ARTIKEL ILMIAH PENYUSUNAN PUSTAKA DNA GENOMIK RHIZOBAKTERI PENGHASIL IAA Lily Syukriani*), Fuji Astuti Febria **), Selvi Elvia***) ABSTRAK Penelitian dengan judul “ Penyusunan pustaka DNA genomik rhizobakteri penghasil IAA” telah dilaksanakan dari bulan April sampai dengan November 2009, dengan tujuan memperoleh isolat-isolat unggul rhizobakteri yang mampu menghasilkan IAA dan menyusun pustaka DNA genomik rhizobakteri penghasil IAA. Percobaan ini terdiri dari 2 tahap yakni tahap 1. Karakterisasi dan identifikasi rhizobakteri terdiri dari pengambilan sampel tanah, isolasi rhizobakteri, uji reaksi gram, uji kemampuan rhizobakteri dalam memproduksi IAA. Tahap 2. Penyusunan pustaka DNA genomik terdiri dari isolasi DNA genomik, isolasi DNA plasmid, ligasi fragmen ke dalam vektor, transformasi vektor ke dalam sel inang, seleksi koleksi rekombinan dan analisis efisiensi transformasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dari isolasi rhizobakteri di sekitar kebun percobaan kampus Unand Limau Manih dengan kondisi tanah ultisol ternyata mampu menghasilkan IAA. Dan penyusunan pustaka DNA genomik rhizobakteri penghasil IAA telah berhasil disusun dengan insert sebesar 897 bp. Kata kunci : rhizobakteri, IAA, pustaka DNA *) Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Andalas **) Staf pengajar Fakultas MIPA Universitas Andalas ***) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Andalas PENDAHULUAN Rhizobakteria merupakan kelompok bakteri yang hidup dan berkembang di daerah rizosfer tanaman. Kelompok rhizobakteria ini diketahui dapat merangsang pertumbuhan tanaman sehingga produksi tanaman dapat meningkat. Beberapa kelompok bakteri yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi tanaman adalah : (a) Rhizobium (bakteri penambat N2 yang bersimbiosis dengan kacang– kacangan, (b) Azotobakter, Azospirillum (bakteri penambat N2 yang tidak bersimbiosis dengan tanaman, (c) Bacillus subtilis, B. polymixa (bakteri penghasil senyawa yang dapat melarutkan fosfat tanah), (d) Clostridium dan (e) Pseudomonas fluorescens dan P. putia. Kemampuan rhizobakteri untuk menghasilkan fitohormon, antibiotik dan senyawasenyawa metabolit lainnya, dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman melalui teknologi rekayasa genetika. Salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari genom suatu oganisme adalah dengan menggunakan pendekatan Shot-Gun. Dengan pendekatan ini, DNA total dipotong dengan menggunakan enzim restriksi. Oleh karena jumlah potongannya sangat banyak maka sulit untuk mempelajarinya dalam waktu yang bersamaan. Oleh sebab itu, potongan-potongan tersebut perlu disimpan terlebih dahulu sebelum mendapat gilirannya untuk dipelajari. Untuk menyimpan potongan atau fragmen DNA genom digunakan pustaka genom. Pustaka genom merupakan koleksi berbagai klon bakteri yang berisi plasmid rekombinan maupun koleksi klon fage yang mengandung DNA rekombinan. Pustaka genom merupakan kumpulan fragmen DNA yang disisipkan ke sebuah vektor (plasmid) (Kartiko, 1990). Pustaka genom dilakukan untuk mengambil gen pembawa sifat spesifik dari organisme dan mempelajari sifat-sifat dasar biologi molekuler, seperti struktur dan fungsi gen. Gen yang diperoleh dari pustaka genom dapat digunakan untuk memproduksi senyawa tertentu dalam jumlah besar (Shahib, 1990). BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan April 2009 – November 2009, di Laboratorium Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP Faperta Unand. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap: Tahap 1. Mengindentifikasi Rhizobakteria terdiri dari pengambilan sampel tanah di sekitar kebun percobaan kampus Unand Limau Manih , isolasi rhizobakteri menggunakan teknik pengenceran seri, uji reaksi gram dengan meneteskan KOH pada suspensi bakteri, uji kemampuan rhizobakteri dalam memproduksi IAA menggunakan pereaksi Salkowsky. Tahap 2. Penyusunan pustaka DNA genomik terdiri dari isolasi DNA genomik, isolasi DNA plasmid, ligasi fragmen ke dalam vektor, transformasi vektor ke dalam sel inang, seleksi koleksi rekombinan dan analisis efisiensi transformasi. HASIL DAN PEMBAHASAN I. Identifikasi Rhizobakteri 1. Isolasi rhizobakteri Pengambilan sampel tanah dilakukan di daerah sekitar kebun percobaan kampus Unand Limau manih (pada beberapa rhizosfir tanaman spt : alang-alang (Imperata cylindrica), sikaduduk (Malastoma malabraticum), pakis, paku-pakuan, pimping dan karamunting. Sampel tanah yang diperoleh diisolasi menggunakan teknik pengenceran seri mulai dari 10-5, 10-6,dan 10-7. Dari keseluruhan sampel telah diperoleh isolat rhizobakteri sebanyak 71 isolat. 2. Uji reaksi gram Dari 71 isolat telah dilakukan uji gram untuk melihat bakteri tersebut termasuk gram positif apabila tidak terjadi penggumpalan atau gram negatif bila terjadi terjadi penggumpalan. Gram positif : 41 isolat, Gram negatif : 30 isolat 3. Uji pigmen fluorescen Dari 30 isolat yang menghasilkan gram negatif tidak satu isolat pun yang menghasilkan pigmen fluorescen. 4. Uji kemampuan rhizobakteri dalam memproduksi IAA Uji kemampuan rhizobakteri dalam menghasilkan IAA yang ditunjukkan dari adanya perubahan warna merah muda pada suspensi rhizobakteri setelah penambahan pereaksi salkowsky. Absorban dari perubahan warna merah diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 535 nm yang telah disesuaikan dengan konsentrasi standar IAA dapat dilihat pada tabel di bawah ini : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Kode isolat bakteri 4a1 4a2 4b2 4c1 4c2 A a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7 a8 B b1 b2 b3 C c3 c4 D d2 d3 d4 d5 d6 E e1 e3 e4 e5 F f3 G H I J K Knsk OD 0.113 0.101 0.234 0.092 0.303 0.336 0.109 0.135 0.052 0.155 0.1 0.077 0.172 0.108 0.099 0.096 0.276 0.071 0.221 0.068 0.082 0.102 0.096 0.094 0.156 0.109 0.162 0.13 0.083 0.12 0.125 0.112 0.107 0.09 0.289 0.094 0.099 0.101 0.093 0.079 IAA (ppm) 10.53 9.41 21.80 8.57 28.22 31.30 10.15 12.58 4.84 14.44 9.32 7.17 16.02 10.06 9.22 8.94 25.71 6.61 20.59 6.33 7.64 9.50 8.94 8.76 14.53 10.15 15.09 12.11 7.73 11.18 11.64 10.43 9.97 8.38 26.92 8.76 9.22 9.41 8.66 7.36 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 Krkr Krpr L P ut1 ut10 ut12 ut13 ut14 ut2 ut4 ut5 ut6 ut7 ut8 ut9 0.078 0.123 0.099 0.081 0.071 0.047 0.061 0.062 0.065 0.132 0.142 0.067 0.15 0.117 0.095 0.057 7.27 11.46 9.22 7.55 6.61 4.38 5.68 5.78 6.05 12.30 13.23 6.24 13.97 10.90 8.85 5.31 Dari 56 isolat dipilih 6 isolat yang menghasilkan IAA tertinggi untuk selanjutnya dilakukan uji pertumbuhan bakteri sekaligus uji kemampuan rhizobakteri menghasilkan IAA setiap 4 jam. A b s o r b a n Waktu pengamatan (jam) Grafik 1. Laju pertumbuhan dan kemampuan isolat menghasilkan IAA, ket : a = isolat a, b = isolat b2, c = isolat 4b2, d =isolat c, e = isolat 4c2, f = isolat f Dari grafik dapat terlihat bahwa rhizobakteri no.f menunjukkan grafik tertinggi dari keseluruhan isolat yang berarti bahwa isolat no.f atau rhizobakteri ‘G’ menghasilkan IAA paling tinggi diantara isolat yang lainnya. II. Penyusunan Pustaka DNA Isolat rhizobakteri ‘G’ yang menghasilkan IAA tertinggi digunakan untuk penelitian tahap selanjutnya. 1. Isolasi DNA rhizobakteri Isolasi DNA telah berhasil dilakukan seperti terlihat pada gambar di bawah ini dengan 4 ulangan, dengan konsentrasi yang cukup tinggi kira-kira 600 ng-1000 ng. M 1 2 3 4 Gambar 1. Hasil elektroforesis isolasi DNA rhizobakteri ‘G’, M = λ DNA 50, 1-4 = DNA rhizobakteri ‘G’ 2. Pemotongan parsial DNA rhizobakteri Enzim EcoR1 dapat memotong secara parsial 1µg DNA rhizobakteri pada suhu 37 C selama semalaman (over night) sehingga menghasilkan pita smear antara 4-10 kb. Penggunaan enzim EcoR1 karena kompatibel dengan plasmid PUC18. 0 Pemberian enzim EcoR1 lebih dari 5 unit menyebabkan DNA total terpotongpotong menjadi fagmen yang berukuran lebih besar. Ukuran fragmen DNA yang besar sangat penting dalam mengkonstruksi pustaka genom (Suharso, 2002). M 4.5 u 5u 5.5 u 6u 6.5 u 7u 10 kb --7 kb ----5 kb ----- Gambar 2. Hasil elektroforesis restriksi menggunakan enzim EcoR1, M = 1 kb, 3. Isolasi dan pemotongan DNA plasmid PUC 18 Vektor yang digunakan untuk penyusunan pustaka DNA ini adalah PUC18 yang berukuran 2686 bp. PUC18 ini sebelum dipergunakan perlu diperbanyak terlebih dahulu di dalam E.coli, setelah itu baru DNA plasmid diisolasi. Pada gambar di bawah merupakan hasil elektroforesis isolasi DNA plasmid dengan konsentrasi yang cukup tinggi dengan ukuran kurang dari 3000 bp. M 1 3000 bp-- Gambar 3. Hasil elektroforesis isolasi DNA PUC18, M = 1 kb, 1 = DNA PUC18 DNA plasmid yang telah diperoleh ini kemudian direstriksi menggunakan enzim EcoR1 1-2 unit yang kemudian di dephosporilasi menggunakan alkaline phosphatase. Perlakuan dephosporilasi plasmid PUC18 dimaksudkan untuk menghindari terjadinya ligasi antar plasmid (self ligation) (Nofiani, Sindumarta, Natalia, 2006). 4. Ligasi dan Transformasi Ligasi antara fragmen DNA ‘G’ dengan plasmid PUC18 dilakukan dengan enzim T4 DNA ligase, yang kemudian langsung ditransformasi menggunakan metode heat shock, hasil transformasi ini ditumbuhkan pada media LB padat yang mengandung ampicilin, X-gal dan IPTG. Vektor PUC18 membawa gen ampicilin menyebabkan koloni yang tumbuh bersifat resisten terhadap ampicilin. Penyisipan DNA pada daerah gen lacZ dapat diseleksi berdasarkan warna koloni yang dihasilkan dengan adanya X-gal dan IPTG. Gambar 4. Hasil transformasi klon rekombinan dalam E.coli DH5α Koloni putih yang dihasilkan kemudian diamplifikasi menggunakan primer M13RF, dengan kondisi PCR predenaturasi 940C selama 2 menit, denaturasi 940C selama 1 menit, anneling 550C selama 1 menit, extensi 720C selama 1 menit, final extensi 720C selama 7 menit. Amplifikasi ini bertujuan untuk mengetahui berapa fragmen DNA yang telah terinsert. M 1 2 1000 bp- Gambar 5. Hasil elektroforesis amplifikasi koloni rekombinan, M = 1 kb, 1-2 = DNA ‘G’ Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa setelah diamplifikasi ternyata fragmen DNA yang terinsert ke dalam vektor adalah sebesar lebih kurang 1000 bp – 103 bp (panjang primer M13) = 897 bp. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Dari isolasi rhizobakteri di sekitar kebun percobaan kampus Unand Limau Manih dengan kondisi tanah ultisol ternyata mampu menghasilkan IAA. b. Penyusunan pustaka DNA genomik rhizobakteri penghasil IAA telah berhasil disusun dengan insert sebesar 897 bp. 2. Saran a. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengisolasi gen penghasil IAA tersebut.