mengenali potensi diri - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN - 2
ETIK UMB
Mengenali Potensi Diri
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Kode MK
02
Disusun Oleh
Gunawan Wibisono SH, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Dalam bab ini akan dipelajari
pengenalan terhadap diri sendiri,
perbedaan antara Pekerjaan dan Karir,
pengertian Passion (Hasrat) dan
menemukannya dalam diri pribadi, tipetipe kepribadian dan jenis-jenis
kecerdasan.
Pada akhir pokok
diharapkan dapat:
1.
2.
3.
4.
bahasan
ini
mahasiswa
Memahami tentang pengenalan terhadap diri
sendiri
Memahami tentang Perbedaan antara
Pekerjaan dan Karir
Memahami
tentang
Pengertian
Passion/hasrat
Memahami tentang Potensi diri, tipe-tipe
kepribadian dan kecerdasan
MENGENALI POTENSI DIRI
PEMBAHASAN
Karir dan Passion (Hasrat)
Hampir sebagian besar dari kita menjalani hidup yang hampir sama menghabiskan 12 tahun
untuk bersekolah hingga SMU ditambah 4 - 5 tahun belajar di Perguruan Tinggi, berjuang untuk
memperoleh pekerjaan dengan gaji tinggi, naik pangkat, punya rumah dan mobil, menikah,
menyekolahkan anak-anak di sekolah terbaik untuk mengulang kembali siklus hidup seperti yang kita
jalani.
Pertanyaan berikutnya adalah benarkah siklus hidup seperti itu yang benar-benar ingin kita
jalani? Apakah kita bahagia dan puas dengan hidup kita jalani sepanjang hidup itu adalah karir kita?
Apakah kita bahagia dan puas dengan hidup kita?
Sebagian besar mahasiswa memberikan jawaban yang sama bila mendapat pertanyaan
tentang apa yang akan dilakukan dalam hidupnya setelah menyelesaikan kuliahnya. Memang
demikianlah paradigma yang berlaku di masyarakat kita, kurang memberi ruang dan penghargaan
terhadap keunikan diri. Namun tidak berarti kita tidak bisa melawan arus.
Menurut Rene Suhardono dalam bukunya “Your Job is not Your Career: Your Job Should
Never Define You”, Pekerjaanmu tidak pernah menggambarkan siapa dirimu. Pekerjaanmu belum
tentu sama dengan Karirmu .
KARIR
Apa perbedaan “Pekerjaan” dan “Karir” ?
Rene Suhardono juga menjelaskan perbedaannya sebagai berikut:
Pekerjaan adalah:

Alat /instrument bagi perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sarana bagi individu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berkarya

Jalan untuk berkembang secara pribadi dan professional, dan

Kendaraan untuk memperoleh pencapaian pribadi (personal achievement) dan berkontribusi bagi
lingkungan (to give,back to the community).
Karir adalah sepenuhnya mengenai diri sendiri, menyangkut jawaban atas pertanyaan – pertanyaan
di atas:

Bagaimana mengenal keunikan diri dan mengetahui hal-hal yang amat sangat diminati (your
passions).

Bagaimana menjalankan hidup bermakna (Your purpose of life),

Bagaimana kita ingin diingat saat tiada nanti (your values),

Bagaimana untuk senantiasa punya pandangan positip sepanjang hidup (Your motivation)
‘13
2
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Semangat terus untuk melakukan perbedaan dalam hidup sekarang (Your action),

Bagaimana mencapai kebahagiaan dan kepuasan/ketercapaian dalam hidup.
Karir adalah totalitas kehidupan professional sejak bangun di pagi hari hingga kembali terlelap tidur.
Tidak semata-mata terkait dengan cara-cara memperoleh penghidupan. Tujuan karir tidak lain adalah
kebahagiaan dan ketercapaian. Karir kita adalah milik kita, karir kita adalah kita. Kita adalah bos dari
karir kita, tidak seorangpun dapat memecat kita dari karir kita.
PASSION (HASRAT)
Passion adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir
untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan, keistimewaan yang kita
miliki dan rasakan.(Suhardono, 2012)
Lebih lanjut Rene Suhardono menjelaskan bahwa Passion tidak ada kaitannya dengan
kebiasaan ataupun keahlian kita, namun justru berhubungan dengan segala hal yang menggugah
minat pribadi. Apapun itu passion bukan sesuatu yang merupakan keahlian kita, tetapi merupakan
sesuatu yang paling kita minati dan nikmati. Passion adalah sesuatau yang sangat ingin kita kita
lakukan dengan sepenuh hati. Passion adalah kekuatan kita.
Sebagai contoh: para seniman kita yang cukup kondang dan terkenal beken seperti Erwin Gutawa
pearansemen dan pencipta lagu-lagu sekaligus sebagai musikus, dan juga seniman yang lainnya
seperti Chrise dengan karya-karya lagunya seperti Kidung Abadi yang terkenal itu, begitu pula
deretan musisi dan pencipta lagu yang lainya seperti Grup Band Koes Plus dan Favorite Grup dan
Arianto, juga Bing Slamet, meskipun mereka sebagian sudah meninggal dunia tetapi kecintaan
mereka terhadap karya seni tidak pernah putus seakan tetap abadi selamanya.
Kata bijak dari Steve Jobs mengatakan bahwa Pekerjaanmu akan menyita sebagian besar
waktu dalam hidupmu, dan satu-satunya cara untuk merasa benar-benar puas dan bahagia adalah
dengan melakukan pekerjaan yang kau yakini sebagai pekerjaan hebat. Dan satu-satunya cara untuk
melakukan pekerjan hebat adalah dengan mencintai apa yang kau lakukan. Jika kau belum
menemukannya, tetaplah mencari, jangan berhenti. Seperti halnya dengan semua masalah hati ,
kamu akan mengetahui ketika telah menemukannya.
Bagaimana menemukan Passion kita? Passion ada di dalam diri kita, karena merupakan
keunikan kita. Sebagaimana yang diungkapkan Steve Jobs pada kutipan diatas tetaplah mencari
passion kita dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Suhardono,212:
1. Miliki keyakinan bahwa keunikan diri adalah keistmewaan diri
2. Passion datang dari hati yang tulus, sudah ada dalam diri kita masing-masing. Untuk
mengenalinya cobalah jadikan diri terbuka untuk tahu, merasakan,dan jujur mengenai segala
hal yang saat dikerjakan membuat hati lega, lepas, dan gembira.
3. Perluas wawasan. Bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang yang bisa membantu baca
buku, pelajari bahasa asing baru, coba makanan baru, pergi ketempat baru, miliki kebiasaan
baru.
4. Jangan nanggung. Kalau benar-benar mau tahu soal
passion sendiri jangan nanggung
dalam berupaya. Steve Jobs tidak pernah berhenti memikirkan bagaimana membuata inovasi
‘13
3
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam pengembangan computer apple hingga memunculkan computer tablet iPad yang
menjadi sangat popular sekarang.
5. Antusias dan positip. Setiap orang membutuhkan waktu
yang berbeda-beda dalam
menemukan passionnya. Ada yang hanya perlu waktu 1 - 2 tahun ,namun ada juga yang
perlu waktu 9 tahun atau lebih tidak perlu frustasi tetaplah semangat dan berfikir positip.
6. Nikmati prosesnya. Hidup adalah proses belajar, dan proses tidak memiliki garis-garis finish.
Mengenali passion adalah proses menemukan jati diri, nikmati perjalanan anda Passion bisa
lebih dari satu. Socrates berkata, “Kenalilah dirimu”, agar manusia berhasil di dunia. Agar
supaya bisa mengenali dirinya maka kita diharuskan mempunyai konsep diri. Berbagai ragam
untuk bisa mendefinisikan mengenai konsep diri. Menurut pendapat Perkins (1958), konsep
diri adalah semua persepsi, kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang digunakan diri
seseorang untuk mendeskripsikan dirinya sendiri, dan konsep diri seseorang berubah seiring
dengan cara pandang dirinya pada suatu periode waktu. Pendapat lainnya, Smith dkk (1977)
mengungkapkan bahwa konsep diri adalah suatu cara pandang yang kompleks dan dinamis
dalam diri seseorang terhadap dirinya sendiri dan konsep diri adalah sesuatu yang terukur.
Kata konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu self concept; merupakan suatu konsep
mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana seseorang memandang, memikirkan dan
menilai dirinya sehingga tindakan-tindakannya sesuai dengan konsep tentang dirinya tersebut.
Masalah konsep diri diukur dalam dua area yaitu akademik dan non akademik. Gunawan
(2005) menyebutkan bahwa konsep diri akademik terkait dengan kemampuan verbal atau bahasa
dan matematika. Sedangkan untuk non akademik, menurut Marsh dalam Yan dan Haihui (2005),
konsep diri diukur melalui delapan parameter yang mencakup: penampilan fisik, kemampuan fisik,
hubungan sesama jenis, hubungan lain jenis, hubungan dengan orang tua, kestabilan emosi,
kepercayaan dan kejujuran, serta konsep diri secara umum.
Berkaitannya dengan pembentukannya, konsep diri mulai berkembang sejak masa bayi dan
akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan individu itu sendiri. Konsep diri individu
terbentuk melalui imajinasi individu tentang respon yang diberikan oleh orang lain.
Dalam proses
tersebut, konsep diri dipengaruhi oleh beberapa factor. Puspasari (2007) menyatakan bahwa
perkembangan dari proses pengenalan diri sendiri dipengaruhi oleh factor yang mengikuti
perkembangan seorang anak seperti pengaruh keterbatasan ekonomi, isolasi lingkungan, ataupun
pengaruh usia individu tersebut.
Dimana Rogers menginterpretasikan konsep diri sebagai kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami
penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri
sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan
penuh kepercayaan.
‘13
4
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PEMBAHASAN
Konsep-diri memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Pengetahuan tentang diri anda
Adalah informasi yang anda miliki tentang diri anda. Misalkan jenis kelamin, penampilan, dan
sebagainya.
2. Pengharapan bagi anda
Adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda
Adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa yang menurut
anda dapat dan seharusnya terjadi pada diri anda. Hasil pengukuran tersebut adalah rasa
harga diri.
Konsep-diri memiliki tiga kecondongan, yaitu:
a. Konsep Diri Negatif
b. Konsep Diri Sedang
c.
Konsep Diri Positif
a. Penjelasan Konsep Diri Negatif
Dalam hal ini seseorang memiliki penilaian negatif pada diri sendiri. Seseorang tidak merasa
cukup baik dengan apapun yang dimiliki dan merasa tidak mampu mencapai suatu apapun yang
berharga. Jika hal ini terus berlanjut, maka seseorang tersebut
akan menuntun dirinya ke arah
kelemahan emosional. Seseorang tersebut mungkin akan mengalami depresi atau kecemasan secara
tetap, kekecewaan emosional yang lebih parah dan kualitasnya mungkin mengarah ke keangkuhan
dan keegoisan. Seseorang tersebut telah menciptakan suatu penghancuran-diri.
Calhoun & Acocella (1990) membagi konsep diri ke dalam tiga dimensi, yaitu:
1. dimensi pengetahuan, yaitu deskripsi seseorang terhadap dirinya. Misalnya jenis
kelamin, etnis, ras, usia, berat badan, atau pekerjaan.
2. dimensi harapan, yaitu kepemilikan seseorang terhadap satu set pandangan mengenai
kemungkinan akan menjadi apa dirinya kelak.
3. dimensi penilaian, yaitu penilai tentang diri sendiri. Berdasarkan hasil penelitiannya Marsh
(1987) menyimpulkan bahwa evaluasi atau penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri
dalam rangka untuk memperbaiki diri sendiri di masa mendatang akan memunculkan konsep
diri yang sangat kuat.
Berbagai langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif :
1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah dicapai.
Lihatlah
talenta,
bakat
dan
potensi
diri
dan
carilah
cara
dan
kesempatan
untuk
mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan semua
orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
‘13
5
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
“You can’t be all things to all people, you can’t do all things at once, you just do the best
you could in every way....”
2. Hargailah diri sendiri
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak bisa
menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak mampu
memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa menghargai orang lain
dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain secara positif. Jika kita tidak bisa
menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa menghargai diri kita?
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri sendiri.
Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa ada permusuhan
dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati (real self). Akibatnya, akan
timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta makin lemah dan negatif konsep
dirinya.
4. Berpikir positif dan rasional
“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the
world”.
Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu
persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu mulai
menyesatkan jiwa dan raga.
b. Penjelasan Konsep Diri Sedang
Seseorang sedang berada di persimpangan antara kepemilikan konsep diri positif dan
konsep diri negatif. Adakalanya seseorang bisa dan tidak bisa menerima keadaan diri sendiri. Jika
konsep diri negatif semakin berkembang daripada konsep diri positif, maka seseorang tersebut akan
menuntun dirinya sendiri ke arah kelemahan emosional. Hal yang perlu dilakukan adalah bagaimana
caranya sekuat tenaga untuk mengarahkan ke sisi konsep diri positif.
c. Penjelasan Konsep Diri Positif
Seseorang yang mengenal dirinya secara baik, memiliki penerimaan diri yang kualitasnya
lebih mungkin mengarah ke kerendahan hati dan kedermawanan. Seseorang yang dapat menyimpan
informasi tentang diri sendiri, baik informasi negatif maupun positif. Seseorang yang optimis, penuh
percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang
dialaminya.
Seseorang yang menganggap hidup adalah suatu proses penemuan, berharap
kehidupan dapat membuat dirinya senang, dapat memberikan kejutan dan memberikan imbalan.
Dengan menerima semua keadaan diri, seseorang tersebut dapat menerima semua keadaan orang
lain.
Dalam membentuk Konsep Diri menjadi lebih baik lagi, maka seseorang harus lebih dulu
mengetahui hal apa yang mempengaruhi Konsep Diri. Konsep diri dipengaruhi oleh 3 (tiga) hal, yaitu:
1. Cita-cita diri,
‘13
6
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Citra diri
3. Harga diri
1. Cita-cita Diri
Cita-cita diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan atau keinginan pribadi, dan itu
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, orang tua, teman ataupun tetangga. Hal ini biasanya
akan sangat kuat pengaruhnya terhadap seseorang di masa depan. Seringkali terjadi bahwa cita-cita
diri bukanlah merupakan cita-cita pribadi sebenarnya. Tetapi karena itu sudah terjadi dan dijalani saat
ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat ini sudah terjadi. Misalnya, seseorang
yang tidak ada cita-cita untuk menjadi seorang dokter, tetapi karena orang tua sangat menginginkan
punya anak seorang dokter, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan seseorang tersebut sudah
terarah untuk menjadi dokter, dan menjadi kenyataannya sekarang. Hal ini tidak mungkin diubah
secara fisik. Seseorang tersebut pasti dan tetap menjadi seorang dokter, insinyur atau guru dan
lainnya lagi. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi seseorang, jadi
jangan terlalu dipikirkan. Kehidupan sejatinya tidak harus terkait dengan berbagai sebutan-sebutan
profesi awal seseorang. Tetapi penting di sini dipahami, bahwa kehidupan pribadi seseorang sangat
dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri yang diyakini, yaitu Citra Diri.
2. Citra Diri
Citra Diri
perlu dipahami lebih dulu maknanya, karena merupakan suatu produk dari
pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Dari sini seseorang membangun sebuah
gambaran tentang dirinya sendiri, yang menurut keyakinannya benar. Citra Diri sebenarnya adalah
"Konsepsi
seseorang
terhadap
dirinya
mengenai
seperti
apakah
dirinya
sebenarnya".
Kerapkali keyakinan seseorang tentang dirinya sendiri itu tidak tepat; dan sesungguhnya itu
memang salah. Tetapi yang sering terjadi di sini adalah "Seseorang telah bersikap seakan-akan
semua itu adalah benar". Seseorang bisa menjadikan hal itu sebuah kisah sukses, atau sebaliknya
suatu kisah penuh kegagalan, kesialan, ketidakmujuran. Semuanya tergantung pada apa yang akan
dilakukan terhadap citra di dalam dirinya; citra yang merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan
atau keburukan. Untuk mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri; Seseorang tersebut
harus bersedia menggunakan kekuatan pikirannya dan mau bekerja keras dengan sebuah wawasan
baru, sebuah cara pandang dan cara berpikir baru.
Satu hal yang harus dimiliki adalah keyakinan. Seseorang tersebut harus memilikinya, karena
sangat penting. Seseorang tersebut harus memiliki keyakinan cukup untuk melakukan mau
melakukan perbaikan di dalam dirinya sendiri, agar manfaatnya bisa segera dirasakan secara nyata
dalam bentuk fisik.
Kembali kepada "citra diri"; lebih lanjut, semua tindakan dan emosi kita akan selalu konsisten
dengan citra diri kita. Seseorang akan bertindak sesuai dengan macam pribadi yang menurut
pikiranya adalah dirinya sendiri. Seseorang tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin
sudah melatih seluruh daya kemampuannya. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya
"tipe orang gagal", maka pasti dirinya akan menemukan cara untuk mendapatkan kegagalan; biarpun
‘13
7
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti
itu akan mendapatkan bukti bahwa dia memang selalu ditimpa kesialan atau kemalangan dalam
hidupnya,
meskipun
dia
selalu
mencoba
berusaha
agarberhasil.
Hal penting untuk selalu diingat, adalah: Citra diri merupakan batu fondasi sekaligus tiang
penyanggah untuk seluruh kepribadian kita. Secara harfiah, batu fondasi dan tiang penyanggah
masih memungkinkan untuk direnovasi, diubah sesuai kehendak kita. Begitu pula halnya dengan citra
diri.
Satu hal kebenaran mendasar yang perlu dipahami, yaitu: citra diri bisa diubah. Seseorang
tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah citra dirinya; dan memulai hidup baru
yang
lebih
produktif,
kreatif,
inovatif
serta
berani
mengambil
risiko.
Sesungguhnya siapapun bisa mengubah citra dirinya. Oleh karena itu pada umumnya orang
jarang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaiannya atas diri sendiri. Begitu banyak di
antara kita yang kurang menghargai diri sendiri.
3. Harga Diri
Seberapa tinggi harga diri seseorang ditentukan oleh seberapa besar seseorang bisa
memberikan penghargaan kepada dirinya sendiri. Jika seseorang seringkali sangat tidak menghargai
diri sendiri, menganggap remeh diri sendiri, maka orang lainpun bisa dipastikan tidak dapat
menghargainya sebagaimana mestinya. Citra Diri seseorang juga sangat kuat pengaruhnya terhadap
Harga Diri orang tersebut. Oleh karena itu, langkah awal yang harus diperhatikan adalah bagaimana
membentuk citra diri lebih baik, sehingga harga dirinya menjadi lebih baik lagi.
Sikap pribadi sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam memperbaiki atau
membentuk kembali konsep diri yang benar sesuai keinginannya. Sikap adalah tidak lebih dari
kebiasaan berpikir dan kebiasaan itu dapat diperoleh, sehingga sikap itu dapat dibentuk dan
dipelajari. Sikap yang sehat secara pasti akan membimbing seseorang menuju kesuksesan. Sikap
yang
sehat
harus
terus
menerus
dipupuk
dan
dibiasakan
dalam
keseharian.
Kini saatnya bagi semua pihak untuk mulai membentuk citra diri lebih baik, yaitu dengan
mengubah cara berpikir yang lama, menjadi cara berpikir baru dan memikirkan cara-cara baru dalam
memandang segala hal yang ada di sekeliling. Mengubah cara berpikir bukanlah dengan agama atau
kurikulum pendidikan, tetapi dengan jalan mengubah diri, melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri,
memahami sepenuhnya siapa diri kita; termasuk unsur penunjang kehidupan diri kita. Para ahli
sepakat bahwa perbaikan keadaan mental, dapat dicapai dengan mengubah pikiran tidak sehat
menjadi sehat.
Berbagai Tipe Kepribadian
Selain konsep di atas, penting bagi kita semua untuk mengenal lebih jauh mengenai kepribadian kita
masing-masing.

‘13
8
Tipe Kepribadian dalam pergaulan:
Ekstrovert
: suka pergaulan
Introvert
: kurang percaya diri, kurang bergaul
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id




Tipe Kepribadian dalam penyampaian informasi:
Jujur
: lurus hati dapat dipercaya
Pembohong
: dusta dan palsu
Tipe Kepribadian dalam Pribadi:
Romantis
: mendamba cinta pada satu orang
Prosmikuaitas
: pikirannya seks saja
Tipe Kepribadian terhadap Pertanggung jawaban:
Bertanggung jawab
: Berani mengambil tanggung jawab tidak mencari kambing hitam
Pengecut
: Tidak mau mengambil resiko atas perbuatannya
Tipe Kepribadian terhadap Karir :
Manajer / Pemimpin
: Mengarahkan pencapaian pada satu tujuan
Staf
: Setia, pekerja yang tekun, mengerjakan sesuatu dengan baik
KESIMPULAN
Setiap perubahan pasti memerlukan waktu dan usaha. Sangat diperlukan kesabaran dan
ketekunan sehingga segalanya akan berjalan lancar. Ketika seseorang menggunakan keyakinan
secara positif, seseorang tersebut pasti bisa mengubah cita-cita diri, citra diri, harga dirinya untuk
menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan.
Sebagaimana pendapat Aldous Huxley; seorang pujangga besar Inggris yang mengatakan
bahwa, "Hanya ada satu sudut di alam semesta yang pasti akan bisa Anda perbaiki; itu adalah diri
Anda sendiri".
Yang terpenting di sini adalah harus adanya keinginan dan kemauan diri sendiri untuk bisa
berubah dan menjadi lebih baik. Orang lain, bahkan Tuhan pun tidak bisa menjadikan diri seseorang
lebih baik, jika tidak ada keinginan disertai kemauan kuat untuk benar-benar mau berubah lebih baik.
Mengenali Potensi Diri
A. Mengenali Kepribadian
Setiap manusia dilahirkan dengan memiliki karakter kepribadian yang berbeda-beda. Dalam
bahasa sehari-hari istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten
yang memberikan identitas bagi dirinya sebagai individu khusus. Ciri watak yang diperlihatkan secara
lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya membuat individu tersebut memiliki identitas
khususnya yang berbeda dengan individu lain.
Hans Jurgen Eysenck dalam Iensufiie (2012) mengemukakan teori inherited yang
dikembangkan dari teori-teori Hippocrates dan Galen yang melahirkan kesimpulan:

‘13
Melankolis : emosi tidak stabil dan introvert
9
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Korelis
: emosi tidak stabil dan ekstrovert

Plegmatis
: emosi stabil dan introvert

Sanguinis
: emosi stabil dan ekstrovert
1. Tipe Kepribadian dalam Pergaulan:
Tipe kepribadian dalam pergaulan adalah dengan melihat mental, jiwa, dan emosi seseorang
dalam pergaulan dengan orang lain. Tipe ini biasanya di bagi dalam tipe orang yang cenderung
ekstrovert dan introvert.
a. Ekstrovert
Orang yang cenderung senang bersama orang lain, mudah bergaul, tidak kaku dan canggung
dalam pergaulan, serta senang dalam kegiatan sosial.
b. Introvert
Orang yang cenderung kurang menyenangi orang lian, suka menyendiri, tidak suka bicara,
mudah tersinggung, kurang percaya diri, pemalu, dan pendiam
Tipe-tipe ekstrovert akan lebih berhasil dalam pekerjaan yang berkaitan dengan orang banyak,
seperti marketing, berorganisasi, dan politik. Orang yang introvert akan lebih berhasil dalam
pekerjaan yang tidak melibatkan banyak orang, seperti analis dan pemrogram. Agar bisa sukses, kita
perlu mengenali diri sehingga pekerjaan yang kita pilih sesuai dengan kepribadian diri kita, hal ini
akan memudahkan kita mencintai pekerjaan dan mungkin akan menemukan passion yang tepat.
2. Tipe Kepribadian dalam Penyampaian Informasi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus banyak membuat keputusan. Pembuatan keputusan
yang tepat juga membutuhkan informasi yang tepat. Untuk mendapatkan informasi yang tepat
diperlukan kepribadian yang jujur. Tipe kepribadian dalam penyampaian informasi dibedakan atas:
a. Jujur
Orang yang mengikuti moral masyarakat yaitu tidak berbohong, lurus hati, dapat dipercaya
kata-katanya, dan tidak berkhianat.
b. Pembohong
Orang yang suka melanggar moral masyarakat, mengatakan sesuatu yang tidak sesuai fakta,
dusta, dan berjanji palsu.
3. Tipe Kepribadian Terhadap Pandangan Orang lain
Ada sebagian orang yang ketakutan keluar rumah karena memandang banyak orang yang
melakukan kejahatan. Pandangan ini awal dari traumatis terhadap orang lain. Bagaimana tipe
kepribadian terhadap pandangan orang lain?
a. Bersahabat
Orang yang bersahabat/berkawan selalu melihat orang lain baik dan menyenangkan serta
mempunyai banyak kawan
b. Bermusuhan
‘13
10
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Orang yang melihat orang lain selalu berbuat jahat dan membahayakan, serta memandang
orang lain sebagai musuh.
4. Tipe Kepribadian Terhadap Pengambilan Keputusan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mengambil keputusan, apakah Anda mau kuliah atau
membolos, kuliah di Program Studi Akuntansi atau Teknik Industri, bekerja di perusahaan atau
berwiraswasta, menikah dini atau menikah sesudah mandiri, mempunyai anak 2 atau lebih, setiap
keputusan pasti beresiko.
Tipe kepribadian berdasar pengambil keputusan dibagi atas:
a. Pengambil resiko adalah orang yang berkeinginan menghasilkan sesuatu sebanyakbanyaknya dalam waktu singkat, malas mengerjakan sesuatu yang rutin dan berspekulasi
tinggi
b. Bermain aman adalah orang yang penakut, menjauhi spekulasi, tidak berani mengambil
resiko sehingga banyak kesempatan lewat begitu saja.
5. Tipe Kepribadian Terhadap Pertanggungjawaban
Tipe kepribadian terhadap tanggung jawab dibagi atas
a. Bertanggung jawab, yaitu orang yang berani mengambil tanggung jawab dan resiko serta
tidak mencari kambing hitam. Bertanggung jawab atas perbuatan anak buah dan bahkan
bertanggung jawab terhadap sesuatu yang buka diperbuatnya
b. Pengecut, yaitu orang yang tidak mau menerima resiko atas segala perbuatannya,
melemparkan tanggung jawab dan mencari kambing hitam. Ia membiarkan segala
sesuatu berjalan berdasarkan nasib, dan bersikap masa bodoh.
Orang pengecut tidak selalu tenang karena takut suatu saat orang lain mengetahuinya.
Orang pengecut menjadi kebal dengan kepengecutannya sehingga lama-kelamaan menjadi
kepribadiannya. Untuk menjadi sukses, jadilah orang yang bertanggung jawab dan bukan
menjadi orang pengecut. Pengecut akan membuat hati resah dan banyak menguras energi,
sedangkan tanggung jawab akan membuat hari tenang sehingga kita dapat bekerja denga
hati yang tenang dan tidak terbebani. Jadilah orang yang sukses dan bertanggung jawab.
6. Tipe Kepribadian Terhadap Karir
Seseorang yang dapat memimpin dirinya akan dapat menjadi pemimpin bagi orang lain.
Namun adakalanya kita tidak sukses memimpin diri sendiri, tidak dapat mengatur waktu dan tidak
disiplin dalam mencapai tujuan dll. Orang kurang sukses dalam mengatur dirinya biasanya kurang
optimal ketika menjadi pemimpin. Tipe kepribadian karir dapat dibedakan menjadi
a. manajer/ pemimpin: profesi manajer berkewajiban mengarahkan pencapaian pada satu
tujuan dan mempunya potensi berkembang tinggi serta menjadi pekerja keras
b. staf: profesi untuk mengerjakan sesuatu dengan baik dan tidak berhubungan dengan
kepemimpinan, mempunyai sifat setia, dan pekerja yang tekun
‘13
11
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Tipe Kepribadian Terhadap Pandangan Masa Depan
Bagaimana Anda memandang masa depan? Apabila Anda memandang masa depan dengan
cerah dan Anda dapat mencapainya, Anda termasuk orang yang optimis. Namun, apabila Anda
memandang masa depan suram, tidak berprospek, Anda termasuk orang pesimis.
Kepribadian terhadap masa depan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a. Optimis, orang yang mau menantang masa depan, pandai bergaul, mampu mengontrol diri,
dan rasional
b. Pesimis, orang yang memandang masa depan dengan suram, tidak mempunyai harapan
baik, apatis, merasa berdosa, putus asa, mudah marah, dan tidak berbahagia
8. Tipe Kepribadian dalam Kehidupan Pribadi
Hidup adalah keseimbangan. Dalam hidup kita akan menjalani berbagai peran dan tugas
dimana kesemuanya membutuhkan perhatian yang cukup. Kehidupan yang seimbang akam
memudahkan kita dalam mencapai cita-cita. Kehidupan profesional dan kehidupan pribadi harus
dapat berjalan seiring. Kehidupan pribadi meliputi juga kehidupan percintaan dalam keluarga,
mencintai dan dicintai anak-anak dan pasangan hidup. Bagaimana tipe kepribadian berdasar
kehidupan pribadi? Kita dapat membedakan dalam dua hal.
a. Romantis adalah orang yang mementingkan hubungan cinta. Orang yang romantis dapat
jatuh cinta berkali-kali, tetapi tetap mendambakan satu orang. Tipe ini juga menyukai seni,
rapi, banyak kawan, tidak konservatif, hangat, dan kurang rasional, tetapi lebih emosional.
b. Prosmikuaitas adalah orang yang mementingkan hubungan badan atau seks saja. Tipe ini
dapat jatuh cinta kepada banyak orang, tetapi hanya tertarik pada seksualnya saja.
Anda ingin sukses dalam kehidupan bercinta? Jadilah orang yang romantis dengan tetap menjadi
kerasionalan. Cinta jangan membutakan segala-galanya. Cinta memang membutuhkan
pengorbanan, tetapi pengorbanan harus ada batasnya. Andalah yang dapat memutuskan batas
pengorbanan yang layak bagi diri Anda sendiri.
B. Multiple Inteligence (Tipe-tipe Kecerdasan)
Howard Gardner pada 1983 mengemukakan Teori Multiple Inteligence yang mengidentifikasi
8 jenis kecerdasan dan setiap orang memiliki keunggulan di salah satu jenis kecerdasan. Seorang
yang tidak pandai matematika buka berarti dia bodoh, tetapi mungkin dia pandai di bidang musik,
karena kecerdasan musiknya lebih dominan dibandingkan kecerdasan yang lain.
Jenis-jenis kecerdasan tersebut adalah:
1. Kecerdasan Spatial (Ruang)
Orang yang memiliki kecerdasan Ruang lebih dominan, memiliki kemampuan visualisasi lebih
dominan. Orang ini lebih mudah belajar melalui gambar-gambar. Contoh: seniman,
perancang, arsitek, dsb
2. Kecerdasan Linguistic (Bahasa)
‘13
12
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Orang dengan kecerdasan Bahasa, kemampuan berbahasanya lebih dominan. Orang seperti
ini lebih mudah bejalar kata-kata, bahasa, tulisan maupun lisan. Contoh: penulis, pengarang,
dsb
3. Kecerdasan Logical-mathematical (Logika Matematik)
Orang dengan kecerdasan Logika Matematik lebih menyukai belajar melalui logika, sebab
akibat, angka-angka, abstraksi, berpikir kritis. Profesi yang tepat untuk orang-orang ini antara
lain Pemrogram Komputer
4. Kecerdasan Bodily-kinesthetic (Jasmani)
Orang dengan Kecerdasan Jasmani pandai dalam bidang olah tubuh, seperti penari,
olahragawan, pemain teater
5. Kecerdasan Musical (Musik)
Orang dengan Kecerdasan Musik pandai dibidang yang berkaitan dengan suara, iraman,
nada dan hal-hal yang memanfaatkan indera pendengaran, seperti pemusik, penyanyi,
pengarang lagu dsb.
6. Kecerdasan Interpersonal (Antar Pribadi)
Orang yang pandai bergaul dan berinteraksi dengan orang lain memiliki Kecerdasan
Interpersonal. Orang-orang seperti ini memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain.
Mereka dapat bekerja sama dengan orang lain dan lebih suka belajar melalui diskusi dalam
kelompok
7. Kecerdasan Intrapersonal
Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal memiliki pemahaman terhadap diri sendiri
yang tinggi, mengenali keunikan diri, dapat memprediksi emosi diri. Berpikir kritis adalah
bidang keahliannya. Pengarang, psikolog, consular, ahli filsafat adalah profesi yang tepat
bagi kelompok ini.
8. Kecerdasan Naturalistic
Orang yang memiliki kecerdasan Naturalistic memilkik pemahaman tentang lingkungan yang
tinggi. Orang-orang seperti ini cocok bekerja sebagai petani, berkebun, ahli pertambangan,
dsb.
REFERENSI

Srijanti, dkk. Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana. Edisi 2. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2009.
‘13

Suhardono, Rene, 2012, Your Job is not Your Career, Literati, Tangerang

http://aikesari.multiply.com

http://www.gsn-soeki.com

http://wangmuba.com

http://www.shoutmix.com
13
Etik UMB
Gunawan Wibisono, SH, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download