perilaku kekerasan

advertisement
PENGERTIAN
Perilaku dg tujuan melukai
secara fisik & psikologis
Non verbal
/ fisik
Verbal
Diri sendiri
Orang lain
Lingkungan



Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon
terhadap stressor yg dihadapi oleh seseorang.
Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik pada
diri sendiri,orang lain maupun lingkungan.
Melihat dampak dari kerugian yg
ditimbulkan,penanganan pasien perilaku kekerasan
perlu dilakukan secara tepat dan cepat oleh tenaga
profesional.



Perilaku kekerasan adalah bentuk perilaku yg
bertujuan untuk melukai seseorang,baik secara fisik
maupun psikologis.
Berdasarkan definisi PK dapat dilakukan secara
verbal,diarahkan pada diri sendiri,orla maupun
lingkungan.
PK dapat terjadi dalam dua bentuk,yaitu PK saat
sedang berlangsung atau PK terdahulu (riwayat PK).
maladaptif
adaptif
Asertif
Pasif
Perilaku Kekerasan
 Dalam setiap orang terdapat kapasitas
untuk berperilaku pasif, asertif, dan
agresi/perilaku kekerasan (Stuart dan
Laraia,1998)

Perilaku asertif merupakan perilaku individu yg mampu
menyatakan atau mengungkapkan rasa marah atau tdk
setuju tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain.

Dampak dari perilaku ini dapat menimbulkan kelegaan pd
individu.

Perilaku pasif merupakan perilaku individu yg tidak
mampu untuk mengungkapkan perasaan marah yg
sedang dialami,dilakukan dg tujuan menghindari suatu
tuntutan nyata.
★ Agresi/perilaku
kekerasan merupakan hasil dari
kemarahan yg sangat tinggi atau ketakutan
(panik).
★ Individu
lain.
★ Bagi
agresif tidak mempedulikan hak orang
individu ini hidup adalah medan peperangan.
★ Biasanya
perilaku kekerasan dilakukan individu yg
agresif untuk menutupi kurangnya rasa percaya
diri.
Θ Harga
dirinya ditingkatkan dg cara menguasai
orang lain untuk membuktikan
kesuperiorannya.
Θ Stres,
cemas, harga diri rendah dan rasa
bersalah dapat menimbulkan kemarahan yg
dapat mengarah kepada perilaku kekerasan.
Θ Respon
terhadap marah dapat diekspresikan
secara eksternal maupun internal.
Θ Secara
eksternal dapat berupa perilaku
kekerasan, sedangkan secara internal dapat
berupa perilaku depresi dan penyakit fisik.
Mengekspresikan marah dg perilaku konstruktif dg menggunakan
kata2 yg dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang
lain, akan memberikan perasaan lega, menurunkan ketegangan
sehingga perasaan marah dapat teratasi.
Apabila perasaan marah diekspresikan dg perilaku kekerasan,
biasanya dilakukan individu karena ia merasa kuat.
Cara demikian tentunya tidak akan
menyelesaikan masalah, bahkan dapat
menimbulkan kemarahan yg berkepanjangan
dan dapat menimbulkan tingkah laku
destruktif, seperti tindakan kekerasan yg
ditujukan pd orla dan lingkungan.
☻ Perilaku
yg tidak asertif seperti menekan perasaan
marah dilakukan individu karena merasa tidak kuat.
☻ Individu
akan berpura-pura tidak marah atau
melarikan diri dari rasa marahnya sehingga rasa
marah tidak terungkap.
☻ Kemarahan
demikian akan menimbulkan rasa
bermusuhan yg lama dan pd suatu saat dapat
menimbulkan kemarahan destruktif yg ditujukan kpd
diri sendiri.

PENGKAJIAN

1.Faktor PREDISPOSISI

Faktor2 yg mendukung terjadinya masalah
perilaku kekerasan adalah faktor biologis,
psikologis dan sosiokultural.
 A.Faktor Biologis
1.Instinctual Drive Theory (Teori Dorongan Naluri)

Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan
disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan
dasar yg sangat kuat.


2.Psychosomatic Theory
Pengalaman marah adalah akibat dari respons
psikologis terhadap stimulus eksternal,internal
maupun lingkungan.

Dalam hal ini sistem limbik berperan sbg pusat
untuk mengekspresikan maupun menghambat
rasa marah.
B.Faktor PSIKOLOGIS
 1.Frustration aggresion theory (teori agresiffrustasi)
ǿ
 Menurut
teori ini perilaku kekerasan terjadi
sebagai hasil dari akumulasi frustasi.
 Frustasi
terjadi apabila keinginan individu
untuk mencapai sesuatu gagal atau
terhambat.
 Keadaan
tersebut dapat mendorong individu
berperilaku agresif karena perasaan frustasi
akan berkurang melalui berperilaku kekerasan.
 2.Behavioral
theory (Teori perilaku)
 Kemarahan adalah proses belajar,hal ini dapat
dicapai apabila tersedia fasilitas/situasi yg
mendukung.
 3.Existential
Theory (Teori eksistensi)
 Bertingkah laku adalah kebutuhan
dasar manusia,apabila kebutuhan
tersebut tidak dapat dipenuhi melalui
berperilaku konstruktif,maka individu
akan memenuhinya melalui
berperilaku dekstruktif.
ǿ C.Faktor
SOSIAL KULTURAL
 Lingkungan sosial akan
mempengaruhi
sikap individu dalam mengekspresikan
marah.
 Norma budaya
dapat mendukung individu
untuk berespons asertif atau agresif.
☻2.Social
Learning Theory (Teori
belajar sosial)
☻Perilaku
kekerasan dapat
dipelajari secara langsung
maupun melalui proses sosialisasi.



fisik, kehilangan, kematian dan lain2. Stresor
yg mencetuskan perilaku kekerasan bagi
setiap individu bersifat unik.
Stresor tersebut dapat disebabkan dari luar
maupun dari dalam.
Contoh stresor yg berasal dari luar antara
lain : serangan


Sedangkan stresor yg berasal dari dalam adalah putus
hubungan dg orang yg berarti, kehilangan rasa cinta,
ketakutan terhadap penyakit fisik dll.
Selain itu lingkungan yg terlalu ribut,padat, kritikan yg
mengarah pada penghinaan,tindakan kekerasan dapat
memicu perilaku kekerasan.
☻ Perawat
perlu mengidentifikasi mekanisme koping
klien, sehingga dapat membantu klien
mengembangkan mekanisme koping yg
konstruktif dalam mengekspresikan marahnya.
☻ Mekanisme
koping yg umum digunakan adalah
mekanisme pertahanan ego seperti Displacement,
Sublimasi, Proyeksi, Represi, Denial dan Reaksi
Formasi.
 Perilaku
yg berkaitan dg perilaku kekerasan antara
lain :
1. Menyerang atau Menghindar (fight or
flight)
Pada keadaan ini respons psikologi timbul
karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi
terhadap sekresi ephineprin yg menyebabkan
tekanan darah meningkat, takhikardi, wajah
merah,
 Pupil
melebar,mual, sekresi HCL meningkat,
peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin dan
saliva meningkat, konstipasi,kewaspadaan jg
meningkat disertai ketegangan otot, seperti rahang
terkatup,tangan dikepal,tubuh menjadi kaku dan
disertai reflek yg cepat.

2. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
 Perilaku yg sering ditampilkan individu dalam
mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan
perilaku pasif, agresif dan asertif.
 Perilaku asertif adalah cara yg terbaik untuk
mengekspresikan marah krn individu dapat
mengekspresikan rasa
 Marahnya
tanpa menyakiti orang lain secara fisik
maupun psikologis.
 Disamping itu perilaku ini dapat juga untuk
pengembangan diri klien.
3.
Memberontak (acting out)
Perilaku yg muncul biasanya disertai kekerasan
akibat konflik perilaku memberontak utk menarik
perhatian orla.
 4.
Perilaku kekerasan
 Tindakan kekerasan atau amuk yg ditujukan
kepada diri sendiri,orla maupun lingkungan.
 Masalah
keperawatan yg mungkin untuk
masalah perilaku kekerasan adalah
(Capernito,1995) :
 Harga diri rendah
 Perilaku kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri,orang lain dan
lingkungan.
 Adapun
contoh diagnosa keperawatan yg mungkin
adalah :
 1.Perilaku kekerasan
 2.Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN
 Tujuan Umum :
 Klien dapat mengontrol perilakunya dan
dapat mengungkapkan kemarahannya secara
asertif.


Tujuan Khusus :
Mengidentifikasi
Penyebab PK
Tanda-tanda PK
Menyebutkan
Perilaku PK yg
pernah
dilakukan
Akibat PK
Mengontrol
PK dg cara marah
sehat

Tindakan keperawatan pada perilaku
kekerasan dapat menggunakan pendekatan
rentang rencana keperawatan mulai dari
strategi pencegahan sampai dg strategi
pengontrolan.

Pada strategi PENCEGAHAN dapat
dilakukan penkes, latihan asertif, kesadaran
diri, komunikasi verbal dan non verbal,

Perubahan lingkungan, intervensi perilaku dan
penggunaan psikofarmaka.
 Jika
strategi-strategi ini telah dilakukan namun klien
menjadi bertambah agresif, maka teknik manajemen
krisis seperti isolasi dan pengikatan harus dilakukan.
 Namun
demikian pencegahan adalah upaya yg
terbaik dlm mengelola klien dg perilaku kekerasan.
 Untuk
dapat melakukan strategi diatas perawat
perlu memahami perasaan sendiri dan
reaksinya terhadap perilaku kekerasan klien.
 Seringkali
tanpa disadari perawat
memperlihatkan respon yg tidak terapeutik yg
dapat memperburuk hubungan terapeutik
perawat-klien,shg perawatpun harus belajar.
 Evaluasi
pd klien dg perilaku kekerasan harus
berdasarkan observasi perubahan perilaku
dan respons subyektif.
 Pada
fase evaluasi diharapkan klien dapat
mengidentifikasi penyebab perilaku
kekerasan, tanda2 PK, PK yg biasa dilakukan,
akibat dari PK, cara yg konstruktif dalam
berespons terhadap
 Kemarahan,
mendemonstrasikan perilaku yg
terkontrol, memperoleh dukungan keluarga
dalam mengontrol perilaku, menggunakan
obat dg benar.
Download