ekonomi sumberdaya air

advertisement
KEBIJAKAN DAN KONSERVASI
SDA
BAHAN KULIAH 13 DAN 14
Dr. Ir. AHYAR ISMAIL, MAgr
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2 0 11
Reformasi Kebijakan
Pengelolaan Sumberdaya Air
"No Money, No Water"


itulah judul buku yang cukup provokatif
dari Jan Gerards -- seorang konsultan
program pengembangan sumberdaya air
dari Gaia Management Consultant.
Dari judul buku di atas telah
mengindikasikan akan munculnya problem
konflik air, yang disebabkan semakin
langkanya (scarcity) jumlah dan kualitas
air yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
• Situasi "demand side efect" terhadap
keberadaan air, akan berakibat bahwa air tidak
dapat berfungsi sebagai komoditas publik
(public goods).
• Pada akhirnya air akan bergeser fungsinya
menjadi komoditas ekonomi (economic goods),
yang kehilangan makna fungsi sosialnya.
• Menurut Apun Afandi (1994), di Indonesia
kebutuhan air untuk keperluan domestik (rumah
tangga) di pedesaan kurang lebih 120 liter per
orang perhari. Sedangkan di negara seperti
Amerika Serikat, kebutuhan air rata-rata sekitar
400-650 liter per orang perhari.
• Pada skala nasional (thn 2003) ketersediaan
air bersih, hingga kini mencapai sekitar 60
persen. Artinya masih ada 40 persen atau
sekitar 90 jutaan rakyat Indonesia terpaksa
mempergunakan air yang tak layak secara
kesehatan untuk kehidupan sehari-hari.
• Tingkat akses sumber air di pedesaan
Malaysia adalah yang tertinggi di Asia
Tenggara mencapai 94%, Indonesia hanya
69% dan Vietnam mencapai 72%
 Penyedia
air bersih …… PDAM
 Kapasitas produksi nasional air PDAM
yang 72.000 liter/detik, sebagian besar
PDAM masih menghadapi masalah
kebocoran air (unaccounted for water)
hingga menyentuh level 40%-50%.
 PDAM juga dihadapkan pada manajemen
yang buruk, dimana hal itu berdampak
pada sebagian besar PDAM yang ada di
Indonesia mengalami kerugian dan
memiliki utang.
 Masalah
lain yang cukup dominan ialah
pelayanan dan kinerja PDAM.
 Masih banyak idle capacity, kebocoran,
kapasitas, kualitas, kontinuitas
pelayanan dan otorisasi pengelolaan
yang belum diserahkan sepenuhnya.
 Selain itu, masalah kebijakan nasional
yang masih mengijinkan subsidi bagi
PDAM, diskriminasi bunga pinjaman dan
tiadanya sanksi bagi PDAM yang gagal
menjalankan fungsinya dengan baik.

Belum lagi sejumlah persoalan yang
secara umum menggelayuti pengelolaan
air di Indonesia, seperti: distribusi
pelayanan air yang tidak merata; polusi
air; ketidakmampuan pemerintah
memperluas jaringan irigasi bagi
keperluan pertanian, sehingga salah
satunya terjadi penurunan produksi padi;
serta berkurangnya sediaan (supply) air
bersih maupun air minum yang
disebabkan berkurangnya daerah
tangkapan air akibat alih fungsi lahan.



Dalam persoalan distribusi, tampak lebih
banyak difokuskan untuk melayani kegiatan
komersial yang mendukung pembangunan
ekonomi. Hanya konsumen yang mampu
membayar yang dapat memiliki akses
terhadap air bersih.
Kegagalan PDAM dalam memenuhi
kebutuhan tersebut sebenarnya lebih
disebabkan buruknya kondisi jaringan pipa
yang dimiliki, termasuk jaringan
pengumpulan (intake), jaringan transmisi,
instalasi pengolahan air, penampungan,
jaringan distribusi, sampai dengan
sambungan ke tiap-tiap rumah.
Hal tersebut mengakibatkan kualitas air yang
sampai kepada pelanggan atau masyarakat
menjadi menurun.

Padahal Undang Undang (UU) Sumber
Daya Air (SDA) Nomor 7 Tahun 2004,
mewajibkan pemerintah memenuhi
kebutuhan air bersih bagi seluruh rakyat.

Di Indonesia secara kelembagaan, SDA
dikelola oleh Ditjen SDA Departemen
Pekerjaan Umum
FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
1.
2.
3.
4.
Perumusan kebijakan teknik di bidang sumber daya
air sesuai peraturan perundangan
Penyusunan program dan anggaran serta evaluasi
kinerja pelaksanaan kebijakan dibidang sumber
daya air
Pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya air
meliputi irigasi, rawa dan pantai, sungai, danau,
waduk dan bendungan, termasuk penyediaan air
baku dan pemanfaatan air tanah
Pelaksanaan pengaturan pengelolaan sumber daya
air
5.
6.
7.
8.
Pembinaan dan bantuan teknis
pengelolaan sumber daya air dan evaluasi
termasuk konservasi dan pemeliharaan
Pengembangan sistem pembiayaan dan
pola investasi di bidang sumber daya air
Pengembangan norma, standar, pedoman
dan manual di bidang sumber daya air
Pelaksanaan urusan administrasi
Direktorat Jenderal
Faktor-faktor penyebab perlunya perubahan
kebijakan dan strategi pengembangan SDA
1. Perubahan lingkungan strategis internal
2. Perubahan lingkungan strategis eksternal
3. Kecenderungan yg nyata dari kenaikan bisnis
air pd level lokal, nasional dan global
4. Keterbatasan kemampuan negara
5. Berkurangnya ketersediaan air
6. Kerugian dan kerusakan yg luar biasa
diakibatkan kekeringan dan banjir
7. Perumusan dan implementasi kebijakan
Implikasi diterapkannya UU
No.7 thn 2004
• SDAir hrslah memiliki keterkaitan dengan
ekosistem, sehingga tdk dilihat sebagai
barang ekonomi mutlak.
• Dalam UU No.7 2004 melibatkan peran
swasta yg tdk jelas dan tdk tegas
• Terlalu didominasi oleh aspek ekonomi
dibanding aspek ekologi dan kurang
memandang air dr aspek sosial.
• Dalam pemanfaatan SDAir tdk selalu hrs
memiliki SDAir
KONSERVASI SDA
Ada 3 prinsip yg mendukung pembangunan masa
depan yg sehat dalam sektor air :
1. Konservasi : menggunakan air secukupnya utk
memenuhi kebutuhan senyatanya, tanpa
pemborosan
2. Ketahanan : penggunaan teknologi dan sistem yg
selalu siap bekerja dgn sumberdaya yg dpt
diperoleh dr lingkungan masyarakat yg dilayani,
tanpa ketergantungan yg berlebih pada masukan
dari luar.
3. Sistem melingkar, bukan garis lurus. Artinya
perlu dipikirkan pemanfaatan yang melingkar,
berantai sesuai pemanfaatannya
Download