kumpulan materi pendidikan kewarganegaraan

advertisement
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
2 SKS
PKn dalam konteks UU No 20 th 2003
Kurikulum PT wajib memuat :
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa ( Pasal 37 Ayat 1 )
Tujuan PKn dalam konteks Pendidikan Nasional
”Pendidikan
Kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”
SASARAN PEMBENTUKAN
Wawasan
kebangsaan RI
Percaya
diri
Sikap tnggung
jawab &
demokratis
Cerdas &
baik
a
Partisipasi
sosial
c
Bela
negara
Ketrampilan sebagai Warga
Negara
b
a. Kognitif
b. Afektif
c. Psikomotorik
PKn didunia :
Page | 1
☺
☺
☺
☺
☺
Civil Education (USA)
Education Civicas (Mexico)
Social Studies (Australia)
Civics & Moral Education (Singapura)
Ta’limatul Muwwatanah , Tarbiyatul ‘Al Watonayah (Timur Tengah)
MUATAN KONSEPTUAL PKn :
Domain Kajian
ilmiah
Domain Kurikuler
Smart
&
good
Domain Sosial - kultural
Citizenship
Tujuan PKn :
(SK Dirjen Dikti No 38/2002)
☺ Mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia
☺ Mewujudkan kesadaran berbangsa dan bernegara
☺ Menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab thd kemanusiaan
Kompetensi PKn :
☺ Kemampuan berfikir rasional dinamis dan integral
☺ Kesadaran berbangsa dan bernegara
☺ Rasa cinta tanah air dan kesadaran bela Negara
Pengertian Bangsa
Page | 2
^ Bangsa secara antropologis : Sekumpulan orang dalam jumlah yang besar yang
mempunyai karakteristik fisik dan kebudayaan yang sama
^ Bangsa secara politik : sekumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan
bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi
Bangsa Indonesia
Jawa
Batak
Bangsa Suriname
Bugis
Dayak, dll
Jawa
Negro
Belanda , dll
HUBUNGAN ANTARA ETNIK DENGAN RAS
 1 Negara dibentuk oleh 1 ras
 1 ras membentuk banyak negara
 Banyak ras membentuk 1 negara
Kapan bangsa Indonesia lahir.?
.........
1908
....................
....................
....................
....................
1928
E
E
E
E
1945
Bangsa
Indonesia
Lahir bangsa INA
Secara idiil
Lahir bangsa INA
secara de facto/
faktual
dst
Negara INA
dan dasar
Pancasila &
UUD ’45
Lahir bangsa INA
secara de jure
(yuridis –
konstitusional)
Jumlah etnik di Indonesia :
Prof. Koentjoroningrat
Zulyani Hidayah
: 901 etnik
: 525 etnik
Dampak positif
☺ Mengungkapkan budaya etnik sbg kekayaan budaya bangsa
☺ Sbg kekuatan untuk melaksanakan pembangunan
Dampak Negatif :
☺ Munculnya stereotype dan etnosentrisme etnik
☺ Rentan terjadinya konflik antar etnik
Page | 3
Warga Negara
Warga negara :
1. Penduduk /anggota Negara/ Kaula Negara
2. CITIZEN (bahasa Inggris)
3. POLIS (bahasa Yunani kuno)
4. Warga Kota
Penduduk : Warga Negara dan warga asing
Hubungan Negara dan Warga Negara
NEGARA
STATE
W.N
W.N
W.N
W.N
Negara :
Negara mempunyai hak tertentu dari warga negara
Harus melakukan kewajiban-kewajiban tertentu terhadap warga Negara
Warga Negara :
Memperoleh hak-hak tertentu dari Negara
Harus melakukan kewajiban-kewajiban tertentu pada Negara
PROSES MENJADI WARGA NEGARA
1. Stelsel Aktif  Mendapatkan kewarganegaraan harus diupayakan oleh warga
negara yang bersangkutan
2. Stelsel Pasif  Mendapatkan kewarganegaraan tanpa harus diupayakan oleh
warga negara yang bersangkutan
Asas – asas Kewarganegaraan :
1. Ius Soli (Ius dalil / hukum)
Soli = sollium = tempat
Kewarganegaraan ditentukan oleh faktor tempat seseorang dilahirkan
2. Ius Sanguinis
Kewarganegaraan ditentukan oleh faktor keturunan / hubungan darah
Page | 4
3. Perkawinan
Kewarganegaraan ditentukan setelah adanya perkawinan (asimilasi)
Masalah :
a. Ikut kewarganegaraan pria/wanita
b. Persamaan derajat antara pria / wanita
Istilah-istilah dalam kewarganegaraan :
a. Apatride : Seseorang tdk memiliki kewarganegaraan
b. Bipatride : Seseorang mempunyai 2 kewarganegaraan
c. Multipatride : seseorang memiliki banyak kewarganegaraan
d. Naturalisasi : Proses menjadi warga negara di suatu negara
e. Repudiasi : Hak untuk menolak menjadi warga negara di suatu negara
Ketentuan-ketentuan hak kewarganegaraan :
1.
 Yang menjadi warga negara adalah orang Indonesia asli &
orang keturunan yang disahkan menjadi warga negara
UUD 1945 pasal 26
2. UU No 3 th 1946
Asli  otomatis
Asing  Naturalisasi
Bersifat yuridis  konstitusional , bukan biologis  etnis , dan sosiologis 
kultural
3. UU No 6 th 1947  sda + yang berkeberatan menjadi warga negara dapat
melepas kewarganegaraan (surat tertullis ke Menteri Kehakiman)
Isteri mengikuti kewarganegaraan suaminya
4. UU No 11 th 1948  ada hak repudiasi
5. Keppres No 7 tahun 1971  Penduduk Irja (dulu Irian Barat) otomatis
menjadi WNI
6. Keppres No 56 th 1996  Naturalisasi otomatis
Isteri / suami/ anak dari keturunan WNI otomatis
menjadi WNI
UU kewarganegaraan  UU kewarganegaraan
Asas :
-
Manusia diskriminatif , tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, jenis
kelamin dan gender
Orang Indonesia asli adalah bukan aspek etnis tetapi aspek hukum
UU No. 62 th 1958
UU No.12 th 2006
1. Landasan UUD 1950 &
1.Landasan Perubahan UUD ’
2. Asas Ius Sanguinis
2.Asas campuran Ius soli dan Iun
sanguinis
3.Mengakui
3. Mengakui kewarganegaraan
Page | 5
4. SKBRI diperlukan bagi yang
4.SKBRI tidak diperlukan
mempunyai keturunan
5. WNI menikah dengan WNA maka 5.WNI menikah dengan WNA tidak
otomatis WNA
otomatis WNA
6. Anak dari pernikahan campuran
6.Anak dari pernikahan campuran 
 WNA
WNI sampai usia 18 th
Sumber
: Kompas 12 Juli 2006
Asas Dasar : Hak inisiatif DPR
: Pansus RUU Kewarganegaraan
Beberapa komentar :
Rebecca Harsono (Ketua Lembaga Anti Diskriminatif Indonesia) :
- terima kasih atas upaya parlemen
- Perlu petunjuk pelaksanaan
Tommy Su ( Koordinator Masyarakat Pelangi Indonesia ) : Momentum untuk
mengubur
mentalitas & jiwa diskriminatif
Prof. Dr. Samsul Wahidin : Aspek hukum tidak serta merta dapat menghilangkan
aspek sosio kultural
HAK dan KEWAJIBAN
Hak : adalah wewenang moral untuk mengerjakan, memiliki atau menuntut
sesuatu (AUSTIN FAGOTHEY)
Contoh Hak : Seseorang yang memiliki SIM C  maka orang tersebut berhak untuk
mengendarai motor tetapi sekaligus memiliki kewenangan moral untuk
menngendarainya dengan baik
Proses terjadinya hak :
 Diperoleh melalui usaha secara sengaja [diperoleh dengan sengaja untuk
memperoleh hak]
 Bersifat bawaan (hak alam/hak asasi) ex : hak untuk hidup, hak untuk dicintai
dan mencintai.
Hak asasi adalah salah satunya hak untuk hidup
☺Bagaimana dengan hukuman mati.?
Tidak apa – apa bila itu demi kepentingan orang banyak atau karena apa yang
dilakukan melebihi batas manusiawi
*euthanasia : dibunuh / dibiarkan meninggal karena mati
Bentuk Hak
 Immaterial (kewenangan moral) ex : memperoleh pendidikan / ilmu
 Material / kebendaan
Page | 6
Unsur – unsur hak :
1.
2.
3.
4.
Subyek (perorangan, kelompok)
Hak berkait dengan kewajiban
Materi hak
Asas hak . ex: keadilan, kesejahteraan, keseimbangan, dll
SUMBER HAK 
1. berasal dari negara . ex: hak untuk memperoleh kewarganegaraan
 Pasal 27 tentang pekerjaan
 Pasal 28 tentang kebebasan menyatakan pendapat
 Pasal 29 tentang kebebasan memeluk agama
 Pasal 30 tentang pembelaan negara
 Pasal 31 tentang hak untuk memperoleh pendidikan
 Pasal 33 tentang hak ekonomi
 Pasal 34 tentang anak yatim dipelihara negara
2. Berasal dari kontrak / perjanjian sosial. Ex : kontrak antar negara tentang wilayah
perbatasan
3. Berasal dari kebebasan  telah dijamin oleh PBB
4. Berasal dari kebiasaan (habbitual)  dari sini lahirah sebuah tradisi
Ex: Laki – laki Jawa biasanya membawa beban dengan cara dipikul dan wanita
Jawa dengan cara digendong  ini memacu tradisi tentang pembagian
warisan. Karena usaha/ kekuatan laki – laki lebih besar dibanding wanita,
maka laki – laki memperoleh lebih banyak (2:1) [ perbedaan gender ]
EDGAR DALE  Cone of Experience [Kerucut
Pengalaman]
Dari luas ke sempit
Page | 7
DEMOKRASI
GREEK
Berasal dari istilah
”Demokratia”
Demos : rakyat
Kratos : Pemerintahan
Demokrasi  Pemerintahan oleh rakyat [Goverment Ruled by The People]
Pemerintahan rakyat bersifat parsipatori :
- Langsung
- Tidak langsung
Pendekatan Demokrasi :
1. Prosedur demokrasi  melalui pemilihan dalam konteks sistem politik yang
penguasa terpilih melalui pemilihan yang bebas dan adil (Karatnycky, 1999)
2. Demokrasi optimal  melalui pengujian kinerja penguasa kebijakan yang
telah dijanjikan dan diharapkan oleh mereka (Abucva, 1997)
Pengujian kinerja penguasaan di bidang :
☺Bidang ekonomi. ex : nilai mata uang terhadap valuta asing
☺Dibidang politik. ex : birokrasi negara
Nilai dasar Demokrasi :
Sarat dengan tafsir dan makna
Berkaitan erat (linkage) dengan sistem sosial suatu negara ( Muladi,2004 )
CYCLUS POLYBIUS
Page | 8
Okhlokarsi
Monarki
Demokrasi
Tirani
Oligarki
Aristokrasi
♫
♫
♫
♫
Monarki : Dijalankan seseorang dengan baik
Tyrani
: dijalankan seseorang dengan diktator/tangan besi [tyrani]
Aristokrasi : Pemerintahan diambil alih oleh para bangsawan
Oligarki : Pemerintahan diambil alih oleh para bangsawan tetapi
melanggar kekuasaan  lebih menguasai negara
♫ Demokrasi : Pemerintahan diambil alih oleh para rakyat
♫ Okhlokrasi : Pemerintahan yang diambil alih oleh rakyat tapi melanggar HAM
dan HUKUM, jadi membutuhkan seseorang yang memiliki peranan kuat
Macam – macam demokrasi :
1. Demokrasi Kelas
2. Demokrasi Liberal
3. Demokrasi Ploretal
4. Demokrasi Pancasila
5. Demokrasi Rakyat
Unsur – unsur Demokrasi :
Page | 9
Bersifat universal (Universal Common Denominator)
Bersifat Kontekstual ( Cultural Relativisme ) [ Muladi; makalah , 2004]
CORD (1991) menyatakan :
”There is no probably no single word which has been given more
meaning than democracy”
Kategorisasi Demokrasi :
HASIL SURVEY ”FREEDOM HOUSE SURVEY” [1999] TERHADAP
23 NEGARA [1989 – 1999] :
1. Negara Bebas : Jepang, Taiwan, Korsel, Fillipina, Thailand, Papua Nugini,
Mongolia dan India
Ex : Jepang sangat toleran terhadap kehidupan beragama, jadi harus
diemplementasikan dengan kehidupan sosial dalam era modernisasi. Tapi
dalam kemajuannya, Jepang mengikuti Eropa sebagai negara sekuler.
[*sekuler : agama dan negara dipisahkan ]
2.
Negara sebagian bebas : Bangladesh, Srilanka, Nepal, Pakistan,
Singapura, Malaysia, dan Indonesia
Ex : Malaysia memproteksi bangsa Melayu lebih kuat dibandingkan bangsa
lain yang tinggal, sehingga dinilai masih belum ada kebebasan.
Indonesia terdapat kesenjangan anara hukum tertulis dan
pelaksanaannya.
3.
Negara tidak bebas : Brunei, Kamboja, Cina (RRC), Laos, Bhutan, Korut,
Myanmar, Vietnam
Ex : Brunei masih belum dibentuk parlemen. Padahal ciri negara yang bebas
itu memiliki parlemen. Dan ada pembatasan dalam kewarganegaraan juga
pembatasan dalam beragama.
Standar Demokrasi
(Standard Of Democracy)
 Bersifat universal  umum dan menyeluruh
 Disebut ”Indices of Democracy”
 Berisikan :
1. Free and fair elections  bebas, jujur, & adil
2. Open, accountable, and responsive goverment  pemerintahan terbka
terhadap kritik, ada tanggung jawab dan kepekaan
3. Civil and political rights [ hak – hak sipil dan hak – hak politik ]
4. Democratic Society  masyarakat yang demokratis ialah yang
menyelesaikan masalah dengan cara yang demokratis . ex : musyawarah
[ Beetham, 1999 ]
Page | 10
Demokrasi dan HAM
¤ Promosi dan perlindungan HAM adalah bagian integral (integral part) dari
demokrasi
¤ Perlindungan dan promosi kepada hak – hak sipil adalah merupakan indeks
utama dari demokrasi
Beetham (1999) menyatakan :
” Tanpa kebebasan berbicara, kebebasan berserikat, dan berkumpul,
kebebasan bergerak & bersamaan didepan hukum SULIT DIWUJUDKAN sistem
demokrasi suatu bangsa.”
GENERASI HAM
1. HAM Generasi I  Civil and political rights ( True human rights )
2. HAM Generasi II  HAM Ekonomi, sosial, dan kultural disebut ”utopian
aspirations”
3. HAM Generasi III  Hak – hak kolektif, misalnya : RIGHTS TO PEACE, RIGHTS
TO HEALTHY, THE RIGHTS TO DEVELOPMENT AND BALANCED ENVIRONMENT
Paradoks antara Universalisme dan Relativisme Cultural
 Universalisme ( Universality of human rights ) menunjuk pada pemikiran
global tentang HAM [ sejak Piagam PBB th 1948 ]
 Universalisme menunjuk pada interpretasi dan penerapan pemikiran tentang
HAM
 Universalisme berangkat dari perspektif Negara – negara barat yang liberal
 Negara – negara ”Non-Western States” berupaya memperoleh pembenaran
atas teori relativisme kultural, karena HAM tidak selalu berakar dari budaya
barat
 Melalui Universal Declaration, negara – negara Barat ingin menerapkan ”The
Common Standart of Achievement” yang dapat diasumsikan keinginan
mendominasi melalui hukum atas dasar ”Presumption of Cultural Inferiority”
 Sebaliknya, negara ”Non-Western” melakukan pembenaran terhadap
pelanggaran HAM (dari yang ringan  berat ) yang disebut ”Gross Violation
of Rights”
Page | 11
HAK ASASI MANUSIA
( HAM )
☺ Hak Asasi Manusia : Mensenrechten / Human rights . Merupakan penegakan
hukum berskala Internasional
☺ Hak Dasar Manusia : Grondrechten / Fundamental rights . Merupakan
penegakan hukum yang berskala nasional. Misal di Indonesia telah diatur melalui
aturan hukum/ konstitusi
HAM menurut PBB dalam UNIVERSAL DECLARATION OF
HUMAN RIGHTS (10 Desember 1998 )
1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)  hak berpendapat dan hak memeluk
agama
2. Hak Ekonomi (Property Rights)  Hak memiliki, membeli, menjual, dll.
3. Hak Asasi di bidang Hukum & Peradilan ( Rights of Legal Quality) Hak
persamaan di dalam hukum dan peradilan.
4. Hak Asasi berpolitik (Political Rights)  Hak untuk ikut serta dalam memilih
dalam Pemilu
5. Hak Asasi Tata Cara Peradilan (Procedural Rights) Hak untuk perlindungan
hukum
Hak Asasi menurut John Locke
♫ Hak untuk hidup
♫ Hak untuk berkeluarga
♫ Hak untuk memeluk agama
♫ Hak untuk memperoleh pendidikan
♫ Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak
♫ Hak untuk berpendapat secara bebas
♫ Hak untuk tidak dihukum sebelum ada bukti – bukti yang sah.
PELAKSANAAN HAM
c Thomas Hobbes  Seluruh hak – hak rakyat diserahkan kepada penguasa
c John Locke & J.J Rosseau  Hak penguasa dibatasi oleh hak – hak rakyat dan UU
/ aturan – aturan hukum
c Dalam masyarakat Individualistik  hak – hak asasi sangat dihormati &
mengarah pada persaingan bebas/ free fight liberalism
c Dalam masyarakat totaliter  hak asasi kurang dihargai, dominasi negara
sangat tinggi [ETATISME]
c Dalam masyarakat integralistik  hak asasi harus selaras dengan kewajiban
asasi.
Page | 12
LANDASAN HUKUM HAK DASAR & HAK ASASI
MANUSIA DI INDONESIA
1.
UUD 1945 
a. Pembukaan UUD :
b. Batang tubuh :
☺ Pasal 28
☺ Pasal 29
☺ Pasal 30
☺ Pasal 31
☺ Pasal 33
☺ Pasal 34
c. UU No 39 tahun 1999 tentang HAM
d. PERPU No 1/1999 tentang HAM
Praktik Pelanggaran HAM :
MASA ORBA :
 Penangkapan secara sewenang – wenang
 Penganiayaan
 Penculikan
 Pembunuhan
 Teror, Intimidasi
 Perampasan hak berkreasi dan berekspresi
MASA REFORMASI : Ada euforia masyarakat 
 Kejahatan massal : penjarahan, pengrusakan, dll
 Tindakan main hakim sendiri
 Konflik SARA
HAMBATAN PENEGAKAN HAM




Budaya Paternalistik : Pemimpin selalu benar & tidak pernah salah
Kesadaran hukum yang rendah
Budaya loyalitas
Kesenjangan antara teori dan praktik hukum
STUDI KASUS TENTANG :
- Kuda tuli
- Kedung Ombo
- Peristiwa 13 & 14 Mei 1998
- dll
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Sistem : Keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang membentuk satu
kesatuan yang utuh
Page | 13
Syarat – syarat sistem :
☺ Merupakan satu kesatuan dari unsur – unsurnya
☺ Bersifat konsisten & koheren, tidak kontradiktif
☺ Ada hubungan antar bagian
☺ Ada keseimbangan dalam kerjasama
☺ Mengabdi pada tujuan bersama
[ Sri Soeprapto Wirodiningrat, 1980 ]
Ex : Perguruan tinggi , Perusahaan , Tubuh manusia , Organisasi Politik , dll
FILSAFAT
Philos = cinta
Sophos / sophia = kebijaksanaan / kebenaran
Filsafat = cinta kebijaksanaan/cinta kebenaran
Proses berfikir
Filsafat
Hasil dari proses berfikir (pengetahuan)
Proses berfikir filsafat :
- Sistematis
- Logis
- Obyektif / jujur
- Radikal (sampai keakar – akarnya)
Hasil dari proses berfikir 
pengetahuan
Pengetahuan dibagi 2 :
1.
2.
Ilmu dasar [pure science]
Ilmu terapan [applied science]
Batasan / definisi Filsafat :
♣ Adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli dari
segala yang ada ( Plato )
♣ Adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, manusia dan alam
semesta sebagai obyek penyelidikannya ( Descartes )
MANUSIA BERFILSAFAT
Page | 14
1. Bangsa Yunani : Untuk mencapai kebenaran alam semesta dan manusia.
Tokohnya : Plato, Aristoteles, Socrates
2. Filsafat Hindu :
♣ untuk mencapai moksa (kesempurnaan)
♣ dipengaruhi agama Hindu
♣ Filosof Tokoh Agama
♣ Hanya kasta Brahmana yang boleh berfilsafat
3. Filsafat Eropa
 Untuk mencapai kebenaran
 Dipengaruhi agama Nasrani
 Tokohnya : Descartes, Thomas Aquinas, Satre
4. Filsafat Islam
 Untuk mencapai kebenaran
 Dipengaruhi agama Islam
 Tokohnya : Al – Farabi, Hamka, dll
5. Filsafat Indonesia
Untuk mencapai kebenaran dan kebersamaan
Dipengaruhi oleh agama [majemuk]
Tokohnya : Ronggowarsito, Joyoboyo, Notonagoro
PANCASILA Sebagai Filsafat
1. Filsafat Religius  ?
2. Filsafat Etis
?
3. Filsafat Idealistis ?
4. Filsafat Praktis  ?
PANCASILA Sebagai Sistem Filsafat
1. Filsafat Metafisika  diwujudkan sila I
2. Filsafat Manusia  diwujudkan sila II
3. Filsafat Nilai  diwujudkan sila III
4. Filsafat Sosial  diwujudkan sila IV
KESATUAN SILA – SILA PANCASILA SBG
SISTEM FILSAFAT
Sila I  V merupakan satu kesatuan yang utuh
Urutan sila – sila bersifat konsisten & koheren, tidak boleh dibalik – balik
Adanya saling ketergantungan antar silamenjadi satu kebulatan
Adanya kerja sama sebagai pendukung ideologi
Mengabdi pada tujuan bersama  kesejahteraan rakyat
Page | 15
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Dasar Negara = Philosofische grondslaag / weltanchauung / staat fundamental norm
[pokok – pokok kaidah negara yang fundamental]
Lahirnya pancasila : 01 Juni 1945 oleh BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha – Usaha
Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia
Diketuai oleh : Ir. Soekarno
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (bahasa Jepang)
Disahkan oleh PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) pada tanggal 18
Agustus 1945
PPKI mempunyai tugas :
1. Mengesahkan UUD 1945
2. Memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia dikenal dengan nama Badan
Musyawarah Darurat.
Tujuan Pancasila sebagai Dasar Negara :
Pancasila dapat digunakan mengatur penyelenggaraan Negara.
Kekuasaan Eksekutif
Negara
Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan Yudikatif
Ajaran Trias Politica ( Montesquieu ) ketiga kekuasaan diatas dipisahkan
Ajaran Pancasila, ketiga kekuasaan didistribusikan (dibagi)
Ex : Presiden RI mmegang kekuasaan :
a. Eksekutif (Executive power) Pemegang pemerintahan yang tertinggi
b. Legislatif (Legislative power)  Bersama majelis membuat UU
c. Yudikatif (Judicative Power)  Dapat memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan
rehabilitasi
FUNGSI PANCASILA : Sebagai landasan konstitusional dalam kehidupan kenegaraan
Republik Indonesia
[ Berarti Tap MPR, UU, PP, Keppres, dll harus didasarkan pada pancasila]
Page | 16
HAKEKAT PANCASILA SEBAGAI
FALSAFAH NEGARA
FORMAL
Material
Proklamasi 17 – 08 –
1945 PEMBUKAAN UUD
1945
Inti unsur – unsur
kehidupan bangsa
Indonesia
Bersifat tetap
tidak berubah
Bersifat tetap
tidak berubah
Dasar dan sumber
hukum Republik
Indonesia
Sebagai alat
pemersatu bangsa
Indonesia
Dasar Negara
Republik Indonesia
(Soegito, AT, 1978)
Pancasila bersifat umum, universal, bersifat tetap dan tidak berubah. Maka
untuk merealisasikannya memerlukan pengkhususan menjadi umum – kolektif dan
khusus – konkrit.
Page | 17
PANCASILA DASAR
FALSAFAH NEGARA
Sama dengan nilai
universal
HAKEKAT ISI UMUM,
ABSTRAK UNIVERSAL
GBHN/ PROPENAS
UMUM – KOLEKTIF
Aturan – aturan hukum
sebagai landasan pembagi
KHUSUS – KONKRIT
( Soegito,AT,1978 )
Pelaksanaan Pancasila
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Masa 1945 – 1949
Masa 1949 – 1950
Masa 1950 – 1959
Masa 1959 – 1965
Masa 1966 – 1998
Masa 1998 – sekarang
 Masa UUD 1945 I
 Konstitusi RIS
 Masa UUDS 1950
 Masa Orla
 Masa Orba
 Reformasi
Prof. Koento Wibisono :
Menurut
1. Tahun 1945 – 1968
2. Tahun 1969 – 1994
3. Tahun 1995 – 2020
 Tahap Politis
 Tahap ekonomi
 Tahap repositioning Pancasila
Page | 18
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
Ideologi : Eidos [ memandang/ berfikir ] , Idea [ gagasan/ cita – cita ], Logos / Logi
[ilmu]
Ideologi = pengetahuan/ cara berfikir yan sistematis untuk mencapai suatu cita –
cita yang disertai cara/ petunjuk untuk mewujudkannya.
Tujuan :
♣ Terciptanya stabilitas Nasional
♣ Memantapkan persatuan Nasional
♣ Memperkuat kepribadian/ jati diri bangsa
Hubungan Filsafat dan Ideologi :
Filsafat
Ideologi
Dasar
Ket : Filsafat memberikan gagasan dasar untuk terbentuknya ideologi (ideologi
dasar)
Filsaf
at
Ideologi
terapan
Ket : Filsafat memberikan arah untuk perwujudan ideologi (ideologi terapan praksis)
Hubungan Sistem Nilai Sosial, Budaya dengan Ideologi :
Sistem nilai sosial
budaya integralistik
Sistem nilai social
budaya individualistik
Sistem nilai social
budaya totaliter
Ideologi integralistik
Ideologi
individualistik
Ideologi totaliter
Page | 19
Keterangan :
 Sistem nilai sosial budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa akan mewarisi
ideologi (yang sama) dengan sistem nilai sosial budaya bangsa tersebut
 Ideologi yang dimiliki oleh suatu bangsa berakar / bersumber dari sistem nilai
sosial budaya bangsa tersebut.
Ideologi dapat memberikan stabilitas dan dinamika
Cita – cita yang berhubungan dengan ideologi :
1. Utopia/utopis ( cita – cita tanpa batas )
2. Terbatas (disesuaikan dengan daya dukung bangsanya)
Pancasila sebagai ideologi yang bersifat tertutup/ terbuka.??
Ideologi yang terbuka : ideologi yang berinteraksi dengan perkembangan zaman dan
ada dinamika internal (Dr. Alfian)
Syarat – syarat keterbukaan ideologi :
 Yang berubah hanyalah nilai instrumental & nilai praksisnya, sedangkan nilai
dasar bersifat tetap
 Sejalan dengan pelester pancasila
 Stabilitas nasional tetap dapat dikendalikan
 Menolak faham komunis, liberalis, dll yang tidak cocok dengan pancasila
DIMENSI IDEOLOGI
-
Dimensi Realitas
Dimensi Idealistis
Dimensi Fleksibelitas
PERWUJUDAN IDEOLOGI
-
Ideologi politik : Dalam negeri
Luar negeri
Ekonomi
: ?
Pemerintahan : ?
Sosial Budaya : ?
HANKAM
: ?
:?
:?
Page | 20
Konsep Prismatik
 Adalah memadukan beberapa nilai dasar (basic value) dari berbagai nilai yang
bertentangan (Fred W Riggs, 1964)
Bidang Kajian
Negara, warga negara,
dan HAM
Negara & Agama
Negara & Hukum
Konsep nilai
Konsep Nilai
Pancasila
Individualistik ( kebebasan
↑)
Totaliter (kebebasan ↓,
negara ↑ )
Negara agama ( aturan
didasarkan pada agama
tertentu)
Negara sekuler (ada
pemisahan antara Negara
dengan agama)
Negara hukum Rechsstaat
(Civil Law)
Negara Hukum
Machsstaat (kekuasaan)
Integralistik & kebebasan
dijamin serta hak warga
negara dilindungi,
Tanggung jawab negara ↑
Negara yang
berketuhanan (Religious
Nation States)
Negara adalah
konstitusiyang
berkepastian hukum (↑)
dan keadilan (↓) serta
kemanfaatan
Konsep prismatik pedoman hukum nasional :
1. Hukum harus menjamin keutuhan dan integrasi bangsa
2. Hukum harus dibentuk secara demokratis
3. Hukum harus mendorong proteksi kepada yang lemah
4. Tidak boleh ada hukum publik yang didasarkan pada agama tertentu
( Moh. Mahfud, MD)
Page | 21
WAWASAN NUSANTARA
Wawas ( Bahasa Jawa ) yang artinya cara pandang
Wawasan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai tanah airnya sebagai
negara kepulauan dengan aspek kehidupan yang beraneka ragam
WILAYAH INDONESIA
Teritorial Zea En
Maritime Kringen
Ordinantie th 1939
 Lebar laut wilayah Indonesia 3 mil diukur dari garis air rendah dari masing –
masing pantai Indonesia
 Luas wilayah diatas tidak menjamin kesatuan wilayah NKRI
DEKLARASI JUANDA
13 Desember 1957. Berkaitan dengan UU No 4 tahun 1960 tentang Perairan
Indonesia
Maka berubahlah luas wilayah Indonesia :
1. 2 juta km2  menjadi 5 juta km2
2. 65% laut /perairan sedangkan 35% daratan
3. Luas daratan 2.038.087 km2, dengan panjang pantai 81.000 km
4. Jumlah pulau 17508 buah
UU No 1 / 1972
UU No 17 tahun 1985
UU No 6 tahun 1999
UNCLOS 1985
*UNCLOS = United Nation Convention on the Law of the Sea
 Indonesia meratifikasi UNCLOS melalui UU diatas
 Sejak 16 November 1994, menjadi hukum positif dan 60 negara telah
meratifikasi UNCLOS
 Bertambah luas ZEE [Zona Ekonomi Eksklusif] dan Landasan Kontinen
Indonesia
FAHAM – FAHAM KEKUASAAN DI LUAR INDONESIA
1. Faham Machiavelli Abad ke 18
 Pola pikir bangsa Eropa dipengaruhi oleh gerakan Renaisance abad ke
18
 Dalam bukunya ”The Prince ada pesan kekuasaan yang kuat yang
menang, politik adu domba, merebut dan mempertahankan
kekuasaan
2. Faham Napoleon Bonaparte Abad ke 18
 Penerus ajaran Machiavelli
Page | 22
3.
4.
5.
6.
 Membentuk tentara yang kuat untuk menguasai dunia
 Perancis kalah atas Rusia, Akhirnya Napoleon dibuang ke Pulau Elba
Faham Jenderal Clausewitz Abad ke 18
 Menulis Buku Von Kriege (tentara perang)
 Perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain
 Prusia akhirnya menyerh terhadap kekaisaran Jerman
Faham Fuerback & Hegel Abad ke 18
 Keberhasilan suatu Negara diukur atas dasar kepemilikan emas
 Cikal bakal faham Liberalisme
Faham Lennin Abad ke 19
Perang adalah kelanjutan politik dengan cara kekerasan
Faham Mao Zhe Dong
Perangadalah kelanjutan Politik dengan cara pertumpahan darah
TEORI GEOPOLITIK
1. Frederich Ratzel
☺ Organisme perlu ruang untuk hidup
☺ Teori pembenar Negara dapat melakukan invasi terhadap Negara lain
2. Rudolf Kjellen
Negara adalah kesatuan hidup yang memiliki intelektual, maka Negara harus
mempunyai cukup ruang untuk rakyatnya
3. Karl Haushofer
Penguasaan daratan akan menguasai dunia
4. Sir Halford Mackinder
Konsep daerah jantung. Menguasai Asia – Eropa , menguasai dunia
5. Sir Walter Releigh & Thyer Mahan
Menguasai maritim berarti menguasai dunia
6. W. Mitchel
Menguasai udara (angkasa) adalah penting untuk menguasai dunia
7. Nicholas J. Spykman
Teori ” Daerah Batas” (RIMLAND). Kombinasi dari kekuatan darat, laut, dan
udara.
GEOPOLITIK INDONESIA
Latar Belakang :
1. Pemikiran falsafah Pancasila
2. Pemikiran kewilayahan (Deklarasi Juanda, 13 – 12 – 1957)
3. Pemikiran Sosial Budaya Indonesia
4. Pemikiran aspek kesejarahan
PARADIGMA NASIONAL
Pancasila
Landasan idiil
Page | 23
Landasan
Konstitusional
UUD ‘45
HANUS
TANNAS
GBHN / Propenas
Fungsi Geopolitik Indonesia :
Sebagai pedoman, motivasi untuk menentukan kebijakan di tingkat pusat/daerah
Tujuan Geopolitik Indonesia
Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang kehidupan
Metode mewujudkan Nasionalisme :
♣ Keteladanan
♣ Pendidikan (Edukasi)
♣ Komunikasi / Interaksi sosial
♣ Integrasi sosial
Tantangan :
♣ Global Paradox (John Naisbitt)
♣ Kondisi Nasional yang belum merata
♣ Dunia tanpa batas [karena kemajuan iptek]
♣ Era baru kapitalisme
Solusi :
♣ Menumbuhkan dan meningkatkan harga diri bangsa
♣ Solidaritas dan kesetiakawanan sosial
♣ Meningkatkan kesadaran akan bela negara
Page | 24
KETAHANAN NASIONAL [TANNAS]
 Makhluk hidup (termasuk manusia) memiliki kesadaran ruang (space
counciousness)
 Manusia menjadi etnik, clan, dan bangsa sehingga timbul kesadaran akan
kedaulatan dengan seperangkat hukum dan kebijakan untuk mencapai
tujuan bersama (tujuan Nasional)
Dalam hidupnya, manusia akan berinteraksi dengan :
1. Tuhan  melahirkan agama/ sistem religi
2. Cita – cita  ideologi
3. Kekuasaan  melahirkan politik
4. Kebut, hidup  ekonomi
5. Manusia lainnya  terciptanya sosial
6. Rasa keindahan  Seni, budaya, dan sport
7. Rasa aman  Ketahanan / keamanan
Pertahanan Nasional :
1. Pendekatan Mikro berupa keuletan dan ketangguhan.
Keuletan : giat, kuat, tidak mudah menyerah
Tangguh : kuat, kokoh, sulit untuk dikalahkan
2. Pendekatan Makro
 Ideologi
 Kekayaan alam
Trigatra (gatra
 Kependudukan
alamiah)





Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial – budaya
Hankam
Penegatra (gatra
sosial)
KETAHANAN NASIONAL
Adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang berisikan keuletan dan ketangguhan
dalam menghadapi ATHG yang datangnya dari dalam maupun dari luar, guna
kelangsungan hidup bangsa dalam mencapai ketahanan nasionalnya.
Konsep Tanas mulai dikembangkan pada awal 1960-an. Dan dikembangkan oleh
Dep. HANKAM dan Program Magister TANNAS UI dan UGM
Dituangkan dalam Tap. MPR (tahun 1978 – 1998)
Example :
Tap MPR No X /MPR /1998  tentang pokok – pokok Reformasi
Tap MPR No XI / MPR / 1998  tentang penyelenggaraan pemerintahan bebas KKN
Tap MPR No XVII/ MPR/ 1998  tentang HAM, dll
UU No 20 th 1982 tentang Pembelaan negara (Bela Negara)
Page | 25
Ketahanan Nasional sifatnya berlapis, mencakup :
1.
2.
3.
4.
5.
Ketahanan pribadi
Ketahanan keluarga
Ketahanan wilayah/ daerah
Ketahanan nasional
Ketahanan Regional [kekuasaan]
Asas – asas TANNAS :
1. Kesejahteraan dan keamanan  hubungannya sangat erat dan saling
mempengaruhi
2. Komprehensif dan integral  keterpaduan seluruh aspek kehidupan
3. Mawas diri kedalam dan keluar  kedalam [kemandirian] keluar [kerja sama
dengan bangsa lain]
4. Kekeluargaan  persatuan dan kerja sama antar elemen bangsa
Hubungan Wawasan Nusantara dengan Tannas
Wawasan
Nusanta
ra
Ketahan
an
Nasiona
l
Pembangunan
Nasional
Dunia ideal yang
harus dikejar
Dunia nyata yang
harus diwujudkan
Goal (tujuan akhir)
Pertahanan Negara dan Pembelaan
Negara
Pertahanan
Negara UUD
1945 Pasal 30
Fungsi pembelaan negara
Pembelaan
Negara UU No
20 tahun 1982
Hak dan kewajiban warga negara
Page | 26
Menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara
Pembelaan Negara adalah perwujudan hak dan kewajiban warga negara yang dapat
dilaksanakan melalui jalur/aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam sesuai
dengan potensi dan kemampuan masing – masing
Sistem Politik Indonesia :
1. Dalam Negeri :
a. Struktur Politik : wadah aspirasi politik terdiri dari suprastruktur politik
dan infrastruktur politik
b. Proses politik : pengambilan keputusan secara musyawarah ataupun
voting
c. Budaya politik : aktualisasi hak dan kewajiban
d. Komunikasi Politik : Hubungan timbal balik antar komponen bangsa
secara vertikal ataupun horisontal
2. Luar Negeri : Politik bebas aktif
KAJIAn TanNas daRi berBagAi diMenSi :
-
Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial budaya
Hankam
Page | 27
POLITIK
POLITIK mempunyai tujuan :
a. Perebutan kekuasaan (strunggle of power)
b. Menyusun kebijakan publik (public policy)
c. Menysun aturan – aturan main (rules of the game)
Antropologi dan Sosiologi  menyelesaikan konflik masalah politik tanpa kekerasan
Low politic : berorientasi pada kekuasaan
High politic : berorientasi pada demokrasi secara subtantif
IBNU KHALDUN  pemimpin adalah cerminan dari orang yang
dipimpin
ROMO MANGUN  mengkritik
santun
Politik dengan kekerasan dapat disebut tidak beradab (uncivilized). Misalnya: konlik
[baik vertikal maupun horisontal] dan perang
Politik tanpa kekerasan dapat disebut beradab (civilized) ex: voting, win – win
solution, rekonsiliasi, melalui pengadilan, dll.
Politik Indonesia :
~ diminati tapi dipojokkan
~ seperti anak SMA, politik iya, pengamat juga iya
~ menjadi over action (Pitirion Sorokin)
Eric Fromm :
[escape from freedom ]
 Masyarakat tidak pernah mendapatkan kebebasan, setelah mendapatkan
kebebasan menjadi bingung.
Ex: Indonesia masuk era reformasi, demokrasi tapi mengarah pada okhlokarsi
(kebablasan/tanpa kendali)
Thucydides (The Peloponessia War)
Sparta menyerang Athena
Sparta mengandalkan fisik
Athena  mengandalakan akal
Sparta >< Athena siapa yang salah .???????
Ada 2 madzhab :
- Idealisme politik
- Realisme politik
So vis pacem parra bellum = perang terjadi karena ada yang lemah
Page | 28
Konflik sosial menurut Neil Smelzer :
1. Accidential conflict (salah bicara)
2. Policy conflict
3. Rule of the game
4. Value conflict
David Easton  cara mengatasi konflik :
-
Setiap pihak diberi legal akses
Kritik konstruktif dimungkinkan
Aturan main harus fair
Page | 29
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
(POLTRANAS)
Pengertian :
Politik  Politeia (Bahasa Yunani) yang berasal dari kata Polis = Negara dan Teia =
Urusan
Politics ialah rangkaian asas, prinsip, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu
Politik adalah ilmu yang mempelajari Negara, tujuan negara, & lembaga – lembaga
yang akan melaksanakan tujuan itu, hubungan antara negara dengan warga
negaranya serta hubungan antara negara dengan negara lain. (Roger F. Soltau)
Contoh :
Policy
♫ Distribusi
♫ Alokasi
NEGA
RA
♫ Power
♫ Autority
♫ Persuasi
♫ Paksaan
T
U
J
U
A
N
Politik ↔ Policy (kebijakan)
Politik adalah cara untuk mencapai tujuan. Policy adalah penggunaan pertimbangan
– pertimbangan untuk lebih menjamin tercapainya tujuan yang dikehendaki.
Politik ↔ Strategi
Strategi (Strategia  bahasa Yunani) yang berarti seni dan ilmu yang menggunakan
& mengembangkan kekuatan POLEKSOSBUDHANKAM untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Atau, ”the art of the general” [seni seorang panglima] (Carl Von Clausewitz, 1780 –
1831)
Konsep – konsep pokok politik :
1. Negara (state)
Negara adalah organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang
berdaulat.
Sifat – sifat negara yaitu memaksa, monopoli, mencakup semua
2. Kekuasaan (power)
Adalah kemampuan atau sekelompok orang untuk mempengaruhi orang lain.
Beberapa bidang kekuasaan adalah :
a. Eksekutif
b. Legislatif
c. Judikatif
Page | 30
3. Pengambilan keputusan (decision making)
Adalah aspek utama politik yang berhubungan dengan sektor publik dari suatu
negara.
Pengambilan keputusan mencakup oleh siapa, untuk siapa, serta tujuannya
untuk apa.
4.
Kebijakan (policy)
Perlu dirumuskan kebijakan yang matang, berorientasi kepada rakyat dan
mengikat bagi semua orang
5. Distribusi (distribution) dan alokasi (allocation)
Yang dimaksud dengan distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai –
nilai (values) dalam masyarakat secara adil
PENYUSUNAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL :
1. Suprastruktur politik
(MPR, DPR, Presiden, MA, BPK, dan MK)
2. Infrastruktur politik
(Parpol, Ormas, media massa, kelompok profesi, kelompok penekan
[pressure group] misal LSM)
Note :
Antara kelompok 1 dengan kelompok 2 harus bekerja sama dan memiliki kekuata
yang seimbang
STRATIFIKASI POLITIK NASIONAL :
1. Tigkat Kebijakan Puncak  UUD ’45
2. Tingkat Kebijakan Umum  UU
3. Tingkat kebijakan Khusus  SK Presiden/ Menteri
4. Tingkat Kebijakan Teknis  SK. Dirjen/ SK. Rektor
SISTEM MANAJEMEN NASIONAL
1. Negara  Organisasi kekuasaan tertinggi
2. Pemerintah  penyelenggara pemerintahan
3. Masyarakat  Subyek dan obyek pembangunan
Fungsi Sistem Manajemen Nasional :
Untuk Perencanaan , Pengendalian, dan Penilaian
Page | 31
OTODA
(Otonomi Daerah )
Landasan :
UU No 5 tahun 1947 tentang Pokok – pokok Pemerintahan Daerah
UU No 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa.
Kedua UU diatas menunjukkan kewenangan pemerintah dimulai dari Pemerintah
Pusat (CENTRAL GOVERMENT LOOKING)
Pada masa reformasi
Lahirlah UU No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (OTODA)
Tujuan :
- Pemerataan pembangunan & hasil – hasilnya untuk semua daerah
- Kewenangan pemerintahan dimulai dari daerah (Local Goverment Looking)
Bidang yang tidak bersifat otonom :
1. Politik Luar Negeri
2. Peradilan
3. Agama
4. Hankam
5. Perencanaan Pembangunan Makro
6. Moneter & Fiskal
7. Sistem Administrasi Negara
Kenapa bidang – bidang diatas tidak diotonomkan.??
BENTUK DAN SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH
1. Pemerintahan daerah terdiri dari Kepala Daerah serta perangkat daerah
lainnya
2. Badan Eksekutif (Pemerintah Daerah) dan Badan Legislatif (DPRD) dibentuk di
daerah
3. DPRD sebagai wahana demokrasi pancasila bertugas untuk :
a. Memilih gubernur/ wakil gubernur dan Bupati/ wakil bupati
b. Mengusulkan pengangkatan/ pemberhentian [sebagaimana point a]
c. Membentuk peraturan Daerah (Perda) bersama eksekutif
d. Menetapkan anggaran Pendapatan & Belanja Daerah (APBD)
e. Mengawasi pelaksanaan pembagian di daerah
f.
UU No 32 Tahun 2004
Mengatur pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat
Fenomena yang berkembang pada saat dan sesusah PILKADA :
♣ Menolak hasil PILKADA
♣ Terjadi Money Politic
Page | 32
♣ Terjadinya banyak kecurangan
♣ Munculnya issue tentang ”Putera Daerah”
♣ Dll
Putera Daerah syarat minimalnya adalah :
1. Pernah tinggal dan tercatat sebagai penduduk didaerah tersebut
2. Mengenal daerah pemilihan dengan baik
3. Dapat berbahasa daerah (bahasa etnik) di wilayah pemilihan
4. Punya program yang jelas (visi & misi) dalam membangun daerah
Page | 33
Download