Pokja Sanitasi Gianyar Pokja Sanitasi Gianyar Tabel 3.24 Volume

advertisement
Tabel 3.24
Volume timbulan Sampah di TPA Temesi Th. 2011
No
Truck Swadaya (M3)
Bulan
1
Januari
2
Pebruari
3
Truck Pemda (M3)
7.209
5.902,5
6.418,5
5.257
Maret
6.674
5.656
4
April
6.963
5.788
5
Mei
7.222
6.101
6
Juni
6.914
5.741,5
7
Juli
7.256
6.113,5
8
Agustus
7.290
6.058
9
September
7.122,5
5.847,5
10
Oktober
7.542,5
6.153,5
11
Nopember (Proyeksi)
7.061
5.862
12
Desember (Proyeksi)
7.061
5.862
84.733,5
70.342,5
Jumlah
Sumber : Kantor Pengelola TPA Temesi, Tahun 2011
Cakupan pelayanan sampah oleh DKP baru mampu melayani daerah
perkotaan saja, yang meliputi daerah-daerah permukiman, pasar, tempattempat umum, pertokoan / perkantoran dan jalan-jalan protokol. Cakupan
pelayanan pengangkutan sampah baik dengan gerobak maupun dengan
armada angkut yang dimiliki oleh DKP Kabupaten Gianyar adalah sebagaimana
tabel berikut ini:
Tabel 3.25
Cakupan Pelayanan Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah
No
1
2
Cara
Pengumpulan/
Pengangkuta
Dengan gerobak/
Becak ke transfer
depo / TPS
Langsung ke TPS
oleh
masyarakat
(individual)
Daerah
Permukiman
(%)
Pasar
(%)
25
10
75
50
Wilayah
TempatPertokoan/
tempat
perkantoran
umum
(%)
(%)
5
-
95
40
Jalan
pertokol
(%)
-
80
III- 61
No
3
Cara
Pengumpulan/
Pengangkuta
Daerah
Permukiman
(%)
Pasar
(%)
35
100
Langsung dengan
truck
selanjutnya
dibuang ke TPA
Wilayah
TempatPertokoan/
tempat
perkantoran
umum
(%)
(%)
100
100
Jalan
pertokol
(%)
100
Data diatas menunjukan bahwa pelayanan truck sampah telah mencapai 100%
untuk lokasi pasar, tempat-tempat umum, pertokoan / perkantoran serta jalanjalan protokol sedangkan untuk daerah permukiman pelayanan truck hanya
mampu menjangkau sebesar 35%, dan untuk mengatasi kendala tersebut,
maka pada daerah-daerah permukiman yang sulit dilalui kendaraan truck telah
didukung dengan gerobak sampah dengan cakupan pelayanan mencapai 75 %.
Sedangkan cakupan wilayah pelayanan untuk wilayah perkotaan DKP mampu
melayani sepenuhnya (100%) pada wilayah administrasi kota, sedangkan pada
daerah-daerah yang menjadi daerah fungsional kota baru mencapai 25%.
Adapun cakupan wilayah pelayanan sampah adalah sebagai berikut :
Pemukiman :
1.
Kelurahan Gianyar
2.
Kelurahan Abianbase
3.
Kelurahan Beng
4.
Kelurahan Samplangan
5.
Kelurahan Bitra
Non Pemukiman :
1.
Pasar Gianyar
2.
Pasar Ubud
3.
Pasar Sukawati
4.
Pasar Blahbatuh
5.
Pasar Tegallang
6.
Pasar Tampaksihng
III- 62
7.
Pasar Payangan
8.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gianyar
9.
Terminal Gianyar, Batubulan.dll
10. Sekolah-sekolah di 5 Kelurahan yang menjadi Cakupan Layanan DKP
11. Tempat Wisata
12. Perkantoran Pemerintah dan Fasum Lainnya.
A.
Peralatan
Dukungan peralatan untuk operasional kebersihan yang dikelola oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan meliputi :

Gerobak/becak
Pengangkut sampah
:
31 unit (21 buah rusak berat)

Jumlah Dump Truck
:
9 unit

Arm Roll Truck
:
3 unit

Truck Tangki
:
4 unit

Kijang Pick Up
:
2 unit

Colt Pick Up
:
4 unit

Escavator
:
1 unit

Buldoser
:
2 unit

Willoder
:
1 unit
Gerobak/becak mengangkut sampah-sampah domestik dari rumah rumah
penduduk dan dibuang pada tempat pembuangan sementara (TPS) atau
transfer depo yang selanjutnya diangkut oleh Truck pengangkut untuk
dibuang ke TPA. Volume rata-rata gerobak pengangkut tersebut adalah 1
m3 kemampuan gerobak untuk mengangkut keliling rumah penduduk
mencapai ritasi 2 kali, sehingga untuk pelayanan dengan gerobak
tersebut didukung dengan jumlah petugas pengangkut sebanyak 106
orang. Sedangkan Truck yang dioperasikan untuk mengangkutan sampah
memiliki volume rata-rata sebanyak 6-8 m3 dan kemampuan ritasi
III- 63
pengangkutan sampah sampai pembuangan ke TPA adalah sebanyak 2
kali.
Buldozer dan Escavator yang diperoleh dari pembelian dengan bantuan
pendanaan dari Bank Dunia dalam program P3KT-BUIP dan willoder dari
bantuan provinsi digunakan khusus untuk pengelolaan sampah di TPA
seperti peralatan sampah, pengangkutan, pengurugan dan lain-lainnya
yang diperlukan untuk mengelola sampah yang ada di TPA. Buldozer,
Escavator dan willoder
di operasikan setiap hari untuk mendorong,
meratakan dan memadatkan sampah dan selanjutnya mengunci sampah
supaya tidak terkontaminasi oleh lalat.
B.
Pewadahan
Jenis pewadahan yang digunakan untuk penampungan sementara
meliputi berbagai jenis, baik yang disediakan secara swadaya oleh
masyarakat,
maupun
bantuan
pewadahan
yang
disediakan
oleh
pemerintah. Jenis pewadahan yang digunakan meliputi: (1). Kantong
Plastik, (2) Tong Plastik, (3) Drum/Tong Logam, (4) Bak dari kayu, (5)
Keranjang, (6) Karung, (7) Bak pasangan bata, (8) Steel container dan
lain-lain.
Pewadahan
pemukiman),
ditempatkan
pasar,
pada
rumah-rumah
tempat-tempat
umum,
penduduk
(daerah
pertokoan/perkantoran
maupun di jalan-jalan arteri, kolektor maupun jalan protokol, sedangkan
jenis pewadahan seperti kantong plastik, drum/tong logam umumnya
ditempatkan pada daerah permukiman, pasar, tempat-tempat umum,
pertokoan/perkantoran, sedangkan bak pasangan bata, keranjang dan
karung umumnya ditempatkan pada daerah permukiman penduduk.
C.
Pengumpulan dan Pengangkutan
Cara pengumpulan dan pengangkutan dilakukan dengan peralatan yang
tersedia seperti :
1.
Gerobak/becak dioperasikan pada daerah permukiman, pasar,
tempat-tempat umum, pertokoan dan perkantoran serta jalan-jalan
protokol yang selanjutnaya dibuang ke tempat penampungan
sementera (TPS). Sedangkan disisi lain juga ada individu masyarakat
yang langsung membuang sampahnya. Setelah sampah terkumpul
III- 64
truck pengangkut akan menjemput dan lanjut membuangnya ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang berlokasi di Desa Temesi.
2.
Strategi lainnya yang dilakukan oleh DKP adalah pengumpulan dan
pengangkutan langsung dilakukan oleh dump truck dan arm roll truck
pada rute-rute yang dapat dilalui oleh kendaraan tersebut, dan lanjut
membuangnya ke TPA. Umumnya rute perjalanan meliputi daerahdaerah permukiman yang berada pada jalan-jalan protokol ataupun
ruas jalan arteri, jalan primer dan sekunder yang ada diwilayah Kab.
Gianyar dan berada dalam satu jalur pembuangan menuju ke TPA
Temesi.
III- 65
Gambar 3.19 Pengelolaan Sampah daerah perkotaan di Kabupaten Gianyar (Pola Kumpul-Angkut-Buang)
Buku Putih Sanitasi
Pokja Sanitasi Kabupaten Gianyar
P
III - 66
3.3.1
Aspek Teknis & Teknologi
a.
Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Persampahan
dikelola
oleh
pelaksana
tugas
Dinas
Kebersihan
Pertamanan dan Pertamanan. Tugas pokoknya adalah penampungan,
pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan, dan mengelola TPA, serta
pengadaan
perawatan
taman,
lapangan
olah
raga.
Pelayanan
dilaksanakan rumah ke rumah, TPSS ke TPS serta membentuk organisasi
persampahan dalam pembuangan sampah ke lokasi pembuangan
sementara (LPS/TPSS). Pengelolaan persampahan dikelola oleh Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pertamanan Kabupaten Gianyar. Orientasi
kerja dinas ini adalah peningkatan pelayanan, peningkatan keindahan dan
keasrian taman dan ruang terbuka, serta peningkatan kesadaran
masyarakat pada pengelolaan persampahan.
?
58 %
-
Digunakan kembali
TPS
Rumah tangga
-
Pasar Temporer 2.5 %
7,5 %
88 %
TPA
Pasar
Stasiun
Peralihan
Antara (SPA)
15 %
Komersial
Sanitary
landfill (690 m3
per hari)
15%
Industri
?
Jalan/Taman
2%
Pengolahan
sendiri /
PPLI
Sungai
Sumber: RTRW Kabupaten Gianyar 2010-2030
Gambar 3.20 Sistem Penanganan Persampahan Kabupaten Gianyar
b.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Kabupaten Gianyar mempunyai TPA dengan sistem Controlled landfill
yang berada di Desa Temesi Kecamatan Gianyar berdiri mulai tahun1993
dengan dua kali perluasan Pengelolaannya bekerjasama dengan
Yayasan Pengolahan Sampah Temesi dengan Kapasitas dan luas 4 ha
(391,04
Are).
Kerjasama
dengan
masyarakat
dilakukan
sejak
III - 67
pengumpulan hingga pembuangan ke TPSS. Pelayanan dilakukan
Tersebar di 7 kecamatan dan 5 Kelurahan di Kecamatan Gianyar Total
volume sampah yang diangkut dari TPSS menuju TPA 400 m3 per hari.
Di lokasi TPA terdapat incinerator dan tungku pembakaran sampah,
namun fasilitas tersebut sudah tidak dioperasikan lagi oleh DKP. Di TPA
Temesi telah ada kegiatan pemilahan sampah, yang diresmikan oleh
pemerintah Kab. Gianyar tahun 2004. Pedidikan fasilitas pemilahan
sampah tersebut dibiayai oleh LSM Rotary Club International-Bali Fokus BORDA yang bekerjasama dengan Desa Adat setempat yang dibentuk
melalui kelembagaan pengelola yaitu Yayasan Pemilahan Sampah
Temesi (YPST).
Berdasarkan perencanaan terhadap TPA Temesi sebagai satu kesatuan
sistem
persampahan
SARBAGITA,
TPA
Temesi
mendapatkan
perencanaan Revitalisasi menjadi TPA dengan pengelolaan sampah
dengan sistem sanitary landfill. Dimana pekerjaan revitalisasi TPA diawali
pada tahun 2011 direncanakan secara bertahap sebanyak 3 kali sampai
tahun 2013. Pekerjaan ini merupakan kegiatan Satker Penyehatan
Lingkungan Permukiman Bali melalui dana APBN.
Sejak Tahun 2002 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten
Gianyar telah melaksanakan kegiatan pengolahan sampah organik
menjadi
pupuk
kompos,
terutama dilaksanakan di
TPA Temesi
merupakan bagian dari fasilitas yang terdapat di TPA Temesi Kabupaten
Gianyar.
1.
Unit Pemilahan dan Komposting
Upaya pengembangan kinerja TPA di dalam menghasilkan produksi
kompos dari 5 ton menjadi 50 ton perhari merupakan suatu usaha
yang cukup luar biasa di TPA Temesi, sehingga dari mengeloh
sampah organik
menjadi kompos, fasilitas memperoleh carbon
credits.
Fasilitas Temesi telah diregistrasikan oleh Dewan Eksekutif CDM
pada 4 Nopember 2008 sebagai Gianyar Waste Recovery Project
dengan No. 1885 untuk periode 10 tahun.
III - 68
Pemerintah kabupaten Gianyar selaku pemilik lahan memberikan hak
hukum atas semua carbon credits yang di hasilkan oleh fasilitas
dengan kekuasaan yang luas untuk mewakili secara eksekutif terkait
dengan kredit gas rumah kaca termasuk administrasi dan komunikasi
dengan pihak ketiga untuk pengesahan dan pendaftaran fasilitas,
feripikasi, sertifikasi, pengeluaran dan penjualan hasil CER (Certified
Emmission Reduction) kepada Yayasan Pemilahan Sampah Temisi
(YPST).
2.
Pengolahan Lindi Teh (Complit )
Kegiatan composting yang dilakukan di TPA Temesi selain
menghasilkan compos juga menghasilkan leaceat ( teh kompos / lindi
) yang bila tidak dikelola dengan baik akan merusak lingkungan. Saat
ini di TPA Temesi sudah ada instalasi pengolahan lindi yaitu lindi teh
compos yang sudah ditampung selanjutnya disaring kemudian
dikumpulkan dalam bak penampungan / ember. Disini dilakukan
kegiatan airasi yaitu dengan memasukan oksigen kedalam lindi
dengan menggunakan blower selama kurang lebih
60 hari atau
sampai tidak menimbulkan bau. Air lindi yang sudak diproses ini bisa
digunakan sebagai pupuk cair.
3.
Kegiatan Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap 4 Jenis fraksi sampah yaitu : Sampah
kebun, dapur ( makanan ), janur dan sisa daun pisang cukup sering
ditemukan dalam sampah yang masuk ke FPST. Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk :
1.
Mengetahui apakah dengan jenis sampah seperti di FPST bisa
untuk menghasilkan biogas.
2.
Mengetahui Produksi biogas dari beberapa jenis produksi
sampah.
3.
Mengetahui pengaruh pembedaan fraksi
sampah terhadap
volume biogas yang dihasilkan.
4.
Mengetahui fraksi sampah yang paling efektif menghasilkan
biogas.
III - 69
4.
Unit Pengelolaan Energy
Untuk
pengelolaan
fasilitas
komposting,
khususnya
untuk
menggerakan mesin-mesin yang digunakan, dibutuhkan energi listrik
yang cukup besar, dimana di TPA, telah dikembangkan unit energi
listrik yang bersumber dari cell-celt yang memanfaatkan tenaga
matahari.
5.
Aktivitas Wisata Lingkungan
Saat ini sudah banyak kalangan peduli lingkungan yang berkunjung
ke TPA Temesi, baik dari kalangan peneliti, mahasiswa, siswa
sekolah, dan berbagai instansi swasta maupun pemerintah untuk
mengetahui pengelolaan sampah di TPA Temesi. Untuk menunjang
kegiatan ini, di TPA Temesi dilengkapi, dengan fasilitas : Museum
serta perpustakaan.
a.
Kegiatan 3 R di TPA Temesi
Sistem pengolahan sampah di Kabupaten Gianyar telah dilaksanakan
dengan upaya 3R (Reuse, Reduce, Recycle) antara lain:

Sistem Kawasan berupa pemilahan dan pengkomposan telah
dilaksanakan di TPA Temesi.

Untuk sistem rumah tangga berupa pemilahan dan pengkomposan
sudah dilaksanakan di Desa Keramas dan di Kelurahan Beng.
III - 70
Gambar 3.21 Pola Pengelolaan Sampah
Kegiatan 3 R di TPA Temesi di tujukan untuk memanfaatkan kembali
barang lapak atau sampah untuk sedapat mungkin dapat diproses
kembali menjadi barang/bahan yang bermanfaat
kembali
bagi
manusia. Untuk memahami proses 3 R di TPA Temesi, maka perlu
dikenali terhadap jenis material sampah yang selama ini dibuang ke TPA,
karena dengan adanya pengenalan terhadap
jenis
material
sampah, maka proses 3 R akan mudah dilakukan dan didistribusikan
kembali pada usaha-usaha yang melakukan proses daur ulang sampah.
Adapun jenis dan material sampah yang sering ditemui di TPA Temesi
adalah sebagaimana tabel berikut :
III - 71
Tabel 3.26
Jenis Material Sampah di TPA
No
Jenis Material Sampah
Pengelolaan di TPA
A
Jenis Sampah Organik
1
Sampah material upacara adat
Kompos
2
nampan nasil sapuan jalan
Kompos
3
Sampah pasar
Kompos
4
Sampah organik rumah tangga
Kompos
B
Jenis Sampah Anorganik
1
Kaleng bekas
Pengepakan untuk daur ulang
2
Plastik
Pengepakan untuk daur ulang
3
Gelas / beling
Pengepakan untuk daur ulang
4
Besi dan bahan logam lainnya
Pengepakan untuk daur ulang
5
Kertas
Pengepakan untuk daur ulang
6
Kemasan minuman kertas
Pengepakan untuk daur ulang
C
LINDI (teh kompos)
Pupuk cair / pupuk organik cair
Sumber : Pengamatan Langsung di TPA Temesi
d.
Pengelolaan Barang Lapak (Anorganik)
Berdasarkan material-material sampah yang ada, kegiatan pemilihan
sampah di TPA dilakukan dengan menganalisa kelompok material
sampah yang masih dapat dimanfaatkan dalam proses daur ulang serta
material tersebut masih laku atau memiliki nilai jual dipasaran.
Beberapa perusahan yang memproduksi makanan dan minuman dalam
kemasan diantaranya telah memiliki komitmen terhadap pelestarian
lingkungan, khususnya terhadap proses pemusnahan atau proses daur
ulang terhadap material sampah yang bersumber dari hasil produksinya,
dimana hal ini dilakukan dengan menangani kembali/membeli kembali
material sampah yang merupakan
hasil produksinya (Prinsip EPR /
Ectented Producer Respomilihty).
Beberapa material barang lapak yang dapat diproses dan diperjualbelikan
untuk keperluan daur ulang telah dikelola dengan baik oleh Yayasan
Pemilahan Sampah Temesi (YPST), baik dalam proses pemilahan,
pengelompokan, pengepakan maupun pemasarannya. Adapun jenis
III - 72
material barang lapak yang dikelola dan dipasarkan oleh Yayasan
Pemilahan Sampah Temesi adalah seperti tebel berikut :
Tabel 3.27
Jenis Barang Lapak yang Dikelola Yayasan Pemilahan Sampah
di TPA Temesi
No
Kelompok Barang Lapak
Proses Pengelolaan di
TPA
Pemasaran
A
Jenis Plastik
1
Plastik kresek (HD)
Pengepakan
Denpasar
2
Plastik bening (Polyprothyline/PP)
Pengepakan
Denpasar
3
Palstraqua botol
Pengepakan
Denpasar
4
Plastik aqua gelas
Pengepakan
Denpasar
5
Plastik ember (campuran)
Pengepakan
Denpasar
B
Jenis kertas
1
Kertas duplex
Pengepakan
Denpasar
2
Kertas arsip
Pengepakan
Denpasar
3
Kertas putih
Pengepakan
Denpasar
C
Jenis botol / beling
1
Botol minuman / beling
Pengumpulan
Denpasar
D
Jenis logam
1
Besi kalengan
Pengumpulan
Denpasar
2
Material besi, tembaga, kuningan dll
Pengumpulan
Denpasar
Denpasar
Sumber : Yayasan Pemilahan Sampah Desa Temesi
Proses pengelolaan barang lapak dilakukan dengan tahap demi tahap
yaitu dimulai pada proses memilihan sampah yang dilakukan pada belt
conveyor, dimana petugas belt conveyor dilengkapi dengan ember-ember
besar dan melakukan pemisahan dan pengelompokan jenis barang lapak
sesuai dengan kelompok jenis barang lapak yang menjadi tanggung
jawabnya. Selanjutnya hasil pemilihan sampah tersebut dikumpulkan
dalam bak-bak kompartemen yang berukuran 4 m2 sampai jenis barang
lapak yang jumlahnya mulai semakin banyak dan penuh. Kemudian
masing-masing material akan dipress dengan mesin press, dipacking
kemudian di timbang, sehingga barang lapak siap dipasarkan, dalam
jangka waktu seminggu sekali beberapa pengepul di Denpasar, akan
III - 73
datang ke TPA Temesi untuk membeli barang lapak tersebut. Uraian
proses pengelolaan barang lapak tersebut dapat dituangkan dalam bagan
berikut :
Diagram Proses Pengelolaan Barang Lapak
Pemilahan
Sampah
Pengelompokkan
Barang lapak
e.
Pengumpulan
Barang lapak
Press
pengepakan
Pemasaran
Pengelolaan Sampah Organik (Composting)
Zero Waste merupakan rencana dan konsep Pemerintah Kabupaten
Gianfyar di dalam melakukan pengelolaan sampah dimasa-masa yang
akan
datang.
Dimana
rencana
tersebut
dilakukan
dengan
mengembangkan konsep 3 R yaitu Reuse, Reduce dan Recycling telah
dikembangkan oleh pemerintah daerah sejak tahun 2002, dimana
kegiatan 3 R ini ternyata mampu menekan residu yang tidak mampu
diolah lagi sebesar 10-20% dari total sampah yang dilakukan pemilahan
dan dikelola oleh pemerintah daerah. Upaya 3 R di Kabupaten Gianyar
dipusatkan di Desa Temesi, dimana konsep pemanfaatan kembali, dan
proses daur ulang telah dikembangkan dengan membangun fasilitas
pemilahan sampah dan komposting di TPA Temesi.
Upaya pemilahan sampah dengan mengolah barang lapak dan
dipasarkan kepada unit usaha yang membutuhkan, serta proses
komposting yang dilakukan di TPA memiliki manfaat dalam meningkatkan
umur manfaat TPA, meningkatkan kinerja pengelolaan kebersihan
lingkungan, terserapnya tenaga kerja lokal, terbantunya petani akan
sarana pupuk dan tertanggulanginya masalah lingkungan secara
komprehensif di Kabupaten Gianyar.
Oleh karenanya peningkatan kemampuan Yayasan Pemilahan Sampah
Temesi dalam proses komposting sangat penting artinya, untuk hal ini
pengembangan fasilitas pemilahan sampah TPA Temesi, telah dilengkapi
berbagai teknologi pengelolaan kompos, dan sebelumnya telah ada
beberapa relawan asing dan beberapa Universitas di Indonesia telah
melakukan study untuk pengelolaan kompos serta melengkapinya
dengan beberapa peralatan penunjang tambahan, sehingga produksi
III - 74
kompos yang Yayasan Pemilahan Sampah Desa Temesi mampu
menghasilkan kompos yang secara biologis dan microbiologis aman dan
bermanfaat bagi tanaman dan manusia serta benar-benar efektif dalam
menyuburkandan meningkatkan produktivitas tanaman pertanian.
Adapun kapasitas produksi dan pemasaran kompos yang dikelola oleh
Yayasan Pemilahan Sampah Temesi dapat dituangkan dalam tabel
berikut :
Tabel 3.28
Kapasitas Produksi dan Pemasaran Kompas
No
1
Kegiatan
Jumlah
Proses
28,3 ton/hr
Keterangan
Perhari =27 truck 1
truck = 6 m3
Pengolahan/Pemilahan
atau 1,5 ton
2
Produksi kompos
7 ton /hr
3
Penjualan kompos
4-6 ton/hr
4
Residu
hasil 3,8 ton/hr
pencacahan
210 ton/bin
Pengolahan
residu
dengan
hasil
dilakukan
sistem
sanitary landfill
Sumber : Yayasan Pemilahan Sampah Desa Temesi
Pemanfatan pupuk kompos yang diproduksi DKP sampai saat ini adalah
pemupukan tanaman di taman-taman Kota Gianyar dan dijual ke
konsumen umum.
III - 75
Gambar 3.21
3.3.2
Proses pengolahan sampah skala komunal
Peran Serta Masyarakat dan Gender Dalam Pengelolaan Sampah
Peran serta masyarakat Kabupaten Gianyar dalam pengelolaan persampahan
yang sudah terlihat adalah dengan melakukan pengomposan untuk mengurangi
jumlah sampah yang dibuang di TPA Temesi Dengan adanya fasilitas
pemilahan dan komposting tersebut, dari seluruh sampah yang masuk ke TPA
ternyata mampu menekan timbulan residu sampah hingga 50%, dimana sampai
saat ini kemampuan komposting sampah baru mencapai 5 ton per hari.
Disamping itu, kepedulian masyarakat akan kebersihan terlihat dari kegiatan
rutin yang dilakukan masyarakat secara bersama-sama dengan melakukan
gotong royong kebersihan setiap Purnama-Tilem atau setiap hari minggu sore
ke Pura – Pura Kahyangan dan kuburan desa yang dikordinasi oleh Desa
Pakraman,
diikuti
oleh
kegiatan
ibu-ibu
PKK
masing-masing
lingkungan/banjar/dusun secara rutin setiap hari minggu sore melaksanakan
kegiatan bersih lingkungan di masing-masing wilayahnya. Begitu pula halnya
dengan tempat pembuangan akhir (TPA) yang terdapat di Desa Temesi telah
ada fasilitas berupa tempat pengomposan. Dan juga peran serta masyarakat
dalam pengelolaan sampah ini dapat dilihat di Desa Temesi dimana mereka
sudah membentuk kelompok pengelolaan sampah. Peran serta lainya yaitu
III - 76
dengan membayar retribusi sampah dari pelayanan yang mereka dapatkan.
Selain itu terdapat peran pengelolaan sampah lainnya yaitu:
1.
Melibatkan pemulung-pemulung yang ada di TPA dalam pemilahan
sampah plastic dan mengumpulkannya. Selanjutnya sampah yang
terkumpul penyalurannya di bantu pihak DKP dengan menjualkan ke pihak
pengepul.
2.
Untuk fasilitas-fasilitas pariwisata seperti hotel, pondok wisata, restoran
dan lain-lain, sebagian besar sudah melakukan pemilahan sampah antara
organik dan anorganik.
3.
Sosialisasi pelaksanaan 3R disekolah-sekolah oleh pihak DKP. Sehingga
membiasakan murid-murid melakukan pemilahan sampah dan daur ulang
sampah. Sekolah-sekolah yang sudah melakukan pemilahan sampah yaitu
SMU 1 Gianyar, SMU Blahbatuh, SMPN 1 Gianyar, SMPN 3 Gianyar, dan
SDN 6 Gianyar. Begitu juga halnya dikantor-kantor instansi pemerintah
yang terdapat di Pemerintahan Kabupaten Gianyar sudah melaksanakan
pemilahan sampah.
3.3.3
Permasalahan Dalam Pengelolaan Sampah Kabupaten Gianyar

Terbatasnya anggaran masih dibawah 2% APBD

Masalah kebersihan hampir
sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemerintah

Luasnya daerah pelayanan, topografi daerah perbukitan.

Prasarana dan sarana pengelolaan sampah baik kualitas maupun
kuantitasnya belum memadai.

Kesadaran sebagian masyarakat dan dunia usaha masih kurang seperti
membuang sampah pada tempatnya, waktu membuang sampah tidak
sesuai jadwal, belum semua melaksanakan sistem kawasan.

Upaya 3 R belum optimal, dimana pemilahan sampah di tingkat Rumah
Tangga belum digalakkan.

Sosialisasi pengelolaan sampah ke masyarakat perlu dilakukan lebih
gencar sehingga masyarakat betul-betul paham akan kegunaan dan
manfaat dari pengelolaan sampah.
III - 77

Perlu adanya Perda yang mengatur mengenai pemilahan sampah

Pengembangan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Perlu adanya kajian untuk peningkatan tarif restribusi sampah, sehingga
minimal restribusi yang diproleh dapat menutupi biaya operasional dalam
pengelolaan sampah.

Perlu adanya tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) lebih banyak
berbasis masyarakat sehingga mengurangi beban TPA.

Peningkatan sarana dan prasarana persampahan sebagai penunjang
program kebersihan kota.
Analisis permasalahan dan penanganan persampahan di Kabupaten Gianyar
dapat dilihat pada Tabel 3.29
III - 78
Tabel 3.29
Permasalahan Dan Penanganan Persampahan Kabupaten Gianyar
No
A.
B.
1
Tindakan yang dilakukan
Aspek
Permasalahan
Penanggung
Pengelolaan
Direnca
Yang Di hadapi
Jawab
Sudah
Sering
Persampahan
nakan
Kelembagaan
Bentuk
Pemda
 Tdk adanya
 Penetapan DKP sbg instansi Pemda
Institusi
instansi yang
yang bertanggung jawab dalam
mengelola
pengelolaan sampah termasuk
sampah
mengelola TPA berdasarkan keputusan
Bupati Gianyar tahun 2008
BLH
 Tdk adanya
 Untuk pengelolaan lim bah padat B3 &
kerjasama
limbah klinis padat, Pemda Gianyar
dengan pihak
mengharuskan kepada setiap badan
swasta dalam
usaha atau jasa medis yang kegiatannya
mengelola
menghasilkan limbah tersebut untuk
sebagian
melakukan pengolahan terhadap limbah
tugas DKP
tersebut atau bekerjasama dengan pihak
(penyapuan
lain dalam pengelolaan limbah berbahaya
jalan,
tersebut
pengangkutan
sampah pada
jalan-jalan
protocol,
mengelola
TPA, dll)
Dasar Hukum 
Pemkot
 Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar
Nomor 23 Tahun 2000 tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan dan Kebersihan
 Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar
Nomor 10 tahun 2004 Tentang
Pengelolaan Persampahan Kabupaten
Gianyar
 Perda No. 23 tahun 2002 tentang
Pengelolaan Limbah Klinis
SDM
Teknis
Operasional
Perencanaan
Alternatif
Teknis
Manfaat
Biaya
III - 79
No
2.
a.
b.
c.
Aspek
Permasalahan
Pengelolaan
Yang Di hadapi
Persampahan
Ketersediaan
.
dokumen
(masterplan,
FS dan DED)
Prasarana
Prasarana dan
dan Sarana
sarana
yang
kurang
memadai
Pewadahan
Bak Sampah
(TPS)
Tong Sampah
Pengumpula
n
Gerobak
Sampah
Becak
Sampah
Street
Sweeper
/penyapu jalan
Pemindahan
Transfer Depo
Container
Transfer
Station
Tindakan yang dilakukan
Sudah
Direnca
Sering
nakan
Pena
mbah
an
alat
keber
sihan
Penanggung
Jawab
DKP
Alternatif
Teknis
Manfaat
Biaya
Penambahan
alat kebersihan
(5 paket)
Mengganti
alat2 yg sudah
rusak dan tdk
layak pakai
125.000.000
Pembangunan
TPS
yg
dilengkapi
dengan
penutup kedap
air (27 lokasi)
Menambah
kapasitas
penampungan
sampah yg tdk
mengganggu
nilai
estetika
dan
mengurangi
bau
135.000.000
Kondisi
container yang
ada sebagian
besar
tidak/tanpa
penutup
Tidak adanya
perawatan
III - 80
No
d.
Aspek
Permasalahan
Pengelolaan
Yang Di hadapi
Persampahan
intensif
thd
container
Pengangkuta Belum adanya
n
rumusan sisten
pengangkutan
yang
efektif
dan efisien
Dump Truck
Arm
Truck
Roll
Compactor
Truck
Truck
Pick-up
Truck
Air
e.
f.
Tangki
Tindakan yang dilakukan
Sudah
Direnca
Sering
nakan
Dump Truck 37 unit sbb :
1 unit tahun 1994, 8 M3, Baik
10 unit tahun 1996, 8 M3, Baik
10 unit tahun 2001, 8 M3, Baik
1 unit tahun 2004, 8 M3, Baik
3 unit tahun 2008, 8 M3,Baik
4 unit tahun 2009, 8 M3,Baik
8 unit tahun 2010, 8 M3, Baik
Arm Roll, 6 unit sbb;
5 unit tahun 1996, 6 M3, Baik
1 unit tahun 2006, 6 M3, Baik
Compactor 2 unit sbb:
2 unit tahun 2007, 5 M3, Baik
Truck 16 unit sbb:\
11 unit tahun 1996, 6 M3, Baik
5 unit tahun 2001, 6 M3, Baik
Pick Up 12 unit sbb:
4 unit tahun 1991, Baik
3 unit tahun 2008, Baik
5 unit tahun 2010, Baik
Truk Tangki Air 3 unit sbb:
1 unit tahun 2008, 6 M3, baik
2 unit tahun 2010, 4 M3, baik
Sistem
Pengelolaan &
3R
Pengomposan
Daur Ulang
Incenerator
Tempat
Penanggung
Jawab
Alternatif
Teknis
Manfaat
Biaya
Penambahan
jumlah
truk
pengangkut
sampah
(5
unit)
Penambahan
jumlah
alat
berat TPA (2
unit)
Dapat
meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat
Membantu
dalam
mengoptimalka
n operasional
di TPA
Meningkatkan
system
pengelolaan
TPA (5 paket)
Meningkatkan
kualitas
lingkungan di
sekitar & kota
750.000.000
Perluasan/pen
Dpt meningkat-
5.950.000.000
2.250.000.000
3.000.000.000
Sudah berjalan komposting
Kapasitas TPA
Perlu
III - 81
No
g
Aspek
Permasalahan
Pengelolaan
Yang Di hadapi
Persampahan
Pemrosesan
kurang
Akhir
memadai
mengingat
jumlah
penduduk
&
perkembangan
kota
yang
semakin
meningkat.
Lahan
Kekhawatiran
akan
pencemaran
terhadap
air
baku
yng
merupakan
sumber
air
bersih PDAM
Tindakan yang dilakukan
Sudah
25,1 Ha, awal pemakaian 13 Pebruari
2002
Zona 1: 414.000m3 penuh tahun 2008
Zona 2: 540.000 m3 sdh terpakai sisa
180.000 m3 sisa kapasitas 360.000 m3
Fasilitas
Umum
Jalan Masuk
Saluran
drainase
Sistem
Air
Bersih
Kantor
Tempat Parkir
Pagar/gerban
g
Fasilitas
Perlindungan
Lingkungan
Lapirsan
Kedap Air
Saluran
Pengumpul
lindi
Beton sebagian 100 m sisanya keliling
pagar kawat
3,2 Km
Ada
Ada
Bangunan permanent ukuran 6 x 9 m
Direnca
Sering
nakan
asan
lokasi
TPA
Penanggung
Jawab
Alternatif
Teknis
Manfaat
gembangan
lokasi TPA (3,5
ha)
kan pelayanan
dlm
pengelolaan
sampah
mengingat
umur
pakai
TPA
Biaya
Pena
mbah
an
luas &
jenis
tumbu
han di
area
hijau
Menin
gkatk
an
syste
m
penge
lolaan
TPA
Pipa Vena 17 titik  6” berfungsi
III - 82
No
h.
i
C.
Tindakan yang dilakukan
Aspek
Permasalahan
Penanggung
Pengelolaan
Direnca
Yang Di hadapi
Jawab
Sudah
Sering
Persampahan
nakan
Instalasi
Kolam lindi 7 buah
Pengolahan
Lindi
Penanganan
Ada di 3 Blok
Gas Metan
Fasilitas
Operasional
Jembatan
Kapasitas 40 ton 1998
timbang
Alat Berat
Bulldozer
Bulldozer D6D CAT 1997 sedang, jalan
Bulldozer JD 450 H 2001 sedang, jalan
Bulldozer D68ESS Komatsu 2008 baik, jalan
Bulldozer D68ESS Komatsu 2009 baik, jalan
Excavator
Excavator 311 CAT 1997 sedang, jalan
Excavator EC 210 Volvo 2001 sedang, jalan
Excavator PC 200 Komatsu 2008 baik, jalan
Excavator PC 200 Komatsu 2009 baik, jalan
Wheelloader
Loasder type 908 CAT 2001 sedang, jalan
Jalan Operasi
1,15 Km
Area
5 Ha
Penghijauan
Sel
Pembuangan
Sampah
Cadangan
Tanah
Penutup
Fasilitas
Penunjang
Pencucian
Ada
Kendaraan
Parkir/Garasi
Ada
Komunikasi
Ada
Sistem
Pembiayaan
Mekanisme
Perda No.23 tahun 2000 tentang
Penetapan biaya retribusi kebersihan
Alternatif
Teknis
Manfaat
Biaya
DKP
Dispenda
III - 83
No
D
E
Aspek
Permasalahan
Pengelolaan
Yang Di hadapi
Persampahan
Pembiayaan
Sumber Dana
Retribusi dan
Mekanisme
Penarikan
Realisasi
penerima
restribusi
Peraturan/Pe
rundangan
Kelengkapan
dan kelayakan
materi
Penerapan
sanksi
dan
reward
Peran serta Tingkat
masyarakat/
kesadaran &
swasta
kepedulian
Kampanye/pe
masyarakat
nyuluhan
dalam
Kemampuan
mengelola
membayar
sampah masih
retribusi
rendah
Partisipasi
Kurangnya
aktif
sosialisasi
masyarakat
mengenai
Partisipasi
tujuan
pemisahan
swasta
jenis sampah
Tindakan yang dilakukan
Direnca
Sering
nakan
Sudah
Penanggung
Jawab
Perda No. 10 tahun 2004
Pengelolaan Persampahan
tentang
Pemkot
Perda No. 23 tahun 2002
Pengelolaan Limbah Klinis
tentang
Pihak
Kelurahan
Alternatif
Teknis
Manfaat
Melakukan
penyuluhan/pe
mbinaan
secara berkala
ttg
pengelolaan
sampah
(pemisahan
sampah,pemili
han
wadah,peletak
an
bak
sampah)
manfaat/tujuan
nya serta biaya
dan
mekanisme
pembayaran
retribusi
Meningkatkan
kesadaran &
kepedulian
masyarakar
terhadap
kebersihan,
keindahan
&
kesehatan
lingkungan
Biaya
III - 84
Tingginya timbulan sampah yang ada di Gianyar jika dibandingkan dengan
jumlah armada, kondisinya sangat jauh dari memadai, karena dari jumlah
armada tersebut, apabila seluruh armada dioperasikan maka kapasitasnya
hanya mampu melayani pengangkutan sebanyak 216 m3 per hari dengan
jangkuan pelayanan hanya wilayah perkotaan di Kab. Gianyar, serta sampah
pasar yang ada di masing-masing kecamatan.
Terbatasnya jumlah armada yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Gianyar telah
disikapi oleh masyarakat secara mandiri untuk mengembangkan
armada
pelayanan angkutan sampah di wilayahnya masing-masing, adapun desa-desa
yang telah teridentifikasi telah memiliki armada sampah mandiri antara lain :
Kelurahan Ubud, Desa Peliatan, Celuk, Keramas, Mas, Tegallalang, Kemenuh,
Serongga, Batuan, Kedewatan, Guwang, Sukawati dan Blahbatuh. Armada dari
pihak swasta mampu mengelola sebanyak 450 m3 atau sekitar 34,92% dari
total timbulan sampah.
Banyaknya sampah yang masuk kesungai mengindikasikan rendahnya
kesadaran masyarakat
akan lingkungan yang sehat. Sebagian masyarakat
masih menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan belum
memahami akan bahaya yang akan ditimbulkan
Sampah-sampah yang menumpuk diberbagai titik di sepanjang jalan dan
sungai telah menciptakan bau busuk dan telah menjadi tempat berkembang
biaknya berbagai jenis penyakit akibat nyamuk dan binatang lainnya. Akibat
dari hal ini adalah lingkungan menjadi tidak bersih sehingga mengganggu
kesehatan dan kenyamanan masyarakat.
3.1
Pengelolaan Drainase
Secara garis besar pola aliran drainase eksisting di Kabupaten Gianyar mengalir dari
utara menuju selatan. Sedangkan untuk selanjutnya buangan air tersebut mengalir ke
sungai yang berfungsi sebagai saluran drainase primer. Sistem drainase merupakan
sistem yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air permukaan agar tidak ada
genangan air. Dalam perencanaan pengembangan sistem jaringan drainase, tidak
dapat dilakukan dengan hanya melihat kondisi dan potensi internal kawasan tersebut
secara tersendiri. Tetapi harus dilihat juga kondisi dan potensi dalam konteks yang
lebih luas (makro).
3.4.1
Landasan Hukum/Legal Operasional
Undang-Undang Republik Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan
dan Pemukiman
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Tata Pengaturan Air.
2). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang
Sungai.
Keputusan Menteri
Keputusan
Menteri
Lingkungan
Hidup
Republik
Indonesia
Nomor
35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gianyar Tahun 2010-2030.
Tabel 3.30
Penjelasan pasal-pasal yang relevan dengan pengelolaan
drainase dan atau buku putih
No
1
Peraturan
Perundangan
Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun
1992
Tentang
Perumahan
dan
Pemukiman
Pasal yang relevan
Pasal 4 :
Penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk :
(b) mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
Pasal 5 ayat (1) :
Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati
dan/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang layak
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
Pasal 7 ayat (1) :
Setiap orang atau badan yang membangun rumah atau
perumahan wajib :
a. mengikuti persyaratan teknis, ekologis, dan
administratif;
b. melakukan pemantauan lingkungan yang terkena
III - 86
No
2
Peraturan
Perundangan
Pasal yang relevan
dampak
berdasarkan
rencana
pemantauan
lingkungan;
c. melakukan pengelolaan lingkungan berdasarkan
rencana pengelolaan lingkungan.
Pasal 24 :
Dalam membangun lingkungan siap bangun selain
memenuhi ketentuan pada Pasal 7, badan usaha
dibidang pembangunan perumahan wajib :
b.
membangun jaringan prasarana lingkungan
mendahului kegiatan membangun rumah, memelihara,
dan mengelolanya sampai dengan pengesahan dan
penyerahannya kepada pemerintah daerah;
c. mengkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan
utilitas umum;
e. melakukan penghijauan lingkungan;
f. menyediakan tanah untuk sarana lingkungan;
Pasal 9 :
Peraturan
Pemerintah
Pengaturan usaha-usaha sebagaimana dimaksud dalam
Republik Indonesia Pasal 8 Peraturan Pemerintah ini meliputi hal-hal
Nomor 22 Tahun sebagai berikut :
1982 Tentang Tata a. penetapan rencana prioritas penggunaan air
Pengaturan Air.
dan/atau sumber air;
b. penetapan urutan prioritas penggunaan air dan/atau
sumber air di dalam rencana perlindungan,
pengembangan, dan penggunaan sumber air
tersebut;
c. pengaturan penggunaan air dan/atau sumber air;
d. pengaturan cara pembuangan air limbah beserta
bahan-bahan limbah lainnya;
e. pengaturan pembangunan bangunan pengairan
maupun bangunan lain pada sumber air;
f. pengaturan terhadap masalah-masalah lain yang
mungkin timbul.
Pasal 17 :
Penggunaan dan penyediaan air untuk keperluan pokok
kehidupan sehari-hari sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 Peraturan Pemerintah ini, baik oleh perorangan
maupun oleh sekelompok masyarakat, dilakukan sesuai
dengan adat kebiasaan setempat dan persyaratan yang
bersangkutan dengan teknik penyehatan dan kesehatan
lingkungan.
Pasal 23 ayat (1) :
Kecuali penggunaan air untuk keperluan pertanian dan
ketenagaan, permohonan izin penggunaan air dan/atau
sumber air untuk keperluan sebagaimana dimaksud
pada Bagian Ketiga Bab ini disampaikan kepada pihak
yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Peraturan
Pemerintah ini dengan disertai keterangan dan data
yang diperlukan diatur lebih lanjut oleh Menteri.
Ayat (3) :
Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
III - 87
No
Peraturan
Perundangan
Pasal yang relevan
pasal ini harus disertai rencana cara pembuangan air
limbahnya beserta bahan-bahan limbah lainnya baik cair
maupun padat.
Pasal 31 ayat (1) :
Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah, Lembagalembaga dan Badan-badan Hukum tertentu masingmasing sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya menyelenggarakan usaha pengendalian daya
rusak air terhadap sumber air serta lingkungannya.
Ayat (2) :
Masyarakat wajib membantu usaha pengendalian daya
rusak air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal
ini.
Pasal 33 :
Masyarakat wajib membantu usaha pengendalian dan
pencegahan terjadinya
pencemaran air yang dapat merugikan penggunaan air
serta lingkungannya
Pasal 2 :
Peraturan
Pemerintah
Lingkup pengaturan sungai berdasarkan Peraturan
Republik Indonesia Pemerintah ini mencakup perlindungan, pengembangan,
Nomor 35 Tahun penggunaan, dan pengendalian sungai termasuk danau
1991
Tentang dan waduk.
Sungai.
Pasal 22 ayat (1) :
Pejabat yang berwenang bersama-sama dengan pihak
lain yang bersangkutan, masing-masing sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya, menyelenggarakan
upaya pengamanan sungai dan daerah sekitarnya yang
meliputi :
a. pengelolaan daerah pengaliran sungai;
b. pengendalian daya rusak air;
c. pengendalian pengaliran sungai.
Pasal 27 :
Dilarang membuang benda-benda/bahan-bahan padat
dan/atau cair ataupun yang berupa limbah ke dalam
maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau patut
diduga
akan
menimbulkan
pencemaran
atau
menurunkan kualitas air, sehingga membahayakan
dan/atau merugikan penggunaan air yang lain dan
lingkungan.
Keputusan Menteri Pasal 1 :
Lingkungan Hidup Program Kali Bersih disingkat dengan PROKASIH
Republik Indonesia adalah program kerja pengendalian pencemaran air
Nomor
sungai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas air
35/MENLH/7/1995 sungai
agar
tetap
berfungsi
sesuai
dengan
tentang
Program peruntukannya.
Kali Bersih
Peraturan Daerah Dokumen RPJMD Kabupaten Gianyar 2006 - 2011
Kabupaten Gianyar selain memuat Visi, Misi, dan Arah Pembangunan
Nomor
……… Jangka
Menengah,
juga
sebagai
arahan
Tahun
2011 terselenggaranya
pembangunan
daerah
yang
III - 88
No
Peraturan
Perundangan
Tentang Rencana
Tata
Ruang
Wilayah Kabupaten
Gianyar
Tahun
2010-2030.
3.4.2
Pasal yang relevan
demokratis dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan
serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan
kemajuan, kesatuan nasional dan berorientasi ke masa
depan.
Aspek Institusional
Instansi Pemerintah Kabupaten Gianyar yang menangani dan terkait dalam
pengelolaan drainase adalah Dinas Pekerjaan Umum (Bidang Pengairan,
Bidang Cipta Karya) Kabupaten Gianyar serta Bagian Pembangunan
Sekretariat Daerah Kabupaten Gianyar.
III - 89
Gambar 3.22
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar
3.4.3
Cakupan Pelayanan
Secara umum sistem drainase kota belum memadai ditinjau dari segi jumlah
(panjang) saluran yang dibutuhkan, kapasitas saluran dan kondisi salurannya.
Menurut data yang tercatat, terdapat
Saluran drainase sepanjang 841,844 Km terdiri dari ± 264,13 Km saluran
primer, ±199.589 Km saluran sekunder dan ± 378,125 Km saluran tersier.
Drainase Primer adalah drainase utama yang berfungsi sebagai daerah
tumpahan air dari drainase sekunder dan drainase tersier sebelum ke laut.
Drainase Primer juga merupakan aliran-aliran sungai utama yang ada di
Kabupaten Gianyar. Drainase Primer yang ada di Kabupaten Gianyar adalah
sungai ayung, sungai oos, sungai pekerisan, sungai petanu dan sungai
sangsang. Drainase Sekunder adalah wadah pengaliran dari drainase tersier
sebelum ke drainase Primer. Drainase sekunder tersebut dapat berupa anakanak sungai dari drainase primer. Drainase Tersier adalah drainase yang
merupakan wadah pengaliran yang umumnya merupakan saluran pembuangan
limbah rumah tangga yang berada di lingkungan permukiman maupun
perkotaan. Wilayah perumahan, perkantoran atau pertokoan belum semuanya
memiliki sistem drainase tersier yang baik dan mencukupi untuk menampung
dan mengalirkan limpasan hujan, disamping pemeliharaan saluran kurang
diperhatikan terlihat dari banyaknya pasir dan sampah yang mengurangi fungsi
saluran. Saluran sekunder yang berupa saluran buatan atau saluran alam
kondisinya hampir serupa. Kondisi tata ruang yang ada, ketidakteraturan
permukiman, dimana terdapat banyak rumah atau bangunan yang dibangun
tanpa ijin di dalam profil saluran/sungai, menghambat aliran air dan
mempersulit pemeliharaan saluran. Menurutnya fungsi saluran mengakibatkan
terjadinya banjir di musim hujan dan genangan-genangan di daerah rendah.
Ditinjau dari besaran dimensi penampang sungai dan debit banjir rencana
bahwa penampang sungai yang ada cukup mampu menampung debit banjir.
Namun
yang
perlu
diperhatikan
dalam
pengendalian
pertumbuhan
pembangunan di daerah penyangga (hulu DAS). Perubahan tata guna lahan di
DAS akan mempengaruhi beban limpasan permukiman dan sistem pengaliran
drainase pembuang utama.
Limpasan hujan, Perkiraan debit limpasan hujan (periode ulang hujan 5 tahun)
untuk setiap sub-catchment
III - 91

Untuk wilayah Gianyar hulu (Tampaksiring, Payangan, Tegallalang), debit
limpasan hujan ± 990,80 mm.

Untuk wilayah hilir (Gianyar, Ubud, Blahbatuh, Sukawati), debit limpasan
hujan ± 879,38 mm.
Dengan demikian untuk Kabupaten Gianyar, sasaran pelayanan sistem
drainase kota diarahkan pada :
a.
Peningkatan sistem drainase dalam rangka mengurangi wilayah potensi
genangan diperkotaan.
b.
Pengembangan jaringan drainase, sistem non-konvensional (sumur
resapan,
Biopori
dll),
penampung/retensi
serfa
sarana
prasarana
pendukung/pelengkapnya meningkatkan pelayanan sarana drainase dan
melindungi kawasan permukiman dan strategis perkotaan dari risiko
genangan.
c.
Menjaga dan meningkatkan fungsi prasarana dan sarana sistem drainase
yang ada.
Kondisi eksisting pelayanan drainase seperti panjang drainase, debit serta luas
wilayah layanan drainase masih harus dilakukan pendataan.
3.4.4
Aspek Teknis dan Operasional
Penanganan drainase di Kabupaten Gianyar dilakukan melalui saluran drainase
mikro dan makro. Genangan air dari air dari halaman dan lingkungan sekitar
rumah sebelum dialirkan melalui saluran drainase mikro ke sungai sebagai
saluran drainase makro. Selain berfungsi sebagai saluran air hujan saluran
drainase di Kabupaten Gianyar juga berfungsi ganda, yaitu untuk mengalirkan
air limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah industri dan air hujan.
Beberapa saluran drainase yang ada yang berupa saluran terbuka dan ada
yang berupa saluran tertutup.
Sistem
drainase
merupakan
sistem
yang
berfungsi
sebagai
saluran
pembuangan air permukaan agar tidak ada genangan air. Dalam perencanaan
pengembangan sistem jaringan drainase pada suatu kawasan perencanaan,
tidak dapat dilakukan dengan hanya melihat kondisi dan potensi internal
kawasan tersebut secara tersendiri. Tetapi harus dilihat juga kondisi dan
potensi dalam konteks yang lebih luas (makro). Secara garis besar pola aliran
III - 92
drainase eksisting di Kabupaten Gianyar mengalir dari utara menuju selatan.
Sedangkan untuk selanjutnya buangan air tersebut mengalir ke sungai yang
berfungsi sebagai saluran drainase primer.
Ada beberapa sungai di Kabupaten Gianyar yang berfungsi sebagai pembuang
utama (Main Drain) seperti : sungai ayung, sungai oos, sungai pekerisan,
sungai petanu dan sungai sangsang. Ditinjau dari besaran dimensi penampang
sungai dan debit banjir rencana bahwa penampang sungai yang ada cukup
mampu menampung debit banjir. Namun yang perlu diperhatikan dalam
pengendalian pertumbuhan pembangunan di daerah penyangga (hulu DAS).
Perubahan tata guna lahan di DAS akan mempengaruhi beban limpasan
permukiman dan sistem pengaliran drainase pembuang utama. Perencanaan
sistem drainase di Kabupaten Gianyar diarahkan sebagai berikut :
1.
Memanfaatkan sistem drainase yang telah ada secra maksimal, baik
sunagi, anak sungai, maupun saluran lainnya.
2.
Saluran diusahakan mengikuti kemiringan tanah yang ada sehingga air
hujan dapat dilairkan secara gravitasi
3.
Saluran Primer diusahakan mengikuti saluran alam, sedangkan untuk
saluran sekunder akan mengikuti saluran alam dan saluran buatan; dan
saluran tersier akan mengikuti pola jaringan jalan.
4.
Sistem drainase dirancang untuk mengalirkan air hujan secepatnya
sehingga waktu pengaliran lebih pendek dan mengurangi kemungkinan
terjadinya genangan dalam waktu yang panjang.
5.
Pemilihan sistem jaringan drainase yang akan dikembangkan didasarkan
pada karakteristik fisik daerah perencanaan dan jaringan jalan, jaringan
irigasi serta prasarana lainnya. Batasan-batasan yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan sistem drainasi adalah sebagai berikut :
a.
Menghindari jalur-jalur yang menuntut pembebsan tanah atau
bangunan yang berlebihan
b.
Arah Pengaliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada
sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menhindari
pemompaan.
III - 93
c.
Pemanfaatan sungai/anak sungai sebagai badan air penerima dari
outfall yang direncanakan.
6.
Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan sehingga dari
mengurangi penggunaan gorong-gorong
7.
Penertiban dan pengendalian saluran drainase agar tidak dijadikan
tempat pembuangan sampah oleh penduduk, sehingga tidak terjadi
pendangkalan dan penyempitan saluran.
8.
Pembuatan jaringan irigasi baru di setiap jaringan jalan, disamping tetap
mempertahankan sungai-sunagi yangada sebagai saluran primer dan
sekunder.
9.
Mempertahankan ruang terbuka hijau (RTH) sesuai standar sehingga
memberikan peredaman terhadap beban limpasan/koefisien limpasan.
10.
Penerapan sumur resapan untuk upaya konservasi air tanah.
Saluran sekunder yang berupa saluran buatan atau saluran alam kondisinya
hampir serupa. Kondisi tata ruang yang ada, ketidakteraturan permukiman,
dimana terdapat banyak rumah atau bangunan yang dibangun tanpa ijin di
dalam
profil
saluran/sungai,
menghambat
aliran
air
dan
mempersulit
pemeliharaan saluran. Menurutnya fungsi saluran mengakibatkan terjadinya
banjir di musim hujan dan genangan-genangan di daerah rendah. Secara visual
kondisi drainase yang ada di Kabupaten Gianyar dapat terlihat pada gambar 23
dan gambar 24.
Pendukung prasarana drainase mikro dalam hal ini bentuk saluran dan
teknologi yang mendukung dalam pelaksanaan pelayanan drainase masih
menggunakan sistem sederhana, yakni mengalirkan air-air buangan dari
perumahan, jalan atau tempat terbuka lainnya langsung menuju saluran
drainase dan dilanjutkan ke daerah buangan (sungai atau laut).
III - 94
Gambar 3.23 Saluran Drainase Mikro Kabupaten Gianyar
Kondisi gorong-gorong sebagai pendukung dari sistem drainase makro, saat ini
kondisinya masih memprihatinkan, dari sekian banyak jumlah gorong-gorong
yang ada hampir sebagian besar mengalami masalah yang sama, yakni
tersumbat akibat sampah atau endapan sedimen. Saat memasuki musim
penghujan banyak gorong-gorong tidak mampu mengalirkan air drainase,
sehingga sering mengakibatkan genangan air di sekitar jalan atau perumahan.
Hal ini terjadi karena kebiasaan masyarakat membuang sampah tidak pada
tempatnya. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di saluransaluran drainase, dengan harapan nantinya sampah yang dibuang tersebut
akan dialirkan oleh air yang melalui saluran drainase tersebut.
Gambar 3.24 Permasalahan sistem drainase di Kabupaten Gianyar
III - 95
3.4.5
Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase
Lingkungan
Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di
Kabupaten Gianyar secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari
prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Akan
tetapi sudah ada keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan
drainase adalah kerja bakti/gotong secara insidental untuk membersihkan
saluran drainase dan keterlibatan dalam prokasih.
Dalam penanganan drainase lingkungan para perempuan sangat berperan
dalam kebersihan lingkungan, dimana yang telah dilaksanakan dalam kegiatan
P2WKSS saluran drainase sudah dialirkan ke pembuangan limbah yang telah
ditentukan.
3.4.6
Permasalahan
Kabupaten Gianyar secara umum tidak memiliki permasalahan dalam hal
genangan yang disebabkan oleh terhambatnya air untuk masuk ke saluran baik
primer, sekunder maupun tersier. Namun perlu antisipasi timbulnya genangan
yang disebabkan karena faktor-faktor alam yaitu intensitas hujan, kemiringan
daerah pengaliran, kemampuan lahan, faktor tata guna lahan, dan prilaku
masyarakat.
Banjir merupakan permasalahan umum dalam bidang drainase, seperti yang
terjadi di beberapa titik penting di wilayah Kabupaten Gianyar akibat dari:
1.
Banjir terjadi karena tersumbatnya saluran drainase
2.
Daya tampung saluran yang kurang memadai
3.
Pendangkalan saluran.
4.
Belum adanya saluran drainase.
Beberapa hal masih terlihat perlaku masyarakat terhadap sarana drainase
adalah sebagai berikut:
a.
Umumnya masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai
jaringan pembuangan limbah baik limbah industri rumah tangga maupun
limbah domestic tanpa melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu.
III - 96
b.
Masih banyak masyarakat yang memanfaatkan drainase lingkungan
sebagai TPS (tempat pembuangan sampah) yang praktis.
3.2
c.
Masih adanya masyarakat yang membangun di atas badan drainase.
d.
Kurang terpeliharanya drainase
Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih di Kabupaten Gianyar dikelola oleh PDAM dan saat ini masingmasing unit pengelolaan sudah ada di tingkat Kecamatan. Penyediaan air bersih untuk
perusahaan swasta lebih banyak memanfaatkan sumber air tanah dengan pembuatan
sumur bor. Strategi pengembangan sistem penyediaan air bersih adalah sebagai
berikut :
-
Optimalisasi kapasitas produksi dari sistem penyediaan air bersih saat ini.
-
Rehabilitasi sistem penyediaan air bersih
-
Penambahan kapasitas produksi secara bertahap sesuai rencana prioritas.
3.5.1
Landasan Hukum/ Legal Operasional
Undang-Undang Republik Indonesia
1).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air;
2).
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang
Pengaturan Air.
2.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4490).
III - 97
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar
1.
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 6 tahun 2006 tentang Pendirian
Perusahaan Daerah Air MInum Kabupaten Gianyar
2.
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Perusahaan Daerah Air Minum.
Tabel 3.31
Penjelasan pasal-pasal yang relevan dengan penyediaan air bersih dan
atau buku putih
No
1
2
Peraturan
Perundangan
Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun
2004
Tentang
Sumber Daya Air.
Pasal yang relevan
Pasal 21 ayat (1):
Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk
melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan
keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang
disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang
disebabkan oleh tindakan manusia.
Ayat (2)
Perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
d. pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;
Penjelasan; yang dimaksud dengan sanitasi meliputi
prasarana dan sarana air limbah dan persampahan.
Pasal 1 ayat (1):
Undang-Undang
Republik Indonesia Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
Nomor 25 Tahun dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
2009
Tentang dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
Pelayanan Publik
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Ayat 2 :
Penyelenggara pelayanan publik yang selanj utnya disebut
Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undang undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik.
Pasal 3 :
Tujuan undang-undang tentang pelayanan publik adalah:
III - 98
No
Peraturan
Perundangan
Pasal yang relevan
a.
3
terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang
hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan
seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
b. terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik
yang layak sesuai dengan asas-asas umum
pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai
dengan peraturan perundangundangan; dan
d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Pasal 5 ayat (1) :
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang
publik dan jasa publik serta pelayanan administratif yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Ayat (2) :
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat
tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup,
kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan,
sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.
Pasal 9 :
Peraturan
Pemerintah
Pengaturan usaha-usaha sebagaimana dimaksud dalam
Republik Indonesia Pasal 8 Peraturan Pemerintah ini meliputi hal-hal sebagai
Nomor 22 Tahun berikut :
1982
Tentang a. penetapan rencana prioritas penggunaan air dan/atau
Pengaturan Air.
sumber air;
b. penetapan urutan prioritas penggunaan air dan/atau
sumber
air
di
dalam
rencana
perlindungan,
pengembangan, dan penggunaan sumber air tersebut;
c. pengaturan penggunaan air dan/atau sumber air;
d. pengaturan cara pembuangan air limbah beserta bahanbahan limbah lainnya;
e. pengaturan pembangunan bangunan pengairan maupun
bangunan lain pada sumber air;
f. pengaturan terhadap masalah-masalah lain yang
mungkin timbul.
Pasal 17 :
Penggunaan dan penyediaan air untuk keperluan pokok
kehidupan sehari-hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 Peraturan Pemerintah ini, baik oleh perorangan maupun
oleh sekelompok masyarakat, dilakukan sesuai dengan adat
kebiasaan setempat dan persyaratan yang bersangkutan
dengan teknik penyehatan dan kesehatan lingkungan.
Pasal 23 ayat (1) :
Kecuali penggunaan air untuk keperluan pertanian dan
ketenagaan, permohonan izin penggunaan air dan/atau
sumber air untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada
Bagian Ketiga Bab ini disampaikan kepada pihak yang
berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan
Pemerintah ini dengan disertai keterangan dan data yang
diperlukan diatur lebih lanjut oleh Menteri.
III - 99
No
Peraturan
Perundangan
Pasal yang relevan
Ayat (3) :
Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
harus disertai rencana cara pembuangan air limbahnya
beserta bahan-bahan limbah lainnya baik cair maupun padat.
Pasal 31 ayat (1) :
Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah, Lembagalembaga dan Badan-badan Hukum tertentu masing-masing
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
menyelenggarakan usaha pengendalian daya rusak air
terhadap sumber air serta lingkungannya.
4
Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun
1999
Tentang
Analisis Mengenai
Dampak
Lingkungan.
Ayat (2) :
Masyarakat wajib membantu usaha pengendalian daya rusak
air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini.
Pasal 33 :
Masyarakat wajib membantu usaha pengendalian dan
pencegahan terjadinya
pencemaran air yang dapat merugikan penggunaan air serta
lingkungannya
Pasal 3 ayat (1) :
Usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup meliputi :
a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
b. eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui
maupun yang tak terbaharui;
c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat
menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya;
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan
sosial dan budaya;
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat
mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber
daya dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis
jasad renik;
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non
hayati;
h. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai
potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup;
i. kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan atau
mempengaruhi pertahan negara.
Ayat (2) :
III - 100
No
5
Peraturan
Perundangan
Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun
2005
Tentang
Pengembangan
Sistem Penyediaan
Air Minum
Pasal yang relevan
Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang wajib memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan hidup ditetapkan oleh Menteri setelah mendengar
dan memperhatikan saran dan pendapat Menteri lain
dan/atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen
yang terkait.
Pasal 2 :
Pengaturan pengembangan SPAM diselenggarakan secara
terpadu dengan pengembangan Prasarana dan Sarana
Sanitasi yang berkaitan dengan air minum.
Pasal 14 ayat (1) :
Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan
pengaturan pengembangan SPAM dan Prasarana dan
Sarana Sanitasi.
Ayat (2) :
Prasarana dan Sarana Sanitasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi PS Air Limbah dan PS Persampahan.
Ayat (3) :
Pengembangan
Prasarana
dan
Sarana
Sanitasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada
pertimbangan:
a. keberpihakan pada masyarakat miskin dan daerah
rawan air;
b. peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
c. pemenuhan standar pelayanan; dan
d. tidak menimbulkan dampak sosial.
Pasal 23 ayat (1) :
Penyelenggaraan pengembangan SPAM harus dilaksanakan
secara terpadu dengan pengembangan Prasarana dan
Sarana Sanitasi untuk menjamin keberlanjutan fungsi
penyediaan air minum dan terhindarnya air baku dari
pencemaran air limbah dan sampah.
Ayat (2) :
Keterpaduan pengembangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan
pengembangan.
Ayat (3) :
Apabila penyelenggaraan pengembangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) belum dapat dilakukan secara
terpadu pada semua tahapan, keterpaduan penyelenggaraan
pengembangan sekurang-kurangnya dilaksanakan pada
tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk
maupun dalam perencanaan teknik.
Ayat (4) :
Dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM dan/ atau
Prasarana dan Sarana Sanitasi Pemerintah Daerah dapat
melakukan kerjasama antardaerah.
III - 101
Peraturan
Pasal yang relevan
Perundangan
Peraturan Daerah Tdk berlaku lagi setelah  setelah perda no.3 tahun 2008
Kabupaten Gianyar berlaku
No. 6 tahun 2006
tentang Pendirian
Perusahaan
Daerah Air MInum
Kabupaten Gianyar
No
4
5
Peraturan Daerah
Kabupaten Gianyar
Nomor 3 Tahun
2008
tentang
Perusahaan
Daerah Air Minum.
3.5.2
Pasal 4 ayat (1) :
Lapangan usaha PDAM adalah penyediaan air minum untuk
kebutuhan masyarakat dan usaha lainnya di bidang
perairminuman.
Ayat (2) :
Dalam hal penyediaan air minum kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PDAM harus
mencapai cakupan pelayanan 80% (delapan puluh persen )
dari jumlah penduduk.
Aspek Institusional
Instansi Pemerintah Kabupaten Gianyar yang menangani dan terkait dalam
penyediaan air bersih lain adalah PDAM Kabupaten Gianyar dan Dinas
Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Kabupaten Gianyar.
Kewenangan Dinas/Badan yang ditunjuk dalam pengelolaan penyediaan air
bersih dapat dilihat pada table tupoksi berikut:
Tabel. 3.32
Kewenangan Dinas/Badan yang ditunjuk dalam pengelolaan
penyediaan air bersih
No
1
Instansi
Tupoksi
PDAM
Kabupaten
Gianyar
Perda Nomor 3
Tahun
2008
tentang PDAM
Kabupaten
Gianyar
Pasal 2:
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kabupaten Gianyar.
Pasal 4 ayat (1) :
Lapangan usaha PDAM adalah penyediaan air minum untuk
kebutuhan masyarakat dan usaha lainnya di bidang
perairminuman.
Ayat (2) :
Dalam hal penyediaan air minum kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PDAM harus
mencapai cakupan pelayanan 80% (delapan puluh persen )
III - 102
No
3
Instansi
Dinas
Pekerjaan
Umum
(Bidang
Pengairan dan
Bidang
Cipta
Karya)
Tupoksi
dari jumlah penduduk.
Tugas :
Dinas
Pekerjaan
Umum
mempunyai
tugas
menyelenggarakan urusan Pekerjaan Umum bidang
pengairan, kebinamargaan, dan
keciptakaryaan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota
dan tugas pembantuan lainnya sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku. (Pasal 3)
Fungsi :
(d) pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan
urusan pekerjaan umum bidang pengairan, kebinamargaan
dan keciptakaryaan yang menjadi kewenangan pemerintah
kota (Pasal 4 point .d)
3.5.3
Cakupan Pelayanan
Sistem penyediaan air minum di wilayah Kabupaten Gianyar dikelola oleh
PDAM Kabupaten Gianyar berdasarkan Perda Pemda Dati II Kabupaten
Gianyar No. 01 tahun 1976, yang telah diperbaharui dengan PERDA no 3 tahun
2008. Sampai dengan akhir tahun cakupan pelayanan PDAM Kabupaten
Gianyar telah mencapai
69% dari jumlah penduduk perkotaan. Namun
demikian, perlu mendapat perhatian bahwa pelayanan pasokan air bersih
kepada konsumen tersebut belum semuannya dapat dilayani selama 24 jam
per hari dan kualitas air yang diterima oleh konsumen dibeberapa lokasi masih
belum memuaskan/kurang memenuhi persyaratan standar yang diijinkan.
Pelayanan air minum di Kabupaten Gianyar dilakukan oleh Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kabupaten Gianyar dan Bidang Cipta Karya Dinas PU
Kabupaten Gianyar serta PAM Swakelola masyarakat. Pada saat ini PDAM
Kabupaten Gianyar telah melayani 7 Kecamatan yang termasuk dalam wilayah
administratif Kabupaten Gianyar berupa unit/cabang yang dikelola oleh PDAM
Kabupaten. PDAM Kabupaten Gianyar telah mampu melayani 70 Desa dengan
jumlah pelanggan mencapai 43.399 SL yang tersebar di 7 kecamatan.
Prosentase cakupan pelayanan daerah perkotaan dan daerah pedesaan
sampai tahun 2008
PDAM
Kabupaten Gianyar mencapai 74,51 % untuk
wilayah perkotaan dan 56,26 % untuk wilayah pedesaan.
III - 103
Tabel 3.33
Prosentase Tingkat Pelayanan Air Minum PDAM
Kabupaten Gianyar
No.
Tahun
1
2
3
4
3.5.4
2004
2005
2006
2007
Cakupan Pelayanan
Jumlah
Perkotaan Pedesaan
Pelanggan
(%)
(%)
39982
88,68
70,02
40211
83,22
64,94
41026
73,15
55,21
42396
74,06
56,21
Aspek Teknis dan Operasional
Sumber utama pasokan air baku PDAM Kabupaten Gianyar saat ini
memanfaatkan sumber air tanah dengan pembuatan sumur bor yang tersebar
dibeberapa lokasi.
Kawasan sekitar mata air merupakan kawasan tertentu di sekitar mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata
air. Untuk Kabupaten Gianyar terdapat 44 mata air dengan luas 2.728 Ha yang
ditetapkan sebagai kawasan perlindungan setempat yaitu :
-
Kecamatan Gianyar (6 buah) meliputi mata air petak, candi baru, bitra,
tegal tugu dan taman magenda.
-
Kecamatan Blahbatuh (6 buah) meliputi mata air buruan, (2 buah), celuk,
getas, kutri dan banguliman.
-
Kecamatan sukawati (5 buah) meliputi mata air sakah, cangi, rijasa,
lantang hidung dan singapadu kaler
-
Kecamatan Payangan (10 buah) meliputi mata air melinggih, giri kesuma,
air jeruk, kehia, undisan (2 buah), mumbul, yeh kuning, susut dan tlingipis.
-
Kecamatan Tegallalang (7 buah) meliputi mata air telaga waja, sapat,
kedisan, tegallalang, pupuan, gunung kawi dan taro.
-
Kecamatan Tampaksiring (10 buah) meliputi mata air tirta empul (3 buah),
tegal saat, sinduraja, belusung, suradayu, megening, gunung kawi dan
taman sari.
III - 104
Tabel.3.34
Rekapitulasi Kapasitas Sumber Air Baku Yang Dimanfaatkan PDAM
NO.
LOKASI
JENIS
1.
Kec. Gianyar
2.
Kec Sukawati
3.
4.
Kec Blahbatuh
Kec Payangan
5.
Kec. Tegallalang
6.
Kec. Tampasiring
7
Kec. Ubud
Sumur Bor
Mata Air Pompa
Mata Air Gravitasi
Sumur Bor
Mata Air Pompa
Sumur Bor
Mata Air Pompa
Pembelian dari PT BBT
Mata Air Pompa
Mata Air Gravitasi
Pembelian dari PT BBT
Mata Air Pompa
Sumur Bor
Mata Air Pompa
Sumur Bor
Pembelian dari PT BBT
JUMLAH
TOTAL
KAPASITAS KETERANGAN
(ltr/dtk)
160,72
15 unit
4 unit
2 unit
142,47
10 unit
5 unit
66,97
5 unit
3 unit
51,24
52,66
4 unit
1 unit
79,55
11 unit
4 unit
4 unit
5 unit
129,59
683,20
Sumber : Profil PDAM 2010
Tabel 3.35
Sumber-sumber Potensi Air Untuk Pengembangan SPAM
NO
1.
SUMBER
AIR BAKU
SPAM
PETANU
KAPASITAS (lpd)
KETERANGAN
MAKS.
MIN.
RATA2
900
600
777 Memasok
air
ke
IPA
didistribusikan
ke
perkotaan
sarbagitaku
yang
rencana
pembangunannya mulai tahun
2012
Sumber : PDAM Mei 2010
Pipa Distribusi
Pendistribusian air menggunakan jaringan pipa yang terpasang hampir
mencapai daerah pinggiran kota. Walaupun pada beberapa di daerah
perkotaan masih juga belum terlayani dikarenakan daerah tersebut terletak
pada tempat yang tinggi sehingga sisa tekan dalam pipa yang ada tidak mampu
mengalirkan air ke lokasi tersebut. Pipa distribusi yang dipergunakan berukuran
III - 105
mulai dari 50 mm hingga 600 mm. bahan pipa yang dipergunakan yakni PVC,
PE, galvanis (sedikit), DCIP, ACP dan steel. Pipa-pipa tersebut terpasang mulai
dari halaman rumah penduduk, bawah saluran drainase, bahu jalan hingga di
tengah/badan jalan. Hal ini terjadi karena banyak ruas jalan yang dilebarkan
dan karena pelebaran tersebut tidak menyediakan tempat khusus untuk
penanaman jaringan pipa akhirnya sebagian besar jaringan pipa utama berada
di badan jalan. Hal ini menjadi persoalan di masa mendatang sejalan dengan
meningkatnya beban lalu lintas kendaraan dan bertambahnya usia jaringan
pipa tersebut sehingga meningkatkan resiko kebocoran pipa. Diagram distribusi
pelayanan air minum oleh PDAM Kabupaten Gianyar dapat digambarken
sebagai berikut:
Sumber: Profil PDAM Kabupaten Gianyar 2010
Gambar 3.25
Sistem distribusi air minum di Kecamatan Ubud
Sumber: Profil PDAM Kabupaten Gianyar 2010
Gambar 3.26
Sistem distribusi air minum di Kecamatan Gianyar dan Kecamatan
Blahbatuh
III - 106
Sumber: Profil PDAM Kabupaten Gianyar 2010
Gambar 3.27
Sistem distribusi air minum di Kecamatan Sukawati dan Kecamatan
Tampaksiring
Sumber: Profil PDAM Kabupaten Gianyar 2010
III - 107
Gambar 3.28
Sistem distribusi air minum di Kecamatan Tegallalang dan Kecamatan
Payangan
Teknologi IPA yang dipergunakan PDAM
Instalasi pengolahan air yang ada menggunakan sistim pengolahan lengkap
seperti aerasi/oksidasi dengan kimia (praklorinasi), koagulasi, flokulasi,
pengendapan
(sedimentasi)/pengapungan
(flotasi),
penyaringan
dan
disinfeksi serta pemompaan. Dari pengambilan air di sumber air hingga
menjadi air bersih hasil olahan PDAM Kabupaten Gianyar dapat digambarkan
dalam diagram berikut ini:
Gambar 3.29
Gambar 3.30
Sistem pengolahan air bersih PDAM Kabupaten
Gianyar
Instalasi
pengolahan
air
bersih
PDAM
Kabupaten Gianyar
3.5.5
Permasalahan
Permasalan yang ada dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten Gianyar
antara lain meliputi :
III - 108
Kendala Pelayanan Air Minum.
1). Teknis

Keterbatasan sumber air baku baik secara kuantitas maupun kualitas.

Investasi sarana produksi dan distribusi terbatas.

Tingkat kehilangan air masih tinggi diatas 20 %.

Jenis pipa transmisi dan distribusi yang terpasang. sebagian besar
telah berumur > 20 tahun.

Sebagian besar alat ukur sistem produksi masih. menggunakan sistem
makanik.
2).
Keuangan

Rasio kamampuan mambayar pinjaman rendah.

Pencapaian pemulihan biaya penuh belum terlaksana.

Terbatasnya sumber dana investasi dimana investasi pelayanan
membutuhkan perhatian yang seimbang
sebagaimna di jelaskan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007.
3).

Perbandingan aset berimbang dengan hutang.

Rentabilitas dan solvabilitas rendah.
Manajemen

Cakupan pelayan masih rendah.

Daftar tunggu semakin banyak pada derah yang tidak ada jardistya.

Masyarakat lebih banyak memanfaatkan air bawah tanah.

Target MDGs tidak tercapai.

Pencatatan meter air belum optimal.

Penggantian meter air diatas lima tahun belum optimal.

Sistem penagihan melalui kas pembantu belum online penuh.
III - 109
3.3
Komponen Sanitasi Lainnya
3.6.1
Penanganan Limbah Industri
Industri yang berkembang di Kabupaten Gianyar sebagian besar merupakan
industri kecil (industri rumah tangga). Limbah yang di hasilkan dari industri kecil
di Kabupaten Gianyar belum terkelola dengan baik, biasanya di buang ke
saluran yang menuju sungai atau di buang ke lahan kosong/tegalan. Pola
prilaku masyarakat ini dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit.
Landasan hukum dalam penanganan limbah industri ini mengacu pada PP No.
27 Tahun 1999 tentang Amdal, Kepmen LH No. 17 Tahun 2001 tentang
rencana usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi Amdal dan PP No. 18 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah B3.
3.6.2
Penanganan Limbah Medis
Di Kabupaten Gianyar terdapat 4 (empat) rumah sakit, 13 puskesmas, 66
puskesmas pembantu, 16 puskesmas keliling, dan 16 klinik swasta.
Penanganan limbah medis merupakan tanggung jawab institusi yang
menghasilkan
limbah
medis
tersebut
memusnahkannya. rumah sakit umum
untuk
mengelola
ataupun
sudah memiliki pengolahan limbah
medis tersendiri baik limbah medis padat dan limbah medis cair. Sedangkan
untuk puskesmas belum mampu mengolah limbah medis yang dihasilkan.
Limbah medis merupakan salah satu limbah B3 karena sifatnya yang infekisius,
sehingga penangananya berbeda dengan limbah lain. Penanganan limbah
medis di Kabupaten Gianyar dilakukan dengan pembakaran di insenerator
untuk limbah padat medis, sedangkan untuk limbah cair diolah dengan IPAL
sebelum di buang diperairan terbuka. Dalam penanganan limbah padat medis
tidak semua rumah sakit maupun puskesmas di Kabupaten Gianyar
mempunyai insenerator adalah Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar.
Pengelolaan limbah limbah padat medis untuk rumah sakit dan puskesmas
milik Pemerintah Kabupaten Gianyar dilakukan dengan cara dikirim ke Rumah
Sakit Sanjiwani Gianyar, selanjutnya dilakukan pembakaran di insenerator di
yang dilakukan selama satu minggu sekali. Abu hasil sisa pembakaran limbah
padat medis selanjutnya dikubur di lahan belakang insenerator Rumah Sakit
Sanjiwani Gianyar. Pengelolaan limbah limbah cair medis dilakukan dengan
mengalirkan limbah cair ke IPAL sebelum dibuang ke perairan terbuka, seperti
III - 110
halnya dalam pengelolaan limbah padat medis puskesmas tidak mempunyai
fasilitas IPAL, hanya Rumah sakit Sanjiwani sudah mempunyai IPAL,
sedangkan rumah sakit dan puskesmas yang lain masih dialirkan ke tangki
septik.
3.6.3
Kampanye PHBS
Berbagai program telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam
rangka peningkatan kesadararan masyarakat akan Pola Hidup Bersih dan
Sehat. Di beberapa Puskesmas di Kabupaten Gianyar program kampanye
PHBS yang telah dilakukan sebagai berikut :
No
1.
2.
Tabel 3.36
Program Kampanye PHBS yang Telah dilaksanakan
oleh Puskesmas di Kabupaten Gianyar
Jenis Kegiatan
Lokasi
Waktu
Penyuluhan Flu Burung Sekolah Dasar di Desa Pejeng, Tahun 2009
dan Cuci Tangan
Pejeng Kaja, Pejeng Kawan, 2010
Pejeng Kangin, Pejeng Kelod,
Keenuh, Batuan, Sukawati,
Guwang,
Ketewel,
Batuan
Kaler, Tampak Siring, Sanding,
Manukaya,
Puskesmas Tampak Siring I
Sekolah
Dasar
di
Desa Tahun 2010
Penyuluhan Rabies
Kemenuh, Batuan, Sukawati,
Guwang, Ketewel, Batuan Kaler
Puskesmas Sukawati I
3.
Pembinaan
Semua Desa
Pemberantasan Sarang Gianyar
Nyamuk
di
Kabuapten Setiap Tahun
4.
Survey PHBS
di
Kabuapten Setiap Tahun
5.
Sosialisasi
kesehatan
melahirkan
bayi
di
Kabuapten Setiap Tahun
Semua Desa
Gianyar
tentang Semua Desa
ibu hamil, Gianyar
nifas dan
-
Sumber : Puskesmas – Puskesmas di Kabupaten Gianyar
Sedangkan kegiatan kampanye PHBS akan dilakukan disetiap wilayah di
Kabupaten Gianyar dengan rencana aktivitas sebagai berikut:
Tabel 3.37
Rencana Kampanye PHBS
Bentuk Kampanye PHBS
Pertemuan
rutin
kader
Wilayah Prioritas
PHBS. Seluruh Kelurahan
Pelaksana
PKK,
Sanitarian
III - 111
Bentuk Kampanye PHBS
Wilayah Prioritas
Memberikan
pemahaman
materi
PHBS
dalam
konteks
Sanitasi
(limbah, air bersih, sampah, drainase)
Pembekalan PHBS bagi kader-kader
Seluruh Kelurahan
Kampanye PHBS melalui paguyuban- Seluruh Kelurahan
paguyuban, dan grup kesenian
(melalui lagu-lagu daerah atau bentuk
lainnya).
Pelaksana
Puskesmas
PKK,
Sanitarian
Puskesmas
PKK,
Sanitarian
Puskesmas,
LPM,
Sekolah-sekolah
Studi banding PHBS
Tim Gabungan (Pokja Pokja AMPL
AMPL)
Pelatihan kader utk pelaksanaan Seluruh Kelurahan
PKK,
Sanitarian
survey PHBS
Puskesmas,
LPM,
Sekolah-sekolah
Lomba PHBS tingkat Desa/Posyandu, Seluruh Kelurahan
PKK,
Sanitarian
antar sekolah (kebersihan lingkungan
Puskesmas,
LPM,
dan prilaku)
Sekolah-sekolah
Mendorong lahirnya perda
kawasan dilarang merokok
untuk Kawasan
perkotaan
Poster-poster, buku panduan PHBS
umum Pokja AMPL
Seluruh Kelurahan
Kerja bakti
Seluruh Kelurahan
Lomba
Desa
bersih
(oleh
Puskemasmas)
Pertemuan rutin (setiap Jumat minggu
pertama)
Kampanye
PHBS
(Pengaturan Seluruh Kelurahan
pembuangan sampah)
Pengkaderan PHBS rumah tangga Seluruh Kelurahan
(air bersih dan jamban)
Pokja AMPL, PKK,
Sanitarian
Puskesmas, Sekolahsekolah
Puskesmas, LPM
LPM dan Puskesmas
Sumber : Puskesmas – Puskesmas di Kabupaten Gianyar
3.4
Pembiayaan Sanitasi Kota
3.7.1
Kelembagaan Pembiayaan Pengelolaan Sanitasi
Pembiayaan sanitasi di Kabupaten Gianyar dianggarkan pada beberapa Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Dinas Kebersihan Pertamanan (DKP),
Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas
Kesehatan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Tabel 3.38
SKPD yang dibiayai untuk Pengelolaan Sanitasi
III - 112
No
1
Lembaga
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Bidang
Kebersihan dan persampahan
2
3
5
Badan Lingkungan Hidup
Dinas pekerjaan Umum
Dinas Kesehatan
6
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Pengelolaan lingkungan Hidup
Pengairan dan Cipta Karya
Pengendalian Penyakit &
Penyehatan Lingkungan
Prasarana Fisik dan Tata
Ruang & Lingkungan Hidup
3.7.2
Proporsi Pendanaan Pembangunan Sanitasi
Pembiayaan sanitasi Kabupaten Gianyar yang berasal dari APBD kota, APBD
Propinsi, APBN maupun anggaran lain untuk pembangunan dan pengeloaan
sektor
sanitasi.
Pemerintah
Kabupaten
Gianyar
telah
mendukung
pembangunan sanitasi dengan telah menyediakan alokasi anggaran untuk
sanitasi. Tidak konsistennya pembiayaan bidang sanitasi mungkin diakibatkan
oleh belum terpetakannya permasalahan sanitasi dan belum terindikasi
program yang tepat untuk pembangunan sanitasi tersebut. Anggaran sanitasi
dari APBD jarang sekali tidak terserap. Kendala penyerapan biasanya terkait
dengan pengadaan lahan UPS atau pembangunan UPS, karena sulitnya
mencari lokasi yg mendapat ijin dari masyarakat. Berikut adalah alokasi
anggaran untuk sektor air limbah, drainase, persampahan, dan air minum pada
tahun 2006-2010. Anggaran tersebut sudah termasuk dana DAK yang diterima
Kabupaten Gianyar. Dana DAK selama beberapa tahun diberikan di sektor air
minum, Baru tahun 2010 DAK diberikan untuk air minum dan air limbah
(pembangunan MCK Plus Plus).
Alokasi anggaran untuk sektor air limbah terus mengalami dinamika, dari tahun
2006 dimana tidak terdapat alokasi dana kegiatan air limbah dan terserap dana
APBD untuk program air limbah di tahun 2008 hingga saat ini. Kondisi ini
dilatarbelakangi jumlah penduduk yang semakin bertambah sehingga perlunya
pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam hal penambahan sarana dan
prasarana air limbah disamping kegiatan pengelolaan air limbah hanya
terpokus dalam pengelolaan drainase saja.
Alokasi anggaran untuk sektor drainase terus mengalami peningkatan dari
tahun 2006 hingga 2010. Peningkatan cukup tinggi terjadi dari tahun 2007 ke
tahun 2008 dan seterusnya, yaitu hampir lima kali lipat dari 0,13% menjadi 0.50
% (terhadap belanja langsung APBD). Sebagian besar permasalahan drainase
III - 113
membutuhkan solusi yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur (fisik)
seperti perbaikan dan pembangunan saluran, pembangunan sumur resapan,
dan pemeliharaan badan penerima air (sungai, situ) sehingga memerlukan
alokasi yang cukup besar.
Pembiayaan sanitasi kota untuk sektor persampahan mulai dari tahun 2006
hingga 2010 cenderung mengalami peningkatan. Besarnya persentase
anggaran yang dialokasikan dari APBD mencapai nilai 0,29% hingga 0,41%.
Dengan anggaran biaya sanitasi sektor persampahan sebesar 0,41% hingga
saat ini mampu melayani pengelolaan sampah hingga 64%. Jika dilihat dari
besarnya persentase pelayanan sampah maka perlu peningkatan anggaran
untuk mencapai pelayanan yang optimal. Adapun alokasi anggaran lebih
diprioritaskan untuk penambahan fasilitas persampahan seperti TPS dan
optimalisasi TPA serta sosialisasi pengelolaan sampah yang berbasiskan
Jumlah Dana Sanitasi
x 100000
masyarakat.
100000
80000
60000
40000
20000
0
2006
2007
2008
2009
2010
Tahun
Gambar 3.31
Grafik perkembangan pendanaan sanitasi di Kabupaten Gianyar
III - 114
Tabel 3.39
Realisasi Anggaran Sanitasi
No
A
B
C
Sub Sektor
Realisasi Anggaran (Rp.000)
2006
2007
2008
2009
Keterangan
2010
Anggaran APBN
Persampahan
-
-
-
250.000.000,00
-
Air Limbah
-
-
-
300.000.000,00
-
Drainase
-
-
-
-
-
Persampahan
-
-
-
-
-
Air Limbah
-
-
-
-
-
Drainase
-
-
-
-
-
443.254.792.885,00
573.206.560.000,00
681.349.640.000,00
1.280.118.000,00
3.496.448.500,00
1.259.803.375,00
-
-
660.000.000,00
752.490.000,00
Anggaran APBD Prov.
Anggaran APBD Kab.
Persampahan
Air Limbah
Drainase
666.231.206.814,50
1.023.205.500,00
2.748.866.541,00
1.623.084.500,00
904.021.500,00
1.812.276.000,00
3.419.786.750,00
3.078.192.000,00
5.184.609.688,00
Sumber : APBD Kabupaten Gianyar diolah
III - 115
Tabel 3.40
Realisasi Anggaran Sanitasi per SKPD
No Satuan Kerja Perangkat Daerah
Tahun
2006
1 Bappeda
2 Dinas PU
2007
2008
2009
-
-
-
-
105.000.000
105.000.000
660.000.000
752.490.000
5.042.871.250
3.982.213.500
6.996.885.688
17.434.460.438
3.496.448.500
1.259.803.375
-
-
4.756.251.875
1.023.205.500
2.748.866.541
3.772.072.041
5.005.419.000
9.850.752.229
3 Badan Lingkungan Hidup
4 Dinas Kebersiahan & Pertamanan
Total Realisasi Belanja Sanitasi
Total APBD
Jumlah Penduduk
Jumlah
2010
660.000.000
4.248.938.500
6.302.674.625
443.254.792.885,00
573.206.560.000,00
681.349.640.000,00
383.591
387.183
390.698
0,001
0,007
0,009
1.720,58
10.973,98
16.131,83
Rasio Belanja Sanitasi Terhadap
Total Belanja
666.231.206.814,50
394.755
#DIV/0!
397.977
0,015
Rasio Belanja Sanitasi Terhadap
Jumlah Penduduk
12.679,81
24.752,06
Sumber : APBD Kabupaten Gianyar diolah
Keterangan:
Belum terbentuk Dinas Kebersihan dan Pertamanan
III - 116
3.7.3
Permasalahan Pendanaan dan Pengelolaan Sanitasi Kota
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Gianyar tidak berbeda jauh dengan
kendala yang dihadapi oleh daerah lain dalam pengelolaan sanitasi. Belum
optimalnya pengelolaan dan pendanaan sanitasi kota disebabkan beberapa
kendala utama, yaitu masalah kelembagaan, terbatasnya anggaran dan
terbatasnya informasi mengenai aspek sanitasi secara menyeluruh ditingkat
semua pemangku kepentingan.
A. Aspek Kelembagaan
Lembaga pengelola sanitasi masih menjadi permasalahan serius dalam
penyusunan program pengelolaan sanitasi. Beberapa SKPD masih terjadi
tumpang tindih dan belum terintegrasinya perencanaan pengelolaan
sanitasi
yang
terpadu
di
setiap
SKPD,
sehingga
setiap
SKPD
menganggarkan pendanaan pengelolaan sanitasi tidak disertai rencana
jangka panjang untuk kepentingan lingkup Kabupaten.
Pengelolaan air bersih sudah sangat jelas dilakukan oleh PDAM. Untuk
pengelolaan air limbah belum terfokus oleh satu lembaga tetapi masih
ditangani oleh beberapa SKPD yaitu PDAM, BLH dan DKP. Penanganan
drainase dilaksanakan terutama oleh Dinas Pekerjaan Umum.
Belum terarahnya pengelolaan sanitasi pada satu lembaga menjadi tidak
optimalnya perencanaan serta pelaksanaan pengelolaan sanitasi meskipun
alokasi pendanaan cukup.
B. Aspek Keterbatasan anggaran
Sejak tahun 2009, pendapatan daerah melalui dana alokasi umum
berkurang cukup signifikan. Anggaran yang terbatas menjadi kendala
utama
dalam
pengelolaan
sanitasi
di
daerah.
Belum
optimalnya
perencanaan, belum tersebarnya informasi sanitasi ke masyarakat serta
potensi investasi di bidang sanitasi menjadi kendala utama dalam upaya
menggali sumber pendanaan terutama yang berasal dari masyarakat.
Dengan keterbatasan pendanaan serta program pengelolaan sanitasi
masih belum menjadi program pembangunan yang prioritas sehingga
investasi bidang sanitasi umumnya sangat rendah.
III - 117
C. Aspek Informasi Sanitasi
Pembangunan sanitasi sampai saat ini belum menjadi hal yang prioritas
sehingga pengelolaan sanitasi baik fisik maupun nonfisik juga tidak optimal.
Akibatnya proses pemahaman masyarakat tentang sanitasi juga kurang
intensif.
Selain
pemerintahan
itu
pemahaman
menjadikan
sanitasi
program-program
yang
yang
spasial
di
tingkat
mengarah
pada
peningkatan pemahaman sanitasi di tingkat masyarakat tidak prioritas
sehingga seringkali dikalahkan dengan program fisik lainnya.
III - 118
Download