SEMINAR HASIL DOSEN MUDA PENYUSUNAN PUSTAKA DNA GENOMIK RHIZOBAKTERI PENGHASIL IAA OLEH: LILY SYUKRIANI,SP FUJI ASTUTI,SSI. MSI SELVI ELVIA PEMBIMBING: PROF.DR.SC.AGR.IR.JAMSARI,MP PENDAHULUAN • Kira-kira 25% dari luas daratan Indonesia mrpk ultisol • Permasalahan tanah ultisol hara makro rendah, hara mikro tinggi meracuni tanaman menghambat pertumbuhan akar • Mikroorganisme di dalam tanah dapat memacu pertumbuhan tanaman menghasilkan auksin, giberelin, etilen, dll Auksin sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama dalam perbesaran dan pembelahan sel, mempengaruhi permeabilitas membran sel, peningkatan respirasi pada jaringan tanaman, memacu sintesis mRNA serta protein enzim berupa protein struktural, inisiasi pembentukan akar, dll Biosintesis auksin tidak hanya pada tanaman tingkat tinggi tetapi juga pada mikroorganisme seperti fungi, bakteri, actinomycetes dan alga. Kemampuan rhizobakteri memproduksi IAA dapat dimanfaatkan untuk peningkatan dan perbaikan pertumbuhan tanaman melalui teknologi rekayasa genetika Gen yang diperoleh dari pustaka genom dapat digunakan untuk memproduksi IAA dalam jumlah besar Pustaka DNA mrpk sekumpulan sekuens DNA dari suatu organisme yang masingmasing telah diklon ke dalam vektor tertentu untuk memudahkan pemurnian , penyimpanan, dan menganalisisnya. TUJUAN PENELITIAN Memperoleh isolat rhizobakteri yang mampu menghasilkan IAA Menyusun pustaka DNA genomik rhizobakteri penghasil IAA tertinggi BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2009 – Januari 2010, di laboratorium Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Lt II Jur BDP Faperta Unand Penelitian ini terdiri dari 2 tahap : 1. Identifikasi rhizobakteri penghasil IAA 2. Penyusunan pustaka DNA rhizobakteri penghasil IAA I. Identifikasi rhizobakteri A. Secara fisiologis 1. Pengambilan sampel tanah 2. Isolasi rhizobakteri 3. Uji gram 4. Uji pigmen fluorescen 5. Uji kemampuan rhizobakteri dalam memproduksi IAA HASIL DAN PEMBAHASAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Kode Isolat Al 1 Al 2 Al 3 Al 4 Al 5 Al 6 Al 7 Al 8 Al 9 Al 10 Al 11 SK 1 SK 2 SK 3 SK 4 SK 5 SK 6 SK 7 SK 8 PR 1 PR 2 PR 3 PR 4 PR 5 PR 6 Asal Tanaman Uji Gram Alang-alang Alang-alang Alang-alang Alang-alang Alang-alang Alang-alang Alang-alang Alang-alang Alang-alang Alang-alang Alang-alang Sikaduduk Sikaduduk Sikaduduk Sikaduduk Sikaduduk Sikaduduk Sikaduduk Sikaduduk Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Negatif Negatif Positif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Positif Positif Negatif Uji Fluorescen OD IAA Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 0.113 0.101 0.096 0.276 0.071 0.071 0.132 0.117 0.061 0.336 0.289 0.092 0.303 0.09 0.062 0.065 0.221 0.102 0.079 0.096 0.094 0.156 0.109 0.162 0.123 10.53 9.41 8.94 25.71 6.61 6.61 12.3 10.9 5.68 31.3 26.92 8.57 28.22 8.38 5.78 6.05 20.59 9.5 7.36 8.94 8.76 14.53 10.15 15.09 11.46 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 PR 7 PR 8 PR 9 PR 10 PR 11 PR 12 PR13 PR 14 PR 15 PR 16 PR 17 PM 1 PM 2 PM 3 PM 4 PM 5 PM 6 PM 7 PM 8 KM 1 KM 2 KM 3 KM 4 PT 1 PT 2 Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Paku resam Pimping Pimping Pimping Pimping Pimping Pimping Pimping Pimping Karamunting Karamunting Karamunting Karamunting Polysticum sp Polysticum sp Positif Negatif Negatif Positif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Positif Positif Positif Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada 0.142 0.067 0.15 0.057 0.047 0.107 0.099 0.101 0.093 0.099 0.234 0.109 0.135 0.052 0.155 0.1 0.077 0.172 0.108 0.078 0.095 0.13 0.094 0.068 0.082 13.23 6.24 13.97 5.31 4.38 9.97 9.22 9.41 8.66 9.22 21.8 10.15 12.58 4.84 14.44 9.32 7.17 16.02 10.06 7.27 8.85 12.11 8.76 6.33 7.64 • Dari 50 isolat dipilih 6 isolat yang menghasilkan IAA tertinggi untuk selanjutnya dilakukan uji pertumbuhan bakteri sekaligus uji kemampuan rhizobakteri menghasilkan IAA setiap 4 jam A B S O R B A N WAKTU PENGAMATAN (JAM) • Grafik 1. Laju pertumbuhan dan kemampuan isolat menghasilkan IAA, • ket : a = isolat Al 10 , b = isolat Al 4, c = isolat PR 17, d =isolat SK 6, e = isolat SK 2, f = isolat Al 11 B. Secara molekuler Isolat yang menghasilkan IAA tertinggi (Isolat Al 11) diidentifikasi secara molekuler 1. Isolasi DNA Menggunakan metode Leah, White, Rhoad & Leung (1994) M M = λ DNA 50, 1 1 = DNA isolat Al 11 2. Amplifikasi gen 16S rRNA DNA hasil ekstraksi diamplifikasi dengan menggunakan kombinasi primer yang didesain dari sekuen gen 16S rRNA. Kombinasi primer yang digunakan adalah 27F (5’AGAGTTTGATCMTGGCTCAG-3’) dan 1525R (5’AAGGAGGTGWTCCARCC-3’). Reaksi PCR dilakukan pada total volume 25 µl yang terdiri dari 2 µl DNA templet, 2 µl kombinasi masing-masing primer 27Fdan 1525R (5 pmol/µl), 21 µl ddH2O PCR dalam RTG-PCR Bead. Amplifikasi dilakukan sebanyak 30 siklus pada mesin PCR (Biometra-Jerman). M 1 1500 bp M = 1 Kb, 1 = produk PCR Hasil elektroforesis dari fragmen produk PCR dengan ukuran sekitar 1500 bp, yang merupakan ukuran yang diharapkan bila menggunakan kombinasi primer 27F dan 1525R dari sekuens gen 16S rRNA • 2. Analisis sekuens gen 16S rRNA – Sekuensing dilakukan di PT CPI (Chaeron Phokphand Ind) di Jakarta. Sekuensing dilakukan satu arah (one read direction) menggunakan primer 1525R, kemudian diedit menggunakan bantuan paket software DNASTAR (Madison Wisconsin-USA) dan dikontrol secara manual. C. Analisis BLAST sekuen DNA Analisis BLAST dilakukan untuk membandingkan data sekuens yang dimiliki dengan sekuenssekuens DNA dari berbagai penjuru dunia dan tanaman yang didepositkan pada database (gen bank) sekuens publik. Analisis BLAST dilakukan secara online pada website NCBI (National Centre of Biotechnology Information) www.ncbi.nlm.nih.gov/BLAST. •. Kode akses FN563421.1 FN563419.1 GQ487956.1 AY346313.2 EU116047.1 Deskripsi Acinetobacter genomosp.3 partial 16S rRNA gene, strain bpoe1350 Acinetobacter genomosp.3 partial 16S rRNA gene, strain bpoe1348 Uncultured bacterium clone G1041 16S rRNA gene, partial sequence Acinetobacter calcoaceticus strain HPC253 16S rRNA gene, partial sequence Acinetobacter calcoaceticus strain D9 16S rRNA gene, partial sequence Max. Identifikasi 93% 93% 93% 93% 93% Bakteri Acinetobacter calcoaceticus merupakan bakteri gram negatif, mampu menghasilkan IAA, siderophor, pelarut phospat (Prashantt, Makarand, Bhushan, Sudhir, 2008) 8 strain Acinetobacter yang di isolasi dari rhizosfir tanaman gandum mampu menghasilkan IAA (Huddedar1, Shete, Tilekar, Gore, Dhavale, Chopade, 2002) II. Penyusunan Pustaka DNA 1. Isolasi DNA genomik rhizobakteri 2. Pemotongan parsial DNA rhizobakteri 3. Preparasi DNA plasmid 4. Ligasi fragmen ke dalam vektor 5. Transformasi vektor ke dalam sel inang 6. Seleksi koleksi rekombinan 7. Analisis ukuran insert 2.Penyusunan Pustaka DNA • 1. Isolasi DNA rhizobakteri • konsentrasi DNA cukup tinggi kira-kira 600 ng1000 ng. M 1 2 3 4 • Gambar 1. Hasil elektroforesis isolasi DNA rhizobakteri ‘G’, • M = λ DNA 50, 1-4 = DNA rhizobakteri ‘G’ 2. Pemotongan parsial DNA rhizobakteri Penggunaan enzim EcoRI karena kompatibel dengan plasmid PUC18. Menghasilkan pita smear antara 4-10 kb. M 4.5 u 5 u 5.5 u 6 u 6.5 u 7 u 10000 bp 4000 bp Gambar 2. Hasil elektroforesis restriksi menggunakan enzim EcoRI, M = 1 kb, • 3. Isolasi dan pemotongan DNA plasmid PUC 18 • Vektor yang digunakan untuk penyusunan pustaka DNA ini adalah PUC18 yang berukuran 2686 bp. • PUC18 ini sebelum dipergunakan perlu diperbanyak terlebih dahulu di dalam E.coli, setelah itu baru DNA plasmid diisolasi. • M 1 Gambar 3. Hasil elektroforesis isolasi DNA PUC18, M = 1 kb, 1 = DNA PUC18 4. Ligasi dan transformasi Ligasi antara fragmen DNA ‘G’ dengan plasmid PUC18 dilakukan dengan enzim T4 DNA ligase, yang kemudian langsung ditransformasi menggunakan metode heat shock, hasil transformasi ini ditumbuhkan pada media LB padat yang mengandung ampicilin, X-gal dan IPTG. Gambar 4. Hasil transformasi klon rekombinan ke dalam E.coli DH5α Koloni putih = koloni rekombinan = 176 koloni Koloni biru = non rekombinan = 6 koloni • 6. Analisis ukuran insert – Koloni putih yang dihasilkan kemudian diamplifikasi menggunakan primer M13RF, dengan kondisi PCR predenaturasi 940C selama 2 menit, denaturasi 940C selama 1 menit, anneling 550C selama 1 menit, extensi 720C selama 1 menit, final extensi 720C selama 7 menit. – Amplifikasi ini bertujuan untuk mengetahui berapa fragmen DNA yang telah terinsert M • • • 1 2 1000 bp Gambar 5. Hasil elektroforesis amplifikasi koloni rekombinan, M = 1 kb, 1-2 = DNA ‘G’ Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa setelah diamplifikasi ternyata fragmen DNA yang terinsert ke dalam vektor adalah sebesar lebih kurang 1000 bp – 103 bp (panjang primer M13) = 897 bp KESIMPULAN 1. Dari 50 isolat yang diisolasi dari rhizosfir tanaman ultisol mampu menghasilkan IAA, Isolat Al 11 merupakan penghasil IAA tertinggi dari rhizosfir tanaman alang-alang sebanyak 26,92 ppm 2. Penyusunan pustaka DNA telah berhasil dilakukan dengan terinsertnya fragmen sekitar 897 bp TERIMA KASIH