MINGGU, 8 FEBRUARI 2015 Masalah Usus Buntu pada Si Kecil KETIKA anak Anda mengeluh sakit perut, lalu disertai mual dan muntah, hingga membuatnya sulit tidur atau sulit melakukan kegiatan sehari-harinya, maka Anda perlu waspada. Bisa jadi ini bukan derita sakit perut biasa atau sakit maag. Tapi merupakan gejala dari radang usus buntu atau appendisitis. B agaimana mungkin usia anak bisa mengalami radang usus buntu, yang biasanya dialami orang dewasa? Dr. Edwin Basyar, SpBAdari RSUPDr Kariadi Semarang memaparkan, secara teori, permasalahan usus buntu bisa menyerang balita yang rata-rata berusia 3,5 tahun. Namun ia sendiri dan ahli bedah anak RSDK lainnya, pernah melakukan operasi usus buntu terhadap anak usia 2,5 tahun, dan 1,8 tahun. Hal tersebut bisa terjadi karena feses yang keras. Penyebab feses yang keras tentu saja karena anak-anak tidak suka, atau tidak dibiasakan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan. Bisa juga karena tertelan biji-bijian, seperti biji jeruk atau anggur. Adapun faktor sekundernya, karena infeksi seperti tifus, pembesaran kelenjar getah bening pada daerah appendix, cacing tambang, atau karena virus yang sampai ke usus buntu sehingga menyebabkan appendisitis. Appendix atau usus buntu, merupakan kantung yang menggantung pada usus besar, yang terletak pada bertemunya atau bersatunya usus halus dan usus besar. Jika appendix tersumbat dan bengkak, maka bakteri akan terkumpul dan berkembang biak di dalamnya, sehingga terjadi infeksi, lendir usus dan kotoran terperangkap di dalamnya. Secara lebih spesifik, usia anak mudah mengalami radang usus buntu atau appendisitis karena struktur pada pangkal usus buntunya yang tadinya lebar, jadi menyempit. Pangkal yang sempit ini sering tersumbat. Maka terjadilah appendisitis. Adanya cacing tambang juga merupakan salah satu penyebab tersumbatnya pangkal usus buntu. Gejalanya Gejala awalnya, anak akan merasakan nyeri pada ulu hati, mengalami mual, muntah, kadang disertai demam. Namun, gejala-gejala ini karena mirip dengan gejala penyakit lain, seperti maag, ketika orangtua membawa anaknya berobat, dokter terkadang salah mendiagnosis. “Kadang dokter mengira ini penyakit maag, padahal usus buntu. Karena gejalanya mirip,” papar Edwin. Setelah satu hingga dua hari, rasa nyeri akan berpindah ke sekitar pusar, karena sudah mulai terjadi peradangan. Rasa nyeri terasa sekali pada dinding perut bagian bawah pada sisi kanan. Jika rasa nyerinya tak tertahankan, seringkali membuat anak susah tidur. “Secara fisik, gejalanya terlihat dari ia akan menekuk kakinya ketika tidur, atau jalan agak bungkuk karena menahan sakit,” papar Edwin lebih lanjut. Demam yang terjadi, karena appendisitis menyebabkan leukositnya meningkat secara drastis, bahkan bisa mencapai 20 ribu. Normalnya, leukosit pada usia anak adalah 8 - 12 ribu. Jika appendisitis terjadi pada usus buntu yang letaknya pada daerah panggul atau bagian bawah, maka gejalanya juga disertai diare. Namun jika terjadi pada bagian depan atau belakang, tidak disertai diare. Jika Anda menemukan tanda atau gejala-gejala tersebut, yang harus dilakukan adalah segera membawa anak Anda ke bagian bedah anak untuk segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika cepat didiagnosa, diharapkan penangannya juga lebih cepat supaya bisa mencegah terjadinya usus buntu yang pecah. Menurut penuturan dr. Edwin Basyar, SpBA, pengobatan yang dilakukan untuk menyembuhkan appendisitis adalah melakukan operasi. Mengapa harus operasi? Supaya tidak terjadi kebocoran. Kotoran yang menumpuk pada usus buntu bisa bocor atau tumpah ke perut, sehingga bisa menyebabkan infeksi menyeluruh dalam tubuhnya. Dan ini bisa berujung pada kematian sang anak. Sebelum anak terlanjur mengalami appendisitis, sangat penting untuk memberinya makanan yang mengandung serat, yakni buah-buahan dan sayuran. Penting juga menjaga kebersihan, supaya anak terhindar dari penyakit cacing. Jika anak Anda doyan makan buah, usahakan supaya ia tidak tertelan biji-bijiannya. Misalnya dengan cara membuang semua biji terlebih dahulu, sebelum memberinya pada anak. Sangat penting bagi orangtua untuk waspada terhadap gejala-gejala penyakit yang dialami anaknya. Karena biar bagaimanapun juga, penanganan yang lebih awal dan tepat, akan memberi efek yang lebih baik bagi kesehatan sang anak. Dan yang tak kalah penting, memperkenalkan dan mengajarkan anaknya supaya suka dengan sayuran dan buah-buahan sejak dini (Irma Mutiara Manggia-11 ). Penanganan Jantung Koroner dengan PCI MASIH banyak anggota masyarakat yang mengira jika penanganan penyakit jantung koroner hanya bisa dilakukan dengan tindakan operasi. Namun, dalam perkembangannya, untuk mengatasi sumbatan pada pembuluh darah jantung, tidak selamanya melalui pembedahan. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan percutaneus coronary intervention (PCI). Menurut dr. Sodiqur Rifqi, Sp. JP(K), FIHA, FAsCC dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah SMC RS Telogorejo, PCI merupakan satu tindakan intervensi non bedah untuk membuka kembali arteri koroner yang menyempit atau tersumbat, dengan menggunakan balon dan atau stent melalui kateter yang dimasukkan ke dalam lumen arteri melalui sayatan kecil pada kulit. Tidak diperlukan sayatan besar untuk dapat memasukkan kateter, hanya sekitar dua milimeter pada lengan tangan atau pangkal paha. Tindakan kateterisasi melalui pangkal paha memang relatif lebih mudah. Tapi, belakangan lebih banyak tindakan kateterisasi melalui pembuluh darah lengan. Sebab, usai tindakan, pasien tidak lagi harus diam dan meluruskan kaki selama tujuh sampai delapan jam, namun pasien sudah bisa langsung berjalan meski masih harus membatasi gerak pada lengan tangan. Dengan begitu, pasien akan merasa lebih nyaman. Pada prinsipnya, tidak ada pembatasan jumlah stent yang dipasang pada pembuluh darah. Tapi, jika ternyata hasil pemeriksaan menunjukkan sumbatan terjadi di lebih dari tiga lokasi atau pada tempat yang sulit dan tidak memungkinkan untuk dilakukan pemasangan stent, pasien akan disarankan untuk melakukan tindakan pembedahan yaitu operasi By Pass Koroner. ìPemasangan stent masih mungkin bisa dilakukan pada pembuluh jantung dengan sumbatan total atau 100 persen sumbatan. Namun, tidak semua sumbatan total bisa ditangani dengan pemasangan stent (ring). Misalnya saja, pada sumbatan dengan pengapuran yang terlalu keras dan panjang, lebih dianjurkan untuk menjalani operasi,î terang dr Rifqi. Serangan Jantung Sebenarnya, tindakan PCI banyak dilakukan untuk pasien dengan keluhan nyeri dada karena gangguan pada jantung atau angina pectoris. Upaya tersebut, bisa dilakukan pasca serangan atau bahkan saat serangan (primary PCI). Di negara maju, tindakan pemasangan ring pada pasien saat serangan jantung sudah sering dikerjakan dan sebagian besar tindakan tersebut berhasil dengan baik. Dia menunjuk contoh PCI yang pernah dilakukan di SMC RS Telogorejo, di mana tidak sedikit pasien dengan penyumbatan total berhasil ditangani. Bahkan, beberapa di antaranya sudah divonis tidak bisa dilakukan tindakan selain operasi yang dilangsungkan di luar negeri. Dengan ketrampilan yang baik ditambah kesiapan dan keyakinan pasien beserta keluarganya, akhirnya pemasangan stent bisa dilakukan dan pasien bisa beraktivitas dengan lebih baik. Kerusakan otot jantung dapat meluas jika tidak segera dilakukan tindakan pembebasan sumbatan pada pembuluh jantung, jika serangan terjadi lebih dari 20 menit, maka otot akan kekurangan pasokan oksigen yang ujungujungnya terjadi kerusakan pada otot jantung. Pada kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan pasien meninggal. Karena itu, diperlukan upaya cepat untuk membebaskan sumbatan pada pembuluh darah koroner selain dengan obat pengencer darah yang diberikan melalui infus, bisa juga dengan PCI baik stent tanpa obat maupun dengan stent yang mengandung lapisan obat. Sadar Ada tiga jenis yang biasa digunakan. Penggunaan harus disesuaikan dengan kebutuhan, biasanya pemakaian berlapis obat lebih dianjurkan pada mereka yang menderita diabetes mellitus, pasien dengan pembuluh darah kecil, penyempitan pada pangkal arteri koroner, penyempitan yang panjang maupun penyumbatan total. ìYang paling sederhana adalah BMS. Tapi, risiko menyempitnya kembali paling besar, yaitu mencapai 1030 persen. Untuk DES, risiko menyempit lebih kecil, hanya tiga sampai delapan persen, karena pengaruh obat pada stent tersebut. Sementara, BAS yang relatif masih baru, memiliki risiko penyempitan di antara keduanya,î jelas dia. Berbeda dengan tindakan operasi, selama PCI, pasien dalam kondisi sadar, karena hanya dibius (anestesi) lokal, sehingga selama tindakan pasien dapat berkomunikasi dengan perawat dan dokter. Masuknya kateter dalam tubuh pun bisa tanpa rasa sakit. Pasien juga dapat mengamati masuknya alat melalui monitor komputer. Agar suasana lebih nyaman, selama tindakan PCI, bisa diciptakan suasana rileks seperti dengan menyetel musik yang selalu dilakukan dr Rifqi. Sebelum tindakan PCI, pasien perlu melakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium, uji latih beban atau treadmill, foto dada (rontgen paru), puasa makan empat sampai enam jam sebelum tindakan, dan persiapan lainnya, termasuk persiapan mental pasien. ìPersiapan mental pasien sangat diperlukan agar tindakan PCI dapat berjalan sesuai dengan harapan’’. Informasi lebih lanjut hubungi Helpline Telogorejo Heart Centre (THC) 024-70706868 atau Call Center SMC RS Telogorejo (024)8646 6000 (NN) Gemuk karena Program Pikiran he mind always fails first, not the body. The secret is to make your mind work for you, not against you.” (Arnold Schwarzenegger) Gagal diet? Itu sudah dijawab oleh Arnold Schwarzenegger sejak tahun 70an dan jawaban itu masih berlaku hingga sekarang. Hal yang sama diungkapkan juga oleh seorang model fit- ”T ness dunia, Lazar Angelov. Ia berujar, ”The body achieves what the mind believes.” Diet gagal, entah itu karena pola makan, pola istirahat maupun olahraga atau faktor lain, lebih banyak disebabkan karena program pikiran yang tidak mendukung dan terlalu banyak konflik berkecamuk dalam diri kita. Saat pikiran Anda dipenuhi keyakinan tidak mungkin bisa mendapatkan berat dan postur tubuh ideal, bahwa Anda gemuk karena turunan (namun belum ada bukti medisnya), bahwa Anda lucu dan disayang orang kalau Anda gemuk, atau orang yang memikirkan fisik tidak spiritual dan tidak pintar otaknya, atau keyakinankeyakinan lainnya yang selalu menganulir upaya diet Anda. Maka selamanya diet Anda akan selalu menjadi proses yang ngaya dan yoyo. Niatkan ganti keyakinan yang menghambat tersebut dengan keyakinan yang mendukung, yang membuat perasa- an Anda lebih tenang dan nyaman. Maka prosesnya jadi lebih mudah. Tentukan saja sekarang seperti apa kalimat yang ingin Anda tanamkan ke pikiran Anda yang lebih memberdayakan diri Anda. Contoh: ”Mulai sekarang dan seterusnya saya memegang keyakinan bahwa gemuk bukan melulu karena turunan genetik melainkan karena turunan pola hidup yang kurang baik dan saya bisa mengubahnya.” Jika Anda nyaman dengan pernyataan keyakinan baru ini, putuskan mulai sekarang memegangnya. Cara seder- hana di atas sudah banyak diterapkan oleh orang awam yang tidak paham teknologi pikiran sekalipun dan banyak yang berubah jadi lebih baik. Saya paham soal diet ini karena saya lama melakukan pengamatan, berkonsultasi kepada banyak pihak, mempelajari berbagai literatur serta menjalani semua prosesnya baik secara fisik maupun psikologis. Semua dengan biaya yg tidak kecil. Saya pernah melakukan olahraga keras selama setahun penuh (5-6 hari seminggu) dan maksimal hanya turun 3 kg namun kembali lagi ke kondisi awal hanya karena mengurangi intensitas olahraga selama 3 bulan. Saya pernah berusaha keras menahan lapar atau nafsu terhadap makanan tertentu namun akhirnya gagal lalu malah semakin banyak makan. Bahkan saya pernah berolahraga terlalu keras sampai suhu badan terus meninggi tidak bisa turun sampai masuk rumah sakit hampir 2 minggu. Dan berbekal berbagai pengalaman itu saya merancang program sendiri sehingga sukses menurunkan berat badan hingga 9 kg dalam 2 bulan dilanjut total 12 kg dalam waktu 4-5 bulan (79 ke 67 kg) dan itu semua secara alami. Sekarang saya senang melakukan percobaan semisal menaikkan berat badan 3-4 kg dalam 4 minggu kemudian menurunkannya lagi dalam 12 minggu saja. Barusan minggu lalu saya menurunkan berat badan 2 kg hanya dalam 2 hari. Jadi saya paham betul bahwa 90% kegagalan diet disebabkan karena program pikiran. Faktor lainnya lebih banyak merupakan pelengkap. Saat kita memegang kendali atas program pikiran kita, maka diet menjadi suatu proses yg menyenangkan. Rahasianya adalah membuat program pikiran bekerja untuk kita, bukan melawan kita.(92)