Tabel 3.24 Volume timbulan Sampah di TPA Temesi Th. 2011 No Truck Swadaya (M3) Bulan 1 Januari 2 Pebruari 3 Truck Pemda (M3) 7.209 5.902,5 6.418,5 5.257 Maret 6.674 5.656 4 April 6.963 5.788 5 Mei 7.222 6.101 6 Juni 6.914 5.741,5 7 Juli 7.256 6.113,5 8 Agustus 7.290 6.058 9 September 7.122,5 5.847,5 10 Oktober 7.542,5 6.153,5 11 Nopember (Proyeksi) 7.061 5.862 12 Desember (Proyeksi) 7.061 5.862 84.733,5 70.342,5 Jumlah Sumber : Kantor Pengelola TPA Temesi, Tahun 2011 Cakupan pelayanan sampah oleh DKP baru mampu melayani daerah perkotaan saja, yang meliputi daerah-daerah permukiman, pasar, tempattempat umum, pertokoan / perkantoran dan jalan-jalan protokol. Cakupan pelayanan pengangkutan sampah baik dengan gerobak maupun dengan armada angkut yang dimiliki oleh DKP Kabupaten Gianyar adalah sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 3.25 Cakupan Pelayanan Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah No 1 2 Cara Pengumpulan/ Pengangkuta Dengan gerobak/ Becak ke transfer depo / TPS Langsung ke TPS oleh masyarakat (individual) Daerah Permukiman (%) Pasar (%) 25 10 75 50 Wilayah TempatPertokoan/ tempat perkantoran umum (%) (%) 5 - 95 40 Jalan pertokol (%) - 80 III- 61 No 3 Cara Pengumpulan/ Pengangkuta Daerah Permukiman (%) Pasar (%) 35 100 Langsung dengan truck selanjutnya dibuang ke TPA Wilayah TempatPertokoan/ tempat perkantoran umum (%) (%) 100 100 Jalan pertokol (%) 100 Data diatas menunjukan bahwa pelayanan truck sampah telah mencapai 100% untuk lokasi pasar, tempat-tempat umum, pertokoan / perkantoran serta jalanjalan protokol sedangkan untuk daerah permukiman pelayanan truck hanya mampu menjangkau sebesar 35%, dan untuk mengatasi kendala tersebut, maka pada daerah-daerah permukiman yang sulit dilalui kendaraan truck telah didukung dengan gerobak sampah dengan cakupan pelayanan mencapai 75 %. Sedangkan cakupan wilayah pelayanan untuk wilayah perkotaan DKP mampu melayani sepenuhnya (100%) pada wilayah administrasi kota, sedangkan pada daerah-daerah yang menjadi daerah fungsional kota baru mencapai 25%. Adapun cakupan wilayah pelayanan sampah adalah sebagai berikut : Pemukiman : 1. Kelurahan Gianyar 2. Kelurahan Abianbase 3. Kelurahan Beng 4. Kelurahan Samplangan 5. Kelurahan Bitra Non Pemukiman : 1. Pasar Gianyar 2. Pasar Ubud 3. Pasar Sukawati 4. Pasar Blahbatuh 5. Pasar Tegallang 6. Pasar Tampaksihng III- 62 7. Pasar Payangan 8. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gianyar 9. Terminal Gianyar, Batubulan.dll 10. Sekolah-sekolah di 5 Kelurahan yang menjadi Cakupan Layanan DKP 11. Tempat Wisata 12. Perkantoran Pemerintah dan Fasum Lainnya. A. Peralatan Dukungan peralatan untuk operasional kebersihan yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan meliputi : Gerobak/becak Pengangkut sampah : 31 unit (21 buah rusak berat) Jumlah Dump Truck : 9 unit Arm Roll Truck : 3 unit Truck Tangki : 4 unit Kijang Pick Up : 2 unit Colt Pick Up : 4 unit Escavator : 1 unit Buldoser : 2 unit Willoder : 1 unit Gerobak/becak mengangkut sampah-sampah domestik dari rumah rumah penduduk dan dibuang pada tempat pembuangan sementara (TPS) atau transfer depo yang selanjutnya diangkut oleh Truck pengangkut untuk dibuang ke TPA. Volume rata-rata gerobak pengangkut tersebut adalah 1 m3 kemampuan gerobak untuk mengangkut keliling rumah penduduk mencapai ritasi 2 kali, sehingga untuk pelayanan dengan gerobak tersebut didukung dengan jumlah petugas pengangkut sebanyak 106 orang. Sedangkan Truck yang dioperasikan untuk mengangkutan sampah memiliki volume rata-rata sebanyak 6-8 m3 dan kemampuan ritasi III- 63 pengangkutan sampah sampai pembuangan ke TPA adalah sebanyak 2 kali. Buldozer dan Escavator yang diperoleh dari pembelian dengan bantuan pendanaan dari Bank Dunia dalam program P3KT-BUIP dan willoder dari bantuan provinsi digunakan khusus untuk pengelolaan sampah di TPA seperti peralatan sampah, pengangkutan, pengurugan dan lain-lainnya yang diperlukan untuk mengelola sampah yang ada di TPA. Buldozer, Escavator dan willoder di operasikan setiap hari untuk mendorong, meratakan dan memadatkan sampah dan selanjutnya mengunci sampah supaya tidak terkontaminasi oleh lalat. B. Pewadahan Jenis pewadahan yang digunakan untuk penampungan sementara meliputi berbagai jenis, baik yang disediakan secara swadaya oleh masyarakat, maupun bantuan pewadahan yang disediakan oleh pemerintah. Jenis pewadahan yang digunakan meliputi: (1). Kantong Plastik, (2) Tong Plastik, (3) Drum/Tong Logam, (4) Bak dari kayu, (5) Keranjang, (6) Karung, (7) Bak pasangan bata, (8) Steel container dan lain-lain. Pewadahan pemukiman), ditempatkan pasar, pada rumah-rumah tempat-tempat umum, penduduk (daerah pertokoan/perkantoran maupun di jalan-jalan arteri, kolektor maupun jalan protokol, sedangkan jenis pewadahan seperti kantong plastik, drum/tong logam umumnya ditempatkan pada daerah permukiman, pasar, tempat-tempat umum, pertokoan/perkantoran, sedangkan bak pasangan bata, keranjang dan karung umumnya ditempatkan pada daerah permukiman penduduk. C. Pengumpulan dan Pengangkutan Cara pengumpulan dan pengangkutan dilakukan dengan peralatan yang tersedia seperti : 1. Gerobak/becak dioperasikan pada daerah permukiman, pasar, tempat-tempat umum, pertokoan dan perkantoran serta jalan-jalan protokol yang selanjutnaya dibuang ke tempat penampungan sementera (TPS). Sedangkan disisi lain juga ada individu masyarakat yang langsung membuang sampahnya. Setelah sampah terkumpul III- 64 truck pengangkut akan menjemput dan lanjut membuangnya ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang berlokasi di Desa Temesi. 2. Strategi lainnya yang dilakukan oleh DKP adalah pengumpulan dan pengangkutan langsung dilakukan oleh dump truck dan arm roll truck pada rute-rute yang dapat dilalui oleh kendaraan tersebut, dan lanjut membuangnya ke TPA. Umumnya rute perjalanan meliputi daerahdaerah permukiman yang berada pada jalan-jalan protokol ataupun ruas jalan arteri, jalan primer dan sekunder yang ada diwilayah Kab. Gianyar dan berada dalam satu jalur pembuangan menuju ke TPA Temesi. III- 65 Gambar 3.19 Pengelolaan Sampah daerah perkotaan di Kabupaten Gianyar (Pola Kumpul-Angkut-Buang) Buku Putih Sanitasi Pokja Sanitasi Kabupaten Gianyar P III - 66 3.3.1 Aspek Teknis & Teknologi a. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Persampahan dikelola oleh pelaksana tugas Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pertamanan. Tugas pokoknya adalah penampungan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan, dan mengelola TPA, serta pengadaan perawatan taman, lapangan olah raga. Pelayanan dilaksanakan rumah ke rumah, TPSS ke TPS serta membentuk organisasi persampahan dalam pembuangan sampah ke lokasi pembuangan sementara (LPS/TPSS). Pengelolaan persampahan dikelola oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pertamanan Kabupaten Gianyar. Orientasi kerja dinas ini adalah peningkatan pelayanan, peningkatan keindahan dan keasrian taman dan ruang terbuka, serta peningkatan kesadaran masyarakat pada pengelolaan persampahan. ? 58 % - Digunakan kembali TPS Rumah tangga - Pasar Temporer 2.5 % 7,5 % 88 % TPA Pasar Stasiun Peralihan Antara (SPA) 15 % Komersial Sanitary landfill (690 m3 per hari) 15% Industri ? Jalan/Taman 2% Pengolahan sendiri / PPLI Sungai Sumber: RTRW Kabupaten Gianyar 2010-2030 Gambar 3.20 Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Gianyar b. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kabupaten Gianyar mempunyai TPA dengan sistem Controlled landfill yang berada di Desa Temesi Kecamatan Gianyar berdiri mulai tahun1993 dengan dua kali perluasan Pengelolaannya bekerjasama dengan Yayasan Pengolahan Sampah Temesi dengan Kapasitas dan luas 4 ha (391,04 Are). Kerjasama dengan masyarakat dilakukan sejak III - 67 pengumpulan hingga pembuangan ke TPSS. Pelayanan dilakukan Tersebar di 7 kecamatan dan 5 Kelurahan di Kecamatan Gianyar Total volume sampah yang diangkut dari TPSS menuju TPA 400 m3 per hari. Di lokasi TPA terdapat incinerator dan tungku pembakaran sampah, namun fasilitas tersebut sudah tidak dioperasikan lagi oleh DKP. Di TPA Temesi telah ada kegiatan pemilahan sampah, yang diresmikan oleh pemerintah Kab. Gianyar tahun 2004. Pedidikan fasilitas pemilahan sampah tersebut dibiayai oleh LSM Rotary Club International-Bali Fokus BORDA yang bekerjasama dengan Desa Adat setempat yang dibentuk melalui kelembagaan pengelola yaitu Yayasan Pemilahan Sampah Temesi (YPST). Berdasarkan perencanaan terhadap TPA Temesi sebagai satu kesatuan sistem persampahan SARBAGITA, TPA Temesi mendapatkan perencanaan Revitalisasi menjadi TPA dengan pengelolaan sampah dengan sistem sanitary landfill. Dimana pekerjaan revitalisasi TPA diawali pada tahun 2011 direncanakan secara bertahap sebanyak 3 kali sampai tahun 2013. Pekerjaan ini merupakan kegiatan Satker Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali melalui dana APBN. Sejak Tahun 2002 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Gianyar telah melaksanakan kegiatan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, terutama dilaksanakan di TPA Temesi merupakan bagian dari fasilitas yang terdapat di TPA Temesi Kabupaten Gianyar. 1. Unit Pemilahan dan Komposting Upaya pengembangan kinerja TPA di dalam menghasilkan produksi kompos dari 5 ton menjadi 50 ton perhari merupakan suatu usaha yang cukup luar biasa di TPA Temesi, sehingga dari mengeloh sampah organik menjadi kompos, fasilitas memperoleh carbon credits. Fasilitas Temesi telah diregistrasikan oleh Dewan Eksekutif CDM pada 4 Nopember 2008 sebagai Gianyar Waste Recovery Project dengan No. 1885 untuk periode 10 tahun. III - 68 Pemerintah kabupaten Gianyar selaku pemilik lahan memberikan hak hukum atas semua carbon credits yang di hasilkan oleh fasilitas dengan kekuasaan yang luas untuk mewakili secara eksekutif terkait dengan kredit gas rumah kaca termasuk administrasi dan komunikasi dengan pihak ketiga untuk pengesahan dan pendaftaran fasilitas, feripikasi, sertifikasi, pengeluaran dan penjualan hasil CER (Certified Emmission Reduction) kepada Yayasan Pemilahan Sampah Temisi (YPST). 2. Pengolahan Lindi Teh (Complit ) Kegiatan composting yang dilakukan di TPA Temesi selain menghasilkan compos juga menghasilkan leaceat ( teh kompos / lindi ) yang bila tidak dikelola dengan baik akan merusak lingkungan. Saat ini di TPA Temesi sudah ada instalasi pengolahan lindi yaitu lindi teh compos yang sudah ditampung selanjutnya disaring kemudian dikumpulkan dalam bak penampungan / ember. Disini dilakukan kegiatan airasi yaitu dengan memasukan oksigen kedalam lindi dengan menggunakan blower selama kurang lebih 60 hari atau sampai tidak menimbulkan bau. Air lindi yang sudak diproses ini bisa digunakan sebagai pupuk cair. 3. Kegiatan Penelitian Penelitian dilakukan terhadap 4 Jenis fraksi sampah yaitu : Sampah kebun, dapur ( makanan ), janur dan sisa daun pisang cukup sering ditemukan dalam sampah yang masuk ke FPST. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui apakah dengan jenis sampah seperti di FPST bisa untuk menghasilkan biogas. 2. Mengetahui Produksi biogas dari beberapa jenis produksi sampah. 3. Mengetahui pengaruh pembedaan fraksi sampah terhadap volume biogas yang dihasilkan. 4. Mengetahui fraksi sampah yang paling efektif menghasilkan biogas. III - 69 4. Unit Pengelolaan Energy Untuk pengelolaan fasilitas komposting, khususnya untuk menggerakan mesin-mesin yang digunakan, dibutuhkan energi listrik yang cukup besar, dimana di TPA, telah dikembangkan unit energi listrik yang bersumber dari cell-celt yang memanfaatkan tenaga matahari. 5. Aktivitas Wisata Lingkungan Saat ini sudah banyak kalangan peduli lingkungan yang berkunjung ke TPA Temesi, baik dari kalangan peneliti, mahasiswa, siswa sekolah, dan berbagai instansi swasta maupun pemerintah untuk mengetahui pengelolaan sampah di TPA Temesi. Untuk menunjang kegiatan ini, di TPA Temesi dilengkapi, dengan fasilitas : Museum serta perpustakaan. a. Kegiatan 3 R di TPA Temesi Sistem pengolahan sampah di Kabupaten Gianyar telah dilaksanakan dengan upaya 3R (Reuse, Reduce, Recycle) antara lain: Sistem Kawasan berupa pemilahan dan pengkomposan telah dilaksanakan di TPA Temesi. Untuk sistem rumah tangga berupa pemilahan dan pengkomposan sudah dilaksanakan di Desa Keramas dan di Kelurahan Beng. III - 70 Gambar 3.21 Pola Pengelolaan Sampah Kegiatan 3 R di TPA Temesi di tujukan untuk memanfaatkan kembali barang lapak atau sampah untuk sedapat mungkin dapat diproses kembali menjadi barang/bahan yang bermanfaat kembali bagi manusia. Untuk memahami proses 3 R di TPA Temesi, maka perlu dikenali terhadap jenis material sampah yang selama ini dibuang ke TPA, karena dengan adanya pengenalan terhadap jenis material sampah, maka proses 3 R akan mudah dilakukan dan didistribusikan kembali pada usaha-usaha yang melakukan proses daur ulang sampah. Adapun jenis dan material sampah yang sering ditemui di TPA Temesi adalah sebagaimana tabel berikut : III - 71 Tabel 3.26 Jenis Material Sampah di TPA No Jenis Material Sampah Pengelolaan di TPA A Jenis Sampah Organik 1 Sampah material upacara adat Kompos 2 nampan nasil sapuan jalan Kompos 3 Sampah pasar Kompos 4 Sampah organik rumah tangga Kompos B Jenis Sampah Anorganik 1 Kaleng bekas Pengepakan untuk daur ulang 2 Plastik Pengepakan untuk daur ulang 3 Gelas / beling Pengepakan untuk daur ulang 4 Besi dan bahan logam lainnya Pengepakan untuk daur ulang 5 Kertas Pengepakan untuk daur ulang 6 Kemasan minuman kertas Pengepakan untuk daur ulang C LINDI (teh kompos) Pupuk cair / pupuk organik cair Sumber : Pengamatan Langsung di TPA Temesi d. Pengelolaan Barang Lapak (Anorganik) Berdasarkan material-material sampah yang ada, kegiatan pemilihan sampah di TPA dilakukan dengan menganalisa kelompok material sampah yang masih dapat dimanfaatkan dalam proses daur ulang serta material tersebut masih laku atau memiliki nilai jual dipasaran. Beberapa perusahan yang memproduksi makanan dan minuman dalam kemasan diantaranya telah memiliki komitmen terhadap pelestarian lingkungan, khususnya terhadap proses pemusnahan atau proses daur ulang terhadap material sampah yang bersumber dari hasil produksinya, dimana hal ini dilakukan dengan menangani kembali/membeli kembali material sampah yang merupakan hasil produksinya (Prinsip EPR / Ectented Producer Respomilihty). Beberapa material barang lapak yang dapat diproses dan diperjualbelikan untuk keperluan daur ulang telah dikelola dengan baik oleh Yayasan Pemilahan Sampah Temesi (YPST), baik dalam proses pemilahan, pengelompokan, pengepakan maupun pemasarannya. Adapun jenis III - 72 material barang lapak yang dikelola dan dipasarkan oleh Yayasan Pemilahan Sampah Temesi adalah seperti tebel berikut : Tabel 3.27 Jenis Barang Lapak yang Dikelola Yayasan Pemilahan Sampah di TPA Temesi No Kelompok Barang Lapak Proses Pengelolaan di TPA Pemasaran A Jenis Plastik 1 Plastik kresek (HD) Pengepakan Denpasar 2 Plastik bening (Polyprothyline/PP) Pengepakan Denpasar 3 Palstraqua botol Pengepakan Denpasar 4 Plastik aqua gelas Pengepakan Denpasar 5 Plastik ember (campuran) Pengepakan Denpasar B Jenis kertas 1 Kertas duplex Pengepakan Denpasar 2 Kertas arsip Pengepakan Denpasar 3 Kertas putih Pengepakan Denpasar C Jenis botol / beling 1 Botol minuman / beling Pengumpulan Denpasar D Jenis logam 1 Besi kalengan Pengumpulan Denpasar 2 Material besi, tembaga, kuningan dll Pengumpulan Denpasar Denpasar Sumber : Yayasan Pemilahan Sampah Desa Temesi Proses pengelolaan barang lapak dilakukan dengan tahap demi tahap yaitu dimulai pada proses memilihan sampah yang dilakukan pada belt conveyor, dimana petugas belt conveyor dilengkapi dengan ember-ember besar dan melakukan pemisahan dan pengelompokan jenis barang lapak sesuai dengan kelompok jenis barang lapak yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya hasil pemilihan sampah tersebut dikumpulkan dalam bak-bak kompartemen yang berukuran 4 m2 sampai jenis barang lapak yang jumlahnya mulai semakin banyak dan penuh. Kemudian masing-masing material akan dipress dengan mesin press, dipacking kemudian di timbang, sehingga barang lapak siap dipasarkan, dalam jangka waktu seminggu sekali beberapa pengepul di Denpasar, akan III - 73 datang ke TPA Temesi untuk membeli barang lapak tersebut. Uraian proses pengelolaan barang lapak tersebut dapat dituangkan dalam bagan berikut : Diagram Proses Pengelolaan Barang Lapak Pemilahan Sampah Pengelompokkan Barang lapak e. Pengumpulan Barang lapak Press pengepakan Pemasaran Pengelolaan Sampah Organik (Composting) Zero Waste merupakan rencana dan konsep Pemerintah Kabupaten Gianfyar di dalam melakukan pengelolaan sampah dimasa-masa yang akan datang. Dimana rencana tersebut dilakukan dengan mengembangkan konsep 3 R yaitu Reuse, Reduce dan Recycling telah dikembangkan oleh pemerintah daerah sejak tahun 2002, dimana kegiatan 3 R ini ternyata mampu menekan residu yang tidak mampu diolah lagi sebesar 10-20% dari total sampah yang dilakukan pemilahan dan dikelola oleh pemerintah daerah. Upaya 3 R di Kabupaten Gianyar dipusatkan di Desa Temesi, dimana konsep pemanfaatan kembali, dan proses daur ulang telah dikembangkan dengan membangun fasilitas pemilahan sampah dan komposting di TPA Temesi. Upaya pemilahan sampah dengan mengolah barang lapak dan dipasarkan kepada unit usaha yang membutuhkan, serta proses komposting yang dilakukan di TPA memiliki manfaat dalam meningkatkan umur manfaat TPA, meningkatkan kinerja pengelolaan kebersihan lingkungan, terserapnya tenaga kerja lokal, terbantunya petani akan sarana pupuk dan tertanggulanginya masalah lingkungan secara komprehensif di Kabupaten Gianyar. Oleh karenanya peningkatan kemampuan Yayasan Pemilahan Sampah Temesi dalam proses komposting sangat penting artinya, untuk hal ini pengembangan fasilitas pemilahan sampah TPA Temesi, telah dilengkapi berbagai teknologi pengelolaan kompos, dan sebelumnya telah ada beberapa relawan asing dan beberapa Universitas di Indonesia telah melakukan study untuk pengelolaan kompos serta melengkapinya dengan beberapa peralatan penunjang tambahan, sehingga produksi III - 74 kompos yang Yayasan Pemilahan Sampah Desa Temesi mampu menghasilkan kompos yang secara biologis dan microbiologis aman dan bermanfaat bagi tanaman dan manusia serta benar-benar efektif dalam menyuburkandan meningkatkan produktivitas tanaman pertanian. Adapun kapasitas produksi dan pemasaran kompos yang dikelola oleh Yayasan Pemilahan Sampah Temesi dapat dituangkan dalam tabel berikut : Tabel 3.28 Kapasitas Produksi dan Pemasaran Kompas No 1 Kegiatan Jumlah Proses 28,3 ton/hr Keterangan Perhari =27 truck 1 truck = 6 m3 Pengolahan/Pemilahan atau 1,5 ton 2 Produksi kompos 7 ton /hr 3 Penjualan kompos 4-6 ton/hr 4 Residu hasil 3,8 ton/hr pencacahan 210 ton/bin Pengolahan residu dengan hasil dilakukan sistem sanitary landfill Sumber : Yayasan Pemilahan Sampah Desa Temesi Pemanfatan pupuk kompos yang diproduksi DKP sampai saat ini adalah pemupukan tanaman di taman-taman Kota Gianyar dan dijual ke konsumen umum. III - 75 Gambar 3.21 3.3.2 Proses pengolahan sampah skala komunal Peran Serta Masyarakat dan Gender Dalam Pengelolaan Sampah Peran serta masyarakat Kabupaten Gianyar dalam pengelolaan persampahan yang sudah terlihat adalah dengan melakukan pengomposan untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang di TPA Temesi Dengan adanya fasilitas pemilahan dan komposting tersebut, dari seluruh sampah yang masuk ke TPA ternyata mampu menekan timbulan residu sampah hingga 50%, dimana sampai saat ini kemampuan komposting sampah baru mencapai 5 ton per hari. Disamping itu, kepedulian masyarakat akan kebersihan terlihat dari kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat secara bersama-sama dengan melakukan gotong royong kebersihan setiap Purnama-Tilem atau setiap hari minggu sore ke Pura – Pura Kahyangan dan kuburan desa yang dikordinasi oleh Desa Pakraman, diikuti oleh kegiatan ibu-ibu PKK masing-masing lingkungan/banjar/dusun secara rutin setiap hari minggu sore melaksanakan kegiatan bersih lingkungan di masing-masing wilayahnya. Begitu pula halnya dengan tempat pembuangan akhir (TPA) yang terdapat di Desa Temesi telah ada fasilitas berupa tempat pengomposan. Dan juga peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah ini dapat dilihat di Desa Temesi dimana mereka sudah membentuk kelompok pengelolaan sampah. Peran serta lainya yaitu III - 76 dengan membayar retribusi sampah dari pelayanan yang mereka dapatkan. Selain itu terdapat peran pengelolaan sampah lainnya yaitu: 1. Melibatkan pemulung-pemulung yang ada di TPA dalam pemilahan sampah plastic dan mengumpulkannya. Selanjutnya sampah yang terkumpul penyalurannya di bantu pihak DKP dengan menjualkan ke pihak pengepul. 2. Untuk fasilitas-fasilitas pariwisata seperti hotel, pondok wisata, restoran dan lain-lain, sebagian besar sudah melakukan pemilahan sampah antara organik dan anorganik. 3. Sosialisasi pelaksanaan 3R disekolah-sekolah oleh pihak DKP. Sehingga membiasakan murid-murid melakukan pemilahan sampah dan daur ulang sampah. Sekolah-sekolah yang sudah melakukan pemilahan sampah yaitu SMU 1 Gianyar, SMU Blahbatuh, SMPN 1 Gianyar, SMPN 3 Gianyar, dan SDN 6 Gianyar. Begitu juga halnya dikantor-kantor instansi pemerintah yang terdapat di Pemerintahan Kabupaten Gianyar sudah melaksanakan pemilahan sampah. 3.3.3 Permasalahan Dalam Pengelolaan Sampah Kabupaten Gianyar Terbatasnya anggaran masih dibawah 2% APBD Masalah kebersihan hampir sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah Luasnya daerah pelayanan, topografi daerah perbukitan. Prasarana dan sarana pengelolaan sampah baik kualitas maupun kuantitasnya belum memadai. Kesadaran sebagian masyarakat dan dunia usaha masih kurang seperti membuang sampah pada tempatnya, waktu membuang sampah tidak sesuai jadwal, belum semua melaksanakan sistem kawasan. Upaya 3 R belum optimal, dimana pemilahan sampah di tingkat Rumah Tangga belum digalakkan. Sosialisasi pengelolaan sampah ke masyarakat perlu dilakukan lebih gencar sehingga masyarakat betul-betul paham akan kegunaan dan manfaat dari pengelolaan sampah. III - 77 Perlu adanya Perda yang mengatur mengenai pemilahan sampah Pengembangan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Perlu adanya kajian untuk peningkatan tarif restribusi sampah, sehingga minimal restribusi yang diproleh dapat menutupi biaya operasional dalam pengelolaan sampah. Perlu adanya tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) lebih banyak berbasis masyarakat sehingga mengurangi beban TPA. Peningkatan sarana dan prasarana persampahan sebagai penunjang program kebersihan kota. Analisis permasalahan dan penanganan persampahan di Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada Tabel 3.29 III - 78 Tabel 3.29 Permasalahan Dan Penanganan Persampahan Kabupaten Gianyar No A. B. 1 Tindakan yang dilakukan Aspek Permasalahan Penanggung Pengelolaan Direnca Yang Di hadapi Jawab Sudah Sering Persampahan nakan Kelembagaan Bentuk Pemda Tdk adanya Penetapan DKP sbg instansi Pemda Institusi instansi yang yang bertanggung jawab dalam mengelola pengelolaan sampah termasuk sampah mengelola TPA berdasarkan keputusan Bupati Gianyar tahun 2008 BLH Tdk adanya Untuk pengelolaan lim bah padat B3 & kerjasama limbah klinis padat, Pemda Gianyar dengan pihak mengharuskan kepada setiap badan swasta dalam usaha atau jasa medis yang kegiatannya mengelola menghasilkan limbah tersebut untuk sebagian melakukan pengolahan terhadap limbah tugas DKP tersebut atau bekerjasama dengan pihak (penyapuan lain dalam pengelolaan limbah berbahaya jalan, tersebut pengangkutan sampah pada jalan-jalan protocol, mengelola TPA, dll) Dasar Hukum Pemkot Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 23 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 10 tahun 2004 Tentang Pengelolaan Persampahan Kabupaten Gianyar Perda No. 23 tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Klinis SDM Teknis Operasional Perencanaan Alternatif Teknis Manfaat Biaya III - 79 No 2. a. b. c. Aspek Permasalahan Pengelolaan Yang Di hadapi Persampahan Ketersediaan . dokumen (masterplan, FS dan DED) Prasarana Prasarana dan dan Sarana sarana yang kurang memadai Pewadahan Bak Sampah (TPS) Tong Sampah Pengumpula n Gerobak Sampah Becak Sampah Street Sweeper /penyapu jalan Pemindahan Transfer Depo Container Transfer Station Tindakan yang dilakukan Sudah Direnca Sering nakan Pena mbah an alat keber sihan Penanggung Jawab DKP Alternatif Teknis Manfaat Biaya Penambahan alat kebersihan (5 paket) Mengganti alat2 yg sudah rusak dan tdk layak pakai 125.000.000 Pembangunan TPS yg dilengkapi dengan penutup kedap air (27 lokasi) Menambah kapasitas penampungan sampah yg tdk mengganggu nilai estetika dan mengurangi bau 135.000.000 Kondisi container yang ada sebagian besar tidak/tanpa penutup Tidak adanya perawatan III - 80 No d. Aspek Permasalahan Pengelolaan Yang Di hadapi Persampahan intensif thd container Pengangkuta Belum adanya n rumusan sisten pengangkutan yang efektif dan efisien Dump Truck Arm Truck Roll Compactor Truck Truck Pick-up Truck Air e. f. Tangki Tindakan yang dilakukan Sudah Direnca Sering nakan Dump Truck 37 unit sbb : 1 unit tahun 1994, 8 M3, Baik 10 unit tahun 1996, 8 M3, Baik 10 unit tahun 2001, 8 M3, Baik 1 unit tahun 2004, 8 M3, Baik 3 unit tahun 2008, 8 M3,Baik 4 unit tahun 2009, 8 M3,Baik 8 unit tahun 2010, 8 M3, Baik Arm Roll, 6 unit sbb; 5 unit tahun 1996, 6 M3, Baik 1 unit tahun 2006, 6 M3, Baik Compactor 2 unit sbb: 2 unit tahun 2007, 5 M3, Baik Truck 16 unit sbb:\ 11 unit tahun 1996, 6 M3, Baik 5 unit tahun 2001, 6 M3, Baik Pick Up 12 unit sbb: 4 unit tahun 1991, Baik 3 unit tahun 2008, Baik 5 unit tahun 2010, Baik Truk Tangki Air 3 unit sbb: 1 unit tahun 2008, 6 M3, baik 2 unit tahun 2010, 4 M3, baik Sistem Pengelolaan & 3R Pengomposan Daur Ulang Incenerator Tempat Penanggung Jawab Alternatif Teknis Manfaat Biaya Penambahan jumlah truk pengangkut sampah (5 unit) Penambahan jumlah alat berat TPA (2 unit) Dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Membantu dalam mengoptimalka n operasional di TPA Meningkatkan system pengelolaan TPA (5 paket) Meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar & kota 750.000.000 Perluasan/pen Dpt meningkat- 5.950.000.000 2.250.000.000 3.000.000.000 Sudah berjalan komposting Kapasitas TPA Perlu III - 81 No g Aspek Permasalahan Pengelolaan Yang Di hadapi Persampahan Pemrosesan kurang Akhir memadai mengingat jumlah penduduk & perkembangan kota yang semakin meningkat. Lahan Kekhawatiran akan pencemaran terhadap air baku yng merupakan sumber air bersih PDAM Tindakan yang dilakukan Sudah 25,1 Ha, awal pemakaian 13 Pebruari 2002 Zona 1: 414.000m3 penuh tahun 2008 Zona 2: 540.000 m3 sdh terpakai sisa 180.000 m3 sisa kapasitas 360.000 m3 Fasilitas Umum Jalan Masuk Saluran drainase Sistem Air Bersih Kantor Tempat Parkir Pagar/gerban g Fasilitas Perlindungan Lingkungan Lapirsan Kedap Air Saluran Pengumpul lindi Beton sebagian 100 m sisanya keliling pagar kawat 3,2 Km Ada Ada Bangunan permanent ukuran 6 x 9 m Direnca Sering nakan asan lokasi TPA Penanggung Jawab Alternatif Teknis Manfaat gembangan lokasi TPA (3,5 ha) kan pelayanan dlm pengelolaan sampah mengingat umur pakai TPA Biaya Pena mbah an luas & jenis tumbu han di area hijau Menin gkatk an syste m penge lolaan TPA Pipa Vena 17 titik 6” berfungsi III - 82 No h. i C. Tindakan yang dilakukan Aspek Permasalahan Penanggung Pengelolaan Direnca Yang Di hadapi Jawab Sudah Sering Persampahan nakan Instalasi Kolam lindi 7 buah Pengolahan Lindi Penanganan Ada di 3 Blok Gas Metan Fasilitas Operasional Jembatan Kapasitas 40 ton 1998 timbang Alat Berat Bulldozer Bulldozer D6D CAT 1997 sedang, jalan Bulldozer JD 450 H 2001 sedang, jalan Bulldozer D68ESS Komatsu 2008 baik, jalan Bulldozer D68ESS Komatsu 2009 baik, jalan Excavator Excavator 311 CAT 1997 sedang, jalan Excavator EC 210 Volvo 2001 sedang, jalan Excavator PC 200 Komatsu 2008 baik, jalan Excavator PC 200 Komatsu 2009 baik, jalan Wheelloader Loasder type 908 CAT 2001 sedang, jalan Jalan Operasi 1,15 Km Area 5 Ha Penghijauan Sel Pembuangan Sampah Cadangan Tanah Penutup Fasilitas Penunjang Pencucian Ada Kendaraan Parkir/Garasi Ada Komunikasi Ada Sistem Pembiayaan Mekanisme Perda No.23 tahun 2000 tentang Penetapan biaya retribusi kebersihan Alternatif Teknis Manfaat Biaya DKP Dispenda III - 83 No D E Aspek Permasalahan Pengelolaan Yang Di hadapi Persampahan Pembiayaan Sumber Dana Retribusi dan Mekanisme Penarikan Realisasi penerima restribusi Peraturan/Pe rundangan Kelengkapan dan kelayakan materi Penerapan sanksi dan reward Peran serta Tingkat masyarakat/ kesadaran & swasta kepedulian Kampanye/pe masyarakat nyuluhan dalam Kemampuan mengelola membayar sampah masih retribusi rendah Partisipasi Kurangnya aktif sosialisasi masyarakat mengenai Partisipasi tujuan pemisahan swasta jenis sampah Tindakan yang dilakukan Direnca Sering nakan Sudah Penanggung Jawab Perda No. 10 tahun 2004 Pengelolaan Persampahan tentang Pemkot Perda No. 23 tahun 2002 Pengelolaan Limbah Klinis tentang Pihak Kelurahan Alternatif Teknis Manfaat Melakukan penyuluhan/pe mbinaan secara berkala ttg pengelolaan sampah (pemisahan sampah,pemili han wadah,peletak an bak sampah) manfaat/tujuan nya serta biaya dan mekanisme pembayaran retribusi Meningkatkan kesadaran & kepedulian masyarakar terhadap kebersihan, keindahan & kesehatan lingkungan Biaya III - 84 Tingginya timbulan sampah yang ada di Gianyar jika dibandingkan dengan jumlah armada, kondisinya sangat jauh dari memadai, karena dari jumlah armada tersebut, apabila seluruh armada dioperasikan maka kapasitasnya hanya mampu melayani pengangkutan sebanyak 216 m3 per hari dengan jangkuan pelayanan hanya wilayah perkotaan di Kab. Gianyar, serta sampah pasar yang ada di masing-masing kecamatan. Terbatasnya jumlah armada yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Gianyar telah disikapi oleh masyarakat secara mandiri untuk mengembangkan armada pelayanan angkutan sampah di wilayahnya masing-masing, adapun desa-desa yang telah teridentifikasi telah memiliki armada sampah mandiri antara lain : Kelurahan Ubud, Desa Peliatan, Celuk, Keramas, Mas, Tegallalang, Kemenuh, Serongga, Batuan, Kedewatan, Guwang, Sukawati dan Blahbatuh. Armada dari pihak swasta mampu mengelola sebanyak 450 m3 atau sekitar 34,92% dari total timbulan sampah. Banyaknya sampah yang masuk kesungai mengindikasikan rendahnya kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sehat. Sebagian masyarakat masih menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan belum memahami akan bahaya yang akan ditimbulkan Sampah-sampah yang menumpuk diberbagai titik di sepanjang jalan dan sungai telah menciptakan bau busuk dan telah menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis penyakit akibat nyamuk dan binatang lainnya. Akibat dari hal ini adalah lingkungan menjadi tidak bersih sehingga mengganggu kesehatan dan kenyamanan masyarakat. 3.1 Pengelolaan Drainase Secara garis besar pola aliran drainase eksisting di Kabupaten Gianyar mengalir dari utara menuju selatan. Sedangkan untuk selanjutnya buangan air tersebut mengalir ke sungai yang berfungsi sebagai saluran drainase primer. Sistem drainase merupakan sistem yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air permukaan agar tidak ada genangan air. Dalam perencanaan pengembangan sistem jaringan drainase, tidak dapat dilakukan dengan hanya melihat kondisi dan potensi internal kawasan tersebut secara tersendiri. Tetapi harus dilihat juga kondisi dan potensi dalam konteks yang lebih luas (makro). 3.4.1 Landasan Hukum/Legal Operasional Undang-Undang Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air. 2). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai. Keputusan Menteri Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar Tahun 2010-2030. Tabel 3.30 Penjelasan pasal-pasal yang relevan dengan pengelolaan drainase dan atau buku putih No 1 Peraturan Perundangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman Pasal yang relevan Pasal 4 : Penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk : (b) mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Pasal 5 ayat (1) : Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur. Pasal 7 ayat (1) : Setiap orang atau badan yang membangun rumah atau perumahan wajib : a. mengikuti persyaratan teknis, ekologis, dan administratif; b. melakukan pemantauan lingkungan yang terkena III - 86 No 2 Peraturan Perundangan Pasal yang relevan dampak berdasarkan rencana pemantauan lingkungan; c. melakukan pengelolaan lingkungan berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan. Pasal 24 : Dalam membangun lingkungan siap bangun selain memenuhi ketentuan pada Pasal 7, badan usaha dibidang pembangunan perumahan wajib : b. membangun jaringan prasarana lingkungan mendahului kegiatan membangun rumah, memelihara, dan mengelolanya sampai dengan pengesahan dan penyerahannya kepada pemerintah daerah; c. mengkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan utilitas umum; e. melakukan penghijauan lingkungan; f. menyediakan tanah untuk sarana lingkungan; Pasal 9 : Peraturan Pemerintah Pengaturan usaha-usaha sebagaimana dimaksud dalam Republik Indonesia Pasal 8 Peraturan Pemerintah ini meliputi hal-hal Nomor 22 Tahun sebagai berikut : 1982 Tentang Tata a. penetapan rencana prioritas penggunaan air Pengaturan Air. dan/atau sumber air; b. penetapan urutan prioritas penggunaan air dan/atau sumber air di dalam rencana perlindungan, pengembangan, dan penggunaan sumber air tersebut; c. pengaturan penggunaan air dan/atau sumber air; d. pengaturan cara pembuangan air limbah beserta bahan-bahan limbah lainnya; e. pengaturan pembangunan bangunan pengairan maupun bangunan lain pada sumber air; f. pengaturan terhadap masalah-masalah lain yang mungkin timbul. Pasal 17 : Penggunaan dan penyediaan air untuk keperluan pokok kehidupan sehari-hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah ini, baik oleh perorangan maupun oleh sekelompok masyarakat, dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan setempat dan persyaratan yang bersangkutan dengan teknik penyehatan dan kesehatan lingkungan. Pasal 23 ayat (1) : Kecuali penggunaan air untuk keperluan pertanian dan ketenagaan, permohonan izin penggunaan air dan/atau sumber air untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada Bagian Ketiga Bab ini disampaikan kepada pihak yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah ini dengan disertai keterangan dan data yang diperlukan diatur lebih lanjut oleh Menteri. Ayat (3) : Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) III - 87 No Peraturan Perundangan Pasal yang relevan pasal ini harus disertai rencana cara pembuangan air limbahnya beserta bahan-bahan limbah lainnya baik cair maupun padat. Pasal 31 ayat (1) : Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah, Lembagalembaga dan Badan-badan Hukum tertentu masingmasing sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan usaha pengendalian daya rusak air terhadap sumber air serta lingkungannya. Ayat (2) : Masyarakat wajib membantu usaha pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini. Pasal 33 : Masyarakat wajib membantu usaha pengendalian dan pencegahan terjadinya pencemaran air yang dapat merugikan penggunaan air serta lingkungannya Pasal 2 : Peraturan Pemerintah Lingkup pengaturan sungai berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Pemerintah ini mencakup perlindungan, pengembangan, Nomor 35 Tahun penggunaan, dan pengendalian sungai termasuk danau 1991 Tentang dan waduk. Sungai. Pasal 22 ayat (1) : Pejabat yang berwenang bersama-sama dengan pihak lain yang bersangkutan, masing-masing sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, menyelenggarakan upaya pengamanan sungai dan daerah sekitarnya yang meliputi : a. pengelolaan daerah pengaliran sungai; b. pengendalian daya rusak air; c. pengendalian pengaliran sungai. Pasal 27 : Dilarang membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan/atau cair ataupun yang berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau patut diduga akan menimbulkan pencemaran atau menurunkan kualitas air, sehingga membahayakan dan/atau merugikan penggunaan air yang lain dan lingkungan. Keputusan Menteri Pasal 1 : Lingkungan Hidup Program Kali Bersih disingkat dengan PROKASIH Republik Indonesia adalah program kerja pengendalian pencemaran air Nomor sungai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas air 35/MENLH/7/1995 sungai agar tetap berfungsi sesuai dengan tentang Program peruntukannya. Kali Bersih Peraturan Daerah Dokumen RPJMD Kabupaten Gianyar 2006 - 2011 Kabupaten Gianyar selain memuat Visi, Misi, dan Arah Pembangunan Nomor ……… Jangka Menengah, juga sebagai arahan Tahun 2011 terselenggaranya pembangunan daerah yang III - 88 No Peraturan Perundangan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar Tahun 2010-2030. 3.4.2 Pasal yang relevan demokratis dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan, kesatuan nasional dan berorientasi ke masa depan. Aspek Institusional Instansi Pemerintah Kabupaten Gianyar yang menangani dan terkait dalam pengelolaan drainase adalah Dinas Pekerjaan Umum (Bidang Pengairan, Bidang Cipta Karya) Kabupaten Gianyar serta Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Gianyar. III - 89 Gambar 3.22 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar 3.4.3 Cakupan Pelayanan Secara umum sistem drainase kota belum memadai ditinjau dari segi jumlah (panjang) saluran yang dibutuhkan, kapasitas saluran dan kondisi salurannya. Menurut data yang tercatat, terdapat Saluran drainase sepanjang 841,844 Km terdiri dari ± 264,13 Km saluran primer, ±199.589 Km saluran sekunder dan ± 378,125 Km saluran tersier. Drainase Primer adalah drainase utama yang berfungsi sebagai daerah tumpahan air dari drainase sekunder dan drainase tersier sebelum ke laut. Drainase Primer juga merupakan aliran-aliran sungai utama yang ada di Kabupaten Gianyar. Drainase Primer yang ada di Kabupaten Gianyar adalah sungai ayung, sungai oos, sungai pekerisan, sungai petanu dan sungai sangsang. Drainase Sekunder adalah wadah pengaliran dari drainase tersier sebelum ke drainase Primer. Drainase sekunder tersebut dapat berupa anakanak sungai dari drainase primer. Drainase Tersier adalah drainase yang merupakan wadah pengaliran yang umumnya merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada di lingkungan permukiman maupun perkotaan. Wilayah perumahan, perkantoran atau pertokoan belum semuanya memiliki sistem drainase tersier yang baik dan mencukupi untuk menampung dan mengalirkan limpasan hujan, disamping pemeliharaan saluran kurang diperhatikan terlihat dari banyaknya pasir dan sampah yang mengurangi fungsi saluran. Saluran sekunder yang berupa saluran buatan atau saluran alam kondisinya hampir serupa. Kondisi tata ruang yang ada, ketidakteraturan permukiman, dimana terdapat banyak rumah atau bangunan yang dibangun tanpa ijin di dalam profil saluran/sungai, menghambat aliran air dan mempersulit pemeliharaan saluran. Menurutnya fungsi saluran mengakibatkan terjadinya banjir di musim hujan dan genangan-genangan di daerah rendah. Ditinjau dari besaran dimensi penampang sungai dan debit banjir rencana bahwa penampang sungai yang ada cukup mampu menampung debit banjir. Namun yang perlu diperhatikan dalam pengendalian pertumbuhan pembangunan di daerah penyangga (hulu DAS). Perubahan tata guna lahan di DAS akan mempengaruhi beban limpasan permukiman dan sistem pengaliran drainase pembuang utama. Limpasan hujan, Perkiraan debit limpasan hujan (periode ulang hujan 5 tahun) untuk setiap sub-catchment III - 91 Untuk wilayah Gianyar hulu (Tampaksiring, Payangan, Tegallalang), debit limpasan hujan ± 990,80 mm. Untuk wilayah hilir (Gianyar, Ubud, Blahbatuh, Sukawati), debit limpasan hujan ± 879,38 mm. Dengan demikian untuk Kabupaten Gianyar, sasaran pelayanan sistem drainase kota diarahkan pada : a. Peningkatan sistem drainase dalam rangka mengurangi wilayah potensi genangan diperkotaan. b. Pengembangan jaringan drainase, sistem non-konvensional (sumur resapan, Biopori dll), penampung/retensi serfa sarana prasarana pendukung/pelengkapnya meningkatkan pelayanan sarana drainase dan melindungi kawasan permukiman dan strategis perkotaan dari risiko genangan. c. Menjaga dan meningkatkan fungsi prasarana dan sarana sistem drainase yang ada. Kondisi eksisting pelayanan drainase seperti panjang drainase, debit serta luas wilayah layanan drainase masih harus dilakukan pendataan. 3.4.4 Aspek Teknis dan Operasional Penanganan drainase di Kabupaten Gianyar dilakukan melalui saluran drainase mikro dan makro. Genangan air dari air dari halaman dan lingkungan sekitar rumah sebelum dialirkan melalui saluran drainase mikro ke sungai sebagai saluran drainase makro. Selain berfungsi sebagai saluran air hujan saluran drainase di Kabupaten Gianyar juga berfungsi ganda, yaitu untuk mengalirkan air limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah industri dan air hujan. Beberapa saluran drainase yang ada yang berupa saluran terbuka dan ada yang berupa saluran tertutup. Sistem drainase merupakan sistem yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air permukaan agar tidak ada genangan air. Dalam perencanaan pengembangan sistem jaringan drainase pada suatu kawasan perencanaan, tidak dapat dilakukan dengan hanya melihat kondisi dan potensi internal kawasan tersebut secara tersendiri. Tetapi harus dilihat juga kondisi dan potensi dalam konteks yang lebih luas (makro). Secara garis besar pola aliran III - 92 drainase eksisting di Kabupaten Gianyar mengalir dari utara menuju selatan. Sedangkan untuk selanjutnya buangan air tersebut mengalir ke sungai yang berfungsi sebagai saluran drainase primer. Ada beberapa sungai di Kabupaten Gianyar yang berfungsi sebagai pembuang utama (Main Drain) seperti : sungai ayung, sungai oos, sungai pekerisan, sungai petanu dan sungai sangsang. Ditinjau dari besaran dimensi penampang sungai dan debit banjir rencana bahwa penampang sungai yang ada cukup mampu menampung debit banjir. Namun yang perlu diperhatikan dalam pengendalian pertumbuhan pembangunan di daerah penyangga (hulu DAS). Perubahan tata guna lahan di DAS akan mempengaruhi beban limpasan permukiman dan sistem pengaliran drainase pembuang utama. Perencanaan sistem drainase di Kabupaten Gianyar diarahkan sebagai berikut : 1. Memanfaatkan sistem drainase yang telah ada secra maksimal, baik sunagi, anak sungai, maupun saluran lainnya. 2. Saluran diusahakan mengikuti kemiringan tanah yang ada sehingga air hujan dapat dilairkan secara gravitasi 3. Saluran Primer diusahakan mengikuti saluran alam, sedangkan untuk saluran sekunder akan mengikuti saluran alam dan saluran buatan; dan saluran tersier akan mengikuti pola jaringan jalan. 4. Sistem drainase dirancang untuk mengalirkan air hujan secepatnya sehingga waktu pengaliran lebih pendek dan mengurangi kemungkinan terjadinya genangan dalam waktu yang panjang. 5. Pemilihan sistem jaringan drainase yang akan dikembangkan didasarkan pada karakteristik fisik daerah perencanaan dan jaringan jalan, jaringan irigasi serta prasarana lainnya. Batasan-batasan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sistem drainasi adalah sebagai berikut : a. Menghindari jalur-jalur yang menuntut pembebsan tanah atau bangunan yang berlebihan b. Arah Pengaliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menhindari pemompaan. III - 93 c. Pemanfaatan sungai/anak sungai sebagai badan air penerima dari outfall yang direncanakan. 6. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan sehingga dari mengurangi penggunaan gorong-gorong 7. Penertiban dan pengendalian saluran drainase agar tidak dijadikan tempat pembuangan sampah oleh penduduk, sehingga tidak terjadi pendangkalan dan penyempitan saluran. 8. Pembuatan jaringan irigasi baru di setiap jaringan jalan, disamping tetap mempertahankan sungai-sunagi yangada sebagai saluran primer dan sekunder. 9. Mempertahankan ruang terbuka hijau (RTH) sesuai standar sehingga memberikan peredaman terhadap beban limpasan/koefisien limpasan. 10. Penerapan sumur resapan untuk upaya konservasi air tanah. Saluran sekunder yang berupa saluran buatan atau saluran alam kondisinya hampir serupa. Kondisi tata ruang yang ada, ketidakteraturan permukiman, dimana terdapat banyak rumah atau bangunan yang dibangun tanpa ijin di dalam profil saluran/sungai, menghambat aliran air dan mempersulit pemeliharaan saluran. Menurutnya fungsi saluran mengakibatkan terjadinya banjir di musim hujan dan genangan-genangan di daerah rendah. Secara visual kondisi drainase yang ada di Kabupaten Gianyar dapat terlihat pada gambar 23 dan gambar 24. Pendukung prasarana drainase mikro dalam hal ini bentuk saluran dan teknologi yang mendukung dalam pelaksanaan pelayanan drainase masih menggunakan sistem sederhana, yakni mengalirkan air-air buangan dari perumahan, jalan atau tempat terbuka lainnya langsung menuju saluran drainase dan dilanjutkan ke daerah buangan (sungai atau laut). III - 94 Gambar 3.23 Saluran Drainase Mikro Kabupaten Gianyar Kondisi gorong-gorong sebagai pendukung dari sistem drainase makro, saat ini kondisinya masih memprihatinkan, dari sekian banyak jumlah gorong-gorong yang ada hampir sebagian besar mengalami masalah yang sama, yakni tersumbat akibat sampah atau endapan sedimen. Saat memasuki musim penghujan banyak gorong-gorong tidak mampu mengalirkan air drainase, sehingga sering mengakibatkan genangan air di sekitar jalan atau perumahan. Hal ini terjadi karena kebiasaan masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di saluransaluran drainase, dengan harapan nantinya sampah yang dibuang tersebut akan dialirkan oleh air yang melalui saluran drainase tersebut. Gambar 3.24 Permasalahan sistem drainase di Kabupaten Gianyar III - 95 3.4.5 Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Gianyar secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Akan tetapi sudah ada keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan drainase adalah kerja bakti/gotong secara insidental untuk membersihkan saluran drainase dan keterlibatan dalam prokasih. Dalam penanganan drainase lingkungan para perempuan sangat berperan dalam kebersihan lingkungan, dimana yang telah dilaksanakan dalam kegiatan P2WKSS saluran drainase sudah dialirkan ke pembuangan limbah yang telah ditentukan. 3.4.6 Permasalahan Kabupaten Gianyar secara umum tidak memiliki permasalahan dalam hal genangan yang disebabkan oleh terhambatnya air untuk masuk ke saluran baik primer, sekunder maupun tersier. Namun perlu antisipasi timbulnya genangan yang disebabkan karena faktor-faktor alam yaitu intensitas hujan, kemiringan daerah pengaliran, kemampuan lahan, faktor tata guna lahan, dan prilaku masyarakat. Banjir merupakan permasalahan umum dalam bidang drainase, seperti yang terjadi di beberapa titik penting di wilayah Kabupaten Gianyar akibat dari: 1. Banjir terjadi karena tersumbatnya saluran drainase 2. Daya tampung saluran yang kurang memadai 3. Pendangkalan saluran. 4. Belum adanya saluran drainase. Beberapa hal masih terlihat perlaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai berikut: a. Umumnya masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jaringan pembuangan limbah baik limbah industri rumah tangga maupun limbah domestic tanpa melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu. III - 96 b. Masih banyak masyarakat yang memanfaatkan drainase lingkungan sebagai TPS (tempat pembuangan sampah) yang praktis. 3.2 c. Masih adanya masyarakat yang membangun di atas badan drainase. d. Kurang terpeliharanya drainase Penyediaan Air Bersih Penyediaan air bersih di Kabupaten Gianyar dikelola oleh PDAM dan saat ini masingmasing unit pengelolaan sudah ada di tingkat Kecamatan. Penyediaan air bersih untuk perusahaan swasta lebih banyak memanfaatkan sumber air tanah dengan pembuatan sumur bor. Strategi pengembangan sistem penyediaan air bersih adalah sebagai berikut : - Optimalisasi kapasitas produksi dari sistem penyediaan air bersih saat ini. - Rehabilitasi sistem penyediaan air bersih - Penambahan kapasitas produksi secara bertahap sesuai rencana prioritas. 3.5.1 Landasan Hukum/ Legal Operasional Undang-Undang Republik Indonesia 1). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air; 2). Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490). III - 97 Keputusan Presiden Republik Indonesia Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar 1. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 6 tahun 2006 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air MInum Kabupaten Gianyar 2. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Air Minum. Tabel 3.31 Penjelasan pasal-pasal yang relevan dengan penyediaan air bersih dan atau buku putih No 1 2 Peraturan Perundangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. Pasal yang relevan Pasal 21 ayat (1): Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia. Ayat (2) Perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: d. pengaturan prasarana dan sarana sanitasi; Penjelasan; yang dimaksud dengan sanitasi meliputi prasarana dan sarana air limbah dan persampahan. Pasal 1 ayat (1): Undang-Undang Republik Indonesia Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan Nomor 25 Tahun dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai 2009 Tentang dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Pelayanan Publik negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Ayat 2 : Penyelenggara pelayanan publik yang selanj utnya disebut Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Pasal 3 : Tujuan undang-undang tentang pelayanan publik adalah: III - 98 No Peraturan Perundangan Pasal yang relevan a. 3 terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; b. terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; c. terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Pasal 5 ayat (1) : Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Ayat (2) : Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya. Pasal 9 : Peraturan Pemerintah Pengaturan usaha-usaha sebagaimana dimaksud dalam Republik Indonesia Pasal 8 Peraturan Pemerintah ini meliputi hal-hal sebagai Nomor 22 Tahun berikut : 1982 Tentang a. penetapan rencana prioritas penggunaan air dan/atau Pengaturan Air. sumber air; b. penetapan urutan prioritas penggunaan air dan/atau sumber air di dalam rencana perlindungan, pengembangan, dan penggunaan sumber air tersebut; c. pengaturan penggunaan air dan/atau sumber air; d. pengaturan cara pembuangan air limbah beserta bahanbahan limbah lainnya; e. pengaturan pembangunan bangunan pengairan maupun bangunan lain pada sumber air; f. pengaturan terhadap masalah-masalah lain yang mungkin timbul. Pasal 17 : Penggunaan dan penyediaan air untuk keperluan pokok kehidupan sehari-hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah ini, baik oleh perorangan maupun oleh sekelompok masyarakat, dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan setempat dan persyaratan yang bersangkutan dengan teknik penyehatan dan kesehatan lingkungan. Pasal 23 ayat (1) : Kecuali penggunaan air untuk keperluan pertanian dan ketenagaan, permohonan izin penggunaan air dan/atau sumber air untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada Bagian Ketiga Bab ini disampaikan kepada pihak yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah ini dengan disertai keterangan dan data yang diperlukan diatur lebih lanjut oleh Menteri. III - 99 No Peraturan Perundangan Pasal yang relevan Ayat (3) : Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini harus disertai rencana cara pembuangan air limbahnya beserta bahan-bahan limbah lainnya baik cair maupun padat. Pasal 31 ayat (1) : Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah, Lembagalembaga dan Badan-badan Hukum tertentu masing-masing sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya menyelenggarakan usaha pengendalian daya rusak air terhadap sumber air serta lingkungannya. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Ayat (2) : Masyarakat wajib membantu usaha pengendalian daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini. Pasal 33 : Masyarakat wajib membantu usaha pengendalian dan pencegahan terjadinya pencemaran air yang dapat merugikan penggunaan air serta lingkungannya Pasal 3 ayat (1) : Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi : a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam; b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui; c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya; d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya; e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya dan/atau perlindungan cagar budaya; f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik; g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati; h. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup; i. kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan atau mempengaruhi pertahan negara. Ayat (2) : III - 100 No 5 Peraturan Perundangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Pasal yang relevan Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri setelah mendengar dan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain dan/atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang terkait. Pasal 2 : Pengaturan pengembangan SPAM diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi yang berkaitan dengan air minum. Pasal 14 ayat (1) : Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan SPAM dan Prasarana dan Sarana Sanitasi. Ayat (2) : Prasarana dan Sarana Sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi PS Air Limbah dan PS Persampahan. Ayat (3) : Pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada pertimbangan: a. keberpihakan pada masyarakat miskin dan daerah rawan air; b. peningkatan derajat kesehatan masyarakat; c. pemenuhan standar pelayanan; dan d. tidak menimbulkan dampak sosial. Pasal 23 ayat (1) : Penyelenggaraan pengembangan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu dengan pengembangan Prasarana dan Sarana Sanitasi untuk menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari pencemaran air limbah dan sampah. Ayat (2) : Keterpaduan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan. Ayat (3) : Apabila penyelenggaraan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dapat dilakukan secara terpadu pada semua tahapan, keterpaduan penyelenggaraan pengembangan sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik. Ayat (4) : Dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dan/ atau Prasarana dan Sarana Sanitasi Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama antardaerah. III - 101 Peraturan Pasal yang relevan Perundangan Peraturan Daerah Tdk berlaku lagi setelah setelah perda no.3 tahun 2008 Kabupaten Gianyar berlaku No. 6 tahun 2006 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air MInum Kabupaten Gianyar No 4 5 Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Air Minum. 3.5.2 Pasal 4 ayat (1) : Lapangan usaha PDAM adalah penyediaan air minum untuk kebutuhan masyarakat dan usaha lainnya di bidang perairminuman. Ayat (2) : Dalam hal penyediaan air minum kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PDAM harus mencapai cakupan pelayanan 80% (delapan puluh persen ) dari jumlah penduduk. Aspek Institusional Instansi Pemerintah Kabupaten Gianyar yang menangani dan terkait dalam penyediaan air bersih lain adalah PDAM Kabupaten Gianyar dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar. Kewenangan Dinas/Badan yang ditunjuk dalam pengelolaan penyediaan air bersih dapat dilihat pada table tupoksi berikut: Tabel. 3.32 Kewenangan Dinas/Badan yang ditunjuk dalam pengelolaan penyediaan air bersih No 1 Instansi Tupoksi PDAM Kabupaten Gianyar Perda Nomor 3 Tahun 2008 tentang PDAM Kabupaten Gianyar Pasal 2: Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gianyar. Pasal 4 ayat (1) : Lapangan usaha PDAM adalah penyediaan air minum untuk kebutuhan masyarakat dan usaha lainnya di bidang perairminuman. Ayat (2) : Dalam hal penyediaan air minum kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PDAM harus mencapai cakupan pelayanan 80% (delapan puluh persen ) III - 102 No 3 Instansi Dinas Pekerjaan Umum (Bidang Pengairan dan Bidang Cipta Karya) Tupoksi dari jumlah penduduk. Tugas : Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Pekerjaan Umum bidang pengairan, kebinamargaan, dan keciptakaryaan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota dan tugas pembantuan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. (Pasal 3) Fungsi : (d) pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan urusan pekerjaan umum bidang pengairan, kebinamargaan dan keciptakaryaan yang menjadi kewenangan pemerintah kota (Pasal 4 point .d) 3.5.3 Cakupan Pelayanan Sistem penyediaan air minum di wilayah Kabupaten Gianyar dikelola oleh PDAM Kabupaten Gianyar berdasarkan Perda Pemda Dati II Kabupaten Gianyar No. 01 tahun 1976, yang telah diperbaharui dengan PERDA no 3 tahun 2008. Sampai dengan akhir tahun cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Gianyar telah mencapai 69% dari jumlah penduduk perkotaan. Namun demikian, perlu mendapat perhatian bahwa pelayanan pasokan air bersih kepada konsumen tersebut belum semuannya dapat dilayani selama 24 jam per hari dan kualitas air yang diterima oleh konsumen dibeberapa lokasi masih belum memuaskan/kurang memenuhi persyaratan standar yang diijinkan. Pelayanan air minum di Kabupaten Gianyar dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gianyar dan Bidang Cipta Karya Dinas PU Kabupaten Gianyar serta PAM Swakelola masyarakat. Pada saat ini PDAM Kabupaten Gianyar telah melayani 7 Kecamatan yang termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Gianyar berupa unit/cabang yang dikelola oleh PDAM Kabupaten. PDAM Kabupaten Gianyar telah mampu melayani 70 Desa dengan jumlah pelanggan mencapai 43.399 SL yang tersebar di 7 kecamatan. Prosentase cakupan pelayanan daerah perkotaan dan daerah pedesaan sampai tahun 2008 PDAM Kabupaten Gianyar mencapai 74,51 % untuk wilayah perkotaan dan 56,26 % untuk wilayah pedesaan. III - 103 Tabel 3.33 Prosentase Tingkat Pelayanan Air Minum PDAM Kabupaten Gianyar No. Tahun 1 2 3 4 3.5.4 2004 2005 2006 2007 Cakupan Pelayanan Jumlah Perkotaan Pedesaan Pelanggan (%) (%) 39982 88,68 70,02 40211 83,22 64,94 41026 73,15 55,21 42396 74,06 56,21 Aspek Teknis dan Operasional Sumber utama pasokan air baku PDAM Kabupaten Gianyar saat ini memanfaatkan sumber air tanah dengan pembuatan sumur bor yang tersebar dibeberapa lokasi. Kawasan sekitar mata air merupakan kawasan tertentu di sekitar mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Untuk Kabupaten Gianyar terdapat 44 mata air dengan luas 2.728 Ha yang ditetapkan sebagai kawasan perlindungan setempat yaitu : - Kecamatan Gianyar (6 buah) meliputi mata air petak, candi baru, bitra, tegal tugu dan taman magenda. - Kecamatan Blahbatuh (6 buah) meliputi mata air buruan, (2 buah), celuk, getas, kutri dan banguliman. - Kecamatan sukawati (5 buah) meliputi mata air sakah, cangi, rijasa, lantang hidung dan singapadu kaler - Kecamatan Payangan (10 buah) meliputi mata air melinggih, giri kesuma, air jeruk, kehia, undisan (2 buah), mumbul, yeh kuning, susut dan tlingipis. - Kecamatan Tegallalang (7 buah) meliputi mata air telaga waja, sapat, kedisan, tegallalang, pupuan, gunung kawi dan taro. - Kecamatan Tampaksiring (10 buah) meliputi mata air tirta empul (3 buah), tegal saat, sinduraja, belusung, suradayu, megening, gunung kawi dan taman sari. III - 104 Tabel.3.34 Rekapitulasi Kapasitas Sumber Air Baku Yang Dimanfaatkan PDAM NO. LOKASI JENIS 1. Kec. Gianyar 2. Kec Sukawati 3. 4. Kec Blahbatuh Kec Payangan 5. Kec. Tegallalang 6. Kec. Tampasiring 7 Kec. Ubud Sumur Bor Mata Air Pompa Mata Air Gravitasi Sumur Bor Mata Air Pompa Sumur Bor Mata Air Pompa Pembelian dari PT BBT Mata Air Pompa Mata Air Gravitasi Pembelian dari PT BBT Mata Air Pompa Sumur Bor Mata Air Pompa Sumur Bor Pembelian dari PT BBT JUMLAH TOTAL KAPASITAS KETERANGAN (ltr/dtk) 160,72 15 unit 4 unit 2 unit 142,47 10 unit 5 unit 66,97 5 unit 3 unit 51,24 52,66 4 unit 1 unit 79,55 11 unit 4 unit 4 unit 5 unit 129,59 683,20 Sumber : Profil PDAM 2010 Tabel 3.35 Sumber-sumber Potensi Air Untuk Pengembangan SPAM NO 1. SUMBER AIR BAKU SPAM PETANU KAPASITAS (lpd) KETERANGAN MAKS. MIN. RATA2 900 600 777 Memasok air ke IPA didistribusikan ke perkotaan sarbagitaku yang rencana pembangunannya mulai tahun 2012 Sumber : PDAM Mei 2010 Pipa Distribusi Pendistribusian air menggunakan jaringan pipa yang terpasang hampir mencapai daerah pinggiran kota. Walaupun pada beberapa di daerah perkotaan masih juga belum terlayani dikarenakan daerah tersebut terletak pada tempat yang tinggi sehingga sisa tekan dalam pipa yang ada tidak mampu mengalirkan air ke lokasi tersebut. Pipa distribusi yang dipergunakan berukuran III - 105 mulai dari 50 mm hingga 600 mm. bahan pipa yang dipergunakan yakni PVC, PE, galvanis (sedikit), DCIP, ACP dan steel. Pipa-pipa tersebut terpasang mulai dari halaman rumah penduduk, bawah saluran drainase, bahu jalan hingga di tengah/badan jalan. Hal ini terjadi karena banyak ruas jalan yang dilebarkan dan karena pelebaran tersebut tidak menyediakan tempat khusus untuk penanaman jaringan pipa akhirnya sebagian besar jaringan pipa utama berada di badan jalan. Hal ini menjadi persoalan di masa mendatang sejalan dengan meningkatnya beban lalu lintas kendaraan dan bertambahnya usia jaringan pipa tersebut sehingga meningkatkan resiko kebocoran pipa. Diagram distribusi pelayanan air minum oleh PDAM Kabupaten Gianyar dapat digambarken sebagai berikut: Sumber: Profil PDAM Kabupaten Gianyar 2010 Gambar 3.25 Sistem distribusi air minum di Kecamatan Ubud Sumber: Profil PDAM Kabupaten Gianyar 2010 Gambar 3.26 Sistem distribusi air minum di Kecamatan Gianyar dan Kecamatan Blahbatuh III - 106 Sumber: Profil PDAM Kabupaten Gianyar 2010 Gambar 3.27 Sistem distribusi air minum di Kecamatan Sukawati dan Kecamatan Tampaksiring Sumber: Profil PDAM Kabupaten Gianyar 2010 III - 107 Gambar 3.28 Sistem distribusi air minum di Kecamatan Tegallalang dan Kecamatan Payangan Teknologi IPA yang dipergunakan PDAM Instalasi pengolahan air yang ada menggunakan sistim pengolahan lengkap seperti aerasi/oksidasi dengan kimia (praklorinasi), koagulasi, flokulasi, pengendapan (sedimentasi)/pengapungan (flotasi), penyaringan dan disinfeksi serta pemompaan. Dari pengambilan air di sumber air hingga menjadi air bersih hasil olahan PDAM Kabupaten Gianyar dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: Gambar 3.29 Gambar 3.30 Sistem pengolahan air bersih PDAM Kabupaten Gianyar Instalasi pengolahan air bersih PDAM Kabupaten Gianyar 3.5.5 Permasalahan Permasalan yang ada dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten Gianyar antara lain meliputi : III - 108 Kendala Pelayanan Air Minum. 1). Teknis Keterbatasan sumber air baku baik secara kuantitas maupun kualitas. Investasi sarana produksi dan distribusi terbatas. Tingkat kehilangan air masih tinggi diatas 20 %. Jenis pipa transmisi dan distribusi yang terpasang. sebagian besar telah berumur > 20 tahun. Sebagian besar alat ukur sistem produksi masih. menggunakan sistem makanik. 2). Keuangan Rasio kamampuan mambayar pinjaman rendah. Pencapaian pemulihan biaya penuh belum terlaksana. Terbatasnya sumber dana investasi dimana investasi pelayanan membutuhkan perhatian yang seimbang sebagaimna di jelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007. 3). Perbandingan aset berimbang dengan hutang. Rentabilitas dan solvabilitas rendah. Manajemen Cakupan pelayan masih rendah. Daftar tunggu semakin banyak pada derah yang tidak ada jardistya. Masyarakat lebih banyak memanfaatkan air bawah tanah. Target MDGs tidak tercapai. Pencatatan meter air belum optimal. Penggantian meter air diatas lima tahun belum optimal. Sistem penagihan melalui kas pembantu belum online penuh. III - 109 3.3 Komponen Sanitasi Lainnya 3.6.1 Penanganan Limbah Industri Industri yang berkembang di Kabupaten Gianyar sebagian besar merupakan industri kecil (industri rumah tangga). Limbah yang di hasilkan dari industri kecil di Kabupaten Gianyar belum terkelola dengan baik, biasanya di buang ke saluran yang menuju sungai atau di buang ke lahan kosong/tegalan. Pola prilaku masyarakat ini dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit. Landasan hukum dalam penanganan limbah industri ini mengacu pada PP No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal, Kepmen LH No. 17 Tahun 2001 tentang rencana usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi Amdal dan PP No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3. 3.6.2 Penanganan Limbah Medis Di Kabupaten Gianyar terdapat 4 (empat) rumah sakit, 13 puskesmas, 66 puskesmas pembantu, 16 puskesmas keliling, dan 16 klinik swasta. Penanganan limbah medis merupakan tanggung jawab institusi yang menghasilkan limbah medis tersebut memusnahkannya. rumah sakit umum untuk mengelola ataupun sudah memiliki pengolahan limbah medis tersendiri baik limbah medis padat dan limbah medis cair. Sedangkan untuk puskesmas belum mampu mengolah limbah medis yang dihasilkan. Limbah medis merupakan salah satu limbah B3 karena sifatnya yang infekisius, sehingga penangananya berbeda dengan limbah lain. Penanganan limbah medis di Kabupaten Gianyar dilakukan dengan pembakaran di insenerator untuk limbah padat medis, sedangkan untuk limbah cair diolah dengan IPAL sebelum di buang diperairan terbuka. Dalam penanganan limbah padat medis tidak semua rumah sakit maupun puskesmas di Kabupaten Gianyar mempunyai insenerator adalah Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar. Pengelolaan limbah limbah padat medis untuk rumah sakit dan puskesmas milik Pemerintah Kabupaten Gianyar dilakukan dengan cara dikirim ke Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar, selanjutnya dilakukan pembakaran di insenerator di yang dilakukan selama satu minggu sekali. Abu hasil sisa pembakaran limbah padat medis selanjutnya dikubur di lahan belakang insenerator Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar. Pengelolaan limbah limbah cair medis dilakukan dengan mengalirkan limbah cair ke IPAL sebelum dibuang ke perairan terbuka, seperti III - 110 halnya dalam pengelolaan limbah padat medis puskesmas tidak mempunyai fasilitas IPAL, hanya Rumah sakit Sanjiwani sudah mempunyai IPAL, sedangkan rumah sakit dan puskesmas yang lain masih dialirkan ke tangki septik. 3.6.3 Kampanye PHBS Berbagai program telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam rangka peningkatan kesadararan masyarakat akan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Di beberapa Puskesmas di Kabupaten Gianyar program kampanye PHBS yang telah dilakukan sebagai berikut : No 1. 2. Tabel 3.36 Program Kampanye PHBS yang Telah dilaksanakan oleh Puskesmas di Kabupaten Gianyar Jenis Kegiatan Lokasi Waktu Penyuluhan Flu Burung Sekolah Dasar di Desa Pejeng, Tahun 2009 dan Cuci Tangan Pejeng Kaja, Pejeng Kawan, 2010 Pejeng Kangin, Pejeng Kelod, Keenuh, Batuan, Sukawati, Guwang, Ketewel, Batuan Kaler, Tampak Siring, Sanding, Manukaya, Puskesmas Tampak Siring I Sekolah Dasar di Desa Tahun 2010 Penyuluhan Rabies Kemenuh, Batuan, Sukawati, Guwang, Ketewel, Batuan Kaler Puskesmas Sukawati I 3. Pembinaan Semua Desa Pemberantasan Sarang Gianyar Nyamuk di Kabuapten Setiap Tahun 4. Survey PHBS di Kabuapten Setiap Tahun 5. Sosialisasi kesehatan melahirkan bayi di Kabuapten Setiap Tahun Semua Desa Gianyar tentang Semua Desa ibu hamil, Gianyar nifas dan - Sumber : Puskesmas – Puskesmas di Kabupaten Gianyar Sedangkan kegiatan kampanye PHBS akan dilakukan disetiap wilayah di Kabupaten Gianyar dengan rencana aktivitas sebagai berikut: Tabel 3.37 Rencana Kampanye PHBS Bentuk Kampanye PHBS Pertemuan rutin kader Wilayah Prioritas PHBS. Seluruh Kelurahan Pelaksana PKK, Sanitarian III - 111 Bentuk Kampanye PHBS Wilayah Prioritas Memberikan pemahaman materi PHBS dalam konteks Sanitasi (limbah, air bersih, sampah, drainase) Pembekalan PHBS bagi kader-kader Seluruh Kelurahan Kampanye PHBS melalui paguyuban- Seluruh Kelurahan paguyuban, dan grup kesenian (melalui lagu-lagu daerah atau bentuk lainnya). Pelaksana Puskesmas PKK, Sanitarian Puskesmas PKK, Sanitarian Puskesmas, LPM, Sekolah-sekolah Studi banding PHBS Tim Gabungan (Pokja Pokja AMPL AMPL) Pelatihan kader utk pelaksanaan Seluruh Kelurahan PKK, Sanitarian survey PHBS Puskesmas, LPM, Sekolah-sekolah Lomba PHBS tingkat Desa/Posyandu, Seluruh Kelurahan PKK, Sanitarian antar sekolah (kebersihan lingkungan Puskesmas, LPM, dan prilaku) Sekolah-sekolah Mendorong lahirnya perda kawasan dilarang merokok untuk Kawasan perkotaan Poster-poster, buku panduan PHBS umum Pokja AMPL Seluruh Kelurahan Kerja bakti Seluruh Kelurahan Lomba Desa bersih (oleh Puskemasmas) Pertemuan rutin (setiap Jumat minggu pertama) Kampanye PHBS (Pengaturan Seluruh Kelurahan pembuangan sampah) Pengkaderan PHBS rumah tangga Seluruh Kelurahan (air bersih dan jamban) Pokja AMPL, PKK, Sanitarian Puskesmas, Sekolahsekolah Puskesmas, LPM LPM dan Puskesmas Sumber : Puskesmas – Puskesmas di Kabupaten Gianyar 3.4 Pembiayaan Sanitasi Kota 3.7.1 Kelembagaan Pembiayaan Pengelolaan Sanitasi Pembiayaan sanitasi di Kabupaten Gianyar dianggarkan pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Dinas Kebersihan Pertamanan (DKP), Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Kesehatan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Tabel 3.38 SKPD yang dibiayai untuk Pengelolaan Sanitasi III - 112 No 1 Lembaga Dinas Kebersihan dan Pertamanan Bidang Kebersihan dan persampahan 2 3 5 Badan Lingkungan Hidup Dinas pekerjaan Umum Dinas Kesehatan 6 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pengelolaan lingkungan Hidup Pengairan dan Cipta Karya Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Prasarana Fisik dan Tata Ruang & Lingkungan Hidup 3.7.2 Proporsi Pendanaan Pembangunan Sanitasi Pembiayaan sanitasi Kabupaten Gianyar yang berasal dari APBD kota, APBD Propinsi, APBN maupun anggaran lain untuk pembangunan dan pengeloaan sektor sanitasi. Pemerintah Kabupaten Gianyar telah mendukung pembangunan sanitasi dengan telah menyediakan alokasi anggaran untuk sanitasi. Tidak konsistennya pembiayaan bidang sanitasi mungkin diakibatkan oleh belum terpetakannya permasalahan sanitasi dan belum terindikasi program yang tepat untuk pembangunan sanitasi tersebut. Anggaran sanitasi dari APBD jarang sekali tidak terserap. Kendala penyerapan biasanya terkait dengan pengadaan lahan UPS atau pembangunan UPS, karena sulitnya mencari lokasi yg mendapat ijin dari masyarakat. Berikut adalah alokasi anggaran untuk sektor air limbah, drainase, persampahan, dan air minum pada tahun 2006-2010. Anggaran tersebut sudah termasuk dana DAK yang diterima Kabupaten Gianyar. Dana DAK selama beberapa tahun diberikan di sektor air minum, Baru tahun 2010 DAK diberikan untuk air minum dan air limbah (pembangunan MCK Plus Plus). Alokasi anggaran untuk sektor air limbah terus mengalami dinamika, dari tahun 2006 dimana tidak terdapat alokasi dana kegiatan air limbah dan terserap dana APBD untuk program air limbah di tahun 2008 hingga saat ini. Kondisi ini dilatarbelakangi jumlah penduduk yang semakin bertambah sehingga perlunya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam hal penambahan sarana dan prasarana air limbah disamping kegiatan pengelolaan air limbah hanya terpokus dalam pengelolaan drainase saja. Alokasi anggaran untuk sektor drainase terus mengalami peningkatan dari tahun 2006 hingga 2010. Peningkatan cukup tinggi terjadi dari tahun 2007 ke tahun 2008 dan seterusnya, yaitu hampir lima kali lipat dari 0,13% menjadi 0.50 % (terhadap belanja langsung APBD). Sebagian besar permasalahan drainase III - 113 membutuhkan solusi yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur (fisik) seperti perbaikan dan pembangunan saluran, pembangunan sumur resapan, dan pemeliharaan badan penerima air (sungai, situ) sehingga memerlukan alokasi yang cukup besar. Pembiayaan sanitasi kota untuk sektor persampahan mulai dari tahun 2006 hingga 2010 cenderung mengalami peningkatan. Besarnya persentase anggaran yang dialokasikan dari APBD mencapai nilai 0,29% hingga 0,41%. Dengan anggaran biaya sanitasi sektor persampahan sebesar 0,41% hingga saat ini mampu melayani pengelolaan sampah hingga 64%. Jika dilihat dari besarnya persentase pelayanan sampah maka perlu peningkatan anggaran untuk mencapai pelayanan yang optimal. Adapun alokasi anggaran lebih diprioritaskan untuk penambahan fasilitas persampahan seperti TPS dan optimalisasi TPA serta sosialisasi pengelolaan sampah yang berbasiskan Jumlah Dana Sanitasi x 100000 masyarakat. 100000 80000 60000 40000 20000 0 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun Gambar 3.31 Grafik perkembangan pendanaan sanitasi di Kabupaten Gianyar III - 114 Tabel 3.39 Realisasi Anggaran Sanitasi No A B C Sub Sektor Realisasi Anggaran (Rp.000) 2006 2007 2008 2009 Keterangan 2010 Anggaran APBN Persampahan - - - 250.000.000,00 - Air Limbah - - - 300.000.000,00 - Drainase - - - - - Persampahan - - - - - Air Limbah - - - - - Drainase - - - - - 443.254.792.885,00 573.206.560.000,00 681.349.640.000,00 1.280.118.000,00 3.496.448.500,00 1.259.803.375,00 - - 660.000.000,00 752.490.000,00 Anggaran APBD Prov. Anggaran APBD Kab. Persampahan Air Limbah Drainase 666.231.206.814,50 1.023.205.500,00 2.748.866.541,00 1.623.084.500,00 904.021.500,00 1.812.276.000,00 3.419.786.750,00 3.078.192.000,00 5.184.609.688,00 Sumber : APBD Kabupaten Gianyar diolah III - 115 Tabel 3.40 Realisasi Anggaran Sanitasi per SKPD No Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2006 1 Bappeda 2 Dinas PU 2007 2008 2009 - - - - 105.000.000 105.000.000 660.000.000 752.490.000 5.042.871.250 3.982.213.500 6.996.885.688 17.434.460.438 3.496.448.500 1.259.803.375 - - 4.756.251.875 1.023.205.500 2.748.866.541 3.772.072.041 5.005.419.000 9.850.752.229 3 Badan Lingkungan Hidup 4 Dinas Kebersiahan & Pertamanan Total Realisasi Belanja Sanitasi Total APBD Jumlah Penduduk Jumlah 2010 660.000.000 4.248.938.500 6.302.674.625 443.254.792.885,00 573.206.560.000,00 681.349.640.000,00 383.591 387.183 390.698 0,001 0,007 0,009 1.720,58 10.973,98 16.131,83 Rasio Belanja Sanitasi Terhadap Total Belanja 666.231.206.814,50 394.755 #DIV/0! 397.977 0,015 Rasio Belanja Sanitasi Terhadap Jumlah Penduduk 12.679,81 24.752,06 Sumber : APBD Kabupaten Gianyar diolah Keterangan: Belum terbentuk Dinas Kebersihan dan Pertamanan III - 116 3.7.3 Permasalahan Pendanaan dan Pengelolaan Sanitasi Kota Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Gianyar tidak berbeda jauh dengan kendala yang dihadapi oleh daerah lain dalam pengelolaan sanitasi. Belum optimalnya pengelolaan dan pendanaan sanitasi kota disebabkan beberapa kendala utama, yaitu masalah kelembagaan, terbatasnya anggaran dan terbatasnya informasi mengenai aspek sanitasi secara menyeluruh ditingkat semua pemangku kepentingan. A. Aspek Kelembagaan Lembaga pengelola sanitasi masih menjadi permasalahan serius dalam penyusunan program pengelolaan sanitasi. Beberapa SKPD masih terjadi tumpang tindih dan belum terintegrasinya perencanaan pengelolaan sanitasi yang terpadu di setiap SKPD, sehingga setiap SKPD menganggarkan pendanaan pengelolaan sanitasi tidak disertai rencana jangka panjang untuk kepentingan lingkup Kabupaten. Pengelolaan air bersih sudah sangat jelas dilakukan oleh PDAM. Untuk pengelolaan air limbah belum terfokus oleh satu lembaga tetapi masih ditangani oleh beberapa SKPD yaitu PDAM, BLH dan DKP. Penanganan drainase dilaksanakan terutama oleh Dinas Pekerjaan Umum. Belum terarahnya pengelolaan sanitasi pada satu lembaga menjadi tidak optimalnya perencanaan serta pelaksanaan pengelolaan sanitasi meskipun alokasi pendanaan cukup. B. Aspek Keterbatasan anggaran Sejak tahun 2009, pendapatan daerah melalui dana alokasi umum berkurang cukup signifikan. Anggaran yang terbatas menjadi kendala utama dalam pengelolaan sanitasi di daerah. Belum optimalnya perencanaan, belum tersebarnya informasi sanitasi ke masyarakat serta potensi investasi di bidang sanitasi menjadi kendala utama dalam upaya menggali sumber pendanaan terutama yang berasal dari masyarakat. Dengan keterbatasan pendanaan serta program pengelolaan sanitasi masih belum menjadi program pembangunan yang prioritas sehingga investasi bidang sanitasi umumnya sangat rendah. III - 117 C. Aspek Informasi Sanitasi Pembangunan sanitasi sampai saat ini belum menjadi hal yang prioritas sehingga pengelolaan sanitasi baik fisik maupun nonfisik juga tidak optimal. Akibatnya proses pemahaman masyarakat tentang sanitasi juga kurang intensif. Selain pemerintahan itu pemahaman menjadikan sanitasi program-program yang yang spasial di tingkat mengarah pada peningkatan pemahaman sanitasi di tingkat masyarakat tidak prioritas sehingga seringkali dikalahkan dengan program fisik lainnya. III - 118