BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan bagian penting dari sebuah perusahaan. Pemasaran berada di garis terdepan dari perusahaan yang berhubungan langsung dengan pelanggan untuk menarik pembeli dan menawarkan produk yang dipasarkan. Menurut Kotler & Keller (2009: 5), pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan proses yang ditetapkan untuk menciptakan komunikasi, dan memberikan nilai kepada pelanggan, dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihakpihak yang berkepentingan terhadap organisasi. Manajemen pemasaran menurut Sastradipoera (2003: 9) adalah perencanaan dan pelaksaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Manajemen pemasaran terjadi ketika salah satu pihak dalam sebuah petukaran potensial perpikir tentang cara untuk mencapai respon yang diinginkan oleh pihak lain. Oleh sebab itu, manajemen pemasaran merupakan sebuah seni dan ilmu untuk memilih tujuan pasar, meraih, mempertahankan dan menumbuhkan pelanggan dengan berkomunikasi dengan pelanggan yang potensial. Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Kotler & Keller, 2009: 36). Sasaran dari bisnis adalah menghantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan laba. 2.1.1.1 Pemasaran produk Menurut Kotler dan Amstrong (2008: 266) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi,penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produkmencakup lebih dari sekedar 9 10 barang-barangyang berwujud. Dalam arti luas,produk meliputi objekobjek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran entitas-entitas ini. 2.1.1.2 Pemasaran Jasa Perbedaan antara barang dan jasa terkadang sulit untuk dibedakan. Hal ini dapat terjadi karena pembelian suatu barang sering kali disertai dengan jasa-jasa tertentu dan sebaliknya pembelian jasa seringkali melibatkan barang-barang yang melengkapinya. Ada perbedaan antara pemasaran barang dan pemasaran jasa. Menurut Hoffman dan Bateson (2006: 28) menjadi 4 karakteristik yaitu : 1. Intangibility, yang artinya jasa tidak memiliki substansi fisik sehingga tidak dapat disentuh seperti barang. Memiliki tantangan dalam komunikasi layanan kepada pelanggan, keputusan dalam penetapan harga, dan penyimpanan jasa di masa mendatang. Solusi yang tepat adalah dengan menggunakan physical evidence yang membantu pelanggan dalam mengevaluasi layanan jasa lewat sumber-sumber pribadi yang dimiliki oleh pelanggan seperti teman, keluarga, dan lain-lain. Evaluasi tersebut nantinya akan dimanfaatkan dalam penyebaran informasi. 2. Inseparability, Pelanggan terlibat langsung dalam proses produksi, sehingga diperlukan interaksi antara pelanggan dan penyedia jasa. 3. Heterogeneity, Standarisasi dan pengawasan kualitas yang sulit, sehingga sangat dibutuhkan konsistensi antara satu transaksi dengan transaksi lainnya 4. Perishability, jasa tidak dapat disimpan. 2.1.2 Pemasaran Konvensional Pemasaran konvensional adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Hoffman dan Bateson, 2006: 28). Pada strategi pemasaran konvensional, biasanya menggunakan tools seperti advertising, brochures, PR, trade 11 show/events, direct sales, personal selling. Perusahaan menggunakan tools konvensional tersebut untuk menarik dan meraih konsumen. Perusahaan membuat iklan di stasiun televisi dan radio secara berkala, berpartisipasi dalam sebuah acara, membuat direct sales, dan meningkatkan personal selling. Perusahaan berupaya menyampaikan informasi mengenai produkproduknya dan berupaya membujuk konsumen agar mau membeli produk mereka. Dalam komunikasi pemasaran, seseorang/pemasar harus bisa mengandalkan stimuli/rangsangan dari lingkungan luar dan dalam untuk mempengaruhi kognisi, sikap, dan perilaku konsumen. 2.1.3 Unsur – unsur Pemasaran Menurut Rangkuti (2008: 48), terdapat beberapa unsur pemasaran yang dibedakan menjadi: Unsur Strategi Persaingan Unsur strategi persaingan dapat digolongkan menjadi tiga unsur, yaitu: 1. Segmenting atau segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeliyang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar. Ada tiga dasar segmentasi pada pasar, yaitu, pertama berdasarkan geografi seperti wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim. Kedua, berdasarkan demografi seperti umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan dan lain-lain. Ketiga, berdasarkan psikologis seperti kelas sosial, gaya hidup dan lain-lain. 2. Targeting adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan dan merupakan sebuah proses yang sangat penting karena 12 akan menentukan siapa yang akan membeli produk dari perusahaan sehingga pemasaran akan tepat sasaran. 3. Positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu yang mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya. Unsur Taktik Pemasaran Terdapat dua unsur dalam unsur taktik pemasaran, yaitu: 1. Diferensiasi adalah tindakan yang dilakukan perusahaan untuk membuat perbedaan untuk membedakan penawaran dari perusahaan dengan penawaran dari perusahaan pesaing. Diferensiasi dapat dilakukan dengan diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi saluran distribusi, diferensiasi personil, dan diferensiasi citra. 2. Bauran pemasaran (marketing mix) berkaitan dengan kegiatankegiatan mengenai produk, promosi, harga dan tempat. Unsur Nilai Pemasaran 1. Brand atau merek adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk/jasa dan menimbulkan arti psikologis/asosiasi. merek dipercaya menjadi motif pendorong konsumen memilih suatu produk, karena merek bukan hanya apa yg tercetak di dalam produk (kemasannya), tetapi merek termasuk apa yg ada di benak konsumen, nilai yang melekat pada perusahaan dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya. 2. Service atau pelayanan adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan yang diberikan seseorang atau perusahaan secara memuaskan. Service juga menjadi salah satu pertimbangan seseorang untuk memutuskan membeli produk atau menggunakan jasa dari 13 sebuah perusahaan. Service yang buruk bisa membuat pelanggan lari dan beralih ke perusahaan pesaing. 3. Process atau proses adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan merasa bertanggung jawab dalam proses memuaskan pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.1.4 Fitur Pemasaran Pemasaran memilikit 4 fitur yang mendukung kepuasan pelanggan Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003: 3), diantaranya : 1. Marketing is a process Mempunyai 4 langkah dalam pendekatannya yaitu antara lain : market analysis¸ market planning, implementation, and control. Market analysis mencari peluang dalam sebuah pasar. Market planning memerlukan segmentasi, pilihan target pasar, positioning dan rancangan dari marketing mix. Program pemasaran yang baik menggabungkan seluruh elemen pemasaran ke dalam suatu program koordinasi, yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan marketing implementation merupakan sebuah sistem dan proses untuk menuju pasar dengan bantuan program pemasaran. Marketing control merujuk kepada mekanisme formal dan informal yang digunakan untuk menjaga program pemasaran tetap pada jalurnya. 2. It involves a mix of product, pricing, promotion, and distribution Program pemasaran yang sukses meliputi pembauran elemen pemasaran untuk memberi nilai bagi pelanggan. Pembauran ini memerlukan komposisi 4p yang tepat, pada waktu dan urutan yang tepat. 3. It is about exchange Untuk mencapai tujuan pemasaran, kedua pihak harus menukar sesuatu yang bernilai. Pembeli menukar waktu dan uang, sementara penjual menukar dengan sesuatu yang bernilai bagi pembeli. 14 4. It’s intended to satisfy individual and organizational need Tujuan pemasaran yaitu dengan menyediakan hasil yang memuaskan bagi perusahaan dan pelanggan. Kunci pemasaran modern adalah secara bersamaan memuaskan pelanggan, perusahaan, dan pemegang saham. 2.2 Internet 2.2.1 Pengertian Internet Menurut Strauss dan Frost (2012: 27) internet adalah jaringan global dari jaringan-jaringan yang saling berhubungan. Beberapa komputerkomputer dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan komputer.Menurut O`Brien (2003:10), Internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat secara elektronik dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang saling berhubungan. Perusahaan menggunakan teknologi internet untuk melakukan berbagai macam kegiatan bisnisnya seperti melakukan pemasaran, penjualan dan aplikasi manajemen hubungan pelanggan, serta berbagai aplikasi bisnis lintas fungsi, dan aplikasi dalam bidang teknik, manufaktur, sumber daya, dan akuntansi. Menurut Kotler dan Amstrong (2012: 508) internet adalah situs publik yang luas dari jaringan komputer yang terhubung ke seluruh dunia dan merupakan gudang informasi yang luar biasa besar. Jaringan tersebut terdiri dari infrastruktur server jaringan dan hubungan komunikasi yang digunakan untuk menjaga dan mengirimkan informasi di internet. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa internet adalah suatu jaringan komunikasi yang sangat besar dan saling terhubung dengan tanpa batas dan sangat luas, sehingga pengguna dapat saling melakukan pertukaran informasi kapanpun dan dimanapun. 2.2.2 Manfaat Internet Internet saat ini dapat dinikmati oleh siapapun dan kapanpun sehingga penggunanya terus meningkat dan kian berkembang seiring dengan pesatnya 15 kemajuan teknologi. Internet telah banyak memberikan manfaat dan keuntungan bagi para penggunanya terutama jika berkaitan dengan informasi. Menurut Laudon dan laudon (2010: 89), Manfaat internet dan teknologi web bagi perusahaan : - Menghubungkan jangkauan global. - Mengurangi biaya komunikasi. - Biaya transaksi lebih rendah. - Mengurangi biaya agen. - Meningkatkan interaktif, fleksibilitas. - Mempercepat penyebaran dari pengetahuan. 2.2.3 World Wide Web Menurut Mcleod dan Schell (2001: 75) World Wide Web adalah informasi yang dapat diakses melalui internet, dimana dokumen-dokumen hypermedia (file-file komputer) disimpan dan dapat diambil melalui skema alamat yang unik. Sedangkan World wide webmenurut Laudon dan Laudon (2012: 21) adalah layanan yang disediakan oleh internet yang menggunakan standar universal untuk menyimpan, mengambil, format, dan menampilkan informasi kedalam format halaman pada internet. Jadi dapat disimpulkan bahwa World wide webmerupakan jaringan sumber daya informasi yang didalamnya terdapat jutaan bahkan miliaran informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio atu animasi dan lain-lain dalam media elektronik secara cepat dan mudah diperoleh tanpa mengenal jarak dan waktu melalui bantuan teknologi yang terhubung dengan jaringan internet. 2.3 Sistem Informasi, Analisis dan Perancangan Sistem 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005: 29) sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. Menurut O’Brien & Marakas (2010: 26) sistem merupakan serangkaian 16 komponen yang saling terkait dengan batas yang jelas dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menerima input menghasilkan output dalan suatu proses transformasi yang teroganisir. Sistem memiliki tiga fungsi dasar yaitu: 1. Input Meliputi pengambilan dan perakitan elemen yang masuk ke dalam sistem dan kemudian akan di proses. 2. Processing Meliputi proses transformasi untuk mengubah input menjadi output. 3. Output Meliputi proses transfer elemen-elemen yang tekah dihasilkan pada saat proses transformasi kepada tujuan akhir. Menurut O’brien (2010: 29), sistem akan menjadi lebih berguna dengan menambahkan dua elemen-elemen tambahan selain dari tiga fungsi dasar diatas tersebut. Elemen tersebut adalah: 1. Feedback Umpan balik atau feedback merupakan data yang diterima mengenai performa dari sebuah sistem atau respon dari sistem atas tindakan yang dilakukan. 2. Control Kontrol merupakan proses mengawasi dan melakukan evaluasi atas umpan balik yang ada untuk menentukan apakan sistem telah sesuai dengan tujuan awal atau tidak. Fungsi kontrol ini dapat menyesuaikan dengan sistem input dan pemrosesan untuk memastikan sistem dapat menghasilkan output yang sesuai. Jadi, Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen atau prosedur-prosedur yang saling terkait dan mempengaruhi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut O’Brien (2005: 27), Informasi adalah data yang telah diubah ke dalam konteks yang berguna dan memiliki arti untuk pengguna. Jadi informasi adalah suatu data yang telah diolah sehingga berguna dan bermanfaat bagi penerimanya. 17 Sistem Informasi menurut O’Brien (2005: 5) adalah suatu kombinasi dari orang (people), perangkat lunak (hardware), perangkat lunak (software), jaringan (computer networks and data communications) dan basis data (database) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi didalam suatu bentuk organisasi. Sistem informasi adalah secara teknis didefinisikan sebagai satu set komponen yang saling berhubungan yang mengkoleksi, proses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk membantu organisasi dalam mengambil keputusan, mengkoordinasi, dan mengkontrol, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan pekerjanya untuk menganalisis permasalahan, visualisasi subyek yang kompleks, dan membuat produk baru. Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu proses untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan kumpulan informasi didalam sebuah database menggunakan media teknologi yang berguna dan bermanfaat bagi suatu organisasi. 2.3.2 Pengertian Analisis Sistem Menurut McLeod dan Schell (2007: 74) analisis sistem merupakan penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau memperbaharui sistem yang telah ada. 2.3.3 Pengertian Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah melakukan analisis sistem, mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang dikerjakan pada analisis sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Perancangan sistem berdasarkan Stair dan Reynolds (2010: 497) adalahfase pengembangan sistem yang mendefinisikan bagaimana sistem informasi akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan solusi masalah. 18 Adapun tujuan yang hendak dicapai dari tahap perancangan system mempunyai maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakaian sistem (user) 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menghasilkan rancangan bangun yang lengkap kepada pemograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat dalam pengembangan atau pembuatan sistem. 2.4 Perumusan Strategi Bisnis Menurut David (2009:323) untuk merumuskan suatu strategi bisnis yang tepat dapat dilakukan dalam 3 tahapan. Tahapan-tahapan ini dapat dipakai untuk semua jenis organisasi dan dapat membantu perencanaan strategi mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih strategi yang tepat dan sesuai untuk diterapkan dalam perusahaanya. Tahap 1 adalah tahap masukan dari kerangka perumusan strategi yang komprehensif dan terdiri dari matiks evaluasi faktor eksternal (EFE) yang didapat dari analisis lingkungan internal, matriks evaluasi faktor internal (IFE) yang didapat dari analisis lingkungan eksternal dan matriks profil kompetitif (CPM). Tahap ini disebut tahap masukan (input stage). Tahap 1 meringkas informasi masukan dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Tahap 2 adalah tahap proses atau disebut juga tahap pencocokan, yang fokus pada upaya menghasilkan strategii alternatif yang dapat dijalankan dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. Teknik-teknik tahap 2 terdiri dari matriks threats-oppourtunities-weakness-strenghts (TOWS) atau ancaman-peluangkelemahan-kekuatan, matriks strategic position and action evaluation (SPACE), matriks internal-eksternal (IE) dan matriks Grand Strategy (strategi induk). Kelima teknik ini dapat dipakai tanpa harus berurutan dan seluruh perangkat ini tergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap masukan untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktorfaktor keberhasilan eksternal dan internal merupakan kunci untuk membuat strategi alternatif yang dapat dijalankan oleh perusahaan. Tahap 3 disebut tahap keputusan, menggunakan satu macam teknik, yaitu quantitative strategic planning matriks (QSPM). QSPM menggunakan informasi masukan dari tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi alternatif yang 19 dapat dijalankan yang diidentifikasi dalam tahap 2. QSPM mengungkapkan daya tarik relatif dan strategi alternatif. Karena itu menjadi dasar objektif untuk memilih strategi spesifik. Tabel 2.1 Tahapan Strategi Bisnis Tahap 1 : tahap pemasukan Matriks IFE Matriks CPM Matriks EFE Tahap 2 : tahap pencocokan Matriks SWOT Matriks IE Matriks Grand Strategy Tahap 3 : tahap keputusan Matriks QSPM Sumber: David (2009:324) 2.4.1 Tahap Masukan 2.4.1.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Menurut David (2009:229), Matriks evaluasi faktor internal atau Matriks IFE adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor internal perusahaan, alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu perusahaan. Dalam pengisian Matriks IFE, dibutuhkan analisis lingkungan internal. Menurut Jauch dan Glueck (1998) analisa lingkungan internal perusahaan adalah suatu proses dengan mana perencana strategi mengkaji pemasaran, dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai kekuatan dan kelemahan yang penting sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman dari dalam lingkungan. 20 Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strength) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar mampu bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari : Pasar dan Pemasaran, Keuangan dan Akuntansi, Kegiatan Produksi Operasi, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Informasi. 1. Pasar dan Pemasaran Agar posisi produk dipasar sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru. 2. Keuangan dan Akuntansi Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan dari investor (David, 2006). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : kemampuan perusahaan dalam memperoleh modal jangka pendek dan jangka panjang, hubungan baik dengan penanam modal, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, sistem akunting yang handal. 3. Kegiatan Produksi Operasi Kegiatan produksi operasi perusahaan dapat dilihat dari penerapan prinsip efisiensi dan produktivitas. Fungsi produksi perusahaan dilihat dari segala aktivitas perushaan dalam mengubah input menjadi output. Aktivitas produksi dan operasi merupakan bagian terbesar dalam asset dan modal (David, 2006). Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem pengiriman barang yang baik, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi, pengendalian mutu. 21 4. Sumber Daya Manusia Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus berupaya agar terwujud perilaku positif dikalangan karyawan perusahaan. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai asset yang berharga bagi perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan insentif. 5. Sumber Daya Informasi Informasi mengikat semua fungsi bisni menjadi satu kesatuan sehingga menjadi dasar dari semua keputusan manajerial. Tujuan dari informasi computer adalah memperbaiki prestasi perusahaan dengan memperbaiki mutu keputusan. 2.4.1.2 Matriks External Factor Evaluation (EFE) Menurut David (2009:158) matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi dan kompetitif. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang haus dihindarinya. Artinya, mengidentifikasikan variable-variabel penting yang menawarkan respon berupa tindakan sehingga perusahaan mampu merespon berbagai faktor tersebut dengan merumuskan strategi yang bisa mengambil keuntungan dari peluang atau meminimalkan dampak dari ancaman. Analisis lingkungan eksternal diindikasikan pada beberapa sektor, yaitu : 22 1. Ekonomi Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap potensi menarik tidaknya berbagai strategi. Faktor – faktor eksternal dibutuhkan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu organisasi. 2. Sosial, budaya, demografis, dan lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar dan pelanggan. Oleh karena itulah dalam perumusan strategi faktor – faktor tersebut harus dianalisis. 3. Politik, pemerintah dan hokum Faktor politik,pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang ataupun ancaman bagi suatu organisasi. Dalam perumusan strategi perlu dianalisis faktor – faktor tersebut untuk melihat posisi suatu organisasi. 4. Teknologi Perubahan teknologi yang revolusioner dan penemuan memiliki pengaruh yang besar terhadap suatu organisasi. Teknologi menggambarkan peluangdan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam formulasi suatu strategi. 5. Kompetitif/pesaing. Bagian yang penting dalam audit eksternal adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang, ancaman, tujuan dan strategi. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting dalam formulasi strategi. 2.4.1.3 Matriks CPM Matriks Profil Kompetitif (David,2009:160) mengidentifikasi pesaing – pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hszubungannya dengan posisi strategis perusahaan sampel. Bobot dan skor total bobot, baik dalam Matriks Profil Kompetitif maupun Evaluasi Faktor Eksternal, 23 memiliki arti yang sama. Namun demikian, faktor keberhasilan penting (critical success) dalam Matriks Profil Kompetitif mencakup baik isu internal maupun eksternal. Terdapat beberapa berbedaan utama dalam Matriks Profil Kompetitif dan Evaluasi Faktor Eksternal. Pertama, faktor – faktor keberhasilan penting dalam Matriks Profil Kompetitif lebih luas, karena tidak mencakup data spesifik atau faktual dan mungkin bahkan berfokus pada isu – isu internal. Faktor - faktor keberhasilan penting dalam Matriks Profil Kompetitif juga tidak dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman sebagaimana dalam Evaluasi Faktor Eksternal. Dalam Matriks Profil Kompetitif, Peringkat dan skor bobot total perusahaan – perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel. Analisis perbandingan ini memberikan informasi strategis internal yang penting. 2.4.2 Tahap Pencocokan Setelah mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model – model kuantitatif perumusan strategi (Rangkuti, 2006:21). Alat – alat analisis yang digunakan pada tahap ini antara lain yaitu matriks Strength-Weaknesses- Opportunities-Threats (SWOT), matriks Internal-External (I-E) dan matriks Grand Strategy. Matriks SWOT merupakan alat yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT. Matriks I-E bermanfaat untuk memosisikan suatu Strategi Bisnis Unit (SBU) perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel. Sedangkan matriks Grand Strategy terdiri atas dua dimensi yaitu posisi persaingan dan pertumbuhan pasar 24 2.4.2.1 Matriks SWOT Menurut Rangkuti (2006:18-19), analisis SWOT adalah identifikasi bergabagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang disebut dengan analisis situasi. Perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Menurut Rangkuti (2006:31) model yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai salah satu tahapan perencanaan strategis adalah matriks SWOT yaitu alat yang dipakai untuk menyusun faktorfaktor strategis perusahaan. matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kelemahan dan kekuatan yang dimlikinya. Menurut David (2009:327) matriks SWOT merupakan perangkat pencocokan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi SO-WO-ST-WT. Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Jika perusahaan mempunyai kelemahan besar, perusahaan akan berusaha keras untuk mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan. Kalau menghadapi ancamana besar, sebuah organisasi akan berusaha menghindarinya agar dapat memusatkan perhatian pada peluang. Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal, sesungguhnya dalam posisi yang berbahaya. Faktanya, perusahaan seperti itu mungkin harus berjuang 25 agar dapat bertahan atau melakukan merger, rasionalisasi, menyatakan pailit atau memilih dilikuidasi. Delapan langkah untuk menyusun Matriks SWOT sebagai berikut: 1. tulis peluang eksternal kunci perusahaan 2. tulis ancaman eksternal kunci perusahaan 3. tulis kekuatan internak kunci perusahaan 4. tulis kelemahan internal kunci perusahaan. 5. cocokkan kekuatan internak dengan peluang eksternal dan catatlah strategi SO dalam sel yang sudah ditentukan. 6. cocokkan kelemahan internak dengan peluang eksternal dan catatlah strategi WO dalam sel yang sudah ditentukan. 7. cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah strategi ST dalam sel yang sudah ditentukan. 8. cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah strategi WT dalam sel yang sudah ditentukan. 2.4.2.2 Matriks Internal-Eksternal (IE) Menurut David (2009:344) matriks IE menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel. Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari organisasi di dalam diagram skematis. Disamping itu, ukuran dari setiap lingkaran menggambarkan persentase kontribusi penjualan dari setiap divisi dan potongan kue mengungkapkan persentase kontribusi laba dari setiap divisi. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Pada diagram matriks IE dapat diidentifikasi dalam 9 sel strategi, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 strategi utama, yaitu : 26 1. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel (1,2,5)) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan sel 8). 2. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang diterapkan. 3. Retenchment Strategy (sel 3,6,9) adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Berikut adalah penjelasan mengenai ke sembilan strategi yang terdapat pada sel matriks IE: 1. Sel I Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dilalui integrasi dengan cara backward integration atau forward integration. Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam berdaya tarik tinggi. 2. Sel II dan V Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah kegiatan yang memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan produk serta jasa. 3. Sel III Turnaround Strategi ini tepat bagi perusahaan pada daya tarik industri tinggi ketika masalah-masalah perusahaan mulai dirasakan tapi belum kritis. Strategi ini dilakukan oleh perusahaan dengan cara melakukan penghematan pada operasional perusahaan. 4. Sel IV Stability Strategi berdiam diri mungkin tepat untuk dijadikan sebagai strategi sementara yang memungkinkan bagi perusahaan untuk menggabungkan semua sumber daya yang dimilikinya setelah mengalami pertumbuhan yang cepat dari suatu industri yang kemudian menghadapi suatu masa depan yang tidak pasti. 27 5. Sel VI Divestasi Merupakan strategi yang tepat bagi perusahaan yang berada pada posisi kompetisi lemah dan dengan daya tarik industri menengah. 6. Sel VII Diversifikasi Konsentris Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilakukan pada perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat tetapi nilai daya tarik industrinya rendah. 7. Sel VIII Diversifikasi Konglomerat Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak terlalu kuat dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial daripada product market synergy (seperti yang terdapat pada diversifikasi). 8. Sel IX Bangkrut atau Likuiditas Likuiditasi adalah strategi yang dilakukan dengan menjual sebagian atau seluruh perusahaan atau produk perusahaan yang ada dengan tujuan mendapatkan uang untuk membayar seluruh obligasi perusahaan dan kemudian menyerahkan sisanya pada pemegang saham. 2.4.2.3 Matriks Grand Strategy Menurut David (2009:348) Matriks Grand Strategy didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan penjualan tahunannya melebihi 5% dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. strategi yang tepat untuk dipertimbangkan organisasi ditampilkan dalam urutan daya tarik di setiap Kuadran matriks tersebut. Perusahaan-perusahaan yang berada dalam Kuadran 1 Matriks Grand Strategy memiliki posisi strategis yang sempurna. Untuk perusahaan-perusahaan tersebut, konsentrasi pada pasar (penetrasi 28 pasar dan pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) yang ada saat ini merupakan strategi yang sesuai. Bukan hal yang bijak bagi sebuah perusahaan Kuadran 1 untuk beralih secara mendasar dari keunggulan kompetitifnya yang sudah mapan. Bila perusahaan Kuadran 1 memiliki kelebihan sumber daya, maka integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau integrasi horizontal bisa menjadi strategi yang efektif. Ketika perusahaan Kuadran 1 terlalu berpatokan dengan I produk tertentu, diversifikasi terkait kiranya dapat membantu mengurangi resiko yang berkaitan dengan lini produk yang sempit. Perusahaan-perusahaan Kuadran I memiliki sumber daya yang memadai untuk mengambil keuntungan dari berbagai peluang eksternal yang muncul dibanyak bidang. Mereka bisa mengambil resiko secara agresif jika perlu. Perusahaan-perusahaan yang terletak di Kuadran II perlu secara serius mengevaluasi pendekatan mereka terhadap pasar. Walaupun industri mereka tengah tumbuh, mereka tidak mampu bersaing secara efektif dan mereka perlu mencari tau mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan dapat memperbaiki daya saingnya. Oleh karena perusahaan-perusahaan Kuadran II berada di industri dengan pasar yang bertumbuh cepat, strategi intensif (sebagai kebalikkan dari strategi integratif atau diversifikasi) biasanya menjadi pilihan pertama untuk dipertimbangkan. Namun demikian, jika perusahaan kurang memiliki kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif, integrasi horizontal dapat menjadi alternatif lain yang bagus. Sebagai pilihan terakhir, divestasi atau likuidasi dapat dipertimbangkan. Divestasi dapat menyediakan dana yang diperlukan untuk mengakuisisi bisnis lain atau membeli kembali saham. Organisasi-organisasi kuadrdan III bersaing di industri yang pertumbuhannya lambat serta memiliki posisi kompetitif lemah. Berbagai perusahaan ini harus segera membuat perubahan drastic untuk mengghindari penurunan lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan (penciutan) biaya dan aset yang ekstensif harus 29 dilakukan pertama kali. Strategi alternatifnya adalah dengan mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang yang lain (diversifikasi). Jika kesemuanya itu gagal, pilihan terakhir untuk bisnis Kuadran III adalah divestasi atau likuidasi. Terakhir, bisnis-bisnis Kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun berada di dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai kekuatan untuk mengadakan program karakteristik perusahaan-perusahaan Kuadran IV adalah memiliki tingkat arus kas yang tinggi serta kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan sering kali dapat menjalankan strategi diversifikasi terkait atau tidak terkait dengan berhasil. Perusahaan-perusahaan kuadarna IV juga melakukan usaha patungan. 2.4.3 Tahap Pengambilan Keputusan Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap akhir dalam kerangka kerja formulasi strategi. Alat bantu yang digunakan dalam tahap ini yaitu Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). 2.4.3.1 Matriks QSPM Merupakan alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan key success factors internal – eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Menurut David (2004:350) matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM) adalah suatu teknik analitis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari alternatif yang dapat dijalanan. Matriks tersebut secara objektif menunjukkan strategi alternatif yang paling baik. QSPM menggunakan masukan dari analisis matriks EFE, CPM, IFE kemudian digabungkan dengan matriks SWOT, matriks IE dan matriks Grand Strategy untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam menyusun matriks QSPM. QSPM adalah alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan. 30 Kolom kiri QSPM terdiri atas faktor-faktor eksternal dan internal (dari tahap 1) dan basis paling atas terdiri dari strategi alternatif yang dapat dijalankan. Secara spesifik kolom kiri QSPM terdiri atas informasi yang diperoleh secara langsung dari matriks EFE dan matriks IFE. Pada kolom yang berdampingan dengan kolom faktor-faktor keberhasilan kritis dituliskan bobot setiap faktor yang diperoleh dari matriks EFE dan matriks IFE. Baris paling atas terdiri dari strategi alternatif yang dapat dijalankan diambil dari matriks SWOT, matriks IE dan matriks Grand Strategy. Alat-alat pencocokan ini biasanya menghasilkan strategistrategi alternatif yang juga dapat dijalankan. Namun tidak setiap strategi yang disarankan oleh teknik-teknik pencocokan harus dinilai dalam QSPM. Secara konseptual QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang didasarkan pada seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kritis ekternal dan internal, setiap jumlah rangkaian strategi alternatif dapat di ikutsertakan dalam QSPM dan setiap jumlah strategi dapat menyusun suatu rangkaian strategi tertentu. Tetapi, hanya strategi-strategi dari suatu rangkaian tertentu yang dinilai relatif terhadap satu sama lain. 2.5 Desain Penelitian 2.5.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan & Kuncoro, 2013:38). Menurut Sekaran (2006:121) populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin diketahui oleh peneliti. 31 2.5.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi atau dengan kata lain sejumlah tapi tidak semua elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006:123). Menurut Sugiyono (2004) dalam Riduwan & Kuncoro (2013:40) memberikan pengertian bahwa, “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Keuntungan menggunakan sampel antara lain memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan terlewati, lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu, dan tenaga), lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan penelitian lebih efektif (Riduwan & Kuncoro, 2013:40). Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003) dalam Riduwan & Kuncoro (2013:40).berpendapat bahwa, “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasardasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.” 2.5.3 Teknik Sampling Menurut Riduwan & Kuncoro (2013:40) teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Terdapat dua macam teknik sampling pada penelitian yang umum dilakukan, yaitu : 1. Probability Sampling Adalah sebuah teknik sampling yang memberikan kesempatan ataupun peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik probability sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportinate statified random sampling, cluster sampling, dan sampling sistematis. 32 2. Non-probability Sampling Adalah sebuah teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik non-probability sampling meliputi quota sampling, aksidensial sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. 2.5.4 Teknik Pengambilan Sampel Dalam menentukan minimal sampel yang perlu diambil jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus Slovin (Riduwan & Kuncoro, 2013: 49): Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi = Presisi yang ditetapkan 2.6 Pemasaran Online (e-marketing) Menurut Strauss dan Frost (2012: 28), E-marketingadalah penggunaan teknologi informasi dalam proses membuat, berkomunikasi, Dan memberikan nilai (value) kepada pelanggan. E-marketing Mempengaruhi pemasaran tradisional dalam dua cara. Pertama, E-marketing meningkatkan efisiensi dalam fungsi pemasaran tradisional. Kedua, teknologi dari e-marketing merubah banyak strategi pemasaran. Hasil perubahan dalam model bisnis baru ini dapat menambah nilai (value) pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut Parasuraman (2002: 362) dalam Kotler dan Amstrong, E-marketing adalah sebuah teknik Pemasaran berbasis web dan internet digunakan untuk mencapai sasaran dan mendukung konsep pemasaran yang modern. Sebuah website yang baik harus Website yang baik memang harus memperhatikan hal hal seperti berikut : 33 1. Efficiency Website dapat menyediakan informasi secara lengkap dan up to date sehingga user dapat menghemat biaya dan waktu dalam mencari informasi yang mereka butuhkan. 2. Reliability Website memiliki design yang menarik, mengkombinasikan warna yang cocok dan gambar yang benar, menggunakan font tulisan yang jelas keseleruhan sehingga mudah dibaca, navigasi yang mudah dipahami oleh pengunjung keseluruhan, isi yang bermanfaat, serta waktu loading yang cepat. 3. Fulfillment Website harus menyediakan layanan-layanan tambahan seperti chat dengan customer service, lalu fasilitas email kepada company, atau fasilitas search engine sehingga mempermudah user untuk langsung sampai pada tujuan mereka. 4. Privacy Website seharusnya tidak menampilkan informasi-informasi pribadi daripada member-membernya. Menurut Kotler dan Amstrong (2004: 554), Pemasaran online menghasilkan manfaat bagi pelanggan maupun perusahaan. Manfaat untuk pelanggan adalah : 1. Memberikan pelanggan manfaat dasar yang sama dengan bentuk pemasaran lainnya. 2. Menawarkan kepada pelanggan beberapa keunggulan tambahan Manfaat untuk perusahaan : 1. Membangun hubungan dengan pelanggan. 34 Perusahaan dapat berinteraksi dengan pelanggan untuk dapat lebih mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan secara khusus, serta membangun databasepelanggan. 2. Mengurangi biaya. Karena pelanggan dapat berurusan langsung dengan penjual, pemasaran online sering menghasilkan biaya yang lebih rendah untuk meningkatkan fungsi penyaluran promosi dagang. 3. Menawarkan keleluasaan yang lebih baik Dengan menawarkan keleluasaan yang lebih baik, perusahaan dapat membuat penyesuaian yang berkelanjutan pada produk dan penawarannya sesuai dengan kebutuhan pelanggan karena catalog online dapatdisesuaikan kapan saja sesuai kebutuhan. 4. Merupakan media yang global. Internet merupakan media yang memungkinkan pembelidan penjual dapat mengakses informasi secara global. 2.7 Tujuh Tahap Internet Marketing Pada gambar berikut terdapat gambar dari Seven Stages of Internet Marketing (Tujuh Tahap Internet Marketing): framing the market opportunity, formulating the market strategy, designing the customer experience, crafting the customer interface, designing the marketing program, leveraging customer information through technology, dan evaluating the result of the marketing program. 35 Gambar 2.1 Tujuh tahap dalam internet marketing Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:9) 2.7.1Stage 1 : Framing the Marketing Opportunity Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:8), tahap satu ini melibatkan analisis peluang pasar dan tahap awal dari konsep bisnis dimana mengunpulkan cukup data online dan offline untuk menetapkan pembuktian penilaian. Ada 6 langkah yang perlu diperhatikan untuk melakukan analisis peluang pasar, yaitu : Investigate opportunity in an existing or new value system (Menentukan peluang pada nilai sistem yang telah berjalan atau baru). Pada langkah ini dipergunakan untuk mengidentifikasi secara luas daerah mana yang akan dimasuki oleh perusahaan baru dan peluang-peluang apa saja yang memungkinkan perusahaan untuk masuk ke pasar. Serta dengan adanya internet apakah peluang yang dimiliki oleh perusahaan dapat lebih dikembangkan. 36 Identify unmet to unserved needs (Mengidentifikasi kebutuhankebutuhan yang belum terpenuhi). Pada tahap ini, proses bisnis perusahaan yang ada akan dianalisis untuk melihat apakah sistem yang ada sekarang telah dapat memenuhi kebutuhan konsumen atau tidak. Kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh sistem lama akan dijadikan sebagai salah satu tujuan dari pengembangan sistem baru yang akan dikembangkan. Determine target customer segment (Menentukan target segmentasi konsumen). Pengertian segmentasi adalah proses pengelompokan konsumen berdasarkan faktor-faktor tertentu. Pada langkah ini akan ditentukan segmentasi dari pengguna produk perusahaan. Adapun segmentasi pasar dapat dibedakan berdasarkan : i. Demografis, member pasar berdasarkan nilai – nilai demografis, seperti : umur, jenis kelamin, pendidikan, etnis, pendapatan, status keluarga dan lain sebagainya. ii. Geografis membagi pasar ke dalam unit – unit geografis, seperti : kota, Negara, wilayah, dan lain sebagainya. iii. Firmografis, membagi pasar berdasarkan variable spesifikasi perusahaan seperti jumlah karyawan dan ukuran perusahaan. iv. Behavioral, membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan membeli dan menggunakan produk. v. Situasional, membagi menyebabkan pasar kebutuhan berdasarkan produk, situasi yang membeli atau menggunakan, seperti kegiatan rutin, khusus, waktu, lokasi. vi. Psikografis, membagi pasar berdasarkan pada gaya hidup dan kepribadian. vii. Kesempatan (tergantung situasi) membagi pasar berdasarkan pada situasi yang mengarah pada kebutuhan suatu produk, membeli atau menggunakan, seperti : kesempatan rutin dan kesempatan khusus. 37 viii. Keuntungan, membagi pasar berdasarkan pada keuntungan atau kualitas dari suati produk seperti kenyamanan, ekonomi dan kualitas. Assess resource requirement to deliver the offering (Menilai kebutuhan sumber daya untuk memberikan penawaran). Pada tahap ini akan diidentifikasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Adapun sumber daya tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : i. Customer Facing: Meliputi kekuatan merek dagang, kekuatan pemasaran, dan saluran distribusi yang luas, dan bagaimana caranya pelanggan dapat berinteraksi dengan perusahaan. ii. Internal: Berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Seperti teknologi, pengembangan produk, skala ekonomi, dan pengalaman kerja. iii. Upstream: Berkaitan dengan hubungan antara perusahaan dengan penyalurnya (supplier). Assess competitive, techonoligy and financial attractive of opportunity (Menilai kekuatan persaingan teknologi dan keuangan perusahaan terhadap peluang). Pada tahap ini kita akan mennentukan siapa saja pesaing perusahaan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung serta teknologi dan keuangan yang dapat dijadikan peluang bagi perusahaan. Conduct Go / No – Go Assesment (Membuat keputusan akhir Go / No – Go). Pada tahap ini akan membahas mengenai pengambilan keputusan akhir perusahaan yang berdasarkan penilaian terhadap peluang, sumber daya yang dimiliki, dan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi. 38 2.7.2 Stage 2 : Formulating the Marketing Strategy Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:8), internet strategi pemasaran didasarkan pada perusahaan, unit bisnis, dan lebih dari semua strategi pemasran perusahaan. Tujuan strategi pemasran, sumber daya, dan pengurutan tindakan harus erat selaras dengan strategi unti bisnis. Akhirnya strategi pemasaran secara keseluruhan mencakup kegiatan pemasaran online dan offline. Dalam analisis kali ini, pemasaran bersasaran mengharuskan pemasar melakukan tiga langkah utama, yaitu : Mengidentifikasikan dan memilah-milah kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin meminta produk atau bauran pemasaran tersendiri. Memilih satu atau segmen pasar untuk dimasuki. Membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk perusahaan dengan produk lain dipasar. Tiga konsep dalam strategi pemasaran, yaitu : 1. Segmentation Brick and Mortar Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:107), perusahaan tradisional yang baru terhadap internet akan menyadari bahwa segmentasi online dapat menghasilkan empat skenario berbeda. Adapun kemungkinan segmentasi online tersebut, diantaranya : Gambar 2.2 Segmentation Brick and Mortar Sumber ; Mohammed , Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:108) 39 Dimesi pertama dari matriks tersebut (Change in Segmentation Characteristic Due Internet) menjelaskan tentang karakteristik segmentasi pasar setelah perusahaan berpindah ke pemasaran melalui media internet akan berubah atau tidak dan dimensi kedua (Change in Size of Marketing Segments) menjelaskan tentang ukuran segmentasi pasar setelah perusahaan beralih ke pemasaran melalui internet akan berubah atau tidak. Berdasarkan kedua dimensi tersebut dapat diperoleh empat kemungkinan posisi perusahaan yakni sebagai berikut : i. Market Expansion Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan tidak mengalami perubahan dari pemasaran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya mengalami perluasan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online. ii. Reclassified Expansion Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perunahan dari pemasaran offline serta ukuran segmen konsumennya juga mengalami perubahan setelah perusahaan menerapkan pemasaran online. iii. No Change Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan serta ukuran segmen konsumennya tidak mengalami perunahan dari pemasran offline setelah perusahaan menerapkan pemasaran online. iv. Market Reclassified Posisi dimana karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan dari pemasran offline, tetapi ukuran segmen konsumennya tidak mengalami pemasaran online. perubahan setelah perusahaan menerapkan 40 2. Targeting Brick and Mortar Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:109), terdapat 4 strategi skenario dimana perusahaan tradisional dapat menargetkan segmen online berhubungan dengan segmen offline, yaitu : Gambar 2.3Targeting Brick and Mortar Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison. (2003:110) Dari kedua dimensi diatas, dapat diperoleh empat pilihan posisi, yaitu : i. Blanket Targeting Posisi dimana segmentasi online yang dilayani tidak mengalami perubahan dari saat offline, tetapi segmennya dapat meluas karena masalah geografis dapat diminimalkan. Hal ini membuat lebih banyak konsumen yang dapat dijangkau melalui internet. ii. New Opportunity Targeting Posisi dimana target segmentasi online yang dilayani secara keseluruhan berbeda dari target segmentasi offline. Jika posisi ini terpilih sebagai suatu kondisi bagi perusahaan, biasanya perusahaan harus dapat menawarkan produk yang sama sekali berbeda dengan produk yang ditawarkan selama offline. 41 iii. Beachhead Targeting Posisi dimana target segmentasi online adalah lebih kecil dari offline. Kondisi ini muncul jika hanya sebagian konsumen perusahaan yang mengakses internet. iv. Bleed Over Targeting Posisi dimana target segmentasi online merupakan sebagian dari offline ditambah dengan segmen baru pada saat online. Segmen tersebut ada kalanya merupakan konsumen yang selama ini terabaikan pada saat offline. Namun pada saat ini menjadi target karena sistem online menawarkan sesuatu yang manarik bagi konsumen. 3. Positioning Brick and Mortar Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:112), setiap skenario memerlukan pendekatan positioning yang berbeda. Berikut positioning Brick and Mortar : Gambar 2.4 Positioning Brick and Mortar Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:112) adalah 42 1. Kuadran satu : New Opportunity Positioning a. Mengganti seluruh strategi positioning pada saat offline. b. Ditujukan bagi segmen konsumen baru. 2. Kuadran dua : Blanket Positioning a. Menggunakan seluruh strategi positioning pada saat offline. b. Strategi difokuskan pada penawaran tambahan layanan yang bisa didapat lewat internet. 3. Kuadran tiga : Beachhead Positioning a. Menggunakan hanya sebagaian strategi offline. b. Menekankan pada keuntungan yang didapat lewat penggunaan internet. c. Difokuskan pada kebutuhan komunitas konsumen yang sedikit namun potensial. 4. Kuadran empat : Bleed Over Positioning a. Memadukan strategi positioning pada saat offline dan online b. Difokuskan untuk menambah penawaran yang dilakukan lewat internet. 2.7.3 Stage 3 : Designing the Customer Experience Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison. (2003:8), perusahaan harus memahami jenis pengalaman pelanggan yang perlu disampaikan untuk memenuhi peluang pasar. Pengalaman harus berkolerasi dengan posisi perusahaan dan strategi pemasaran. Dengan demikian, desain dari pengalaman pelanggan merupakan jembatan antara strategi pemasaran tingkat tinggi (tahap kedua) dan taktik program pemasaran (tahap lima). Terdapat tiga hirarki pengalaman pelanggan dari saat user pertama kali mengklik website sampai pada saat user mencapai pada tahap kesan yang memuaskan dari website, atau sampai memporomosikan website. Tiga hirarki tersebut adalah : 43 1. Experiencing Functionality Pada tahap awal ini konsumen memandang pada suatu web yang dimiliki perusahaan, harus bekerja dengan sebaik mungkin. Dalam artian web tersebut dapat melayani kebutuhan konsumen. Dalam tahap ini meliputi : a. Usability dan Navigasi yang mudah : Pengukuran dari suatu website , bagaimana website tersebut dapat mengantisipasi dengan baik kebutuhan-kebutuhan user yang dipengaruhi oleh beberapa elemen yaitu kecepatan, struktur halaman, design grafis. b. Kecepatan : Kecepatan mengacu kepada waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan sebuah halaman website pada layar user. c. Reliability : Menggambarkan suatu tingkat dimana website mengalamai downtime, atau ketika user tidak dapat mengakses website tersebut karena pemeliharaan rutin atau sistem rusak. Reliability juga dipengaruhi oleh seringnya website di download secara tepat, meskipun situs itu sedang dijalankan. d. Keamanan : Keamanan dari website tersebut. e. Media Accessibility : Media Accessibility merupakan suatu kemampuan dari website untuk bisa di download pada berbagai media platform. 2. Experiencing Intimacy Pada tahap ini website perusahaan dirasa telah dapat memahami dan melayani kebutuhan konsumen, pengalaman pelanggan akan berlanjut kepada tahapan yang lebih tinggi. Dan pelanggan mulai menuntut keinginan, website yang ditampilkan oleh suatu perusahaan, agar lebih dapat mengerti keinginan pelanggan, untuk terjalinnya hubungan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Pada tahap ini meliputi : a. Customization : Merupakan sebuah kemampuan website untuk mengubah halamannya untuk masing-masing user. b. Communication : Mengarah pada suatu percakapan antara situs dan user. Ada tiga bentuk komunikasi yaitu: Broadcast Dimension Komunikasi satu arah dari perudshaan kepada pelanggannya dan tidak memerlukan respon dari pelanggaan. 44 Interactive Dimension Komunikasi dua arah antara perusahaan dengan pelanggan Hybrid Dimension Gabungan dari dimensi broadcast dan interactive, contohnya pemberian freeware yang dapat didownload oleh user dan user dapat mengirimkan kepada user lain, hal ini secara otomatis membantu perusahaan dalam melakukan promosi. c. Consistency : Merupakan suatu tingkat dimana pengalaman pelanggan pada sebuah website dapat berulang dari waktu ke waktu. d. Trustworthiness : Merupakan suatu cirri yang ditetapkan dari waktu ke waktu setelah user memiliki beberapa kesempatan untuk mengevaluasi pelayanan perusahaan. e. Exceptional Value : Adanya suatu nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada user. Sehingga user tidak dengan mudah dibujuk oleh perusahaan lain. f. Shitf from consumption to leasure activity : Pada hal ini pelanggan mendapatkan suatu pengalaman bahwa berkunjung ke suatu situs adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan sehingga menjadi sebuah kebiasaan. 3. Experiencing Evanglism Pada tahap terakhir ini, konsumen berada pada tingkat loyalitas yang tinggi ke[ada perusahaan karena merasa puas atas semua layanan perusahaan kepada konsumen. Pada tahap ini pelanggan akan berbagi cerita dengan orang lain, sahabat, kerabat atas layanan perusahaan. a. Talking the word to the market : Pelanggan merasa senang berbagi cerita mengenai produk-produk yang mereka rasakan bagus. b. Active Community membership : Tahap ini ditandai dengan adanya partisipasi komunitas. Walaupun tidak semua pelanggan akan ikut dalam penawaran komunitas, tetapi bagi merkea yang mencapai sampai pada tahap ini menginginkan untuk berpartisipasi dengan organg-orang yang memiliki keinginan yang sama. 45 c. The Company cares about my opinions : Persepsi bahwa perusahaan tidak akan mampu untuk mengolah pengalaman tanpa user atau user sangat terbuka untuk membantu perusahaan. d. Defender of experience : Pelanggan yang mencapai pada tahap ini adalah pelanggan yag akan membela atau mempertahankan pandangan mereka. Sehingga mereka dapat sangat marah ketika yang lain tidak setuju atau membeli penawaran pesaing. 2.7.4Stage 4 : Crafting the Customer Interface Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison. (2003:162), ada tujuh elemen yang perlu diperhatikan (7C’s) untuk merancang situs web yang menarik, yaitu : 1. Context, konteks dari situs menggambarkan tampilan yang estetik dan fungsional. 2. Content, merupakan semua data digital yang berpengaruh pada situs. 3. Community, merupakan hubungan yang terjalin berdasarkan kesamaan ketertarikan. 4. Customization, kemampuan situs untuk memodifikasi atau dimodifikasi oleh setiap user. 5. Communication, merupakan dialog antara situs dengan penggunananya. 6. Connection, merupakan jaringan yang mengubungkan situs lain. 7. Commerce, merupakan kemampuan transaksi dari suatu situs. 2.7.5 Stage 5 : Designing the Marketing Program Melalui tahap satu sampai dengan empat, perusahaan seharusnya mempunyai arah strategi yang jelas. Perusahaan telah membuat keputusan go atau not go pada beberapa pilihan. Dalam tahapan ini perusahaan akan merancang program pemasaran yang digunakan untuk merangkaikan strategi pemasaran secara tekombinasi agar dapat menggerakkan target pelanggan 46 tahap awareness mengenai produk perusahaan menjadi tahap exploration, kemudian beralih ke tahap commitment, dan berakhir pada tahap dissolution. Kerangka kerja yang digunakan untuk menyelesaikan tugas ini adalah market space matrix. Pada matriks ini, pemasran melalui internet memiliki enam golongan pendukung, yaitu : produk (product), harga (price), komunikasi (communication), komunitas (community). Distribusi (distribution), dan merek (branding), yang penjelasannya pada bauran internet marketing yang dapat digunakan untukmenciptakan kewaspadaan (awereness), penjelajahan (exploration), dan diharapkan berkomitmen pada perusahaan. Gambar 2.5 Designing the Marketing Program Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison (2003:213) 2.7.6 Stage 6 : Leveraging Customer Information Through Technology Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison. (2003:17), dalam lingkungan customer-centric, perusahaan harus membuat dan bertindak pada tiga keputusan penting, yaitu : 1. Secara strategis memilih target pasar (riset pemasaran) Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan penelitian, pengumpulan data, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian. Kesemuanya itu ditujukan untuk untuk masukan bagi pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan 47 keputusan untuk pemecahan masalah. Hasil riset pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar. 2. Mempelajari lebih lanjut tentang pelanggan dengan menganalisa data yang ada untuk diolah menjadi informasi dan merencanakan strategi untuk memperoleh target pelanggan berdasarkan hasil pengolahan data untuk diterapkan kepada setiap pelanggan (database marketing) 3. Menilai profitabilitas jangka panjang dari pelanggan dan mempertahankan pelanggan utama dengan memelihara hubungan dengan pelanggan (customer relationship management). Perusahaan dapat menggunakan teknologi untuk mendapatkan, mengolah, menganalisis, dan memanfaatkan informasi pelanggan yang relevan, yang dapat meningkatkan nilai dari perusahaan di mata pelanggan. 2.7.7 Stage 7 : Evaluating the Marketing Program Menurut Mohammed, Fisher, Jaworsky, Paddison. (2003:18), tahap terkahir melibatkan evaluasi program pemasaran internet secara keseluruhan. Ini termasuk fokus seimbang pada kedua pelanggan dan metrik keuangan. Dalam tahap ini, digunakan marketing metrics framework yang terdiri dari financial metrics, customer based metrics, dan implementation metrics. i. Financial metrics mengukur hasil dari bottom-line dan berada pada level yang paling menyeluruh. Metrik ini meliputi pengukuran sales, revenue, gross margins, profits, marketing spend. ii. Customer based metrics melihat kinerja pemasaran dalam membangun aset yang berbasis pelanggan yang memberikan hasil finansial. Metrik ini berhubungan dengan tahap hubungan dengan pelanggan, yaitu awareness, exploration, commitment dan dissolution. 48 iii. Marketing implementation metrics digunakan untuk melihat seberapa efektif dan baiknya kinerja elemen-elemen dalam program marketing dalam hal membangun aset berorientasi pelanggan. Elemen-elemen tersebut adalah pricing, communication, distribution, dan branding. 2.8 Kerangka pemikiran Input Stage IFE CPM Seven Stages of E-Marketing Experiencing Functionally EFE Experiencing Intimacy Experiencing Evanglism Match Stage Matriks SWOT Crafting the Customer Interface Matriks IE Designing the Marketing Program Matriks Grand Strategy Leveraging Customer information through Technology Decision Stage Evaluating The Marketing Program Matriks QSPM Rekomendasi Strategi Dan Perancangan Web Kesimpulan dan Saran Gambar 2.6 Kerangka Pikir