Modul Psikologi Komunikasi [TM7]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PSIKOLOGI
KOMUNIKASI
Psikologi Komunikasi
dalam Sistem Komunikasi
Kelompok
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Broadcasting
Abstract
Tatap Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Kompetensi
Pengertian
Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di
pasar, terminal bis, atau yang sedang antri di loket bioskop tidak dapat disebut kelompok,
tetapi disebut agregat. Supaya agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran dari
anggota-anggotanya akan adanya ikatan yang sama yang mempersatukan mereka.
Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (meskipun tidak selalu formal) dan melibatkan
interaksi di antara anggota-anggotanya.
Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis, yaitu :
1. Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of
belonging, yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota).
2. nasib anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait dalam
cara tertentu dengan hasil yang lain.
Klasifikasi Kelompok
Dari perspektif psikologi, dan juga sosiologi, kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam :
1) Kelompok Primer dan kelompok Sekunder
2) In-group dan Out-group
3) Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
4) Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
1) Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Pembagian seperti ini dikemukakan oleh Charles Horton Cooley (1909).
Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional, personal, dan akrab,
menyentuh hati seperti hubungan dengan keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah
rumah di pedesaan.
Kelompok sekunder adalah lawan dari kelompok primer, ditandai dengan hubungan
yang tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita seperti organisasi massa,
fakultas, serikat buruh, dan sebagainya.
‘15
2
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaan kelompok prmer dan kelompok sekunder dari karakteristik komunikasinya
adalah sebagai berikut :
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan luas.
Artinya dalam kelompok primer kita mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi
dengan menggunakan berbagai lambang, verbal maupun nonverbal.
Sebaliknya pada kelompok
sekunder, komunikasi bersifat dangkal (hanya
menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan
hal-hal tertentu saja). Di sini lambang komunikasi umumnya verbal dan sedikit sekali
nonverbal.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat Dalam kelompok primer, yang penting
buat kita personal. ialah siapa dia, bukan apakah dia. Kita mengkomunikasikan
seluruh pribadi kita. Hubungan kita dengan anggota kelompok primer bersifat unik
dan tidak dapat dipindahkan (non-transferable).
3. Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan
daripada aspek isi. Komunikasi dilakukan untuk memelihara hubungan
baik, dan isi komunikasi bukan merupakan hal yang sangat penting.
2) Ingroup dan Outgroup
Ingroup adalah kelompok kita, dan Outgroup adalah kelompok mereka. Ingroup
dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Keluarga kita adalah ingroup kelompok
primer. Fakultas adalah ingroup kelompok sekunder. Perasan ingroup diungkapkan dengan
kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama.
Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita membuat batas/boundaries, yang
menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa orang luar. Batas-batas ini dapat berupa
lokasi geografis (Indonesia, Thailand, dsb.); sukubangsa (Jawa, Batak, Minang);
pandangan/ideologi (Muslim, Kristen); profesi (pedagang, dosen); bahasa (Inggris, Cina);
status sosial (elite, menengah, bawah).
3) Kelompok keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodore Newcomb yang melahirkan
istilah membership group dan reference group.
‘15
3
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kelompok rujukan diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat
ukur/standar untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Jika Anda
menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana seharusnya bersikap, maka
kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif.
Jika Anda menggunakannya sebagai
teladan bagaimana seharusnya tidak bersikap, kelompok itu menjadi kelompok rujukan
negatif.
Erwin P. Bettinghaus mengemukakan cara-cara menggunakan kelompok rujukan dalam
persuasi :
1. Jika mengetahui kelompok rujukan khalayak kita, hubungkanlah pesan kita dengan
kelompok rujukan kita.
2. kelompok-kelompok itu mempunyai nilaiyang bermacam-macamsebagai kelompok
rujukan. Misalnya bagi sebagian orang, keluarga mungkin lebih penting dari
organisasi masa, dan bagi orang lain mungkin sebaliknya. Dalam meencanakan
pesannya, komunikator harus memperhitungkan relevansi dan nilai kelompok
rujukan yang lebih tepat bagi kelompok tertentu.
3. Kelompok keanggotaan jelas menentukan serangkaian perilaku yang baku bagi
anggota-anggotanya. Standar perilaku ini dapat digunakan untuk menambah
peluang diterimanya pesan kita.
4. Suasan fisik komuniksi dapat menunjukkan kemungkinan satu kelompok rujukan
didahulukan dari kelompok rujukan yang lain.
5. kadang-kadang kelompok rujukan yang positif dapat dikutip langsung dalam pesan,
untuk mendorong respons positif dari khalayak.
4) Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok pada dua kategori, yaitu
kategori deskriptif dan kategori preskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi
kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Kategori preskriptif
mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh
anggota kelompok untuk mencapai tujuannya.
‘15
4
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengaruh Kelompok Pada Perilaku
Komunikasi
Ada tiga macam pengaruh kelompok sebagai berikut :
1. Konformitas/conformity
2. Fasilitas sosial
3. Polarisasi
1) Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok
sebagai akibat tekanan kelompok , baik secara real maupun hanya bayangan.
Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada
kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi kalau
Anda merencanakan untuk menajdi ketua kelompok, aturlah teman-teman Anda untuk
menyebar dalam kelompok. Ketika Anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekanrekan Anda secara berurutan menunjukkan persetujuan mereka.
2) Fasilitas sosial
Yang dimaksud dengan fasilitas sosial adalah peningkatan prestasi individu karena
disaksikan kelompok.
Contoh, banyak pemain teater yang pada waktu latihan aktingnya “biasa-biasa” saja, tetapi
pada waktu pertunjukan yang sesungguhnya akting mereka meningkat luar biasa dalam arti
penghayatan mereka terhadap peran mereka benar-benar bagus.
Jadi ketika mereka ditonton oleh khalayak banyak atau orang banyak, prestasi pemain
teater itu jauh lebih baik.
3) Polarisasi
Yang terjadi dalam komunikasi kelompok adalah, bahwa sebelum diskusi kelompok para
anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan
‘15
5
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota
kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih
keras lagi.
Faktor Situasional Yang Mempengaruhi
Kelompok
Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok sebagai
berikut:
1. Ukuran kelompok
2. jaringan komunikasi
3. Kohesi kelompok
4. Kepemimpinan
1) Ukuran kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok/performance
bergantung pada jenis tugas yang arus diselesaikan oleh kelompok. Sehubungan dengan
hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif. Pada tugas
koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi.
Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk
menghasulkan produk, atau keputusan.
Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok
adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang konvergen
(mencapai satu pemecahan yang benar), maka hanya diperlukan kelompok kecil supaya
sangat produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber,
ketrampilan, dan kemampuan yang terbatas.
Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (menghasilkan berbagai kegiatan
gagasan kreatif ), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.
‘15
6
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Jaringan komunikasi
Ada lima macam jaringan komunikasi , yaitu :
a. roda
b. rantai
c. Y
d. lingkaran
e.
bintang
“Bagan atau gambar Jaringan Kelompok
Roda, Rantai, Y, Lingkaran, dan Jaringan
Kelompok Bintang secara lebih lengkap dapat dilihat di buku Jalaluddin Rahmat, Psikologi
Komunikasi. “
Pada jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin, menjadi fokus
perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi setiap anggota
kelompok hanya bisa berhubungan dengan pemimpinnya.
Pada jaringan komunikasi rantai; A dapat berkomunikasi dengan B, B dengan C, C
dengan D, dan begitu seterusnya.
Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang
di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat
berkomunikasi dengan hanya seseorang di sampingnya.
Pada jaringan komunikasi lingkaran; setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan
dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan prekataan lain, di sini tidak ada pemimpin
.
Pada jaringan komuniksi bintang, disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all
channel, setiap anggota dapat berkomuniksi dengan semua anggota kelompok yang lain.
Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit menemukan bahwa jaringan
komunikasi roda, yaitu yang paling memusat dari seluruh jaringan komunikasi,
menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan terorganisasi. Sedangkan kelompok
lingkaran, yang paling tidak memusat, adalah yang paling lambat dalam memacahkan
masalah. Jaringan komunikasi lingkaran cenderung melahirkan sejumlah kesalahan.
Penelitian-penelitian selanjutnya membuktikan bahwa pola komunikasi yang paling
efektif adalah pola semua saluran. Mengapa? Karena pola semua saluran tidak terpusat
‘15
7
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling memberikan kepuasan kepada anggota
serta paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu brhubungan dengan masalah yang
sulit.
Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan kepuasan paling rendah.
3) Kohesi kelompok
Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan
interpersonal yang akrab, kestiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam. Kohesi kelompok
merupakan kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam
kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok.
Kohesi kelompok diukur dari :
a. keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain
b. ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
c. sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan
kebutuhan personalnya.
Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok kohesif,
sebagai berikut :
1. Komunikator dengan mudah berhasil memproleh dukungan kelompok jika gagasannya
sesuai dengan mayoritas anggota kelompok.
2. Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin dipengaruhi persuasi. Ada
tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan, dan tindakan.
3. Komuniaksi dengan kelompok yang kohesif harus memperhitungkan distribusi komunikasi
di antara anggota-anggota kelompok.
4. Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada kelompok, kelompok yang lebih
kohesif akan cenderung menolak pesan.
5. Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka komunikator dapat meningkatkan kohesi
kelompok agar kelompok mampu menolak pesan yang bertentangan.
‘15
8
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4) Kepemimipinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok
untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling
menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
Dengan mengutip Bales, Morissan mengatakan bahwa kelompok yang sama akan memiliki
dua jenis pemimpin yang
berbeda,
yaitu ”pemimpin pekerjaan”
dan ”pemimpin
sosioemosional”.
1) Pemimpin Pekerjaan
Pemimpin pekerjaan (task leader) adalah anggota kelompok yang memfasilitasi dan
mengkoordinasikan berbagai pandangan atau komentar anggota yang terkait dengan
pekerjaan dan mengarahkan energi dan upaya bersama untuk menyelesaikan
pekerjaan.
Misalnya dalam kelompok mahasiswa yang sedang mengerjakan penelitian,
biasanya terdapat satu orang yang”rajin” yang memberitahu anggota lainnya
mengenai siapa saja yang tidak hadir, apa rencana kelompok, mempersiapkan topiktopik kelompok, atau mengambil inisiatif untuk memulai pekerjaan. Pendeknya ia
menunjukkan perhatiannya yang besar terhdap kualitas pekerjaan kelompok. Orang
seperti ini masuk dalam kategori pemimpin pekerjaan (task leader).
2) Pemimpin Sosioemosional
Pemimpin sosioemosional ialah anggota kelompok yang bekerja untuk memperbaiki
hubungan dalam kelompok. Ia memfokuskan perhatiannya pada interaksi dalam
sektor positif dan negatif sebagaimana terdapat dalam skema. Ia adalah orang yang
memberikan perhatian pada hubungan dalam kelompok. Ia selalu memberikan
semangat kepada anggota lainnya, berupaya meredam konflik dan ketegangan,
memuji keberhasilan seseorang dan ia secara umum mendorong terciptanya
hubungan yang positif.
Posisi individu dalam kelompok ditunjukkan oleh dimensi sebagai berikut :
1. Dominan versus penurut
2. Bersahabat versus tidk bersahabat
3. Instrumental versus emosional
‘15
9
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selain itu, dikenal pula tiga gaya kepemimpinan dalam kelompok, yaitu pemimpin otoriter,
demokratis, dan gaya pemimpin laissez faire.
Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.
Faktor Personal Yang Mempengaruhi
Kelompok
1. Kebutuhan interpersonal
2. Tindak komunikasi
3. Peranan
1) Kebutuhan Interpersonal
William C. Schultz merumuskan teori FIRO ( Fundamental Interpersonal Relation
Orientation). Menurut teori ini, orang memasuki kelompok
karena didorong oleh 3
kebutuhan interpersonal, yaitu :
a. inclusion : ingin masuk, menjadi bagian kelompok;
b. Control : ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hirarkis.
c. Affection : ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.
2) Tindakan komunikasi
Bila kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha
menyampaikan atau menerima informasi, baik secara verbal maupun nonverbal.
Dalam tindakan komunikasi, termasuk pernyataan, pertanyaan, pendpat, atau isyarat yang
disampaikan atau yang diterima oleh para anggota kelompok.
3) Peranan
Seperti halnya tindakan komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat
membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara hubungan emosional yang baik, atau
hanya menampilkan kepentingan individu saja. Peranan yang pertama disebut peranan
‘15
10
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tugas kelompok; sedngkan yang kedua disebut peranan pemelihara kelompok; yang ketiga
disebut peranan individual.
Peranan tugas kelompok mencakup :
a. Initiator – contributor
b. Information seeker
c. Opinion seeker
d. Information giver
e. Opinion giver
f.
Elaborator
g. Summarizer
h. Coordinator – integrator
i.
Orienter
j.
Disagreer
k. Evaluator – critic
l.
Energizer
m. Procedural – technician
n. Recorder
‘15
11
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi . Bandung : Remaja Rosdakarya. 2000
Morrisan. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.
‘15
12
Psikologi Komunikasi
Rahmadya Putra Nugraha., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download