PEMIKIRAN KRITIS Seseorang dengan ketrampilan yang baik cenderung mampu memperlihatkan sedikit kesalahan dibandingkan yang kurang terampil dalam tugas yang sama Ketrampilan merupakan hal yang penting dalam pemikiran kritis Indikator ketrampilan berpikir kritis Memfokuskan pertanyaan Menganalisa argumen Bertanya dan menjawab suatu penjelasan atau masalah Mempertimbangkan kredibilitas sumber Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Menyimpulkan dan mempertimbangkan hasil kesimpulan Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan menentukan nilai pertimbangan Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi Mengidentifikasikan asumsi Menentukan tindakan Berinteraksi dengan orang lain Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berpikir kritis ternyata mampu menyiapkan peserta didik berpikir pada berbagai disiplin ilmu Sebagai pemenuhan kebutuhan intelektual dan pengembangan potensi peserta didik untuk menjalani karir dan kehidupan nyata Menurut Fisher (2002) informasi belum menjadi pengetahuan sampai pikiran manusia menganalisanya, menerapkannya, mensintesisnya, mengevaluasinya dan mengintegrasikannya ke dalam kehidupan sehingga informasi dapat digunakan untuk tujuan produktif, yaitu membuat keputusan dan pemecahan masalah Masalah yang berhubungan dengan pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran seringkali luput dari perhatian guru Pengembangan berpikir kritis hanya diharapkan muncul sebagai efek pengiring (nurturan effect) melalui berpikir kritis, siswa diajak berperan serta secara aktif dan efektif untuk membangun pengetahuannya sendiri (King, 1994; Mayborn dan Lesher, 2000; Sullenger, 2000 dalam Fisher,2002) Peranan guru untuk mengembangkan berpikir kritis dalam diri siswa adalah sebagai pendorong, fasilitator, dan motivator. Menurut Lang (dalam Fisher, 2002) berpikir kritis dapat dipelajari dan ditingkatkan bahkan pada saat sudah dewasa Mengembangkan Berpkikir Kritis Materi dalam kurikulum disusun secara sistematis agar siswa dapat membangun struktur kognitifnya Memperkaya pengalaman siswa yang bermakna (berpendapat secara lisan/ tulisan) Kegiatan praktikum yang menuntut pengamatan terhadap gejala atau fenomena akan menantang kemampuan siswa dalam berpikir Menurut Chance dan Mertes berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandinga, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah Sebuah proses sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman Scriven dan Paul mengungkapkan bahwa berpikir kritis itu merupakan proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan yang dihasilkan dari pengamatan, pengalaman untuk memandu keyakinan dan tindakan Kesimpulannya, berpikir kritis adalah kemampuan berpikir dalam menilai sebuah informasi sebelum menjadi pikiran dan tersimpan menjadi memori Menurut Prof Bhisma Murti berpikir kritis sangat berguna bagi seorang mahasiswa terutama membantu dalam memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argument, mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas, Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat, Membiasakan berpikiran terbuka, dan mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya