Untuk membantu penegakan diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang radiologis. Baik padapenderitabayimaupundewasa,pemeriksaanradiologisyangmenjadigoldstandardadalahCT SCAN. BEDAHSARAFSOLO 5 III. SEJARAHETV Ventriculostomisudahmulaidiperkenalkanpadaawal1900-ansebagaipengobatanalternatif untuk mengobati hidrosefalus. Walter E. Dandy adalah salah satu ahli bedah pertama yang menggunakan endoskopi primitif untuk melakukan plexectomy koroid pada pasien dengan hidrosefalus komunikans. Dia kemudian memperkenalkan pendekatan sub-frontal untuk operasi ventriculostomy ketiga via craniotomy terbuka. Namun, angka kematian yang tinggi dan perlunya mengorbankan saraf optik dengan pendekatan ini menyebabkan Dandy untuk harus menerapkan kebijakan yang berbeda (Dandy WE., 1922). Ventriculostomi dengan alat yang pertama, dilakukan oleh William Mixter, seorang ahli urologi, pada tahun 1923. Mixter menggunakan urethroscope untuk memeriksa dan melakukan ventriculostomi ketiga pada anak dengan hidrosefalus obstruktif (MixterWJ.,1923).TracyJ.Putnamkemudianmeminjamurethroscopeinidanmembuatmodifikasi yang diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaannya di sistem ventrikel. Ventriculoscopenya secara khusus dirancang untuk kauterisasi pleksus koroid pada anak dengan hidrosefalus (Putnam TJ., 1923). Namun demikian, munculnya sistem shunt dengan pengaturan katup serta kesederhanaan dari teknik shunt ini, menyebabkan kemajuan ventriculostomy ketiga tertunda selama30tahun. Pada tahun 1947, HF McNickle memperkenalkan metode percutaneous untuk melakukan ventriculostomyketigayangmenurunkantingkatkomplikasidanmeningkatkantingkatkeberhasilan (McNickle HF., 1947). Leukotom ini diperkenalkan pada awal tahun 1970 untuk memperbesar perforasi di lantai ventrikel ketiga tanpa cedera pada sekitar struktur vaskular. Teknik-teknik perkutan kemudian dimodifikasi lebih lanjut setelah munculnya frame stereotactic. Sejak itulah mulai ada ketertarikan baru dalam penggunaan ETV sebagai terapi hidrosefalus obstruktif. Kemajuan dan ketertarikan teknologi ETV juga dipicu oleh ditemukannya teknologi fiberoptik dan lensa. Sekarang sudah tersedia neuroendoscopes kecil yang memiliki ujung lentur dengan resolusi optikyangbaik. Dalam seri terbaru terknologi endoscopic third ventriculostomy yang dilakukan untuk pengobatanhidrosefalusobstruktif,tingkatkeberhasilanantara50dan94%telahdilaporkandalam beberapa penelitian (Kelly PJ., 1991; Oka et al., 1993). Variasi pada tingkat keberhasilan tiap penelitian mengenai ETV ini kemungkinan karena perbedaan teknik dan seleksi pasien. Perbaikan dalam teknik ke depannya diharapkan makin bertambah seiring dengan bertambahnya dokter bedahyangmelakukanventrikulostomidanberbagipengalamanmereka. IV. INDIKASIETV Indikasi klasik untuk ETV adalah hidrosefalus non communicating, di mana pasien biasanya didapatkanpelebaranventrikellateraldanketiga,sementaraventrikelkeempatnyanormal.Namun, sekarang ini ada spektrum yang lebih luas dari indikasi untuk prosedur ini, termasuk NormalPressure Hydrocephalus (NPH). Beberapa alasan utama untuk indikasi ini bervariasi bersamaan dengan meningkatnya teknologi sistem neuroendoscopic karena banyaknya kasus di bidang ini; BEDAHSARAFSOLO 6 peningkatan keahlian ahli bedah; peningkatan jumlah laporan dengan hasil jangka panjang yang menguntungkan;danpeningkatanjumlahkomplikasishuntterkaitdenganbiayasosialdanpribadi yangtinggi.Saatini,indikasiuntukETVsedikitsubjektifuntukmasing-masingahlibedah.Beberapa ahli bedah lebih memilih untuk menggunakan metode ini bahkan jika tingkat keberhasilan ETV dalam kelompok pasien tertentu hanya 20-30%. Alasan di balik ini adalah pasien tidak perlu menggunakan shunt seumur hidup. Indikasi untuk ETV dibagi menjadi dua kelompok (Pople et al., 2001): Indikasikuat: • • • • • • Delayedonsetaqueductstenosis Congenitalaqueductstenosis Hidrosefalus obstrukstif yang diakibatkan oleh tumor pineal atau tumor fossa posterior ObstruksiforaminaMagendidanLuschka Hidrosefalusobstrukstifdenganmalfungsishunt Spinabifidadenganmalfungsishunt Indikasilemah: • • • • Aquaductusstenosispadaneonatus Myelomeningocele Hidrosefaluskomunikans Normal-pressurehydrocephalus Masih ada ketidaksepakatan yang signifikan dan kontroversi mengenai indikasi ETV. Seperti indikasiETVyangdilakukanpadabayibarulahir.Beberapaendoscopistsmasihmelaporkantingkat keberhasilanyangrendahpadabayi,karenacisternainterpedunkularisbelumberkembangdengan sempurnapadapasiendibawahusia2tahun.SehinggaETVmungkintidakberhasildalamkasusini. (Mahapatraetal.,2011). Namunadabeberapasumberpenelitian,bahwalebihkepadafaktoretiologikeberhasilanETV dapatdinilai.MenurutJorg(2007)danOjo(2014)ETVyangdilakukanpadaanakberusiadibawah2 tahunangkakeberhasilannyamasihtinggi,penentuankeberhasilanlebihditentukankarenaetiologi hidrosefalus itu sendiri. Pada kasus hidrosefalus post infeksi (post meningitis) angka keberhasilan ETVnyarendah.Sementaraitu,padakasushidrosefaluspadaanakdibawah2tahunyangetiologi hidrosefalusnyadisebabkankarenaobstruksiductusaqueduktalangkakeberhasilanETVnyatinggi. Namun demikian, perlu penelitian lebih lanjut untuk lebih mendalami hubungan antara peluang keberhasilanETVdenganusiapasienmuda. Sedangkan prosedur ETV untuk usia tua dilaporkan angka keberhasilannya tinggi, asalkan penyebab hidrosefalusnya karena obstruksi atau jenis hidrosefalus non-komunikans (Schimek and Sweet, 2012). Pernyataan ini didukung oleh penelitian Locatelli (2014), ETV yang dilakukan pada hidrosefalus kronik pada kasus Late-onset Idiopathic Aquaductal Stenosis (LIAS) sukses BEDAHSARAFSOLO 7 meningkatkan outcome klinis dan radiologis. Walaupun pada pasien dengan usia tuapun, ETV bisa menjadipilihanterapiuntukhidrosefaluskronis. Kontroversi indikasi ETV yang lain adalah mengenai riwayat operasi shunt. Beberapa penulis percaya bahwa tingkat keberhasilan ETV rendah untuk pasien yang sebelumnya telah dilakukan operasishuntskarenaruangsubarachnoidpadapasienpostshuntkurangadekuatuntukmenyerap cairan serebrospinal. Sebaliknya, peneliti lain telah melaporkan keberhasilan dalam kasus ini, dan yakinbahwainikelompokpasiendenganmalfungsishuntsebaiknyaditerapidenganpengangkatan shuntdanoperasiETV(Popleetal.,2001). Kelompokpasienhidrosefalusdenganmyelomeningocelejugamenjadikontroversi.Sebagian penulis telah melaporkan luaran klinis yang buruk setelah ETV pada kelompok pasien ini, karena setelah operasi ETV, kebanyakan pada kelompok ini terjadi aliran cairan serebrospinal yang abnormal atau obliterasi, deformitas anatomi ventrikel dan penebalan massa intermedia. Sebaliknya, Sayers dan Natelson (2002) melaporkan tingkat keberhasilan yang relatif tinggi pada kelompokpasienini,danmengklaimbahwapasiennyamempunyaialiranserebrospinalyangsufisien dalamruangansubarachnoid. KontraindikasiutamauntukETVadalah: • • • • • • • Riwayatradioterapi Pasiendengandistorsianatomiventrikel Pasiendengancisternaprepontinesempitkarenatumorataulesivascular Ectaticbasilarartery Lesipembuluhdarahdilantaiventrikelketiga Perdarahanintraventrikular,dan Infeksiyangmelibatkanventrikel/meninges. V. EVALUASIPREOPERASI Kriteriapemilihanpasienyangtepatdanindikasiyangtepatmerupakanprasyaratuntuk mendapatkanhasiloutcomeklinisyangbaik.Penilaianyangcermatdenganpencitraanpenting untukmenghindarikomplikasiselamaoperasidanmencapaihasilyangbaik.Rinciananatomi strukturterkaitharushati-hatidievaluasi,termasukukuranventrikellateral,ventrikelketiga,dan foramenMonro;anatomidanlokasiarteribasilardanstrukturterdekatnyayangadadilantai ventrikelketiga;kedalamandaricisterna/ruangprepontine;dananatomiaqueductal.Selainitu, pencitraanyakniCTscanatauMRImenjadibaselinepreoperativeuntukmembandingkankemajuan radiologisnantinyasetelahoperasi(Popleetal.,2001).Dokterbedahharusmengamatidan mepertimbangkanfitur-fiturtersebutdiatasinisebelummemutuskanuntukmelakukanETVdan memperkirakanpotensiuntuksuksesdenganprosedurini.Drake(menjelaskanbeberapafiturklinis danradiografiyangmendukunghasiloutcomeETVyangbaik,berikut(Gambar4): BEDAHSARAFSOLO 8 Gambar4.FiturKlinisdanradiologisyangmendukungoutcomeyangbaikpadaETV Sumbergambar:DrakeJM,IantoscaMR:Currentsystemsforcerebrospinalfluidshuntingandmanagement ofpediatrichydrocephalus:endoscopicandimageguidedsurgeryinhydrocephalus,inSchmidekHH(ed), OperativeNeurosurgicalTechniques,41hedition,Philadelphia:WBSaunders,2000:573-594 VI. PROSEDURETV VI.a.ALAT-ALATKHUSUSYANGDIGUNAKANUNTUKETV Berikutalat-alatyangdibutuhkankhususuntukprosedurEndoscopicThirdVentriculostomy(Jalloet al.,2005): 1. Endoskop 2. Panelkontrol,yangterdiridarikameravideo,opticalcouplerdanxenonlightsource 3. Pompairigasi,untukirigasicairanselamaoperasi.Cairanyangseringdigunakanadalahringer laktatyangdihangatkanmendekatisuhutubuh(37°). 4. Kateter/kanulaventrikel.Dalamhaliniyangseringdigunakanadalah14-Frenchpeel-away sheetcatheter BEDAHSARAFSOLO 9 5. Kawatbugbee 6. Kateterbalon,contohnya3-FrenchFogartyballoncatheter VI.b.PROSEDURENDOSCOPICTHIRDVENTRICULOSTOMY Setelahpasienselesaidiinduksidengananestesigeneral,pasienditidurkanterlentangdengan kepala pada posisi netral di atas bantal donat. Kepala kemudian dielevasikan sekitar 30° untuk meminimalkan hilangnya CSF berlebihan dan masuknya udara (pneumocephalus). Sebuah lubang dibuat dengan proyeksi 3 cm lateral dari linea sagitalis dan 8 mm anterior dari sutura koronal. Duramater dibuka dengan incisi cross-like dan tepinya dikoagulasikan. Lubang bor berdiameter 6 sampai10mm,dibuatdisisiproyeksiletakforamenMonro.Kemudiandengan14-Frenchpeel-away sheet catheter, operator mengkanulasi cornu frontalis ventrikel lateral. Stylet kemudian ditarik untukmemastikanpenempatanyangtepatkedalamsistemventrikel.Manfaatdarisheet/selubung iniadalahsebagaijalurjalankeluaruntukcairanirigasiatauCSF,sertaagartidakterjaditraksiatau cederaotakpadasaatmasuknyaendoskop(Locatellietal.,2014). Gambarxx.Posisidanletaklubang(burrhole).Proyeksiberadadi3cmsebelahlateraldarimidline,dan sedikitlebihanteriordarisuturacorona.Sumbergambar:LaligamN.Sekhar,RichardGlennFessle.Atlasof NeurosurgicalTechniques:Brain.2006.Thieme:NewYork Setelah dipastikan pada posisi yang benar, endoskopi mulai dioperasikan. Untuk mencapai ventrikelketiga,harusmenemukanforamenMonroterlebihdahulu.ForamenMonroberjarakkirakira 6 cm dari dura mater melalui lubang koronal pada orang dewasa, dan kurang dari 6 cm pada anak-anak. Endoskopi melewati selubung kanula akan memvisualisasikan ventrikel lateral. Dari ventrikel lateral untuk menuju foramen Monro, endoskopi diarahkan mengikuti plexus choroid (Gambar5).ForamenMonrobiasanyaakanmembesarpadapasienhidrosefalussehinggaendoskop dapat melewati foramen dengan mudah tanpa melukai fornix. Setelah foramen Monro teridentifikasidandilewati,makaakanterlihatventrikelketiga.Denganmengikutifornix,endoscop BEDAHSARAFSOLO 10 akanmencapailantaiventrikelketiga.Lantaiventrikelketigakira-kiraberjarak9cmdariduramater, tetapiinisangatbervariasitergantungpadausiadantingkathidrosefalus.Darilantaiventrikelketiga yangtipisini,dapatterlihatcorpusmamilaris,recesusinfundibulumsertaarteribasilaris.Normalnya jarak antara recessus infundibulum dengan corpus mamilaris sekitar 6 mm. Jarak rata-rata antara arteri basilaris dan recesus infundibulum pada setting normal adalah 10,5 mm, sedangkan pada pasien hidrosefalus jaraknya sekitar 12 mm. Dengan visualisasi ini, ahli bedah harus yakin bahwa fenestrasi yang akan dilakukan nantinya berada di anterior dari arteri basilaris. Fenestrasi juga sebaiknyadilakukanmendekatigaristengahuntukmenghindaritraumanervusIII(Gambar6). Fenestrasilantaiventrikelketigadapatdilakukandenganprobetumpul,kateterFogarty,alat endoskopiitusendiri,koagulatorataudenganinstrumentyanglain.Namun,palingamanfenestrasi menggunakan probe tumpul, contohnya kawat Bugbee. Sebuah kawat Bugbee, tanpa elektrokoagulasi, digunakan untuk melubangi secara tumpul lantai tengah ventrikel ketiga antara corpusmammillarisdanrecessusinfundibulumsepertiyangterlihatdigambar7(Jalloetal.,2005). Kemudian dengan 3-French Fogarty ballon catheter yang diisi 0,2 ml cairan sehingga balon mengembang digunakan untuk memperluas lubang/stoma yang baru saja dibuat. Manuver ini memperluaslubangmencapaisekitar5mm(Schoederetal.,2002). Gambar5.Gambaranendoskopikdarilantaiventrikellateral.TampakforamenMonro(FM),denganbatasbatasnya, yaitu batas medial dan anterior : columna fornix (CF), batas lateral : nucleus caudatus dan vena caudatus (CN & cv), batas posterior : plexus choroideus (ChP), vena septalis (SV) dan vena thalamostriata (TEV).Sumbergambar:http://www.3dneuroanatomy.com/ventricular-system-topographic-and-endoscopic/ BEDAHSARAFSOLO 11 Gambar6.Gambaranendoskopikdariventrikelketiga.Tampaklantaidariventrikelketiga,dimanaterdapat struktur(darianteriorkeposterior):Recessusopticus(OR),Recessusinfundibulum(IR),Tubercinereum(TC), danCorpusMamilaris/MamillaryBody(MB).Penetrasidilakukandiantararecessusinfundibulumdancorpus mamilaris. Sumber gambar : http://www.3dneuroanatomy.com/ventricular-system-topographic-andendoscopic/ Gambar 7. Prosedur fenestrasi lantai ventrikel ketiga dengan Endoscopic Bugbee dan Fogarty Catheter. Proseduriniharusdilakukanhati-hatiagartidakmelukaiarteribasilarisdancabang-cabangnya. Sumbergambar:http://drarunlnaik.com/aqueductal_stenosis/ Endoskop kemudian dipandu menuju cisterna interpedunkularis, membrane Liliequest (Gambar 8) yang tepat berada di depan lubang/stoma diablasi, untuk mencegah terjadinya penyumbatan cairan serebrospinal di ruang subarachnoid. Setelah itu dilakukan observasi untuk melihatadanyapergerakanmasukdankeluarnyacairanserebrospinalmelaluistomayangbarusaja dibuat. Bila ada pergerakan, hal ini menunjukkan berhasilnya pembuatan komunikasi antara BEDAHSARAFSOLO 12 ventrikel ketiga dan ruang subarachnoid. Selama prosedur operasi, irigasi secara terus menerus dilakukan dengan cairan ringer lactat bersuhu 37° C untuk mencegah terjadinya ventrikel kollaps (Jalloetal.,2005;Schoederetal.,2002) Gambar8.GambaranskematikmembraneLiliquestpadapotongansagital.MembranLiliquesttersusunatas 3segmenmembrane,yaitu:membranesellar(S),membranediencephalic(D)danmembranemesencephalic (M). Sumber gambar :Fushimi Y, Miki Y, Ueba T, et al. Liliequist membrane: three-dimensional constructive interferenceinsteadystateMRimaging.Radiology.2003;229:360-5. Setelahitu,endoskopdanselubungkateterdikeluarkan,lubangborcraniumditutupdengan Gelfoam,danlapisanscalpdijahit.Apabilaterjadiperdarahan,dapatmeninggalkanventriculardrain yangbiasanyaakandilepassetelah1-2hari(Jalloetal.,2005). VI.c.PERAWATANPOSTOPERATIF Pasienpostoperasi,wajibdiobservasiterlebihdahuludiICU.Pemeriksaanuntukmendeteksi adanya peningkatan tekanan intracranial harus dilakukan dalam 24 jam pertama. Indikasi pemulangan pasien, apabila gejala utama pasien yang muncul akibat hydrocephalus seperti nyeri kepala dan lain-lain sudah berkurang. Atau pada bayi, bila fontanel sudah melunak dan cekung dengan posisi bayi berdiri. Gambaran CT-scan atau MRI baru dapat dievaluasi kira-kira 2 bulan, dimanaukuranventrikelmengecildanatauberkurangnyaedematransependimal(Jalloetal.,2005). VII. MASALAHPOTENSIALETV Meskipun ETV adalah prosedur sederhana, ada sejumlah masalah yang potensial. Sebagian besarberhubungandenganvariasipadaanatomiventrikelketiga.Lantaiventrikelketigayangtebal dkurangtrasnparanadalahsalahsatuvariasiyangpalingseringditemuidenganfrekuensiperkiraan 16%(Cataltepe,2002)..PermasalahanlainyangsignifikandalampenilaianpreoperasimelaluiMRI adalah jarak antara pons dan clivus dalam ruang prepontine. Jika jarak ini lebih kecil dari 4 mm, inflasibalonkateter3FFogartyyangpenuhmungkinmenekanarteribasilardanpons.Dalamvariasi kasusiniprosedurinflasibalonFogartyharusdikurangivolumenyadaribiasanya. BEDAHSARAFSOLO 13 Variasi anatomi lainnya berhubungan dengan anatomi ventrikel ketiga adalah variasi kasus dimana lantai ventrikel ketiga curam karena posisi dorsum dan recessus infundibulum jauh lebih superior dengan corpus mamilaris. Menusuk lantai ventrikel yang curam bisa sangat sulit. Juga menjadihalyangmenantangjugaapabilalantaiventrikelresistenuntukditembus.Jikalantaiterlalu teregang karena fenestrasi sulit ditembus, dapat menyebabkan cefera hipotalamus yang dapat mengakibatkandiabetesinsipiduspascaoperasi. Masalah lain yang potensial selama ETV adalah lantai ventrikel yang menonjol. Lantai dapat herniasi ke atas dan menyempitkan ruangan ventrikel ketiga, sehingga sangat menantang untuk menemukan lubang fenestration. Seperti ditekankan di atas, penilaian preoperative dengan pencitraan baik CT scan atau MRI ini penting untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan. Mengetahui anatomi dan lokasi arteri basilar juga faktor yang sangat signifikan kesuksesan ETV. Perludiingatbahwapadabeberapapasienterutamausiatua,12,9%arteribasilarisnyaterletaklebih anteriordaricorpusmamilarisdibandingpadaletaknormalnya.Apabilaahlibedahtidakjelidalam membacaMRImakadapatterjadiperlukaanpadaaretribasilaris. Gambar9.GambaranMRIpadapasienhidrosefalususia62tahun.Tampakarteribasilarisberubahposisinya lebih ke anterior dan superior, sehingga menyebabkan pula lantai ventrikel III menjadi berbentuk seperti tenda(tenting)(ditunjukkandalamtandaanakpanah). Sumber gambar : Cataltepe, Oguz. Endoscopic Third Ventriculostomy : Indications, Surgical Technique, and PotentialProblems.TurkishNeurosurgery12:65-73,2002. Padabeberapakasus,anatomiventrikelbisatidaksesuaidenganlandmarknya,terkadangada sedikit atau banyak variasi-variasi abnormal. Disinilah pengalaman dokter bedah yang paling menjadipenentupentingdarihasilETVyangsukses. VIII. KOMPLIKASIETV Variasi komplikasi dapat terjadi berhubungan dengan struktur di dan sekitar lantai ventrikel ketiga. Pada pasien dengan obstruksi aqueductus, lantai ventrikel ketiga tampak meregang dan BEDAHSARAFSOLO 14 transparan, serta posisi nucleus hypothalamikus tergeser lebih ke lateral. Apabila lantai ventrikel ketiga tidak cukup transparan atau ventrikulostomi tidak benar-benar dilakukan di garis midline, trauma terhadap struktur-struktur di sekitar lantai ventrikel ketiga dapat terjadi. Komplikasi yang palingseriusdanmengancamjiwaadalahperlukaanarteribasilarisdancabang-cabangnya. Perdarahan, stroke, atau formasi pseudoaneurisma dapat terjadi akibat trauma pada arteri basilaris. Trauma pada struktur terdekat, nucleus hypothalamicus di ventrikel ketiga dan nervus kranialis di cistern interpeduncularis dapat menyebabkan gangguan endokrin dan palsi nervus kranialis. Beberapa laporan komplikasi post ETV yang terjadi antara lain diabetes insipidus dan amenorrhea. Komplikasi yang lainnya adalah yang berhubungan dengan prosedurl operasi, seperti infeksilukasuperfisial,meningitis,ventriculitisdanperdarahansubdural(Schimek,2012). Sebagianbesarkomplikasidapatdihindariolehahlibedahbilamengikutiguidelineberikut: • • • Fenestrasidilakukandibagianpalingtransparandarilantaiventrikelketiga Fenestrasisebaiknyadilakukandigaristengah/midlinepasien Perforasi secara tumpul lebih diutamakan dibandingkan dengan kauter atau penggunaaninstrumenttajam IX. KEBERHASILANETV ETVmerupakanproseduryangtepatuntukhidrosefalusobstruktif.Sudahbanyakkeberhasilan ETVpadapasien-pasienhidrosefalusobstruktif.KeberhasilanETVdidefinisikandenganpeningkatan temuan klinis setelah dilakukan ETV dan tidak perlunya pengulangan ETV lagi atau penggantian terapimenjadishunt.Parapenelitimendapatkanangkakeberhasilanyangberbeda-bedadari40- 100 % (Van-Gelder, dkk. 2005; O’Brien dkk, 2006). Perbedaan ini menunjukkan bahwa kesuksesan ETV sekali lagi dapat tercapai bila pemilihan kandidatnya tepat. Pople dan kawan kawan (2001) meneliti presentase kesuksesan ETV pada ribuan pasien dengan latar belakang berbeda-beda (Gambar10) BEDAHSARAFSOLO 15 Gambar10.PresentaseKeberhasilanETVpadapasiendenganlatarbelakangberbeda-beda. Sumber Gambar : Cataltepe, Oguz. Endoscopic Third Ventriculostomy : Indications, Surgical Technique, and PotentialProblems.TurkishNeurosurgery12:65-73,2002. Peluang keberhasilan dan luaran klinis post ETV sangat bervariasi tergantung dari beberapa factor, yaitu usia, patologis yang menjadi penyebab hidrosefalus, jenis kelamin dan lain-lain. Menurut Kulkarni dan kawan-kawan (2009), peluang keberhasilan pengobatan pasien hidrosefalus dapat diperkirakan presentasenya dengan menggunakan nilai keberhasilan ETV (ETVSS). ETVSS ini dapat dihitung dari usia pasien, etiologi hidrosefalus dan sejarah shunt cairan cerebrospinal sebelumnya(misalnyaventrikulo-peritonealshunt). Gambar11.TabelETVSS(EndoscopicThirdVentriculostomySuccessScore). SumberGambar:Kulkarni,A.V.;Drake,J.M.;Mallucci,C.L.;Sgouros,S.;Roth,J.(2009)."Endoscopicthird ventriculostomyinthetreatmentofchildhoodhydrocephalus.".JournalofPediatrics155(2):254–9 Probabilitas persentase ETV keberhasilan = skor Umur + Etiologi skor + Sebelumnya shunt skor. Contoh kasus, seorang pasien berusia dua tahun dengan hidrosefalus akibat aqueductal stenosis,tanpashuntsebelumnyaakanmemilikikesempatan80%keberhasilan(40untukusia30+ untuketiologi+10tanpashuntsebelumnya=80). BEDAHSARAFSOLO 16 X. PERBANDINGANETVDENGANVPSHUNT Jika dibandingkan dengan ventriculoperitoneal shunt, ETV mempunyai beberapa keunggulan diantaranya(Heetal.,2015): • Tidak ada benda asing yang diimplankan (selang shunt dan katup), sehingga mencegah komplikasi yang berhubungan dengan selang, seperti sumbatan, infeksi, over drainase, dan komplikasiabdomen. • Lukaoperasilebihkecil • Tidakperlumelakukanrevisiselangseiringbertambahnyausiayangbiasanyadilakukanpada VP shunt. Berarti tidakmemerlukan perawatan lebih lanjut, biaya murah dan sederhana, sangatidealuntukpenderitadiIndonesia. • Setelah dilakukan ETV, cairan serebrospinal hampir mendekati sirkulasi fisiologis, sehingga dapat dilakukan prosedur lainnya apabila diperlukan seperti pellucid septostomy, aqueductoplastydanlain-lain. • Komplikasi post operasi lebih sedikit disbanding shunt sehingga tidak perlu adanya operasi ulanguntukrevisi(Sherman,dkk.2007). Penelitian yang dilakukan pula oleh Maliawan dan kawan-kawan (2006) di Bali, Indonesia, menunjukkankeunggulanETVdibandingVP-shuntdimanaETVmemberikanresponinflamasi(IL-1β, IL-6, dan NGF pada CSS) yang lebih rendah dibandingkan VP shunting. Hal in sangat erat hubungannya dengan luaran klinis 6 bulan pos-operasi, dimanaterjadi perbaikan klinis yang lebih baik secara signifikan pada kelompok ETVdibandingkan dengan Kelompok VP shunting. Perbaikan luaran klinis yang dinilai adalahdiplopia (strabismus convergen), sunset phenomena, spastisitas otot, respon motorik, danrespon verbal dimana p<0,05.>0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian Anderson,dkk.(2004). BEDAHSARAFSOLO 17 DAFTARPUSTAKA 1. SchroederHWS, Niendorf WR, GaabMR:Complicationsofendoscopicthirdventriculostomy.J Neurosurg96:1032–1040,2002 2. Locatelli, M. et al. 2014. Third Ventriculostomy in Late-onset Idiopathic Aqueductal Stenosis Treatmen:AFocusonClinicalPresentationandRadiologicalDiagnosis.NeuroMedChir(Tokyo) 54,1014-1021. 3. "Hydrocephalus Fact Sheet", National Institute of Neurological Disorders and Stroke. (August 2005). 4. George I. Jallo, M.D., Karl F. Kothbauer, M.D., I. Rick Abbott, M.D. 2005. Endoscopic Third Ventriculostomy.NeurosurgFocus19(6) 5. Drake JM, Iantosca MR: Current systems for cerebrospinal fluid shunting and management of pediatric hydrocephalus: endoscopic and imageguided surgery in hydrocephalus, in Schmidek HH(ed),OperativeNeurosurgicalTechniques,41hedition,Philadelphia:WBSaunders,2000:573594 6. Fushimi Y, Miki Y, Ueba T, et al. Liliequist membrane: three-dimensional constructive interferenceinsteadystateMRimaging.Radiology.2003;229:360-5. 7. MixterWJ:Ventriculoscopyandpunctureofthefloorofthethirdventricle.BostonMedSurgJ 188:277–278,1923 8. Dandy WE: An operative procedure for hydrocephalus. Johns Hopkins Hosp Bull 33:189–190, 1922 9. PutnamTJ:Treatmentofhydrocephalusbyendoscopiccoagulationofthechoroidplexus.NEngl JMed210:1373–1376,1934 10. McNickle HF: The surgical treatment of hydrocephalus. A simple method of performing third ventriculostomy.BrJSurg34:302–307,1947 11. OkaK,YamamotoM,IkedaK,etal:Flexibleendoneurosurgicaltherapyforaqueductalstenosis. Neurosurgery33:236–243,1993 12. KellyPJ:Stereotacticthirdventriculostomyinpatientswithnontumoraladolescent/adultonset aqueductalstenosisandsymptomatichydrocephalus.JNeurosurg75:865–873,1991 13. Zhenhua He, Ph.D.,1* Caixia An, M.D.,2* Xinding Zhang, M.D.,1 Xiaodong He, M.D.,3 Qiang Li, M.D. The Efficacy Analysis of Endoscopic Third Ventriculostomy in Infantile Hydrocephalus. J KoreanNeurosurgSoc47(2):1190122,2015. 14. MahapatraA,MehrS,SinghD,TandonM,GanjooP,SinghH.Ostomyclosureandtheroleof repeatendoscopicthirdventriculostomy(re-ETV)infailedETVprocedures.NeurolIndia.2011 Nov-Dec;59(6):867-73. BEDAHSARAFSOLO 18 15. LaligamN.Sekhar,RichardGlennFessle.AtlasofNeurosurgicalTechniques:Brain.2006.Thieme :NewYork 16. Jörg Baldauf & J. Oertel & Michael R. Gaab & Henry W. S. Schroeder. Endoscopic third ventriculostomyinchildrenyoungerthan2yearsofage.Springer-Verlag2007 17. Schimek and Sweet. 2012. Operative Neurosurgical Techniques : Indication, methods, and Results6theditionVol.2.Elsevier:Philadelphia. 18. Kulkarni,A.V.;Drake,J.M.;Mallucci,C.L.;Sgouros,S.;Roth,J.;CanadianPediatricNeurosurgery Study Group., S. (2009). "Endoscopic third ventriculostomy in the treatment of childhood hydrocephalus.".JournalofPediatrics155(2):254–9 19. Maliawan,S.,Golden,N.,danMahadewa,T.G.2006.Endoscopic3rdVentriculostomyversusVp Shunt in: Annual Scientific Meeting of Indonesian Society of Neurological Surgeons in Conjunction with The World Federation ofNeurological Societies (WFNS). Nusa Dua, Bali – Indonesia,42. 20. DarsonodanHimpunandokterspesialissarafindonesiadenganUGM.2005.BukuAjarNeurologi Klinis.Yogyakarta:UGMPress. 21. Greenberg,MarkS(2010-02-15)."HandbookofNeurosurgery" 22. Pople IK, Edwards RJ,Aquilina K: Endoscopic method of hydrocephalus treatment. Neurosurg ClinNorthAmer36;719-735,2001 23. Cataltepe, Oguz. Endoscopic Third Ventriculostomy : Indications, Surgical Technique, and PotentialProblems.TurkishNeurosurgery12:65-73,2002. BEDAHSARAFSOLO 19